• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI STATISTIK NON PARAMETRIK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

(2)
(3)

Sign Test

• Digunakan untuk menguji hipotesa tentang MEDIAN dan DISTRIBUSI KONTINYU.

• Pengamatan dilakukan pada median dari sebuah distribusi dengan – probabilitas kemunculan sebuah variable random x ≥ median = 0.5 ;

dan

– probabilitas kemunculan sebuah variable random x ≤ median = 0.5

Jika:

– Distribusi normal >> SIMETRIS >> Mean = Median

(4)

Uji Hipotesis :

H

0

: ˜μ = ˜μ

0

>> H

0

diterima jika :

jumlah tanda (+) = jumlah tanda (-)

>> H

0

ditolak jika :

jumlah salah satu tanda lebih sering muncul daripada tanda

yang lain.

Uji statistik :

>> Menggunakan distribusi Binomial dengan

p

= 0.5

(5)

Langkah Pengujian (1)

1. Pengujian Hipotesis :

Tolak H0 dan terima H1, jika proporsi tanda (+) KURANG dari 0.5

2. Uji Statistik :

Dengan menggunakan distribusi BINOMIAL KUMULATIF dimana

P = P(X ≤ x dengan p = 1/2)

3. Daerah kritis:

Bandingkan P-value dengan level signifikansi α

Tolak Ho jika P-value α

(6)

Langkah Pengujian (2)

1. Pengujian Hipotesis :

Tolak Ho dan terima H1, jika proporsi tanda (+) LEBIH dari 0.5

2. Uji Statistik :

Dengan menggunakan distribusi BINOMIAL KUMULATIF dimana

P = P(X x dengan p = 1/2)

.

3. Daerah kritis :

Bandingkan P-value dengan level signifikansi α

(7)

Langkah Pengujian (3)

1. Pengujian Hipotesis :

Tolak Ho dan terima H1, jika proporsi tanda (+) KURANG atau LEBIH dari 0.5

2. Uji Statistik :

Dengan menggunakan distribusi BINOMIAL KUMULATIF dimana

P = 2P(X ≤ x dengan p = 1/2) atau P = 2P(X ≥ x dengan p = 1/2)

3. Daerah kritis :

Tolak Ho jika :

x < n/2 dan P-value α , untuk P = 2P(X ≤ x dengan p = 1/2) atau

x > n/2 dan P-value > α, untuk P = 2P(X ≥ x dengan p = 1/2)

(8)

LANGKAH PENGUJIAN DENGAN

PENDEKATAN KURVA NORMAL

Untuk n > 10, probabilitas binomial dengan p = 1/2 dapat didekati menggunakan kurva normal, dimana np = nq > 5.

1. Penetapan Hipotesis

H0: μ = μ0, H1: μ < μ0,

2. Menetapkan level signifikansi α

3. Uji Statistik (dengan pendekatan kurva normal )

Hitung :

– μ = np

– σ = √npq

– z = [(x+0.5) –(np)] / σ

4. Daerah kritis : Tolak Ho jika :

P = P(X ≤ x) ≈ P(Z < z) -- untuk H1: μ < μ0 P = P(X x) ≈ P(Z > z) -- untuk H1: μ >μ0 P = P(X ≤ x) ≈ P(Z <z) atau P = P(X x) ≈ P(Z > z) -- untuk H1: μ ≠ μ0

H0: μ = μ0, H1: μ >μ0,

(9)

SIGN TEST UNTUK DUA SAMPEL BERPASANGAN

1. Penetapan Hipotesis

H0: μ1 – μ2 = 0, H1: μ1 – μ2 < 0,

2. Menetapkan level signifikansi α

3. Uji Statistik (dengan pendekatan kurva normal)

Hitung :

– μ = np

– σ = √npq -- dimana q = 1 - p

– z = [(x ± 0.5) –(np)] / σ -- dimana x = selisih bertanda (+)

x < μ , maka x + 0.5 x > μ, maka x - 0.5

4. Daerah kritis : Tolak Ho jika :

P = P(X ≤ x) ≈ P(Z < z) -- untuk H1: μ1 – μ2 < 0

P = P(X x) ≈ P(Z > z) -- untuk H1: μ1 – μ2 > 0

P = P(X ≤ x) ≈ P(Z <z) atau P = P(X x) ≈ P(Z > z) -- untuk H1: μ1 – μ2 ≠ 0 H0: μ1 – μ2 = 0,

H1: μ1 – μ2 > 0,

(10)
(11)

KONDISI

Merupakan alternatif dari uji t dengan 2

sampel berpasangan (n1 = n2).

(12)

PROSEDUR UJI

1. Penetapan Hipotesa :

2. Tetapkan level signifikansi : α

3. Uji Statistik :

• Hitung selisih tiap sampel terhadap nilai median/rata-rata.

• Eliminasi selisih yang bernilai 0 (nol).

• Urutkan ranking tanpa memperhatikan tanda (nilai absolut). Ranking 1 ditujukan untuk selisih terkecil (tanpa tanda), ranking 2 untuk nilai terkecil selanjutnya, dst.

• Ketika terdapat selisih yang sama, maka ranking diberlakukan nilai ranking rata-rata.

• Hitung :

– w+ = total jumlah peringkat dari selisih positif

– w+ = total jumlah peringkat dari selisih positif

– w = jumlah terkecil antara [w+ ; w-]

H0: μ1 = μ2, H1: μ1 ≠ μ2,

H0: μ1 = μ2, H1: μ1 > μ2, H0: μ1 = μ2,

(13)

• Untuk n ≤ 50 ;

w ~ berdistribusi wα ( nilai wα bisa dilihat pada Ranking Bertanda Wilcoxon)

• Untuk n > 50 ;

w ~ berdistribusi normal dengan rata μw =

Dengan standar deviasi σw =

Sehingga Z hitung =

4. Daerah kritis Untuk n ≤ 30

a. Untuk H1 = μ1 ≠ μ2 -- Ho ditolak jika w ≤ wα b.Untuk H1 = μ1 > μ2 -- Ho ditolak jika w- ≤ w

α

c. Untuk H1 = μ1 < μ2 -- Ho ditolak jika w+ ≤ w

α 24 ) 1 2 )( 1

(nnn

w w

W

(14)

4. Daerah kritis Untuk n > 30

(15)
(16)

KONDISI

Merupakan alternatif dari uji-t ataupun uji-Z

untuk dua sampel yang diambil dari populasi

yang bebas (independen) dan tidak

(17)

PROSEDUR UJI

1. Penetapan Hipotesa :

2. Tetapkan level signifikansi : α 3. Uji Statistik :

• Ukuran sampel 1 : n1

• Ukuran sampel 2 : n2

• Gabungkan kedua sampel dan beri peringkat atau ranking dari data terkecil sampai terbesar.

Jika ada peringkat/ranking yang sama, peringkatnya diambil rata-rata.

• Hitung jumlah peringkat sampel 1 dan sampel 2, notasikan dengan R1 dan R2

H0: μ1 = μ2, H1: μ1 ≠ μ2,

H0: μ1 = μ2, H1: μ1 > μ2, H0: μ1 = μ2,

(18)

– Hitung :

– Untuk n1 ; n2 <20 :

U berdistribusi Un1;n2;α (niai Uα bisa dilihat pada tabel Mann-Whitney)

– Untuk n1 ≥ 20 atau n2 ≥ 20:

U berdistribusi normal, dengan rata-rata :

standar deviasi :

sehingga : R n n n n U 1 1 1 2 1 1 2 ) 1 (   

U n n n2 n2 R2

2 1 2 2 ) 1 (   

 min[ : ]

2 1 U U U  2 2 1n n U   12 ) 1 ( 1 2

2

1  

n n n n

(19)

4. Daerah kritis :

Untuk n1 ; n2 < 20

a. Untuk H

1

=

μ

1

≠ μ

2

-- H

o

ditolak jika U < U

α

b.Untuk H

1

=

μ

1

>

μ

2

-- H

o

ditolak jika U

1

< U

α

c. Untuk H

1

=

μ

1

<

μ

2

-- H

o

ditolak jika U

2

< U

α

Untuk n1 ; n2 ≥ 20

(20)
(21)

KONDISI

Merupakan uji Mann-Whitney dengan k > 2

sampel atau merupakan alternatif dari uji F

(22)

PROSEDUR UJI

1. Penetapan Hipotesa :

2. Tetapkan level signifikansi : α 3. Uji Statistik :

• Ukuran sampel ke-i : ni ; i =1, 2, 3, ..., k n = n1 + n2 + n3 + .... + nk

• Ukuran sampel 2 : n2

• Gabungkan data dari k sampel (semua sampel) dan beri peringkat atau ranking dari data terkecil sampai terbesar. Jika ada peringkat/ranking yang sama, peringkatnya diambil rata-rata.

• Hitung jumlah peringkat sampel 1 sampai dengan sampel ke-k, notasikan dengan R1, R2, ..., Rk

H0: μ1 = μ2 = μ3= ...= μK H1: tidak semua sama

(23)

Hitung :

4. Daerah Kritis :

Jika

1 ; 2 1 2 ~ ) 1 ( 3 ) 1 ( 12      

k v k

i i i usi berdistrib n n R n n

H

2

1 ;  

v k
(24)

REFERENSI

• Walpole, et al. Probability & Statistics for Engineers & Scientists, 9th Edition. Prentice Hall, Pearson.

• Montgomery & Runger. Applied Statistics and Probability for Engineers, 5th Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel bila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan t-test satu sampel...  Untuk menguji hipotesis komparatif dua

diberikan penyuluhan; 2) Motivasi kerja karyawan lebih tinggi setelah mengikuti outbond dibanding sebelum mengikuti outbond. Penelitian korelasional dan kausal termasuk

BERPASANGAN. Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat.. Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah:. 1). Test ini juga dikenal sebagai Teknik Uji Statistik terbaik

Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal

Dapat mengaplikasikan pengujian korelasi rank dan Mampu menguji dan mengin- terpretasikan hasilnya dari serangkaian data dengan cara yang tepat. Catatan Koordinator

Dapat melakukan pengujian k sampel independen dan Mampu menguji serta menginterpretasikan hasilnya dari serangkaian data dengan cara yang

berasal dari satu populasi yang sama atau kelompok yang saling independen..  Apa

Apabila Data Berbentuk Rasio Atau Interval Untuk Uji Dua Rata Rata Pada Umumnya Menggunakan Teknik T Test dan Untuk Uji Beda Dari Tiga Atau Lebih Buah Rata Rata Teknik Yang Digunakan