• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO REKAMAN) SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 26 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO REKAMAN) SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 26 MAKASSAR"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO REKAMAN)

SISWA KELAS VIII

4

SMP NEGERI 26 MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

DEWI SARTIKA S NIM :10533808915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

MOTO

Man Shabara Zhafira ( Siapa yang bersabar, akan beruntung)

”Wa laa tahinuu wa laa tahzanuu wa antumul-a’launa ing kuntum mu’miniin.”

(Dan janganlah kamu (merasa) lemah,

Dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) Jika kamu orang yang beriman).

QS. Al – Imran Ayat 139 (surah 3)

Setiap manusia mendapat anugrah dari Allah Swt.

berupa kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Berfikir negatif terhadap diri sendiri menandakan kurangnya rasa syukur.

Maksimalkan kelebihan yang dimiliki untuk kebaikan

dan jadikan kekurangan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas diri.

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan Rahmat dan karunia- Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kuola kata, kubaca makna, kurangkai dalam kalimat, kubingkai dalam bab sejumlah 5, jadilah mahakarya gelar sarjana terspesial untuk ayahanda Syamsul ibundaku tercinta Hj. Nurhayati dan saudara, suami beserta mertua.

(5)

ABSTRAK, Dewi Sartika S (2020). Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII4

SMP Negeri 26 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio visual (video rekaman) siswa kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar. Dibimbing oleh Rahman Rahim dan Sakaria.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar. Prosedur pelaksanaan dan implementasi di lokasi penelitian terbagi dalam dua siklus.

Siklus I dilakukan tiga kali pertemuan begitu juga dengan siklus II dilakukan tiga kali pertemuan. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media pembelajaran audio visual. Data diperoleh dari teknik tes dan nontes. Teknik analisis dalam penelitian ini mencakup proses tindakan kelas yang dilakukan secara kualitatif dan analisis hasil tindakan yang berupa skor secara kuantitatif.

Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif kuantitatif adalah sebagai berikut: Nilai yang diperoleh dari tes pada siklus I, yang mendapat nilai dalam kategori rendah 9 siswa (30%), dalam kategori sedang sebanyak 3 siswa (10%), dalam kategori tinggi sebanyak 15 siswa (50%), dan dalam kategori sangat tinggi sebanyak 3 siswa (10%). Sedangkan pada siklus II yang mendapat nilai dalam kategori rendah 0 siswa (0%), dalam kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dalam kategori tinggi sebanyak 18 siswa (60%), dan dalam kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa (20%).

Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah diterapkan pembelajaran dengan mengguakan media audio visual (video rekaman). Hasil yang diperoleh secara analisis deskriptif kualitatif adalah semangat dan antusias siswa dalam mengkuti proses belajar mengajar sangat tinggi, hal ini dapat dilihat pada kehadiran siswa pada siklus I yakni 98,9% dan siswa yang melakukan aktivitas lain yakni 22,24%. Pada siklus II siswa yang hadir yakni 100% dan siswa yang melakukan aktivitas lain yakni 11,14%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII4SMP 26 Makassar

Kata kunci: Keterampilan Menyimak, Berita, Media Audio Visual

(6)

KATA PENGANTAR

Sebagai manusia ciptaan Allah Subhanahu wata’ala, sudah sepatutnyalah peneliti memanjatkan ke hadirat-Nya atas segala limpahan rahmat dan karunia serta kenikmatan yang diberikan kepada peneliti. Nikmat Allah itu sangat banyak dan berlimpah. Bahkan jika peneliti ingin melukiskan nikmat Allah Subhanahu wata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia

sebagai penanya dan seluruh air di lautan sebagai tintanya, maka semua ranting- ranting pohon dan air di laut akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya tersebut. Semoga nikmat sang pencipta selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya yang senantiasi berbuat baik dan bermanfaat.

Salawat serta salam tak lupa pula peneliti ucapkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu allaihi wasaallam. Manusia yang menjadi sang revolusioner Islam yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan membentangkan permadani- permadani islam hingga saat ini. Nabi yang telah membawa misi risalah Islam sehingga peneliti dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.

Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di zaman yang serba digital ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penelitian pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Illmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Syamsul dan Ibunda Hj.

Nurhayati yang telah membesarkan, mendidik, berjuang, berdoa, dan memenuhi

(7)

atau membiayai segala kebutuhan penulis dalam proses menuntut ilmu pengetahuan hingga sampai di tahap penyelesaian skripsi ini.

Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H.

Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar; Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar; Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali peneliti dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Penulis berterima kasih pula kepada Dr. A. Rahman Rahim, M.Pd. selaku pembimbing satu dan Dr. Sakaria,S.S., S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing dua, yang senantiasa membimbing peneliti dalam proses bimbingan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik bimbingan yang dilakukan sangat membantu peneliti dalam membuat karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga kepada Agus Firdaus sebagai suami yang selalu memberikan motivasi serta menguatkan penulis untuk cepat menyelesaikan penelitian ini. Serta ucapan terima kasih juga untuk saudara perempuan saya Irmayani yang senantiasa memberikan motivasi.

Ucapan terima kasih kepada Dina Angraeni sebagai teman seperjuangan P2k yang senantiasa meluangkan waktunya dalam kondisi suka dan duka, serta

(8)

Angkatan 2015 khususnya kelas E atas segala kebersamaan, motivasi, dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sebuah kata sempurna tidak pantas peneliti sandang karena tidak ada gading yang tak retak. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Peneliti menyadari, dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca pada umunya dan pada peneliti khususnya.

Makassar, Januari 2020

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

MOTTO...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Masalah Penelitian ...1

1. Identifikasi Masalah...5

2. Alternatif Pemecahan Masalah ...5

3. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...7

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori...10

1. Hasil Penelitian yang Relevan ...10

2. Keterampilan Menyimak ...12

3. Berita ...26

4. Media Pembelajaran ...29

5. Proses Pembelajaran ...33

B. Kerangka Pikir...34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...38

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ...38

C. Fokus Penelitian ...40

D. Prosedur Penelitian ...41

E. Instrumen Penelitian ...48

F. Teknik Pengumpulan Data ...49

G. Teknik Analisis Data ...50

H. Indikator Keberhasilan ...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...52

1. Siklus I ...52

a. Tahap Perencanaan...52

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...53

(11)

c. Tahap Pengamatan ...55

d. Tahap Refleksi ...61

2. Siklus II ...62

a. Tahap Perencanaan...62

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...62

c. Tahap Pengamatan ...65

d. Tahap Refleksi ...73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...78

B. Saran ...79

DAFTAR PUSTAKA ...80

LAMPIRAN ... 82

RIWAYAT HIDUP ... 118

(12)

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 38 Bagan 3.1Prosedur Penelitian ... 42

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII4 ...40

Tabel 3.2 Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas VIII... 40

Tabel 4.1 Aktivitas Kinerja Guru pada Siklus I ... 55

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I... 57

Tabel 4.3 Skor Kumulatif Menyimak Berita pada Siklus I ... 60

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita pada Siklus I ... ... 61

Tabel 4.5 Aktivitas Kinerja Guru pada Siklus II ... ... 65

Tabel 4.6 Hasil Observasi Akvitas Siswa pada Siklus II ... ... 69

Tabel 4.7 Skor Kumulatif Menyimak Berita pada Siklus II... ... 72

Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita pada Siklus II ... 72

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Rpp... 82 B. Lembar Nilai Hasil Belajar Siklus I dan II,

daftar Hadir, Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II, Skor Kumulatif Menyimak Berita dan

Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I dan Siklus II, Lembar Hasil Ketuntaan Belajar Siswa Siklus I dan

Siklus II... 106 C. Dokumentasi Penelitian ... 114 D. Persuratan dan Riwayat Hidup ... 118

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menyimak merupakan suatu keterampilan awal dan dasar dari proses pembelajaran bahasa manusia. Hal ini tampak ketika bayi yang belum mampu untuk berbicara, namun sudah terlihat adanya kegiatan menyimak dan usaha memahami bahasa orang-orang di sekelilingnya. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, di sekolah maupun di masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi dan komunikasi.

Salah satu dari sekian telaah permulaan yang menunjukkan betapa pentingnya menyimak adalah telaah yang dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1929 yang menyelesaikan sebuah survei mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa.

Hasil survei menunjukkan bahwa komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatanuntuk menentukan persentasi waktu yang mereka pergunakan untuk berbicara 30%, membaca 16%, menulis 9%, dan menyimak 45%.

Dalam kenyataannya praktik, survei menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali

1

(16)

untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit Rankin,menemukan bahwa dalam penekanan pengajaran di kelas:

membaca memperoleh 52%, sedangkan menyimak hanya 8%

Salisbury, 1995:229 (dalam buku Tarigan, 2015:140).

Tarigan (2015:31) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Menurut Nurhadi (1995:339) bahwa pengertian menyimak terbagi menjadi dua:pertama, menyimak atau mendengarkan dalam arti sempit mengacu pada proses mental pendengar yang menerima bunyi yang dirangsangkan oleh pembicara dan kemudian menyusun penafsiran apa yangdisimaknya,kedua, menyimak dalam pengertian luas mengacu pada proses bahwapenyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang apa yang disimaknya, tetapi lebih dari itu ia berusaha melakukan apa yang diinformasikan oleh materi yang disimaknya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat

(17)

untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekadar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka siswa atau pelajar harus menguasai empat aspek keterampilan berbahasa.

Adapun keempat aspek keterampilan berbahasa yang dimaksud yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat aspek tersebut saling berhubungan satu sama lain. Salah satu kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki peranan penting dan harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak.

Mengingat pentingnya keterampilan menyimak dalam kehidupan manusia terutama dalam proses belajar mengajar di sekolah, maka siswa perlu ditanamkan pemahaman tentang keterampilan menyimak. Siswa harus dibekali keterampilan berbahasa terutama aspek menyimak. Aspek tersebut merupakan awal untuk mengetahui aspek keterampilan lainnya.

Berdasarkan observasi awal, ada beberapa kesulitan dalam pembelajaran menyimak berita yang ditemukan adalah (1) siswa belum paham tentang pentingnya keterampilan menyimak sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan

(18)

menyimak yang kurang diperhatikan dan sering diremehkan oleh siswa. (3) serta pemanfaatan media yang belum maksimal dalam proses belajar mengajar. Karena belum maksimalnya penggunaan media dalam proses pembelajaran sehingga kurang berhasil dan terkesan masih monoton.Dalam penyampaian materiguru hanya membacakan materi simakan, tidak memanfaatkan media yang mendukung pembelajaran sehingga menyebabkan siswa memiliki daya simak yang rendah karena merasa kurang tertarik dengan pembelajaran dan membuat siswa merasa jenuh selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Hal ini menunjukkan, masih banyak siswa yang belum mencapai standar yang telah ditetapkan sesuai dengan keriteria ketuntatasan minimal (KKM), yaitu mencapai nilai 63 dan kelas tuntas belajar jika kelas tersebut meraih 75%. Masih banyak siswa yang dinyatakan belum tuntas. Dengan ini pembelajaran keterampilan menyimak berita masih memiliki masalah, dan masalah ini akan dicarikan solusi yang tepat.

Mengatasi permasalahan tersebut, maka hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual.

Media audio visual yang dimaksud adalah file video rekaman pembacaan berita. Media audio visual merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Maka dari itu upaya

(19)

untuk meningkatkan keterampilan menyimak diperlukan suatu media pembelajaran yang tepat guna dan menarik.Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media

Audio Visual (Video Rekaman) Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar. “

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, salah satu masalah dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah pemanfaatan media yang belum maksimal dalam proses belajar mengajar. Karena belum maksimalnya penggunaan media dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa memiliki daya simak yang rendah karena dalam proses pembelajaran belum berhasil dan terkesan masih monoton.Untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa diperlukan suatu media yang tepat untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan yang telah diuraikan pada latar belakang dan identifikasi masalah maka untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menggunakan sebuah media audio visual berupavideo rekaman pembacaan berita dalam proses belajar mengajar untuk

(20)

menunjang hasil nilai akhir belajar Siswa Kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio visual Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar?

Secara khusus rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual Siswa Kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual Siswa Kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar?

c. Bagaimanakah hasil keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar?

(21)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian seperti yang diuraikan berikut ini 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran keterampilan

menyimak berita menggunakan media audio visual siswa kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual siswa kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar.

3. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan media audio visual siswa kelas VIII4

SMP Negeri 26 Makassar.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian inidiharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan, serta bermanfaat, memberikan masukan dan pengembangan terhadap pembelajaran BahasaIndonesia khususnya pada pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual.

2. Manfaat Praktis

(22)

2) Siswa dapat lebih aktif belajar baik secara kelompok maupun secara mandiri. Serta dapat meningkatkan hubungan sosial sesama temannya sehingga timbul suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar.

3) Memberikan motivasi bagi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar.

b. Bagi Guru

Sebagai masukan kepada guru untuk memanfaatka atau menggunakan media yang tepat guna dalam peningkatan proses pembelajaran didalam kelas dan dapat menciptakan belajar mengajar yang menarik.

c. Bagi Sekolah

Sebagai referensi bagi sekolah tentang pentingnya media pembelajaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi sekolah agar menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran yang berperan sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan bagi peneliti untuk menciptakan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menyimak yang mudah dipahami serta menarik dan menyenangkan.

(23)

2) Menambah wawasan mengenai penggunaan media audio visual sebagai media dalam pembelajaran menyimak berita.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang peningkatan keterampilan menyimak khususnya menyimak berita telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Namun, dari penelitian yang sudah ada perlu adanya penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian-penelitian tersebut dengan satu tujuan yang sama yaitu peningkatan keterampilan menyimak pada siswa, khususnya menyimak berita. Penelitian tentang menyimak berita telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu penelitian tentang menyimak berita yang dijadikan kajian pustaka dalam penelitian ini.

Penelitian yang berhubungan dengan menyimak pernah dilakukan oleh Mirzha Ghulam Ahmad (2014) dengan skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Informasi Teknologi (laptop) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Anggeraja Kabupaten Enrekang”.Penelitian yang dilakukan oleh Mirzha Ghulam Ahmad

menjelaskan bahwa menyimak cuplikan novel dengan menggunakan media I.T (laptop) pada siswa kelasVIII SMP Negeri Anggeraja Kabupaten Enrekang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam 10

(25)

menyimak novel. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan Mirzha memiliki persamaan dan perbandingan yaitu menggunakan media dalam upaya peningkatan keterampilan menyimak siswa yang menjadi perbedaan pada penelitian ini adalah jenis media yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mirzha berupa laptop dan lebih fokus pada menyimak cuplikan novel sedangkan penelitian ini menggunakan media audio visual berupa video rekaman pembacaan berita dan lebih fokus pada menyimak berita.

Penelitian yang berhubungan dengan peningkatan menyimak juga pernah dilakukan oleh Rahmawati (2014) dengan skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Menggunakan Metode Diskusi Buzz Group pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pattalassang Kabupaten Gowa”. Penelitian yang

dilakukan oleh Rahmawati terdapat persamaan dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tentang peningkatan menyimak berita dalam hal menemukan pokok-pokok berita perbedaannya terdapat pada media dan metode yang digunakan, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) menggunakan metode tanpa menerapkan media sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti menerapkan media tanpa menggunakan metode. Penelitian ini menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menyimak berita.

(26)

Penelitian yang berhubungan dengan peningkatan menyimak juga pernah dilalukan oleh Marfudin (2016) dengan skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan

Menggunakan Metode Pictorial Ridder Pada Siswa Kelas VIII5 SMPN 1 Palangga Kabupaten Gowa. Penelitian yang dilakukan oleh Marfudin terdapat persamaan dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tentang peningkatan menyimak berita dalam hal menemukan pokok – pokok berita perbedaannya terdapat pada penerapan media dan metode yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Marfudin (2016) menggunakan metode pictorial ridder untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa, sedangkan yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan media audio visual upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Berdasakan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio Visual (Video Rekaman) Siswa Kelas VIII4SMP Negeri 26 Makassar.

2. Keterampilan Menyimak a. Pengertian Menyimak

Defenisi menyimak secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yng mencakup kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang

(27)

terkandung di dalamnya.Ada beberapa bahasan tentang pengertian menyimak yang dikemukakan oleh parah ahli, antara lain:

Alwi (2003: 244) mengemukakan bahwa menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga.

Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi yang hadir ditelinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak.

Achin, dkk. (1985: 12) menyimak adalah suatu proses kognitif, mulai dari proses identifikasi tingkat fonologis, morfonologis, sintaksis dan semantis sampai dengan keterlibatan aktif alat panca indra khususnya alat pendengaran. Tarigan menyatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan oleh orang lain atau menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi

(28)

b. Tujuan Menyimak

Hunt (dalam Tarigan 2015: 59) menyatakan bahwa tujuan menyimak, antara lain:

a) Agar memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara dengan kata lain, menyimak untuk belajar.

b) Seseorang menyimak karena penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diajukan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan, singkatnya, orang tersebut menyimak karena keindahan audial.

c) Seseorang menyimak dengan maksud agar dapat menilai sesuatu yang disimaknya, singkatnya menyimak untuk mengevaluasi.

d) Menyimak dengan maksud mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaannya dengan orang lain dengan lancar dan tepat.

e) Menyimak dengan tujuan agar dapat memecahkan masalah- masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicara mungkin saja seseorang dapat menemukan banyak masukan berharga.

f) Menyimak karena untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.

c. Ragam Menyimak

Ragam menyimak menurut Tarigan (2015:38-53) adalah sebagai berikut:

(29)

a) Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.

Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.

1) Menyimak Sosial

menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasion (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang –orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir. Mereka saling mendengarkan satu sama lainnya untuk membuat responsi-reponsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan dan dikatakan oleh seorang rekan, Dowsen, dkk. 1963 (dalam Tarigan, 2015).

2) Menyimak sekunder

Menyimak sekunder (secoundry listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara esktensif (extensive listening).

3) Menyimak estetik

(30)

Menyimak estetik (austhetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dan kegiatan termasuk kedalam menyimak secara kebetulan dan menyimak secara ekstensif, mencakup: (1) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman. (2) Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor.

4) Menyimak pasif

Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.

b) Menyimak Intensif

Didalam menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta perlu dibawah bimbingan langsung para guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembangun penting sebagai berikut:

a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan sebagai bagian dari program pengajaran bahasa Indonesia

(31)

b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian secara umum. Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.

Jenis-jenis menyimak intensif yaitu menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif.

a) Menyimak kritis

Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa pencarian kesalahan atu kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasanyang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.

b) Menyimak konsentratif

Menyimak konsentratif (concertrative listening) sering juga disebut a study type listening atau menyimak sejenis telaah.

c) Menyimak kreatif

Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya.

(32)

d) Menyimak eksploratif

Menyimak eksploratif menyimak yang bersifat menyelidiki atau exploratoty listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.

e) Menyimak interogatif

Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih babnyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujian sang pembicara karena penyimak akan mengajukan pertanyaan.

f) Menyimak selektif bertujuan untuk melengkapi menyimak pasif, dengan alasan sebagai berikut:

1) Kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing. Oleh karena itu, hidup kita yang bersegi dan bersisi ganda itu turut mengganggu kapasitas kita untuk menyerap.

2) Kebiasaan-kebiasaan kita kini cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali rangsangan-rangsangan akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dari kita memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing.

(33)

d. Proses Menyimak

Adapun tahap-tahap menyimak menurut Hunt dalam Tarigan (2015 : 35-36) sebagai berikut:

a) Isolasi, pada bagian ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus- stimulus lainnya.

b) Identifikasi, sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.

c) Integrasi, mengintegrasikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dengan dengan informasi lain yang telah disimpan dan direkam dalam otak kita. Oleh karena itu, pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini. Kalau proses menyimak berlangsung kita harus terlebih dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan tertentu. Pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut.

d) Interpretasi, pada tahap ini secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulai menolak dan menyetujui serta mengakui dan

(34)

mempertimbangkan informasi tersebut dengan sumber- sumbernya.

e. Faktor yang Memengaruhi Kegiatan Menyimak

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang sangat mendukung tingkat kemampuan menyimak seseorang menurut Tarigan (2015 : 105:114)

1. Faktor fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan kualitas keaktifannya dalam menyimak.

a. Faktor psikologi

Disamping faktor-faktor fisik yang telah dikemukakan sebelumnya, masih terdapat faktor-faktor yang kerap kali lebih sulit diatasi yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologi dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain, meliputi prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara dengan aneka sebab atau alasan, keegosentrisan dan asyiknya terhadap minat pribadi serta masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan.

b. Faktor pengalaman

Faktor pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.

(35)

c. Faktor sikap

Pada dasarnya manusia memiliki dua sikap, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan menunjukkan sikap menerima jika yang disimaknya itu menarik, namun sebaliknya, seseorang akan menolak jika yang disimaknya kurang menarikuntuk disimak. Sikap yang ditunjukkan seperti itu merupakan hal yang wajar.

d. Faktor motivasi

Motivasi merupakan salah satu penentu keberhasilan seseorang.

Jikalau seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu, orang itu diharapkan akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.

e. Faktor lingkungan

Guru seharusnya menyadari bahwa betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap keberhasilan menyimak khususnya terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya, baik yang menyangkut lingkungan fisik ruangan kelas, maupun yang berkaitan dengan suasana sosial kelas. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak.

Lingkungan sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide.

f. Faktor peranan dalam masyarakat

(36)

Kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, kita ingin sekali menyimak ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air kita maupun luar negeri.

f. Cara Meningkatkan Perilaku Menyimak

Menurut Mc. Cabe dan Bender (dalam Tarigan 2015: 97-101), ada beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak, yaitu:

1. Menerima Keanehan Sang Pembicara

Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada penampilan pembicara.

2. Memperbaiki Sikap

Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang kemana-mana. Artinya harus berpusat pada hal yang ingin disimaknya.

3. Memperbaiki Lingkungan

Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.

4. Meningkatkan Pembuatan Catatan

Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti- intinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada

(37)

panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.

5. Menyaring Tujuan Menyimak yang Spesifik

Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memuaskan perhatian pada kegiatan menyimak.

6. Memanfaatkan Waktu Secara Bijaksana

Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahkanlah penyimak kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-ide yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.

7. Menyimak Secara Rasional

Dalam menyimak harus didasari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat memengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.

8. Berlatih Menyimak Bahan-bahan yang sulit

Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.

(38)

g. Pemilihan Bahan Simakan

Tarigan (2015: 207-209) ada beberapa butir-butir pokok yang ada kaitannya dengan upaya untuk membuat bahan simakan yang akan disajikan oleh seorang pembicara sehingga menarik perhatian para penyimak yaitu sebagai berikut:

1) Tema harus up to date, bahan-bahan mutakhir terbaru, dan muncul dalam kehidupan biasanya menarik perhatian.

2) Tema terarah dan sederhana. Cakupan pembicaraan yang terlalu luas tidak akan terjangkau oleh penyimak. Bahan pembicaraan yang terlalu mengambang serta rumit tidak akan menarik perhatian, akan tetapi membosankan dan membingungkan para penyimak.

3) Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Topik atau tema yang disajikan dapat memperkaya pengalaman dan mempertajam pemahaman serta penguasaan para penyimak dengan bahan simakan.

4) Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogyanya dapat mempertinggi motivasi para penyimak utnuk bekerja lebih tekun untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Adapun aspek yang dinilai dalam menyimak didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman pembelajaran serta kompetensi dasar yang sudah ditetapkan di dalam kurikulum khususnya dalam indikator. Bagi siswa, dapat diketahui bahwa aspek yang belum

(39)

dikuasai dalam pengalaman belajar yang dikembangkan dari indikator.

Sedangkan bagi guru dapat diketahui aspek apa yang belum diajarkan pada siswa. Secara umum aspek yang dinilai dalam pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:

1. Aspek kebahasaan a. Pemahaman isi b. Kelogisan penafsiran c. Ketepatan penangkapan isi d. Ketahanan konsentrasi

e. Ketelitian menangkap dan kemampuan memahami 2. Aspek nonkebahasaan

a. Pelaksanaan dan sikap b. Menghormati

c. Menghargai

d. Konsentrasi/ kesungguhan mendengarkan e. kritis

Menurut Burhan Nurgiantoro (2001: 239) penilaian keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Tingkat ingatan

Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang terdapat dalam wacana yang diperdengarkan, dapat berupa nama, peristiwa,

(40)

angka, dan tahun. Tes bisa berbentuk tes objektif isian singkat atau pilihan ganda.

2. Tingkat pemahaman

Tes pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antar ide, antar faktor, antar kejadian, hubungan sebab akibat. Akan tetapi kemampuan pemahaman dalam tingkat yang sederhana.

3. Tingkat penerapan

Butir-butir tes kemampuan menyimak yang dapat dikategorikan tes tingkat penerapan adalah butir tes yang terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar tugas.

4. Tingkat analisis

Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis pada hakikatnya juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi atau lebih tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat itu, siswa dituntut untuk melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum ditentukan. Dengan demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit dari pada butir tes pada tingkat pemahaman. Analisis yang dilakukan berupa analisis detail-detail informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek

(41)

kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat, hubungan situasional, dan lain-lain.

3. Berita

a. Pengertian Berita

Menurut Willard c. Blayer (dalam Djuroto 2002: 47) berita adalah sesuatu yang baru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Oleh karena itu, ia dapat menarik pembaca- pembaca serta mempunyai makna bagi pembaca surat kabar.

Sedangkan menurut Dean M. Lyle Spencer (dalam Djuroto 2002: 47) berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca. Menurut Djuraid (2009 : 9-10) berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disimpulkan oleh wartawan media massa.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapatmenyimpulkan bahwa berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian tentang fakta-fakta yang dapat dipublikasikan melalui media cetak maupun media elektronik.

b. Unsur-unsur Berita

Dalam sebuah berita terdapat unsur-unsur yang dapat membangun berita menjadi sebuah informasi yang menarik dan tidak kabur. Unsur-unsur pada berita mencakup enam unsur berita yang

(42)

disingkat menjadi 5W+1H (What, Who,Where, When, Why, dan How).

Berikut adalah arti dari masing-masing istilah tersebut:

1. What (apa) : Apa yang tengah terjadi, peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi dalam berita?

2. Who (siapa) : Siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam berita?

3. Where (di mana) : Dimana peristiwa atau kejadian berita yang sedang berlangsung. Bisa disebut dengan pagi, siang, sore atau malam. Bisa

disebutkan lebih rinci dengan hitungan jam menit sampai detik.

4. When (kapan) : Kapan peristiwa atau kejadian berita itu terjadi?

5. Why (mengapa) :Mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa terjadi?

6. How (bagaimana) : Bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu bisa berlangsung termasuk akibat yang

ditimbulkan.

c. Ciri-ciri berita a) Faktual

Faktual berarti informasi yang disampaikan dalam berita harus benar-benar nyata dan dapat dibuktikan kebenarannya. Berita yang

(43)

disampaikan tidak boleh bersifat membohongi dan memprofokasi masyarakat.

b) Aktual

Informasi yang disampaikan dalam berita harus bersifat aktual, berarti peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam masyarakat. Tidak boleh memberikan berita yang telah basi, artinya berita yang disampaikan telah lama sekali beredar di masyarakat.

c) Seimbang

Berita yang disajikan harus seimbang, artinya tidak memihak salah satu pihak. Jika dalam berita tersebut memihak salah satu pihak maka akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat serta berpotensi menimbulkan perpecahan. Hal yang harus dihindari dalam menyajikan adalah keberpihakan. Hal ini menjadi penting karena dapat menimbulkan dampak yang tidak baik.

d) Peristiwa penting

Berita harus berisi berita penting yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berita yang penting memberikan informasi secara jelas dan tegas sehingga mudah di mengerti oleh masyarakat. Berita memberikan informasi yang dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat. Redaksi tidak boleh menyampaikan berita yang tidak penting alias berita yang receh.

e) Lengkap

(44)

Berita yang baik harus mengandung unsur 5W+1H. Unsur tersebut adalah hal yang wajib ada sehingga berita yang disajikan kepada masyarakat tidak ada kerancuan yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap berita yang disajikan. Suatu peristiwa yang terjadi ketika hendak diberitakan kepada masyarakat luas hendaknya terlebih dahulu dievaluasi kelengkapan beritanya.

Suatu redaksi tidak boleh memberikan informasi secara sepotong- sepotong atau setengah-setengah.

f) Menarik

Berita harus bersifat menarik. Bahasa yang digunakan dalam berita adalah bahasa formal yang mudah dipahami artinya sehingga masyarakat tidak menimbulkan kesan monoton. Berita yang baik mempunyai judul berita yang dapat menarik perhatian masyarakat.

Hal ini sangat penting karena berita yang bersifat menginforrmasikan harus diterima masyarakat supaya tidak ketinggalan informasi yang sedang marak dibicarakan.

4.Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajarsehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

(45)

Arsyad (2013: 10) menyampaikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Lebih lanjut Gagne dan Briggs 1975 (dalam Arsyad 2013: 4) secara eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dari kedua pengertian tersebut media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat-alat grafis, visual, elektronik dan audio yang digunakan untuk mempermudah informasi yang disampaikan kepada siswa.

Rayanda Asyar (2012: 8) media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga menarik minat belajar siswa untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

(46)

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media yang sering dipergunakan dalam proses belajar mengajar menurut Sardiman, dkk (2007: 24-25), sebagai berikut:

a. Papan Tulis dan Papan Planel

Papan tulis dan papan planel merupakan peralatan tradisional yang sangat diperlukan keberadaaannya di kelas.Alat ini cocok dipergunakan untuk semua tingkatan pendidikan.

b. Media Grafis

Media grafis tergolong media visual (pandang) yang menyalurkan pesan dari sumber ke penerima dengan mengandalkan indera penglihatan, seperti alat peraga audiovisual, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster dan peta.

c. Media Audio Visual

Media audio visual berkaitan dengan mendengarkan dan penglihatan.Media ini memiliki perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).Yang termasuk dalam alat peraga ini antara lain: radio , alat perekam pita megnetik dan CD, dan laboratorium bahasa.

Leshin, dkk 1992 (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan bahwa jenis-jenis media pembelajaran yaitu:

1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip).

(47)

2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas).

3) Media berbasis visual (buku, charta, grafik, peta, gambar, transparansi, slide).

4) Media berbasis audio visual ( video, film, program slide tape, televisi).

5) Media berbasis computer (pengajaran dengan berbantuan computer, video interaktif, hypertext).

c. Media Audio Visual

Media Audio-visual adalah media penyampai informasi yang memiliki karakteristik audia (suara) dan visual (gambar). Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua karakteristik tersebut. Selanjutnya media audio-visual dibagi dua yaitu: a) Audio-visual diam,yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film bingkai suara, dan cetak suara; b) audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan Video cassette. Pembagian lain dari media audio-visual adalah: a) audio-visual murni, yaitu baik unsur suara maupun gambar berasaldari satu sumber seperti film video cassette; b)audio-visual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur

(48)

gambarnya dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.

Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audiovisual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program tv dan lain- lain.

Sementara itu Asra (2007: 5-9) mengungkapkan bahwa media audio visual yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide. Sedangkan Rusman (2012:

63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).

5. Proses Pembelajaran

Tugas guru adalah menciptakan suasana dalam proses pembelajaran agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

(49)

Untuk itu guru harus memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi. Memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar dengan baik. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengatur proses pembelajaran.

Komalasari (2013: 3) menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Kesuksesan suatu pembelajaran bergantung pada kondisinya, yaitu guru dengan kemampuannya dalam merancang perencanaan pembelajaran dan ia memiliki kesanggupan untuk melaksanakan segala sesuatu telah direncanakannya dalam perencanaan pembelajaran. Disamping itu yang tidak kalah pentingnya, adalah guru memiliki kesiapan fisik dan mental untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan dan mengadakan evaluasi untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya. Menurut

(50)

dan efisien dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara,memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.Adapun keempat aspek keterampilan berbahasa yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan satu sama lain. Salah satu kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki peranan penting dan harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak.

Dalam penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan menyimak berita siswa dengan menerapkan salah satu media pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi belajar siswa.

Media yang dimaksud yaitu media audio visual berupa video rekaman pembacaan berita. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan media yang digunakan dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas VIII4

SMP Negeri 26 Makassar, peneliti menerapkan dua siklus kegiatan pembelajaran.Pada siklus pertama diterapkan tigakali pertemuandan

(51)

siklus kedua diterapkan tiga pertemuan. Jika hasil belajar yang diperoleh dari siklus I belum memenuhi nilai KKM maka langkah selanjutnya adalah penerapan siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan siklus I dengan mengadakan perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya siklus N merupakan sebuah rancangan untuk menunjang hasil nilai siswa apabila di siklus II belum berhasil. Dan apabila digambarkan dalam bentuk bagan seperti berikut ini.

(52)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

ASPEK BERBAHASA

KETERAMPILAN MENYIMAK

KETERAMPILAN MENULIS KETERAMPILAN

BERBICARA

KETERAMPILAN MEMBACA

MENYIMAK BERITA KURIKULUM

2013

SIKLUS I SIKLUS II

TEMUAN MEDIA AUDIO

VISUAL

SIKLUS N

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan atau pemecahan masalah pada subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan, selanjutnya diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan dari tindakan sebelumnya sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 26 Makassar Kompleks PU. Malengkeri Baru, Mangasa Kec. Tamalate Kota Makassar.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar Kompleks PU. Malengkeri Baru, Mangasa Kec. Tamalate Kota Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

39

(54)

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII4

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 26 Makassar Tahun Ajaran 2019-2020 3. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan di atas maka populasi pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah seluruh Siswa Kelas VIII4

SMP Negeri 26 Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas VIII

Kelas VIII Jumlah

Kelas VIII.1 32

Kelas VIII.2 32

Kelas VIII.3 32

Kelas VIII.4 30

Total 126

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 26 Makassar Tahun Ajaran 2019-2020

No. Kelas

Jumlah

Total Laki- laki Perempuan

1 VIII4 15 15 30

(55)

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011: 81) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Non-Prob alility Sampling/ Non RandomSampling dengan metode Quota Sampling. Menurut Sugiyono (2001: 60) Quota Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau quota yang diinginkan. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka sampel pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah seluruh Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar, karena siswa yang ada di kelas ini masih memiliki nilai dibawah rata-rata khususnya pada kemampuan menyimak yang masih kurang dibandingkan dengan kelas yang lainnya.

C. Fokus Penelitian

a. Proses belajar yaitu dengan mengamati keadaan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung didalam kelas, untuk hal- hal sebagai berikut:Sikap siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, pertanyaan, jawaban, atau tanggapan yang diajukan siswa selama proses belajar mengajar,

(56)

keterampilan siswa dalam memahami tugas yang diberikan, baik secara individu maupun secara kelompok.

b. faktor hasil yaitu dari hasil evaluasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Prosedur Penelitian

Pada prosedur penelitian ini akan dilaksanakan dalam bentuk siklus. Siklus 1 ( 3 kali pertemuan), siklus II (3 kali pertemuan) dan siklus N yang merupakan sebuah rancangan. Gambaran umum yang dilakukan pada setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Bersumber dari pendapat Hopkins (dalam Arikunto 2006: 12) Keadaan

Awal

Siklus I

Perencanaan Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan/Evaluasi Refleksi

Perencanaan Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan Pengamatan/Evaluasi

(57)

1. Rincian Prosedur Penelitian Siklus I

Berdasarkan tahapan dalam penelitian tindakan kelas, maka prosedur kegiatan pada siklus I sebagai berikut:

a) Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi. Pada tahap ini, peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan disajikan, dan bagaimana rencana pelaksanaan penelitian.

Permasalahan yang muncul berdasarkan data observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan memberikan keterangan bahwa pada kelas VIII4 yang ada di SMP Negeri 26 Makassar ini berjumlah 4 kelas yang mana terdapat kelas yang masih di bawah rata-rata yaitu kelas VIII4 mempunyai nilai cukup rendah dibandingkan dengan kelas yang lainnya dalam kemampuan menyimak. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mampu mencari penyelesaian yang baik untuk meningkatkan kemampuan menyimak khususnya pada menyimak berita. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, menyusun pedoman observasi, menyusun rancangan

(58)

b) Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini merupakan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

Pada tahap tindakan ini meliputi tiga langkah utama berupa persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. (1) Pada tahap persiapan , peneliti mengawali pembelajaran dengan cara sebagai berikut:

2) Mengkondisikan siswa dengan menyiapkan mental dan fisik siswa untuk siap menerima pelajaran.

3) Melakukan apersepsi dengan menghubungkan pengalaman siswa dengan materi.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

5) Menjelaskan manfaat pembelajara menyimak berita.

6) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

(2) Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran menyimak berita yang akan diuraikan berikut ini:

a) Pada tahap ini guru menyampaikan materi menyimak berita dan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyimak berita.

b) Guru mengarahkan siswa untuk berkelompok yang terdiri dari 4-5 orang.

c) Guru membacakan berita dan membagikan teks berita kepada setiap kelompok.

(59)

d) Siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur-unsur berita.

e) Siswa diminta untuk memnyimpulkan dan mengungkapkan kembali isi berita.

f) Siswa mendiskusikan dengan kelompok masing-masing mengenai hasil penemuannya.

(3) Tahapan selanjutnya adalah tahap tindak lanjut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap tindak lanjut yaitu:

a) Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru.

b) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai berita.

c) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

d) Guru memberikan tugas untuk mendengarkan berita di stasiun TV, mengidentifikasi unsur-unsur berita (5W + 1H) serta mengungkapkan kembali isi berita.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Adapun aspek yang diamati adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta perilaku siswa baik yang positif maupun negatif. Aspek yang positif terdiri dari: (1) memperhatikan materi pelajaran (2) keseriusan siswa dalam menyimak berita (3) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes (4) kerja sama siswa

(60)

temannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung (3) siswa tidak semangat dalam mengerjakan tes. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa yang berisi pertanyaan mengenai perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari pengamatan ini digunakan sebagai acuan dalam perbaikan pada siklus II. Sehingga, kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diatasi dan dilanjutkan pada siklus II dan kelebihan-kelebihan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.

d) Refleksi

Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum dihasilkan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi ini peneliti dapat mengambil permasalahan pokok dalam pembelajaran tersebut dan langkah selanjutnya peneliti mencari solusi untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

2. Rincian Prosedur Penelitian Siklus II

Proses tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Hasil perbaikan dari siklus I diterapkan pada siklus II.

a) Perencanaan Tindakan

(61)

Pada tahap perencanaan pada siklus II, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu hasil perbaikan refleksi pada siklus I. Adapun rencana yang akan dilaksanakan yaitu:

1) melakukan rencana perbaikan-perbaikan di siklus II, 2) menyusun rencana pembelajaran menyimak berita, 3) menyiapkan perlengkapan untuk penerapan media audio visual, 4) menyiapkan materi pembelajaran, 5) konsultasi dengan guru mata pelajaran tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 6) melakukan kolaborasi dengan guru untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus II merupakan rencana perbaikan dari hasil pembelajaran dan refleksi pada siklus I yaitu memperbaiki kesalahan- kesalahan dan perilaku yang menjadi penghambat kegiatan menyimak berita. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap tindak lanjut. (1) Pada tahap persiapan, peneliti mengawali pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan manfaat pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Selanjutnya pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I dan cara mengatasi kelemahan-kelemahan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya misalnya mengubah posisi duduk siswa agar lebih nyaman dalam proses pembelajaran, 2) guru

(62)

5 orang, 3) penerapan media audio visual (video rekaman), 4) siswa menyimak rekaman dengan saksamadan mencatat hal-hal penting dengan mengindentifikasi unsur-unsur berita 5W + 1H dari hasil catatan. 5)siswa secara kelompok mendiskusikan hasil temuannya. 6) siswa diminta untuk menyimpulkan dan mengungkapkan kembali isi berita, 7) guru membacakan beberapa pertanyaan singkat kepada kelompok, 8) setiap kelompok berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan mengacungkan jari dan kelompok yang mengacungkan jari tercepat berhak untuk menjawab pertanyaan, 9) siswa yang jawabannya kurang tepat dipersilahkan untuk memperbaiki ulang jawaban.

c) Pengamatan Tindakan

Pengamatan tindakan pada siklus II sama dengan pengamatan pada siklus I.

d) Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil siklus I dan siklus II. Apakah terjadi peningkatan dari hasil siklus I ke siklus II, jika belum terdapat peningkatan maka siklus dapat diulang lagi.

3. Siklus ke- N

Apabila siklus II belum berhasil, maka dilanjutkan dengan siklus ke-n.

(63)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes diberikan pada setiap akhir siklus, di mana tes merupakan instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data untuk mengukur hasil belajar pada Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 26 Makassar. khususnya pada pemahaman siswa terhadap hasil simakan sebuah berita melalui media audio visual.

2. Observasi

Lembar observasi merupakan serangkaian aspek-aspek yang akan diamati berkaitan dengan aktivitas siswa selama pembelajaran.

Adapun aspek yang diamati dalam observasi terdiri atas aspek positif dan negatif. Aspek-aspek tersebut terdiri atas mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami, menjawab atau menanggapi pertanyaan dari teman atau guru, meminta bimbingan atau bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi, memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain, mengumpulkan atau menyetor pekerjaan rumah, siswa yang menjelaskan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan guru), mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII 4
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tabel  4.1 Aktvitas Kinerja Guru Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

I Gusti Lanang Bagus Wirajaya (1608611031) Putri Puspadiningrum

Dengan ini disampaikan Addendum Dokumen Pengadaan pekerjaan : Pengadaan Bibit Tanaman pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Manggarai, N omor :

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.. Universitas

b) Rumus nilai jumlah. Untuk menulis rumus selalu diawali dengan tanda = , tulis = kemudian pilih cells yang akan dijumlah dengan menkliknya lalu beri tanda +, lanjutkan hingga

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) perbedaan pengaruh antara latihan small sided games dan interval training terhadap peningkatan daya tahan aerobik; (2)

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2015 diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai gambaran target pencapaian kinerja, hasil program, dan kegiatan,

Dalam penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah likuiditas, ukuran perusahaan, arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap kebijakan