• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI

METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA

SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR

KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SANIA HIDAYATI

NIM 11613013

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

ِت ﺎَﯿﱢﻨﻟا ِب ُﻞَﻤْﻋ َﺄْﻟا ﺎَﻤﱠﻧ ِإ

Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Orang tuaku bapak Chamam (alm) dan ibu Siti Fatimah (alm).

2. Kepala sekolah RA Az-Zahra Jombor Azizatun Nikmah yang selalu membimbing dan mengarahkan, serta semua keluarga besar RA Az-Zahra Jombor yang telah memberikan motivasi yang besar.

3. Nenekku tercinta Hj. Rubiah.

4. Anak yang saya cintai, sayangi Ananda Ahza Zafira Putri yang ikut serta dalam memperjuangkan hidup, kaulah semangat ibu sayang, beserta bapaknya.

5. Kakak tercinta Arifin.

6. Ibu/Bapak dosen IAIN Salatiga.

7. Saudara-saudara.

8. Ibu Juariyah binti Jumadi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk hidup lebih maju.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdullilahi robil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional, Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B Ra Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga 4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai

(8)

7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaikan skripsi ini

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Salatiga, 15 Maret 2017 Penulis,

Sania Hidayati

(9)

ABSTRAK

Hidayati, Sania. 2017. (Peningkatan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B Ra Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci : Peningkatan Kerjasama, Metode Proyek Menghias Kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian kerjasama anak usia dini pada kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 5-6 tahun yang tergabung dalam Kelompok B dan berjumlah 20 anak. Dari 20 peserta didik kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, sebanyak 3 anak yang dinyatakan tuntas atau mencapai indikator kinerja yaitu memperoleh bulatan penuh (●) sedangkan 17 anak belum memenuhi indikator kinerja. Berdasarkan hasil penelitian pra siklus dapat diketahui bahwa kerjasama anak sebelum menggunakan metode proyek hanya 15% dengan kategori baik, 35% kategori cukup, dan 35% dengan kategori kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa kerjasama anak dengan menggunakan metode proyek membuat kolase mengalami peningkatan. Anak yang mencapai perkembangan baik mencapai 45%, kategori cukup 35%, kategori kurang 20%, sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II dapat diketahui bahwa kerjasama anak dengan menggunakan metode proyek membuat kolase mengalami peningkatan, terbukti dengan anak yang berhasil mencapai kategori baik 80%, kategori cukup 15%, dan kategori kurang hanya 5% atau 1 anak, sehingga dapat dinyatakan bahwa indikator kinerja mengalami keberhasilan.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ……… v

PERSEMBAHAN………... vi

KATA PENGANTAR………... vii

ABSTRAK………... ix

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan/ Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan... 6

F. Definisi Operasional ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama ... 17

(11)

C. Kerangka Berfikir ... 37

D. Hipotesis Tindakan………... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian………... 39

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ... 46

C. Prosedur Penelitian ... 47

D. Pengumpulan Data ………... 50

E. Keabsahan Data ………... 53

F. Analisis Data ………... 54

G. Indikator Keberhasilan ………... 56

H. Jadwal Penelitian ………... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ... 59

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 61

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ………... 65

D. Pembahasan ………... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73 Daftar Pustaka

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Prosedur Penelitian ... 47

Tabel. 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar Kemampuan Kerjasama ... 52

Tabel 3.4 Indikator Penilaian Kemampuan Kerjasama ... 57

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ... 58

Tabel. 4.1 Hasil Observasi Kondisi Pra Siklus ... ... 60

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ... 63

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 65

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II... 67

(13)

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

Grafik 4.1 Grafik Kerjasama Anak Sebelum Menggunakan Melalui Metode Proyek... 62

Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Membuat Kolase ... 65

Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek... 69

Grafik 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Proyek Mambuat Kolase ... 71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 7 Lembar Observasi

Lampiran 8 Wawancara Lampiran 9 Catatan Lapangan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (early child education/PAUD) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian

manusi secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti

luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan YME.

Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan

menentukan kualitas masa depan, oleh karena itu pendidikan anak usia

dini sangat penting dan merupakan investasi yang sangat besar bagi

keluarga dan bangsa karena masa depan dunia ada di tangan anak sebagai

generasi penerus bangsa.

Pada saat anak menjalani usia keemasan (golden age) maka merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan 5 aspek perkembangan

anak, salah satu aspek perkembangan tersebut adalah perkembangan

sosial emosional. Pada aspek perkembangan sosial emosional, kompetensi

dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengembangkan

konsep diri dan sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa

memiliki.

Ada berbagai kemampuan yang harus distimulasi sejak dini. Salah

satunya adalah kemampuan bekerjasama. Kerjasama merupakan aspek

(16)

kemampuan kerjasama penting untuk memberikan keterampilan baru agar

ikut berpartisipasi dalam dunia yang terus berubah dan berkembang.

Biasanya akan terjadi pada saat anak bermain (Hurlock, 1978: 262).

Mengatakan bahwa semakin banyak kesempatan anak untuk melakukan

sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukan dengan

cara bekerja sama. Jika anak memiliki kemampuan kerjasama yang baik

maka anak cenderung mudah memahami perasaan orang lain, anak akan

memiliki perhatian yang besar pada temannya sebayanya dan anak

mampu memotivasi pribadi orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut Parten dalam Sujiono, (2009: 144)

memandang kegiatan bermain sebagai sarana bersosialisasi, diharapkan

melalui kegiatan bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi,

menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara

menyenangkan. Selanjutnya, Nugraha & Rachmawati (2008: 217)

menjelaskan dalam periode prasekolah memiliki ciri sosialisasi pada anak

yaitu mulai bermain bersama (cooperative play). Oleh karena itu kemampuan bekerjasama penting diperhatikan sejak dini.

Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi

semakin maju berimbas pada permainan anak. Berbagai macam

permainan “games” elektronika atau melalui “gadget”. Orangtua yang

mempunyai kesibukan tinggi mempunyai kecenderungan memberikan

permainan tersebut pada anak-anaknya, akibatnya anak kurang mendapat

(17)

anak rendah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan

berbagai kemampuan kerjasama anak yaitu dengan mengikutsertakan

anak pada pendidikan anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut sebagaimana

yang dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No

20 Tahun 2003 (Permendiknas, No 58 Tahun 2009).

Pemberian rangsangan atau stimulus pada anak usia dini dilakukan

melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan

anak secara berulang tanpa paksaan. Bermain dapat dilakukan sendiri

maupun bersama-sama. Ketika bermain, secara tidak langsung seluruh

kemampuan anak terstimulus. Begitu juga dengan kemampuan kerjasama

anak.

Realita dilapangan banyak anak yang memiliki kemampuan

kerjasama belum berkembang. Demikian juga yang terjadi apada anak

kelompok B RA Az Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan ketika anak

bermain balok, dari 20 anak dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing

kelompok 5 anak, hanya 1 kelompok yang bisa bekerjasama dan berhasil

(18)

berebut, dan bahkan ada yang merusak ketika temannya berusaha

membuat bangunan dari balok.

Kenyataan diatas diperparah dengan kondisi guru yang masih

menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif. Oleh karena itu

peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang kegiatan anak

yang dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak pada RA Az-Zahra

Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan metode proyek

kegiatan menghias kelas. Selanjutnya penelitian tersebut penulis tuangkan

dalam bentuk tulisan yang berjudul, “Peningkatan Kerjasama Anak

Melalui Metode Proyek Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B RA

Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Apakah penggunaan metode proyek dengan kegiatan menghias kelas

dapat meningkatkan kerjasama anak kelompok B RA Az-Zahra

(19)

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian kerjasama anak usia

dini pada kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Diharapkan melalui hasil penelitian ini, dapat menjadi salah satu

pedoman untuk meningkatkan kemampuan kerjasama melalui

penggunaan metode proyek menghias kelas bagi dalam dunia

pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru

1) Meningkatkan kreatifitas guru menggunakan metode proyek

menghias kelas.

2) Memberikan pengalaman pada guru tentang penelitian tindakan

kelas.

b. Bagi anak

Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama anak sehingga

(20)

c. Bagi sekolah

Sebagai upaya memberikan pembelajaran terbaik bagi anak

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga

tersebut.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat diajukan

hipotesis tindakan yaitu melalui metode proyek menghias kelas dapat

meningkatkan kemampuan kerjasama siswa pada kelompok B RA

Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman yang

berbeda pada judul di atas, maka peneliti perlu menjelaskan berbagai

istilah sekaligus sebagai batasan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut

adalah:

1. Perkembangan Sosial Emosional

Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai

makhluk sosial (zoon politicori). Syamsuddin (1995: 105) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengungkapkan bahwa "sosialisasi

adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan

menurut Loree (1970: 86) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118)

(21)

melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial

terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta

belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam

lingkungan sosialnya".

Muhibin (1999: 35) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118)

mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses

pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock

(1978: 250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan

perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.

"Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma,

nilai atau harapan sosial".

Goleman (1995: 411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada

suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan

psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

2. Kerja Sama

Pada dasarnya tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri.

Manusia adalah mahluk sosial, yaitu manusia yang selalu membutuhkan

orang lain disisinya sehingga mau atau tidak mau mereka akan saling

berhubungan satu sama lain. Meski hubungan itu tidak selalu baik,

namun banyak manusia menempatkan hal ini sebagai hal yang

terpenting dalam hidup mereka. Salah satu fitrah manusia sebagai

(22)

3. Metode Proyek Menghias Kelas

Metode proyek menghias kelas merupakan metode yang berusaha

meningkatkan aktifitas belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah dari orientasi tanggung jawab yang penekanannya pada guru

beralih ke tekanan tanggung jawab kepada anak-anak melalui kegiatan

menghias kelas. Metode proyek dengan kegiatan menghias kelas

diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan

kerjasama dengan sepenuh hati, dan meningkatkan keterampilan dan

menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara

efektif dan kreatif.

Metode proyek melalui kegiatan menghias kelas merupakan

strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan

masalah dengan melakukan kerjasama dengan anak lain,

masing-masing melakukan bagian pekerjaannya secara individual atau dalam

kelompok kecil untuk menjadi milik bersama.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(23)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Az-Zahra

Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Hal ini karena

peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam

proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam mencermati

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

pada tahun pelajaran 2016/2017 .

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok B RA Az-Zahra

Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang yang berjumlah 20 orang terdiri

dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam tahap ini peneliti membuat perencenaan tentang apa yang

akan dilaksanakan dalam penelitian dalam tabel di bawah ini:

Tabel. 1. Langkah–langkah penelitian

Kegiatan Siklus 1 Siklus 1

Perencanaan 1. Guru menyusun

RKH, satu siklus 3

RKH

2. Guru menyiapkan

lembar observasi

dan bahan untuk

menghias kelas

1. Guru menyusun RKH

2. Guru memberi

penjelasan pada

peserta didik tentang

(24)

membuat lukisan

a. Doa dan salam

pembuka

a. Doa dan salam

(25)

dengan kolase

(26)

didik

Refleksi Guru dan observer

mengoreksi kebehasilan

indikator kinerja maka

penelitian tindakan kelas

dinyatakan berhasil.

Pelaksanaa siklus 2

merupakan perbaikan

pada hasil refleksi guru

dan observer.

4. Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen observasi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel. 1.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar

(27)

No. ASPEK INDIKATOR BUTIR

1. Anak dapat berperan

serta dalam kegiatan

membuat hiasan kelas

1

2. Anak dapat berperan

serta dalam kegiatan

membuat hiasan kelas

2

2 Anak mau berbagi

dan mampu

2. Anak tidak saling

berebut

1. Anak mau mengerjakan

tugas sampai selesai

5

2. Anak mau membereskan

alat-alat permainan

(28)

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode observasi, dokumentasi dan penugasan.

a. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian dengan alat observasi tentang hal-hal

yang akan diteliti. Observasi melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi.

Obervasi hasil belajar menggunakan lembar observasi akan

digunakan sebagai sebagai pedoman dalam mengumpulkan data

tentang kemampuan kerjasama anak. Lembar observasi ini diambil

dari tahapan kerjasama. Menurut Tedjasaputra (2001: 88) tahapan

dalam kemampuan kerjasama anak adalah:

1) Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan

teman

2) Anak mau berbagi dengan teman yang lain

3) Anak mau menghadapi masalah bersama–sama

4) Mau menunggu giliran

5) Belajar mengendalikan diri

6) Mau berbagi

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal sesuai variabel

(29)

notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yang

digunakan dalam peelitian ini adalah profil sekolah, portofolio,

raport siswa (Suharsimi, 2010: 231).

