NOMINA AGENTIF (ISM FA>’IL) BERPERILAKU VERBA DALAM AL QURAN
(ANALISIS MORFOSINTAKSIS) SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab Oleh :
Nama : Henis Insyirotul Aziidah
Nim : 2303416009
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran (Analisis Morfosintaksis)" ini disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Senin Tanggal : 1 Juni 2020
Semarang, 1 Juni 2020
Ahmad Miftahuddin, B.A, M.A NIP. 19820504201021007
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada Hari : Senin
Tanggal : 8 Juni 2020
Panitia Ujian Skripsi Drs Eko Raharjo, M.Hum. (196510181992031001)
Ketua ...
Dr. Rina Supriatnaningsih, M.Pd. (196110021986012001)
Sekretaris ...
Mohamad Yusuf A. H., Lc., M.A., Ph.D. (197504202009121001)
Penguji I ...
Singgih Kuswardono, S.Pd.I., M.A., Ph.D. (197607012005011001)
Penguji II ...
Ahmad Miftahuddin, B.A., M.A. (198205042010121007)
Penguji III/Pembimbing ...
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum.
196202211989012001
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
هتايح لوط لهلجا لذ عرتج ،ةعاس ملعتلا رم قذي لم نم )يعفاشلا(
“Barangsiapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibu tercinta, Alm Bapak Sulihadi dan Ibu Sriyana yang senantiasa mendukung dan mendo’akan saya untuk meraih cita-cita.
2. Kakak-kakakku tercinta, Jumari Iswanto beserta istrinya, Rusmanan beserta istrinya yang selalu saya sayangi dan banggakan.
3. Segenap keluarga besar saya, kakek, nenek, paman, dan bibi serta sepupu- sepupu saya yang senantiasa mendukung dan mendo’akan saya untuk meraih cita-cita.
4. Dosen pembimbingku, Ustadz Ahmad Miftahuddin, B.A, M.A., yang telah mengajarkan ilmu dan dengan sabar membimbingku menyusun skripsi ini.
5. Segenap keluarga Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UNNES, seluruh dosen dan mahasiswa terkhusus angkatan 2016.
6. Segenap sahabat dan teman dekat yang senantiasa dan menemani dalam suka maupun duka.
7. Keluarga besar Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Wal Jama’ah Semarang dan Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar Simo Karanggeneng Lamongan.
8. Para pembaca karya ini.
vi PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang dan segala puji baginya yang telah memberikan nikmat, rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam kesempatan yang bahagia ini peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tersanjung kepada baginda Rasulullah SAW, pencerah alam sekaligus pembimbing umat manusia.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih peneliti haturkan kepada:
1. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
2. Dr. Rina Supriatnaningsih, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam melaksanakan penelitian.
3. Retno Purnama Irawati, S.S., M.A., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, atas persetujuan pengajuan skripsi.
4. Singgih Kuswardono, S.Pd.I., M.A., Ph.D., Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Arab serta sebagai dosen penguji II yang telah memberikan masukan, saran, serta arahan dalam penulisan skripsi ini.
vii
5. Ahmad Miftahuddin, B.A., M.A., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membantu peneliti dalam memberikan pengarahan, dorongan, semangat, dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi.
6. Mohamad Yusuf A. H., Lc., M.A., Ph.D. selaku dosen penguji I yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan bagi peneliti.
7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Dr. Zaim Elmubarok, S.Ag., M.Ag., Mohamad Yusuf Ahmad Hasyim, Lc., M.A., Ph.D., Hasan Busri, S.Pd.I., M.Si., Muchlisin Nawawi, Lc., M.Pd.I., Ahmad Miftahuddin, B.A., M.A., Singgih Kuswardono, S.Pd.I., M.A., Ph.D., Nafis Azmi Amrullah, S.Pd., M.Pd., Zukhaira, S.S., M.Pd., Darul Qutni, S.Pd.I., M.Si., Retno Purnama Irawati, S.s., M.A., dan Nailul Rahmawati, S.Pd., M.Pd.I, yang selalu memberikan ilmu, bimbingan dan motivasi kepada peneliti.
8. Teman-teman PBA 2016 yang telah menemani dan memberikan semangat serta inspirasi pada peneliti dalam keadaan suka maupun duka.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga segala kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang lebih besar dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Amin.
Semarang, 1 Juni 2020
Peneliti
viii SARI
Aziidah, Henis Insyirotul. 2020. Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran (Analisis Morfosintaksis). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa Arab dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Ahmad Miftahuddin, B.A., M.A.,
Kata Kunci: Nomina Agentif Berperilaku Verba, Morfologi, Sintaksis
Nomina Agentif atau dikenal dalam tradisi Arab dengan sebutan ism fa<’il adalah nomina yang menyatakan makna yang melakukan atau terjadi padanya perbuatan. Terdapat beragam bentuk pada slot nomina agentif Arab yang mengikuti model-model pola yang beragam pula pada pembentukannya. nomina agentif (ism fa<’il) bisa berperilaku seperti verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya sama seperti halnya verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kalimat Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran, perilaku, wazan, serta fungsi sintaksis dan ciri gramatikalnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi pustaka (library research). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan teknik sampling pertimbangan (purposive sampling). Instrumen penelitian berupa kartu data dan lembar rekapitulasi. Dan analisis data menggunakan metode padan intralingual.
Hasil dari penelitian ini adalah peneliti hanya mengambil 71 data nomina agentif berperilaku verba yang telah dianalisis berdasarkan pembentukan, wazan (pola), perilaku, fungsi sintaksis serta penanda gramatikal.Berdasarkan wazan (pola) dari 71 data nomina agentif berperilaku verba yang dianalisis dalam Alquran, terdapat 39 data yang mengikuti pola (ٌلِعاَف), 18 data yang mengikuti pola (ُل عُُفُم), 6 data yang mengikuti pola (ُل عَت ف م), 7 data yang mengikuti pola (ُلُعَُفُم), 1 data yang mengikuti pola (ُل عُُفَُت سُُم).Berdasarkan perilaku dari 71 data, terdapat 60 data yang berperilaku meraf’kan dan menashbkan nomina sesudahnya dan 11 data yang berperilaku meraf’kan nomina sesudahnya. Berdasarkan fungsi sintaksisnya, terdapat 25 data yang berkasus nominatif, 24 data yang berkasus akusatif, 22 data yang berkasus genetif. Berdasarkan fungsi sintaksisnya, terdapat tiga kasus dalam data ma’mul nomina agentif berperilaku verba. Yakni 11 data berkasus nominatif, 54 data berkasus akusatif, 6 data berkasus genetif.
Berdasarkan penanda gramatikalnya, dari data yang berkasus nominatif terdapat 17 data berupa d}lammah za>hirah, 8 data berupa wawu, dari data yang berkasus akusatif terdapat 12 data berupa fathah za>hirah, 14 data berupa ya’, dari data yang berkasus genetif terdapat 17 data berupa kasrah za>hirah, 2 data berupa ya’.
Berdasarkan penanda gramatikalnya, dari data ma’mul yang berkasus nominatif, terdapat 10 data berupa d}lammah za>hirah, dari data yang berkasus akusatif terdapat 48 data berupa fathah za>hirah, 1 data berupa fathah muqaddarah, 9 data berupa mabniy ‘ala sukun, dari data yang berkasus genetif terdapat 1 data berupa kasrah za>hirah dan 1 data berupa mabniy ‘ala kasr.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi bahasa Arab ke dalam huruf latin yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987.
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat dalam halaman berikut:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif Tidak
dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب Ba’ B Be
ت Ta’ T Te
ث Tsa’ (s\) Ts Te dan Es
ج Jim J Je
ح Cha’ (H{) Ch Ce dan Ha
خ Kha’ Kh Ka dan Ha
د Dal D De
ذ Dzal (z\) Dz Zet (dengan titik
di atas)
ر Ra’ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan Ye
Bersambung …
x Lanjutan ...
ص Shad (s}) SH Es dan Ha
ض Dlad (d}) Dl De dan El
ط Tha’ (t}) Th Te dan Ha
ظ Zha (z}) Zha Zet dan Ha
ع ‘Ain ‘__ Apostrof terbalik
غ Ghain (g) Gh Ge dan Ha
ف Fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha’ H Ha
ء Hamzah __’ Apostrof
ي Ya’ Y Ye
Hamzah yang berada di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi apapun.
Jika ia terletak di tengah atau di akhir maka ditulis dengan tanda (‘).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Transliterasi vokal tunggal bahasa Arab adalah sebagai berikut:
xi
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ٌَ
ا Fathah A A
ٌ
ِ
ا Kasrah I I
ٌ
ا Dhummah U U
Transliterasi vokal rangkap bahasa Arab adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ٌَ
ى
ي ٌ Fathah dan ya Ai A dan i
ٌ
و َى Fathah dan wau Au A dan u
3. Maddah
Transliterasi maddah (vokal panjang bahasa Arab) adalah sebagai berikut:
Harakat dan Huruf
Nama Huruf
Latin
Nama ي ٌٌَ/ٌاََ Fathah dan alif atau
ya A< A dan garis di
atas
يَِ Kasrah dan ya
I< I dan garis di atas و َ Dhummah dan wau
U< U dan garis di atas Contoh:
تاَم :ma>ta ٌَل يِق :qi>la ت و مَي :yamu>tu 4. Ta marbu>tah
Transliterasi untuk ta marbu>tah ada dua yaitu: ta marbu>tah yang hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dhummah, transliterasinya adalah (t).
Sedangkan ta marbu>tah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah (h).
xii
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbu>tah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbu>tah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh: لاَفْطَ ْلْا ُةَض ْو َر ditulis raudlah al-athfa>l
5. Syaddah (tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid ( ّ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Contoh: اَنَّبَر ditulis rabbana>.
Jika huruf ya (ي) ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ي ى) maka ia ditransliterasikan sepeti huruf maddah. Contoh: ٌ يِلَع ditulis
‘ali> (bukan ‘aliyy atau ‘aly).
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (لا) (alif lam ma’rifah). Dalam pedoman transliterasi seperti biasa al-, baik ketika diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-). Contohnya: س مَّشلا ditulis al-syamsu (bukan asy-syamsu).
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
xiii 8. Huruf Kapital
Walau sistem bahasa Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam tranliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Apabila nama diri didahului oleh kata sandang al-, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebuut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al- ). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sambung al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, DR). Contoh: Wama> Muhammadun illa> rasul.
xiv DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ... x
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan penelitian ... 12
1.4 Manfaat penelitian... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 14
2.1 Tinjauan Pustaka ... 14
2.2 Landasan Teoritis ... 22
2.2.1 Pembentukan Kata Arab ... 22
2.2.2 Nomina Agentif ... 23
2.2.3 Fungsi Sintaksis Arab ... 29
2.2.4 I’rab dan Bina’ ... 38
xv
BAB III METODE PENELITIAN ... 50
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 50
3.2 Data dan Sumber Data ... 51
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.4 Teknik Analisis Data ... 52
3.5 Instrumen Penelitian ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
4.1 Kalimat Berunsurkan Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran ... 66
4.2 Model Pola Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran ... 70
4.3 Perilaku Nomina Agentif Berperilaku Verba dalam Alquran ... 79
4.4 Fungsi Sintaksis Nomina Agentif Berperilaku Verba serta Ma’mulnya dalam Alquran... 84
4.5 Penanda Gramatikal Nomina Agentif Berperilaku Verba serta Ma’mulnya dalam Alquran ... 114
xvi
BAB V PENUTUP ... 137
5.1 Kesimpulan... 137
5.2 Saran ... 139
DAFTAR PUSTAKA ... 141
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 144
xvii
DAFTAR TABEL PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka ... 19 Tabel 2. 1 Model Pola Nomina Agentif ... 45 Tabel 3. 1Format Kartu Data ... 54 Tabel 3. 2 Lembar Rekapitulasi Model Pola
Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 57 Tabel 3. 3 Lembar Rekapitulasi Perilaku
Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 58 Tabel 3. 4 Lembar Rekapitulasi Kasus dan Fungsi Nomina Agentif
Berperilaku Verba ... 58 Tabel 3. 5 Lembar Rekapitulasi Kasus dan Fungsi Ma’mul
Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 59 Tabel 3. 6 Lembar Rekapitulasi Penanda Gramatikal Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 62 Tabel 3. 7 Lembar Rekapitulasi Penanda Gramatikal Ma’mul
Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 64 Tabel 4. 1Nomina Agentif Berperilaku Verba yang
Mengikuti Pola (ٌلِعاَف) ... 71 Tabel 4. 2Nomina Agentif Berperilaku Verba yang
Mengikuti Pola (ٌلٌِعٌفٌم) ... 74 Tabel 4. 3Nomina Agentif Berperilaku Verba yang
Mengikuti Pola (ٌلِعَت ف م) ... 75 Tabel 4. 4 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang
Mengikuti Pola (ٌلٌِعٌَفٌم) ... 77 Tabel 4. 5 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang
xviii
Mengikuti Pola (ٌلٌِعٌفٌَت سٌٌم)... 78 Tabel 4. 6 Lembar Rekapitulasi Wazan (Pola) Nomina Agentif
Berperilaku Verba ... 79 Tabel 4. 7 Nomina Agentif Berperilaku Menashbkan Nomina... 80 Tabel 4. 8 Nomina Agentif Berperilaku Meraf’kan Nomina ... 83 Tabel 4. 9 Lembar Rekapitulasi Perilaku Nomina Agentif
Berperilaku Verba ... 85 Tabel 4. 10 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Khabar ... 86 Tabel 4. 11 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Khabar Inna dan saudaranya ... 87 Tabel 4. 12 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Na’t ... 88 Tabel 4. 13 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai ‘Atf ... 89 Tabel 4. 14 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Maf’ul bih ... 91 Tabel 4. 15 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Cha<l ... 92 Tabel 4. 16 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Na’t ... 94 Tabel 4. 17 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Khabar ka<na ... 95 Tabel 4. 18 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Atf ... 97 Tabel 4. 19 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Majru<r... 98
xix
Tabel 4. 20 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai ‘Atf ... 99 Tabel 4. 21 Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi
Sintaksis Sebagai Mudhaf ilaih ... 101 Tabel 4. 22 Lembar Rekapitulasi Fungsi Sintaksis Nomina Agentif
Berperilaku Verba ... 101 Tabel 4. 23 Ma’mul Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi Sintaksis Sebagai Fa>’il (agent) ... 104 Tabel 4. 24 Ma’mul Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi Sintaksis Sebagai Maf’ul bih ... 106 Tabel 4. 25 Ma’mul Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi Sintaksis Sebagai Maf’ul muthlaq ... 109 Tabel 4. 26 Ma’mul Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi Sintaksis Sebagai Majru<r... 110 Tabel 4. 27 Ma’mul Nomina Agentif Berperilaku Verba yang Berfungsi Sintaksis Sebagai Mudhaf ilaih ... 112 Tabel 4. 28 Lembar Rekapitulasi Fungsi Sintaksis Ma’mul
Nomina Agentif Berperilaku Verba ... 112 Tabel 4. 29 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Dlammah Zhahirah ... 115 Tabel 4. 30 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatika Wawu... 117 Tabel 4. 31 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Fathah Zhahirah... 118 Tabel 4. 32 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal Ya’ ... 120 Tabel 4. 33 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Kasrah Zhahirah ... 122 Tabel 4. 34 Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal ya’ ... 124
xx
Tabel 4. 35 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Dlammah Zhahirah ... 126 Tabel 4. 36 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Fathah Zhahirah... 128 Tabel 4. 37 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Fathah Muqaddarah ... 131 Tabel 4. 38 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Mabniy ‘ala Sukun... 132 Tabel 4. 39 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Kasrah Zhahirah ... 133 Tabel 4. 40 Ma’mul Nomina Agentif dengan Penanda Gramatikal
Mabniy ‘Ala Kasr ... 134 Tabel 4. 41 Lembar Rekapitulasi Penanda Gramatikal
Nomina Agentif Berperilaku verba... 135 Tabel 4. 42 Lembar Rekapitulasi Penanda Gramatikal Ma’mul
Nomina Agentif Berperilaku verba... 135
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Kartu Data ... 144 LAMPIRAN 2: Biodata Peneliti... 214
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Slot adalah tempat suatu konstruksi diklasifikasikan dalam suatu kelas/kategori tertentu (Crystal dalam Kuswardono 2017 : 77). Konsep slot dapat disepadankan dengan shi<ghah dalam bahasa Arab. Shi<ghah dalam derivasi leksikal Arab merupakan klasifikasi bentuk kata berdasarkan kesesuaian maknanya atau ciri formalnya. Slot derivasi leksikal dibedakan dari slot derivasi fleksional. Slot derivasi leksikal merupakan wadah dari hasil yang bekerja pada prinsip perubahan bentuk dasar (akar) menjadi kata baru. Perubahan bentuk mengakibatkan perubahan makna secara paradigmatik. Sedangkan slot derivasi fleksional merupakan wadah dari hasil yang bekerja pada prinsip perubahan dari kata menjadi bentuk kata lainnya menyesuaikan atau berkonkordansi dengan kata lainnya akibat hubungan gramatikal (sintaksis). Perubahan mengakibatkan perubahan fungsi secara sintagmatik. Terdapat beberapa slot atau shighah utama derivasi leksikal Arab dan salah satunya adalah nomina agentif (Kuswardono 2017 : 77-78).
Nomina Agentif atau dikenal dalam tradisi Arab dengan sebutan ism fa<’il adalah nomina yang menyatakan makna yang melakukan atau terjadi padanya perbuatan ‘dasar’ yang berarti pekerjaan, perbuatan, kejadian, keadaan. Nomina ini bersifat tentatif selama pekerjaan atau perbuatan itu dilakukan (Kuswardono 2017 : 85).
Dalam bahasa Arab ism fa<’il didefinisikan sebagai nomina derivatif yang bermakna ‘yang melakukan suatu perbuatan’ (El Dahdah dalam Kuswardono 2012 : 235). Di antara contoh nomina agentif (ism fa<’il) dalam Alquran yaitu :
ٌلمعٌنمو احلاص
ٌ نودهميٌمهسفنلأف
(
Ar Ruum : 44
)
Kata (احلاص) merupakan ism fa<’il yang mengikuti wazan (لعاف) karena termasuk tsula<tsi< mujarrad (trilateral monomorphemic word)dari fi’l madli (verba perfektum) (حلص).
ٌمهرثكأٌناك نيكرشم
(
42 Ar Ruum :
)
Kata (نيكرشم) merupakan ism fa<’il yang mengikuti wazan (لعفم) karena termasuk tsula<tsi< mazi<d (ruba<’iy) (trilateral polymorphemic word)dari fi’l madli (verba perfektum) (كرشأ). Adapun cara pembentukannya yaitu mengikuti wazan fi’l mudlo<ri’nya dengan menggantikan huruf mudlo<ro’ah menjadi mim yang didlammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir.
Dalam kajian morfologis cara membuat ism fa<’il (nomina agentif) dengan mengikuti wazan (لعاف) jika berbentuk tsula<tsi< mujarrad (trilateral monomorphemic word) (verba yang terdiri dari hanya tiga konsonan radikal),
sedangkan jika berbentuk ghoiru tsula<tsi<, maka mengikuti wazan fi’l mudlo>ri’nya dengan menggantikan huruf mudlo<ro’ah menjadi mim yang didlammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir (Busyro 2017 : 193).
Terdapat beragam bentuk pada slot nomina agentif Arab yang mengikuti model-model pola yang beragam pula pada pembentukannya (El Dahdah dalam Kuswardono 2017 : 85), di antaranya sebagai berikut :
ٌ,لعافتمٌ ,ل عفتمٌ ,لعافمٌ ,لع فمٌ ,ل عفمٌ ,ليعفٌ ,لعاف
ٌ,ل وعفمٌ ,لعوعفمٌ ,لعفتسمٌ , لعفمٌ ,لعتفمٌ ,لعفنم
ٌ,لِيعفتمٌ ,لِوعفتمٌ ,لعوفتمٌ ,للعفتمٌ ,للعفمٌ , لاعفم
ٌللعفمٌ,للنعفم
ٌ
Dalam kajian sintaksis, nomina agentif (ism fa<’il) bisa berperilaku seperti verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya sama seperti halnya verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya.
Nomina agentif (Ism fa<’il) itu ada kalanya diawali prefiks artikula (لا) dan adakalanya tidak diawali prefiks artikula (لا). Apabila tidak diawali prefiks artikula (لا), dapat berperilaku seperti verba, yaitu dapat menjadikan nomina setelahnya berkasus nominatif dan menjadikan nomina setelahnya berkasus akusatif dengan syarat tidak berada dalam zaman madli dan harus berada dalam salah satu dari beberapa keadaan, ketentuan tersebut berlaku secara mutlak dan hal tersebut bisa diketahui dari segi konteks kalimat dan makna yang terkandung (Ibnu Aqil 2009 : 545). Terdapat beberapa ketentuan yang berlaku secara mutlak jika dilihat dari aspek gramatika agar nomina agentif bisa berperilaku seperti verba. Di antaranya :
(1) Terletak sesudah istifha<m (kata tanya), contoh :
اًر مَعٌ د يَزٌ بِراَضٌَا
Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah istifha<m (أ) amalnya yaitu menashabkan kata (ارمع) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
Adapun contoh lain dalam Alquran :
ٌىَل عٌاًّبِك مٌ يِش مَّيٌ نَمَفَأ :كلملا(ٌِهِه جَو
22 )
Kata (اًّبِك م) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah istifha<m (أ) amalnya yaitu menashabkan secara mahall kata (ٌِهِه جَوٌ ىَل ع) yang berkedudukan sebagai jer majrur
(2) Terletak sesudah huruf nida, contoh :
ًٌ
عِلاَطٌاَي
ًٌ
لَبَجٌا
Kata (اعلاط) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nida’ (اي) amalnya yaitu menashabkan kata (لبج) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
Adapun contoh lain dalam sya’ir dalam kitab maulid diba’:
ٌ
عاَدٌَّل كٌاًث يِغ مٌاَي Kata (اًث يِغ م) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nida’ (اي) amalnya yaitu menashabkan kata (ٌعاَدٌ َّل ك) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(3) Terletak sesudah nafi, contoh :
اًر مَعٌ د يَزٌ بِراَضٌاَم
Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nafi< (ام) amalnya yaitu menashabkan kata (ارمع) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
Adapun contoh lain dalam Alquran :
(ٌِن و دَه شَتٌىَّتَحٌاًر مَأًٌةَعِطاَقٌ ت ن كٌاَم :لمنلا
22 )
ٌ
Kata (ًٌةَعِطاَق) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nafi< (ام) amalnya yaitu menashabkan kata (اًر مَأ) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(4) Berkedudukan sebagai na’t, contoh :
اًد يَزٌ بِراَضٌ ل جَرِبٌ ت رَرَم Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai na’t amalnya yaitu menashabkan kata (اديز) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
Adapun contoh lain dalam Alquran :
اَه ن و َلٌ عِقاَفٌ ءآَر فَصٌ ةَرَقَبٌاَهَّنِإ
ٌ
Kata (ٌعِقاَف) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai na’t amalnya yaitu meraf’kan kata (اَه ن و َل) yang berkedudukan sebagai fa<’il
(5) Berkedudukan sebagai ha<l, contoh :
اًسَرَفٌاًبِكاَرٌ د يَزٌَءاَج
Kata (ابكار) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai ha<l amalnya yaitu menashabkan kata (اسرف) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
Adapun contoh lain dalam Alquran :
:نامقل(ٌَن يِدلاٌ ه َلٌَن يِصِل خ مٌالله وَعَد 22
)
ٌ
Kata (ٌَن يِصِل خ م) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai ha<l amalnya yaitu menashabkan kata (ٌَن يِدلا) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
(6) Berkedudukan sebagai khabar mubtada, contoh :
اًر مَعٌ بِراَضٌ د يَز
ٌ
Kata (ٌبِراَض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai khabar mubtada amalnya yaitu menashabkan kata (اًر مٌَع) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
Adapun contoh lain dalam Alquran :
:رجحلا(ٌ ن و ن سَمٌ إَمَحٌ نِمٌ لاَص لَصٌ نِمٌاًرَشَبٌ قِلاَخٌ يِ نِإ 22
)
ٌ
Kata (ٌقِلاَخ) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai khabar inna amalnya yaitu menashabkan kata (اًرَشَب) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
Nomina agentif (Ism fa<’il) dapat berperilaku karena keserasiannya dengan verba yang menjadi maknanya dengan berdasarkan waktu terjadinya suatu pekerjaan atau ketuntasan dari suatu pekerjaan, yaitu verba kala-kini mendatang.
Apabila nomina agentif mengandung makna lampau, tidak dapat berperilaku karena
tidak mempunyai keserasian dengan verba yang menjadi maknanya. Dengan demikian hanya menyerupai verba dari segi maknanya saja sedangkan dari segi lafadznya tidak. Maka tidak boleh mengatakan ٌِس مَاٌ اًد يَزٌ بِراَضٌ اَذَه tetapi dengan mengatakan ِس ٌمَاٌ د يَزٌ بِراَضٌاَذَه (Ibnu Aqil 2009 : 545).
Apabila ism fa<’il (nomina agentif) diawali prefiks artikula (لا)ism maushul maka bisa berperilaku tanpa ketentuan yakni tidak perlu diawali beberapa ketentuan atau syarat seperti yang telah disebutkan sebelumnya serta bisa berperilaku baik dalam keadaan mempunyai makna lampau ataupun makna kala kini mendatang ( Arra’ini, tth : 349). Seperti pada surah An nazi’at ayat 2 (اطشنٌتاطشانلاو).
Peneliti akan melakukan penelitian dari segi kajian morfologi dan sintaksisnya, dari segi morfologi peneliti akan membahas model pola dan pembentukan kata nomina agentif berperilaku verba dan dari segi sintaksis peneliti akan membahas fungsi suatu kata dalam kalimat serta penanda gramatikalnya.
Kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu mengenai bentuk kata atau ilmu tata bentuk’. Dalam bidang linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer dalam Kuswardono, 2017 : 2)
Menurut Arifin dalam Kuswardono (2017 : 2) morfologi ialah ilmu bahasa tentang seluk beluk bentuk kata (struktur kata). Menurut Kridalaksana dalam Kuswardono (2017 : 2) morfologi adalah (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya, (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem.
Morfologi atau Ilmu sharf disebut juga ilmu mufradat atau ilmu perbendaharaan kata, yaitu dalil-dalil yang memberikan kepada kita tentang keadaan kata-kata sebelum tersusun dalam kalimat atau ilmu yang membahas bentuk dan kata-kata dalam bahasa Arab serta aspek-aspeknya sebelum tersusun dalam kalimat (Irawati 2013 : 101).
Sedangkan kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun ‘dengan’ dan tattein
‘menempatkan’. Istilah tersebut secara etimologis berarti menempatkan bersama- sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat. Dapat juga dikatakan secara harfiah kata ‘sintaksis’ mempunyai arti penataan bersama atau pengaturan (Ramdiani 2014 : 115).
Sintaksis dalam bahasa Arab disepadankan dengan istilah al nachw.
Menurut Makarim dalam Kuswardono (2018 : 44) nachw adalah sebuah kajian gramatikal yang fokus bahasannya adalah fenomena berubah atau tetapnya bunyi akhir sebuah kata setelah masuk dalam struktur yang lebih besar yang disebabkan oleh relasi tertentu antarkata dalam struktur tersebut atau dalam bahasa Arab disebut i’ra<b (bila terjadi perubahan) dan bina<’ (bila tidak terjadi perubahan).
Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti akan menganalisis kata yang berunsurkan nomina agentif berperilaku verba dari segi pembentukan kata dan fungsinya dalam suatu kalimat serta ciri gramatikalnya.
Peneliti tertarik dengan pembahasan ini karena tidak semua nomina agentif dapat berperilaku verba. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Alquran sebagai objek penelitian. Alquran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril dengan membawa dua misi,
pertama menjadi alat bukti kebenaran Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT, dan kedua menjadi pedoman hidup manusia. Misi yang pertama disebut mukjizat, dan yang kedua disebut misi hukum (Syihabudin 2010 : 837).
