LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA INDUSTRI
Disusun Oleh :
Nama : Yoga Wananda NIM : 14/16587/TP
Kelas : STIK B Kelompok : IV (Empat)
Acara VI : Analisa Asam Lemak Bebas (ALB / FFA) Co. Ass : Bagus Darussalam
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
I. JUDUL ACARA : Analisa Asam Lemak Bebas ( ALB / FFA ) II. HARI / TANGGAL : Selasa, 06 Oktober 2015
III. TUJUAN : Untuk mengetahui cara analisis kandungan asam lemak bebas pada PKO.
IV. DASAR TEORI
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat.
Sampel yang kita ambil ialah minyak CPO dan PKO. Minyak kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam perdangangan dunia berbagai industri. Baik pangan maupun non pangan banyak mengunakannya sebagai bahan baku. Beradasarkan peran dan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yaitu meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam, peroksidan ukuran pemucatan. Asam Lemak Bebas dengan konsentrasi tinggi dalam minyak kelapa sawit sangat merugikan. Tingginya ALB ini mengakibatkan rendeman minyak turun sehingga mutu minyak menjadi menurun. Apabila kadar ALB pada CPO meningkat melebihi standar mutu yang telah ditetapkan atau ditentukan maka CPO tersebut tidak dapat dijual (Mangoensoekardjo, S. 2003).
Hal ini menyebabkan kerugian pada perusahaan penghasil CPO. Kenaikan kadar ALB ditentuka pada saat tandan buah sawit dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Pembentukan ALB pada buah disebabkan pecahnya membran vacuola (yang memisahkan minyak dari komponen sel ), sehingga minyak bercampur dengan air sel. Dengan dikatalisir oleh enzim lipase,
lemak terhidrolisa membentuk ALB dan gliserol. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak ALB yang terbentuk . Crude Palm Oil
penentuan pada parameter ada faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan, yaitu: kotoran,air, dan asam lemak bebas. Kotoran adalah jenis benda asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 Mesh. Adanya kotoran yang relaif tinggi dapat mengurangi sifat dinamikan yang unggul dari vulkanisasi semua kelapa sawit, kalor timbul dan tahan lenturnya dapat mengganggu pembuatan vulkanisasi tipis (Asjah, G. 1993).
Kadar air yang berlebih dapat mengurangi kualitas CPO. Kandungan maksimal air dalam CPO yaitu : 0,1%. Asam lemak bebas ( ALB ) atau Free fatty acids ( FFA ) terbentuk karena terjadinya proses hydrolisa minyak menjadi asam-asamnya. Kadar maksimum asam lemak bebas dalam CPO yang diharapkan adalah tidak lebih dari 5%, lebih dari itu maka minyak akan terasa masam dan berbau kurang sedap. Semakin rendah kadar asam lemak bebasnya maka makin bagus kualitas minyak dan semakin tinggi harga jual minyak. Asam lemak yang terkandung dalam CPO berupa asam palmitat, asam stearat, asam oleat dan asam linoleat. Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan lemak dan minyak yaitu pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Asam karbohidrat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak. Dalam tubuh manusia, asam lemak bebas tersebut dapat meningkatkan kadar kolestrol darah. Dalam kimia khususnya biokimia, asam lemak adalah asam karboksilat dengan panjang bercabang alifatik ekor ( rantai ) yang bisa berupa jenuh atau tidak jenuh. Sebagian besar asam lemak alami memiliki rantai bahkan jumlah atom karbon mencapai 4-28 dan Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid. Ketika mereka
tidak terikat dengan molekul lain, mereka dikenal sebagai asam lemak bebas. Asam lemak merupakan sumber penting dari bahan bakar karena saat
metabolisme, mereka menghasilkan sejumlah besar ATP (R.A. Day, Jr dan A.L. Underwood. 1999).
bakar, hal itu bergantung pada glukosa atau badan keton. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak
V. ALAT DAN BAHAN A. Alat
1. Timbangan Analitis : 1 unit 2. Gelas Beaker 50 ml : 1 buah 3. Buret statif : 1 buah 4. Erlemenyer 250 ml : 1 buah
5. Water Batch : 1 buah 6. Gelas Arloji : 1 buah 7. Pipet Gondok : 1 buah 8. Pipet Tetes : 1 buah 9. Ball Pipet : 1 buah B. Bahan
1. NaOH 0,1 N : secukupnya 2. Indikator PP : 2 tetes 3. Alkohol Netral : 15 ml
VI. CARA KERJA
1. Ditimbang minyak PKO sekitar 3 gr.
2. Masukkan ke dalam Erlemenyer yang sudah diketahui berat kosongnya. 3. Tambahkan n-hexane 10 ml ke dalamnya dan 15 ml Alkohol Netral pada
sampel minyak.
4. Tambahkan 2 tetes indikator pp.
5. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.
6. Titrasi di akhiri jika warna menjadi jingga dan tidak hilang selama 15 detik.
7. Catat volume NaOH yang terpakai. Ulangi 3 kali pekerjaan tersebut.
% ALB
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam LemakVII. HASIL PENGAMATAN A. Tabel Hasil Pengamatan
Kelompok PKO (gram) NaOH (ml) NaOH (N) ALB (%) Perubahan warna Sebelum Sesudah K 1 3,73 20,5 0,1 10,99 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 2 4,25 15,8 0,1 7,44 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 3 2,26 14,5 0,1 12,83 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 4 2,35 15,5 0,1 13,19 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 5 2,17 19,7 0,1 18,16 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 6 3,4 30,97 0,1 18,22 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K 7 4,1 25,3 0,1 12,34 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K8 3,6 23 0,1 12,78 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K9 2,63 17 0,1 12,93 Putih
Keruh
Merah Jambu Keruh K10 2,29 17,5 0,1 15,28 Putih
Keruh
B. Perhitungan
% ALB (1)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000
×
100 %
=
20,5 ml × 0,1 N × 2003,73 gr × 1000 × 100 %
=
10,99 %% ALB (2)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000
×
100 %=
15,8 ml × 0,1 N × 200 4,25 gr × 1000×
100 %=
7,44 %% ALB (3)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
14,5 ml × 0,1 N × 200 2,26 gr × 1000 × 100 %=
12,83 %% ALB (4)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
15,5 ml × 0,1 N × 200 2,35 gr × 1000 × 100 %=
13,19 %% ALB (5)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000
×
100 %=
9,7 ml × , N ×, 7 gr ×
×
100 %=
18,16 %% ALB (6)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
=
30,97 ml × 0,1 N × 200 3,4 gr × 1000 × 100 %=
18,22 %% ALB (7)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
25,3 ml × 0,1 N × 200 4,10 gr × 1000×
100 %=
12,34 %% ALB (8)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
23 ml × 0,1 N × 200 3,6 gr × 1000×
100 %=
12,78 %% ALB (9)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
17 ml × 0,1 N × 200 2,63 gr × 1000×
100 %=
12,93 %% ALB (10)
=
ml NaOH ×N NaOH ×Bm Asam Lemak
Massa gram ×1000 × 100 %
=
17,5 ml × 0,1 N × 2002,29 gr × 1000 × 100 %
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Minyak susunan dari asam lemak dan 3 molekul gliserol yang saling berikatan. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan asam lemak terpisah / tidak berikatan diantaranya karena proses hidrolisis dan oksidasi. Asam lemak yang terpisah / bebas ikatan ini yang disebut asam lemak bebas.
Diperoleh hasil pengamatan melalui perhitungan dan uji analisa.
Digunakan Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 3 gram yang dilarutkan dalam n- hexane dan alkohol netral. Digunakan n-hexane 10 ml dan alkohol dengan volume 15 ml. Fungsi dari alkohol dan n-hexane untuk melarutkan minyak, karena telah diketahui alkohol efektif digunakan sebagai pelarut bahan organik. Agar minyak cepat larut dalam alkohol netral dan n- hexane maka larutan tersebut dipanaskan hingga mendidih. Saat dipanaskan gerak molekul minyak dan alkohol akan lebih cepat sehingga secara otomatis pelarutan minyak akan lebih cepat. Saat minyak, alkohol netral dan n-hexane terlarut, asam lemak bebas yang dikandung akan terlarut dan dapat di titrasi.
PKO diuji pHnya dengan metode tittrasi. Titrasi menggunakan NaOH dan indikator fenolftalein (Pp). NaOH digunakan sebagai titran dan indikator Pp digunakan sebagai pembatas titrasi, yang ditambahkan dalam larutan yang akan di uji kadar asamnya. Besarnya nilai kandungan asam lemak bebas sebanding dengan jumlah NaOH yang digunakan dalam titrasi. Dalam titrasi NaOH akan menetralkan sifat keasaman yang di timbulkan akibat asam lemak bebas. Saat mendekati titik equivalen maka warna larutan akan berubah dari bening keruh ke merah jambu. Saat tersebut menunjukan bahwa pH larutan telah berubah dari yang sebelumnya asam menjadi mendekati netral. Titik
equivalen pada titrasi ini menunjukan bahwa jumlah zat NaOH sama banyaknya dengan jumlah zat asam lemak bebas. Pada keadaan ini titrasi
disusun oleh asam laurat. Diperoleh perhitungan kadar asam lemak bebas dalam beberapa pengukuran yaitu 10,99 %, 7,44 %, 12,83 %, 13,19 %, 18,16 %, 18,22 %, 12,34 %, 12,78 %, 12,93 %, dan 15,28 %.
Batas kadar asam lemak bebas yang ideal ialah > 5 %. Kadar asam lemak yang tinggi disebabkan karena reaksi hidrolisisis. Reaksi hidrolisis bisa terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya karena air dan enzim.
Hidrolisis karena air biasanya terjadi karena minyak tercampur dengan air. Sedangkan hidrolisis karena kerja enzim terjadi biasanya saat pemungutan buah kelapa sawit. Semakin banyak luka / goresan pada buah sawit maka semakin banyak enzim yang aktif dan menghidrolisis minyak yang terkandung dalam buah. Banyaknya asam lemak bebas memiliki efek yang buruk diantarana dapat menyebabkan rendemen minyak turun. Dalam pabrik pengolahan minyak hal ini merupakan hal yang merugikan karena bila rendemen turun maka minyak yang dihasilkan juga semakin sedikit.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dikakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada minyak PKO dan dapat dilakukan dengan menggunakan metode titrasi.
2. Indikator Pp digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi, melelui
perubahan warna.
3. Penambahan alkohol netral dan n-hexane ditujukan untuk melarutkan sampel minyak, agar mempermudah proses titrasi.
4. Diperoleh perhitungan kadar asam lemak bebas dalam beberapa pengukuran yaitu 10,99 %, 7,44 %, 12,83 %, 13,19 %, 18,16 %, 18,22 %, 12,34 %, 12,78 %, 12,93 %, dan 15,28 %.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Buku Panduan Praktikum Kimia Dasar. Yogyakarta : Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
Asjah, G. 1993. Biokimia I, Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Mangoensoekardjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
R.A. Day, Jr dan A.L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Yan, Fauzi. 2004. Kelapa Sawit, Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Swadaya.
Yogyakarta, 13 Oktober 2015 Mengetahui,
Co . Ass Praktikan