• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Gusnimar1, Dina Nadira Amelia Siahaan2 1

Guru Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Deli Serdang 2

Dosen STIT Al Ittihadiyah Labuhanbatu Utara

e-mail: gusnimar62@gmail.com dan dinanadiraa@gmail.com

Abstract: The implementation of guidance and counseling activities as an integral part of education serves to maximize the development of children's potential so as to achieve maturity and independence in overcoming life problems. In this context, it is necessary to introduce programs of various types of guidance and counseling services to be used as guidelines for guidance and counseling teachers, as well as counselors who formally hold the mandate to assist the development of children so that they become independent and responsible in solving life problems encountered in reaching psychological maturity as an adult.

Keyword: Programs, services, Guidance and Counseling PENDAHULUAN

Perjalanan kehidupan seseorang mencakup dimensi yang luas. Bahkan rencana dan arah kehidupan bisa men-cakup dunia dan akhirat. Dalam konteks menjalani hidup, berarti banyak hal yang diperlukan seseorang yang sedang ber-kembang supaya pribadinya berber-kembang sebagaimana diharapkan, terutama men-jalankan tugas perkembangan sebagai-mana mestinya. Untuk itu, diperlukan ber-bagai program layanan yang harus diberi-kan kepada anak didik supaya kepribadian mereka dapat berkembang, dan memiliki kemampuan pribadi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi men-cakup; masalah pendidikan (pengajaran dan belajar), masalah pribadi dan sosial, serta masalah pekerjaan/ karir.1

Sedangkan menurut Dunsmoor dan Miller dalam Luddin, bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pri-badi yang merekan miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai bentuk bantuan yang sistematik, dimana siswa di-bantu untuk dapat memperoleh

1 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling,

(Bandung: Pustaka Setia, 2020), h. 66-67.

penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap lingkungannya.2

Pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberian yang terus menerus dan sistematis kepada individu di dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapainya kemampuan untuk dapat memahami dirinya, puan untuk dapat merealisasikan kemam-puan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penye-suaian diri dalam lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lahmuddin, mengemukakan pen-dapat Mc. Daniel bahwa konseling me-rupakan rangkaian pertemuan konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu, kon-selor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Tujuan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyusuaikan diri, baik dengan diri maupun lingkungan”.3

Lebih lanjut dikemukakan Yusuf dan Nurikhsan, konseling merupakan salah

2Abubakar M. Luddin, Kinerja Kepala

Sekolah dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Citapustaka Media Prinis, 2009), h.8.

3Lahmuddin. Konsep- Konsep Dasar

Bim-bingan Konseling, (Bandung: Citapustaka Media, 2006), h. 2.

(2)

satu bentuk hubungan yang bersifat mem-bantu. Makna bantuan di sini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, dan mampu meng-hadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Dalam hal ini tugas kon-selor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.4

Sejatinya penyusunan dan pene-tapan program layanan BK, merupakan bagian dari manajemen BK yang tercakup dalam manajemen pendidikan, khususnya kegiatan dalam manajemen kesiswaan. Pemberian program layanan menjadi keniscayaan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling, terutama me-lalui fungsi koordinator bimbingan dan konseling yang membagi tugas dimulai dari merencanakan berbagai program layanan bimbingan dan konseling yang diperlukan anak didik dalam rangka mengoptimalkan fumgsi dan tugas per-kembangan anak didik di sekolah. Ber-bagai program layanan dibuat melalui perencanaan bimbingan dan konseling sehingga menghasilkan kegiatan yang di-laksanakan oleh guru, wali kelas, koor-dinator BK, dan kepala sekolah. Tujuan program layanan bimbingan dan kon-seling adalah untuk memudahkan stake-holders mendapatkan layanan BK ber-kualitas untuk mencapai perkembangan yang optimal.5 Model rencana bimbingan

dan konseling yang komprehensif adalah terseleksi dari data yang dikumpulkan dan menjelaskan program bimbingan dan kon-seling terkini sebagaimana yang dibutuh-kan dalam meningkatdibutuh-kan kualitas sekolah.

4 Syamsu Yusuf dan Juntika Ihsan, Landasan

Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.9.

5Norman C. Gysbers dan Patricia Henderson,

Developing dan Managing Your School Guidance & Counseling Programs, Alexandria: American Counseling Association, 2006, h.133.

Kajian ini berusaha menjelaskan ber-bagai jenis program layanan BK, tijuan pembuatan program layanan Bimbingan Konseling, dan mengapa penting me-rumuskan program layanan Bimbingan Konseling di sekolah? Pentingnya penyu-sunan program layanan BK dilakukan agar kegiatan layanan BK benar-benar terukur pelaksanaannya untuk memudahkan eva-luasi atau pengawasan BK.

KONSEP DASAR PROGRAM LAYANAN BK

Program adalah rencana yang di-rumuskan dan ditetapkan melalui kegiat-an perenckegiat-anakegiat-an (plkegiat-anning). Program bim-bingan dan konseling adalah di mana program tersebut tertuju kepada apa yang ingin tercapai dari tujuan bimbingan sehingga program tersebut berjalan secara efektif dan efisien.6 Untuk membuat

prog-ram yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan yang matang dalam mem-buat program bimbingan dan konseling sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan harapan dari pendidikan dan insividu.7

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling agar individu mampu me-mahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya.8

Layanan dasar bimbingan bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-kete-rampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Layanan dasar bimbingan ini ditujukan untuk se-luruh individu, dilaksanakan dengan menggunakan strategi bimbingan klasikal dan dinamika kelompok.9

6Uman Suherman AS, Manajemen Bimbingan

Konseling, (Bandung: Rizki Press, 2013), h.37.

7 Uman Suherman AS, Manajemen…, h.38. 8 Uman Suherman AS, Manajemen…, h.15. 9 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional

Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, h.243.

(3)

|215 Secara teoritis, ada beberapa

ren-cana atau program dalam layanan bim-bingan dan konseling,10 terdiri dari:

layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, konseling kelom-pok, layanan konsultasi dan layanan mediasi.

1. Layanan Orientasi

Makna orientasi dipergunakan pada banyak penyebutan. Sebagai contoh tasi tugas, orientasi kehidupan, atau orien-tasi siswa. Dalam konteks ini orienorien-tasi adalah tatapan ke depan, ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Hal ini sangat penting karena berkenaan dengan ber-bagai kondisi, peristiwa yang terjadi dan kesempatan yang terbuka dalam ke-hidupan setiap orang.

Kegiatan ini adalah layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada siswa. Layanan ini bertujuan agar siswa memiliki informasi memadai, baik infor-masi tentang dirinya maupun inforinfor-masi tentang lingkungannya. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat.11

Layanan orientasi yaitu layanan bim-bingan dan konseling yang memung-kinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pesrta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki oleh peserta didik, untuk mempermudah dan mem-perlancar peserta didik agar dapat ber-peran di lingkungan yang baru ini.

Layanan orientasi berupaya men-jembatani kesenjangan antara seseorang dengan suasana atapun objek-objek baru. Layanan ini juga secara langsung ataupun tidak langsung “mengantarkan” orang yang dimaksud untuk memasuki suasana

10Tohirin, Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.137.

11Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur

Sudi-anto, Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Jakarta: Grasindo, 2005), h.21.

ataupun objek baru agar ia dapat meng-ambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek baru itu. Konselor bertindak sebagai pembangun jembatan atau agen yang aktif “mengantarkan“ seseorang me-masuki daerah baru.

a. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :

1) Pengenalan lingkungan dan fasi-litas sekolah

2) Peraturan dan hak-hak serta kewa-jiban siswa

3) Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan social siswa

4) Kurikulum dengan segala aspek-aspeknya

5) Peranan kegiatan bimbingan karir 6) Peranan pelayanan bimbingan dan

konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa b. Tujuan layanan orientasi

1) Tujuan umum

Layanan orientasi (ORIN) berupaya mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Melalui layanan ini individu mempraktikkan ber-bagai kesempatan untuk mema-hami dan mampu melaksanakan kontrak secara konstruktif dengan berbagai elemen suasana baru ter-sebut.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus layanan orien-tasi dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling. Fungsi pemahaman, indi-vidu memahami berbagai hal yang penting dari suasana yang baru dijumpainya, kemudian mengolah hal tersebut sehingga dapat diguna-kan untuk hal-hal baru tersebut sehingga dapat digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan. Fungsi pencegahan,dengan adanya pemahaman terhadap elemen sua-sana baru beserta berbagai keter-kaitannya itu, individu yang ber-sangkutan dapat terhindar dari

(4)

hal-hal negatif yang dapat timbul apa-bila dia tidak memahaminya. Fungsi pengembangan dan peme-liharaan, kemampuan menyesuai-kan diri dan pemanfaatan secara konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi, lingkungan dan objek-objek baru itu, indivdu dapat mengembangkan potensi dirinya. Fungsi pengentasan, pemahaman dan kemampuan konstruktif ini merupakan jalan bagi pengentasan masalah individu. Fungsi advokasi, membela hak pribadi diri sendiri.

Tujuan layanan orientasi ke-giatan yaitu :

a) Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa ter-hadap pola kehidupan sosial. b) Penyesuaian kehidupan belajar

serta kegiatan lain yang men-dukung keberhasilan siswa. c) Memberikan pepaham kepada

orang tua siswa mengenai kon-disi, situasi dan tuntunan sekolah ankanya agar dapat memberikan dukungan yang perlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.

2. Layanan Informasi a. Deskripsi umum

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memung-kinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peser-ta didik (terupeser-tama orang tua) me-nerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat di-pergunakan sebagai bahan per-timbangan dan pengambilan ke-putusan sehari hari sebagai pelajar, anggota, keluaraga dan masyarat

Materi kegiatan layanan informasi menyangkut:

a) Tugas tugas perkembangan masa remaja akhir tentang

ke-mampuan dan perkembangan pribadi.

b) Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk bentuk penyaluran dan pengembangannya.

c) Tata tertib sekolah, cara ber-tingkah laku, kata krama, dan sopan santun.

d) Nilai-nilai sosoal adat istiadat dan upaya yang berlaku dan perkembang dimasyarakat e) Mata pelajaran dan

pem-bidangannya seperti program inti, program khusus dan prog-ram tambahan.

f) Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS.

g) Fasilitas penunjang/sumber belajar.

h) Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.

i) Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.

b. Tujuan

Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembang-kan pola kehidupan. Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu:

a) Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang diperoleh nya terutam untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatan sekolah.

b) Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlu-kan.

c) Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana memperoleh informasi

(5)

|217 d) Para siswa dapat memilih

dengan tepat kesempatan yang ada didalam lingkungannya sesuai dengan minat dan bakat. 3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

a. Deskripsi umum

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu bimbingan yang memungkinkan peserta didik mem-peroleh penempatan dan penya-luran yang tepat (misalnya penem-patan penyalur didalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pillihan, manggang, kegitan kurikuler/ ekstrakurikuler).

Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlu-kan. dalam layanan ini,kepada peserta layanan disampaikan ber-bagai informasi, informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan ini diselenggarakan oleh konsuler dan diikuti oleh seseorang peserta atau lebih.

Materi kegiatan layanan penem-patan dan penyaluran meliputi:

1) Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstra kurikuler yang dapat menunjang minat dan bakat peserta.

2) Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok bela-jar, dan organisasi dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.

3) Membantu dalam kegiatan prog-ram khusus sesuai dengan kebu-tuhan siswa.

4) Menempatan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang mem-bahas pilihan khusus seperti prog-ram studi sesuai dengan rencana karier. Kelompok latihan keteram-pilan dan kegiatan ekstra kurikuler atau magang.

b. Tujuan layanan penempatan dan penyaluran yaitu:

1) Tujuan umum

Tujuan umum layanan ini adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya

2) Tujuan khusus

Tujuan khusus layanan ini lebih spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kom-petensi yang sesuai dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas. Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa untuk terhindar dari per-masalahan pengambangan diri dsn juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara realistic.

4. Layanan Penguasaan Konten a. Deskripsi umum

Dalam perkembangan dan ke-hidupannya setiap individu perlu menguasai berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan ke-mampuan atau kompetensi itulah individu itu hidup dan ber-kembang. Layanan penguasaan konten (PKO) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari ini merupakan satu unit konten, yang di dalamnya terkandung fakta,dan data, konsep, proses, hukum dan

(6)

aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalam-nya. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu di-harapkan mampu memenuhi ke-butuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. b. Tujuan layanan penguasaan konten

yaitu;

1) Tujuan umum

Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman,mengarahkan pe-nilaian dan sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan ter-tentu, untuk memenuhi kebu-tuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya.

2) Tujuan khusus

Tujuan khusus layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling, yaitu:

a) Fungsi pemahaman, menyangkut konten-konten yang isinya merupakan ber-bagai hal yang peerlu di-pahami.

b) Fungsi pencegahan, dapat menjadi muatan layanan PKO apabila kontennya memang terarah kepada terhindarkannya individu atau klien dari mengalami masalah tertentu.

c) Fungsi pengentasan, akan menjadi arah layanan apa-bila penguasaan konten memang untuk mengatasi masalah yang seddang dialami klien.

d) Penguasaan konten, dapat secara langsung maupun tidak langsung mengem-bangkan disatu sisi dan

disisi lain memelihara potensi individu atau klien. e) Penguasaan konten yang

tepat dan terarah memung-kinkan individu membela diri sendiri terhaddap an-caman ataupun pelanggaran atas hak-haknya.

5. Konseling Perorangan a. Deskripsi umum

Konseling perorangan (KP) merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang kon-selor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi klien dan konselor. Dalam layanan KP konselor memberikan ruang dan suasana yang memungkinkan klien membuka diri secara setransparan mungkin.

b. Tujuan konseling perorangan yaitu; 1) Tujuan umum

Layanan KP adalah te-rentasnya masalah yang dialami klien. Tujuan umum layanan KP adalah pengentasan masalah klien denngan demikian, fungsi pengentasan sangat dominan dalam layanan ini.

2) Tujuan khusus

Tujuan khusus layanan KP dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling secara menyelu-ruh. yaitu:

a) Melalui layanan KP klien memahami seluk beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehen-sif, serta positif dan dinamis b) Pemahaman itu mengarah

kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskan-nya secara spesifik masalah yang dialami klien

c) Pengembangan dan pemeli-haraan potensi klien dan

(7)

|219 berbagai unsur positif yang

ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien dapat dicapai

d) Pengembangan dan pemeli-haraan potensi dan unsur unsur positif yang ada pada diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah merupakan kekuatan bagi tercegah menjalarnya masa-lah yang sekarang sedang dialami

e) Apabila masalah yang di-alami klien menyangkut dilanggarnya hak-hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu

6. Layanan Bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masa-lah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan bim-bingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian ber-sama anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembiacaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dam konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengem-bangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomuni-kasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran,

persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.

Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: pertama, perencanaan yang mencakup kegiatan; (a) meng-identifikasi topik yang akan dibahas dalam layanan bimbingan kelompok, (b) membentuk kelompok. Kelompok yang terlalu kecil (misalnya hanya 2-3 orang saja) tidak efektif untuk layanan bimbingan kelompok karena ke-dalaman dan variasi pembahasan men-jadi berkurang dan dampak layanan juga menjadi terbatas. Sebaliknya kelompok yang terlalu besar pun tidak efektif, karena akan mengurangi tingkat partisipasi aktif individual dalam kelompok. Kelompok juga kurang efektif apabila jumlah anggota-nya melebihi 10 orang. Kelompok yang ideal jumlah anggota antara 8-10 orang. (c) menyusun jadwal kegiatan, (d) menetapkan prosedur layanan, (e) menerapkan fasilitas layanan, (f) menyiapkan kelengkapan administrasi. Kedua, pelaksanaan yang men-cakup kegiatan: (a) mengomunikasi-kan rencana layanan bimbingan kelompok, (b) mengorganiasasikan kegiatan layanan bimbingan, (c) menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap: (1) pembentukan, (2) peralihan, (3) kegiatan, dan (4) pengakhiran.

Ketiga, evaluasi yang mencakup kegiatan: (a) menetapkan materi eva-luasi (apa yang akan dievaeva-luasi), (b) menetapkan prosedur dan standar evaluasi, (c) menyusun instrumen eva-luasi, (d) mengoptimalisasikan instru-ment evaluasi, (d) mengolah hasil aplikasi instrument.

7. Konseling kelompok

Dalam pelaksanaan layanan kon-seling kelompok, sangat berbeda

(8)

dengan pelaksanaan layanan bim-bingan kelompok, walaupun secara umum kelihatan sama. Dalam bebe-rapa pemahaman dijelaskan bahwa antara pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan bimbingan kelom-pok dapat dikatakan sama tetapi ber-beda, bahkan dalam beberapa pen-dapat dikatakan bahwa perbedaan antara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan konseling kelompok sama dengan “dua orang anak kem-bar”, yang sepintas lalu sama, tetapi mengalami banyak perbedaan. Dalam pelaksanaan konseling kelompok, jumlah anggota kelompok berkisar antara 8 s/d 10 orang. Jumlah ini lebih sedikit biasanya dengan jumlah bim-bingan kelompok. Di lain aspek, pelak-sanaan layanan konseling kelompok dapat dilaksanakian di mana saja, baik di ruang tertutup atau terbuka, asalah kenyamanan dan keamanan klien dapat dijaga dengan baik.12

8. Layanan konsultasi

Dalam pelaksanaan layanan kon-sultasi yangb paling penting diketahui bahwa yang bermasalah bukan klien-nya, tetapi orang ketiga yang meminta bantuan kepada klien untuk dapat diselesaikan masalahnya. Sementara klien tersebut kurang terampil dalam menyelesaikan masalah orang ketiga dan akhirnya klien meminta bantuan kepada konselor senior yang dianggap mampu memberikan alternative solusi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami orang ketiga.13

Pelaksanaan layanan konsultasi ini menunjukkan bahwa ada banyak keterbatasan seseorang dalam pe-rkembangannya untuk mengatasi masalah pribadi dalam konteks ke-hidupan dan tugas perkembangannya. Oleh sebab itu, layanan konsultasi

12 Syafaruddin, dkk, Dasar-Dasar Bimbingan

dan Konseling, Medan: Perdana Publishing, 2019, h.63-64.

13 Syafaruddin, dkk, Dasar-Dasar…, h.64.

dapat membantu percepatan kema-tangan dan kestabilan hidup manusia, dengan peningkatan wawasan yang luas.14

9. Layanan Mediasi

Layanan mediasi adalah layanan yang diberikan kepada klien yang sedang mengalami masalah perseng-ketaan atau perselisihan. Akibat dari mperselisihan ini terjadilah suasana yang tidak kondusif sehingga kedua pihak saling membenci, mencaci dan memaki.15

Layanan mediasi secara khusus bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative (berttikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah).16

Perubahan tersebut dapat meru-pakan kondisi bermusuhan menjadi perdamaian antara dua pihak, yang semula keadaannya berbeda secara tajam menjadi kebersamaan, kemudian yang semula menjauh, maka menjadi mendekat, dan sikap bersaing menjadi sikap toleran, dan lain-lain.

PENUTUP

Pelaksanaan berbagai jenis kegiatan bimbingan dan konseling bersumber dari adanya program yang ditetapkan oleh kepala sekolah, koordinator BK, guru kelas dan guru BK. Kegiatan penetapan program layanan BK merupakan konsekuensi dari tugas manajemen bimbingan dan kon-seling sebagai bagian dari tugas mana-jemen pendidikan di sekolah-sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan stakeholders khususnya siswa yang me-merlukan layanan BK.

Untuk itu, program layanan BK ber-sifat kompleks dan krusial untuk me-mastikan bahwa program layanan BK perlu dilakukan secara sistematik dan

14 Tohirin, Bimbingan…, h.179.

15 Syafaruddin, dkk, Dasar-Dasar…, h.65, 16 Tohirin, Bimbingan…, 186.

(9)

|221 akuntabel. Dimulai dari layanan orientasi,

informasi, penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, konseling

perorangan, layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan mediasi.

DAFTAR BACAAN

Giyono.Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Media Akademia, 2015.

Gysbers, Norman C, dan Patricia Henderson. Developing dan Managing Your School Guidance & Counseling Programs, Alexandria: American Counseling Association, 2006. Lahmuddin. Konsep- Konsep Dasar Bimbingan Konseling, Bandung: Citapustaka Media,

2006.

Luddin, Abubakar. M, Kinerja Kepala Sekolah dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Citapustaka Media Prinis, 2009.

Prayitno dan Erman. Dasar-Dasar Bimbingn dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Prayitno. Layanan Orientasi. Padang : FKIP Universitas Negeri, 2004.

Sagala, Syaifuddin. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.

Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Suherman, Uman. Manajemen Bimbingan dan Konseling, Bandung: Rizqi, 2013

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000.

Syafaruddin, dkk. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Medan: Perdana Publishing, 2019. Yusuf, Syamsu dan Juntika Ihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dapat menengani seluruh proses yang terjadi pada aset tetap perusahaan, mulai dari perolehan, penempatan, perpindahan, penyusutan, perbaikan, revaluasi,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Penerapan metode quantum

Gambar 3.1 Bagan Alir Rencana Kerja Tugas Akhir Start Survey Lapangan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisis Hidrologi Data Sekunder : -Data curah hujan -Peta topografi

Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan menerima perintah suara dari kondisi yang sudah ditentukan dan pengucapan perintah suara yang memiliki variasi sama

Oleh karena itu, dapat diindikasikan bahwa bank-bank di Indonesia masih membentuk asimetri informasi sehingga investor yang menerapkan green economy di ketiga

Data primer dalam penelitian adalah hasil dari kuesioner, sementara untuk data sekunder adalah data yang di dapat dari data yang diperoleh dari dokumentasi atau

Setelah melakukan penelitian dan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menyimpulkan dan memberikan saran sehubungan dengan Perancangan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan di desa Peniraman Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah pada mitra kelompok Tani Gunung Gambir dan Ibu