• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Karil UT PGSD Karya Ilmiah IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Karil UT PGSD Karya Ilmiah IPA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TENTANG HUBUNGAN MAKANAN DAN KESEHATAN PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 12 JEBUS KABUPATEN BANGKA BARAT 

Oleh:

M U H A I N I NIM. 821124473 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibat motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Berdasarkan masalah diatas, bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa menerapkan model pembelajaran Example Non Example tentang Hubungan Makanan dan Kesehatan pada pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 12 Jebus Kabupaten Bangka Barat. Subjek penelitian adalah siswa siswa kelas V (lima) tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 24 siswa dengan 11 laki-laki dan 20 perempuan. Prosedur penilitian yang dilakukan berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkasn peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian (rata-rata ulangan harian 1 tanpa menerapkan model pembelajaran Example Non Example 63,33 menjadi 70,00 (ulangan harian 2) dan 74,58 (ulangan harian 3) serta 81,57 (ulangan harian 4) setelah menggunakan pembelajaran menerapkan model Example Non Example. Jadi penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa tentang Hubungan Makanan dan Kesehatan pada pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 12 Jebus Kabupaten Bangka Barat.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Example Non Example,

Hubungan Makanan dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi

kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya

perubahan yang lebih baik (improvement orientet). Hal ini tentu saja menyangkut

berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat

pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa. Dalam proses

pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen karena guru yang menentukan,

apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak dan bagaimanakah kompetensi

siswa.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa meski adanya

peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan namun

pembelajaran dan pemahan siswa ditingkat dasar termasuk sekolah dasar pada

beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Pembelajaran di tingkat sekolah dasar cenderung teks book orientet dan

kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep

cenderung abstrak dan dengan metode cermah sehingga konsep-konsep

akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam

mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan

kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang

bervariasi dan sebagai akibat motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan

Disisi lain dalam melaksanakan proses belajar mengajar kurang 20% guru

yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga wajar apabila evaluasi

hasil belajar hasilnya belum seperti yang diharapkan.

Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering

menonton gurunya mengajar daripada memperhatikan guru mengajar. Sehingga

guru yang “lucu” apalagi yang memberi nilai “murah” akan menjadi favorit

siswa.

2. Analisis Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengalaman belajar bahwa peserta didik yang hanya

mengandalkan penglihatan dan pendengaran dalam proses pembelajarannya akan

memperoleh daya serap yang rendah. Tidak ada model pembelajaran yang paling

baik, atau model pembelajaran yang satu lebih baik dari model pembelajaran

yang lain. Baik atau tidaknya suatu model pembelajaran akan tergantung pada

tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan,

perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan

memberdayakan semua sumber belajar yang ada. Menurut Amri dalam bukunya

yang berjudul Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

(2013 : 5) dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diharpkan.

3. Prioritas Pemecahan Masalah

Mencermati hal diatas perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi

ataupun gerakan perubahan mindset kearah pencapaian tujuan pendidikan pada

umumnya dan khususnya tujuan pembelajaran. Pembelajaran ilmu pengetahuan

alam hendaknya lebih bervarisi metode maupun strategi guna mengoptimalkan

potensi siswa sekolah dasar. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan

memperbadayakan variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam

metode dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai

iklim PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan) adalah

tuntutan yang diupayakan guru.

Perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang

hendak disampaikan merupakan upaya bagaimana menyediakan alternatif dalam

kegiatan belajar mengajar agar selaras dengan perkembangan kognitif, afektif,

dan psikomotorik pada jenjang Sekolah Dasar (SD).

Untuk perbaikan pembelajaran tersebut perlu dilakukan penelitian berupa

penelitian tindakan kelas. Judul yang akan dirumuskan sebagai perbaikan

pembelajaran adalah sebagai berikut : “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa

menerapkan model pembelajaran Example Non Example tentang Hubungan

Makanan dan Kesehatan pada pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 12 Jebus

Kabupaten Bangka Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, permasalah yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa menerapkan

model pembelajaran Example Non Example tentang Hubungan Makanan dan

Kesehatan pada pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 12 Jebus Kabupaten

Bangka Barat?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penulis mengadakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

dapat meningkatkan hasil belajar siswa menerapkan model pembelajaran

Example Non Example tentang Hubungan Makanan dan Kesehatan pada

pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 12 Jebus Kabupaten Bangka Barat.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan penelitian, yaitu :

Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari hasil

tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksnakan dengan landasan PTK ini

adalah :

a. Memperbaiki belajar siswa yang diakibatkan oleh adanya kesalah praktik

pembelajaran guru dalam proses pembelajaran;

b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya yang tercermin pada

meningkatnya perolehan nilai ulangan harian siswa di kelas V SD Negeri

12 Jebus Kabupaten Bangka Barat.

2. Bagi Guru

Secara umum, tindakan perbaikan pembelajaran ini berserta

hasil-hasil yang didapatnya, diharapkan dapat menjadi kekuatan pendorong yang

kuat bagi penulis untuk tumbuh dan terus berkembang menjadi guru

profesional, yang mampu menerapkan kaidah-kaidah PTK dalam rangka

mengatasi permasalahan pembelajaran dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat

diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan

dengan berlandaskan kaidah PTK ini, adalah :

a. Memberikan tambahan pengalaman tentang cara menemukan kelemahan

dalam pembelajaran melalui refleksi;

b. Memberikan tambahan pengalaman dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran secara ilmiah berdasarkan PTK.

3. Bagi Sekolah

Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan

berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tersemin pada :

a. Makin meningkatnya kemampuan profesional pada gurunya

c. Meningkatnya hubungan kolegial yang sehat, pada gilirannya dapat

membawa dampak pada meningkatnya kondusivitas iklim dan suasan

kerja di sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan

yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar

adalah perubahan dari diri seseorang. Menurut Gagne (dalam Anitah, et.al. 2011 :

1.3) bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman.

Menurut Daryanto (2013 : 2) belajar merupakan transmisi pengetahuan dari

expert ke novice. Peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi

sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam

pekerjaannya apabila dia dapat menuangkan pengetahuannya sebanyak-banyaknya

ke kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima

pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Sedangkan Menurut Aqib (2013

: 1) belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan

mengetahuinya. Pendapat lain yang dikemukakan Cahyo (2013 : 60) belajar adalah

suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri

pembelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan

tingkah laku.

Dari pengertian belajar, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar yaitu:

1. Proses, belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.

Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, tetapi

oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu);

2. Perubahan perilaku, hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku.

Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang

berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap);

3. Pengalaman, belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam

interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungana fisik maupun

lingkungan sosial.

Karakteristik siswa belajar, antara lain sebagai berikut:

Untuk Melihat

Karil Lengkap

, silahkan

klik link

dibawah ini :

atau buka situs : 

www.soalut.com 

 

 

Referensi

Dokumen terkait

IPA kelas V SD Negeri Tlogoharum 02 Wedarijaksa Pati. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD. Negeri Tlogoharum 02 Wedarijaksa Pati.

Aktifitas Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran College Ball Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 12 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun

PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT..  Kegitan

Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar mata pelajaran fiqih terhadap pengamalan ibadah siswa kelas VIII bidang shalat lima waktu di MTs Negeri Bangka Barat

Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pelajaran Ipa Tentang Sifat- Sifat Cahaya Dengan Penerapan Metode Eksperimen.. (PenelitianTindakanKelas di Kelas V SD Negeri

Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Materi Pesawat Sederhana” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri

Pada mata kuliah PKM, mahasiswa ini bersama 11 rekannya telah melaksanakan praktek kemampuan mengajar dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PKM di SD Negeri 6

Sedangkan belajar sebagaimana telah diuraikan di atas adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan