NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sejumlah indikator teknikal mengkonfirmasikan sinyal negatif bagi pergerakan IHSG. Koreksi yang cukup tajam dalam tiga hari beruntun dalam pekan lalu mengindikasikan indeks dalam fase konsolidasi, seperti tercermin pada indikator MACD dan Stochastic. Selain itu, lagging indikator ikut mensinyalkan negatif bagi IHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4491.433 +4.301 5,718.58 5,758.53
LQ-45 768.554 +1.476 1,334.55 4,037.55
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG menguat tipis pada perdagangan hari Kamis (8/10) sebesar 4,3 poin (0.10%) ke level 4491.43, dari level 4487.13 sehari sebelumnya. Penguatan didukung oleh aneka industri yang menguat 2.47% dan
sektor finance yang menguat 0.62%. Penguatan juga didukung oleh
investor asing yang kembali mancatat net buy sebesar Rp683.4 miliar. Menipisnya penguatan IHSG terjadi seiring maraknya aksi ambil
untung (profit taking) setelah penguatan indeks diatas 6% selama tiga
hari berturut-turut. Selain itu, para pelaku pasar juga sedang menanti hasil notulensi FOMC meeting. Dari domestik, nilai tukar rupiah berakhir melemah 0,48% atau 66 poin ke level Rp13.887 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi sejalan dengan mayoritas nilai tukar Asia terhadap dolar AS, menjelang dirilisnya notulensi FOMC meeting. Selain itu, pada hari Rabu (08/10), untuk mengatasi dampak pelemahan ekonomi Indonesia, pada hari Rabu (7/10) pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III. Paket ini untuk melengkapi dua paket Kebijakan Ekonomi yang sudah dilansir
Presiden Joko Widodo September 2015 lalu.
Paket Kebijakan Ekonomi
Tahap III mencakup tiga wilayah kebijakan: Pertama, penurunan tarif listrik dan harga BBM serta gas. Kedua, perluasan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ketiga, penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal. Dari pasar global, indeks Wall Street menguat pada perdagangan hari Rabu (07/10) Dari regional, indeks saham Tiongkok menguat setelah libur selama seminggu dan mengejar rally indeks saham global maupun regional. Indeks Shanghai composite menguat 90.58 poin (2,97%) ke level 3143.36 setelah tutup di level 3052.78 pada minggu lalu. Di sisi lain, Indeks Nikkei 225 melemah 181.81 poin (0,99%) ke level 18141.17 setelah tutup di level 18322.98 sehari sebelumnya. Pelemahan disebabkan oleh data pemesanan mesin Jepang yang lemah dan Yen yang menguat setelah pengumuman BOJ yang tidak merubah kebijakan mereka. Adapun, indeks Hang Seng mengikuti bursa saham Jepang dengan melemah 160.85 poin (0.71%) ke level 22354.91, dari level
22515.76 sehari sebelumnya karena aksi profit taking oleh investor
setelah indeks tersebut menguat 8 persen dari awal minggu ini. Dari Eropa, saham-saham eropa tentatif melemah pada awal perdagangan setelah menguat setelah empat hari berturut-turut.
Setelah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I dan II pada Bulan September lalu, pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III. Dalam paket kebijakan ini, salah satunya pemerintah mengumumkan penurunan harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM), gas serta tarif listrik untuk industri. Harga eceran untuk BBM jenis solar bersubsidi, turun Rp200 per liter, menjadi Rp6.700 per liter. Namun demikian, harga Premium tetap sebesar Rp7.400 per liter untuk wilayah Jawa, Sumatera dan Bali. Sementara, di luar ketiga wilayah tersebut, harga premium ditetapkan sebesar Rp7.300 per liter. Untuk sektor industri, harga gas untuk pabrik dan lapangan gas baru ditetapkan sesuai dengan kemampuan daya beli industri pupuk sebesar US$7 dolar AS per mmbtu. Sementara itu, harga gas untuk industri lainnya, yakni petrokimia dan sebagainya, akan diturunkan sesuai dengan kemampuan masing-masing industri. Penurunan harga gas ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2016 mendatang. Selain itu, pemerintah juga akan menurunkan tarif listrik untuk pelanggan industri menengah (I3) dan industri besar (I4). Penurunan tarifnya sendiri berkisar antara Rp12 hingga Rp13 per kWh, mengikuti dinamika harga minyak. Di samping itu, pemerintah juga akan memberikan diskon tarif hingga 30% untuk pemakaian listrik mulai tengah malam pukul 23:00 hingga pagi hari pukul 08:00, pada saat beban sistem ketenagalistrikan rendah. Khusus untuk industri padat karya dan yang berdaya saing lemah, pemerintah juga akan memberikan penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 40%. Dengan demikian, industri-industri ini diperbolehkan untuk membayar 60% dari tagihan terlebih dahulu, sementara 40% sisanya boleh dicicil pada bulan ke-13. Paket kebijakan ekonomi tersebut diharapkan dapat menggairahkan kembali iklim bisnis di dalam negeri dan mendorong masuknya para pemodal kedalam negeri. Tentunya ini sebagai pendukung stabilitas nilai tukar rupiah yang sebelumnya sempat membuat kepanikan kalangan para pelaku pasar di bursa saham. Jika nilai tukar rupiah melanjutkan stabilitas, diperkirakan akan memberikan dukungan positif bagi pergerakan IHSG untuk bergerak ke level yang lebih baik dari sebelumnya. Paket kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah tersebut, telah menjadi perhatian pelaku pasar di bursa saham, sekaligus berhasil mengeliminasi sentimen dari eksternal untuk sementara ini. Disamping itu, faktor eksternal berkenaan dengan rencana fed rate, menurut kalangan pelaku pasar pesimistis The Fed akan menaikan suku bunga pada tahun ini.
DAILY REPORT
09 Oktober 2015•PGAS jajaki pelepasan 40% blok South Sesulu
•PTPP kaji proyek rusun
•Saka Energi buka peluang eksplorasi baru
•ADRO dan Korea East-West Power siap bangun pembangkit
•INDY akuisisi saham pengembangan PLTU Cirebon
•SUGI andalkan segmen gas
•BSSR akan bagikan dividen interim 6 November 2015
•KKGI keluarkan USD 1,3 juta untuk eksplorasi hingga September 2015
•Wintermar kuasai mayoritas saham Wintermar Sdn. Bhd.
•RUPSLB TIRA setujui stock split rasio 1 : 10
•Michelin kerja sama BRPT bangun pabrik karet dan perkebunan
•SSTM targetkan penjualan tahun 2015 sebesar Rp 490 miliar
•AMRT prediksi pendapatan tahun 2015 lebih kecil dari 2014
•TCID tambah 4 pasar ekspor di Asia Tenggara
•MRAT tambah 3 pasar ekspor baru
•MYRX tambah modal non HMETD pada harga Rp 700/saham
•SSIA turunkan belanja modal 45,3%
•LPKR kerja sama dengan Grohe
•PPRO serap 45% dana IPO
•Anak usaha MMLP jalin kerja sama dengan Lazada
•MKPI raih marketing sales Rp880 miliar
•BBRI tandatangani PPJB beli saham BJS
•Kredit BJTM naik 13,99% YoY hingga Agustus 2015
•BBTN optimis pertumbuhan laba bersih di atas 50%
•BBCA bukukan pertumbuhan kredit 6% Ytd
Support Level 4472/4452/4419
Resistance Level 4524/4557/4577
Major Trend Down
9 October 2015
9 October 2015
Perusahaan Gas Negara (PGAS) melalui anak usahanya, Saka Energi Indonesia, menawarkan maksimal 40% hak partisipasi di blok gas South Sesulu PSC, Kalimantan Timur. Kesepakatan dengan investor strategis diharapkan tercapai pada tahun ini. Aksi ini merupakan salah satu strategi Saka Energi mengembangkan blok migas. Perseroan menargetkan blok Sesulu dapat berproduksi pada 2018.
Pembangunan Perumahan (PTPP) mengkaji penggunaan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp250 miliar untuk keperluan pembangunan rumah susun. Perseroan akan menggunakannya untuk mendukung program sejuta rumah yang dikhususkan untuk kalangan menengah ke bawah.
Saka Energi yang merupakan anak usaha Perusahaan Gas Negara (PGAS), melalui anak usahanya, Saka Indonesia Pengkah Limited (SIPL), menemukan cadangan minyak baru di wilayah kerja Pangkah PSC, di lepas pantai utara Jawa Timur. Saka Energi memiliki 100% participating interest dan menjadi operator di blok migas tersebut. Adaro Energy (ADRO) dan operator pembangkit listrik asal Korea Selatan, Korea East-West Power Co Ltd, akan menandatangani perjanjian financing untuk pembangunan pembangkit listrik dengan nilai investasi USD 540 juta. Adapun pembangkit listrik batubara yang berlokasi di Kalimantan Selatan tersebut berkapasitas 2X100 MW. ADRO menguasai 65% saham pada Tanjung Power Indonesia selaku pengelola. ADRO dan Korea East-West Power telah menandatangani perjanjian penjualan listrik dengan jangka waktu 25 tahun dengan PLN.
Sugih Energy (SUGI) akan mendorong kontribusi pendapatan dari semen gas seiring dengan masih fluktuatifnya pergerakan harga minyak dunia. Upaya ini akan didukung oleh kontrak jual beli gas dengan Perusahaan Listrik Negara bernilai US$50 juta yang diraih pada bulan Mei. Selain itu, perseroan juga sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan lokal lain terkait kontrak serupa. Indika Energy (INDY) mengakuisisi 42% saham PT Cirebon Energi Prasarana, pengembang proyek PLTU Cirebon, dari PT Bayi Inti Permata melalui anak usahanya yakni PT Prasarana Energi Cirebon. BIP adalah anak usaha PT Indika Mitra Energi (IME) dengan kepemilikan 100%. IME merupakan pemegang saham mayoritas INDY dengan porsi 63,47% per Juni 2015.
