• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Karil UT PGSD Karya Ilmiah IPA St

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Karil UT PGSD Karya Ilmiah IPA St"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE

disebabkan siswa kurang menyadari pentingnya memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan, dan juga dalam mengajar guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan soal. Berdasarkan masalah diatas, Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajaran IPA di Kelas IV SD Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barati. Subjek penelitian adalah siswa siswa kelas IV (empat) tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 25 siswa dengan 12 laki-laki dan 13 perempuan. Prosedur penilitian yang dilakukan berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran, Hasil evaluasi Siklus I. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 72,80 atau 72,80 %. Pada Siklus II, skor perolehan rata-rata mencapai 74,00 atau 74,00 %. Sedangkan pada siklus III, perolehan rata-rata mencapai peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 85,60 atau 85,60 %. Jadi penerapan Metode Diskusi menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa tentang Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada pelajaran IPA di Kelas IV SD Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barat.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Dsikusi, Media Gambar, Struktur dan Fungsi

Bagian Tumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

(2)

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

peningkatan kualitas pendidikan. Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi peranan sangat membantu.

IPA sebagai salah satu cabang ilmu adalah merupakan tujuan

peradaban manusia yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi karena berfungsi sebagai dasar untuk mempelajari

materi pelajaran yang lain.

Penanaman konsep awal pada siswa merupakan hal utama yang harus

dilakukan oleh seorang guru karena hal itu menjadi modal bagi siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya. Untuk itu, dalam belajar IPA siswa harus

banyak berlatih mengerjakan soal agar lebih memahami konsep-konsep yang

ada sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Guru dalam mengajarkan IPA perlu memiliki strategi pembelajaran

yang tepat. Selain itu agar pelajaran IPA dapat diserap baik oleh siswa maka

seorang guru perlu menerapkan salah satu model atau metode pembelajaran yang

dipandang tepat untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di sekolah,

dan juga seorang guru dapat membuat program pembelajaran dengan

memanfaatkan media pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, pengajaran yang efektif adalah pengajaran

yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas aktivitas juga dilaksanakan namun

aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu). Pengajaran modern tidak

menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada asas

aktivitas sejati.

1. Identifikasi Masalah

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

(3)

dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar.

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan

pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Pengalaman

belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai siswa.

Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Menurut informasi guru IPA SD Bakti Parittiga, hasil belajar siswa pada

materi IPA masih rendah. Rata-rata ulangan harian siswa kelas IV tahun pelajaran

2014/2015 masih kurang dari kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) yang

diberlakukan di SD Bakti Parittiga yaitu 85% siswa atau lebih memperoleh nilai

75 atau lebih. Hal ini disebabkan siswa kurang menyadari pentingnya

memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan, dan juga dalam mengajar

guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan, mencatat, dan

mengerjakan latihan soal.

2. Analisis Pemecahan Masalah

Hal-hal yang secara mendasar melatarbelakangi penelitian diantaranya

guru dalam mengajarkan IPA kepada siswa masih menggunakan metode

ekspositori yaitu guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan,

mencatat, dan mengerjakan latihan soal.

Padahal dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subjek bukan

sebagai objek. Di samping itu siswa ikut berpartisipasi, ikut mencoba dan

melakukan atau mempraktekkan sendiri apa yang dipelajari.

IPA diajarkan di SD Bakti Parittiga dengan maksud agar siswa mampu

berpikir logis, kritis, bersikap mandiri, dan berwawasan luas. Namun pada

(4)

dan membosankan. Oleh sebab itulah siswa kurang memperhatikan penjelasan

guru di kelas dan enggan mengerjakan PR yang ditugaskan guru.

Selain itu, input siswa di SD Bakti Parittiga tergolong rendah sehingga hal

ini juga berpengaruh terhadap kualitas siswa dalam meningkatkan mutu

sekolah secara umum.

3. Prioritas Pemecahan Masalah

Beberapa masalah yang ada dan tidak mudah untuk segera dicari

solusinya antara lain dari aspek kognitif yaitu penalaran sebagian besar siswa di SD

Bakti Parittiga masih rendah. Mereka kurang kritis, pola berpikirnya kurang

logis, dan kesadaran belajarnya masih amat rendah. Kebanyakan siswa sulit

memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA yang diajarkan oleh

gurunya. Jika mereka sudah memahaminya, mudah sekali mereka lupa,

padahal konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang akan diberikan terdapat

keterkaitan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sebelumnya.

Sedangkan dari aspek sikap dan kepribadian siswa, secara psikologis

umur siswa SD memasuki masa fase berpikir konkrit sehingga sebagian dari mereka

menunjukkan sikap buruk atau yang sering kita sebut dengan kenakalan anak.

Hal ini berpengaruh pada proses pembelajaran khususnya IPA sehingga mata

pelajaran yang tergolong sulit ini mengalami hambatan untuk dipahami apalagi

dikuasai oleh siswa.

Pada dasarnya, guru IPA di SD Bakti Parittiga sudah mengupayakan

perbaikan dalam proses pembelajaran akan tetapi hasil yang diperoleh masih belum

optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis mengambil langkah yaitu

dengan memperbaharui metode pembelajaran IPA, metode yang melibatkan

keaktifan siswa secara fisik dan emosional.

Kegiatan interaksi belajar IPA juga harus selalu ditingkatkan efektif dan

efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam usaha

meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu

(5)

mengatasi kegiatan tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas untuk diskusi

dengan menggunakan media gambar sebagai selingan untuk variasi metode

penyajian.

Metode diskusi merupakan penyajian pelajaran yang menghadapkan anak

didik pada suatu masalah berupa pernyataan dan pertanyaan yang bersifat

problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Hamid, 2013 : 85). Selain itu

siswa juga dapat lebih aktif dalam pembelajaran yaitu melalui diskusi atau

tanya jawab sebagai wujud pertanggungjawaban tugas yang telah dikerjakan

sebelumnya.

Untuk itulah peneliti berkeinginan mengadakan penelitian tindakan

kelas di kelas IV dengan materi pokok IPA dengan tujuan agar aktivitas dan hasil

belajar siswa meningkat, paling tidak aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV

lebih baik. Oleh karena itu, judul penelitian yang dipilih yaitu: “Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan

Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajaran IPA di Kelas IV SD Bakti

Parittiga Kabupaten Bangka Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut. Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan

Metode Diskusi menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi

Bagian Tumbuhan pada Pelajaran IPA di Kelas IV SD Bakti Parittiga Kabupaten

Bangka Barat?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menganalisis

1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan Media

Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajaran

(6)

2. Meningkatkan Aktivitas Siswa dengan Metode Diskusi menggunakan Media

Gambar Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada Pelajaran

IPA di Kelas IV SD Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barat.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun manfaat penelitian Perbaikan Pembelajaran ini adalah sebagai berikut

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat belajar lebih baik dan dapat memahami materi IPA

secara mandiri.

b. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa sekaligus sebagai motivasi

bagi siswa sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan.

2. Bagi Guru

a. Guru semakin berpengalaman dalam menentukan metode yang tepat

untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas pembelajaran.

b. Guru dapat menerapkan metode dan media pembelajaran yang efektif

untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

b. Meningkatnya kualitas pembelajaran (KBM) yang dilaksanakan di SD

Bakti Parittiga.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam

(7)

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar

tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di

museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.

Menurut Hamid (2013 : 15), mengemukakan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan dangan serangkaian kegiatan yang

perubahannya akan lebih signifikan jika dibarengi dengan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut Mahmud (2009 : 121),

belajar bukanlah kegiatan yang hanya berlangsung di dalam kelas saja, tetapi juga

berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku

pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,

sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dapat dikatakan bahwa

belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi

manusia seutuhnya.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di

mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang

berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada

pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran

(8)

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.

Menurut Husamah dan Setyaningsih (2013 : 99), pembelajaran merupakan proses

membuat orang belajar, dengan tujuan untuk membantu orang belajar atau

memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar.

Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti

media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.

Menurut Aqib dalam bukunya yang berjudul Model-model, media, dan

strategi pembelajaran kontekstual (inovatif (2013), mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah upaya sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan

proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan ealuasi.

Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang

memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran

yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan

belajar.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima

pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah

komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran

ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa,

orang lain ataupun penulis buku dan media.

Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi

(9)

Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi

subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan

siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar.

Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan

keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut

belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan

siswa.

B. Media Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan dalam

pekerjaan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara”.

Menurut Ahmadi dan Amri (2010 : 116), media merupakan alat yang

memungkinkan peserta didik untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah

dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan

penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran (Daryanto, 2010 : 4). Pembelajaran adalah

proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari

media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan

pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat

pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk

belajar

1. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai

berikut :

(10)

b. meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

c. menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar

d. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran

2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut :

a. pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami

pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran

dengan baik.

c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar

tidak kehabisan tenaga.

d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasa dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang

dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.

Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:

1. memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan

2. menjelaskan struktur dan urutan pengajarn dengan baik

3. memberikan kerangka sistematis secara baik.

4. memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran

5. membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran.

6. membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

7. meningkatkan kualitas pembelajaran

Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:

1. meningkatkan motivasi belajar pembelajar

2. memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar

(11)

4. memberikan inti informasi pelajaran

5. merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.

6. menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.

C. Media Gambar

Menurut Ahmadi dan Amri (2010 : 115), media merupakan wahana penyalur

informasi belajar atau penyalur pesan. Gambar adalah segala sesuatu yang

diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau

pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan

barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

1. Pengertian Media Gambar

Menurut Anitah, et.al. (2009 : 6.19), media gambar diam/mati (still pictures)

masuk ke dalam media gambar fotografik. Media gambar sebagimana halnya media

yang lain. Media gambar untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.

Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan

dituangkan ke dalam gambar tentang binatang, manusia, tempat atau objek

lainnyanyang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa.

Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas

sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan

dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif

mudah ditinjau dari segi biayanya.

2. Pertimbangan Pemilihan Media Gambar

Pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi

pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:

a. Tujuan pengajaran

b. Bahan pelajaran

c. Metode mengajar

d. Alat yang dibutuhkan

(12)

f. Minat dan kemampuan mengajar

g. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung

Keterkaiatan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan

kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk

memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga

media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki

hubungan secara timbalebalik dengan empat aspek tersebut.

Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan

harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran

secara efektif dan efisien.

3. Peran Media Gambar

a. inti, menarik dan mengrahkan perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isis

pelajaran

b. fungsi afektif maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran

Untuk Melihat

Karil Lengkap

, silahkan

klik link

dibawah ini :

atau buka situs :

www.soalut.com

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan melalui penerapan strategi The Power Of Two pada siswa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan, di kelas IV SDN Ciwangun melalui penerapan model

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Struktur Bagian Tumbuhan. (Skripsi): Bandung

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Tumbuhan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Interaktif..

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Tumbuhan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Interaktif..

Media Gambar Pada Materi Strukur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. DAFTAR

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Akan

Sedangkan belajar sebagaimana telah diuraikan di atas adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan