• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT

Diterbitkan dan dicetak oleh :

Lembah Manah, Bantul, DIY bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Universitas

Jember, 2010

Lay out

:

Allusia Paradipta Chrysty

Design Cover :

Alfa Riki Dosan

Perpustakaan Nasional RI – Katalog Dalam Terbitan

….

KRISNADI, IG.

Gerakan Buruh di Amerika Serikat/IG. Krisnadi –Ed. 1, Cet. 1……DIY,

Penerbit Lembah Manah, Bantul, DIY bekerja sama dengan Lembaga Penelitian

Universitas Jember, 2010

Xi, …hlm: xi; … cm.

Bibliografi: hlm. …..

ISBN :

1. Amerika Serikat – Gerakan Buruh

2. Judul.

Hak cipta pada pengarang dilindungi oleh undang-undang

Kutipan Pasal 44:

Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta 1987

1.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu

ciptaan atau member izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lambat 7 (tujuh)

tahun dan/ atau denda paling banyak RP. 100.000.000,00,- (seratus juta rupiah).

2.

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada

umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp. 50.000.000,00,- (lima puluh juta rupiah).

(3)

Pengantar Penulis

G

erakan kaum buruh di Amerika Serikat untuk menghadapi kaum pengusaha dalam

perjuangan perbaikan kondisi sosial-ekonominya mempunyai sejarah yang panjang di Amerika

Serikat. Bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan (4 Juli 1776), para tukang

dalam pekerjaan tangan dan kerajinan rumah bergabung dalam perkumpulan-perkumpulan

sukarela dengan tujuan untuk menolong para anggota serta keluarga mereka dalam soal

keuangan, memberikan bantuan sosial secara sukarela kepada pihak keluarga yang sedang

tertimpa musibah seperti sakit atau bahkan meninggal dunia. Walaupun

perkumpulan-perkumpulan (serikat sekerja) tersebut masih memiliki sedikit sifat serikat buruh dewasa ini,

namun serikat sekerja- serikat sekerja tersebut telah mempertemukan para pekerja untuk

membahas persoalan-persoalan yang menyangkut kepentingan bersama seperti: penyediaan

bahan baku, pemasaran, pelatihan kerja, pemberian santunan sosial.

Pada awal gerakan kaum buruh di Amerika Serikat ditandai kondisi-sosial ekonominya

sangat memprihatinkan, karena tereksploitasi kaum pengusaha berupa penetapan upah rendah,

jam kerja panjang, kondisi pekerjaan tidak sehat dan membahayakan. Mereka berusaha

memperbaiki kondisi sosial-ekonominya dengan bersatu membentuk serikat buruh, sehingga

pada tahun 1791 telah muncul serikat-serikat sekerja di Philaderphia, New York maupun Bonton

yang meliputi: serikat sekerja pembuat sepatu, percetakan dan penjahit pakaian. Serikat-serikat

sekerja tersebut memiliki gerakan yang bersifat lokal yang hanya terbatas pada daerah-daerah

setempat, dan gerakannya masih lemah, karena kesadaran untuk berorganisasi yang rendah,

menyebabkan keanggotaan mereka belum mencakup semua pekerja dari berbagai vak dan hanya

terbatas dari kaum buruh terampil dalam satu jenis pekerjaan yang sama, sehingga sebagian

besar serikat-serikat sekerja tersebut berumur pendek. Seiring dengan perjalanan waktu,

pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 1835 telah muncul

lebih dari 50 serikat buruh yang terdapat di New York, Philadelphia, Newark, Boston,

Cincinnati, Pittsburgh, Louisville, bahkan pada tahun 1836 mereka telah berhasil membentuk

National Trade Union

(Serikat Buruh Nasional) di kota New York. Serikat Buruh Nasional yang

(4)

keanggotaannya tidak terbatas di kalangan buruh terampil yang bekerja dalam satu vak,

melainkan mereka terdiri dari para pekerja dari berbagai vak yang tersebar di berbagai kota di

tiap-tiap negara bagian di Amerika Serikat dan memiliki gerakan yang bersifat nasional.

Organisasi ini berhasil memperjuangkan tuntutan 10 jam kerja sehari dan berbagai tuntutan

lainnya, serta menggunakan aksi pemogokan dalam perjuangan memperbaiki kondisi

sosial-ekonominya. Bahkan melalui gerakan yang tidak kenal menyerah, Serikat Buruh Nasional

berhasil mengubah citra buruk terhadap keberadaan kaum buruh yang semula dianggap

pemerintah di negara-negara bagian Amerika Serikat sebagai organisasi persekongkolan para

pengacau keamanan dan keberadaan mereka dianggap illegal, namun pada tahun 1842

Mahkamah Agung Massachusetts menetapkan bahwa keberadaan serikat buruh diakui secara

legal-formal dan mendapat jaminan perlindungan hukum, kebijakan tersebut kemudian diikuti

oleh lembaga-lembaga pengadilan di tiap-tiap negara bagian. Sejak kelahiran Serikat Buruh

Nasional (1836), bermunculan berbagai organisasi buruh berskala nasional yang anggotanya

terdiri dari para pekerja dari berbagai vak di kota-kota yang tersebar di setiap negara bagian

Amerika Serikat. Misal National Labor Union

(Persatuan Buruh Nasional) di kota Baltimore

pada tahun 1866, Knights of Labor

(Para Ksatria Buruh) di Philadelphia pada tahun 1869,

Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Canada (1881) di Pittsburgh,

American Federation of Labor

(Federasi Buruh Amerika) pada tahun 1886 di Columbus, Ohio.

Tuntutan yang diajukan organisasi-organisasi buruh tersebut meliputi penetapan 8 jam kerja

sehari, kenaikan upah buruh dan berbagai tuntutan perbaikan nasib kaum buruh.

Strategi dan taktik yang digunakan kaum buruh Amerika Serikat dalam menghadapi

kaum pengusaha dalam perselisihan perburuhan tampak pada strategi dan taktik Federasi Buruh

Amerika dalam menghadapi perselesihan perburuhan dengan kaum pengusaha. Strategi Federasi

Buruh Amerika dalam menghadapi kaum pengusaha dengan menerima kaum pengusaha untuk

diajak bekerjasama untuk membicarakan masalah perjanjian kerja. Federasi Buruh Amerika

berharap kaum pengusaha memberikan jaminan hak-hak buruh yang diwujudkan dalam

perjanjian kerja, sehingga kaum buruh di Amerika Serikat dapat diperlakukan sebagai warga

negara penuh di dalam masyarakat kapitalis. Selain itu Federasi Buruh Amerika menggelar

strategi menolak gerakan buruh radikal yang mempercayai kebenaran teori perjuangan kelas

seperti yang ditunjukkan kaum Marxis maupun kaum anarkis. Gerakan tersebut dianggap sebagai

jenis ideology impor dari luar negeri dan tidak cocok dengan sendi-sendi dasar kebudayaan

(5)

Amerika Serikat. Ideologi radikalisme (Marxisme dan Anarkisme) akan merintangi dan menodai

gerakan serikat buruh di Amerika Serikat, bahkan ideologi radikalisme hanya akan

mengkonsentrasikan seluruh elemen masyarakat untuk melawan gerakan serikat buruh, sehingga

akan melenyapkan keberadaan kaum buruh di Amerika Serikat. Berbagai taktik di dalam gerakan

buruh meliputi: gerakan pengorganisasian, boikot, sabotase,

slowdown

(menghambat pekerjaan),

aksi pemogokan. Namun Federasi Buruh Amerika lebih memilih taktik gerakan

pengorganisasian dan merasa tidak cocok dengan taktik boikot, sabotase maupun

slowdown

.

Senjata kaum pengusaha Amerika Serikat dalam menghadapi gerakan kaum buruh

dengan melakukan langkah kooperatif terhadap kaum buruhnya yang diyakini sebagai langkah

efektif dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan. Pihak pengusaha meyakinkan kepada para

pekerjanya bahwa persahabatan maupun kerjasama yang baik di masa lalu akan sama-sama lebih

menguntungkan. Pihak pengusaha meyakinkan kepada para pekerjanya bahwa kedua belah pihak

sama-sama tidak senang dengan kedairan pihak luar yang akan mengeruhkan suasana. Kebijakan

semacam ini termanifestasikan dalam kerjasama kaum buruh dengan kaum pengusaha di

Amerika Serikat dalam mendirikan National Civic Federation

(Federasi Warga Negara Nasional)

pada tahun 1901 dengan Marcus A. Hanna dari pihak pengusaha ditetapkan sebagai presiden,

dan Samuel Gompers dari pihak buruh ditetapkan sebagai wakil presiden organisasi tersebut.

Buku yang berjudul

Gerakan Buruh di Amerika Serikat

yang berisi tentang segala hal

yang berhubungan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara sejak tahun 1886

sampai tahun 1892, semula merupakan skripsi tingkat strata satu (S1) yang berjudul

Pergerakan

Serikat Buruh di Amerika Serikat Bagian Utara Pada Tahun 1886 – 1892.

Untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di bidang ilmu sejarah, skripsi ini pada 5 Mei 1988 berhasil dipertahankan di

depan dewan penguji skripsi dengan hasil sangat memuaskan. Penulisan untuk skripsi sedikit

berbeda dengan yang disajikan dalam buku ini. Tidak dapat disangkal, seiring waktu berjalan

(1988-2010), pemerolehan ilmu pun bertambah, ikut memperkaya dan mewarnai penulisan buku

ini. Mengingat kondisi naskah asli buku ini adalah skripsi yang tertulis menggunakan mesin

ketik, dan dalam keadaan tidak jelas (kabur), karena dimakan oleh waktu, sehingga tujuan

penulisan buku ini selain untuk keperluan penyebaran khasanah ilmu terkait dengan segala hal

berkenaan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat, juga memiliki tujuan untuk

menyelamatkan dokumen (skripsi) tersebut dari kerusakan. Mengingat referensi berkaitan

dengan segala hal yang berhubungan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat sangat langka,

(6)

dan jika ada itu pun sebagian besar referensi yang tersedia berbahasa Inggris, sehingga dengan

kehadiran buku yang berjudul

Gerakan Buruh di Amerika Serikat

dapat membantu pihak-pihak

yang berminat mempelajari atau mengkaji sejarah sosial khususnya yang menyangkut dengan

gerakan buruh di Amerika Serikat.

Buku ini hanya mungkin terbit berkat bantuan, nasihat, dukungan dan bimbingan

intelektual dari berbagai pihak. Pertama yang perlu disebut adalah Bapak Drs. M.H. Sundoro

dan Drs. Sudiro, SU selaku pembimbing skripsi satu dan dua yang telah banyak memberikan

bimbingan dan pengarahan akademik. Mereka berdua dengan tulus-ikhlas dan kesabarannya

telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan wawasan ilmiah, sehingga

skripsi tersebut dapat terselesaikan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Dewan Penguji Skripsi yang terdiri dari Drs. Soedardi (Almarhum), Drs. M.H. Sundoro (Penguji

1), Drs. Sudiro, S.U, Drs. Kamidjan SH, M.Hum, Dra. Siti Sumardiati (Sekretaris) yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pegawai koleksi buku jursan di Fakulktas Sastra

Universitas Jember, perpustakaan pusat Universitas Jember, perpustakaan Pasca-sarjana UGM,

perpustakaan IKIP Sanatadharma, perpustakaan pusat Universitas Indonesia, perpustakaan LIPI,

maupun pegawai perpustakaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang banyak

menyediakan buku-buku referensi. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

penerbit PT Lembah Manah, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersedia

menerbitkan buku ini. Betapa berat beban yang harus ditanggung oleh mereka yang ada di

sekeliling penulis dan sungguh besar bantuan, nasihat, dukungan serta bimbingan intelektual

terhadap penerbitan buku ini. Namun penulis hanya dapat memberikan imbalan yang sungguh

tidak pantas untuk diterima kepada mereka semuanya, karena memang begitu kecil nilainya,

yaitu sekedar ucapan terima kasih. Walaupun demikian, Tuhan Yang Mahaesa senantiasa

memberikan balasan yang setimpal untuk mereka dengan kelimpahan berkat dan hidayah-Nya

yang senantiasa mengalir untuk mereka.

Selama penyusunan buku ini sangat menyita banyak waktu, sehingga tidak jarang

penulis banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar hanya sekedar untuk menyelesaikan

buku ini. Bahkan tidak jarang pekerjaan sehari-hari penulis sebagai kepala keluarga

terbengkelaikan. Namun istriku tercinta, Dwi Sunaryati, dan anak-anakku tersayang Mita,

Allusia, Kresna dan Ester serta cucuku Dewa Arjuna sudah terbiasa mengalami masa-masa

(7)

seperti ini. Hanya kesabaran dan pengertian serta dorongan merekalah yang membuat stabilitas

keluarga tidak terganggu dan proses penulisan buku pun menjadi lebih lancar. Sungguh pantas

kiranya buku ini kupersembahkan untuk mereka.

Jember, 2010

(8)

Pengantar

Drs. Nawiyanto, MA, PhD.

1

Rasa senang mengiringi kehadiran buku

Gerakan Buruh di Amerika Serikat

karya IG.

Krisnadi. Saya mengenal penulis buku ini, selain sebagai kolega di Jurusan Sejarah, Fakultas

Sastra, Universitas Jember, juga melalui keterlibatan dalam kegiatan penelitian, pengabdian

kepada masyarakat maupun dalam berbagai kegiatan lainnya. Ia telah membuktikan diri

sebagai tenaga pengajar yang produktif dalam berkarya, serta dedikatif terhadap ilmu sejarah

yang digelutinya. Ia memiliki tipologi selain dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, ulet,

tangguh dan berani dalam berkarya. Karya-karya ilmiah yang pernah dihasilkannya

menunjukkan pembelaan terhadap orang-orang lemah yang tertindas, dibuktikan dengan

bukunya yang berjudul

Tahanan Politik Pulau Buru (1969-1979)

yang diterbitkan LP3ES

(April, 2001), dikembangkan dari tesis S2 yang ditulis ketika Orde Baru masih berdiri kokoh.

Keberpihakannya terhadap orang-orang lemah dan termarginalkan juga tampak dalam karya

Gerakan Buruh di Amerika Serikat.

Melalui karya-karyanya ini IG Krisnadi bisa diposisikan

sebagai bagian dari apa yang dianjurkan sejarawan Kanada H. Zinn sebagai penulisan sejarah

terlibat (

enganged history

).

IG. Krisnadi dalam karyanya yang berjudul

Gerakan Buruh di Amerika Serikat

memotret

sebagian dari sejarah sosial Amerika Serikat khususnya yang terkait dengan gerakan buruh di

Amerika Serikat bagian Utara dalam perjuangan menghadapi kaum pengusaha dalam

perselisihan perburuhan. Karya ini merupakan pendalaman dan perluasan dari karya ilmiah yang

pertama kali ditulisnya 19 tahun yang lalu dalam rangka mendapatkan gelar sarjana sejarah.

Dalam kurun waktu yang panjang naskah tersebut terus disempurnakan dan diperbaiki sehingga

menambah bobot ilmiahnya baik dari segi analisis maupun bahan rujukan.

Materi pokok karya IG. Krisnadi yang berjudul

Gerakan Buruh di Amerika Serikat

terbagi dalam lima bab. Bab 1 berisi pengertian gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara,

kerangka teori, serta metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji gerakan buruh di

Amerika Serikat bagian Utara dalam kurun waktu 1886-1892. Bab 2 membahas latar belakang

(9)

sosial-ekonomi kaum buruh hingga tahun 1886. Bab 3 membicarakan peranan Federasi Buruh

Amerika dalam gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Bab 4 memaparkan reaksi

serikat buruh radikal. Bab 5 sebagai penutup berisi kesimpulan pembahasan. Masing-masing

bab dirinci secara detail di dalam subbab-subbab disertai dengan penjelasan di dalam catatan

kaki, sehingga memudahkan para pembaca di dalam mengikuti uraian keseluruhan buku ini.

Berdasarkan pengamatan saya, referensi sejarah sosial Amerika Serikat khususnya yang

terkait dengan gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara yang ditulis dalam bahasa

Indonesia bisa dikatakan langka. Oleh karena itu, buku ini merupakan sumbangan penting

dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar khususnya untuk mata kuliah Sejarah Amerika

Serikat maupun Sejarah Perindustrian. Buku ini dapat digunakan sebagai pegangan dan rujukan

bagi mahasiswa, dosen dan peminat sejarah gerakan buruh. Tentu saja apa yang ditulis di sini

baru sepenggal dan belum mencerminkan kompleksitas gerakan buruh di Amerika Serikat

bagian Utara. Akan tetapi penulisan sejarah memang tidak akan pernah tuntas ditulis sehingga

selalu terbuka peluang baru untuk menuliskannya kembali. Karya ini merupakan inspirasi

berharga untuk menulis gerakan buruh di Amerika Serikat Abad ke-20, serta membuka

peluang-peluang untuk melakukan komparasi sejarah buruh dengan kawasan lain termasuk Indonesia

bisa dari penulis yang sama maupun penulis-penulis lain yang meminati. Seiring dengan proses

industrialisasi, isu-isu perburuhan akan terus tumbuh aktualitasnya dan dalam konteks demikian

kajiah-kajian historis mengenai perburuhan, termasuk yang telah disumbangkan penulis ini,

akan memberikan kontribusi berharga kearah pemahaman yang lebih utuh mengenai dinamika

sejarah dan pemecahan masalah-masalah perburuhan. Oleh karena itu, terbitnya buku karya IG.

Krisnadi ini, sudah sepantasnya disambut dengan pikiran dan tangan terbuka.

Jember, 2010

(10)

DAFTAR ISI

Prakata Penerbit……….. i

Pengantar Penulis……… iii

Pengantar (Drs. Nawiyanto, MA, PhD).………. viii

Daftar Isi………. ix

Daftar Gambar……… xi

Daftar Peta……….. xii

Daftar Tabel……… xiii

BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

BAB 2 KONDISI SOSIAL-EKONOMI KAUM BURUH SAMPAI TAHUN 1886….

2.1

Pertumbuhan Kapitalisme……… 17

2.2

Pertumbuhan Serikat Buruh ……… 32

2.3

Kehidupan Sosial-ekonomi Kaum Buruh ……… 42

BAB 3 PERANAN FEDERASI BURUH AMERIKA DALAM GERAKAN BURUH… 48

3.1 Keorganisasian Federasi Buruh Amerika………... 48

3.2 Strategi dan Taktik Federasi Buruh Amerika………. 59

3.3 Senjata Pengusaha dalam Perselisihan Perburuhan……… 83

BAB 4 SERIKAT BURUH RADIKAL………. 95

4.1 Serikat Buruh Internasional………. 96

4.2 Keresahan-keresahan Sosial……… 115

4.2.1 Pemogokan di Perusahaan Mesin Pengetam Tahun 1886……… 117

4.2.2 Pemogokan di Perusahaan Besi dan Baja, Homestead Tahun 1892………… 127

BAB 7 KESIMPULAN……… 137

(11)

1.

Anggota Federasi Buruh Amerika Sampai tahun 1940……….. 141

2.

Jumlah Anggota Serikat Buruh di Amerika Serikat Sampai Tahun 1940…….. 146

Daftar Singkatan……… 147

Glosarium………... 149

Daftar Pustaka……… 151

(12)

DAFTAR GAMBAR

1.

Menkeu Alexander Hamilton………

9

2.

Menlu Thomas Jefferson………...

11

3.

Patung Liberty……….

25

4.

Presiden FBA, Samuel Gompers ……….

49

5.

Para Pejabat Eksekutif Federasi Buruh Amerika………..

54

6.

Karl Marx ……….

96

7.

Robert Owen……….

99

8.

William Lovett ……….

105

9.

Flora Tristan………..

105

10.

Mazzini ……….

107

11.

Louis Blanq ………...

108

12.

Michael Bakunin ………

109

13.

Proudhon ………

109

14.

Frederick Adolf Sorge ………

113

15.

Agust Spies ……….

122

16.

Henry Clay Frick ……….

130

(13)

DAFTAR PETA

1.

Peta Negara Amerika Serikat ……….

8

2.

Posisi Koloni Spanyol, Prancis dan Inggris di Benua Amerika……….. . 21

(14)

DAFTAR TABEL

1.

Perkembangan Barang Produksi Pabrik (Setiap Juta Dolar)………. 31

2.

Pertumbuhan Anggota Serikat Buruh Amerika Serikat………

56

3.

Anggota Federasi Buruh Amerika Sampai Tahun 1940 ………..

141

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

Istilah buruh yang dalam bahasa Inggris labor diartikan sebagai seseorang yang melakukan pekerjaan tertentu untuk mendapatkan upah. Namun buruh juga diartikan sebagai prestasi seseorang maupun kelompok yang harus dikaitkan dengan industri modern, produksi, organisasi, tenaga kerja serta tergantung pada keberhasilan perusahaan modern2. Pada mulanya kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara mengadakan perjanjian kerja antara pihak pengusaha dengan pihak buruh yang belum berorganisasi, sehingga sistem semacam ini bersifat berat sebelah dan lebih menguntungkan kaum pengusaha. Perjanjian kerja semacam ini biasanya ditetapkan oleh pihak pengusaha dengan melalui upah rendah, jam kerja panjang, kondisi pekerjaan tidak sehat dan membahayakan, sehingga kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara hidupnya sangat memprihatinkan, karena tereksploitasi oleh kaum pengusaha, sehingga mereka mempersatukan diri membentuk serikat buruh untuk memperjuangkan perbaikan kondisi sosial ekonominya. Kaum buruh Amerika Serikat bagian Utara dengan rasa berat hati menerima perjanjian kerja secara perseorangan, karena mendapat tekanan dari kebutuhan keluarga3.

Berkaitan dengan berbagai tingkatan perkembangan teknologi di dalam industrialisasi, maka kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang meliputi: (1) Skilled labor; merupakan buruh yang mempunyai keahlian khusus dalam suatu pekerjaan. Kelompok ini terdiri dari buruh terampil dan buruh berspesialisasi. (2) Semi-skilled labor atau sebagai buruh setengah terampil. Yang termasuk kelompok ini adalah buruh magang yang mendapatkan pendidikan, pelatihan dan langsung mempraktekkannya. Buruh magang biasanya terdiri dari buruh usia anak-anak dan remaja. (3) Unskilled labor, merupakan buruh tidak terampil, dan biasanya mereka bekerja sebagai buruh kasar. (4) Buruh sebagai tenaga administrasi dan tenaga pemasaran4.

Kesadaran kaum buruh Amerika Serikat bagian Utara membentuk serikat buruh, pada mulanya berasal dari buruh terampil di beberapa kota seperti: Philadelphia, New York, Boston sejak akhir abad

2The Encyclopedia Americana Volume 16 (NewYork: Americana Corporation, 1977), hlm. 571-572. 3

Comton's, Pictured . Encyclopedia And -Fact-Index (Chicago: F.E. Comton’s & Company, 1960), volume 8, hlm. 84-85.

4 S.R. Parker, Industri dan Pendidikan, dalam G. Kartasapoetra (penyadur), Sosiologi Industri (Jakarta: Dina Aksara,

(16)

XVIII yang terdiri dari: para tukang kayu, tukang sepatu, tukang cetak, dan para penjahit pakaian. Mereka sebagai pelopor kaum buruh untuk membentuk serikat buruh di,Amerika Serikat bagian Utara, karena keadaan sosial ekonomi mereka lebih baik apabika dibandingkan dengan kelompok buruh lainnya seperti pada kelompok semi-skilled labor maupun unskilled labor. Mereka juga mempunyai penghasilan dan pola berpikir lebih baik, sehingga mampu untuk membantu iuran para anggotanya.

Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara masih dalam bentuk serikat sekerja yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang melakukan jenis pekerjaan yang sama, dan biasanya para anggotanya terdiri dari buruh terampil.5 Misal: serikat sekerja para tukang pembuat sepatu, tukang cetak, tukang penjahit pakaian yang sudah terdapat di Boston, Philadelphia dan New York sejak tahun 1790-an, dan serikat sekerja ini masih bersifat lokal. Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara mendapat rintangan dari kaum pengusaha yaitu dengan lebih cenderung memperkerjakan para buruh yang tidak masuk ke dalam keanggotaan serikat buruh. Cara lain yang ditempuh kaum pengusaha untuk merintangi pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara dengan berkolusi kepada kalangan dewan legislatif (para senator), hakim maupun pihak kepolisian agar berpihak kepada kaum pengusaha dan diharapkan tidak memberikan jaminan perlindungan hukum maupun keamanan kepada kaum buruh baik yang tergabung di dalam serikat-serikat buruh maupun secara perseorangan.

Pergerakan serikat buruh Amerika Serikat bagian Utara merupakan aksi kaum buruh yang dilakukan melalui serikat-serikat buruh untuk menuju ke arah perbaikan hidup. Mereka hidup miskin kare-na tereksploitasi kaum pengusaha melalui penetapan jam kerja panjang, upah buruh rendah, kondisi pe-kerjaan tidak sehat dan membahayakan, hukuman penjara bagi buruh yang bersalah dalam melakukan pekerjaan maupun tidak dapat membayar hutang, bentuk sistem perjanjian kerja secara perseorangan, dan pemberian upah berupa barang yang tidak sebanding dengan prestasi kerja buruh. Sebelum tahun 1830 sebagian besar kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara telah bekerja sebanyak 12 jam sehari, walaupun kaum buruh di kota New York telah memperoleh 10 jam sehari, karena di kota tersebut kekurangan tenaga buruh terampil.6 Sampai pada tahun 1890 kaum buruh di kota Norwich dan Connecticut masih menerima upah berupa barang produksi, dan hal ini merugikan kaum buruh.7

Periode tahun 1886-1892 bagi pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat masih dalam usia muda, walaupun sejak tahun 1790 telah muncul serikat-serikat buruh dalam bentuk serikat sekerja, tetapi

5

A. Madjid Siregar, Perkembangan SerikatBuruh Dibeberapa Negara (Djakarta: Pustaka Rakyat, 1953), hlm.9.

6 Adrian A. Paradis, Labor in Action; TheStory The American Labor Movement (New York: The New American

Library, 1966), hlm. 17.

(17)

itupun lenyap kembali pada masa depresi ekonomi tahun 1837. Pada tahun 1860-an perkembangan serikat buruh di Amerika Serikat mulai tumbuh lagi, terbukti pada tahun 1863 telah muncul 80 serikat buruh lokal, dan satu tahun berikutnya telah terdapat 300 serikat buruh lokal di Amerika Serikat8. Kemudian pada tahun 1869 telah lahir Knights of Labor (K of L) di Philadelphia. K of L (Para Ksatria Buruh) sebagai perintis pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bersifat modern, karena organisasi ini telah memiliki struktur keorganisasian yang teratur, dan merupakan serikat buruh nasional berbentuk general labour union, maksudnya anggota-anggotanya terdiri dari segala kelompok kaum buruh dengan tidak memperhatikan jenis pekerjaannya, sehingga anggotanya tidak terbatas pada kalangan buruh terampil saja, melainkan juga buruh setengah terampil, buruhtidak terampil, buruh tenaga administrasi dan pemasaran.

Para Ksatria Buruh berhasil mengontrol berbagai serikat buruh di distrik-distrik, pada setiap distrik minimal mengontrol 1-5 serikat buruh lokal, dan pada setiap serikat buruh lokal biasanya terdiri dari serikat sekerja dan serikat buruh dalam ikatan perusahaan yang anggotanya terdiri dari buruh terampil, setengah terampil, tidak terampil, tenaga administrasi dan pemasaran di dalam suatu perusahaan. Para Ksatria Buruh telah memiliki program kerja mantap yakni: menuntut 8 jam bekerja untuk setiap hari, mendapatkan upah yang layak, menghapuskan hukuman penjara bagi buruh yang bersalah di dalam melakukan pekerjaan maupun tidak dapat membayar hutang, menetapkan batas usia minimal buruh anak-anak, menyelenggarakan perjanjian kerja secara kolektif, dan berusaha menempatkan anggotanya duduk di dalam Kongres.9

Pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat di bawah pimpinan Para Ksatria Buruh dan American Federation of Labor (AFL) tidak memiliki "kesadaran golongan buruh" atau tidak memiliki gerakan yang didasarkan atas pertentangan kelas10 seperti biasanya pada pergerakan serikat buruh di Rusia maupun di Republik Rakyat Cina. Walaupun demikian kaum buruh di Amerika Serikat bersifat militan untuk mempertahankan kedudukannya dan jaminan bagi seorang warga negara penuh di dalam masyarakat kapitalis.

Pada pertengahan abad XIX sosialisme mulai masuk ke Amerika Serikat dibawakan oleh kaum imigran dari berbagai negara di Eropa. Pada mulanya sosialisme yang masuk ke Amerika Serikat masih berbentuk sosialisme utopia, dan ajaran ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat berkat jasa Robert Owen. Perkembangan sosialisme di Amerika Serikat menjadi lebih mantap, karena mendapat pengaruh

8 Maurice J. Tobin, op. cit., hlm. 11.

9Ibid. 10

Yang dimaksud pertentangan kelas disini yaitu pertentangan antara kelas kapitalis sebagai pemilik alat-alat pro-duksi melawan kelas buruh yang hanya memiliki kemampuan untuk bekerja saja. Keduanya saling konflik, karena kelas kapitalis selalu menghisap kelas buruh, maka kelas kapitalis harus dilenyapkan, kemudian kaum buruh berkuasa untuk kepentingan bersama.

(18)

perpindahan markas besar Internasional I dari London ke New York tahun 1872.

Studi tentang pergerakan serikat Buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892 menjadi kajian yang urgent dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) masih sedikit referensi yang mengupas secara terinci mengenai masalah pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Andaikan ada itu pun masih berupa buku-buku berbahasa Inggris; (2) masalah tersebut masih sedikit dibahas dalam suatu karya tulis ilmiah, sehingga kajian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah atau memperkaya referensi mata kuliah Sejarah Amerika Serikat; (3) periode tahun 1886-1892 bagi pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat telah menunjukkan sifat gerakan yang modern dengan memiliki bentuk organisasi yang teratur dalam wadah Federasi Buruh Amerika. Pada tahun 1886 Federasi Buruh Amerika beranggotakan 138.000 orang, kemudian berkembang pesat, dan pada tahun 1894 anggotanya mencapai 275.000 orang, atau mencapai 73 % dari seluruh anggota serikat buruh di Amerika Serikat; (4) penulis ingin mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh pergerakan Serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara dalam usahanya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi kaum buruh.

Pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara merupakan masalah yang komplek, karena proses pergerakan serikat buruh tersebut bersifat kontinuitas, dan memiliki ruang lingkup yang luas, sehingga obyek yang menjadi pembahasan dalam kajian tersebut harus dibatasi baik dalam aspek temporal maupun spasialnya. Dalam aspek spasial akan dibatasi pada pergerakan serikat buruh yang telah berafiliasi ke dalam Federasi Buruh Amerika khususnya di Amerika Serikat bagian Utara. Mengapa hanya dibatasi pada kaum buruh yang berafiliasi ke dalam Federasi Buruh Amerika saja, karena organisasi ini mempunyai peranan penting dalam sejarah pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Demikian juga akan dibahas keresahan-keresahan sosial yang terdapat pada: aksi pemogokan di Perusahaan Mesin Pengetam Chicago tahun 1886, aksi kerusuhan di Haymarket Square tahun 1886, aksi pemogokan pada Perusahaan Besi dan Baja di Homestead tahun 1892.

Apa yang dimaksud Amerika Serikat?, Amerika Serikat bagian Utara itu wilayahnya meliputi negara bagian mana saja?, apakah ada batasan secara tegas antara Amerika Serikat bagian Utara dengan Amerika Serikat bagian Selatan?, dan mengapa yang menjadi obyek pembahasan di dalam kajian ini hanya membatasi diri pada pergerakan serikat buruh yang ada di Amerika Serikat bagian Utara saja?

Untuk menjawab pertanyaan pengertian tentang Amerika Serikat, terlebih dahulu akan dibahas tentang asal-usul istilah Amerika. Untuk mengetahui asal-usul istilah Amerika dapat dikaitkan dengan nama Amerigo Vespucci. Ia adalah sahabat dekat Christoporus Columbus yang keduanya berasal dari Genoa (Italia). Christoporus Columbus ketika menerima tawaran Raja Spanyol, Ferdinan untuk berlayar mengarungi samodera guna mencari India sebagai tempat asal-usul rempah-rempah, mendapat support dari Amerigo Vespucci. Ia mencatat segala hal yang dilihat, dijumpai, dirasakan dan dialami selama mengarungi samodera bersama rombongan ekspedisi Christoporus Columbus hingga ekspedisi tersebut

(19)

berhasil menemukan benua Amerika. Segala hal yang dicatat oleh Amerigo Vespucci ternyata menjadi dokumen penting terkait dengan dengan penemuan benua Amerika. Dokumen tersebut dipelajari oleh Prof. Martin Waldseemuller, namun nama Amerika tidak diketemukan di dalam dokumen tersebut. Untuk mengenang jasa Amerigo Vespucci, maka Prof Martin Waldseemuller memberi nama benua baru tersebut dengan nama Amerika sebagai suatu istilah yang diambil dari nama Amerigo Vespucci.11

Istilah Amerika Serikat berasal dari bahasa Inggris United States of America (USA). Istilah ini untuk menyebut suatu negara yang berbentuk republik federal yang berada di belahan benua Amerika bagian Utara.12 Negeri ini pada mulanya daerah jajahan Inggris, namun pada 4 Juli 1776 ke-13 koloni13 yang berada di sepanjang pantai Samodera Atlantik tersebut berhasil memerdekan diri dari pemerintah kolonial Inggris. Negara Amerika Serikat ketika baru merdeka hanya terdiri dari tiga belas negara bagian, namun hingga kini negeri ini terdiri dari 50 negara bagian yang meliputi: New Hamshire (Maine), Massachusetts, Rhose Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, South Carolina; Georgia, Florida, Alabama, Alaska, Arizona, Arkansas, California, Colorado, Idaho, Hawai, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentucky, Lousiana, Maine, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri, Montana, Nebraska, Nevada, New Mexico, Ohio, Oklahoma, Oregon, Tennessee, North Dakota, South Dakota, Texas, Utah, Vermonth, Washington D.C, West Virginia, Wisconsin, Wyoming.14 Untuk lebih jelasnya ke-50 negara bagian yang bergabung ke dalam Amerika Serikat dapat dilihat dalam peta berikut ini.

Peta 1, Negara Amerika Serikat15

11D.K. Kolit, Sejarah Amerika Latin. Terjemahan. (Kupang, tanpa badan penerbit, 1972), hlm. 9.

12Robert Sobel, Basic Facts of United State of America History (New York: The Crowell-Collier

Publishing Company, 1963), hlm. i.

13

Ke-13 koloni yang pada 4 Juli 1776 mendirikan suatu negara yang bernama United Stated of America tersebut meliputi: New Hampshire, Massachusetts, Rhose Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, South Carolina; Georgia

14 John W. Caughey, Ernest R. May,A history of the United States (Chicago: Rand McNally & Company,

1958.

(20)

Amerika Serikat memiliki dua sistem kepartaian, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat. Pada mulanya Partai Republik bernama Partai Federal yang didirikan oleh George Washington sebagai Presiders I Amerika Serikat, kemudian berubah menjadi Partai Republik ketika diseponsori oleh John Quincy Adam dan Henry Clay. Partai Republik mendapat dukungan dari kaum industrialis yang berada di Amerika Serikat bagian Utara, sedangkan Partai Demokrat mendapat dukungan dari para tuan tanah yang berada di negara-negara bagian di wilayah Amerika Serikat bagian Selatan.

Semasa pemerintahan George Washington (1789-1797), terjadi pertikaian politik antara kaum federalis yang para pendukungnya adalah kaum pengusaha di bagian Utara dengan dipelopori oleh Alexander Hamilton sebagai Menteri Keuangan berhadapan dengan kaum demokrat yang didukung kaum tuan tanah di bagian Selatan dengan dipelopori oleh Menteri Luar Negeri, Thomas Jefferson. Alexander Hamilton mempercayai bahwa kekayaan dan kesejahteraan bangsa Amerika Serikat ditentukan oleh pertumbuhan secara baik barang-barang produksi pabrik, sehingga ia lebih menandaskan bahwa Amerika Serikat harus mendapatkan ke-percayaan atas perkembangan industri dan kegiatan perdagangan.16 Berkenaan dengan itu, Alexander Hamilton berusaha melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat dengan melaksanakan kebijakan politik proteksi,17 dengan cara menetapkan bea masuk bagi barang-barang luar negeri yang setinggi-tingginya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi dan merangsang pertumbuhan industri dalam negeri. Pemerintah Amerika Serikat juga diharapkan memberikan subsidi kepada

16 Alexander Hamilton mempercayai terciptanya kekayaan dan kesejahteraan Amerika Serikat, tergantung pada pertumbuhan produksi

pabrik secara baik. Lihat; Hugh A. Bone, American Po1itiesand Party System (New York: McGraw-Hill Book Company, 1965), hal. 72. Ia juga mempercayai pembangunan Amerika Serikat tergantung pada pertumbuhan perdagangan secara baik. Lihat; The United States Information Service, Garis Besar Sejarah Amerika (Jakarta: USICA, tanpa tahun terbit), hlm. 62-65.

17

Politik proteksi merupakan politik yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat dengan menetapkan bea masuk bagi barang-barang luar negeri (impor) setinggi-tingginya, maksudnya untuk melindungi dan merangsang pertumbuhan industri dalam negeri. Pemerintah juga diharapkan memberikan subsidi kepada para pengusaha yang hendak mendirikan industri baru.

(21)

para pengusaha yang hendak mendirikan industri baru.18 Ia juga menginginkan perluasan kekuasaan pemerintah pusat dengan mendirikan sistem bank nasional yang menanggung hutang-hutang uni serta hutang-hutang dari berbagai negara bagian, juga menetapkan berbagai pajak federal, dan menghendaki penghapusan perbudakan19.

Gambar 1, Menkeu Alexander Hamilton.20

Kaum demokrat yang dipelopori oleh Menteri Luar Negeri yang pertama Thomas Jefferson, menentang pembentukan negara federal yang diusulkan Menteri Keuangan Alexander Hamilton beserta kaum industrialis (Kaum Pengusaha) sebagai pendukungnya dari wilayah Utara yang dianggapnya cenderung mengekang kemerdekaan perseorangan dari stiap warga negara Amerika Serikat dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatannya termasuk dalam berkegiatan bisnis. Untuk itu Thomas Jefferson lebih cenderung menghendaki pembentukan suatu negara konfederasi yang memberikan jaminan kemerdekaan perseorangan yang lebih luas. Selain itu ia menginginkan adanya perluasan sistem pertanian di Amerika Serikat ke arah daerah-daerah pedalaman di bagian barat yang masih berupa hutan belantara dengan mempertahankan sistem perbudakan yang digunakan sebagai tenaga inti pertanian (perkebunan kapas). Thomas Jefferson juga menyarankan agar Amerika Serikat dapat menjadi negara besar yang maju dalam sector perekonomian, maka negeri ini wajib untuk melaksanakan politik perdagangan bebas dengan tidak adanya campur tangan pemerintah pusat (Pemerintah Federal) dalam soal perdagangan, tidak menyetujui pajak federal, dan menghendaki politik perdamaian, maksudnya apabila damai maka keadaan aman untuk melaksanakan perdagangan bebas.21 Selain itu ia juga menghendaki terbentuknya negara konfederasi Amerika Serikat yang terdiri dari gabungan beberapa negara yang berdiri sendiri, tetapi dipimpin oleh pemerintah pusat. Kedaulatan keluar sepenuhnya dipimpin oleh pemerintah pusat, tetapi kedaulatan ke dalam sepenuhnya dipegang oleh pemerintah negara bagian masing-masing. Ia juga menyarankan politik perdagangan bebas, artinya pemerintah tidak boleh campur tangan dalam masalah perdagangan, dan kebebasan berusaha harus dihormati. Ia menentang politik proteksi, karena adanya penetapan bea impor yang tinggi, sehingga akan menyulitkan penyelenggaraan perdagangan secara ektensif.22 Untuk mengetahui seorang tokoh dari Selatan sebagai sang pejuang terbentuknya negara konfederasi di Amerika Serikat yaitu Thomas Jefferson, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

18 Ibid.

19 Hugh A. Bone, lock. cit. 20

http://www.google.co.id/AlexanderHamilton.html

21 Charles R. Adrian, The American Political Process (New York: McGraw Hill Book Company, 1965), hal. 122. 22Ibid.

(22)

Gambar 2, Menlu Thomas Jefferson23

Amerika Serikat bagian Utara wilayahnya meliputi: negara-negara bagian yang berpusat di sebelah timur laut, dan negara-negara bagian yang berpusat di sebelah utara. Dalam kajian ini, akan dibatasi pada negara-negara bagian yang berada di sebelah timur laut yang terletak pada batas-batas yang meliputi: (1) sebelah selatan; yaitu pada garis Mason dan Dison terletak pada390-360 garis lintang utara. Garis tersebut berada diantara Maryland dan Pensylvania; (2) sebelah barat dibatasi oleh Minnesota, Iowa dan Missouri; (3) sebelah utara dibatasi oleh Canada; (4) sebelah timur dibatasi oleh Samodera Atlantik.24 Pada tahun 1892 negara-negara bagian yang berada di sebelah timur laut tersebut terdiri dari: 16 negara bagian yakni: Maine, New Hampshire, Vermont, Masaachusetts, Rhode Island, Connecticut, New York, Ohio, Pennsylvania, New Jersey, Delaware, Maryland, Michigan, Indiana, Wisconsin dan Illinois25

Pembatasan scope temporal dalam kajian pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara adalah tahun 1886-1892 dengan pertimbangan sebagai berikut: pada tahun 1886 digunakan sebagai batas awal kajian dengan pertimbangan pada tahun 1886 adalah tahun berdirinya Federasi Buruh Amerika. Sedangkan penentuan tahun 1892 sebagai batas akhir kajian berdasarkan pada peristiwa aksi pemogokan pada Perusahaan Besi dan Baja di Homestead tahun 1892. Kedua peristiwa aksi pemogokan buruh tersebut menjadi awal kejatuhan atau awal merosotnya pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat di bawah pimpinan Federasi Buruh Amerika.

Setiap permasalahan yang muncul dalam kajian pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892 dicoba didekati dengan menggunakan ilmu bantu sosiologi industri. Menurut M.A. Smith, sosiologi industi merupakan salah satu disiplin ilmu sempalan (cabang) dari disiplin ilmu sosiologi yang membahas karakter dan arti dunia kerja, serta kehidupan manusia yang terlibat di dalamnya26. Ilmu bantu ini (sosiologi industri) diharapkan mampu memecahkan setiap permasalahan yang muncul terkait dengan masalah perselisihan perburuhan di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892.

23 http://www.google.co.id/ThomasJefferson.html

24 The United States Information Service, U.S.A: its Geography and Growth (Washington D.C; USICA, tanpa tahun

terbit) , hal. 27.

25 Sedangkan negara-negara bagian yang berpusat di sebelah utara terdiri dari: Minnesota, North Dakota, South

Da-kota, Montana, Iowa, Nebraska, Wyoming. Ibid., hal. 25.

(23)

Yang dijadikan sebagai pisau analisis untuk membahas secara ilmiah setiap permasalahan yang muncul terkait dengan pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892 dengan menggunakan teori konflik27 menurut konsep Lewis A. Coser. Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah pertentangan yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih yang disebabkan karena kekecewaan maupun perbedaan kepentingan. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa konflik tidak selalu bersifat merusak struktur sosial melainkan dapat juga sebagai katub penyelamat terhadap struktur sosial yang ada. Bentuk konflik yang bagaimana yang dapat merusak struktur sosial? dan bentuk konflik yang bagaimana yang justru bermanfaat sebagai katup penyelamat struktur sosial (memperkuat struktur sosial)? Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, Lewis A. Coser menjawab secara tegas bahwa konflik yang merusak struktur sosial adalah jika konflik tersebut terjadi di wilayah inti konflik. Misal sepasang suami-istri di dalam suatu rumah tangga yang sudah puluhan tahun hidup dalam suasana bahagia, tiba-tiba dikejutkan berita perselingkuhan suaminya dengan WIL (Wanita Idaman Lain) atau sebaliknya yakni ketika suami menerima berita perselingkuhan istri dengan PIL (Pria Idaman Lain). Konflik semacam ini terjadi dalam wilayah inti konflik yang dapat meruntuhkan “struktur rumah tangga” yang dibangun oleh sepasang suami-istri atas dasar rasa saling percaya, oleh suatu “pengkianatan.” Konflik yang terjadi di wilayah pinggiran dapat dimanfaatkan sebagai instrument pembentukan, penyatuan, dan memelihara struktur sosial. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa konflik dapat juga dimanfaatkan sebagai katup-penyelamat, maksudnya dengan membiarkan luapan permusuhan tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur yang ada, sehingga konflik justru dapat berfungsi untuk membersihkan suasana. Misalnya ketika sepasang suami-istri seringkali bertengkar terkait dengan uang belanja harian, atau perbedaan dalam penentuan warna cat rumah, dan sebagainya.

Dalam membahas berbagai situasi konflik, maka Lewis A. Cooser membedakan konflik ke dalam dua jenis, yakni konflik realistic dan non-realistic. Konflik realistic berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi di dalam hubungan sosial. Misal adanya kekecewaan kaum buruh yang tidak dikabulkan tuntutan perbaikan nasib berupa pengurangan jam kerja dan kenaikan upah, sehingga mereka melakukan aksi pemogokan terhadap majikannya. Konflik non-realistic berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan dan kerugian yang tidak terungkapkan. Misal ketika ada salah seorang pekerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh majikannya, ia kecewa dan melakukan balas dendam lewat ilmu gaip (menyantet) dengan meminta bantuan kepada pihak ketiga (dukun santet).

Teori konflik dari Lewis Coser tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengamati secara tajam berbagai masalah sosial ekonomi berdasarkan pada proses konflik yang merupakan gejala sosial, dan

27

Lewis A. Coser dalam teori konfliknya telah mengemukakan secara mendalam tentang strukturalisme konflik yang membahas fungsi konflik. Ia Lihat Margaret M. Poloma, Sosiologi, Kontemporer (Jakarta: Rajawali, 1984), hal. 106-128.

(24)

selalu melekat di setiap masyarakat28. Teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan secara tajam dan ilmiah dalam kaitannya dengan pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892 secara jelas.

Data yang digunakan dalam kajian ini sebagian besar dalam bentuk sumber-sumber sekunder berupa buku-buku referensi berbahasa Inggris, karena jika menginginkan sumber primer di dalam kajian ini, maka akan terbentur pada masalah biaya, (transportasi maupun akomodasi) karena terkait letak obyek kajian (Amerika Serikat) yang sangat jauh dengan tempat tinggal pengkaji. Berkenaan dengan itu pengkaji menginginkan pencarian data sekunder dengan mengunjungi berbagai perpustakaan yang ada di Kajian Sejarah Amerika di Jakarta, koleksi buku jurusan di Fakultas Sastra dan Budaya UGM, perpustakaan Pasca-sarjana UGM, perpustakaan IKIP Sanata Dharma (Sekarang berubah menjadi Universitas Sanata Dharma), koleksi buku jurusan di Fakultas Sastra Universitas Jember, Perpustakaan Pusat Universitas Jember. Meskipun data yang berhasil dihimpun dalam bentuk data sekunder, namun data yang digunakan di dalam kajian ini dapat memberikan kebenaran yang mendekati obyektif setelah melalui proses pentahapan kegiatan penelitian sejarah seperti yang telah “diatur” dalam metode sejarah29 dengan cara memberikan penilaian terhadap sumber yang telah ada dengan memberi kritik cermat dan tidak berat sebelah, selanjutnya diinterpratasikan berdasarkan analisis ilmiah dengan mempersoalkan permasalahan yang menyangkut pertanyaan yang mencakup lima W + 1 H (what, when, who, where, why + how). Setelah itu dituangkan ke dalam tulisan dengan menggunakan ragam bahasa ilmah, sehingga akan diperoleh penulisan sejarah yang diskriptif-analitis.30

Penulisan tesis ini diharapkan dapat memperdalam masalah pergerakan serikat buruh, khususnya mengenai pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara, dan juga diharapkan untuk melengkapi perbendaharaan Sejarah Sosial di Fakultas Sastra, Universitas Jember. Bagi para peminat untuk mempelajari Sejarah Sosial Amerika Serikat khususnya masalah perburuhan, maka tesis ini diharapkan dapat membantu memberikan petunjuk mengenai sumber-sumbernya.

Isi buku ini mencakup pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini mencakup

28 Nasikun, Sebuah Pendekatan Untuk.Mempelajari Sistim Sosial Indonesia (Yogyakarta: Fakultas Sosial Politik Universitas

Gajah Mada, 1974), hal. 106-128.

29

Metode penelitian sejarah mencakup pentahapan kegiatan sebagai berikut: heuristic (pengumpulan data), kritik sumber sejarah), interpretasi, historiografi (penulisan sejarah). Sartono Kartodirdjo, Pendektan Ilmu Sosial dalam Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993). Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho Notosusanto), (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,1975).

30 Penulisan sejarah diskriptif-analitis menjelaskan kausalitas dari segala peristiwa yang terjadi dengan mempersoalkan

permasalahan yang menyangkut apa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa" Lihat Sartono Kartodirdjo, Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 113-122.

(25)

pembahasan pentingnya kajian, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat kajian, ruang lingkup pembahasan yang meliputi pembatasan spasial dan temporal, penggunaan ilmu bantu, kerangka teori, metode penelitian, pengorganisasian tulisan.

Bab II akan dikemukakan tentang Kondisi Sosial Ekonomi Kaum Buruh Di Amerika Serikat Bagian Utara Sebelum Sampai Tahun 1886. Bab ini akan membahas pertumbuhan kapitalisme Amerika Serikat sampai tahun 1892, mencakup masa merkantilisme yang menuju masa kapitalisme Amerika Serikat. Pada masa merkantilisme dimulai sejak masa penjajahan Inggris, Prancis, dan Spanyol, kemudian masa ini berakhir setelah para koloni berhasil mendirikan suatu negara yang bernama Amerika Serikat pada 4 Juli 1776, dan sejak itu menginjak masa kapitalisme Amerika Serikat. Dalam Bab II ini juga akan dikemukakan tentang pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 1886. Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara berbentuk serikat sekerja lokal yang sejak tahun 1791 telah terdapat di Philadelphia, New York. Pada tahun 1836 telah lahir National Trade Union di kota New York, tahun 1866 lahir National Labor Union (NLU) di Baltimore. Pada Bab II ini juga akan dikemukakan tentang kehidupan sosial ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sebelum tahun 1886 yang masih memprihatinkan sebagai akibat dari ekploitasi kaum pengusaha dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Ekploitasi tersebut dapat berbentuk: jam kerja panjang, upah buruh rendah, kondisi pekerjaan tidak sehat, dan sebagainya.

Pada Bab III akan dikemukakan tentang Peranan AFL (Federasi Buruh Amerika) dalam Gerakan Buruh di Amerika Serikat. Dalam Bab ini akan membahas keanggotaan, strategi dan taktik Federasi Buruh Amerika untuk menghadapi kaum pengusaha dalam memperjuangkan perbaikan nasib para anggotanya. Pada ini juga akan dibahas tentang berbagai senjata kaum pengusaha untuk menghancurkan pergerakan Serikat buruh, seperti: penggunaan tenaga detektif, blacklist, kampanye propaganda anti serikat buruh, penggunaan kekuatan lembaga negara seperti pengadilan, kepolisian, dan sebagainya.

Pada Bab IV akan dikemukakan tentang Serikat Buruh Radikal. Bab ini akan dikemukakan pertumbuhan pergerakan serikat buruh internasional yang tergabung di dalam gerakan Internasional I. Pada bab ini juga akan dibahas tentang aksi pemogokan pada Perusahaan Mesin Pengetam Chicago pada tahun 1886, peristiwa peledakan bom di kantor kepolisian di Haymarket Square tahun 1886, dan aksi pemogokan buruh Perusahaan Besi dan Baja di Homestead pada tahun 1892. Bab V sebagai penutup yang memuat tentang kesimpulan pembahasan kajian tentang “Pergerakan Serikat Buruh di Amerika Serikat bagian utara pada tahun 1886-1892.”

(26)

BAB 2

KONDISI SOSIAL-EKONOMI

KAUM BURUH SAMPAI TAHUN 1886

Dalam membicarakan proses pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun 1886-1892, terlebih dahulu akan dikemukakan kondisi sosial -ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 1886. Pertumbuhan masyarakat kapitalisme31 di Amerika Serikat sebelum tahun 1886 telah menimbulkan rasa tidak pusas kaum buruh terhadap kondisi sosial-ekonominya sebagai akibat eksploitasi kaum pengusaha. Dalam menjelaskan permasalahan ini, akan dibahas secara terinci kondisi sosial-ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 1886 yang meliputi pertumbuhan kapitalisme, perkembangan serikat buruh, dan kehidupan kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 1886.

2.1. Pertumbuhan Kapitalisme

Amerika Serikat sebelum berhasil memproklamasikan diri pada 4 Juli 1776, pernah menjadi daerah koloni di berbagai negara di belahan Eropa barat, misal: Prancis, Spanyol, Inggris. Istilah koloni pada mulanya berasal dari bahasa latin "colonia" yang berarti tanah, tanah pemukiman atau jajahan. Menurut catatan sejarah, sistem koloni sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno. Di dalam sejarah perkembangan koloni, politik kolonial modern mulai tumbuh semarak sejak abad ke-16. Cikal bakal politik kolonial modern adalah berbagai penemuan besar yang dilakukan oleh para pedagang bangsa Barat (Eropa) yang haus dengan nama besar (Tiga-G) yakni, Gold (Kekayaan), Glory (Kejayaan), Gospel (Kristenisasi). Ketiga-G tersebut merupakan semboyan dari imperialisme kuno. Bangsa-bangsa yang dapat disebut sebagai kolonisator yang pertama adalah bangsa Portugis dan Spanyol yang menyelenggarakan koloni sejak abad XVI . Pada abad ke-17 muncul bangsa Inggris, Prancis dan Belanda

31

Kapitalisme merupakan bentuk perekonomian yang ditandai adanya hak milik perseorangan, modal bebas diguna-kan untuk memperoleh keuntungan. Dalam masyarakat kapitalisme faktor-faktor produksi (physical capital dan financial) berada di tangan swasta, dan motifasi terpenting di dalam berproduksi semata-mata untuk memperoleh keuntungan sebesarbesarnya. The Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 1976), Volume 5, hlm. 599-601.

(27)

yang menguasai sebagian Amerika Utara, Hindia Barat, Hindia Muka, (Daerah Asia Selatan) dan Hindia Timur atau Hindia Belakang (Asia Tenggara).

Beberapa negara di belahan Eropa barat yang melakukan kolonisasi ke benua Amerika berupaya untuk memperoleh kekayaan sebesar-besarnya dengan memerintahkan para koloni untuk menyediakan berbagai barang komodite yang diperlukan di pasaran Eropa, kemudian ditukar dengan barang-barang produksi dari "negeri-induk". Para koloni menjual barang-barang hasil produksinya ke “negeri-induk” dan tidak diizinkan untuk menjual ke negara lain. Demikian juga untuk semua barang yang masuk ke “negeri-induk" dikenakan bea cukai yang dirasa sangat memberatkan para kolonis. Para koloni yang berada di sebelah Selatan telah mengeksploitasi kekayaan alam dari daerah tersebut dengan menambang emas maupun perak, bercocok tanam kapas, tembakau, dan berburu berbagai jenis hewan atau unggas yang berbulu. Sedangkan para koloni yang berada di wilayah Utara telah menanam gandum, berbagai jenis sayur-mayur, beternak berbagai jenis binatang yang digunakan sebagai tenaga pertanian maupun untuk diambil dagingnya, menangkap ikan, berburu berbagai jenis binatang atau unggas yang berbulu dan menambang emas, perak maupun besi32.

Pemerintah Spanyol di daerah kolonisasi di benua Amerika untuk memperoleh kekayaan yang sebesar-besarnya dengan menambang emas dan perak, budidaya tanaman perkebunan seperti tembakau, kapas, gandum dan merambah hutan untuk mendapatkan berbagai jenis kayu dan berburu berbagai binatang atau unggas yang berbulu. Barang-barang tersebut sebagai komoditas yang kemudian ditukar dengan produk barang-barang industri yang ada di Spanyol seperti kain tenun, senjata, anggur dan barang-barang keperluan makanan dan rumah tangga. Sementara itu para koloni Inggris mengekploitasi kekayaan alam di benua Amerika dengan budidaya tanaman tembakau, gandum, menangkap ikan, merambah hutan untuk mendapapatkan kayu, berbagai binatang atau unggas yang berbulu. Barang-barang tersebut merupakan barang komoditas yang kemudian ditukar dengan produk barang-barang industri yang ada di Inggris seperti tekstil, alat-alat rumah tangga, senjata, minuman keras. Sedangkan para koloni Prancis yang ada di benua Amerika mengeksploitasi kekayaan alam di benua tersebut dengan melakukan budidaya tanaman gandum, menangkap ikan, merambah hutan untuk mendapatkan kayu, berbagai jenis binatang atau unggas yang berbulu. Barang-barang tersebut kemudian ditukarnya dengan produksi barang-barang industrialisasi di Prancis seperti alat-alat rumah tangga (gelas, piring), juga barang-barang-barang-barang tekstil, senjata maupun minuman beralkohol. Para koloni Spanyol, Inggris maupun Prancis yang ada di belahan benua Amerika dalam beraktivitas ekonomi selalu mengabdikan diri kepada kepentingan perekonomian merkantilisme "negeri-induk.” Yang dimaksud “negeri-induk” adalah berbagai negara yang ada di

32Louis M. Hacker, The Triumph of American Capitalism (New York: McGraw-Hill Book Company, 71974), hlm.

(28)

Eropa yaitu: Prancis, Inggris, Spanyol, yang mengadakan kolonisasi ke benua Amerika. Berbagai “negeri-induk” ini menjalankan politik merkantilisme ke berbagai daerah koloni di Amerika, maksudnya pemerintah “negeri-induk” menyelenggarakan atau mengatur sistem perekonomian antara daerah-daerah koloni dengan “negeri-induk,” hal ini diharapkan daerah-daerah koloni mampu memberikan kemakmuran perekonomian “negeri-induk.”

Pada awal abad XVII Kanada, Missisippi, Lousiana merupakan daerah koloni Prancis, Florida sebagai daerah koloni Spanyol. Sedangkan Inggris menyelenggarakan kolonisasi di benua Amerika tepatnya di sepanjang pantai Samodera Atlantik dari awal abad XVII hingga pada akhir abad XVIII. Koloni-koloni yang didirikan pemerintah Inggris tersebut meliputi sebagai berikut: Virginia (1607), New Hamshire (Maine) tahun 16290, Massachusetts (1629), Maryland (1632), Delaware (1632), Connecticut (1662), Rhode Island (1663), New York (1664), New Jersey (1664), Pensylvania (1681), North Carolina (1729), Georgia (1732).33

Koloni yang pertama kali didirikan pemerintah Inggris di benua Amerika adalah Jamestown (Virginia 1607). Koloni ini terkenal dengan produk pertanian dan perkebunan tembakau. Tiap-tiap koloni menyusun peraturan sendiri untuk kepentingan mereka, juga memilih para pemimpin dan para wakil-wakilnya (dewan-dewan rakyat). Dengan demikian asas-asas kebebasan, kemerdekaan dan persamaan sebagai sendi-sendi dasar demokrasi berkembang dengan subur di benua Amerika Utara. Kaum koloni di Amerika Utara sangat memperhatikan pendidikan, Lembaga pendidikan yang telah tua adalah Harvard Collage dan Yale Collage. Setelah daerah koloni di Amerika Utara berkembang, Raja Inggris menghendaki agar hubungan antara “negeri induk” dengan para koloni jangan sampai terputus, untuk itu Raja Inggris mengangkat dan menempatkan seorang gubernur di tiap-tiap koloni. Para gubernr tersebut sebagai kepanjangan tangan Raja Inggris di tanah koloni, sehingga gubernur di daerah koloni mulai membuat peraturan-peraturan untuk kepentingan Kerajaan Inggris. Perusahan dagang besar Inggris (EIC) mulai menguasai seluruh daerah koloni Inggris di Indian, sedangkan Hudson by Company menguasai daerah koloni di Kanada dan Amerika Utara.

Jika dibandingkan dengan koloni Spanyol dan Kanada, para koloni Inggris di benua Amerika mempunyai posisi yang kurang menguntungkan, dan mereka mulai sadar bahwa di segala penjuru mendapat rintangan. Di sebelah utara para koloni Inggris mendapat rintangan dari para koloni Prancis yang telah menduduki Kanada, sedangkan di sebelah barat, mereka juga terhalangi oleh para koloni Prancis yang telah menduduki Mississippi, Lousiana dan yang sedang meluaskan daerah koloninya ke sepanjang lembah Ohio. Para koloni Inggris jika berkeinginan meluaskan daerah koloninya ke arah selatan, maka akan terhalangi oleh para koloni Spanyol yang telah menduduki Florida maupun di New Meksiko.

33

(29)

Untuk lebih jelasnya, posisi koloni Spanyol, Inggris dan Prancis di benua Amerika dapat dilihat pada peta berikut ini.

Peta 2, Posisi Koloni Spanyol, Prancis dan Inggris di Benua Amerika34

Setelah ditimbang-timbang mengenai untung-ruginya, kaum koloni Inggris akhirnya memutuskan untuk meluaskan koloninya ke arah sebelah barat dengan pertimbangan di sebelah barat membentang tanah luas yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dijadikan sebagai tempat kolonisasi, sekalipun harus menghadapi para koloni Prancis yang telebih dahulu ada di Mississippi, Lousiana dan Lembah Ohio. Benturan kepentingan antara para koloni Prancis dengan Inggris tidak terhindarkan lagi, sehingga terjadilah perebutan koloni di Amerika antara Inggris dengan Prancis selama 7 tahun yang dikenal di dalam lembaran sejarah sebagai Perang Tujuh Tahun (1756-1763). Di dalam peperangan tersebut berakhir untuk kemenangan Inggris, sehingga Prancis harus menyerahkan seluruh daerah koloninya di benua Amerika kepada Inggris.

Kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam memperebutkan daerah koloni di Amerika, menyebabkan hutang Inggris menjadi besar jumlahnya yaitu 130.000.000,- pounstarling dengan bunga untuk setiap tahunnya sebesar 4.000.000 pounstarling. Pemerintah Inggris (“Negeri induk”) berusaha melunasi hutang tersebut dengan melaksanakan Undang-undang Perdagangan untuk para koloni Amerika. Misalnya dengan menetapkan Undang-Undang Gula tahun 1764, Undang-Undang Meterai tahun 1765 yang semuanya ini wajib dibebankan kepada kaum koloni di Amerika. Undang-undang

34 Wood Gray, Richard Hofstadter, Garis Besar Sejarah Amerika (New York: USIS, tanpa tahun terbit),

(30)

Perdagangan ini mengakibatkan neraca perdagangan kaum koloni Inggris di Amerika menjadi buruk. Hal ini terbukti antara tahun 1700 - 1773 neraca perdagangan yang buruk meningkat sampai melebihi 20.000.000 pounstarling.35

Para koloni Inggris di benua Amerika dibebani berbagai macam pajak oleh pemerintah Inggris, tetapi mereka tidak mempunyai perwakilan dalam parlemen Inggris sehingga mereka merasa diperlakukan sebagai tempat jajahan. Para koloni itu protes bahwa mereka tidak akan membayar pajak apabila mereka tidak mempunyai wakil dalam parlemen. Adapun beban-beban tersebut sebagai berikut: (1) Undang-undang Gula tahun 1764. Para koloni dikenakan beban pajak gula yang tinggi yang diimpor dari Kuba, Puerto Rico dan Bahama; (2) Undang-undang Materai tahun 1765. Melalui Undang-undang Meterai, rakyat koloni dibebani membayar pajak suratkabar, almanak, dokumen; (3) Undang-undang Keuangan tahun 1751. Undang-undang ini melarang mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri; (4) Undang-undang Perumahan Militer tahun 1765. Undang-undang ini membebani daerah-daerah koloni harus menyiapkan tempat tinggal bagi pasukan Kerajaan Inggris. Akibat dari beban ini, seluruh lapisan penduduk yang meliputi 13 koloni menentang segala bentuk undang-undang, dan pada tahun 1772 Samuel Adams di kota Boston berhasil membentuk komite yang bertujuan untuk menggelorakan dan menyatukan perjuangan koloni-koloni di Amerika dalam menghadapi pemerintah Inggris.

Pada suatu malam bulan Desember tahun 1773, sekelompok pejuang menyamar sebagai pekerja-pekerja suku Indian, kemudian mereka memasuki ketiga buah kapal Inggris yang sedang berlabuh di Boston dan membuang karung-karung teh muatan kapal itu kedalam laut dan sebagiannya di bakar dan memusnahkannya. Peristiwa ini menimbulkan kemarahan yang hebat bagi pemerintah dan parlemen Kerajaan Inggris dan segera mengeluarkan Undang-undang Parlemen yang berisi: (1) Menutup pelabuhan Boston dan melarang adanyarapat; (2) Menangkap Samuel Adams sebagai pemimpin patriotik.

Ketika pasukan Inggris datang ke Kota Boston tahun 1775, terjadilah peristiwa berdarah antara Pasukan Inggris dan Pasukan Milisi (pasukan sukarelawan kota Boston) dan inilah yang membakar dan mengobarkan perlawanan bersenjata diseluruh Koloni di Amerika. Sementara itu sebagai realisasi terhadap undang-undang paksaan, wakil-wakil daerah koalisi menyelenggarakan Kongres Kontinental I di kota Philadelpia yang menentang undang-undang paksaan tersebut. Pada tahun 1775 diadakan Kongres Kontinental ke II di Philadelpia yang dihadiri oleh Samuel Adams, Thomas Jefferson, BenyaminFranklin, Thomas Paine, GeorgeWashington. Hasil keputusan kongres tersebut sebagai berikut; (1) Koloni-koloni akan mengangkat senjata melawan pemerintahInggris; (2) Mengangkat George Washington menjadi panglima besar pasukan Milisi. (3) Pada Juli tahun 1776 wakil-wakil koloni dari ke-13 koloni di Amerika menandatangani Piagam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, lepas dari segala ikatan kekuasaan kolonial Kerajaan Inggris. Pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan puncak gerakan politik Revolusi Amerika untuk

(31)

merebut kemerdekaan dan melepaskan diri dari belenggu kolonial, penindasan dan penghisapan Inggris terhadap daerah-daerah kolonial di Amerika Utara. dan pada tanggal ini pulalah di Deklarasikan Kemerdekaan Amerika Serikat yang terkenal dengan sebutan "Declaration of Independence" yang disusun oleh Thomas Jefferson. Isi dari deklarasi adalah "Kita memegang kebenaran ini menjadi terang sendiri bahwa semua orang diciptakan setara bahwa mereka dikaruniai oleh penciptanya dengan hak tertentu yang tidak dapat diambil, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan, danpencariankebahagiaan."

Revolusi Amerika melahirkan kekuatan baru yaitu kekuatan demokrasi dan azas persamaan derajat yang secara mendalam telah merubah dan membentuk cara hidup baru di Amerika. Revolusi Amerika melahirkan sebuah konstitusi (UUD) dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia. Pada tahun 1787, Konstitusi Amerika Serikat disahkan diseluruh negeri. Sejak pernyataan kemerdekaan 4 Juli 1776, peperangan semakin meluas hampir di seluruh daerah koloni yang meliputi 13 negera bagian. George Washington berhasil mematahkan pasukan kolonial Inggris, sementara itu Benyamin Franklin meminta dukungan kepada negara-negara Eropa terhadap perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat.

Pada 19 Oktober 1781 satu brigade tentara Inggris sebanyak 8000 orang yang dipimpin oleh Jenderal Cornwallis menyerah kepada pasukan koloni di bawah pimpinan George Washington di Yorktown. Berita kemenangan ini tersiar ke Eropa dan akhirnya parlemen Kerajaan Inggris memutuskan untuk menghentikan peperangan. Pada tahun 1783 pemerintah Kerajaan Inggris akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika Serikat yang meliputi 13 daerah koloni. Dengan selesainya masa revolusi bersenjata tahun 1776-1783 maka negara baru Amerika mulai menyusun Konstitusi dan Pemerintahan Nasional Amerika yang merdeka dan berdaulat.

Pada tahun 1876 Prancis memberikan sebuah Patung Kebebasan kepada Amerika Serikat yang diberi nama Patung Liberty. Patung ini didesain oleh pemahat Prancis yaitu Frederic-Auguste Bartholdi. Patung Dewi Kemerdekaan tersebut dipersembahkan oleh rakyat Prancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100. Bagian dalam patung ini diisi oleh rangka baja, sementara bagian luarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty, dibuat dan dirancang oleh Gustave Eiffel, orang yang juga merancang dan membangun Menara Eiffel. Untuk lebih jelasnya mengenai Patung Liberty yang didesain Frederic-Auguste Bartholi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar

Gambar 4 Presiden FBA, Samuel Gompers 80
Gambar 5. Para Pejabat Eksekutif Federasi Buruh Amerika

Referensi

Dokumen terkait

mengingat masase suatu komponen yang dapat membantu proses pemulihan dan pelemasan otot agar tidak terjadi musclebounce (penggumpalan otot). Metode penelitian yang

Pembahasan pada no.5 dengan pertanyaan “ Apakah unsur foto yang terdapat dalam iklan Rumah Produksi Adiks Pro tersebut sudah mendukung unsur teks yang terdapat dalam iklan

However, irre- spective of who sells how much, the total quantity sold is determined from the market demand curve at the price equal to the average cost—0 Y 1 in Figure 15.9(a).. It

Although only multibeam echo sounder system is used in this study, both single beam or multi beam echo sounder systems use SONAR (SOund Navigation And Ranging) for the depth

Curah  hujan  di  Cipadung  dengan  intensitas  lebih dari 10 mm/jam akan menimbulkan banjir di  Nanjung  setelah  11  Jam.  Di  Dampit  dan  Ciparay, 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan

Pada makalah ini dilakukan kegiatan rancangbangun perangkat instrumentasi kendali (SIK) pada sistem pendingin siklotron DECY-13 dengan metode yang dilakukan yaitu,

Pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja belum terlaksana karena tidak ada SDM yang berkompeten di bidang ergonomi, tapi