Baramulti Suksessarana (BSSR) akan membagikan dividen interim tunai kepada pemegang sahamnya pada 6 November 2015. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 13 dan 15 Oktober 2015. Dividen yang akan dibagikan sebesar USD 10 juta yang setara dengan Rp 140,11 miliar atau sama dengan Rp 53,55 per lembar saham.
Resource Alam Indonesia (KKGI) mengeluarkan sekitar USD 1.303.600 untuk kegiatan eksplorasi sampai bulan September 2015. Kegiatan eksplorasi dilakukan di area Sub Blok Handil Bakti serta Sub Blok Manunggal Jaya. Rencana aksi untuk blok Loajanan terus dilakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan, untuk blok Separi masih dipelajari untuk dilakukan bor, sedangkan blok dalam PKP2B anak usaha perseroan PT Insani Baraperkasa untuk tahap produksi sudah mendapat persetujuan dari kementerian ESDM.
Wintermar, anak usaha Wintermar Offshore Marine (WINS), menjadi pemilik mayoritas Wintermar Sdn Bhd setelah menyetor modal 179.000 dolar Brunei. Setoran modal tersebut menyebabkan Wintermar menguasai 99,44% saham Wintermar Sdn Bhd. Transaksi itu dilakukan pada 6 Oktober 2015.
Garuda Indonesia (GIAA) akan menghimpun dana dari eksternal senilai total USD 800 juta hingga 2017. Perseroan akan mengkaji penerbitan surat utang global maupun pinjaman bank bertenor panjang. GIAA akan menggunakan dana tersebut untuk reprofiling
utang. Adapun target reprofiling utang perseroan selama 2015-2017 sebesar USD 1,3 miliar. Tahun depan, GIAA menargetkan reprofiling utang sebesar USD 500 juta. Reprofiling utang dilakukan dengan cara mengubah tenor pinjaman jangka pendek menjadi jangka panjang. Mandom Indonesia (TCID) berencana menambah 4 pasar ekspor baru di negara kawasan Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Hal itu bertujuan mengejar target penjualan bersih tahun 2016 sebesar Rp 3 triliun. Mayoritas tujuan ekspor TCID ke negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Selain memperluas ekspor, Mandom ingin menambah produk baru. Pembuatan produk baru untuk pengembangan area pemasaran. Namun akibat kebakaran pertengahan tahun 2015, manajemen Mandom Indonesia terpaksa menghentikan produksi aerosol, bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan hairspray. Semula Mandom Indonesia menjual produk aerosol tersebut ke Uni Emirat Arab. Akibatnya penjualan domestik dan ekspor berkurang. Sampai saat ini produk aerosol belum bisa diproduksi.
Mustika Ratu (MRAT) berupaya menambah tiga pasar baru untuk ekspor, yakni Korea Selatan, Myanmar dan Jepang. Perseroan menargetkan kontrak kerja sama ekspor bisa ditandatangani pada tahun 2015. Dengan ekspansi ketiga negara itu, Mustika Ratu memprediksi penjualan ekspor bisa berkontribusi 7% dari 5% pada tahun 2014, tetapi angka itu lebih rendah dari prediksi awal sebesar 11%. Melambatnya perekonomian global berdampak pada terganggunya ekspor MRAT, terutama Malaysia. Malaysia adalah pasar ekspor utama dengan kontribusi penjualan hingga 50% terhadap total porsi penjualan ekspor. Kontribusi 50% pasar ekspor sisanya dari negara di kawasan Timur Tengah, Jerman, Nigeria, Afrika Selatan dan Rusia. Mustika Ratu melakukan ekspansi di dalam negeri dengan melanjutkan penambahan gerai jamu bernama House of Jamu dan Wedang Kafe. Namun MRAT merevisi penambahan gerai jamu tahun 2015 dari semula 25 gerai menjadi 10 gerai di wilayah Jabodetabek. Hingga September 2015, Mustika Ratu merealisasikan penambahan 4 gerai jamu di Pejaten Village (Jakarta), Botani Square (Bogor, Jawa Barat), Carrefour Karawaci (Tangerang, Banten) dan kantor Kementerian Perdagangan
(Jakarta). Mustika Ratu menyiapkan dana Rp 100 juta - Rp 150 juta
untuk membuka satu gerai. Mustika Ratu menargetkan pertumbuhan kinerja tahun 2015 sebesar dua digit atau minimal sama dengan semester I 2015 yang tumbuh 15,22%.
Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Tira Austenite (TIRA) menyetujui rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10. Setelah stock split, nominal saham yang semula Rp 1000 per saham dipecah menjadi Rp 100 per saham. Stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perseroan.
Sunson Textile Manufacturer (SSTM) menargetkan penjualan bersih Rp 490 miliar hingga akhir tahun 2015. Laba kotor ditargetkan mencapai Rp 16 miliar dengan laba usaha sebesar Rp 9,2 miliar, laba sebelum pajak ditargetkan mencapai Rp 4,3 miliar dan laba bersih Rp 1,1 miliar. Manajemen akan berusaha secara konsisten meningkatkan efisiensi operasional dan secara berkala meluncurkan produk dengan nilai tambah besar dan meningkatkan penetrasi pasar dan segmen baru.
Michelin, perusahaan ban dari Prancis, akan menginvestasikan dana hingga USD 500 juta guna membangun basis produksi di Indonesia. Michelin akan membangun pabrik pengolahan karet dan perkebunan guna memproduksi karet sintetis untuk di ekspor. Michelin akan menggandeng Barito Pasfic (BRPT), dimana pabrik pengolahan itu akan dibangun di propinsi Banten, Jawa Barat. Sedangkan perkebunan karet akan berada di Sumatera serta Kalimantan. Groundbreaking pabrik diharapkan dilakukan pada tahun 2016. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menyatakan pendapatan tahun 2015 lebih kecil dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 41,77 triliun
9 October 2015
9 October 2015
akibat perlambatan ekonomi yang menurunkan daya beli. Meski begitu rencana ekspansi Sumber Alfaria tidak terganggu. Hingga awal Oktober 2015 perusahaan sudah membuka 700 gerai baru. Perseroan akan membuka 800 gerai baru pada tahun 2015. Selain itu Sumber Alfaria masih mengejar target pembukaan 100 gerai baru di Filipina hingga akhir tahun 2015. Sumber Alfaria belum memutuskan untuk menaikkan harga jual, karena para prinsipal pemilik produk juga belum menaikkan harga jual.
PP Properti (PPRO) telah memanfaatkan 45% dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) atau sebesar Rp408,7 miliar hingga September. Realisasi jumlah dana tersebut dimanfaatkan untuk invetasi sebesar Rp187,77 miliar, modal kerja Rp132,55 miliar, dan untuk pengembalian utang sebesar Rp88,37 miliar.
Surya Semesta Internusa (SSIA) menurunkan rencana belanja modal pada tahun ini hingga 45,3% dari rencana awal. Jumlah belanja modal pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp930 miliar, lebih rendah dari alokasi awal yang diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun. Hal tersebut dikarenakan adanya rencana penundaan pembangunan beberapa proyek ke tahun depan, seperti pembangunan gedung perkantoran, renovasi Melia Bali Hotel, dan rencana peluncuran Batiqa Hotel di Lampung. Penundaan pengerjaan beberapa proyek itu didasari pertimbangan kondisi ekonomi dalam negeri dan global yuang kurang kondusif sepanjang tahun ini.
Mega Manunggal Property (MMLP) melalui anak perusahaannya, yaitu PT Mega Dharma Properti (MDP) menjalin kerja sama dengan Lazada, perusahaan terkemuka yang didirikan oleh Rocket Internet yang bergerak pada distribusi barang-barang secara online guna memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia. Perseroan melalui anak usahanya akan membangun sentra distribusi terpadu dan perkantoran serta sarana pendukungnya dalam dua tahap. Tahap pertama seluas 30.100 m2 dan tahap kedua 30.500 m2 yang berlokasi di jalan raya Bogor, Depok. Pembangunan fasilitas tersebut diharapkan selesai dan dapat beroperasi pada akhir tahun 2016, sedangkan tahap kedua diharapkan pada tahun 2018. Kawasan yang dibangun adalah properti logistik berupa sentra distribusi dan perkantoran terpadu untuk kepentingan tenant Lazada di Jabodetabek.
Metropolitan Kentjana (MKPI) telah memperoleh pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp880 miliar hingga kuartal III/2015. Sebagian besar penerimaan marketing sales diperoleh dari penjualan unit apartemen. Bila mengacu pada target marketing sales tahun ini sekitar Rp1,1 triliun, maka perseroan telah merealisasikan 80% dari target tersebut.
Lippo Karawaci (LPKR) meresmikan kerja sama dengan Grohe Indonesia terkait dengan penyediaan perlengkapan saniter di Menara Apartemen St. Moritz Makassar.
Hanson International (MYRX) mencari tambahan modal untuk menggarap proyek propertinya. Perseroan akan menambah modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) maksimal 10% modal disetor atau 1,533 miliar saham. Harga non-HMETD itu ditetapkan Rp 700 per saham. Dengan demikian MYRX berpotensi memperoleh modal tambahan senilai Rp 1,07 triliun. Penerbitan saham baru ini bisa berlangsung dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Dana dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk setoran modal ke anak usaha MYRX, yaitu PT Mandiri Mega Jaya yang selanjutnya akan digunakan untuk belanja modal, yaitu untuk pembangunan kawasan industri, pemukiman penduduk, dan kerja sama di bidang properti. Nantinya saham baru perseroan akan diambil oleh satu atau beberapa investor strategis. Investor yang akan menyerap saham tersebut baru akan diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) yang akan diselenggarakan pada 16 November 2015. Jumlah saham beredar yang akan bertambah diharapkan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Pasca transaksi, jumlah kas dan
setara kas MYRX berpotensi meningkat 436% menjadi Rp 1,31 triliun. Total aset juga akan naik 18% menjadi Rp 6,9 triliun, ekuitasnya akan naik 22% menjadi Rp 5,9 triliun.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada 6 Oktober 2015 menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (PPJB) dengan Dana Pensiun BRI untuk membeli saham Dapen di PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (BJS). Pasca transaksi, BRI akan memiliki seluruh saham BJS yang dimiliki Dapen guna melengkapi layanan perseroan, sehingga dapat menyediakan solusi keuangan menyeluruh kepada nasabah perseroan terutama dalam hal perlindungan asuransi jiwa. Hingga Agustus 2015, penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) mencapai Rp 29,04 triliun atau naik 13,99% YoY. Pendapatan bunga tercatat Rp 3,06 triliun atau naik 18,72% YoY. Perseroan membukukan dana pihak ketiga sebesar Rp 40,92 triliun atau 27,93% YoY pada Agustus 2015.
Bank Tabungan Negara (BBTN) optimis pada akhir tahun nanti mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih di atas 50%, setelah melihat realisasi pada kuartal III/2015. Hingga triwulan III/2015, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit di posisi 18%-19% secara tahunan. Selain itu, perseroan juga telah melakukan berbagai aksi efisiensi dan penurunan biaya dana sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Hingga akhir tahun, perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada di posisi 18%-20% untuk menyumbang perolehan laba. Posisi tersebut diyakini akan tercapai mengingat angka back log masih sebesar 15 juta rumah. Ditambah juga, pertumbuhan kredit perseroan memang tidak terkoreksi meski kondisi ekonomi tengah mengalami tekanan karena di atas 90% dari kredit pemilikan rumah (KPR) yang disalurkan BBTN merupakan rumah pertama.
Bank Central Asia (BBCA) mengklaim telah mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit per September 2015. Pada bulan kesembilan tahun ini, kredit perseroan tumbuh mencapai 6% Ytd. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus 2015 yakni 3,46% menjadi Rp358,98 triliun.
Pemerintah berencana menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara tahun 2016 sebesar Rp 100 triliun-150 triliun. Sukuk tersebut akan diterbitkan baik dalam bentuk valuta asing maupun domestik, termasuk sukuk yang berbasis proyek. Jumlah sukuk yang akan diterbitkan sekitar 20%-30% dari target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) gross. Sukuk dalam bentuk valas rencananya akan diterbitkan sekitar USD 2 miliar. Sedangkan sisanya dalam bentuk lain. Strategi penerbitan sukuk ini masih fleksibel, sebab dalam realisasinya akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi tahun 2016. Pemerintah mengajukan permohonan kepada dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menggunakan aset
negara sebagai penjamin atauunderlying terkait rencana penerbitan
sukuk negara ini. Jumlah aset yang diajukan sebagai penjamin mencapai Rp 29,5 triliun. Aset itu berasal dari 33 Kementerian/Lembaga (K/L), yang terdiri dari tanah dan bangunan. Pemerintah menaikkan target penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp 100 triliun - Rp 120 triliun mulai tahun 2016 seiring dengan pemangkasan bunga KUR menjadi 9% dari tahun 2015 sebesar 12%. Pemerintah telah menyediakan dana melalui APBN untuk subsidi bunga sebesar Rp 10,5 triliun dan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sebesar Rp 2,1 triliun. Target volume KUR tahun 2016 lebih besar 300% dibanding target tahun 2015 sebesar Rp 30 triliun. Tahun 2015 bunga KUR di kisaran 12%, lebih rendah dibanding tahun 2014 yang mencapai 22% untuk KUR mikro. KUR pada tahun 2015 mulai diluncurkan pertengahan Agustus 2015 dan sampai dengan 5 Oktober 2015 telah tersalurkan sebesar Rp 4,35 triliun kepada 267.686 nasabah.
9 October 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 49,64 0,21 TLKM (US) 40 13.835 431
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,48 -0,01 ANTM (GR) 0,02 329 16
Gold (US$)/Ounce 1141,68 2,65
Nickel (US$)/MT 10175,00 5,00
Tin (US$)/MT 15900,00 -150,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 53,70 -8,70
Coal (RB) (US$)/MT* 50,25 -13,11
CPO (ROTH) (US$)/MT 527,50 -112,50
CPO (MYR)/MT 2246,50 -50,50
Rubber (MYR/Kg) 666,50 -4,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 808,93 -0,72
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17050,75 0,82 -4,33 15,57 14,27 2,90 2,75 5.145,8
USA NASDAQ COMPOSITE 4810,79 0,41 1,58 20,84 18,18 3,25 3,03 7.555,0
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6374,82 0,61 -2,91 15,91 14,65 1,79 1,73 1.558,6
CHINA SHANGHAI SE A SH 3292,29 2,97 -2,87 13,27 11,87 1,58 1,44 4.072,8
CHINA SHENZHEN SE A SH 1867,10 4,00 26,29 26,74 21,05 3,14 2,80 2.824,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 22354,91 -0,71 -5,30 11,17 10,42 1,19 1,11 1.784,6
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4491,43 0,10 -14,07 15,15 13,15 2,27 2,04 310,2
JAPAN NIKKEI 225 18141,17 -0,99 3,96 17,15 15,71 1,54 1,44 2.806,7
MALAYSIA KLCI 1692,20 0,17 -3,92 16,42 15,06 1,83 1,72 240,1
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2947,03 -0,50 -12,43 12,68 11,81 1,14 1,09 287,1
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.887,30 66,30 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0003
EUR/IDR 15.667,24 -17,43 EUR / USD 1,13 0,0006
JPY/IDR 115,77 -0,14 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.894,83 59,33 SGD / USD 0,71 0,0005
AUD/IDR 10.093,15 134,61 AUD / USD 0,73 0,0008
GBP/IDR 21.319,51 38,87 GBP / USD 1,54 0,0004
CNY/IDR 2.185,81 0,00 CNY / USD 0,16 0,0001
MYR/IDR 3.350,78 71,99 MYR / USD 0,24 0,0052
KRW/IDR 12,04 0,06 100 KRW / USD 0,09 0,0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.90
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
9 October 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description September-15 August-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.24 2.29 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 6.83 7.18 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.05 0.39 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 101.72 Bn 105.35 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
09 Okt US Import Price Index MoM Naik menjadi -0.5% dari -1.8%
09 Okt US Import Price Index YoY Naik menjadi -11.2% dari -11.4%
09 Okt US Wholesale Inventories MoM Naik menjadi 0.0% dari -0.1%
09 Okt US Wholesale Trade Sales MoM Turun menjadi -0.4% dari -0.3%
13 Okt US Monthly Budget Statement Sekitar $95.0 Bn
14 Okt US Business Inventories Tetap 0.1%
14 Okt US PPI Final Demand MoM Turun menjadi -0.3% dari 0.0%
14 Okt US Retail Sales Advance MoM Tetap 0.2%
14 Okt US PPI Final Demand YoY Turun menjadi -0.9% dari -0.8%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 6325 3.27 8.48 KLBF IJ 1500 -6.25 -4.91 UNVR IJ 39500 1.28 4.00 TLKM IJ 2710 -1.09 -3.17 BBRI IJ 9975 1.27 3.20 SMGR IJ 10450 -2.79 -1.86 BBCA IJ 13100 0.77 2.56 INTP IJ 18950 -2.32 -1.74 BBNI IJ 4830 2.77 2.51 PGAS IJ 2890 -2.03 -1.52 MNCN IJ 1860 4.20 1.12 ICBP IJ 12350 -1.79 -1.37 BSDE IJ 1630 3.49 1.11 LPPF IJ 16500 -2.51 -1.30 ACES IJ 610 8.93 0.90 BDMN IJ 3055 -4.08 -1.29 GGRM IJ 42925 1.00 0.86 ISAT IJ 3925 -5.42 -1.28 BTPN IJ 3000 3.45 0.61 UNTR IJ 18475 -1.73 -1.27
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Mitra Komunikasi Nusantara
Trade & Service 200-300 200.00 20 Oct – 21 Oct’15 26 Oct’15 Minna Padi Investama
Gelombang Seismic Indonesia
9 October 2015
9 October 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ITMG 752.00 Cash Dividend 08 Oct-15 09 Oct-15 13 Oct-15 26 Oct-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ADHI Rights Issue 1250:1221 1560.00 30 Sep-15 01 Oct-15 07 Oct – 13 Oct’15
BABP Rights Issue 5:2 100.00 02 Oct-15 05 Oct-15
09 Oct – 22 Oct’15
BCAP Rights Issue 15:2 1500.00 02 Oct-15 05 Oct-15
09 Oct – 20 Oct’15
MAIN Rights Issue 4:1 1200-1600 TBA TBA TBA
ANTM Rights Issue 25:26-37 371.00 15 Oct-15 16 Oct-15
22 Oct – 28 Oct’15
HMSP Rights Issue 65:4 77000.00 19 Oct-15 20 Oct-15
26 Oct – 30 Oct’15
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 01 Sep – 31 Oct’15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
HMSP RUPSLB 09-Okt-15
BKSW RUPSLB 09-Okt-15
TRUB RUPSLB 12-Okt-15
BBNP RUPSLB 12-Okt-15
MCOR RUPSLB 13-Okt-15
ANJT RUPSLB 21-Okt-15
PJAA RUPSLB 21-Okt-15
GOLL RUPSLB 21-Okt-15
DEFI RUPSLB 21-Okt-15
BRNA RUPSLB 23-Okt-15
BSDE RUPSLB 26-Okt-15
DUTI RUPSLB 26-Okt-15
IBFN RUPSLB 27-Okt-15
NIRO RUPSLB 28-Okt-15
LMAS RUPST/LB 28-Okt-15
PLIN RUPSLB 29-Okt-15
9 October 2015
9 October 2015
BBNI
TRADING BUY
S1 4720 R1 4915 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 4525 R2 5100
Closing
Price 4830
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 4720-Rp 4915
•Entry Rp 4830, take Profit Rp 4915
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 75.82 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 70.17 Positif
Bollinger Band (Mid) 4331 Positif
MA5 4522 Positif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200
March April May Jun Jul August September October
BBNI Downward Sloping Channel
4,376.25 4,331 3,800 3,675 3,675 3,505 3,505 4,470 4,522 4,830 4,830 4,830 4,932.47 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 90.03, Stochastic %K = 91.43, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 90.0286
80 20 90.0286 91.4349 91.4349 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 150.0 0.0 BBNI - MACD (5,3) = -111.03, Signal() = -90.83
-111.03 -90.8266 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0
BBNI - TSI(3,5,3) = 70.17, Volume() = 65,112,100.00 54.225
0.00000 70.1704 65,112,100
BBNI - William's % R(14) = -5.50, Volume() = 65,112,100.00 -5.50459 65,112,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
PTPP
TRADING BUY
S1 3760 R1 3840 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 3710 R2 3890
Closing
Price 3790
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 3760-Rp 3840
•Entry Rp 3790, take Profit Rp 3840
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 92.29 Positif
MACD 46.54 Positif
True Strength Index (TSI) 75.57 Positif
Bollinger Band (Mid) 3519 Positif
MA5 3716 Positif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200
March April May Jun Jul August September October
PTPP Upward Sloping Channel
3,716 3,637.5 3,519.25 3,450.63 3,450.63 3,350 3,047.91 3,790 3,790 3,790 3,805 3,997.5 3,997.5 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PTPP - Stochastic %D(6,3,3) = 90.93, Stochastic %K = 89.66, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 89.6552
80 20 89.6552 90.9312 90.9312 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0.0 PTPP - MACD (5,3) = -40.23, Signal() = -41.10 -41.1039 -40.2287 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTPP - TSI(3,5,3) = 75.57, Volume() = 5,603,500.00 70.3649 0.00000 75.5682 5,603,500 PTPP - William's % R(14) = -3.30, Volume() = 5,603,500.00 -3.2967 5,603,500
9 October 2015
9 October 2015
SMGR
TRADING BUY
S1 10300 R1 10675 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 9925 R2 11050
Closing
Price 10450
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 10300-Rp 10675
•Entry Rp 10450, take Profit Rp 10675
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 71.11 Negatif
MACD 163.46 Positif
True Strength Index (TSI) 60.46 Positif
Bollinger Band (Mid) 9754 Positif
MA5 10085 Positif 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000
March April May Jun Jul August September October
SMGR Upward Sloping Channel
10,085 9,753.75 9,721.88 8,906.67 8,906.67 8,650 7,283.87 10,450 10,450 10,450 10,500 12,300 12,300 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMGR - Stochastic %D(6,3,3) = 86.81, Stochastic %K = 88.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 86.8087
80 20 86.8087 88.3277 88.3277 -200 -100 0 100 200 0 SMGR - MACD (5,3) = -200.24, Signal() = -189.51 -200.239 -189.507 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMGR - TSI(3,5,3) = 60.46, Volume() = 3,233,400.00 49.3614 0.00000 60.4598 3,233,400 SMGR - William's % R(14) = -15.29, Volume() = 3,233,400.00 -15.2941 3,233,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BSDE
TRADING BUY
S1 1600 R1 1700 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1540 R2 1760
Closing
Price 1630
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 1600-Rp 1700
•Entry Rp 1630, take Profit Rp 1700
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 77.61 Positif
MACD 25.27 Positif
True Strength Index (TSI) 69.67 Positif
Bollinger Band (Mid) 1464 Positif
MA5 1529 Positif 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200
March April May Jun Jul August September October
BSDE Broadening Wedge
Bullish Breakout 1,529 1,483.75 1,464.25 1,241.65 1,235 1,055 1,055 1,540 1,588.75 1,588.75 1,630 1,630 1,630 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BSDE - Stochastic %D(6,3,3) = 91.53, Stochastic %K = 94.26, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 91.5263
80 20 91.5263 94.2607 94.2607 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 0.0 BSDE - MACD (5,3) = -35.87, Signal() = -28.78
-35.868 -28.7823 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
BSDE - TSI(3,5,3) = 69.67, Volume() = 32,721,900.00 53.4655
0.00000 69.6731 32,721,900
BSDE - William's % R(14) = -1.25, Volume() = 32,721,900.00 -1.25 32,721,900
9 October 2015
9 October 2015
BHIT
TRADING BUY
S1 223 R1 235 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 214 R2 244
Closing
Price 229
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI mendekati area overbought
• Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 223-Rp 235
•Entry Rp 229, take Profit Rp 235
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 54.44 Positif
MACD 1.25 Positif
True Strength Index (TSI) 48.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 220 Positif
MA5 215.6 Positif 180.0 200.0 220.0 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0 340.0
March April May Jun Jul August September October
BHIT Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 221 220.1 215.6 209.125 181 167.875 167.875 221 229 229 229 252 261.389 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BHIT - Stochastic %D(6,3,3) = 86.93, Stochastic %K = 94.53, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 86.9305
80 20 86.9305 94.5294 94.5294 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 BHIT - MACD (5,3) = -4.10, Signal() = -2.85
-4.10332 -2.84624 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BHIT - TSI(3,5,3) = 48.98, Volume() = 3,597,400.00
27.2985 0.00000 48.9824 3,597,400
BHIT - William's % R(14) = -11.11, Volume() = 3,597,400.00 -11.1111 3,597,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ERAA
TRADING BUY
S1 675 R1 720 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 655 R2 740
Closing
Price 690
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 675-Rp 720
•Entry Rp 690, take Profit Rp 720
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 93.92 Negatif
MACD 23.41 Positif
True Strength Index (TSI) 87.30 Positif
Bollinger Band (Mid) 534 Positif
MA5 629 Positif 200 400 600 800 1,000 1,200
March April May Jun Jul August September October
ERAA Wedge 557.583 534.4 515 401.278 363.333 363.333 363.333 575 602.5 629 690 690 690 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ERAA - Stochastic %D(6,3,3) = 92.53, Stochastic %K = 96.11, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 92.5295
80 20 92.5295 96.1138 96.1138 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 ERAA - MACD (5,3) = -23.35, Signal() = -19.93
-23.3544 -19.9343 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
ERAA - TSI(3,5,3) = 87.30, Volume() = 15,985,000.00 82.5175
0.00000 87.3042 15,985,000
ERAA - William's % R(14) = -4.08, Volume() = 15,985,000.00 -4.08163 15,985,000
9 October 2015
9 October 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
08-10-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 18300 18300 17775 16450 17775 19100 20425 Negatif Negatif Negatif 20950 14675
LSIP Trading Sell 1350 1350 1315 1250 1315 1380 1445 Negatif Negatif Negatif 1495 925
SGRO Trading Buy 1125 1125 1135 1095 1115 1135 1155 Positif Positif Positif 1505 1060
Mining
PTBA Trading Buy 6000 6000 6125 5675 5900 6125 6350 Positif Positif Positif 6275 5350
ADRO Trading Buy 620 620 635 565 600 635 670 Positif Positif Positif 650 510
MEDC Trading Buy 1200 1200 1230 1140 1185 1230 1275 Positif Positif Negatif 1580 1125
INCO Trading Sell 2150 2150 2090 1925 2090 2255 2420 Negatif Negatif Negatif 2700 1190
ANTM Trading Sell 479 479 472 455 472 489 505 Negatif Negatif Negatif 545 465
TINS Trading Buy 685 685 710 640 675 710 745 Positif Negatif Positif 695 520
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 970 970 985 935 960 985 1010 Positif Positif Positif 995 765
SMGR Trading Buy 10450 10450 10675 9925 10300 10675 11050 Positif Negatif Positif 10750 7500
INTP Trading Buy 18950 18950 19375 17975 18675 19375 20075 Positif Negatif Positif 20050 16000
SMCB Trading Buy 1095 1095 1135 995 1065 1135 1205 Positif Negatif Positif 1140 910
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6325 6325 6475 5875 6175 6475 6775 Positif Negatif Positif 6200 4975
GJTL Trading Buy 600 600 625 555 590 625 660 Positif Negatif Positif 715 418
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 5575 5575 5625 5425 5525 5625 5725 Positif Positif Positif 5650 4560
GGRM Trading Sell 42925 42925 42450 41350 42450 43550 44650 Negatif Negatif Negatif 47800 39500
UNVR Trading Buy 39500 39500 39750 38500 39125 39750 40375 Positif Positif Positif 40400 35350
KLBF Trading Buy 1500 1500 1560 1380 1470 1560 1650 Positif Negatif Positif 1700 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1630 1630 1700 1540 1600 1700 1760 Positif Positif Positif 1700 1235
PTPP Trading Buy 3790 3790 3840 3710 3760 3840 3890 Positif Positif Positif 3805 2960
WIKA Trading Buy 2940 2940 2985 2825 2905 2985 3065 Positif Positif Positif 2970 2480
ADHI Trading Buy 2020 2020 2055 1885 1970 2055 2140 Negatif Positif Positif 2085 1413
WSKT Trading Sell 1615 1615 1590 1535 1590 1645 1700 Positif Negatif Negatif 1685 1505
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2890 2890 2955 2725 2840 2955 3070 Positif Negatif Positif 3010 2150
JSMR Trading Buy 5375 5375 5450 5100 5275 5450 5625 Positif Positif Positif 5500 4680
ISAT Trading Sell 3925 3925 3850 3625 3850 4075 4300 Negatif Negatif Negatif 4180 3310
TLKM Trading Sell 2710 2710 2700 2665 2700 2735 2770 Positif Negatif Negatif 2885 2485
Finance
BMRI Trading Buy 8900 8900 8975 8625 8800 8975 9150 Positif Negatif Positif 9275 7150
BBRI Trading Buy 9975 9975 10050 9700 9875 10050 10225 Positif Positif Positif 10800 7975
BBNI Trading Buy 4830 4830 4915 4525 4720 4915 5100 Positif Positif Positif 5250 3800
BBCA Trading Buy 13100 13100 13300 12650 12975 13300 13625 Positif Negatif Positif 13200 11300
BBTN Trading Buy 1075 1075 1095 1025 1060 1095 1130 Positif Positif Positif 1090 940
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 18475 18475 18925 17075 18000 18925 19850 Positif Positif Positif 20700 15225