TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAMBANGLIPURO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Arif Tri Kuncoro NIM 12201244036
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
v
Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan (Penulis)
vi
Dengan mengucap syukur, saya persembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih dalam kehidupan saya sebagai berikut.
Ibu dan Bapak saya tercinta (Ribut dan Sugino), yang telah memberikan doa, dukungan, materil, dan cinta kasih yang tiada henti. Terima kasih telah menjadi orang tua yang luar biasa.
Kakak saya Alm. Andreas Novianto, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Kakak perempuan saya Anita Dwi Suranti, yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang selama ini.
Kedua kakak ipar saya (Ari Astuti dan Wirawan Rudiyatno), yang telah memberikan doa, semangat serta kasih sayang.
vii
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Rasulullah sebagai petunjuk ke jalan yang terang.
Saya menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Bahasa dan Seni beserta jajarannya dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kemudahan kepada saya dalam menyusun skripsi ini.
Rasa hormat, ucapan terima kasih, dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada kedua pembimbing, yaitu Bunda Dra. St. Nurbaya, M.Si., M.Hum. dan Ibu Beniati Lestyarini, M.Pd., terima kasih telah membimbing dengan sabar, memberikan arahan serta motivasi di sela-sela kesibukan. Berkat Bunda Dra. St. Nurbaya, M.Si dan Ibu Beni Lestyarini, M.Pd skripsi ini terselesaikan dengan baik. Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penasehat akademik, Bapak Ahmad Wahyudin, S.S., M. Hum, yang telah memberikan arahan dan motivasi untuk kelancaran studi saya. Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dra. Denok Widarti, M.Pd,. M.A selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Bambanglipuro dan Ibu Purwanti, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Bambanglipuro yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
viii
dan balasan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat kemudian hari sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, November 2016 Penulis,
ix
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 6
G. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 8
1. Kemampuan Membaca... 8
2. Membaca Pemahaman ... 9
3. Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 11
4. Hakikat Teks Deskripsi... 13
x
6. PSRT dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 16
B. Pembelajaran Membaca Pemahaman Kelas VII SMP ... 18
C. Penelitian yang Relevan ... 20
D. Kerangka Pikir ... 22
E. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Variabel Penelitian ... 25
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
1. Tempat Penelitian... 25
2. Waktu Penelitian ... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
1. Populasi ... 27
2. Sampel ... 27
E. Prosedur Penelitian... 27
1. Tahap Praeksperimen ... 27
2. Tahap Eksperimen ... 28
3. Tahap Pascaeksperimen ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. Instrumen Penelitian... 30
H. Validitas Instrumen ... 31
I. Reliabilitas Instrumen ... 31
J. Teknik Analisis Data ... 32
1. Teknik Analisis Data dengan Uji-t ... 32
2. Uji Prasyarat Analisis ... 32
a. Uji Normalitas Sebaran ... 32
b. Uji Homogenitas Varian ... 33
xi
1. Deskripsi Data Penelitian ... 35
a. Setting Penelitian dan Validasi Instrumen ... 35
b. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol ... 36
c. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 37
d. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol ... 39
e. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 40
f. Perbandingan Data Statistik Skor Prates-Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 42
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 43
a. Uji Normalitas Sebaran ... 43
b. Hasil Uji Homogenitas ... 44
3. Analisis Data ... 45
a. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 45
1) Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.... 46
2) Uji Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.... 47
b. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 48
1) Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49
2) Gain Score Kemampuan Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
1. Level Pemahaman Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51
xii
3. Keefektifan Strategi PSRT dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Deskripsi pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 2 Bambanglipuro ... 56
C. Keterbatasan Penelitian ... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Implikasi ... 61
C. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
xiii
Tabel 1: Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran Membaca Kelas VII
SMP Semester 1 ... 19
Tabel 2: Desain Penelitian Eksperimen ... 24
Tabel 3: Jadwal Penelitian ... 26
Tabel 4: Koefisien Uji Reliabilitas dan Interpretasi ... 32
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol ... 36
Tabel 6: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen ... 38
Tabel 7: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol... 39
Tabel 8: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen ... 41
Tabel 9: Perbandingan Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 42
Tabel 10: Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran ... 44
Tabel 11: Hasil Uji Homogenitas ... 44
Tabel 12: Rangkuman Hasil Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46
Tabel 13: Rangkuman Hasil Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 47
Tabel 14: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49
Tabel 15: Penghitungan Gain Score Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50
Tabel 16: Contoh Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi ... 52
xiv
Halaman Gambar 1: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Prates Kelas Kontrol 37 Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Prates Kelas
Eksperimen ... 38 Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi SkorPascates Kelas
Kontrol ... 40 Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pascates Kelas
xv
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 64
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 77
Lampiran 3: Teks Deskripsi ... 91
Lampiran 4: Kisi-Kisi Instrumen ... 95
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Instrumen Berdasarka Expert Judgment ... 111
Lampiran 6: Soal Pilihan Ganda Prates dan Pascates ... 117
Lampiran 7: Kunci Jawaban Prates dan Pascates ... 133
Lampiran 8: Analisis Butir Soal Menggunakan Program Iteman ... 134
Lampiran 9: Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal Menggunakan Program Iteman ... 146
Lampiran 10: Daftar Nilai ... 150
Lampiran 11: Level Pencapaian Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 152
Lampiran 12: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol ... 153
Lampiran 13: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen ... 155