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada guru mengenai

proses pembelajaran khususnya pembelajaran yang terkait untuk

meningkatkan kerjasama anak melalui metode proyek menghias

kelas.

6. Analisis Data

Setelah terkumpul data dengan lengkap, maka selanjutnya adalah

menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian

yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis

deskriptif kualitatif.

Menurut Arikunto (2010: 13) dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas, menggunakan jenis data kualititatif (nilai hasil belajar

siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti

menggunakan analisis statistik deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

Kata Pengantar

Abstrak

Daftar Isi

(30)

Daftar Gambar

BAB I: Pada bab pertama membahas tentang Pendahuluan yaitu,

membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan, Kegunaan penelitian, Hipotesis Tindakan, Definisi

Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Pada bab kedua mengkaji tentang Kajian Pustaka yaitu, Hakikat

Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama, Metode Proyek

Menghias Kelas, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Tindakan.

BAB III: Menjelaskan lebih lanjut tentang Pelaksanaan Penelitian yaitu,

Pendekatan Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II,

Prosedur penelitian, Pengumpulan Data, Keabsahan Data,

Analisis Data, Indikator Keberhasilan, dan Jadwal Penelitian.

BAB IV: Membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Deskripsi

Per Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi

Pelaksanaan Siklus II, dan Pembahasan.

BAB V: Yaitu Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama 1. Perkembangan Sosial Emosional

Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial(zoon politicori).Syamsuddin (1995: 105) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengungkapkan bahwa "sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan menurut Loree, (1970: 86) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) "sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya".

Muhibin (1999: 35) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses

pembentukansocial self(pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock (1978: 250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. "Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial".

Goleman (1995: 411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Syamsuddin (1990: 69) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 114) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks(a complex feeling state)dan getaran jiwa(stid up state)

yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku". Berdasarkan definisi di atas kita dapat memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Sedangkan

(32)

dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak.

Hurlock (1978) menyatakan bahwa sosial emosional adalah suatu pola perilaku dalam situasi sosial dalam masa kanak-kanak melalui proses penerimaan sosial.

2. Proses Perkembangan Sosial

Untuk menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan tiga proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan satu sama lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1978) dalam Nugraha dan Rahmawati (2007: 118), yaitu sebagai berikut: (1) Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat, (2) Belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat, (3) Mengembangkan

sikap/tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan individu nonsosial. Kelompok individu sosial adalah mereka yang tingkah lakunya mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang diinginkan dan diterima sebagai anggota kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan adanya orang lain dan merasa kesepian apabila berada seorang diri. Selain itu mereka juga merasa puas dan bahagia jika selalu berada dengan orang lain. Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah orang-orang yang tidak berhasil mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka adalah individu yang tidak tahu apa yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai dengan harapan sosial. Kadang-kadang mereka tumbuh menjadi individu antisosial, yaitu individu yang mengetahui harapan kelompok sosial, tetapi dengan sengaja melawan hal tersebut. Akibatnya individu antisosial ini ditolak atau dikucilkan oleh

kelompok sosial.

Selain kedua kelompok tadi, dalam perkembangan sosial ini adapula istilah individu yangintrovertdanextrovert. Introvertadalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan

(33)

selalu didasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalamannya sendiri. Orang-orang dengan kecenderunganintrovert,biasanya pendiam dan tidak membutuhkan orang lain karena merasa segala kebutuhannya bisa dipenuhi sendiri. Sedangkanextrovertadalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian ke luar dirinya sehingga segala minat, sikap, dan keputusan-keputusan yang diambilnya lebih ditentukan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Orang-orangextrovertbiasanya cenderung aktif, suka berteman, dan ramah-tamah. Seorang ahli menyatakanintrovertdan

extroverthanya merupakan suatu tipe dari reaksi yang ditunjukkan seseorang. Jika seseorang menunjukkan reaksi yang terus-menerus seperti itu atau sudah menjadi kebiasaan barulah bisa dianggap sebagai tipe kepribadiannya. Sementara ahli lain menyatakan bahwa suatu kepribadian yang sehat atau seimbang haruslah memiliki kedua kecenderungan ini. Dengan demikian, kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta kebutuhan akan prestasi dan refleksi diri keduanya bisa terpuaskan.

( http://rizaladriene.blogspot.com/2017/02/makalah-perkembangan-sosial-dan-emosi.html) diakses pada 2 Februari 2017 pukul 17.18 WIB

3. Ciri Tingkah Laku Sosial Anak Usia Prasekolah

Ciri sosialisasi periode usia prasekolah menurut Nugraha & Rahmawati (2007: 217) adalah sebagai berikut:

a. Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya

b. Dikenal dengan istilah pregang age. Dikatakan pregang karena anak prasekolah berkelompok belum mengikuti arti dari sosialisasi

yang sebenarnya. Mereka mulai belajar menyesuaikan diri dengan

harapan lingkungan sosial.

c. Hubungan dengan orang dewasa. Melanjutkan hubungan dan selalu

ingin dekat dengan orang tua maupun guru. Mereka selalu berusaja

untuk berkomunikasi dan menarik perhatian orang dewasa.

(34)

e. 3-4 tahun mulai main bersama (cooperative play). Mereka tampak mengobrol selama bermain, memilih teman untuk bermain,

mengurangi tingkah laku bermusuhan.

4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Perkembangan emosional anak tidak selamanya stabil. Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik yang berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak menurut Hurlock (1993: 261-263) adalah sebagai berikut: a. Kondisi Fisik

1) Apabila keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan atau

kesehatan yang buruk atau perubahan yang berasal dari

perkembangan maka mereka akan mengalami emosi yang

meninggi. Kondisi-kondisi fisik yang mengganggu antara lain:

2) Kesehatan yang buruk, di sebabkan karena gizi yang buruk,

gangguan pencernaan atau penyakit. Masih menurut Hurlock

kondisi kesehatan yang buruk pada seseorang akan membuat

dirinya menjadi terbatas dibanding dengan orang yang sehat,

apalagi jika kondisi tersebut berlangsung lama.

3) Kondisi yang merangsang, seperti penyakit kulit termasuk rasa

gatal apabila ada pada bagian tubuh yang terbuka bisa

(35)

yang tak henti akan mengakibatkan kejengkelan pada individu

dan dapat menimbulkan emosi yang tak terkontrol, terutama

pada saat ingin mengahiri rasa sakit.

4) Gangguan kronis, seperti asma atau penyakit kencing manis.

Penyakit kronis kerap membuat seorang putus asa.

5) Perubahan kelenjar, terutama pada saat masa puber.

b. Kondisi Psikologi

Kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi emosi antara lain:

1) Perlengkapan intelektual yang buruk, anak yang memiliki

tingkat intelektual rendah rata-rata mempunyai pengendalian

emosi yang kurang dibandingkan dengan anak yang pandai pada

tingkat umur yang sama.

2) Kegagalan dalam mencapai tingkatan aspirasi. Kegagalan

berulang-ulang dapat mengakibatkan timbulnya keadaan cemas,

sedikit atau banyak.

3) Kecemasan setelah pengamalan emosi tertentu yang sangat kuat.

Sebagai contoh akibat lanjutan dari pengalaman menakutkan

akan mengakibatkan anak merasa takut kepada setiap situasi

yang mengancam.

c. Kondisi lingkungan

(36)

1) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan

penyelisihan yang terus menerus. Pertengkaran atau perselisihan

dalam konteks hubungan sosial sebenarnya wajar akan tetapi

jika konflik tersebut berlangsung secara terus menerus akan

menimbulkan emosi dan akibatnya rusaknya hubungan sosial

yang wajar.

2) Ketegangan yang disebabkan serta disiplin yang otoriter.

Disiplin itu baik tetapi jika dipaksakan akan menimbulkan

dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya. Lama-kelamaan bisa

menimbulkan pemberontakan serta keinginan untuk keluar dari

tata norma yang ada tersebut.

3) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu

melindungi, over protective bisa mengakibatkan penolakan dari orang yang disayanginya. Seolah-olah rasa sayang dibalas

dengan rasa benci. Karena sesungguhnya sudah menjadi sifat

alamiah manusia tidak mau terlalu dilindungi dan diatur oleh

pihak luar.

4) Suasana otoriter di sekolah. Guru yang terlalu menuntut atau

pekerjaan sekolah yang tidak sesuai dengan kemampuan anak

akan menimbulkan kemarahan sehingga pulang ke rumah dalam

keadaan kesal.

Sedangkan perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh

(37)

lingkungan keluarga dan banyak berpengaruh terhadap perkembangan

sosial anak adalah:

a. status sosial ekonomi keluarga,

b. keutuhan keluarga, dan

c. sikap dan kebiasaan orang tua (Hurlock, 1993: 261-263).

5. Indikator Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak TK/RA Kelompok B

Dalam pedoman penyusunan perangkat pembelajara RA/BA Kemenag (2011: 6 ) disebutkan indikator tingkat perkembangan sosial anak TK/RA kelompok B meliputi :

a. Bersikap kooperatif dengan teman.

b. Menunjukkan sikap toleran.

c. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada

(senang, sedih, antusias, dan sebagainya).

d. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial

budaya setempat.

e. Memahami peraturan dan disiplin.

f. Menunjukkan rasa empati.

g. Memliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah ).

h. Bangga terhadap hasil karya sendiri.

i. Menghargai keunggulan orang lain.

6. Kerjasama

a. Pengertian

(38)

membutuhkan orang lain disisinya sehingga mau atau tidak mau mereka akan saling berhubungan satu sama lain. Meski hubungan itu tidak selalu baik, namun banyak manusia menempatkan hal ini sebagai hal yang terpenting dalam hidup mereka. Salah satu fitrah manusia sebagai makhluk sosial adalah kerjasama.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 554) definisi dari kerjasama adalah melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan atau ditangani oleh 2 orang (pihak) atau lebih. Sedangkan menurut Yudha (2005: 39) di dalam bukunya menjelaskan bahwa kerjasama (cooperative) adalah sebuah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya saling mendekat untuk mengurus sebuah kepentingan dan tujuan bersama-sama. Lebih lanjut menurut Santosa (2004: 22) Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga setiap individu dapat mencapai tujuan apabila individu lain juga

mencapai tujuan. ( http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/11/jhptump-a-meitakurni-550-2-babii.pdf) diakses pada 2 Februari 2017 pukul 11.05 WB.

b. Tahap–Tahap Kerjasama

Kerjasama bukan hal yang serta merta ada dan tumbuh dalam diri anak. Menurut Tedjasaputra (2001: 88) Tahapan dalam kemampuan kerjasama anak adalah :

1) Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan

teman

2) Anak mau berbagi dengan teman yang lain

3) Anak mau menghadapi masalah bersama–sama

4) Mau menunggu giliran

5) Belajar mengendalikan diri

(39)

Menurut Yudha (2005: 43) tahap-tahap kerjasama ini

menjadi langkah keberlangsungan dari suatu wujud kebersamaan.

Tahap–tahap kerjasama antara lain :

1) Bekerja sendiri

Pada tahap ini seseorang memerlukan waktu dan proses untuk mengenal dirinya sendiri.

2) Mengamati dan mengenal lingkungan

Mengenal lingkungan tempat kerjasama akan terjadi merupakan cara yang dapat membantu seseorang menentukan siap untuk terlibat atau tidak terlibat dengan mengacu pada pemahaman potensi diri.

3) Merasa tertarik dan mengadakan penyesuaian diri

Pada tahap ini keterampilan untuk melakukan kerjasama perlu dilakukan dengan penyesuaian.

4) Terbuka untuk memberi dan menerima

Kemampuan menyesuaikan diri adalah langkah menuju keterbukaan sikap.

c. Tujuan Kerjasama

Hafsah (2000: 5) mengatakan“tujuan dalam kerjasama harus menimbulkan kesadaran dan saling menguntungkan kedua pihak. Tentu saja saling menguntungkan bukan berarti bahwa kedua pihak yang bekerjasama tersebut harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama serta memperoleh keuntungan yang sama besar. Akan tetapi, kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan kekuatan dan potensi masing–masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak bersifat prporsional, artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing–masing”.

Menurut Yudha (2005: 54) tujuan kerjasama anak usia dini yaitu :

1) Menyiapkan anak didik dengan ketrampilan baru agar ikut

berpartisipasi dalam dunianya yang terus berubah dan

(40)

2) Membentuk kepribadian anak agar dapat mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang

lain dalam berbagai situasi sosial.

3) Mengajak anak untuk membangun pengetahuan secara aktif.

4) Dapat memantapkan interaksi pribadi dengan anak dan

diantara guru dengan anak. Hal ini bertujuan untuk

membangun proses sosial yang akan membangun tujuan

bersama.

Jadi, sosial emosianal kerjasama merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, yang merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak usia dini sehingga mampu berinteraksi dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Metode Proyek Menghias Kelas 1. Pengertian Metode Proyek

Metode proyek menurut Moeslichatoen (2004: 137) merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Metode proyek berasal dari

gagasan John Dewey tentang konsep “learning by doing” yakni

(41)

Di dalam kehidupan berkelompok, masing-masing anak belajar untuk dapat mengatur diri sendiri agar dapat membina persahabatan, berperan serta dalam keguatan kelompok,

memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerja sama mencapai tujuan bersama (Gordon, 1985: 17 dalam Moeslicatoen, 2004: 137-138). Misalnya anak dihadapkan pada suatu masalah begaimana menyiapkan perayaan lebaran itu mereka harus bekerjasama untuk menghadapi itu dan memecahkan bersama, masing-masing anak tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus berbagi pekerjaan untuk diselesaikan secara perseorangan atau dalam kelompok 2 atau 3 orang untuk mencapai tujuan bersama (Moeslichatoen, 2004: 138).

Karena berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari, metode proyek diharapkan dapat menjadi wahana untuk

menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati, dan meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif (Moeslichatoen, 2004: 138).

2. Tujuan dan Manfaat Metode Proyek

Tujuan metode proyek menurut Moeslichatoen (2004: 146) yaitu untuk melatih anak memperoleh keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari baik secara mandiri maupun kelompok, keterampilan bekerja secara terpadu untuk mencapai tujuan kelompok, keterampilan kerjasama secara harmonis, bekerja secara tuntas. Pada tujuan metode proyek ini, anak dilatih untuk mendapat keterampilan memecahkan persoalan sehari-hari dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat secara mandiri maupun kelompok. Selain itu juga melatih anak-anak untuk saling bekerjasama dalam pekerjaannya demi mencapai tujuan bersama secara harmonis, karena kerjasama dalam metode proyek dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.

(42)

mengembangkan hubungan antar pribadi yang saling memberi dan menerima.

Manfaat metode proyek ditinjau dari pengembangan pribadi sosial, intelektual maupun pengembangan kreatifitas antara lain yaitu memberikan pengalaman kepada anak dalam mengatur dan mendistribusikan kegiatan, belajar bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing, mempuk semangat gotong royong dan kerjasama di antara anak-anak yang terlibat, memberikan

kesempatan kepada anak untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan cermat, mampu mengeksplorasikan bakat, minat dan kemampuan anak, memberikan peluang kepada setiap anak baik individual maupun kelompok untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya yaitu

kemampuan yang telah dimilikinya yaitu keterampilan yang sudah dikuasainya untuk mewujudkan daya kreativitasnya secara optimal.

3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Metode Proyek

Tahap-tahap pelaksanaan metode proyek menurut

Moeslichatoen (2004: 145-150) ada 3 tahap, yaitu tahap rancangan persiapan, rancangan pelaksanaan dan rancangan evaluasi. Tahapan yang pertama adalah persiapan metode proyek. Pada tahap persiapan ini yang dilakukan guru adalah: (a) menetapkan tujuan dan tema kegiatan sesuai dengen metode proyek, (b) Menetapkan rancangan bahan dan alat yang akan diperlukan dalam metode proyek, (c) Menetapkan rancangan pegelompokan anak untuk melaksanakan kegiatan proyek, (d) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (e) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran dengan metode proyek.

Tahapan yang kedua dari metode proyek adalah pelaksanaan kegiatan meliputi: (a) kegiatan apa yang harus dilakukan anak secara mandiri atau tim kecil (2 atau 3 anak), (b) hasil yang diharapkan dari masing kegiatan, (c) Bagaimana cara mengerjakan masing-masing bagian pekerjaan yang harus diselesaikan, (d) bahan dan alat apa yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, (e) memadukan kegiatan-kegiatan itu untuk menghasilkan sesuatu karya sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai.

(43)

keterampilan dalam penyiapan proyek, peningkatan keterampilan dalam bekerjasama, pengembangan kreatifitas anak, dan atanggung jawab menyelesaikan tugas sampai tuntas.

4. Metode Proyek Menghias Kelas

Berdasarkan teori di atas metode proyek menghias kelas merupakan metode yang berusaha meningkatkan aktifitas belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari orientasi tanggung jawab yang penekanannya pada guru beralih ke tekanan tanggung jawab kepada anak-anak melalui kegiatan menghias kelas. Metode proyek dengan kegiatan menghias kelas diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati, dan meningkatkan keterampilan dan

menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif.

Metode proyek melalui kegiatan menghias kelas merupakan strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar

memecahkan masalah dengan melakukan kerjasama dengan anak lain, masing-masing melakukan bagian pekerjaannya secara

individual atau dalam kelompok kecil untuk menjadi milik bersama. Pada penelitian ini menghias kelas dilaksanakan dengan membuat lukisan dinding dan membuat kolase. Adapun kegiatan tersebut menurut Kathy Charner (1993: 136) diuraikan sebagai berikut:

a. Lukisan Dinding

Kegiatan ini merangsang kreativitas anak dan kerjasama dalam kelompok

Bahan

Kertas putih besar/kertas pembungkus pos Pastel, krayon dan atau spidol

Selotip kertas

Yang harus dilakukan

1) Rekatkan kertas ukuran 1,2 m x 3 m di papan tulis. Letakkan

krayon di kursi atau pinggiran papan agar mudah diraih

2) Minta anak-anak memilih tema atau judul lukisan itu

(44)

nakal. Pemungutan suara dapat dilakukan untuk memilih

judul yang terbaik.

3) Mintalah anak-anak merancang gambar yang berhubunga

dengan tema yang ditentukan. Tiap aak membuat sebagian

gambar sampai selesai. Jika anda memiliki murid yang

sedikit, anak-anak dapat menggambar sekaligus, atau

mereka dapat menyelesaikan satu demi satu.

4) Kegiatan tambahan

Jika lukisan sudah jadi, ajaklah anak-anak membicarakan perasaan mereka setelah bekerja dalam kelompok. Anak-anak dapat memutuskan secara kelompok dimana mereka akan menggantung lukisan dinding mereka.

b. Kolase Persahabatan

Anak-anak belajar bergaul dan bekerjasama secara positif . 1) Bahan

Kertas besar (cukup untuk menutup meja), bahan-bahan untuk kolase (potongan kertas, tekstil, tali sepatu, pita dan kertas aluminium), kancing, renda,glitter, guntung, lem, krayon atau spidol.

2) Langkah-langkah

a) Rekatkan kertas menggunakan selotip diatas meja rendah.

Kumpulkan semua bahan untuk membuat karya seni di

tengah-tengah kertas. Pastikan semua anak-anak yang

berdiri disekeliling meja dapat meraihnya.

b) Katakan pada anak-anak, “Kita akan membuat kolase

persahabatan. Kita akan berbagi semua hal yang akan kita

(45)

c) Biarkan anak-anak menggambar dan merekatkan

benda-benda di kertas. Mereka dapat menggunakan semua bahan

kolase yang tersedia di meja.

d) Beri semangat anak-anak untuk mengungkapkan diri

sendiri. Ingatkan anak-anak agar semua mereka saling

berbagi semua bahan bagaimana layaknya sahabat.

Bicarakan bagaimana nikmatnya bekersama dalam tugas.

e) Pastikan anak-anak mengoleskan tipis-tipis saat

menggunakan lem. Gumpalan lem membuat kertas

menjadi berat dan akan menyulitkan saat digantung.

f)Ketika anak-anak sudah merasa cukup menghias kertasnya,

biarkan mereka membuat titik, garis dan membuat

coret-coret dengan lem diseluruh permukaan karya. Berikan

satu wadah glitter dan tabur pada setiap anak kemudian taburkan. Beri semangat anak-anak agar glitter tetap melekat dikertas.

g) Biarkan karya mengering kemudian lepaskan selotip.

Goyangkan dengan lembut untuk membuang kelebihan

glitter ke meja kemudian kumpulkan untuk tugas

berikutnya. Gantungkan karya di dinding agar semua

(46)

C. Kerangka Berfikir

Gambar 1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

(47)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi dimana praktik - praktik pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif (Saminanto: 2010: 2).

Adapun gambaran umum RA Az-Zahra Jombor:

1. Letak Geografis

RA Az-Zahra terletak di Jalan Jawa No. 10, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Karena letaknya sangat strategis dekat dengan kelurahan Jombor dan perbatasan dengan kota Salatiga, maka banyak sekali peserta didik yang bersekolah di RA Az-Zahra. Mata pencaharian penduduk di sekitar RA Az-Zahra adalah sebagi pedagang.

Sekolah ini berdiri di atas tanaha seluar 400 m2, luas bangunan 250 m2terdiri dari empat kelas, sebuah kantor, sebuah UKS, 2 kamar mandi yaitu kamar mandi anak dan guru, sebagai pendukung aktivitas warga sekolah.

Setiap ruangan dihiasi dengan berbagai macam hasil karya anak dan guru sehingga bisa bermanfaat sebagai media

pembelajaran. Selain itu, alat kebersihan, sarana olah raga serta berbagai alat peraga yang memadai.

Jumlah peserta didik pada tahun 2016 adalah 95 siswa yang terbagi ke dalam empat rombongan belajar. Jumlah pendidik sebanyak 8 (delapan) orang. Banyaknya siswa yang bersekolah di RA Az-Zahra Jombor menunukkan adanya dorongan dari

(48)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok B RA Az-Zahra Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang berjumlah 20 orang teriri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Peneliti memilih RA Az-Zahra Jombor karena salah satu alasannya yaitu RA Az-Zahra Jombor sudah menerapkan BCCT (Beyond Center Cycle Time) atau sentra yang di dalamnya terdapat sentra bahan alam yang cocok untuk peningkatan kemampuan sosial kerjasama anak melalui metode proyek menghias kelas.

Menulut peneliti, salah satu keunggulan RA Az-Zahra Jombor sudah menggunakan sentra. Sentra bukanlah hal yang baru bagi anak di Indonesia. Adapun manfaat dari sentra yang dijumpai peneliti ketika melakukan observasi yaitu dapat meningkatkan kemampuan sosial emosional, kerjasama anak melalui metode proyek menghias kelas. Dapat meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, bereksplorasi, dan menemukan bahwa kerjasama anak melalui menghias kelas akan membantu anak dalam memecahkan masalah.

Dan keberhasilan RA Az-Zahra Jombor dalam mendidik anakanya telah teruji dengan memperoleh terakreditasi B.

3. Visi dan Misi Sekolah:

a. Visi RA Az-Zahra Jombor:

Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang Islami, cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.

b. Misi RA Az-Zahra Jombor:

1) Menggali potensi siswa melalui proses pembelajaran dan

bimbingan.

2) Tumbuhkembangkan potensi peserta didik melalui belajar

sambil bermain.

3) Bimbing dan tanamkan peserta didik melalui iman dan

(49)

4) Libatkan seluruh elemen masyarakat dalam proses

bimbingan dan pembelajaran.

c. Tujuan RA Az-Zahra Jombor:

1) Mempersiapkan peserta didik untuk memasuki jenjang

pendidikan dasar.

2) Pembiasaan anak terhadap hal-hal baik.

3) Pembentukan karakter sejak dini.

4. Profil sekolah

a. Identitas sekolah

1) Nama sekolah : RA Az-Zahra Jombor

2) Nomor Statistik : 10123320077

3) Provinsi : Jawa Tengah

4) Otonomi daerah : Kabupaten Semarang

5) Kecamatan : Tuntang

6) Desa : Jombor

7) Jalan dan nomor : Jawa nomor 10

8) Kode pos : 5773

9) Telepon : 0857415594649

10) Fax/e-mail :ra_azzahra@gmail.com

11) Daerah : pedesaan

12) Status sekolah : swasta

13) Akreditasi : B

(50)

15) Menegemen : sendiri

b. Data nama siswa kelompok B

Adapun keadaan siswa kelompok B di RA Az-Zahra Jombor sebagai berikut:

(51)

Semarang, 2

13. S13 Salatiga, 26

Maret 2010

15. S15 Salatiga, 10

(52)

17. S17 Kab.

c. Daftar Guru dan Karyawan

1) Kepala RA Aaz-Zahra : Azizatun Nikmah, S.Pd.

