• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agustina Dwi Lestari NIM: 091334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agustina Dwi Lestari NIM: 091334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dialah Tuhan yang akan membuat Segalanya kan indah pada waktuNYA Untuk segala sesuatu ada masanya

Tuhan sendiri yang akan menyelesaikannya Serahkanlah saja pada kehendakNYA Dia kan buat indah pada waktuNYA

Karya ini ku persembahkan untuk:

Yesus Kristus yang selalu mengasihi dan membimbing hidupku

Bunda Maria yang selalu menjaga dan menemaniku

Bapak dan Ibuku tercinta

Kakakku tersayang Mbak Kitin

(6)

v

MOTTO

Hanya yang menabur dengan menangis tahu arti yang sebenarnya dari sukacita pada saat ia menuai. Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

(Mazmur 126:5)

Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan.

(Modul Bimbingan Konseling)

Wahai kaum muda! Jika kamu tidak tahan menghadapi susahnya belajar, kelak kamu menyesal menanggung betapa beratnya kebodohan. (Pythagoras)

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman Agustina Dwi Lestari

Universitas Sanata Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (2) hubungan antara persepsi tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (3) hubungan antara persepsi tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (4) hubungan antara persepsi tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan YPKK 3 Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK YPKK 3 Sleman yang berjumlah 157 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 90 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah Chi-Square/Chi Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilaiChi-Squarehitung = 22,637 < Chi-Squaretabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,124> α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentangkompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 10,284 <Chi-Squaretabel = 15,507; nilai probabilitas = 0,246 > α = 0,05); (3) ada

hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 44,324 > Chi-Square tabel =

26,296; nilai probabilitas = 0,000 < α = 0,05); (4) ada hubungan antara persepsi

siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Squarehitung = 34,879 >Chi-Squaretabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,004

(10)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S PERCEPTION ON ACCOUNTING TEACHER’S COMPETENCE

AND STUDENT’S MOTIVATION

A Case Study : Students of Tenth and Eleventh Class of SMK YPKK 3 Sleman

Agustina Dwi Lestari Sanata Dharma University

2013

This research aims to know: (1) the relationship between the student’s

perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the

student’s motivation (2) the relationship between the student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (3) the relationship between the student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (4) the relationship between

the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and the student’s motivation.

It is a case study at SMK YPKK 3 Sleman. The population of this research were 157 students of SMK YPKK 3 Sleman and the samples were 90 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. The techniques of collecting the data were questionnaire and documentation. Technique of data analysis was Chi-Square.

The result indicates that: (1) thereisn’t any relationship between the student’s

perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the

student’s motivation (Chi-Square value = 22,637 < Chi-Square table = 26,296; the

probability value = 0,124 > α = 0,05); (2) there isn’t any relationship between the

student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 10,284 < Chi-Square table =

15,507; probability value = 0,246 > α = 0,05); (3) there is relationship between the

student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 44,324 > Chi-Square table =

26,296; the probability value = 0,000 < α = 0,05); (4) there is relationship between

the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 34,879 > Chi-Square table = 26,296;

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa” ini dapat

diselesaikan oleh penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun baik kerja sama, dukungan semangat, doa maupun material. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah bekerja sama dalam hal surat penelitian.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

(12)

xi

6. Segenap staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

7. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi selama ini.

8. Ibu Drs. Nursilah selaku Kepala Sekolah SMK YPKK 3 Sleman yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Seluruh siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman yang telah berkenan untuk terlibat dalam penelitian sebagai responden.

10. Bapak FX. Margiyanto dan Ibu Paula W., kakakku terkasih Mbak Christina Purnamasari, masku tersayang Mas Micko dan semua sanak keluarga penulis yang telah memberikan dukungan doa, dukungan material, semangat, motivasi, dan cinta kepada penulis selama ini.

11. Para sahabatku PAK angkatan 2009 yang telah mendukung dan berjuang bersamaku selama ini.

12. Semua teman-teman Cana Community khususnya para super hero (Nita, Anton, Ita, Dio, Yosa, Aster, Angelin, Aris, Vannie, Wahyu, dan Wuni) serta Romo Elias, terima kasih berkat doa dan dukungannya selama ini.

(13)

xii

Widya, Vida, Ursula, Gabby, Kika, dan Lia), terima kasih atas canda tawa yang telah memberikan semangat bagi penulis untuk pantang menyerah.

14. Teman-teman kost Brojowikalpo (Vivi, Alfa, Mbak Elsa, Mbak Popon, dan Eva), Bapak Budi Laksono dan Ibu Setiti dan adik kostku Dita yang telah memberikan semangat dan dukungan doa.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Skripsi ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah. ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

(15)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Persepsi Siswa ... 7

B. Tinjauan tentang Kompetensi... 8

C. Kompetensi Guru... 9

D. Motivasi Belajar ... 14

E. Kerangka Berfikir. ... 16

F. Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian. ... 21

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel... 21

E. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian... 22

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 26

G. Teknik Pengujian Instrumen... 27

H. Teknik Analisis Data. ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH. ... 43

A. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 Sleman ... 43

B. Visi, Misi dan Tujuan SMK YPKK 3 Sleman ... 43

C. Identitas Sekolah ... 44

(16)

xv

E. Fasilitas dan Media Pembelajaran ... 47

F. Hubungan antara Sekolah dan Instansi Lain ... 48

G. Guru SMK YPKK 3 Sleman ... 48

H. Siswa SMK YPKK 3 Sleman ... 50

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data. ... 51

1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi... 51

2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional ... Guru Akuntansi ... 52

3. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian ... Guru Akuntansi ... 53

4. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru ... Akuntansi... 54

5. Motivasi Belajar Siswa... 55

B. Uji Normalitas ... 56

C. Pengujian Hipotesis. ... 56

1. Hipotesis Pertama... 56

2. Hipotesis Kedua ... 58

3. Hipotesis Ketiga ... 59

(17)

xvi

D. Pembahasan ... 64

1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si Pedagogik Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 64

2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si ProfeKompeten-sional Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 66

3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si Kepribadian Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 67

4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si SoKompeten-sial Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 69

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 71

A. Kesimpulan... 71

B. Saran ... 72

C. Keterbatasan……... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Guru Akuntansi... 23 Tabel III.2 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa….. ... 25 Tabel III.3 Bobot Alternatif Jawaban…... 26 Tabel III.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi ... 28 Tabel III.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi... 29 Tabel III.6 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi ... 30 Tabel III.7 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi ... 31 Tabel III.8 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi

Belajar Siswa... 31 Tabel III.9 Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian... 33 Tabel III.10 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 33 Tabel III.11 Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 34 Tabel III.12 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi

(19)

xviii

Tabel III.13 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Profesional Guru Akuntansi... 36 Tabel III.14 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Guru Akuntansi... 37 Tabel III.15 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial

Guru Akuntansi. ... 38 Tabel III.16 Interval Skor Motivasi Belajar Siswa ... 39 Tabel III.17 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap

Koefisien Korelasi... 42 Tabel IV.1 Ruangan SMK YPKK 3 Sleman ... 46 Tabel IV.2 Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Guru

SMK YPKK 3 Sleman ... 48 Tabel IV.3 Jumlah Siswa SMK YPKK 3 Sleman ... 50 Tabel V.1 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik

Guru Akuntansi. ... 51 Tabel V.2 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Profesional Guru Akuntansi... 52 Tabel V.3 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Guru Akuntansi. ... 53 Tabel V.4 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial

(20)

xix

Tabel V.7 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 57

Tabel V.8 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua... 58

Tabel V.9 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga... 60

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 78

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 88

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 102

Lampiran 4 Uji Normalitas ... 109

Lampiran 5 Deskripsi Data ... 112

Lampiran 6 Uji Hipotesis (Chi-Square) ... 118

Lampiran 7 Daftar Tabel ... 123

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian. ... 126

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan terutama sekolah diibaratkan sebuah pabrik yang menghasilkan produk yang mampu “dipasarkan”, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya karena kualitas dan mutu produk tersebut baik. Produk yang dihasilkan dalam dunia pendidikan adalah peserta didik. Sama halnya dengan produk pabrik yang merupakan hasil dari sebuah proses produksi, begitu juga dengan produk dari dunia pendidikan adalah hasil dari sebuah proses pendidikan. Untuk menghasilkan sebuah produk yang bermutu dan berkualitas tidaklah mudah. Banyak faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik, mulai dari faktor internal maupun faktor eksternal. Selain itu, banyak pihak yang juga berkepentingan dan ikut ambil bagian dalam meningkatkan kualitas peserta didik mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, orang tua, teman sekelas, teman sekolah, masyarakat, bahkan pemerintah. Mereka memiliki perannya masing-masing dalam mendukung terwujudnya proses pendidikan yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

(23)

Anies Baswedan mengatakan bahwa faktor guru sebagai kunci perbaikan praksis pendidikan. Dia menyatakan bahwa menyelesaikan permasalahan guru berarti menyelesaikan sebagian besar masalah pendidikan. Pernyataan tersebut dapat menyadarkan kepada kita bahwa peran guru sangatlah besar bagi terselesaikannya masalah pendidikan. Peranan guru yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas sangat penting, karena setidaknya masalah pendidikan dapat teratasi.

Kita juga tahu bahwa untuk menjadi seorang guru pastinya harus memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan khusus sebelum terjun dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya. Sehingga ada perguruan tinggi berfakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi guru yang memiliki bekal tersebut dan menjadi guru yang profesional serta kompeten di bidangnya. Ada empat standar kompetensi guru profesional yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi ini telah dilatih dan dikembangkan oleh calon guru saat mengenyam pendidikan di universitas selama kurang lebih empat tahun lamanya. Saat menjadi guru pun, keempat kompetensi ini akan terus dikembangkan melalui program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti Sertifikasi Profesi Guru, Uji Kompetensi Guru dan pelatihan-pelatihan lainnya.

(24)

keempat kompetensi guru tersebut. Agar nantinya para guru dapat memberikan kepada peserta didiknya pelayanan proses belajar yang bermutu.

Seorang guru menjadi tolak ukur dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, ada pernyataan yang menyebutkan bahwa seorang guru haruslah dapat “digugu” dan “ditiru”, artinya yang diharapkan adalah guru dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Guru harus mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang menjadikan dirinya layak disebut sebagai seorang pengajar dan pendidik. Tidak sedikit guru-guru yang sudah bertahun-tahun mengajar tetapi masih belum sepenuhnya memenuhi standar kompetensi yang seharusnya dimiliki. Hal ini disebabkan karena guru tersebut kurang memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa untuk menjadi manusia yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik melalui proses pendidikan. Jadi, guru sekan-akan hanya menjalankan profesinya sebagai rutinitas sehari-hari yang hanya mengajarkan materi pelajaran di dalam kelas. Padahal di balik itu semua masih banyak peranan guru yang sangat penting seperti guru berperan sebagai motivator, konselor, manajer kelas, inisiator, direktor atau pengarah, fasilitator, mediator, evaluator dan lain sebagainya.

Menanggapi peranan guru sebagai motivator, menurut peneliti hal ini sangatlah penting. Menurut Sri Esti W. D. dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, ia menyebutkan bahwa “Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar”. Gedung dibuat, guru disediakan,

(25)

bersemangat. Tetapi semua itu akan sia-sia, jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Oleh sebab itu, guru yang pintar sekali pun jika tidak mampu memotivasi siswanya untuk belajar sangatlah disayangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengangkat topik “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa”.

B. Batasan Masalah

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang memengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar (Sardiman, 1986:38). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membatasi penelitiannya pada proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor intern yaitu faktor psikologis khususnya motivasi dan faktor ekstern yaitu guru.

(26)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?

2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?

3. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?

4. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

(27)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan kualitas dan mutu tenaga pengajar.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan motivasi bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya, khususnya guru mata pelajaran akuntansi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi tambahan bagi pembaca terkait dengan dunia pendidikan khususnya tentang keguruan.

4. Bagi penulis

(28)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi Siswa

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengideraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensorik (Walgito, 2010:99). Sedangkan Irwanto (2002: 71) menyatakan persepsi adalah proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti karena persepsi bukan sekedar penginderaan (dalam http://massweeto.blogspot.com/2012/06/tinjauan-teori-tentang-persepsi.html).

Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor yaitu (Walgito, 2010:101):

1. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

(29)

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.

B. Tinjauan tentang Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang digunakan sebagai standar kinerja seseorang yang diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap kinerja organisasi. Kompetensi mempunyai arti yang sangat luas dan variatif, dan dalam implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan individu yang bersangkutan. Inti pokok dari definisi kompetensi adalah penjelasan mengenai tugas-tugas pekerjaan yang dilakukan oleh individu yang berhubungan dengan bagaimana individu itu mengerjakan pekerjaannya. Whiddett dan Hollyforde (Sopiatin, 2010:57) mendefinisikan kompetensi sebagai: competencies are behaviours that individuals demonstrate when undertaking job-relevan tasks effectively within a given organisational context. Definisi tersebut menjelaskan bahwa kompetensi merupakan perilaku individu yang dapat dilihat pada saat ia mengerjakan pekerjaannya.

(30)

1. Pengetahuan, merujuk kepada kemampuan dan hasil pembelajaran, misalnya pengetahuan seorang pendidik.

2. Keterampilan, merupakan keahlian pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, misalnya kemampuan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik ini merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang, misalnya kepercayaan guru terhadap kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

4. Karakteristik pribadi, merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi.

5. Motif, merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis, atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.

C. Kompetensi Guru

Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan

(31)

arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang membentuk standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) ditetapkan oleh Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Berikut adalah uraian garis besar tentang hakikat empat standar kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

1. Kompetensi Pedagogik

(32)

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional dan intelektual.

b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kompetensi Profesional

(33)

(Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi profesional dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti, yakni:

a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan tindakan

reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

3. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan siswa. Kompetensi ini diperoleh dan dikembangkan melalui proses sosialisasi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi kepribadian dijabarkan ke dalam lima kompetensi utama, yakni: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan

nasional Indonesia.

(34)

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang guru untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan pekerjaannya dan lingkungan sekitarnya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi sosial dijabarkan ke dalam empat kompetensi utama, yakni:

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

(35)

D. Motivasi Belajar

Menurut A. W. Bernard (Fudyartono, 2002: 257) memberi definisi motivasi adalah: “Motivation refers to all those phenomena which are involved in the stimulation of action towards particular objectives where previously

there was little or no movement towards those goals “. Dari kutipan ini,

motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dalam stimulasi (perangsangan) tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu dimana sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan ke arah tujuan-tujuan itu. Jadi motivasi adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu.

Winkel (1987:92) menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Sardiman, 2008: 83):

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa”.

4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

(36)

Terdapat tiga fungsi motivasi (Sardiman, 2008:85), yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Dimyati dan Mujiono, unsur- unsur yang memengaruhi motivasi belajar terdiri atas:

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan, hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang hayat.

2. Kemampuan siswa

Untuk mencapai cita-cita perlu didukung oleh kemampuan. Keinginan untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan soal ulangan perlu didukung oleh kemampuan. Kesulitan yang dihadapi perlu diatasi dengan belajar yang lebih giat. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya.

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, memengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa yang sedang sakit, lapar atau marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.

4. Kondisi lingkungan siswa

(37)

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Pengalaman siswa akan berpengaruh kepada motivasi belajar dan prilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi arus informasi melalui surat kabar, televisi, film dan lain- lain sudah menjangkau sampai ke pelosok desa. Lingkungan-lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, guru diharapkan melakukan hal-hal seperti menyelenggarakan tertib belajar di sekolah dan membina disiplin mampu memanfaatkan kondisi yang dinamis ini untuk memotivasi belajar siswa.

6. Upaya guru

Upaya guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Upaya pembinaan di sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, (b) membina disiplin belajar di setiap kesempatan (seperti pemanfaatan waktu), (c) membina belajar tertib pergaulan, (d) membina belajar tertib lingkungan sekolah.

(dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2325403-unsur-unsur-yang-mempengaruhi-motivasi/#ixzz2I0kIbUfP)

E. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru

Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa

(38)

yang menakutkan (Jejen Musfah, 2011:33). Harapan itu adalah keberhasilan dalam mencapai prestasi yang baik pada mata pelajaran akuntansi. Menurut Jejen Musfah (2011: 42), “Guru harus bisa menjadi motivator bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang maksimal”.

2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru

Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa

Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi profesional itu sendiri berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuannya. Guru akuntansi yang memiliki kemampuan tersebut akan memotivasi belajar siswanya, karena siswa percaya pada kemampuan guru yang benar-benar menguasai bahan materi akuntansi.

3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa

(39)

siswa, orang tua dan masyarakat akan luntur bahkan hilang. Guru semacam ini tidak akan dapat menjadi teladan para siswa”. Oleh karena itu, siswa membutuhkan guru yang mampu menanamkan nilai-nilai baik pada dirinya, sehingga siswa tersebut merasa nyaman untuk belajar bersamanya.

4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru

Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa

Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi sosial itu sendiri berkaitan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Jejen Musfah (2011: 52),“Guru harus berjiwa sosial tinggi, mudah bergaul, dan suka menolong, bukan sebaliknya, yaitu individu yang tertutup dan tidak memedulikan orang-orang di sekitarnya”.Oleh karena itu, siswa akan termotivasi untuk belajar dengan guru yang memiliki jiwa seperti itu.

Dari uraian di atas peneliti menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini dalam bentuk bagan yaitu sebagai berikut:

Persepsi Siswa

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Profesional

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Sosial

Motivasi Belajar

(40)

F. Hipotesis Penelitian

Menurut J.W, Buckley et al. M. H. (Sangadji&Sopiah, 2010:90) mendefinisikan bahwa “hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang sederhana mengenai harapan peneliti akan hubungan antara variabel-variabel dalam suatu masalah untuk diuji dalam penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

2. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

3. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

4. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

(41)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005:247). Penelitian ini tentang hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru (yang meliputi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

(42)

2. Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei s.d. Juni 2013.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI program studi akuntansi.

2. Objek

Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi (meliputi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel

1. Populasi

(43)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana, 2001:5). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI jurusan akuntansi yang berjumlah 90 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknikpurposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:61). Dalam hal ini peneliti memilih untuk meneliti siswa kelas X dan XI program studi akuntansi dengan pertimbangan bahwa siswa kelas X dan XI sudah cukup merasakan pengalaman dalam belajar akuntansi bersama guru akuntansi mereka kurang lebih selama dua semester dan masih aktif ke sekolah. Selain pertimbangan tersebut, peneliti juga mempertimbangkan bahwa populasi memiliki kecenderungan karakteristik yang homogen, maka dengan sampel sebanyak 90 siswa sudah cukup representatif untuk diteliti.

E. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

(44)

Variabel penelitian berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar-variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau memengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Sangadji & Sopiah, 2010:136). Maka variabel dalam peneltian ini adalah: a. Persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi (variabel independen)

Persepsi ini meliputi empat macam persepsi yaitu:

1) Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi. 2) Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi. 3) Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi. 4) Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi.

Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Tabel III.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi 2. Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

5, 6, 7

3. Mengembangkan kurikulum 8 4. Melaksanakan pembelajaran

yang mendidik

(45)

5. Memanfaatkan teknologi

informasi untuk pembelajaran 12, 13 6. Membantu peserta didik

mengaktualisasikan potensinya

14, 15

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa

16, 17, 18 8. Menilai proses dan hasil

pembelajaran

19, 20, 21 9. Melakukan tindakan reflektif 22

Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran dasar mata pelajaran yang diasuh

29, 30

3. Mengembangkan materi

pembelajaran secara kreatif 31, 32

Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia

31, 34, 35, 36 2. Pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta dan masyarakat

37, 38, 39, 40 3. Pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif dan berwibawa

41, 42, 43 4. Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan percaya diri

44, 45 5. Menjunjung tinggi kode etik

profesi guru 46

Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Sosial

1. Bersikap insklusif, bertindak objektif dan tidak

diskriminatif

47 2. Berkomunikasi secara efektif,

empatik dan santun 48, 49 3. Beradaptasi di tempat tugas di

seluruh wilayah Indonesia 50 4. Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain

51

(46)

b. Motivasi Belajar Siswa (variabel dependen)

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Tabel III.2

Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa

No. Indikator Motivasi Belajar Nomor Pertanyaan

Positif Negatif

1. Tekun menghadapi tugas 52, 53

2. Ulet menghadapi kesulitan 54, 55

3. Minat terhadap sesuatu 56, 57, 58, 59, 60, 61

4. Mandiri 62, 63

5. Sikap terhadap tugas-tugas rutin 64

6. Teguh dalam pendapat 65

7. Gemar mencari dan memecahkan

masalah soal-soal 66, 67

Jumlah 16

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan variabel motivasi belajar siswa, keduanya diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134).

(47)

Mardapi (2008:121) dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori tiga untuk skala likert. Untuk mengatasi hal tersebut skala likert hanya menggunakan empat pilihan agar jelas sikap atau minat responden, yaitu: Selalu – Sering – Hampir Tidak Pernah–Tidak Pernah.

Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:135):

Tidak Pernah 1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa: 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Sangadji & Sopiah, 2010:151).

(48)

Dipandang dari cara menjawabnya, penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber tertulis, dalam hal ini adalah guru dan identitas siswa. Guru dan siswa digunakan sebagai sumber yang diteliti.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni & Endrayanto, 2012:177).

Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasiproduct momentdengan rumus (Arikunto, 2006:72):

= ( )( )

( ) ( )

dimana:

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

(49)

Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi adalah sebagai berikut:

Tabel III.4

Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi

No. Item

Soal r tabel r hitung Keterangan

Item_1 0,301 0,755 Valid

Item_2 0,301 0,332 Valid

Item_3 0,301 0,395 Valid

Item_4 0,301 0,563 Valid

Item_5 0,301 0,577 Valid

Item_6 0,301 0,755 Valid

Item_7 0,301 0,810 Valid

Item_8 0,301 0,580 Valid

Item_9 0,301 0,765 Valid

Item_10 0,301 0,446 Valid

Item_11 0,301 0,467 Valid

Item_12 0,301 0,588 Valid

Item_13 0,301 0,156 Tidak Valid

Item_14 0,301 0,503 Valid

Item_15 0,301 0,340 Valid

Item_16 0,301 0,443 Valid

Item_17 0,301 0,631 Valid

Item_18 0,301 0,555 Valid

Item_19 0,301 0,391 Valid

Item_20 0,301 0,730 Valid

Item_21 0,301 0,399 Valid

Item_22 0,301 0,450 Valid

Jumlah soal 22 item

(50)

penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi menggunakan 21 item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi adalah sebagai berikut:

Tabel III.5

Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi No. Item

Soal r tabel r hitung Keterangan

Item_23 0,301 0,569 Valid

Item_24 0,301 0,711 Valid

Item_25 0,301 0,891 Valid

Item_26 0,301 0,712 Valid

Item_27 0,301 0,612 Valid

Item_28 0,301 0,366 Valid

Item_29 0,301 0,640 Valid

Item_30 0,301 0,101 Tidak Valid

Item_31 0,301 0,833 Valid

Item_32 0,301 0,681 Valid

Jumlah soal 10 item

Dari hasil pengukuran 10 item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada sembilan item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabeldan ada satu item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi menggunakan sembilan item soal.

(51)

Tabel III.6

Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepibadian Guru Akuntansi

No. Item

Soal r tabel r hitung Keterangan

Item_33 0,301 0,655 Valid

Item_34 0,301 0,833 Valid

Item_35 0,301 0,399 Valid

Item_36 0,301 0,845 Valid

Item_37 0,301 0,480 Valid

Item_38 0,301 0,655 Valid

Item_39 0,301 0,675 Valid

Item_40 0,301 0,791 Valid

Item_41 0,301 0,628 Valid

Item_42 0,301 0,852 Valid

Item_43 0,301 0,682 Valid

Item_44 0,301 0,165 Tidak Valid

Item_45 0,301 0,196 Tidak Valid

Item_46 0,301 0,389 Valid

Jumlah soal 14 item

Dari hasil pengukuran 14 item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada 12 item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabeldan ada dua item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi menggunakan 12 item soal.

(52)

Tabel III.7

Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel

Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi No. Item

Soal r tabel r hitung Keterangan

Item_47 0,301 0,586 Valid

Item_48 0,301 0,705 Valid

Item_49 0,301 0,321 Valid

Item_50 0,301 0,458 Valid

Item_51 0,301 0,793 Valid

Jumlah soal 5 item

Dari hasil pengukuran lima item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada lima item soal valid semua karena rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi tetap menggunakan lima item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut:

Tabel III.8

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa No. Item

Soal r tabel r hitung Keterangan

Item_52 0,301 0,598 Valid

Item_53 0,301 0,583 Valid

Item_54 0,301 0,527 Valid

Item_55 0,301 0,598 Valid

Item_56 0,301 0,674 Valid

Item_57 0,301 0,569 Valid

Item_58 0,301 0,585 Valid

Item_59 0,301 0,461 Valid

Item_60 0,301 0,475 Valid

Item_61 0,301 0,428 Valid

(53)

Item_63 0,301 0,468 Valid

Item_64 0,301 0,165 Tidak Valid

Item_65 0,301 0,484 Valid

Item_66 0,301 0,648 Valid

Item_67 0,301 0,516 Valid

Jumlah soal 16 item

Dari hasil pengukuran 16 item soal untuk variabel motivasi belajar siswa diketahui bahwa ada 15 item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabel dan ada satu item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel motivasi belajar siswa menggunakan 15 item soal.

Jumlah keseluruhan item soal dalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian dari variabel-variabel di atas adalah 62 item soal.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186).

Pengujian reliabilitas dilakukan berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006:109):

11= 1 1

2 2

dimana:

11 = reliabilitas yang dicari

(54)

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan, jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186).

Untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas (keterandalan) dapat menggunakan indeks korelasi sebagai berikut (Arikunto, 2002:245):

Tabel III.9

Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian Besarnya nilai r Tingkat keterandalan

(Interpretasi)

Antara 0,800–1,000 Antara 0,600–0,800 Antara 0,400–0,600 Antara 0,200–0,400 Antara 0,000–0,200

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah

Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alphadan dikerjakan dengan program SPSS 16 dengan koefisien rtabelpada n = 43. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel III.10

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai

0,906 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Profesional Guru Akuntansi

0,883 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi

0,895 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Sosial Guru Akuntansi

(55)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian tentang variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi yang terdiri dari variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, serta variabel motivasi belajar siswa. Pendiskripsian data dilakukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Berikut adalah tabel PAP II (Masidjo, 1995:157):

Tabel III.11

Penilaian Acuan Patokan Tipe II Tingkat Penguasaan

Kompetensi

Kategori Kecenderungan

Variabel

81%–100% Sangat baik

66%–80% Baik

56%–65% Cukup baik

46%–55% Kurang baik

Dibawah 46% Sangat kurang baik

Berikut ini adalah pendeskripsian variabel penelitian:

a. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi

Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi terdiri dari 21 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:

(56)

Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 21 + 81% (84–21) = 72,03 dibulatkan 72

= 21 + 66% (84–21) = 62,58 dibulatkan 63 = 21 + 56% (84–21) = 56,28 dibulatkan 56 = 21 + 46% (84–21) = 49,98 dibulatkan 50 = di bawah 50

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.12

Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi

b. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi

Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi terdiri dari sembilan item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 9 = 36 Skor terendah yang diharapkan 1 x 9 = 9

Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah)

Interval Skor Penilaian

72–84 Sangat baik

63–71 Baik

56–62 Cukup

(57)

= 9 + 81% (36–9) = 30,87 dibulatkan 31 = 9 + 66% (36–9) = 26,82 dibulatkan 27 = 9 + 56% (36–9) = 24,12 dibulatkan 24 = 9 + 46% (36–9) = 21,42 dibulatkan 21 = di bawah 21

