• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Samsung Galaxy Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Samsung Galaxy Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut (Engel et al dalam Suryani, 2008:6).

Perilaku konsumen adalah perilaku konsumen yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk

dalam Anoraga, 2009:223).

2.1.1.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luar diri

manusia (eksternal) dan faktor-faktor yang ada di dalam diri manusia (internal). Faktor eksternal yang utama adalah faktor kebudayaan dan sosial sedangkan

(2)

1. Faktor Budaya

a. Budaya

Budaya merupakan penentu perilaku yang paling mendasar. Anak-anak

mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lainnya.

b. Sub-budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya.

Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, ras, dan daerah geografis.

c. Kelas Sosial

Adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang

tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

(3)

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga

merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok keluarga, klub,

organisasi. Kedudukan dan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan

dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Sembilan tahap siklus hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan minat produk yang berbeda-beda

untuk masing-masing kelompok.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha

(4)

c. Gaya Hidup

Adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadian

Adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan

akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna

(5)

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Keyakinan dan Sikap

Adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan.

2.1.2 Produk

2.1.2.1 Pengertian Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta dicari, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi,

produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan (Tjiptono, 2002:95)

2.1.2.2 Tingkatan Produk

Menurut Tjiptono (2002:96), dalam merencanakan penawaran atau produk,

(6)

a. Produk Utama/inti, yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan

dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang

paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

c. Produk Harapan, yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan

kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap, yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat atau layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan

bisa dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin

dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

2.1.2.3Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua

kelompok utama, yaitu: barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya, dan jasa merupakan produk yang tidak berwujud. Ditinjau dari aspek daya

(7)

tahan lama; jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual.

a. Klasifikasi Barang konsumen

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis.

Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

1. Convenience Goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi

(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memelurkan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.

2. Shopping Goods

Adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia.

3. Specialty Goods

Adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan/ atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus

(8)

4. Unsought Goods

Adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.

b. Klasifikasi Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi

langsung. Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya relatifnya, yaitu:

1. Material and Parts

Yang tergolong dalam kelompok ini adalah barang-barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini masih dapat diperinci

menjadi dua kelas, yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang. 2. Capital Items

Adalah barang-barang tahan lama (long-lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan/atau mengelola produk jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok, yaitu instalasi dan peralatan tambahan (accessory

(9)

3. Supplies and Services

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barang-barang tidak tahan lama (short-lasting) dan jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan/atau

mengelola keseluruhan produk jadi.

2.1.2.4Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2002:105), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Atribut produk meliputi:

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak,

atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

2. Kemasan

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk

(10)

3. Pemberian Label (Labeling)

Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual .

4. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Layanan

pelengkap dapat berupa informasi, konsultasi, order taking, hospitality, caretaking, exception, billing, dan pembayaran.

5. Jaminan (Garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata

tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

2.1.3 Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (2000:162) pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

(11)

2.1.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2003:16), proses pembelian yang spesifik terdiri dari lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi

yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal (rasa lapar, dahaga meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi

dorongan) dan rangsangan eksternal. 2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan

masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersial : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran. c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen

(12)

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen

sebagai pembentuk penilaian terhadap produk, terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang

dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

4. Keputusan Pembelian

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli, yaitu:

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal, yaitu: intensitas sikap negatif orang

lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

b. Keadaaan yang tidak terduga, konsumen membentuk tujuan pembelian

berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin

(13)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas mungkin

akan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut.

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Setiadi (2003)

2.1.3.2 Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002: 292) menyebutkan tiga tipe pengambilan keputusan konsumen yaitu:

1. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah

merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang

Mengenali masalah

Pencarian informasi

Keputusan membeli Evaluasi

alternatif

(14)

diperluas. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan

kriteria dalam menilai merek tertentu. 2. Pemecahan Masalah yang Terbatas

Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya

membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tersebut.

3. Pemecahan Masalah Rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Konsumen seringkali

hanya mereview apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.1.4 Kepuasan

Menurut Sunarto (2006:8), kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi

dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan. Kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi

(15)

Menurut Tjiptono (2002:24), dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk,

jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi, yaitu:

1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal pakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan.

6. Serviceability, yaitu kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra (fisik yang menarik, model/desain yang artistik, warna)

(16)

Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para

pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya

menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang da terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Schnaars dalam Tjiptono, 2002:24).

2.1.5 Pengetahuan Produk

Menurut Peter dan Olson (2000:48), pengetahuan produk merupakan berbagai

jenis pengetahuan, arti dan kepercayaan yang direkam dalam ingatan konsumen. Pengetahuan produk yang diambil dari ingatan memiliki potensi mempengaruhi

interpretasi dan integrasi proses.

Proses interpretasi adalah perhatian mengatur bagaimana konsumen memilih informasi mana yang harus diterjemahkan dan informasi mana yang harus diabaikan.

Proses integrasi menyangkut bagaimana konsumen mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan (1) untuk membentuk evaluasi produk, objek lain, serta perilaku dan (2)

(17)

2.1.5.1 Tingkatan Pengetahuan Produk

Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian.

Tingkatan pengetahuan dibentuk ketika seseorang mengkombinasikan beberapa konsep arti ke dalam kategori pengetahuan yang lebih besar dan abstrak. Konsumen

memiliki empat tingkatan pengetahuan produk yaitu:

1. Kelas produk, adalah tingkatan pengetahuan produk yang paling luas dan lengkap yang dapat terdiri dari beberapa bentuk produk.

2. Bentuk produk, adalah kategori lebih luas yang memasukkan beberapa merek memiliki kemiripan dalam berbagai hal penting.

3. Merek, adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau

kombinasi dari semuanya ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk atau jasa pesaing.

4. Model, adalah contoh spesifik dari suatu merek yang memiliki satu atau lebih ciri produk yang unik. Produk dapat ditawarkan dengan ciri-ciri

(keistimewaan) yang berbeda-beda. Ciri atau keistimewaan merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari produk-produk

(18)

2.1.5.2 Jenis Pengetahuan Produk

Konsumen memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu:

1. Produk sebagai seperangkat ciri

Konsumen memiliki berbagai tingkatan pengetahuan tentang ciri produk. Pengetahuan tentang ciri abstrak (abstract attributes) mewakili karakteristik subjektif tak nyata dari suatu produk. Pengetahuan tentang ciri kongkrit (concrete attributes)

mewakili karakteristik fisik nyata suatu produk. Pengetahuan ciri konsumen juga berisikan evaluasi afeksi dari setiap ciri.

2. Produk sebagai perangkat manfaat

Manfaat adalah konsekuensi yang diharapkan konsumen ketika membeli dan menggunakan suatu produk dan merek. Konsekuensi adalah apa yang terjadi pada

konsumen ketika suatu produk dibeli dan digunakan atau dikonsumsi.

Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi produk, yaitu: konsekuensi fungsional (functional consequence), adalah dampak tak

nyata dari penggunaaan suatu produk yang dialami konsumen; konsekuensi psikososial (psyhosocial consequences), yaitu dampak psikologis dan sosial dari

penggunaan suatu produk. konsekuensi psikologis adalah dampak internal pribadi seperti bagaimana suatu produk membuat Anda merasakan.

3. Produk sebagai pemuas nilai

(19)

atau cara bertindak yang diinginkan (bersenang-senang, bertindak independen,

menunjukkan kepercayaan diri); nilai terminal (terminal values), adalah status keberadaan yang diinginkan atau status psikologis yang yang luas (bahagia, dalam

damai, berhasil).

Memuaskan suatu nilai biasanya menciptakan afeksi positif (kebahagiaan, suka cita, kepuasan), sementara memblok suatu nilai menciptakan afeksi negatif

(frustasi, marah, kekecewaan).

2.1.6 Pembelian Ulang

Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak berakhir hanya pada pembelian dan penggunaan atau konsumsi suatu produk, akan tetapi

konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap pembelian dan penggunaan/konsumsi yang telah dilakukan. Pembelian suatu jenis produk bisa

memuaskan atau mengecewakan konsumen. Puas kalau terjadi kecocokan dan tidak puas (kecewa) kalau terjadi ketidakcocokan (Supranto dan Nandan, 2007:229)

Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang

produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut

(20)

Sementara banyak konsumen yang puas akan beralih/berganti merek,

konsumen yang puas kemungkinan besar akan tetap tinggal atau melakukan pembelian berkali-kali daripada konsumen yang tidak puas. Beberapa konsumen yang

tidak puas juga bisa tetap tinggal dan melakukan pembelian ulang. Mereka ini “perceive the switching costs”, biaya menemukan, mengevaluasi, dan mengadopsi pemecahan lainnya sangat mahal/tinggi. Walaupun demikian mereka mungkin

“engage in negative word-of-mounth and vulnerable to competitors action”, artinya mungkin mereka menjelek-jelekkan merek dan sangat rawan terhadap tindakan

pesaing (Supranto dan Nandan,2007:244).

Ketika persepsi performansi produk cocok dengan harapan, akan memuaskan, dan kalau melebihi akan sangat memuaskan. Konsumen yang puas menjadi loyal

dengan ciri sebagai berikut:

1. Membeli berkali-kali

2. Mengajak orang lain membeli

(21)

2.1.7 Penelitian Terdahulu

Table 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis dan untuk melihat apakah variabel sampo sunsilk pada mahasiswi

(22)

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis dan ada pengaruh positif loyalitas pembeli terhadap minat membeli ulang

Sumber: www.google.com, diolah oleh penulis

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana

sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi,

dan survei literatur (Kuncoro, 2009:52)

(23)

beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya

menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

Pengetahuan produk merupakan jenis pengetahuan, arti dan kepercayaan yang direkam dalam ingatan konsumen. Konsumen akan menggunakan pengetahuan

produk yang dimilikinya untuk mengevaluasi berbagai alternatif yang ada untuk kemudian memutuskan akan membeli satu produk dengan persepsi dapat

memberikan kepuasan tertinggi dan akan menentukan tindakan selanjutnya setelah pembelian dan penggunaan produk, yaitu apakah akan melakukan pembelian ulang

atau tidak.

Pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan sebagai indikasi adanya

kepuasan dan kepercayaan. Setelah pembelian dan penggunaan produk, konsumen akan mendapatkan kebenaran dari persepsi sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk. Konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan

tindakannya dalam pembelian. Hasil evaluasi adalah kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk dan sekaligus merupakan pengalaman dan pengetahuan

(24)

Berdasarkan teori pendukung yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Peter dan Olson (2000), Tjiptono (2002)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian adalah:

1. Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang

Samsung Galaxy di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Pengetahuan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian ulang Samsung Galaxy di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kepuasan (�1)

Pengetahuan produk (�2)

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi

Penelitian menggunakan dua variabel bebas (citra merek dan reputasi perusahaan) untuk mengukur keputusan pembelian, dan keduanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa variabel diversifikasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sari Roti pada Mahasiswa Jurusan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara yang menyangkut pengaruh perilaku konsumen serta kaitannya dengan Keputusan Pembelian dengan memberikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Galaxy pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Galaxy pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Rumah Makan Soto Angkring Mas Boed di Semarang..

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0,300 berarti variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk