PUTUSAN PENGADILAN DALAM PUTUSAN PERDATA
EKSEPSI yaitu suatu tangkisan atau sanggahan yang tidak menyangkut pokok perkara.
jadi sangkalan yang mengakibatkan tidak menerima ugatan karena syarat-syarat tidak terpenuhi.
EKSEPSI (tangkisan) ADA 2
1. Eksepsi Prosesuil adalah eksepsi yang didasarkan pada Hukum Acara Perdata. Termasuk dalam eksepsi ini misalnya:
o eksepsi yang menyatakan hakim tidak berwenang memeriksa
gugatan yang diajukan penggugat;
o eksepsi yang menyatakan bahwa perkara yang diajukan penggugat
sudah pernah diputuskan oleh hakim;
o eksepsi yang menyatakan bahwa penggugat tidak mempunyai
kedudukan sebagai penggugat (eksepsi diskualifikasi);
2. Eksepsi Materiil adalah eksepsi yang didasarkan pada hukum Perdata Materiil. Termasuk dalam eksepsi ini, antara lain adalah :
o eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan penggugat belum sampai
waktunya untuk diajukan (dilatoire exceptie), jadi eksepsi yang bersipat menunda;
o eksepsi yang bersifat menghalangi dikabulkannya gugatan
penggugat (paremtoire excepsi), misalnya eksepsi yang menyatakan bahwa piutang yang dituntut oleh penggugat sudah hapus karena pembebasan atau karena kopensasi pembayaran.
MACAM- MACAM PUTUSAN DILIHAT DARI ASPEKNYA
A. Berakhir Tidaknya Pemeriksaan
Putusan Sela = putusan antara
Putusan Akhir
B. Hadir tidaknya Pihak – pihak
Putusan Gugur = karna yang menggugat tidak hadir
Putusan konstradiktoir
C. Dari Sisi Putusan
Putusan Positif = putusan yang amar putusannya/ baian utama dari jawaban hakim menenai ugatan pengugat untuk keseluruhan
Putusan Negatif = putusan yang mengabulkan gugatan penggugat sebaian dan menolak selebihnya
Putusan Positif + Negatif
Tugas Pokok Hakim
1. Mengkonstatir Perkara
Tahap hakim menumpulkan fakta-fakta untuk mendudukkan senketa yang sebenarnya/ mengetahui duduk perkara yang sebenarnya.
1.1 Memeriksa identitas para pihak ;
1.2. Memeriksa kuasa hukum para pihak, jika ada ; 1.3. Mendamaikan para pihak (mediasi) ;
2. Mengkualifisir Perkara
Mencari, menemukan dan mengenali peraturan per undang-undangan terhadap perkara apakah ada UU yang tepat untuk perkara tersebut
3. Mengkontituir perkara