2) Wakil Kepala : Juariyah

3) Guru sentra bahan alam A : Mulyani

4) Guru sentra bahan alam B : Siti Karimah

5) Guru sentra persiapan A : Arum Pangestu

6) Guru sentra persiapan B : Eniyati

7) Guru sentra balok A : Miskiyah

8) Guru sentra balok B : Umi Farihah, S.H.I.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(53)

dari beberapa komponen yaitu:Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing), Perenungan (reflecting) (Arikunto, 2010 : 92).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Az-Zahra Jombor, Hal ini Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam mencermati

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada tahun ajaran 2016/2017.

C. Prosedur penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk kolaborasi dimana peneliti dibantu oleh guru yang lain. Pada penelitian tindakan kelas ini

pengamatan dilakukan terhadap kemampuan kerjasama peserta didik kelompok B RA Az-Zahra Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

Tabel. 1 . Prosedur Penelitian

Kegiatan Siklus 1 Siklus 2 Perencanaan a. Guru menyusun RKH,

satu siklus 3 RKH

b. Guru menyiapkan

a. Guru menyusun RKH

(54)

Pelaksanaan

- Guru memberi arahan

dalam melaksanakan

kegiatan menghias

kelas

b. Kegiatan Inti

- Guru member contoh

(55)

- Penutup

b. Aktifitas peserta didik

(memperhatikan

penjelasan guru,

bersemangat, aktif,

motivasi dan

mengerjakan tugas)

a. Aktivitas guru (memberi

observasi, apersepsi,

mengkondisikan siswa,

memberi contoh

menghias kelas dengan

kolase

b. Aktifitas peserta didik

(memperhatikan

penjelasan guru,

bersemangat, aktif,

motivasi dan

mengerjakan tugas)

(56)

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan penugasan.

1. Metode observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. Observasi melibatkan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.

Obervasi hasil belajar menggunakan lembar observasi akan digunakan sebagai sebagai pedoman dalam mengumpulkan data tentang kemampuan kerjasama anak. Lembar observasi ini diambil dari tahapan kerjasama. Menurut (Tedjasaputra, 2001: 88) Tahapan dalam kemampuan kerjasama anak adalah :

a. Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan

teman

b. Anak mau berbagi dengan teman yang lain

c. Anak mau menghadapi masalah bersama–sama

d. Mau menunggu giliran

e. Belajar mengendalikan diri

f. Mau berbagi

2. Metode dokumentasi

Menurut (Suharsimi, 2010: 231) dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal sesuai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah, portofolio, raport siswa.

3. Wawancara

(57)

4. Instrumen Pengumpulan Data

Kisi-kisi instrumen observasi adalah sebagai berikut: Tabel. 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar

Kemampuan Kerjasama

No. ASPEK INDIKATOR BUTIR

1. Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan teman

a. Anak dapat berperan

serta dalam kegiatan

membuat hiasan kelas 1

b. Anak dapat berperan

serta dalam kegiatan

membuat hiasan kelas 2

2. Anak mau berbagi dan mampu

b. Anak tidak saling

(58)

membereskan alat-alat

permainan

bersama-sama

E. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007: 330).

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti

menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.

Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti

menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran

( http://phisiceducation09.blogspot.com/2017/02/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html#sthash.zDGLS7nG.dpu) diakses 1 Februari 2017, pukul 12.00 WIB.

F. Analisis Data

(59)

Menurut Patton (Moleong, 2001: 103), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penilitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara , observasi dan survei.

2. Reduksi data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan - catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

3. Displaydata

Displaydata adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

4. Verivikasi dan penegasan kesimpulan

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

Dalam penelitian ini data–data yang telah didapat dianalisis mulai dari siklus 1 dan siklus 2 untuk dibandingkan perolehan nilai rata-ratanya.

(60)

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan, yakni:

1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang menerapkan

metode proyek dengan kegiatan menghias kelas untuk

meningkatkan kemampuan sosial emosional kerjasama dtandai

dengan aktivitas guru dalam kategori baik di lembar observasi.

2. 75% peserta didik kelompok kelompok B RA Az-Zahra Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, kerjasamanya menjadi

lebih baik setelah mengikuti proses pembelajaran yang

menerapkan metode proyek dengan kegiatan menghias kelas

ditandai dengan aktivitas siswa dalam kategori baik di lembar

observasi dan ditandai dengn perolehan nilai bulatan penuh (●).

3. Indikator penelitian yang digunakan peneliti untuk meningkatkan

kemampuan sosial emosional kerjasama melalui metode proyek

menghias kelas.

4. Indikator Penilaian Kemampuan Kerjasama

Tabel 3.4 Indikator Penilaian Kemampuan Kerjasama

No. Aspek Yang Diamati

Kriteria Penilaian

1. Anak dapat berperan serta dalam

kegiatan membuat hiasan kelas

2. Anak dapat berperan serta dalam

(61)

3. Anak bersedia menggunakan alat dan

bahan yang digunakan dalam

pembuatan lukisan dinding dan kolase

secara bersama–sama

4. Anak tidak saling berebut

5. Anak mau mengerjakan tugas sampai

selesai

6. Anak mau membereskan alat – alat

permainan bersama–sama

H. Jadwal Penelitian

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menyusun

proposal

√ √

2. Perijinan √

3. Menyusun instrumen penelitian

4. Penelitian lapangan

(62)

5. Analisis data √

6. Penulisan laporan dan konsultasi

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Berdasarkan data hasil kondisi awal yang diperoleh peneliti

sebelum dilakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan

sosial emosional kerjasama anak melalui metode proyek di

kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2016/2017 diperoleh data bahwa

kemampuan sosial emosional kerjasama anak masih rendah. Hal ini

dikarenakan salah satu penyebabnya adalah belum optimalnya proses

kegiatan belajar mengajar. Dari 20 peserta didik kelompok B RA

Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,

sebanyak 3 anak yang dinyatakan tuntas atau mencapai indikator

kinerja yaitu memperoleh bulatan penuh (●) sedangkan 17 anak

belum memenuhi indikator kinerja. Selengkapnya dapat dilihat

dalam daftar indikator berikut:

(64)

Indikator

Kondisi Awal

Presentase (%) Tingkat Pencapaian

Perkembangan

Jumlah Anak

Mau

bekerjasama

dalam

kelompok

dalam

melakukan

kegiatan

sosial

emosional

● Baik 3 15%

√ Cukup 7 35%

○ Kurang 10 50%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kerjasama anak

sebelum menggunakan metode proyek hanya 15% dengan kategori baik,

35% kategori cukup, dan 35% dengan kategori kurang sehingga perlu

(65)

Grafik 4.1 Grafik Kerjasama Anak Sebelum Menggunakan

Melalui Metode Proyek

B.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan

Peneliti menerencanakan upaya meningkatkan kemampuan

kerjasama anak melalui metode proyek membuat kolase yang dapat

menstimulasi kemampuan kerjasama anak. Peneliti merencanakan

penelitian tindakan kelas siklus I untuk meningkatkan kemampuan

kerjasama anak melalui metode proyek membuat kolase pada anak

kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

Perencanaan tindakan ini dimulai dengan membuat rencana

kegiatan harian (RKH) yang memfokuskan metode proyek dengan

membuat kolase . Kemudian guru menyiapkan peralatan yang akan

digunakan dalam pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar berjalan

(66)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I untuk meningatkan

kemampuan kerjasama anak melalui metode proyek membuat kolase pada

kelompok B RA Az Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2016/2017 berpedoman pada rencana kegiatan

harian (RKH) yaitu:

a. Selasa, 14 Maret 2017

Rencana kegiatan harian (RKH) hari Selasa, 14 Maret 2017

yaitu: 1) Doa dan salam pembuka; 2) Apersepsi; 3) bercakap-cakap

tentang alat komunikasi; 4) Menjelaskan tentang aturan main membuat

kolase alat komunikasi; 5) Membuat kolase secara berkelompok; 6)

Istirahat; 7) Mengulas kegiatan sehari; 8) penutup.

b. Rabu, 15 Maret 2017

Rencana kegiatan harian (RKH) hari Rabu, 15 Maret 2017

yaitu: 1) Berbaris, doa dan salam pembuka; 2) Apersepsi; 3)

bercakap-cakap; 4) Menjelaskan tentang aturan main membuat kolase; 5)

Membuat kolase secara berkelompok; 6) Istirahat; 7) Mengulas

kegiatan sehari; 8) penutup.

Penelitian tindakan kelas berjalan lancar. Anak dibagi menjadi

5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak.

Masing-masing kelompok harus menyelesaikan tugas yang diberikan guru

(67)

kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, namun

sebagian masih terlihat asik bermain sendiri dan ada sebagian saling

berebut peralatan.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan kepala sekolah dan teman

sejawat dengan menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan pada

siklus I yang telah dilakukan tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 4.2: Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I

Indikator

Siklus I

Presentase % Tingkat Pencapaian

Perkembangan

Jumlah Anak

Mau bekerjasama

dalam kelompok

melakukan

kegiatan kolase

Baik 9 45%

Cukup 7 35%

Kurang 4 20%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kerjasama anak

dengan menggunakan metode proyek membuat kolase mengalami

peningkatan. Anak yang mencapai perkembangan baik mencapai 45%,

kategori cukup 35%, kategori kurang 20%, sehingga perlu untuk

(68)

Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kerjasama Anak Melalui Metode

Proyek Membuat Kolase

4. Refleksi

Refleksi berupa koreksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

untuk mengetahui kekurangan pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi

ditemukan ditemukan bahwa aktifitas anak pada kelompok B RA

Az-Zahra Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, belum

maksimal. Kekurangan siklus I yaitu: a) Masih banyak siswa yang pasif

dalam mengikuti kegiatan secara berkelompok, dengan bukti mereka

masih asik bermain sendiri atau ngobrol dengan temannya, masih ada anak

yang saling berebut peralatan. b) Guru kurang terampil dalam

memberikan motivasi anak agar dapat bekerjasama dalam kelompok, c)

Siswa yang masuk dalam kategori baik baru mencapai 45%. Berdasarkan

hal tersebut diatas harus dilakukan siklus II.

(69)

Siklus II dilaksanakan dalam satu minggu pada pertengahan bulan

Maret 2017.

1. Perencanaan Tindakan

Peneliti merencanakan penelitian tindakan kelas siklus II untuk

meningkatkan kemampuan kerasama melalui metode proyek membuat

kolase bintang ayam pada anak RA Az-Zahra Jombor, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang. Jadwal kegiatan penelitian tindakan

kelas siklus II dinyatakan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II

Pertemuan Hari dan Tanggal

1 Selasa, 14 Maret 2017

2 Rabu, 15 Maret 2017

3 Kamis, 16 Maret 2017

Peneliti juga mempersiapkan rencana kegiatan harisn (RKH),

media dan alat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaaan penelitian tindakan kelas siklus II untuk

(70)

anak kelompok B RA Az-Zahra Jombor, Kecamatan, Kabupaten

Semarang, tahun pelajaran 2016/2017 ini berpedoman pada rencana

kegiatan harian atau RKH yang telah direncanakan yaitu:

a. Rencana kegiatan harian (RKH) hari Kamis, 16 Maret 2017 yaitu: 1)

Berbaris, doa dan salam, 2) appersepsi, 3) senam sehat ceria, 4)

disentra imtaq, 5) Membuat kolase, 6) istirahat, 7) mengulas kegiatan

sehari, 8) penutup.

Penelitian tindakan kelas ini berjalan sangat baik dan lancer

sesuai harapan peneliti. Anak memberikan tanggapan baik dengan

mengikuti seluruh kegiatan dan lebih antusias dibandingkan pada

kegiatan sebelumnya. Apalagi ketika anak mengetahui bahwa kegatan

ini dilombakan antar kelompok. Anak dapat melaksanakan tugas yang

diberikan guru secara berkelompok dan bekerjasa dengan teman dalam

kelompoknya.

3. Observasi

Hasil pengamatan pada kegiatan siklus II yang telah dilakukan

tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5: Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II

Indikator

SIKLUS II

Presentase

% Tingkat Pencapaian

Perkembangan

Jumlah

Anak

Gambar

Grafik 4.1Grafik
Tabel. 1. Langkah –langkah penelitian
Tabel. 1.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar
Tabel. 1 . Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat dan pendidikan merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula

Perlu dibentuk suatu kelompok tani yang dikelola oleh masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi wisata penanaman di Desa Muara dan mengatasi permasalahan

[r]

Thus, once we have obtained the cubic spline curve, interpolating the data set, con- vexity preserving and bounding maximal area, with C 1 continuity along the segments, we raise

PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

[r]

Peneliti akan mengkaji tentang efek situs goal.com pada pemberitaan intermilan fc terhadap komunitas Inter Club Indonesia Moratti Salatiga dalam hal ini anggota

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Secara Voluntary. Diponegoro Journal