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.13

Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi

c. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi

Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi terdiri dari 12 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 12 = 48 Skor terendah yang diharapkan 1 x 12 = 12

Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 12 + 81% (48–12) = 41,16 dibulatkan 41

= 12 + 66% (48–12) = 35,76 dibulatkan 36 = 12 + 56% (48–12) = 32,16 dibulatkan 32

Interval Skor Penilaian

31–36 Sangat baik

27–30 Baik

24–26 Cukup

21–23 Kurang baik

(58)

= 12 + 46% (48–12) = 28,56 dibulatkan 29 = di bawah 29

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.14

Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi

d. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi

Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi terdiri dari lima item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 5 = 20 Skor terendah yang diharapkan 1 x 5 = 5

Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 5 + 81% (20–5) = 17,15 dibulatkan 17

= 5 + 66% (20–5) = 14,90 dibulatkan 15 = 5 + 56% (20–5) = 13,40 dibulatkan 13 = 5 + 46% (20–5) = 11,90 dibulatkan 12 = di bawah 12

Interval Skor Penilaian

41–48 Sangat baik

36–40 Baik

32–35 Cukup

29–31 Kurang baik

(59)

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.13

Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi

e. Motivasi Belajar Siswa

Jumlah soal tentang motivasi belajar siswa terdiri dari 15 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut: Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 15 = 60

Skor terendah yang diharapkan 1 x 15 = 15

Penilaian persepsi siswa tentang motivasi belajar siswa berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 15 + 81% (60–15) = 51,45 dibulatkan 51

= 15 + 66% (60–15) = 44,70 dibulatkan 45 = 15 + 56% (60–15) = 40,20 dibulatkan 40 = 15 + 46% (60–15) = 35,70 dibulatkan 36 = di bawah 36

Interval Skor Penilaian

17–20 Sangat baik

15–16 Baik

13–14 Cukup

12 Kurang baik

(60)

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.16

Interval Skor Motivasi Belajar Siswa

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov. Adapun rumusnya adalah (Sugiyono, 2007:156):

= | ( ) ( )|

D = Deviasi maksimum

( )= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan ( )= Distribusi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,05) maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Sedangkan jika nilai asymp. sig > taraf nyata (0,05) maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru Akuntansi terhadap motivasi belajar siswa. Pengujian hipotesis menggunakan statistik

Interval Skor Penilaian

51–60 Sangat baik

45–50 Baik

40–44 Cukup

(61)

non-parametris yaitu menggunakan Chi-Square/Chi-Kuadrat. Berikut ini adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini:

1. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

2. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

3. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

4. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.

(62)

=

(

)

keterangan:

2

= Chi Kuadrat

0 = Frekuensi yang diobservasi

= Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007:202):

Hoditolak bila X2tabel lebih besar ( )dari X2hitung.

Untuk mencari besarnya koefisien korelasi, maka perlu dicari besarnya koefisien kontingensi C dengan menggunakan rimus sebagai berikut (Sugiyono, 2007:224):

= +

keterangan:

(63)

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang telah ditemukan, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut (Sugiyono, 2007:216):

Tabel III.17

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 Sangat rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Cukup kuat

0,60–0,799 Kuat

(64)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 Sleman

SMK YPKK 3 Sleman berdiri sejak tahun 1987. Pendirinya adalah YPKK Propinsi DIY. Dengan izin pendiri dari kanwil No. 065/H/1987 pada tanggal 7 April 1987. SMK YPKK 3 Sleman adalah alih nama dari SMEA YPKK Maguwoharjo. Nama SMK YPKK 3 Sleman mencuat di tengah-tengah masyarakat pada bulan Juni 1997.

SMK YPKK 3 Sleman hanya mempunyai satu program studi yaitu akuntansi. Sejak tahun 1992 telah dipercaya untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Lulusan SMK YPKK 3 Sleman banyak yang bekerja di instansi pemerintah dan di perusahaan-perusahaan swasta di dalam dan luar negeri.

B. Visi, Misi dan Tujuan SMK YPKK 3 Sleman

1. Visi

Terbentuknya tamatan yang profesional mandiri berdasar karakter dan budaya bangsa.

2. Misi

a. Melaksanakan sistem pendidikan yang fleksibel.

(65)

c. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman dan taqwa. d. Meningkatkan institusi kejuruan yang bermutu.

3. Tujuan

a. Mengembangkan potensi siswa secara seimbang sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kualifikasi dunia kerja.

b. Mempromosikan potensi siswa kepada dunia usaha atau dunia industri sebagai calon pengguna tenaga kerja.

c. Memberikan dorongan dan kesempatan bagi siswa untuk berkompetisi positif dan konstruktif dalam skala regional, nasional maupun internasional.

d. Memacu siswa untuk lebih bersikap kompetitif, positif, jujur dan percaya diri.

C. Identitas Sekolah

1. Nomor Statistik Sekolah (NSS): 342040214016 2. Nomor Data Sekolah (NDS) : DO.2144202

3. Nama Sekolah : SMK YPKK 3 SLEMAN

4. Status Sekolah : Swasta 5. Akreditasi

a. Type : A

b. Nomor SK/Tgl SK : No. 12.01/BAP/TU/X/2009, Tanggal 12 Oktober 2009

(66)

7. Alamat Sekolah :

Jalan : Ringroad Utara

Dusun : Karangnongko, RT 11

Desa : Maguwoharjo

Kecamatan : Depok

Kabupaten : Sleman

Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

Kode Pos : 55282

Telp/Fax. : (0274) 881378

e-mail : smk_ypkk3_sleman@yahoo.com

8. SK Pendirian Sekolah : 1 April 1987 No. 065/H/1987 9. Waktu Penyelenggaraan : Pagi (pukul 07:00 s/d 13:45 WIB)

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK 3 Sleman

1. Letak SMK YPKK 3 Sleman

Letak SMK YPKK 3 Sleman beralamatkan di Karangnongko, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.

2. Luas Area SMK YPKK 3 Sleman

(67)

3. Kondisi Gedung dan Ruangan

Gedung sekolah merupakan bangunan permanen berbentuk U yang menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua lantai. Ruang kelas X dan XI berada di lantai atas, sedangkan ruang kelas XII berada di lantai bawah. Gedung sebelah barat lantai bawah terdapat ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan ruang ibadah, sedangkan ruang laboratorium komputer dan mengetik serta ruang OSIS berada tepat di atasnya. Sebelah timur gedung sekolah terdapat ruang guru dan koperasi siswa, sedangkan ruang perpustakaan dan ruang UKS berada di ujung sebelah tenggara. Ruangan yang ada di SMK YPKK 3 Sleman adalah sebagai berikut:

Tabel IV.1

Ruangan SMK YPKK 3 Sleman

No. Keterangan

1. Ruang kepala sekolah 2. Ruang kelas

3. Laboratorium komputer 4. Laboratorium mengetik 5. Ruang perpustakaan 6. Ruang tata usaha 7. Ruang koperasi

14. Ruang kamar mandi/MCK

4. Halaman Gedung dan Pekarangan

(68)

E. Fasilitas dan Media Pembelajaran

Dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar, SMK YPKK 3 Sleman menyediakan fasilitas antara lain sebagai berikut:

1. Papan tulis

Terdapat satu papan tulis untuk setiap kelas yang dilengkapi kapur dan penghapus.

2. Meja dan kursi

Meja dan kursi guru ada satu pasang untuk setiap kelas. Sedangkan meja dan kursi siswa, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa pada kelas yang bersangkutan.

3. Mesin ketik

Terdapat 30 mesin ketik yang digunakan dalam pelatihan mengetik. 4. Komputer

Terdapat 15 unit komputer yang digunakan dalam pelatihan komputer. 5. Buku paket

Buku paket untuk siswa disediakan di perpustakaan. 6. Kipas angin

(69)

F. Hubungan antara Sekolah dan Instansi Lain

Dalam pelaksanaan praktek dunia usaha (DU) atau dunia industri (DI), SMK YPKK 3 Sleman menjalin kerja sama dengan DU atau DI atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Berikut ini adalah beberapa instansi yang menjadi tempat praktek DU atau DI:

1. Kantor pelayanan pajak daerah 2. Kantor pos

3. Makro (Lottemart) 4. Indogrosir

5. Kantor pos kecamatan Ngaglik

G. Guru SMK YPKK 3 Sleman

Daftar pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan guru SMK YPKK 3 Sleman pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.2

Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Guru SMK YPKK 3 Sleman

No. Nama/NIP Status

Jabatan/ Tugas Tambahan

Mata Pelajaran 1 Dra. Nursilah GTY Kepala Sekolah BP/BK

2 Drs. Budiman

19561102 198203 1 006

DPK Waka Kurikulum

19631120 198903 2 009

DPK Waka Sapras Akuntansi Biaya dan Praktik Akuntansi 4 Drs. Suparman

19600813 198903 1 003

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
Tabel III.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Ferifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada

PENGEMBANGAN WORKSHEET DAN PROBLEMSHEET BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MULTIMODUS REPRESENTASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA Universitas

Adapun yang akan dijabarkan selain ruang vektor yaitu subruang, basis. dan juga dimensi dari

sempit luas semai hiroi 狭い 広い.. ringan berat karui omoi 軽い 重い. dekat jauh chikai tooi

[r]

[r]

Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neracad. Membuktikan bahwa saldo