Lampiran 14: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol ... 157
Lampiran 15: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen ... 159
Lampiran 16: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Prates Kelas Kontrol... 161
Lampiram 17: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Prates Kelas Eksperimen ... 162
Lampiran 18: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pascates Kelas Kontrol... 163
Lampiran 19: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pascates Kelas Eksperimen ... 164
Lampiran 20: Hasil Uji Homogenitas Data Prates ... 165
xvi
Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 167 Lampiran 23: Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman
Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 168 Lampiran 24: Uji-t Data Prates dan Pascates Kemampuan
Membaca PemahamanTeks Deskripsi Kelas Kontrol ... 169 Lampiran 25: Uji-t Data Prates dan Pascates Kemampuan Membaca
Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 170 Lampiran 26: Contoh Hasil Prates dan Pascates Kelas Kontrol dan
Kelas Ekspermen ... 171 Lampiran 27: Hasil Pekerjaan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
xvii
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Penyampelan menggunakan teknik random sampling dengan hasil kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Data dikumpulkan dengan prates dan pascates yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan oleh expert judgement. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha pada program iteman dan diperoleh nilai sebesar 0,770. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian persyaratan analisis menunjukkan bahwa skor prates dan pascates berdistribusi normal dan homogen.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. (2) mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara kelas yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT
dengan kelas yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji-t pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh t 4,926 dengan df = 62 dan p sebesar 0,000 (p < 0,05). (2) Strategi PSRT terbukti efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji-t skor prauji-tes dan pascauji-tes kelas eksperimen diperoleh uji-t hiuji-tung 2,385 dengan df=31 dan p sebesar 0,023 (p < 0,05). Gain Score kelas kontrol sebesar 0,88 dan kelas eksperimen 2,62.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penguasaan kemampuan berbahasa tidak dapat dinilai hanya dengan satu keterampilan saja karena di dalam penguasaan kemampuan berbahasa harus mencakup empat keterampilan sekaligus yaitu keterampilan menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan ini saling berkorelasi dan sangat penting keberadaannya dalam membangun keterampilan berbahasa siswa. Di samping itu, penguasaan keempat keterampilan ini dapat mendasari kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis.
Pembelajaran membaca bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca serta melatih siswa agar dapat melakukan kegiatan membaca dengan baik dan benar. Membaca dikatakan berhasil apabila pembaca dapat memahami isi dari yang dibacanya. Kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca (Zuchdi, 2012: 3). Pada pernyataan ini, tentunya dalam kegiatan membaca seseorang tidak hanya sebatas menerima apa isi bacaan tersebut namun ia juga harus mampu memahaminya.
tidak langsung apabila seorang siswa semakin sering melakukan kegiatan membaca maka semakin banyak pula kosa kata yang ia kuasai dan hal inilah yang dibutuhkan agar siswa mampu memahami apa yang ia baca dengan baik.
Berdasarkan Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar 3.1 mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca dan 4.1 menentukan isi teks deskripsi (tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. Pada KD tersebut terdapat materi pelajaran pengertian teks deskripsi, isi teks deskripsi, ciri umum teks deskripsi, struktur teks deskripsi, dan kaidah kebahasaan. Dalam hal ini, pemahaman siswa tentang teks deskripsi hanya secara umum yaitu sebatas pengertian dan struktur teks deskripsi. Siswa perlu memahami pula tentang ciri dan kebahasaan teks deskripsi. Dalman (2015: 94) menyatakan bahwa kerangka deskripsi merupakan kerangka yang menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang ditulis secara terperinci sehingga pembaca seolah-oleh dapat melihat atau mengalamainya. Dengan demikian apabila siswa memahami teks deskripsi secara terperinci, maka pemahaman ketika membaca teks deskripsi akan semakin mudah.
Pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan tercapai apabila kompetensi tersebut dapat dikuasai siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat tentunya juga akan mempermudah siswa dalam menguasai materi yang diajarkan tersebut. Salah satunya adalah strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think).
Simons (dalam Wiesendanger, 2000: 188) menyatakan bahwa PSRT
yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif. Pada strategi
PSRT, terdapat empat tahapan proses aktivitas yaitu; (1) Prepare, (2) Structure, (3) Read, (4) Think. Pada praktiknya, strategi ini membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman sebelum dan sesudah membaca (Simons, 1989: 419). Hal ini dapat dilihat pada tahap-tahap strategi tersebut yaitu curah pendapat tentang pengetahuan yang dimiliki, organisasi, menentukan tujuan membaca, dan pengembangan informasi setelah membaca (Simons via Wiesendanger, 2000: 189). Strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran membaca karena strategi ini menstimulus siswa menjadi pembaca yang aktif untuk membuat hipotesis tentang makna teks serta kegiatan membaca untuk menguji hipotesis yang mereka buat (Singer dan Ruddell via Simons, 1989: 420). Pada strategi PSRT juga terdapat tahap Structure, yaitu tahap untuk mengetahui sebuah organisasi suatu teks maka strategi ini tepat digunakan dalam pembelajaran membaca teks.
Penerapan strategi PSRT dilakukan di SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Pemilihan SMP Negeri 2 Bambanglipuro sebagai tempat pengujian strategi dikarenakan strategi ini belum pernah diujikan pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Selain itu, penggunaan strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana pembelajaran membaca pemahaman baru dan inovatif. Serta penggunaan strategi
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP N 2 Bambanglipuro. Maka dari itu, penelitian
ini diberi judul “Keefektifan Strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think)
terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut.
1. Strategi PSRT belum diketahui keefektifannya dalam membaca pemahaman teks deskripsi.
2. Strategi PSRT belum pernah diujicobakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut. 1. Perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi antara siswa
2. Keefektifan penggunaan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada perbedaaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT?
2. Apakah strategi PSRT efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
2. Mengetahui keefektifan penggunaan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan akan menambah teori tentang penggunaan strategi dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.
b. Mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Siswa mempunyai sikap positif dan termotivasi dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi dengan menggunakan strategi
PSRT. b. Bagi Guru
Guru memperoleh alternatif penggunaan strategi dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman teks deskripsi.
c. Bagi Peneliti
peneliti terhadap fenomena yang ada di sekolah tentang pembelajaran membaca.
G. Batasan Istilah
1. Strategi PSRT adalah sebuah strategi membaca pemahaman yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif melalui serangkaian kegiatan mulai dari menyiapkan (prepare), memahami struktur organisasi teks
(structure), membaca teks bacaan (read), mengklarifikasi informasi yang belum lengkap dari kegiatan membaca (think) .
2. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks dalam memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki pembaca.
8 A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Membaca
Membaca merupakan sebuah kemampuan yang mendasar untuk menguasai keterampilan berbahasa. Kemampuan ini menjadi pilar dalam kehidupan maupun dalam dunia pendidikan. Zuchdi (2012: 3) menyatakan bahwa hakikat kegiatan membaca adalah memperoleh makna yang tepat pada suatu bahan bacaan. Hal ini berarti dalam membaca terdapat kegiatan berpikir yang mana dengan kegiatan berpikir pembaca mampu memperoleh makna dari bacaan tersebut.
Dalman (2014: 5) berpendapat bahwa membaca merupakan sebuah kegiatan atau proses kognitif untuk menemukan informasi yang terdapat dalam suatu bacaan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam proses membaca yaitu bukan hanya membaca teks secara sekilas, namun diperlukan proses berpikir agar informasi yang terdapat dalam bacaan tersebut dapat diterima dengan jelas.
Setiap orang ketika membaca tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, tujuan tersebut bergantung pada informasi apa yang ingin didapat atau bacaan apa yang dibaca. Ada beberapa variasi tujuan membaca, yaitu: (1) membaca untuk tujuan studi, (2) membaca untuk menangkap garis besar bacaan, (3) membaca untuk menikmati karya sastra, (4) membaca untuk mengisi waktu luang, (5) membaca untuk mencari keterangan suatu istilah (Nurhadi, 2010: 14). Berbeda dengan tujuan membaca yang diungkapkan Nurhadi, Anderson via Dalman (2014: 11). mengemukakan ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu untuk memperoleh fakta dan perincian, untuk memperoleh ide utama, untuk mengetahui susunan struktur karangan, untuk menyimpulkan, untuk mengelompokkan, untuk menilai atau mengevaluasi, dan untuk memperbandingkan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai definisi kemampuan membaca dan tujuan membaca. Kemampuan membaca adalah sebuah proses kognitif yang kompleks, yaitu menggunakan pengertian, pengetahuan, mengamati, dan mengingat-ingat untuk memahami suatu bacaan. Secara garis besar tujuan membaca adalah untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, serta membaca untuk mengevaluasi/menilai dan membaca untuk hiburan.
2. Membaca Pemahaman
informasi bacaan, maka dapat dikatakan kegiatan membaca tersebut berhasil. Diperlukan juga pola pikir untuk membangun keberhasilan pemahaman dalam membaca. Kegiatan pemahaman membaca melibatkan beberapa faktor yang harus dimiliki pembaca yaitu bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan konsep, dan keseluruhan pengalaman (Zuchdi, 2008: 23).
Menurut Suyata (1996: 25), pemahaman membaca merupakan suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks. Hal ini berarti kegiatan membaca suatu teks atau bacaan memberikan stimulus kepada pembaca agar dapat membentuk suatu makna dari bahan bacaan tersebut. Selain itu, membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami).
Ketika melakukan kegiatan membaca pemahaman, pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan. Setelah itu, pembaca harus dapat membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasanya sendiri dan menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan (Dalman, 2014: 87). Menurut Sudarso (2000: 58), membaca pemahaman adalah kemampuan membaca untuk dapat memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan. Artinya pembaca benar-benar memahami isi bacaan yang dibacanya secara mendalam.
pembaca mencakup unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur bacaan meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks. Lalu, unsur lingkungan membaca meliputi kesiapan guru sebelum, pada saat, atau setelah pembelajaran membaca, bagaimana guru menolong siswa memahami teks dan suasana umum penyelesaian tugas (hambatan dan dorongon) (Johnson dan Pearson via Zuchdi, 2008: 23).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks dalam memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki pembaca. Adapun faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman yaitu faktor dalam diri dan di luar pembaca. Faktor dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik, minat, motivasi, dan kumpulan kemampuan membaca. Faktor di luar pembaca meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks.
3. Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman
Tes kemampuan membaca pemahaman dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi yang terdapat dalam sebuah bacaan. Kemampuan membaca diukur sebagai hasil dari pembelajaran membaca pemahaman. Dengan begitu, kemampuan siswa dalam membaca akan terlihat, apakah siswa tersebut sudah dapat memahami isi bacaan atau belum.
mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utama dari keterampilan komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan aplikatif (Zuchdi, 2012: 78). Ketujuh subketerampilan yang dikategorikan oleh Ruddell adalah sebagai berikut.
1. Menemukan ide-ide penjelas
Subketerampilan ini adalah subketerampilan yang mengharapkan pembaca melakukan identifikasi terhadap ide, membandingkan ide yang satu dengan ide yang lain dalam bacaan serta menggolongkan ide yang sama dan ide-ide yang berbeda yang ditemukan dalam bacaan.
