BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan swasta nasional yang berada di wilayah Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang usaha industri transformator. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Medan Tanjung Morawa Km 20,5 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Perusahaan ini memiliki kantor yang bertempat di Jalan Perniagaan Baru No. 48 D Medan dan di Jalan Agung Permai X No. 25 Blok C-12 Sunter Agung Jakarta.
Perusahaan ini berdiri berdasarkan akte notaris Rachmat Santoso, SH dengan akte No. 67 tanggal 19 Oktober 1978, di Medan dan beroperasi resmi berdasarkan Surat Persetujuan tetap Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Nomor Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 72/T/INDUSTRI/1983, November 1983.
Berdirinya perusahaan ini berawal dari semakin besarnya kebutuhan energi listrik di Indonesia. Dengan mempertimbangkan tingginya anggaran yang akan dikeluarkan jika mensuplai transformator dari luar negri, maka terdapat kesempatan untuk mendirikan perusahaan penghasil transformator yang dapat mensuplai kebutuhan transformator di luar pulau Jawa yaitu PT. Morawa Electric Transbuana. Transformator yang diproduksi oleh PT. Morawa Electric Transbuana didistribusikan kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai
pasar utama konsumen dalam negeri sebesar ± 90% sedangkan ± 10% untuk perusahaan swasta lainnya yang berada di dalam dan luar negeri.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Morawa Electric Transbuana menghasilkan produk berupa transformator yang berjenis 1 fasa dan 3 fasa. Produk dari perusahaan ini didistribusikan terutama untuk memenuhi permintaan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di samping itu, juga didstribusikan kepada perusahaan-perusahaan swasta antara lain oleh PT. Caltex Pacific Indonesia, PT. SOCI, PT. Aribawana, dan perusahaan lainnya serta didistribusikan kepada rumah sakit dan pusat perbelanjaan yang ada di dalam negeri. Transformator yang dihasilkan juga diekspor ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana
PT. Morawa Electric Transbuana memiliki struktur organisasi berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung
jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu pemasaran, pabrik (produksi), dan keuangan administrasi berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasi. Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian PT. Morawa Electric Transbuana dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Presiden Direktur
Adapun tugas dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut :
a. Menentukan semua kebijaksanaan dan peraturan yang telah ditetapkan.
b. Menyusun rencana kerja perusahaan baik yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, ekspensi perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Membuat tender (transaksi) dengan perusahaan lain.
Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas semua operasional perusahaan serta kontinuitas kegiatan perusahaan.
b. Bertindak sebagai Top Management c. Melaksanakan rapat tinjauan manajemen
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan ADM
Kepala Keuangan Presiden Direktur
Kepala Personalia
Kepala Pembelian Kepala
Pabrik
Kepala Pemasaran Kepala
Design Kepala Kepala Produksi
Bengkel Kepala Proses
Akhir Kepala
Gudang Kepala
Pengujian Kepala
QAS
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Morawa Electric Transbuana
Sumber : PT Morawa Electric Transbuana
2. Direktur Pemasaran
Adapun tugas dari Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan pembelian bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.
b. Menerima laporan dari kepala bagian pemasaran atas seluruh aktivitas pemasaran yang telah dilaksanakan.
c. Membawahi bidang pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri Adapun tanggung jawab dari Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran perusahaan.
b. Bertanggung jawab akan ketetapan waktu pengiriman barang pada pelanggan.
c. Bertanggung jawab atas peningkatan kuantitas penjualan melalui strategi- strategi pemasaran.
3. Kepala Pabrik
Adapun tugas dari Kepala Pabrik adalah sebagai berikut :
a. Membawahi, mengawasi, membina dan meminta pertanggungjawaban dari seluruh kepala bagian di pabrik.
b. Mengurusi segala permasalahan pabrik.
c. Menentukan status transformator dengan mendapat masukan dari Kabag Pengujian dan atau Kabag Quality Assurance.
d. Membuat laporan perkembangan pabrik, menerima/membuat kerjasama dengan perusahaan lain.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Pabrik adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi transformator.
b. Bertanggung jawab sebagai deputi manajemen representative.
c. Melaksanakan rencana kerja operasional pabrik agar berjalan lancar dan memenuhi target.
d. Pembinaan sumber daya manusia dilingkungan pabrik.
4. Direktur Keuangan/ADM
Adapun tugas dari Direktur Keuangan/ADM adalah sebagai berikut : a. Mengawasi, serta merencanakan pengeluaran keuangan perusahaan.
b. Memelihara arsip-arsip karyawan dan menyusun sistem administrasi yang dibutuhkan.
c. Merencanakan serta mencari sumber-sumber keuangan untuk kelangsungan operasional perusahaan.
d. Mengawasi, mengarahkan serta mengorganisir setiap kebutuhan operasional terhadap pembelian barang/bahan untuk kegiatan perusahaan.
e. Mengidentifikasi kebutuhan sehubungan dengan peningkatan sumber daya manusia di dalam perusahaan.
f. Menerima laporan mengenai keuangan serta administrasi perusahaan dari kepala bagian yang bersangkutan.
Adapun tanggung jawab dari Direktur Keuangan/ADM adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas semua aktivitas keuangan perusahaan termasuk juga kegiatan yang berhubungan dengan pembelian barang/bahan guna operasional perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi guna menunjang kontinuitas operasional perusahaan.
c. Berganggung jawab atas kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam perusahaan.
5. Kepala Pemasaran
Adapun tugas dari Kepala Pemasaran adalah merencanakan, mengelola, melaksanakan serta menyiapkan strategi-strategi yang diperlukan untuk meningkatkan penjual produk yang dihasilkan serta merencanakan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk kegiatan pelayanan pelanggan.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab langsung kepada direktur pemasaran sehubungan dengan pekerjaan pada bagian pemasaran.
b. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui kebijakan serta strategi pemasaran.
c. Meningkatkan kuantitas penjualan melalui strategi pemasaran.
6. Kepala Design
Adapun tugas dari Kepala Design adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa semua proses pembuatan transformator agar sesuai dengan desain.
b. Memberikan masukan atas setiap adanya perubahan bahan/material yang digunakan.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Design adalah sebagai berikut:
a. Membuat desain dan modifikasi desain sesuai dengan surat perintah kerja yang ada.
b. Mempersiapkan perhitungan bahan untuk pembuatan transformator yang akan diproduksi.
c. Menyiapkan/memberi informasi atas semua barang yang ada dalam persediaan.
7. Kepala Produksi
Adapun tugas dari Kepala Produksi adalah sebagai berikut :
a. Membuat laporan harian dan melaporkannya kepada kepala diivisi produksi.
b. Mendapatkan informasi atas desain transformator yang akan diproduksi.
c. Menentukan/memutuskan proses selanjutnya di bagian produksi.
d. Menerima dan memeriksa laporan produksi harian dan laporan produksi bulanan dari kepala bagian yang dibawahinya untuk diserahkan kepada direktur produksi.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Produksi adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas proses produksi transformator.
b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin dan peralatan produksi.
c. Mengawasi serta mengarahkan jalannya proses produksi.
d. Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya.
8. Kepala Bengkel
Adapun tugas dari Kepala Bengkel adalah sebagai berikut :
a. Mengatur pekerjaan karyawan bagian bengkel sesuai dengan tugasnya masing-masing.
b. Menolak material yang tidak sesuai dengan standard.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Bengkel adalah sebagai berikut:
a. Memastikan pekerjaan dan hasil kerja karyawan di bagian bengkel berjalan dengan baik.
b. Memastikan perawatan peralatan dan mesin-mesin yang ada di bengkel berjalan dengan baik.
c. Pembinaan sumber daya manusia di jajarannya.
9. Kepala Proses Akhir
Adapun tugas dari Kepala Proses Akhir adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan transformator tidak layak masuk case bila ada ketidaksesuaian pada transformator.
b. Mendapatkan informasi teknis dari bagian desain untuk transformator yang sedang diproduksi.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Proses Akhir adalah sebagai berikut:
a. Memastikan semua kegiatan proses akhir produksi transformator berjalan dengan baik.
b. Memastikan perawatan fasilitas/peralatan dalam proses akhir berjalan dengan baik.
c. Memonitor dan mengevaluasi proses akhir produksi transformator.
d. Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya.
10. Kepala Gudang
Adapun tugas dari Kepala Gudang adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan untuk kebutuhan bahan/barang yang diperlukan dalam rangka proses produksi.
b. Membuat surat jalan/surat lainnya yang diperlukan untuk proses pengeluaran barang atau transformator dari pabrik.
c. Mendapat informasi mengenai SPK yang dikeluarkan.
d. Melakukan kontrol atas bahan/komponen yang dipakai bagian produksi.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Gudang adalah sebagai berikut:
a. Penyimpanan semua bahan baku transformator yang siap dikirim beserta memelihara dokumen-dokumen yang berkaitan.
b. Melakukan kontrol atas jadwal pengeluaran transformator serta bahan yang diperlukan dalam rangka proses produksi.
c. Mengeluarkan tanda penerimaan barang beserta statusnya berdasarkanpemeriksaan bagian QAS.
d. Menentukan tempat penyimpanan setiap bahan baku atau transformator yang diproduksi.
e. Menyiapkan IKA yang diperlukan untuk pekerjaan identifikasi kartu stok/laporan stok serta memelihara segala administrasi terkait.
f. Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya.
11. Kepala Pengujian
Adapun tugas dari Kepala Pengujian adalah Mereject transformator yang tidak lolos pengujian.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Pengujian adalah sebagai berikut:
a. Memastikan semua kegiatan pengujian produksi transformator berjalan dengan baik.
b. Melaporkan hasil pengujian transformator kepada kepala QAS.
c. Mengeluarkan test report transformator.
d. Pembinaan sumber daya manusia di jajarannya.
12. Kepala QAS (Quality Assurance)
Adapun tugas dari Kepala QAS (Quality Assurance) adalah sebagai berikut : a. Menyusun serta menetapkan pedoman mutu serta prosedur bagian quality
assurance.
b. Memberitahukan kepada kepala pabrik jika tidak ada kesesuaian material.
c. Menyusun laporan yang berhubungan dengan besarnya jumlah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Adapun tanggung jawab dari Kepala QAS (Quality Assurance) adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa, mengawasi serta memonitor seluruh kegiatan produksi transformator.
b. Melaporkan proses produksi yang tidak sesuai kepada kepala pabrik.
c. Bertanggung jawab atas hasil inspeksi bahan baku dan proses produksi.
d. Melakukan kalibrasi terhadap alat ukur listrik, dimensi dan massa.
e. Pembinaan sumber daya manusia di jajarannya.
13. Kepala Keuangan
Adapun tugas dari Kepala Keuangan adalah sebagai berikut:
a. Membawahi bidang administrasi yaitu cost accounting, dan personal departemen.
b. Mengelola, mengendalikan, dan mencatat semua penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.
c. Membawahi pembiayaan bidang produk.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Keuangan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab langsung kepada direktur keuangan sehubungan dengan setiap kegiatan finansial perusahaan.
b. Melaporkan serta membuat pembukuan atas semua kegiatan keuangan.
c. Pembinaan sumber daya manusia di jajarannya.
14. Kepala Personalia
Adapun tugas dari Kepala Personalia adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan urusan tata usaha dan administrasi personil seperti arsip dan data personil, arsip surat keluar dan masuk, registrasi karyawan dan sebagainya.
b. Mengurus kegiatan penerimaan dan pengangkatan karyawan.
c. Mengatur urusan pelanggaran dan PHK.
d. Mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.
e. Mengadakan administrasi atas transaksi pembelian material maupun penjualan hasil produksi.
f. Mengatur surat-surat yang masuk dan yang keluar dari perusahaan.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Personalia adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi, mengarahkan serta membina personil perusahaan.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta wawasan personil perusahaan.
15. Kepala Pembelian
Adapun tugas dari Kepala Pembelian adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan informasi mengenai persediaan bahan baku/material yang dibutuhkan.
b. Mendapatkan informasi atas mutu bahan baku/material yang telah diserahkan oleh supplier.
c. Merencanakan pemesanan serta pengangkutan bahan ke pabrik.
Adapun tanggung jawab dari Kepala Pembelian adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier.
b. Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada pimpinan.
c. Mengeluarkan purchasing order (PO).
d. Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Adapun uraian yang membahas tentang tenaga kerja dan jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana yaitu sebagai berikut:
2.3.3.1. Tenaga Kerja
PT. Morawa Electric Transbuana mempunyai tenaga kerja sebanyak 80 orang. Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Pada perekrutan tenaga kerja baru, pihak PT. Morawa Electric Transbuana memperhatikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja dengan kebutuhan perusahaan.
Setelah proses perekrutan, dilakukan proses seleksi, penempatan, orientasi, dan melakukan pelatihan (training) kepada calon tenaga kerja yang baru.
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
No Jabatan Jumlah
(orang)
1 Presiden Direktur 1
2 Direktur Pemasaran 1
3 Direktur Keuangan/ADM 1
4 Kepala Pabrik 1
5 Kepala Bagian Pemasaran 1
6 Kepala Bagian Desain 1
7 Kepala Bagian Produksi 1
8 Kepala Bagian Bengkel 1
9 Kepala Bagian Proses Akhir 1
10 Kepala Bagian Gudang 1
11 Kepala Bagian Pengujian 1
12 Kepala Bagian QAS (Quality Assurance) 1
13 Kepala Bagian Keuangan 1
14 Kepala Bagian Personalia 1
15 Kepala Bagian Pembelian 1
16 Karyawan Seksi Desain 1
17 Karyawan Seksi Perawatan 1
18 Karyawan Seksi Bengkel 16
19 Karyawan Seksi Pengujian Material 3
20 Karyawan Seksi Produksi Inti 4
21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti 1
22 Karyawan Seksi Pengujian Inti 2
23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi 2 24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan 7 25 Karyawan Seksi Perakitan/Koneksi Kumparan 6
26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo 1
27 Karyawan Seksi Finishing 6
28 Karyawan Seksi Gudang 1
29 Karyawan Seksi Lokal 1
30 Karyawan Seksi Ekspor 1
31 Karyawan Seksi Administrasi 4
32 Karyawan Seksi Keamanan 8
Total 80
2.3.3.2. Jam Kerja
Jam Kerja yang diberlakukan PT. Morawa Electric Transbuana dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam seminggu (Senin sampai Sabtu). Apabila perusahaan mendapat order yang banyak, maka khusus untuk bagian produksi hari minggu juga dipakai untuk menyelesaikan order tersebut. Karyawan yang memiliki jam kerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan dianggap lembur.
Pembagian jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut.
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana Hari Jam Kerja Keterangan Senin-Kamis
08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 16.00 Kerja Jumat
08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.30 Istirahat 13.30 - 16.00 Kerja Sabtu
08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 15.00 Kerja Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Sistem pengupahan yang ada pada PT. Morawa Electric Transbuana dilakukan setiap awal bulan dengan pendapatan besar upah berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, pendidikan, dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan.
Adapun perincian upah dan sistem pengupahan di PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
a. Gaji Pokok b. Upah Lembur
c. Tunjangan kesehatan dan keluarga d. Insentif kerajinan
e. Tunjangan hari raya f. Bonus tahunan
2.4. Proses Produksi
Adapun bahan yang digunakan dalam produksi PT. Morawa Electric Tranbuana dan proses produksinya adalah sebagai berikut:
2.4.1. Bahan
Bahan yang digunakan oleh PT. Morawa Electric Transbuana terdiri dari bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan semua bahan yang langsung digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi transformator adalah:
1. Plat Silicon Steel
Silicon steel berbentuk lembaran plat yang tergulung berlapis-lapis. Silicon steel merupakan bahan yang digunakan untuk membuat inti transformator.
Jenis silicon steel yang digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon Steel Jepang dan jenis RG8H produksi Kawasaki Steel Jepang.
2. Kawat Tembaga (Cooper Wire)
Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder dengan diameter 1,60 mm untuk gulungan primer.
b. Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan sekunder dengan ukuran 3,2 x 8 mm.
3. High and Low Voltage Bushing
High and Low Voltage Bushing merupakan bahan yang digunakan untuk tempat mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke dalam rangkaian transformator. Bahan ini diimport dari Cina.
4. Kertas Isolasi
Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam mengisolasi antara kawat-kawat, dari kawat ke tangki dan kawat ke inti. Kertas ini berasal dari Jepang dalam bentuk gulungan besar untuk ukuran 0,13 – 0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80 – 1,60 mm dikemas dalam peti.
5. Kertas OD
Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut
sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.
6. Tap Changer
Tap Changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan apabila suhu transformator tinggi.
7. Minyak
Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B juga minyak Esso Volta 80 buatan Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban besar atau terkena sambaran petir.
8. Earth Terminal
Earth Terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah.
9. Pressure Terminal
Pressure Terminal berfungsi sebagai penghubung transmisi.
10. Thermometer
Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang digunakan untuk mengukur suhu transformator.
11. Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi dalam negeri, yang digunakan dalam pembuatan casing transformator.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada suatu proses produksi dan tampak pada produk akhir. Dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan nilai dari suatu produk. Bahan tambahan yang digunakan pada proses pembuatan transformator di PT. Morawa Electric Transbuana adalah : 1. Plat Merek
Plat merek “Morawa” digunakan untuk menyatakan pabrik yang memproduksikan transformator.
2. Name plate
Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada tangki trafo.
3. Cotton band
Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar tidak lepas.
4. Hand Hold
Hand Hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan transformator dan terdiri dari dua pasang pegangan.
5. Kawat Las
Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer dan kumparan sekunder.
6. Lem
Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan.
7. Baut dan Mur
Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki, dan memasang tutup tangki trafo.
8. Cat
Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator.
9. Stop kran sebagai tempat pembuangan minyak.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi tetapi bahan ini tidak terdapat dalam produk akhir.
Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah : 1. Gas Nitrogen (N2).
Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses pengujian kebocoran tangki transformator. Fungsi gas nitrogen pada saat proses pemanggangan inti adalah:
a. Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti, sehingga tidak terjadi pekaratan inti.
b. Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata.
2. HCL dan Soda Ash
HCL dan Soda Ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat.
3. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.
4. Kayu Meranti
Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar kedudukannya tetap.
5. Mal Besi
Mal besi digunakan sebagai mal untuk menggulung kumparan Silicon Steel pada saat pembuatan inti trafo. Mal besi ini juga digunakan pada saat pemanggangan inti agar kumparan Silicon Steel dari inti trafo tidak lepas saat dipanggang.
2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk
PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi produk transformator satu fasa dapat dilihat pada tabel 2.3, sedangkan spesifikasi produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa Uraian Spesifikasi Transformator
Daya Pengenal kVA 5 10 15 25 50
Jumlah Fasa - 1 1 1 1 1
Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50
Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20
Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462
Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Fasa
Uraian Spesifikasi Transformator
Daya Pengenal kVA 100 150 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600
Jumlah Fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Tegangan Sekunder kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Arus Beban Nol % 2,3 2,3 2,3 2,1 2 1,9 1,9 1,8 2 2 2 2
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
2.4.3. Uraian Proses Produksi
Urutan proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)
Inti transformator terbuat dari Silicon Steel yang berfungsi untuk memperbesar fluksi magnet yang timbul bila pada kumparan transformator mengalir arus listrik. Silicon Steel di gudang dibawa ke bagian pemotongan dengan menggunakan hoist crane. Sebelum silicon steel diletakkan di mesin pemotongan, terlebih dahulu dilakukan set-up terhadap mesin potong dengan cara mengatur jarak pisau potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat inti yang terbuang. Proses pemotongan inti transformator dilakukan setelah lembaran tergulung diletakkan pada penyangga mesin peletakan, kemudian mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur putarannya melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan.
Selanjutnya mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong diletakkan di
tempat penyusunan plat. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pemotongan inti harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan fosfor yang melapisi inti.
2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)
Hasil lembaran inti yang telah selesai dipotong dibawa ke penggulungan inti dengan hoist crane. kemudian digulung dengan mesin gulung dan pada saat penggulungan diukur ketebalannya tiap tingkat dengan jangka sorong. Untuk menggulung lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong maka terlebih dahulu dibuat jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini adalah dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per satu keping. Untuk jenis transformator dengan daya tertentu, dapat digunakan dengan cara penggulungan wound core (inti gulung) dimana dapat diterapkan untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu:
a. Rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, berarti terjadi penghematan dalam penggunaan inti transformator.
b. Arus penguatan (exciting current) adalah sangat kecil, karena kecilnya celah udara (air gap).
c. Tingkat kebisingan (noise level) rendah.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini lebih cepat.
e. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.
Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen bahan yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan.
Kerugian dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan pada beliran (terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan diperbaiki di pabrik. Pada penggulungan inti trafo dengan cara staching (inti susun), apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan mengeluarkan belitannya untuk diganti.
Penggulungan inti harus memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat menyebabkan rugi-rugi inti bertambah besar.
3. Proses Annealing
Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist crane, kemudian silicon steel tersebut siap untuk dipanaskan dengan menggunakan tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses annealing ini berguna untuk:
a. Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.
b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.
Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol yang diatur mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada tungku pemanas. Pada panel tersebut thermocouple yang dihubungkan dengan relay temperature dengan range 0-1200oC, relay ini berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan sehingga dapat membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 840oC. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses annealing ± 24 jam dengan kapasitas satu tungku sebanyak 7 unit. Uraian proses annealing inti transformator adalah sebagai berikut:
a. Inti (Silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan besi.
b. Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen pemanas yang menggunakan listrik.
c. Gas N2 dialirkan dengan tekanan ± 0,1 kg/cm selama 30 menit.
d. Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160 volt, sampai temperatur mencapai 300oC, sementara N2 tetap dialirkan dengan tekanan yang sama.
e. Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600oC dengan tekanan tetap.
f. Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830oC selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N2 tetap dialirkan hingga proses annealing selesai.
g. Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500oC dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi ± 30 cm dari dasar pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara perlahan sampai 350oC.
h. Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160oC dan aliran N2 dihentikan.
i. Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai.
Gas N2 yang dialirkan dalam tungku akan dikeluarkan melalui saluran pembuangan, untuk mengalami pergantian dengan gas N2 yang baru. Inti yang keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane. Gas yang digunakan dalam proses pemanggangan ini berguna untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dengan inti agar tidak berkarat dan menjaga agar temperatur panas merata di dalam tungku.
4. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)
Inti transformator yang telah mengalami annealing, ditimbang untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Penimbangan ini juga berguna untuk menentukan berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat transformator 50-150 kVA adalah sekitar 35 kg.
5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)
Setelah proses pemanggangan dan penimbangan, inti transformator dibawa ke pengujian rugi- rugi inti dengan menggunakan hoist crane dan inti tersebut diuji. Proses pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah proses pemanggangan itu sudah baik atau tidak kemudian disesuaikan dengan
jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan standard PLN. Berikut penjelasan dari pengujian rugi-rugi inti:
a. Ukur penampang inti tersebut.
b. Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.
c. Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator.
d. Jepit ujung belitan ke terminal pengetasan.
e. Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control panel.
f. Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki.
g. Catat hasil pengetesan.
h. Setelah hasil pengetesan, switch off panel kontrol dan matikan power supply.
6. Proses Pemotongan dan Pembuatan Kertas Isolasi (Paper Cutting)
Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi antara belitan kawat primer dan sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis, sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya cukup melakukan proses pemanasan.
b. Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis.
PT. Morawa Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis Pressure Paper Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga karena tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis.
Kertas isolasi (insulation paper) yang telah selesai dipotong ditempeli dengan kertas OD. Kertas OD ini merupakan batangan kertas 4,8 mm yang direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap batang kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.
7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)
Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan menggunakan forklift. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti trafo diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper yang tebalnya 0,125 mm dan dibungkus ke roda gigi yang bisa berputar pada coil winding machine, insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran selanjutnya kawat tembaga digulung.
a. Kumparan sekunder
Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder.
Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8 mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo, dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan dan lilitan pada kaki trafo
terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada tiap lapisan tersebut diberi kertas isolasi dengan tebal 0,125 mm.
Kenaikan suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65oC.
b. Kumparan primer
Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190 lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095 lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan jumlah lilitan 201 pada setiap lapisannya. Pada setiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer selesai digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4 mm.
Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan ketepatan penggunaan insulation paper, hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tensile strength tidak boleh terlalu besar. Apabila terlalu besar dapat menyebabkan lapisan permukaan kawat rusak atau terkelupas sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada akhirnya membuat trafo menjadi rusak.
8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)
Inti yang telah selesai digulung dibawa kebagian koneksi dengan hoist crane.
Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap
kumparan sekunder dengan cara mengelasnya, kemudian dilakukan pemasangan tutup case dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengkoneksian terhadap hubungan primer.
9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)
Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang mungkin ada di dalam kawat. Inti trransformator yang telah dikoneksi dan dipasang tutup serta instrumen yang diperlukan dibawa ke pengeringan dengan menggunakan kereta sorong, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering (drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas transformator. Untuk mensirkulasi temperatur dalam oven, digunakan blower yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan yang dapat merusak struktur kumparan tranformator, maka relay temperature diatur pada posisi suhu sekitar 115-130oC.
10. Pemasangan Terminal (Terminal Assembly)
Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ketempat pemasangan terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri dari tap changer, bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang telah dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke dalam case (tangki) transformator.
11. Turn Ratio Test
Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai atau tidak. Penyimpanan-penyimpanan yang terjadi pada perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 0,5% terhadap harga-harga perbandingan transformator nominal menurut standard.
12. Penyatuan dengan Tangki Transformator
Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam tangki yang telah disiapkan sesuai dengan desain dan ukuran dari transformator tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure terminal, oil gauge, thermometer, dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan baut dan mur.
13. Pengisian Minyak ke dalam Tangki Transformator (Oil Filling)
Tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki oil filter hingga mencapai ±2 cm dari mulut trafo. Minyak ini berfungsi sebagai pendingin (cooling medium) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut perlu dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil purifier buatan Kato Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada minyak. Jenis minyak yang
digunakan dalam pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang diproduksi oleh perusahaan Sheel Company Amerika Serikat.
14. Routine Test
Pengujian ini merupakan final test terhadap seluruh transformator yang akan dikirim ataupun disimpan. Setelah selesai di pengisian minyak trafo dibawa ke bagian pengujian akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni:
a. Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol.
Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder (tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer pada rangkaian terbuka.
b. Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo.
Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi) sedangkan sisi sekunder (tegangan rendah) dihubung singkatkan dengan menggunakan sebuah penghantar/konduktor yang sesuai dengan besarnya arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage regulator yang dihubung ke sisi primer.
c. Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan ini dilakukan dengan menggunakan Wheatstone-bridge (Jembatan Wheatstone) untuk mengukur tahanan kumparan primer dan untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder digunakan double-bridge (jembatan ganda).
d. Pengukuran tahanan isolasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun sisi kumparan sekunder (low voltage).
e. Pengujian frekuensi tinggi
Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari frekuensi dan tegangannya dua kali dari tegangan nominal sekunder transformator distribusi yang diuji.
f. Pengujian kebocoran dari tangki trafo
Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N2) ke dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat.
Selain pengujian yang bersifat routine test, perusahaan ini juga melakukan pengujian tipe yang terdiri dari:
a. Pengujian ketahanan suhu b. Pengujian kenaikan suhu
15. Pemasangan Name Plate
Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari bagian quality control, maka selanjutnya transformator tersebut dipasangkan name plate yang memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan.
Dan juga diberi label merek “MORAWA”, yang menandakan identitas perusahaan.
16. Penyimpanan
Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya dibawa ke bagian penyimpanan dengan menggunakan hoist crane.
Blok diagram proses pembuatan transformator PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Pemotongan Inti Bahan
Penggulungan inti
Penimbangan inti Pemanggangan inti
Pengujian rugi-rugi inti Pemotongan kertas
isolasi
Penggulungan kumparan
Pemasangan/koneksi kumparan
Pengeringan gulungan kumparan Pemasangan Terminal
Turn Ratio Test
Penyatuan dengan tangki trafo
Pengisian minyak ke dalam trafo Routine Test
Pemasangan Name Plate dan Merek
Penyimpanan
Oil Diala B
Name Plate Casing di area penumpukan Turn Ratio Test
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Transformator
2.5. Mesin dan Peralatan
Adapun mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
2.5.1. Mesin Produksi
Mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan transformator antara lain: Core Sliting, Core Wounded, Annealing Furnace, Coil Winding, Insulating Dryer, Paper Wrapping, Oil Purifier, Oil Filter, Compresor, High Frequency Generator, Drying Oven. Spesifikasi mesin-mesin yang digunakan dicantumkan pada Tabel 2.5.
2.5.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk proses produksi antara lain:
1. Hoist Crane
Merk/Type : Tyako Kapasitas : 5 ton Tegangan : 380 V Jumlah : 3 unit
Fungsi : Memindahkan material yang bobotnya sangat berat 2. Kereta sorong
Kapasitas : 200 kg
Dimensi : 600 x 1600 x 1000 mm Jumlah : 5 unit
Fungsi : Memindahkan material bobotnya lebih ringan
Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi PT Morawa Electric Transbuana
No. Nama Mesin Tahun Asal Daya Tegangan
(Volt)
Kuat Arus (Ampere)
Jumlah
(Unit) Fungsi
1 Core Slitting 1981 Taiwan 3 HP 380 7 1 Memotong silicon steel sesuai dengan ukuran produk
yang akan dibuat
2 Core Wounded 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1 2 Menggulung inti transformator
3 Annealing Furnace 1981 Taiwan 60 Kw 380 170 2
- Memperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu
memperkecil arus eksitasi dan mengurangi rugi-rugi inti
- Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah
4 Coil Winding 1981 Taiwan 1 HP 380 3,65 10 Menggulung kumparan transformator
5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12 kVA 380 63 1 Mengeringkan inti transformator
6 Paper Wrapping 1981 Taiwan 1,5 kVA 380 7,2 2 Memotong kertas isolasi sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan
7 Oil Purifier 1981 Taiwan 3,7 kVA 380 9,8 1 Membersihkan minyak
8 Oil Filter 1981 Taiwan - 380 4 1 Mengosongkan udara dari transformator dan mengisi
dengan minyak
9 Compressor 1981 Taiwan 2 HP 380 7,1 3 Memompa udara
10 Generating Set 1981 Taiwan 350 kVA 400 722 1 Cadangan pembangkit tenaga listrik
11 High Frequency
Generator 1981 Taiwan 5 kVA 380 4 1 Menetralkan frekuensi
12 Drying Oven 1981 Amerika 24 kW 380 5 1 Mengeluarkan kandungan air dari kertas isolasi
Sumber : PT Morawa Electric Transbuana
V-62 3. Forklift
Merk/Type : Nissan/ CPCD Kapasitas : 3000 kg
Tinggi Pengangkutan : 3000 mm Dimensi : 3765 x 2090 mm Jumlah : 2 unit
Fungsi : memindahkan material yang bobotnya lebih ringan 4. Mesin las
Merk/Type : Lincoln Arc Welder SA - 800 Serial A 771703 Voltage : 220 V
Frekwensi : 50 Hz Jumlah : 2 unit
Fungsi : Digunakan untuk proses penyambungan pada saat pembuatan tangki trafo dan koneksi kumparan.
5. Timbangan Duduk Merk : Dacin Type : CB-1.000 Uk.Platform : 90 cm x 120 cm Kapasitas : 1 ton
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Mengukur berat inti transformator yang sudah selesai digulung.
6. Bridge Tester
Tahun : 1981 Asal : Taiwan Tahanan : 1 – 10 Mohm Tegangan : 500 V
Fungsi : Mengukur tahanan kumparan 7. Megger
Tahun : 1981 Asal : Taiwan Tahanan : 200 Mohm Tegangan : 500 V
Fungsi : Mengatur tahanan isolasi inti 8. Applied Voltage Transformator
Fungsi : menguji rugi-rugi inti, persentase beban nol, dan uji hubungan singkat.
9. Induction Voltage Regulator
Fungsi : mengukur tegangan listrik 10. Turn Ratio Test Set (TRT set)
Fungsi : melihat apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai
2.6. Tata Letak Pabrik
PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan yang berproduksi dengan tataletak jenis process layout, di mana mesin yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Perusahaan ini juga memiliki pola aliran bahan yang tidak teratur. Tataletak perusahaan ini dapat dilihat pada lampiran L-1.