• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM RUPA DARAH SECARA MAKR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM RUPA DARAH SECARA MAKR"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN

MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS

OLEH

DONI M.P SIANIPAR 1504115797

BUDIDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Biologi Perikanan yang berjudul “RUPA DARAH SECARA

MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH

HAEMOLISIS” tepat sebelum waktu yang telah di tentukan.

Dalam mengerjakan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada Dosen biologi perikanan dan para asistennya yang telah

membimbing penulis dalam mengerjakan laporan ini, serta ucapan terimakasi

kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis

hingga laporan ini selesai.

Mungkin penulisan laporan masih ada kesalahan-kesalahan yang penulis

tidak ketahui, oleh karena itu kepada asisten mohon kritik dan sarannya, untuk

penulisan laporan yang lebih baik lagi kedepannya.

Pekanbaru, Maret 2017

(3)
(4)

DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

1. Gambar.1……….8

2. Gambar.2……….8

3. Gambar.3……….9

4. Gambar.4………...9.

5. Gambar.5……….9

6. Gambar.6……….9

7. Gambar.7……….9

8. Gambar.8……….9

9. Gambar.9……… 10 10. Gambar.10………..1

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan

organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang,

jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan

oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut

menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik

(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun

yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa

bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh

makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan

dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka

dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya.

Ikan air tawar adalah ikan yang hidup di air tawar seperti danau, sungai,

rawa, serta danau atau sawah yang tergenang air. Ikan air tawar sangat banyak

macamnya. Ikan memiliki ciri khas yaitu hidup di air,merupakan hewan berdarah

dingin,berenang menggunakan sirip,bernafas dengan insang,termasuk binatang

bertulang belakang (vertebrata) serta memiliki linea lateralis.

Ikan air tawar sangat banyak macamnya. Ikan memiliki ciri khas yaitu

hidup di air,merupakan hewan berdarah dingin,berenang menggunakan

sirip,bernafas dengan insang,termasuk binatang bertulang belakang (vertebrata)

(7)

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan

bahan pangan dan gizi yang lebih baik,permitaan ikan terus meningkat dari tahun

ke tahun.Permintaan ikan yang meningkat tentunya memilki makna yang positif

bagi pengembangan perikanan terlebih bagi negara kepulauan Indonesia.

Ikan air tawar memiliki system peredaran darah. Darah mempunyai dua

komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah.Sel-sel darah terbagi lagi

menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dansel pembeku

darah atau butir-butirdarah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga

sebagai cairan darah.

Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan.

Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron

bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar

antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada

jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum Rupa Darah Secara Makroskopik dan

Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan Tahanan

Osmotik Sel-Sel darah Merah adalah untuk memberikan pengetahuan kepada

praktikan, khususnya ikan Mas tentang rupa darah ikan secara makroskopik dan

mikroskopik sebelum dan sesudah haemolisis dengan bantuan mikroskop dan

menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah dari ikan yang telah dijadikan

sebagai objek pengamatan bagi praktikan secara lebih jelas dan terperinci.

(8)

Manfaat dari pratikum ini adalah praktikan dapat mengetahui rupa darah

ikan serta jenis-jenis sel darah merah ikan dan dapat menentukan tahanan osmotik

ikan tersebut secara tepat dan benar dan juga menambah pengetahuan tentang

peristiwa apa yang terjadi terhadap sel darah merah ikan ketika diberi aquades dan

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hewan air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak

dapat memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme heterotrof)

tetapi mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau

hewan lainnya. Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari

makananan. (Yuwono, 2010)

Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung ,vena,arteri dan kapiler.

Fungsi peredaran darah yaitu sebagai lattranspor antara lain transporoksigen,

karbondioksida, sari – sari makanan maupun hasil metabolisme. Selama

bereaktivitas, peredaran darah akan mengangkut lebih banyak oksigen ke otot dan

segera menghabiskan sistem energi anaerobik dan akhirnya menyebabkan

keletihan akibat terbentuknya asam laktat.

Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas

Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family

Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO,

2014). Padamulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscusdan

kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas

(10)

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Rupa Darah Secara Makroskopik

dan Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan Tekanan

Osmotik Sel-Sel Darah Merah” dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Maret

2017, pada jam 10.30 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2 Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, jarum suntik

untuk mengambil darah, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikroskop untuk

melihat sel darah, objek glass untuk tempat meletakkan ulasan darah yang akan di

amati, cover glass, test tube, pipet tetes untuk memindahkan darah ikan, nampan

untuk meletakan ikan, laporan berupa buku laporan sementara untuk menuliskan

hasil praktikum, buku penuntun pratikum, serbet untuk membungkus ikan, dan

tisu gulung untuk membersihkan tangan serta alat tulis pensil dan pena untuk

menggambar dan menulis keterangan gambar serta penghapus dan peruncing serta

pensil.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai “Rupa

Darah Secara Makroskopik dan Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis

dan Menentukan Tekanan Osmotik Sel-Sel darah Merah" adalah ikan mas, darah

ikan yang dijaga agar tidak menggumpal, aquades, EDTA/Heparin, NaCl 3%,

(11)

3.3 Metode Praktikum

Metode yang di pakai dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan yang

di lakukan secara langsung oleh praktikan, di mana data dan informasi yang di

butuhkan dapat di peroleh dengan mempraktekan langsung sehingga bisa

mengetahui bentuk sel darah dan tekanan osmotic pada ikan lele.

3.4 Prosedur Praktikum

3.4.1 Cara mengambil darah ikan

 Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter) sampai pingsan

 Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 atau heparin guna mencegah pembekuan darah

 Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin. Bila disimpan dalam

termos (+ pecahan es batu), darah tahan selama ± 3 jam.

3.4.2 Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolisi

 Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri label A, B, dan C. kemudian, ke dalam tiap – tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc

aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada tabung C

dibiarkan seperti semula/ tidak ditambah apa- apa. Tabung dikocok, lalu

dibiarkan selama 5 menit.

 Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek

glass. Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada

(12)

menggeser darah dalam posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat darah

diteteskan).

 Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan

menggunakan mikroskop.

 Selanjutnya, darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3. Darah paa tabung B ditambah dengan 1 cc aquades . Dengan demikian,

perbandingan volume darah, air dan larutan NaCl 3 pada tabung A dan B

menjadi sama.

3.4.3 Cara membuat sampel untuk pengamatan jenis – jenis darah

 Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl maupun aquades)

 Preparat dikeringkan sselama 5 menit

 Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit

 Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit

 Preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup – celupkan ke dalam air sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih

 Preparat dikeringkan lagi dan siap diamati di bawah mikroskop

 Gambarlah bentuk – bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta kondisi sitoplasma.

3.4.4 Cara membuat sampel menentukan tahanan osmotic sel-sel darah merah

 Sediakan 8 buah tabun dan beri nomor 1-8

 Buatlah larutan NaCl 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%; 3%.

(13)

 Teteskan 10 tetes darah ikan yang tersedia ke dalam tiap-tiap tabung campurkan secara hati-hati dan biarkan lebih kurang 30 menit,setelah 30 menit

coba amati kondisi lapisan merah di permukaan air,pada tabung mana lapisan

(14)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabung A Tabung B Tabung C

Darah 1 ml + 1 ml aquades Darah 1 ml + 1 ml NaCl 3 % Darah 1 ml

Gambar 1. Darah dalam tabung percobaan 1

Tabung A : Darahnya tembus cahaya, sel darahnya mengembang.

Tabung B : Darahnya lebih pekat, tidak tembus cahaya, dan sel darahnya mengkerut

Tabung C : Darahnya pekat, tidak tembus cahaya

Percobaan 2 secara mikroskopis:

Tabung A Tabung B2

Darah 1 ml + 1 ml aquades Darah 1 ml + 1 ml NaCl 3%

(15)

Gambar 2. Darah dalam tabung percobaan 2

Tabung A : Sel darah kembali pada keadaan normal

Tabung B : Sel darah kembali pada keadaan normal

Percobaan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah merah, yaitu:

Darah terlihat berwana merah terang

Gambar 3. Darah + NaCl 0,3 %

Darah terlihat berwana merah agak terang

Gambar 4. Darah + NaCl 0,5 %

Darah terlihat berwana merah agak cerah

Gambar 5. Darah + NaCl 0,6 %

Darah terlihat berwarna merah pekat

Gambar 6. Darah + NaCl 0,7 %

Darah berwana merah kecoklatan dan terlihat membeku

Gambar 7. Darah + NaCl 0,8 %

Darah terlihat merah kecoklatan pekat dan mengental

Gambar 8. Darah + NaCl 0,9 %

(16)

Gambar 9. Darah + NaCl 1 %

Darah berwana coklat merah pekat terjadi pembekuan

Gambar 10. Darah + NaCl 3 %

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan pada rupa

darah secara makroskopis dan mikroskopsis sebelum dan sesuada haemolis

diperoleh suatu hasil yaitu darah setelah ditambahkan aquades sel-sel darah

merahnya mengembang, sifatnya bisa tembus cahaya, dan warnanya merah pekat.

Sedangkan darah setelah ditambahkan larutan NaCl sel-sel darahnya bentuknya

padat atau sel-sel darahnya mengkerut, tidak tembus cahaya, dan warnanya merah

tidak pekat. Untuk darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk sel-sel darahnya

padat atau mengkerut.

Hasil pengamatan 1 ml darah ikan + 1 ml aquades + 1 ml NaCl 3 % adalah

darah bewarna lebih terang dan darah tercampur sempurna, dengan kata lain darah

kembali pada keadaan semula/ normal. Hasil pengamatan 1 ml darah ikan + 1 ml

NaCl 3 % + 1 ml aquades adalah darah menggumpal di dasar tabung reaksi dan

bewarna lebih gelap dan darah kembali pada keadaan semula/normal.

Pengamatan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah

(17)

berwarna merah agak terang dan tidak terdapat endapan, darah yang ditambah

dengan NaCl 0,5 % darah terlihat berwarna merah agak terang, darah yang

ditambah dengan NaCl 0,6 % darah terlihat warna merah agak cerah, darah

ditambah dengan NaCl 0,7 % darah terlihat warna merah pekat, darah ditambah

dengan NaCl 0,8 % darah terlihat berwarna merah kecoklatan dan membeku,

darah yang ditambah dengan Nacl 0,9 % darah terlihat berwarna merah

kecoklatan pekat dan mengental, darah ditambah dengan 1 % darah berwarna

pekat dan mengental terlihat sudah mulai terjadi pembekuan, dan darah ditambah

dengan NaCl 3 % darah berwarna merah pekat terjadi pembekuan.

Bila sel-sel darah dimasukkan kedalam suatu cairan yang hypertonis atau

hypotonis terhadap cairan interaseluler, maka terjadi proses osmosis dan difusi.

Bila tekanan osmosis cairan diluar sel sama dengan didalam sel , maka sel

darahtidak mengalami perubahan. Jika cairan didalam sel hypertonis terhadap

cairandidalam sel maka sel-sel akan kehilangan cairan sehingga mengakibatkan

sel mengalami pengkerutan (Windarti,et al, 2012)

Membran sel darah merah sifatnya permiabel terhadap air, glukosa dan

urea, tetapi impermiabel terhadap garam-garam. Airdapat mengalir melalui

membran sel, oleh karena itu bila darah dimasukan kedalam larutan yang

hipotonis maka sel darah merah akan pecah. Peristiwa pecahnya sel darah merah

hingga isinya menyebar keseluruh larutan disebut Haemolisis. Namun apabila

darah dimasukkan kedalam larutan yang isotonis (larutan fisiologis untuk ikan

(18)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Darah yang ditambah aquades terlihat di bawah mikroskop sel darahnya

mengalami pembengkakan atau membesar karena aquades masuk kedalam sel dan

jarak antar sel darah berjauhan atau pecah sel darah. Sedangkan darah yang

ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop rupa sel darahnya mengkerut

ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat menyerap air sehingga cairan sel di

dalam sel tertarik keluar sehingga sel darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel

menjadi rapat.

Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa

sel darah agak mengkerut dan terjadi difusi, sedangkan darah yang diberi NaCl

3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah sel darahnya pecah dan

mengalami osmosis.

Beberapa sel darah yang telah diberi larutan NaCl yang dapat tembus

cahaya yaitu pada konsentrasi larutan NaCl 0,3% dan 0,9%. Sedangkan

konsentrasi larutan NaCl lainnya tidak tembus cahaya.

5.2 Saran

Sebaiknya saat akan dilaksanakannya praktikum, usahakan kondisi ikan

tidak mati sehingga dapat mengambil darah ikan tersebut setelah di

(19)

jangan lupa untuk membasahi alat praktikum dengan EDTA agar darah ikan tidak

beku.

Praktikan sebaiknya menyediakan segala perlengkapan praktikum sebelum

jadwal praktikum dimulai. Lalu praktikan juga harus menguasai materi agar tidak

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Agus,Rochdianto, 2014. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan mas(Clarias bathacus) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan.

Cahyono, B.2010. BudidayaIakn Air Tawar. Yoyakarta:Kanisius.

Endang, SriMulyani. 2010 Menggalakkan Perikanan Laut. Bandung: SaranaCipta Ilmu Fujaya,Yushinta.2013.Fisiologi Ikan.Bogor: Rineka Cipta

Fujaya, Yusinta. 2011. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.

Hendra, eka putra . 2012 . Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata. Jakarta: Gramedia Pustaka

Igo.2006.Mengenal Jenis Ikan .Bandung: Titian Ilmu.

Khairuman, dkk. 2012. Budidaya Ikan Lele Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. 100 hal.

Mudjiman, A. 2010.MakananIkan Dan SistemDarah. Jakarta: PT. Penebar swadaya. Pulungan, C. P., Windarti,efrizal, deniefizon,.yuliati 2010. Buku Ajar FisiologiHewan

Air.FakultasPerikanandanIlmuKelautan.Universitas Riau. Pekanbaru.70 Halaman (tidakditerbitkan).

Rahardjo, S. 2015. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.

Suyanto, Heru. 2014. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. 150 hal.

Widodo,Johannes. 2011. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut.Yogyakarta: Gajah Mada University.

Windarti, et al, 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Universitas Riau

Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau, Pekanbaru. 70 hal.

(21)
(22)

Alat dan Bahan yang digunakan:

Ethanol Objek Glass

Ikan Lele Aquades

(23)

Pipet Tetes Mikroskop

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian Benedict, Hasil yang diperolaeh adalah formaldehid bereaksi dengan benedict membentuk asam karboksilat dan terdapat endapan CuO berwarna merah

Setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna orange yang disebabkan oleh reaksi benedict dengan gula reduksi akan terjadi proses oksidasi yang menghasilkan endapan

 protein= )airan tidak ber$arna − 'u alkalis= larutan  ber$arna biru − ereaksi arsenomolibdat= larutan ber$arna kuning − 9iltrat darah ditambah 'u alkalis= larutan  ber$arna

Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi hijau biru hingga hitam,

Endapan globulin yang telah disaring tadi ditambahkan aquades maka endapan protein globulin tersebut tidak larut (ditandai dengan larutan masih keruh)

Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan merah bata didalamnya yang menandakan pengujian positif,

Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 0,65% akan menghasilkan sel darah yang mengembang sama seperti pada pemberian NaCl 0,1% tetapi ada sedikit perbedaan

Setelah terdapat endapan, tabung reaksi tersebut di panaskan menggunakan hotplate, Berdasarkan hasil pengamatan terdapat endapan berwarna putih hal ini tidak sesuai dengan teori yang