2. Menemukan urutan
Pada subketerampilan ini, pembaca diharapkan mampu menentukan urutan komprehensi yang terdapat dalam sebuah teks.
3. Menemukan hubungan sebab dan akibat
Subketrampilan menemukan hubungan sebab dan akibat yaitu kemampuan seorang pembaca dalam menemukan hubungan sebab - akibat dari teks yang dibaca, baik dengan menemukan hubungan sebab - akibat secara langsung lewat informasi yang tersurat maupun secara tersirat dalam sebuah teks. 4. Menemukan ide-ide pokok
5. Memprediksi
Subketrampilan memprediksi adalah subketerampilan yang berhubungan dengan kemampuan seorang pembaca untuk memprediksi tentang isi informasi yang terdapat dalam teks bacaan.
6. Pemecahan masalah
Subketrampilan pemecahan masalah adalah subketerampilan yang berkaitan dengan kemampuan diri seorang pembaca dalam menemukan cara pemecahan masalah setelah membaca teks.
4. Hakikat Teks Deskripsi
Teks deskripsi merupakan salah satu jenis teks yang harus dikuasai oleh siswa. Pada dasarnya, teks ini berisikan tentang penjabaran suatu objek secara rinci. Dalman (2015: 94) menyatakan bahwa kerangka deskripsi merupakan kerangka yang menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang ditulis secara terperinci sehingga pembaca seolah-oleh dapat melihat atau mengalamai apa yang dideskripsikan penulis.
dilihatnya di depan mata. Dengan kata lain, ketika membaca teks tersebut pembaca dapat melihat secara nyata apa yang dilihat oleh si penulis.
Selain itu, Rohmadi (2011: 81) mengungkapkan bahwa deskripsi merupakan sebuah karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif sehingga informasi yang disampaikan sama dengan pemahaman si pembaca. Artinya pembaca benar-benar memahami apa yang dideskripsikan penulis secara mendalam.
Sebuah teks tentunya memiliki struktur karangan yang berbeda antara teks yang satu dengan yang lainnya. Pardiyono (2007: 34) mengungkapkan struktur teks deskripsi yaitu, identifikasi dan deskripsi. Identifikasi berupa kalimat yang berisi satu topik objek bahasan yang akan dideskripsikan. Sementara deskripsi berupa detail deskripsi tentang objek yang dimaksud dalam identifikasi.
Berdasarkan urain tersebut dapat disimpulkan definisi teks deskripsi dan struktur teks deskripsi. Teks deskripsi adalah kerangka yang menggambarkan suatu objek (hidup maupun tak hidup) atau peristiwa secara detail sehingga apa yang diinformasikan penulis dapat dipahami oleh pembaca. Teks deskripsi terdiri dari dua struktur yaitu identifikasi dan deskripsi. Identifikasi meliputi kalimat yang berisi satu topik objek bahasan. Deskripsi meliputi detail penjelasan tentang objek yang dimaksud dalam identifikasi.
5. Strategi Pembelajaran
pembelajaran yang telah ditentukan. Ketika seorang tenaga pengajar hendak memilih sebuah strategi pembelajaran maka harus menyesuaikan juga segala aspek yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan disampaikan tersebut. Jihad dan Haris (2008: 24) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam mengelola kegiatan, yaitu dengan mengintregasikan urutan kegiatan, mengorganisasikan materi pelajaran, bahan, peralatan, dan waktu yang digunakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
Strategi digunakan dalam pembelajaran demi memperoleh suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran (Suryaman, 2012: 58). Penggunaan strategi dalam pembelajaran dilakukan bukan hanya untuk kelancaran dalam pembelajaran tersebut. Tetapi juga untuk mencapai sebuah keberhasilan pembelajaran yang efektif dan efisien namun tetap tertuju pada tujuan pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Suprihatiningrum (2014: 153), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah rancangan kegiatan yang harus dilakukan seorang guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran guru harus mempunyai strategi atau rancangan yang tepat agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal.
6. PSRT dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman
Strategi Prepare, Structure, Read, Think (PSRT) merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran membaca. Strategi ini dikembangkan oleh Sandra McCandless Simons pada tahun 1989. Menurut Simons (1989: 419) PSRT adalah sebuah strategi membaca pemahaman yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif. Strategi PSRT terdapat empat tahapan proses aktivitas yaitu; (1) Prepare, (2) Structure, (3) Read, (4) Think. Pada prakteknya strategi ini dirancang untuk digunakan sebelum dan sesudah membaca. Strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran membaca karena strategi ini menstimulus siswa menjadi pembaca yang aktif untuk membuat hipotesis tentang makna teks serta kegiatan membaca untuk menguji hipotesis yang mereka buat (Singer dan Ruddell via Simons, 1989: 420).
Selain itu, strategi ini menuntut guru dan siswa untuk saling berinteraksi dengan teks sehingga dengan interaksi tersebut siswa lebih mampu memahami isi teks yang dibacanya (Simons, 1989: 420). Berikut tahapan atau langkah yang terdapat dalam strategi PSRT (Simons, 1989: 424-425).
1. Prepare
a. Siswa melakukan identifikasi pada konsep utama yang diberikan oleh guru.
b. Siswa menggali latar pengetahuan awal tentang konsep utama yang diberikan guru melalui curah pendapat.
2. Structure
a. Guru membantu siswa dalam memahami organisasi teks.
b. Siswa diberikan kertas kosong untuk membuat peta konsep sesuai dengan struktur teks. Dalam membuat peta konsep, siswa harus mengacu pada informasi yang telah mereka dapatkan pada langkah pertama.
3. Read
a. Guru menentukan tujuan dari kegiatan membaca.
b. Siswa membaca teks sesuai dengan tujuan yang telah diberikan oleh guru. 4. Think
a. Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca. b. Siswa diminta menuliskan informasi yang diperoleh dari kegiatan
membaca di lembar kosong yang diberikan sebelumnya.
c. Siswa menyimpulkan informasi dari konsep utama (langkah 1) dan informasi yang telah meraka peroleh pada kegiatan membaca.
d. Gunakan pengetahuan lain, untuk mendorong siswa bertanya tentang informasi yang terdapat pada teks.
1. Guru memberikan sebuah konsep utama dari teks yang akan dipelajari.
2. Siswa melakukan curah pendapat latar belakang pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang konsep utama sebuah teks yang diberikan guru.
3. Guru mencatat hasil diskusi pada papan tulis.
4. Guru membimbing siswa untuk memahami organisasi teks.
5. Guru membagikan kertas kosong dan menyuruh siswa untuk membuat peta kosnsep sesuai dengan struktur teks menggunakan informasi yang mereka dapatkan pada saat curah pendapat.
6. Guru menentukan tujuan kegiatan membaca. 7. Siswa melakukan aktivitas membaca
8. Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca teks. 9. Siswa disuruh menuliskan informasi yang telah mereka dapatkan setelah
membaca pada kertas kosong yang diberikan sebelum kegiatan membaca. 10. Siswa menyimpukan informasi dari konsep utama saat curah pendapat
dengan informasi yang diperoleh setelah kegiatan membaca.
11. Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang informasi yang terdapat dalam teks menggunakan pengetahuan lain.
12. Guru melakukan evaluasi dan memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.
B. Pembelajaran Membaca Pemahaman Kelas VII SMP
terdapat dalam sebuah bacaan selain itu, agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar. Pada pembelajaran membaca di tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII penyajian materi pembelajaran membaca disajikan secara terpadu yaitu materi pembelajaran membaca pemahaman dengan meteri membaca yang lain diajarkan secara bersamaan. Dalam pembelajarannya siswa hanya diminta untuk membaca dan mengerjakan tugas. Tidak terdapat penyajian materi membaca secara khusus, contohnya dalam pembelajaran membaca pemahaman.
Pada Kurikulum 2013 kelas VII SMP terdapat Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran sebagai berikut.
Tabel 1: Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran Membaca Kelas VII SMP Semester 1
Kompetensi Dasar Materi Pelajaran
3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
1. Mengamati model-model teks deskripsi.
2. Merumuskan pengertiaan dan menjelaskan isi teks deskripsi 3. Mendaftar ciri umum teks
deskripsi yang mencakup struktur tentang objek (tempat wisata, tempat bersejarah, suasana pentas seni daerah, dll) yang didengar dan dibaca
dan pemahaman isi teks deskripsi. Pembelajaran membaca pemahaman dengan materi pelajaran tersebut dipadukan dengan strategi Prepare, Structure, Read,
Think (PSRT) yang akan membentuk suatu model pembelajaran membaca
pemahaman di kelas.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Yunaida Ria Utami (2016) Keefektifan Strategi PSRT (Prepare-Structure-Read-Think) dalam Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 12 Magelang. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
strategi PSRT dan menggunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian Yunaida Ria Utami adalah strategi PSRT efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang. Hal tersebut dapat dilihat dari uji-t sampel berhubungan prates dan pascates kelompok eksperimen menunjukkan t sebesar 11.577 dengan df 30 dan nilai p sebesar 0.00 (p < 0.05). Perbedaan dari penelitian Yunaida Ria Utami dengan penelitian ini adalah subjek penelitian dan teks yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian Eka Supriyanto (2009) yang berjudul Keefektifan Strategi KWL Plus dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta.
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Hal ini terbukti dari analisis Uji-t skor prates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan, diperoleh dari nilai t sebesar 0,997 dengan df 58, dan nilai p
0,323 (0,323 > 0,05). Hasil Uji-t skor pascates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai t sebesar 2,360 dengan df 58, nilai p 0,022 (0,022 < 0,05). Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dilihat dari perbedaan skor rerata prates - pascates yang signifikan pada kelompok eksperimen sebesar 2,7 sedangkan skor rerata prates - pascates kelompok kontrol sebesar 1,47. Perbedaan penelitian Eka Supriyanto dengan penelitian ini adalah strategi yang digunakan dan subjek penelitiaannya. Subjek penelitian Eka Supriyatno adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta sedangkan penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Bambanglipuro.
Selain itu, penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Hasifah Nur Fitriana (2011) yang berjudul Keefektifan Strategi Listen-Read-Discuss dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Eksplanasi pada
Siswa Kelas VII SMP. Persamaan penelitian Hasifah Nur Fitriana dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti kemampuan membaca pemahaman dan menggunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian tersebut adalah strategi
Listen-Read-Discuss efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman
eksperimen diperoleh nilai sig. sebesar 0,000 (sig.<0,05). Adapun kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 2,187 dan kelompok kontrol sebesar 0,906.
Perbedaan penelitian Hasifah Nur Fitriana dengan penelitian ini adalah pada strategi dan teks yang digunakan dalam penelitian.
D. Kerangka Pikir
Membaca adalah jendela dunia. Ini berarti bahwa dengan kegiatan membaca yang baik dan benar siswa mampu mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Dalam pembelajarannya, membaca bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca serta melatih siswa agar dapat melakukan kegiatan membaca dengan baik dan benar. Artinya setiap kegiatan membaca seseorang tidak hanya sebatas menerima apa isi bacaan tersebut namun ia juga harus mampu memahaminya.
Hal ini memberikan dasar bahwa dalam membaca siswa harus menguasai beberapa aspek dalam kemampuan membaca. Penguasaan aspek kemampuan membaca sangat berpengaruh dalam keberhasilan memahami suatu bacaan. Secara tidak langsung apabila seorang siswa semakin sering melakukan kegiatan membaca maka penguasaan aspek tersebut akan semakin baik dan hal inilah yang dibutuhkan agar siswa mampu memahami apa yang ia baca dengan baik dan benar.
mempermudah siswa dalam menguasai materi yang diajarkan tersebut. Maka dari itu, Penggunaan strategi PSRT dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi di SMP Negeri 2 Bambanglipuro akan dilakukan untuk mengetahui apakah strategi PSRT efektif digunakan pada pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi.
E. Hipotesis
1. Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.
b. Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
2. Adapun Hipotesis Kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang
signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.
24 A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan alasan penelitian ini berusaha untuk mencari keefektifan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
pretest-posttest control group. Dalam penlitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Dua kelas yang telah terpilih kemudian diberi prates untuk dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan pada keadaan awal kedua kelas tersebut. Setelah diberi prates, pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan strategi PSRT, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran tanpa strategi PSRT dalam jangka waktu tertentu. Hal terakhir yang harus dilakukan adalah pemberian pascates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai tabel berikut.
Tabel 2: Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan:
O1: Prates kelas eksperimen O2: Pascates kelas eksperimen O3: Prates kelas kontrol O4: Pascates kelas kontrol X : Strategi PSRT
Kelas Prates Variabel Bebas Pascates
Eksperimen O1 X O2
Tabel 2 memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam penelitian ini. Peneliti membagi subjek ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti memberikan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi PSRT dan memberikan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT pada kelas kontrol. Peneliti memberikan prates dan pascates pada kedua kelas untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan.
B. Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi PSRT. Strategi ini dijadikan sebagai perlakuan untuk kelas eksperimen sementara pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan tanpa strategi PSRT.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada jam mata pelajaran bahasa Indonesia agar siswa mengalami suasana pembelajaran seperti biasanya. Proses penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober dengan menyesuaikan jadwal pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun waktu penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Tabel 3: Jadwal Penelitian
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah populasi sebanyak lima kelas diantaranya yaitu, kelas VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII E.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang dipilih secara acak dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling
(penyempelan secara acak). Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dengan cara mengundi semua kelas VII yang ada di SMP Negeri 2 Bambanglipuro dan diambil dua kelas. Setelah dilakukan pengundian, kelas VII B terpilih sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa dan kelas VII A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32 Siswa. Selanjutnya dipilih satu kelas lagi sebagai kelas uji instrumen. Dari hasil pengundian itu diperoleh kelas VII C, sebagai kelas uji instrumen dengan jumlah siswa sebanyak32 Siswa.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Praeksperimen
dan kelas kontrol. Pemberian prates dilakukan untuk menyamakan kondisi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari prates kelas eksperimen dan prates kelas kontrol kemudian dianalisis menggunakan rumus uji-t. Uji-t prates kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan membaca pemahaman awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berawal dari titik acuan yang sama.
2. Tahap Eksperimen
Setelah kelas kontrol dan kelas eksperimen terbukti memiliki tingkat kemampuan yang sama dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan pada kelas eksperimen. Dalam proses ini, peneliti akan menerapkan strategi PSRT di kelas eksperimen. Perlakuan hanya diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Kelas Eksperimen
1) Guru memberikan sebuah konsep utama dari teks yang akan dipelajari.
2) Siswa melakukan curah pendapat latar belakang pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang konsep utama sebuah teks yang diberikan guru.
3) Guru mencatat hasil diskusi pada papan tulis.
5) Guru membagikan kertas kosong dan menyuruh siswa untuk membuat peta kosnsep sesuai dengan struktur teks menggunakan informasi yang mereka dapatkan pada saat curah pendapat.
6) Guru menentukan tujuan kegiatan membaca. 7) Siswa melakukan aktivitas membaca
8) Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca teks. 9) Siswa disuruh menuliskan informasi yang telah mereka dapatkan setelah
membaca pada kertas kosong yang diberikan sebelum kegiatan membaca. 10) Siswa menyimpukan informasi dari konsep utama saat curah pendapat
dengan informasi yang diperoleh setelah kegiatan membaca.
11) Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang informasi yang terdapat dalam teks menggunakan pengetahuan lain.
Guru melakukan evaluasi dan memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif. b. Kelas Kontrol
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran. 3) Siswa diberikan bahan bacaan.
4) Siswa melakukan kegiatan membaca.
5) Siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan terkait dengan bacaan yang telah dibaca.
3. Tahap Pascaeksperimen
Setelah perlakuan diberikan pada kelas eksperimen, langkah selanjutnya adalah pemberian pascates. Pengukuran pascates bertujuan untuk mengetahui pencapaian sesudah pemberian perlakuan. Dari hasil pascates tersebut akan diketahui perbedaan skor sebelum diberi perlakuan (prates) dengan skor sesudah diberi perlakuan (pascates), apakah perbandingan skornya mengalami peningkatan, sama, atau penurunan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Tes ini berupa prates dan pascates yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol. Kelas ekpserimen diberikan perlakukan dengan strategi PSRT dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan strategi PSRT. Prates diberikan sebelum eksperimen, sementara pascates diberikan setelah eksperimen.
G. Intrumen Penelitian
32 siswa kelas VII C diluar kelas sampel. Penyusunan intrumen disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, khususnya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
H. Validitas Instrumen
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi karena yang digunakan berupa tes kemampuan membaca pemahaman. Dalam uji validitas ini peneliti menyiapkan 80 soal dan selanjutnya akan diambil 40 soal valid untuk uji keterampilan membaca pemahaman. Uji validitas isi harus dilakukan oleh yang berkompeten di bidang yang bersangkutan atau ahlinya. Orang yang berkompeten dalam penelitian ini adalah Purwanti, S.Pd, beliau merupakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Selain itu, dilakukan uji validitas menggunakan program iteman,
yaitu untuk menganalisis butir soal pilihan ganda yang berjumlah 80 soal pada siswa kelas VII C SMP N 2 Bambanglipuro.
I. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes dapat mengukur secara konsisten kemampuan membaca pemahaman dari waktu ke waktu. Analisis butir soal menggunakan program iteman untuk mengetahui indeks
Tabel 4: Koefisien Uji Reliabilitas dan Interpretasi
Rentang Nilai Interpretasi
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
J. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data dengan Uji-t
Teknik analisis data dengan uji-t digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung, apakah berbeda secara signifikan atau tidak. Rata-rata hitung tersebut berasal dari kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi menggunakan strategi PSRT dengan kelas yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks dekripsi tanpa menggunakan strategi PSRT.
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat dilakukan dengan cara uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan rumus
b. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dipakai pada penelitian ini diperoleh dari populasi yang bervarian homogen atau tidak. Cara menguji homogenitas varian tersebut menggunakan program spss dengan uji statistik (test of homogenity). Jika nilai kesalahan kurang dari 5%, berarti data dari populasi punya varian yang tidak sama (tidak homogen). Apabila nilai kesalahan lebih dari 5%, berarti data dari populasi punya varian yang sama (homogen).
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik atau hipotesis nol (Ho) menyatakan tidak ada pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Artinya, selisih variabel pertama dan kedua adalah nol.
1. Hipotesis Pertama
Ho = Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan statregiPSRT.
2. Hipotesis Kedua
Ho = Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.
35
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think)
dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT
(Prepare, Structure, Read, Think). Selain itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Data dalam penelitian ini meliputi data skor awal yaitu skor yang diperoleh dari prates dan data skor akhir yaitu skor yang diperoleh dari pascates. Data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan sebagai berikut.
1. Deskripsi Data Penelitian
a. Setting Penelitian dan Validasi Instrumen
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, karena untuk mencari keefektifan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah pretest-posttest control group
design (Sugiyono, 2010: 112). Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua
diadakan uji validitas instrumen soal. Peneliti menyediakan 80 soal dan selanjutnya akan diambil 40 soal valid untuk uji kemampuan membaca pemahaman. Uji validitas intrumen soal yang pertama adalah uji validitas berdasarkan ahli, dalam hal ini dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 2 Bambanglipuro Ibu Purwanti, S.Pd. Setelah uji validitas berdasarkan ahli, instrumen tes diujicobakan kepada siswa diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol
Kelas kontrol merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran membaca tanpa menggunakan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think).
Sebelum dilakukan pembelajaran, terlebih dahulu diberi prates yaitu berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Subjek pada kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Berdasarkan hasil prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi diperoleh nilai tertinggi 87,5 dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata (mean) kelas kontrol adalah 65,547 dengan nilai tengah (median)
65, mode 65, dan standar devisasi 9,954. Hasil penghitungan nilai prates kelas kontrol dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi
(%)
Frekuensi Komulatif
Frekuensi Komulatif
(%)
1 Rendah < 75 27 84,4 27 84,4
2 Sedang 76 – 85 4 12.5 31 96.9
Gambar 1: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prates Kelas Kontrol
Berdasarkan data distribusi frekuensi prates kelas kontrol tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 27 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 4 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 1 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 27 siswa.
c. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembalajaran membaca pemahaman teks deskripsi dengan menggunakan strategi PSRT. Sebelum kelas eksperimen diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan prates membaca pemahaman, yaitu tes dengan soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100.
27
4
1
0 5 10 15 20 25 30
Rendah Sedang Tinggi
Data hasil prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 52,5. Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah 70,234 dengan nilai tengah (median) 70, mode 70, dan standar devisasi 9,078. Hasil penghitungan nilai prates kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut. Tabel 6: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen
No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi (%)
Frekuensi Komulatif
Frekuensi Komulatif
(%)
1 Rendah < 75 25 78,2 25 78,2
2 Sedang 76 – 85 4 12,5 29 90,7
3 Tinggi 86 – 100 3 9,3 32 100
Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prates Kelas Eksperimen Berdasarkan data distribusi frekuensi prates kelas eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 25 siswa. Siswa yang
25
4 3
0 5 10 15 20 25 30
Rendah Sedang Tinggi
memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 4 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 3 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 25 siswa. Jadi, berdasarkan data prates kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau tidak ada perbedaan.
d. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol
Pemberian pascates membaca pemahaman teks deskripsi pada kelas kontrol bertujuan untuk melihat pencapaian kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi tanpa menggukan strategi PSRT yaitu dengan tes soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Data hasil pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 82,5 dan nilai terendah 52,5. Nilai rata-rata (mean) adalah 67,734 dengan nilai tengah (median) 67,5, mode 67,5, dan standar devisasi 7,915. Hasil penghitungan nilai pascates kelas kontrol dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.
Tabel 7: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi
(%)
Frekuensi Komulatif
Frekuensi Komulatif
(%)
1 Rendah < 75 27 84,3 27 84, 3
2 Sedang 76 – 85 5 15,7 32 100
Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pascates Kelas Kontrol Berdasarkan data distribusi frekuensi pascates kelas kontrol tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 27 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 5 siswa. Kemudian siswa yang mendapat skor antara interval 86 – 100 sebanyak 0 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 27 siswa.
e. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Teks Deskripsi Kelas Eksperimen
Pemberian pascates membaca pemahaman pada kelas eksperimen bertujuan untuk melihat pencapaian kemampuan membaca pemahaman teks dekripsi menggunakan strategi PSRT, yaitu dengan tes soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Data hasil pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen diperoleh nilai
27
5
0
0 5 10 15 20 25 30
Rendah Sedang Tinggi
tertinggi 92,5 dan nilai terendah 65. Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah 76,797 dengan nilai tengah (median) 77,5, mode 77,5, dan standar devisasi 6,757. Hasil penghitungan nilai pascates kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.
Tabel 8: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi
(%)
Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 2 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori sedang yaitu pada interval 76 – 85 sebanyaknya 17 siswa.
f. Perbandingan Data Statistik Skor Prates-Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tebel perbandingan data statistik nilai prates-pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dibuat untuk melihat perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata
(mean), nilai tengah (median), mode, dan standar deviasi dari nilai prates-pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen. data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 9: Perbandingan Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data Prates Pascates
prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 52,5, sedangkan pada pascates nilai tertinggi 92,5 dan nilai terendah 65.
Nilai rata-rata prates dan pascates kedua kelas mengalami kenaikan. pada saat prates, nilai rata-rata kelas kontrol 65,547, sedangkan rata-rata pascates 67,734, maka kenaikan yang terjadi adalah sebesar 2,187. Nilai prates dan pascates pada kelas eksperimen juga mengalami kenaikan nilai rata-rata. Nilai rata-rata prates kelas eksperimen 70,234 dan nilai rata-rata pascates kelas eksperimen 76,797, maka kenaikan yang terjadi adalah sebesar 6,563. Berdasarkan data tersebut maka terlihat bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai prates ke nilai pascates yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan nilai yang terjadi pada kelas kontrol.
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis a. Hasil Uji Normalitas Sebaran
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran
No. Data Kolmogorov-Smirnov Keterangan
1. Prates KK 0,200 p > 0.05 = normal 2. Pascates KK 0,134 p > 0,05 = normal 3. Prates KE 0,144 p > 0,05 = normal 4. Pascates KE 0,080 p > 0,05 = normal
Berdasarkan tabel 10, diketahuhi signifikansi skor prates kelas kontrol adalah 0,200 dan signifikansi skor prates kelas eksperimen adalah 0,144, Signifikansi skor pascates kelas kontrol adalah 0,134 dan signifikansi skor pascates kelas eksperimen adalah 0,080. Nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov
skor prates dan pascates kelas kontrol maupun kelas eksperimen menunjukkan nilai p > 0,05, maka skor prates dan pascates kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal. Hasil pernghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16-19 halaman 161-164.
b. Hasil Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homegenitas. Dalam uji homogenitas, data dikatakan homogen jika nilai signifikansi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Berikut disajikan tabel rangkuman penghitungan hasil uji homogenitas data prates dan pascates.
Tabel 11: Hasil Uji Homogenitas No Data Levene
Statistic
Berdasarkan tabel 11, diketahui hasil uji homogenitas skor prates diperoleh Levene Statistic 0,409 dengan df1 = 1, df2 = 62, dan signifikansi 0,525. Pada hasil uji homogenitas skor pascates diperoleh Levene Statistic 1,161 dengan df1 = 1, df2 = 62, dan signifikansi 0,286. Nilai signifikansi skor prates dan pascates kelas kontrol maupun kelas eksperimen menunjukkan nilai Sig. > 0,05, maka skor prates dan pascates kedua kelas dinyatakan homogen.
3. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi siswa dan menguji tingkat keefektifan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Analisis data yang digunkan adalah Uji-t. Syarat suatu data dapat dinyatakan signifikan apabila p lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Penghitungan Uji-t ini menggunakan bantuan program komputer SPSS 16.0.
a. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan
kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT”. Hipotesis tersebut
adalah hipotesis alternatif (Ha).
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan mengubah Ha menjadi
pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT”.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penghitungan uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.
1) Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji-t data prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dikenai pembelajaran. Berikut disajikan tabel rangkuman hasil uji-t prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 12: Rangkuman Hasil Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data T df p Keterangan
Prates KK-KE 1,968 62 0,054 p> 0,05 ≠ Signifikan
2) Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji-t data pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi
PSRT dengan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT. Berikut disajikan tabel rangkuman hasil uji-t pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 13: Rangkuman Hasil Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data T df p Keterangan
Pascates KK-KE 4,926 62 0,000 p < 0,05 = Signifikan
Tabel 13 menunjukkan hasil penghitungan dengan uji-t diperoleh t sebesar 4,926 dengan df = 62, pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Selain itu, diperoleh p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Dengan demikian, hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran membaca teks deskripsi menggunakan strategi
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, ditolak.
Ha : Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, diterima.
b. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro”. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif (Ha). Keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi dapat diketahui dengan mencari perbedaan skor prates dan pascates kelas eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan gain score setelah pelaksanaan uji-t.