Ketika Alquran diturunkan, tentunya ia memberikan pengaruh terhadap bahasa Arab, bahasa yang terpilih untuk menyampaikan kalam-Nya, diantaranya : (1) Alquran memperindah dan menghias lafadz Arab (2) muncul makna baru dalam lafadz bahasa Arab untuk mencocokkan dan memahamkan syariat Islam (3) terjaganya bahasa Arab dari kepunahan (4) tersebarnya bahasa Arab ke seluruh penjuru dunia. Di mana saja dijumpai Islam maka akan dijumpai bahasa Arab dan tidak tersisa permukaan bumi ini kecuali telah sampai syiar Islam kepadanya (5) bahasa Alquran ini dikuatkan pula dengan kesatuan lahjah yaitu lahjah Quraisy (6) barulah dari bahasa Arab ini berkembang ilmu-ilmu diniyyah seperti ilmu tafsi<r,’ulumul hadits, fiqh, dan ushul fiqh (7) dan dari bahasa Arab ini juga muncul ilmu-ilmu tentang kaidah bahasa Arab seperti nahwu, sharf (Musgamy 2014 : 38- 39).
Sejak bahasa Arab yang tertuang di dalam Alquran didengungkan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik yang tertinggi, yang tiada taranya (Arsyad 2013 : 6).
Peneliti memilih Alquran sebagai objek penelitian karena Alquran menjadi sumber rujukan pertama dan pedoman hidup umat islam serta di dalamnya terdapat nomina agentif yang berperilaku verba dengan kasus,fungsi sintaksis dan penanda
gramatikal yang berbeda. Berikut merupakan contoh dari nomina agentif yang berperilaku verba dalam Alquran.
Contoh :
Dalam al Quran surah Az Zumar ayat 20 (ٌهلٌ اصلخمٌ اللهٌ دبعاف نيدلا), Dalam surah An Naml ayat 32 ( ىتحٌارمأٌةعطاقٌتنكامٌ نودهشت), Dalam surah An Nazi’at ayat 2 (اطشنٌتاطشانلاو).
Kata (اصلخم) pada surah Az Zumar ayat 20 tersebut bisa dianalisis dari segi morfosintaksis, secara morfologis asal pembentukan ism fa<’il (nomina agentif) (اصلخم) adalah dari model pola nomina agentif (لعفم) dari jenis fi’l ghoiru tsula<tsi< (ruba<’iy), adapun pembentukannnya yaitu dengan menggantikan huruf mudlo<ro’ah menjadi mim kemudian didlammahkan. Sedangkan secara sintaksis kata (اصلخم) berkasus akusatif dengan mempunyai fungsi sintaksis (لاح) yang ditandai dengan desinens tampak )desinens bunyi vokal pendek /a/ dengan nunasi atau disebut (نيتحتف)karena ism mufrod. Nomina agentif (اصلخم)pada ayat di atas bisa berperilaku yakni menashabkan ma’mu<lnya atau nomina sesudahnya yakni kata (نيدلا)karena mencakup salah satu syarat yaitu berkedudukan sebagai ha<l, kata (نيدلا)berkasus akusatif dengan mempunyai fungsi sintaksis (هبٌلوعفم) yang ditandai dengan desinens tampak (desinens bunyi vokal pendek /a/ atau disebut (ةرهاظٌةحتف)karena ism mufrod.
Kata (ةعطاق) pada surah An Naml ayat 32 tersebut bisa dianalisis dari segi morfosintaksis, secara morfologis asal pembentukan ism fa<’il (nomina agentif)
(ةعطاق) adalah dari model pola nomina agentif (ةلعاف) dari jenis fi’l tsula<tsi< mujarrad. Adapun pembentukannya yaitu dari fi’l ma<dli عطق kemudian ditambahkan alif. Sedangkan secara sintaksis kata (ةعطاق)berkasus akusatif yang mempunyai fungsi sintaksis (ناكٌربخ) dengan ditandai dengan desinens tampak ( desinens bunyi vokal pendek /a/ dengan nunasi atau disebut (نيتحتف)karena ism mufrod. Nomina agentif (ةعطاق) bisa berperilaku yakni menashabkan ma’mu<lnya atau nomina sesudahnya yakni kata (ارمأ)karena mencakup salah satu syarat yaitu didahului nafi
,
kata(ارمأ)berkasus akusatif yang mempunyai fungsi sintaksis (هبٌ لوعفم) yang ditandai dengan desinens tampak (desinens bunyi vokal pendek /a/ dengan nunasi atau disebut (نيتحتف)karena ism mufrod.
Kata (تاطشانلا) pada surah An Nazi’at ayat 2 bisa dianalisis dari segi morfosintaksis, secara morfologis asal pembentukan ism fa<’il (nomina agentif) (تاطشان) adalah dari model pola nomina agentif (لعاف) dari jenis fi’l tsula<tsi< mujarrad. Adapun pembentukannya yaitu dari fi’l ma<dhi طشن kemudian ditambahkan alif. Sedangkan secara sintaksis kata (تاطشانلا)berkasus genetif yang mempunyai fungsi sintaksis (مسقلاٌ فرحبٌ رورجم) dengan ditandai dengan desinens tampak ( desinens bunyi vokal pendek /i/ atau disebut (ةرهاظٌ ةرسك)karena ism jama’ muannats salim. Nomina agentif (تاطشانلا) bisa berperilaku yakni menashabkan ma’mulnya atau nomina
sesudahnya yakni kata (اطشن)karena mencakup salah satu syarat yaitu didahului al
,
kata (اطشن)berkasus akusatif yang mempunyai fungsi sintaksis (ٌلوعفمقلطم) yang ditandai dengan desinens tampak (desinens bunyi vokal pendek /a/
dengan nunasi atau disebut (نيتحتف)karena ism mufrod.
Oleh karena itu, berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti nomina agentif (ism fa<’il) yang bisa berperilaku sebagaimana verbanya dalam Alquran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kalimat apa saja yang berunsurkan nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran?
2. Bagaimana wazan dan pembentukan nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran?
3. Bagaimana perilaku nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran?
4. Bagaimana kasus dan fungsi sintaksis nomina agentif berperilaku verba dan yang dipengaruhinya dalam Alquran?
5. Bagaimana penanda gramatikal nomina agentif berperilaku verba dan yang dipengaruhinya dalam Alquran?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kalimat yang berunsurkan nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran.
2. Mengetahui wazan dan pembentukan nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran.
3. Mengetahui perilaku nomina agentif berperilaku verba dalam Alquran.
4. Mengetahui kasus dan fungsi sintaksis nomina agentif yang berperilaku verba dan yang dipengaruhinya dalam Alquran.
5. Mengetahui penanda gramatikal nomina agentif yang berperilaku verba dan yang dipengaruhinya dalam Alquran.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengkaji nomina agentif (ism fa<’il) yang berperilaku verba dalam Alquran diharapkan mampu memberikan manfaat dalam dua aspek utama, baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat secara teoritis mengacu pada keilmuan sedangkan manfaat secara praktis lebih mengarah pada telaah fungsional.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan sebagai masukan dan ide bagi pembelajar bahasa Arab yang berkaitan dengan ilmu sharf dan ilmu nahwu tentang nomina agentif yang berperilaku verba.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat diharapkan memberi manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi pembelajar bahasa Arab, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang nomina agentif yang berperilaku verba yang terdapat dalam Alquran secara morfologis maupun sintaksis yaitu yang berupa perubahan kata dan perubahan penanda gramatikal dalam bahasa Arab.
2. Bagi pengajar bahasa Arab, penelitian ini memberikan sumbangsih dalam pembelajaran bahasa Arab tentang morfologis dan sintaksis, khususnya tentang nomina agentif yang berperilaku verba dalam Alquran.
3. Bagi peneliti bahasa Arab, penelitian ini dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya pengembangan penghetahuan yang berhubungan dengan linguistik Arab.
4. Bagi pembaca, penelitian ini menambah pengetahuan tentang morfologi dan sintaksis khususnya tentang nomina agentif yang berperilaku verba dalam Alquran.
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini, diuraikan tentang tinjauan pustaka dan landasan teoretis.
Tinjauan pustaka memuat penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki relevan dengan penelitian ini. Sedangkan landasan teoretis berisi teori-teori yang mendukung penelitian ini.
2.1 Tinjauan Pustaka
Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti berkenaan dengan topik penelitian ini antara lain oleh Alif Anharul Fahmi (2018), Ani Suryani (2018), Maulidatul Karimah (2019).
Fahmi (2018) melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul
“Sifah Musyabahah (Similar Quality) dalam Alquran (analisis morfosintaksis)”.
Penelitian yang dilakukan oleh fahmi ini membahas tentang sifat musyabahah yang ada dalam Alquran. Hasil penelitian yang ditemukan adalah peneliti menemukan 2200 data sifah musyabahah dan hanya mengambil 100 sampel data yang dianalisis.
Adapun 100 data yang dianalisis tersebut, ditemukan 12 data mengikuti wazan (ٌَلِع ف), 9 data mengikuti wazan (لعفأ) 5 data mengikuti wazan (نلعف) 8 data mengikuti wazan (لاعف) 5 data mengikuti wazan (لاعف) 6 data yang mengikuti wazan (لعف) 4 data mengikuti wazan (لعف) 3 data mengikuti wazan (لعف) 5 data mengikuti wazan (لعاف) 20 data mengikuti wazan (ليعف) 5 data mengikuti wazan (لوعف) dan 8 data mengikuti wazan (لعيف). Berdasarkan asal verba (fi’l) pembentukannya, dari 100 data yang dianalisis ditemukan sebanyak 45 data yang
asal fi’l-nya mengikuti wazan (ٌَلِعَف), 28 data yang asal fi’l-nya mengikuti wazan (ٌَل عَف), dan 27 data yang asal fi’l-nya mengikuti wazan (ٌَلَعَف). Sedangkan berdasarkan fungsi sintaksisnya, dari 100 data tersebut dibagi menjadi tiga kasus, yaitu terdapat 35 data berkasus nominatif, 47 data berkasus akusatif, dan 18 data berkasus genetif.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Fahmi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam kajian dan objek penelitiannya yaitu sama- sama meneliti morfologi dan sintaksis bahasa Arab serta mengambil objek penelitian dalam Alquran, selain itu keduanya juga memiliki kesamaan pada jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dan desain penelitian yaitu kepustakaan (library research). Sedangkan untuk perbedaannya adalah penelitian yang
dilakukan oleh fahmi mengkaji sifah musyabahah sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Ism Fa<’il yang Beramal.
Suryani (2018) telah melakukan sebuah penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Ism Tafdhil dalam Alquran juz 1 sampai 10 (analisis morfosintaksis)”. Adapun hasil penelitian adalah bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan 194 data temuan, namun dalam penelitiannya hanya mengambil 100 sampel. Berdasarkan jenis perubahan morfologis dalam pembentukan ism al-tafdhi>l, dari 100 sampel data ism al-tafdhi>l, terdapat 84 data ism tafdhi>l yang pembentukannya melalui bentuk dasar mengikuti model pola ٌلَع فَأ, 9 data mengikuti pola ىَل عَف, dan 7 data yang pembentukannya melalui perubahan dari bentuk dasar menjadi slem nomina original (mashdar) dengan disertai penambahan ism al-tafdhi>l dari lafal yang memenuhi syarat
pembentukan ism al-tafdhi>l secara langsung. Berdasarkan jenis pola struktur ism al-tafdhi>l terdapat 66 tidak berupa murakkab idha>fi> dan tidak dibubuhi لا, 15 data dibubuhi لا, 2 data berupa murakkab idha>fi> dengan mudhaf ilaih-nya berupa nomina indefinite (nakirah), dan 17 data berupa murakkab idha>fi> dengan mudhaf ilaih-nya berupa nomina definit (ma’rifat). Berdasarkan jenis tingkat perbandingan ism al-tafdhi>l, ditemukan 66 data merupakan ism al-tafdhi>l yang berbentuk komparatif dan 34 data merupakan ism al-tafdhi>l yang berbentuk superlatif.
Berdasarkan fungsi sintaksisnya, terdapat 53 data menempati fungsi sintaksis sebagai khabar, 12 data menempati fungsi ma’thu>f, 9 data menempati fungsi sintaksis sebagai na’t, 8 data menempati fungsi sintaksis sebagai khabar ka>na, 6 data menempati fungsi sintaksis sebagai maf’u>l bih, 6 data menempati fungsi sintaksis sebagi majru>r, 3 data menempati fungsi sintaksis sebagai ism inna, 1 data menempati fungsi sintaksis sebagai khabar inna, 1 data menempati fungsi sintaksis sebagai fa>’il, 1 data menempati fungsi sintaksis sebagai mudhaf ilaih, dan 1 data sebagai badal. Berdasarkan ciri gramatikalnya, dalam penelitian ini terdapat 61 data ism al-tafdhi>l ber’irab raf’ (berkasus nominatif), 22 data ism al-tafdhi>l beri’ra>b nasb (berkasus akusatif), 16 data ism al-tafdhi>l beri’ra>b ja>r (berkasus genetif), dan 1 data ism al-tafdhi>l mah}al raf’ (menempati tempatnya raf’), Dan 61 data ism al-tafdhi>l yang beri’ra>b raf’ (berkasus nominatif), peneliti menemukan 50 data desinennya berupa harakat dhummah, 9 data desinennya berupa dhummah muqaddarah, 1 data desinennya berupa h}arf waw dan 1 data desinennya berupa h}arf alif. Adapun dari keseluruhan data ism al-tafdhi>l yang beri’ra>b nasb (berkasus akusatif), peneliti menemukan 18 data desinennya berupa harakat fathah dan 4
data desinennya berupa fathah muqaddarah, sedangkan dari 16 data ism al-tafdhi>l yang ber’irab ja>r (berkasus genetif), peneliti menemukan 7 data desinennya berupa harakat kasrah, 6 data desinennya berupa kasrah muqaddarah, 2 data desinennya berupa harakat fathah, dan 1 data desinennya berupa h}arf ya.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Suryani dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam kajiannya yaitu sama-sama meneliti morfologi dan sintaksis bahasa Arab, selain itu keduanya memiliki kesamaan pada jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dan desain penelitian yaitu kepustakaan (library research). Sedangkan untuk perbedaannya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Suryani mengkaji ism al-tafdhi>l sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Ism Fa<’il yang Beramal, kemudian Suryani mengambil data dari Alquran juz 1 sampai 10, sedangkan peneliti mengambil data dari Alquran juz 1-30.
Karimah (2019) telah melakukan sebuah penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Mashdar Fi’l Tsula>tsi> Mujarrad dalam Alquran Juz 28 sampai 30 (Analisis Morfosintaksis). Adapun hasil penelitian adalah mashdar fi’l tsula>tsi>>
mujarrad dalam al Quran juz 28-30 ditemukan sebanyak 430 data secara keseluruhan, namun hanya mengambil 80 data untuk dianalisis. Berdasarkan jenis mashdar fi’l tsula>tsi> mujarrad dari 80 data yang dianalisis ditemukan sebanyak 41 data yang termasuk bentuk qiya>si> yaitu ٌ، ل مَحٌ، ع يَبٌ، ةَراَجِتٌ، ل ضَفٌ، ر شَح
ٌ، ط وَسٌ ، لصَفٌ ، ل وَقٌ ،ٌّقَشٌ ،ٌّبَصٌ ، ق لَخٌ ، ق رَفٌ ، س خَبٌ ، ر كَمٌ ، د رَحٌ ، ع مَس
ٌ، ظ يَغٌ، ت وَمٌ، لَجَأٌ، ماَيِصٌ، ح تَفٌ، ر صَنٌ، د يَكٌ، ع مَجٌ، ح دَقٌ، ر مَأٌ، ل كَأ
ٌَجَعٌ، راَرِفٌ، دو ج سٌ، رو ف نٌ، ب يَغ
، رو ب ثٌ، م وَنٌ، رو ك شٌ، ضَرَمٌ، قَهَرٌ، ب
ٌ
ف وَخٌ، ر يَخٌ، ز وٌَ فٌ، دو ع ق dan 39 data yang termasuk bentuk sima>’i> yaitu ٌ، ر كِذ
ٌ، نآر قٌ، ةَعاَفَشٌ، طَطَشٌ، ماَعَطٌ، رو ر غٌ، رَصَبٌ، لَمَعٌ، باَتِكٌ، م ك حٌ، ءَلَج
ٌ ، ماَتِخٌ ، ةَم حَرٌ ، كل مٌ ، ناَيَب
ٌ، م لِعٌ ، ن ذِإٌ ،ىَد هٌ ، ر زِوٌ ،ٌّب حٌ ، دو ه ش
ٌ، ةَم عَنٌ، ةَّلِذٌ، ر س عٌ، ةَح يَصٌ، لَلَضٌ، ةَب هَرٌ،ٌّلِغ، ناَو ضِرٌ، ب ع رٌ، بِذَك، م ثِإ . ةَلَصٌ، ر س خٌ، ةاَكَزٌ، ةاَيَحٌ، داَسَفٌ، تاَب س. Dari 80 data tersebut mengikuti beberapa wazan yaitu: ل عَف, ةلاَعِف, ٌلَعَف, لو ع ف, لاَعِف, لعِف, ل ع ف, لِعَف, لَعَف, لاَعَف, لاَع ف, نَل عِف, نَل ع ف, ةَل عَف, ةَل عٌِف, ة َلاَعَف. Berdasarkan fungsi sintaksisnya, terdapat 3 data berupa mubtada’ (topic), 5 data berupa khabar (comment), 1 data berupa khabar inna (comment of indeed), 4 data berupa fa>’il (agent), 2 data berupa na’t (descriptive), 6 data berupa ‘atf (attracted), 20 data berupa maf’u>l bih (direct patient), 9 data berupa maf’u>l muthlaq (absolute patient), 1 data berupa ism inna (noun of indeed), 4 data berupa tamyi>z (distinctive), 19 data berupa majru>r, dan 6 data berupa mudha>f ‘ilaih (annexation). Berdasarkan penanda gramatikalnya, terdapat 15 data berupa d}ummah za>hirah, 39 data berupa fathah za>hirah, 25 data berupa kasrah za>hirah, dan 1 data berupa kasrah muqaddarah.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Karimah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam kajiannya yaitu sama-sama meneliti morfologi dan sintaksis bahasa Arab, selain itu keduanya memiliki kesamaan pada jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dan desain penelitian yaitu kepustakaan (library research). Sedangkan untuk perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryani mengkaji Mashdar Fi’l Tsula>tsi> Mujarrad sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Ism Fa<’il yang Beramal, kemudian
Karimah mengambil data dari Alquran juz 28-30, sedangkan peneliti mengambil data dari Alquran juz 1-30.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif ini memiliki beberapa persamaan serta perbedaan dengan penelitian-penelitian kualitatif sebelumnya. Untuk lebih memudahkan dalam melihat relevansi dengan penelitian yang sebelumnya, berikut disajikan Tabel 2.1 yang berupa persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Tabel 2. 1 Persamaan dan Perbedaan
No. Nama Judul Persamaan Perbedaan
1. Alif Anharul Fahmi (2013)
Sifah Musyabahah (Similar Quality) dalam Alquran (analisis
morfosintaksis)
Jenis Penelitian:
Kualitatif
Desain penelitian:
kepustakaan (library research) Data : Ism
Sumber Data : Alquran Instrumen
penelitian: kartu data
Data penelitian:
Sifah
musyabahah sedangkan
penelitian ini meneliti tentang Ism Fa<’il yang Beramal
Bersambung …
Lanjutan …
No Nama Judul Persamaan Perbedaan
2. Ani Suryani (2018)
Ism Tafdhi>l dalam Alquran juz 1 sampai 10 (analisis morfosintaksis)
Jenis Penelitian:
Kualitatif
Desain penelitian:
kepustakaan (library research) Data : Ism
Instrumen
penelitian: kartu data
Data penelitian:
Ism Tafdhi>l sedangkan
penelitian ini meneliti tentang Ism Fa<’il yang Beramal
Sumber Data : penelitian Suryani adalah Alquran
juz 1-10,
sedangkan
penelitian ini adalah Alquran juz 1-30
3. Maulidatul Karimah (2019)
Mashdar Fi’l Tsula>tsi> Mujarrad dalam Alquran Juz 28 sampai 30 (Analisis
Morfosintaksis)
Jenis Penelitian:
Kualitatif
Desain penelitian:
kepustakaan (library research) Data : Ism
Instrumen
penelitian: kartu data
Data penelitian:
Mashdar Fi’l Tsula>tsi> Mujarrad sedangkan
penelitian ini meneliti tentang Ism Fa<’il yang Beramal
Sumber Data : penelitian
Karimah adalah Alquran juz 28- 30, sedangkan penelitian ini adalah Alquran juz 1-30
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang akan diteliti ini belum ada sebelumnya, walaupun diketahui bahwa penelitian ini memiliki kajian serta jenis penelitian yang sama namun pada objek kajiannya berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Nomina Agentif yang Berperilaku Verba (Ism Fa>’il yang Beramal) dalam Alquran (analisis morfosintaksis)”.
2.2 Landasan Teoritis
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini mengambil beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini.
Penelitian ism fa<’il yang beramal ini mengacu pada beberapa teori, di antaranya:
2.2.1 Pembentukan Kata Arab
Dalam tradisi Arab terdapat dua pandangan tentang dasar pembentukan kata. Para ilmuan bahasa Arab yang tergabung dalam aliran Bashrah memandang bahwa dasar pembentukan kata Arab adalah mashdar yaitu nomina deverbal.
Mereka beralasan bahwa bentuk nomina deverbal adalah bentuk sederhana yang tidak memuat informasi perbuatan terikat dan waktu. Melainkan perbuatan bebas tidak terikat bentuknya dengan pelaku dan waktunya. Selain itu kata mashdar sendiri berarti dasar atau pangkal sedangkan turunan dalam bahasa Arab disebut sha<dir . hal ini berbeda dengan verba Arab yang menyatakan perbuatan tentunya berkesesuaian dengan diatesis, persona, jumlah, gender, dan waktu. Namun demikian justru aliran Kufah yang muncul setelahnya memandang sebaliknya.
Dasar pembentukan kata Arab adalah verba. Para ilmuan tersebut beralasan bahwa dari verbalah derivasi Arab itu bermula.
Baik aliran Bashrah maupun Kufah dan umumnya tradisi Arab bahwa pembentukan kata Arab melalui analogi atau disebut dengan al Qiya<s atau al Taqdi<r yaitu analogi dengan merujuk pada apa yang disebut al Miqya<s al Sharfiy atau wazn. al Miqya<s al Sharfiy atau wazn pada dasarnya adalah model pola terdiri dari tiga konsonan (لعف) yang mempresentasikan akar dengan variasi vokal yang menyertainya atau afiks tertentu sebagai bentuk terikat yang mempresentasikan pola. Model pola tersebut merupakan kaidah yang diturunkan secara deduktif atau disimpulkan dari kata-kata Arab yang sering dan umumnya dipakai.
Dengan melihat dasar kata dalam pembentukannya, maka pembentukan kata Arab dalam tradisi Arab dapat dikatakan melalui dua proses, yaitu leksikalisasi dan gramatikalisasi. Leksikalisasi adalah perubahan kata sebagai unsur gramatikal menjadi unsur leksikal. Sedangkan gramatikalisasi adalah perubahan leksem yang merupakan unsur leksikal menjadi kata sebagai unsur gramatikal. Leksikalisasi terjadi secara bertahap, yaitu dari bentuk kata tertentu menjadi nomina deverbal atau verba. Kemudian leksikalisasi terjadi pada nomina deverbal Arab atau verba Arab menjadi akar, yaitu menanggalkan vokal ataupun konsonan afiks hingga tersisa bentuk terikat berupa 3 satuan konsonan tanpa vokal yang disebut akar.
Gramatikalisasi terjadi pada akar dengan menambahkan vokal atau konsonan afiks mengikuti model pola tertentu sehingga menjadi kata baru (Kuswardono 2017: 57- 59).
2.2.2 Nomina Agentif (لعافُمسا)
Nomina agentif atau dikenal dalam tradisi Arab dengan sebutan ism fa<’il (لعافٌمسا) adalah nomina yang menyatakan makna yang melakukan atau terjadi
padanya perbuatan ‘dasar’ yang berarti pekerjaan, kejadian, keadaan (Kuswardono 2017 : 85). Menurut (Ismail 2000: 74) ism fa<’il adalah ism musytaq yang menunjukkan pelaku dari suatau pekerjaan. Sedangkan (Alhudloriy 2011 : 57) memberikan pengertian tentang ism fa<’il yaitu suatu sifat yang menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan. Nomina ini bersifat tentatif selama pekerjaan atau perbuatan itu dilakukan. Dalam tradisi Arab, nomina ini dibedakan dari nomina adjektif yang menyatakan makna yang sama namun bersifat seterusnya atau terus menerus atau berkesinambungan (Al Asyqar 2014 : 42). Nomina adjektif ini bentuknya menyerupai nomina agentif atau nomina obyektif, sehingga disebut nomina adjektif serupa atau dalam tradisi Arab, shifat al musyabbahah.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nomina agentif (ism fa<’il) adalah nomina yang menunjukkan makna yang melakukan suatu pekerjaan.
Dalam kajian morfologis cara membuat ism fa<’il (nomina agentif) dengan mengikuti wazan (لعاف) jika berbentuk tsula<tsi< mujarrad (verba yang terdiri dari hanya tiga konsonan radikal), contoh : (عمس ،مهف ،بتك : نم عماج ،عماس ،مهاف ،بتاك), jika berbentuk tsulatsiy mu’tal alif maka huruf alif digantikan dengan huruf hamzah, contoh : ( مانو ماقو ماص نم مئان ،مئاق ،مئاص) (Ismail 2000 : 74). Sedangkan jika berbentuk ghoiru tsula<tsi<, maka mengikuti wazan fi’l mudlo>ri’nya dengan menggantikan huruf mudlo<ro’ah menjadi mim yang didlammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir (Busyro 2017 : 193) (Ismail 2000 : 74) memberikan contoh : ( ،ملعت نم ملعتمو ،قلطنا نم قلطنمو ،نقتأ نم نقتمو ،نسحأ نم نسحم ماقتسا نم ميقتسمو ،جرختسا نم جرختسمو).
Terdapat beragam bentuk pada slot nomina agentif Arab yang mengikuti model-model pola yang beragam pula pada pembentukannya, (El Dahdah dalam Kuswardono 2017 : 85-87).
Tabel 2. 2 Model Pola Nomina Agentif Model Pola Verba Contoh Verba Model Pola Nomina
Agentif
Nomina Agentif
ٌَلَعَف -
ٌ
ل ع فَي ٌبب تكي-ٌَبَتَك لِعاف بِتاك لَعف
-
لِعفي سِلجي-سَلج لِعاف سِلاج لَعف
-
لَعفي حَتفي-حَتف لِعاف حِتاف ل عف
-
ل عفي م ركي-م رك ل يِعف ميرك لِعف
-
لَعفي مَلعي-مِلع لِعاف مِلاع لِعف
-
لِعفي بَسحي-بِسح لِعاف بِساح لَّعف لَّدب لِعفم لِدبم لَعاف عَبات لِعافم عِباتم
لعفأ تبثأ لِعفم تِبثم
لَّعفت دَّرجت لِعفتم د ِرجتم لعافت لزانت لِعافتم لِزانتم لعفنا قلطنا لِعفنم قِلطنم
لعتفا طبترا لِعتفم طِبترم
ٌَّلعفا َّضيبا ٌ ٌٌّلعفم ضيبم ٌ لعفتسا لبقتسا لِعفتسم لِبقتسم لعوعفا بدودحا لِعوعفم بِدودحم لَّوعفا دَّولقا ل ِوعفم دِ ولقم
ٌَّ
لاعفا َّضاقنا ٌ ٌٌّلاعفم ٌّضاقنم ٌ
للعف لزلز لِلعفم لِزلزم
للعفت فجفجت لِلعفتم فِجفجتم لعوفت بروجت لِعوفتم بِروجتم
ٌَ
لَو عفت لورست لِو عفتم لِورستم
ليعفت ريمحت لِيعفتم رِيمحتم
للنعفا مجنرحا للنعفم مِجنرحم
ٌ
للعفا ٌنأمطا ٌللعفم ٌنأمطم
Dalam kajian sintaksis, nomina agentif (ism fa<’il) bisa berperilaku seperti verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya sama seperti halnya verba yang bisa mempengaruhi nomina sesudahnya.
Nomina agentif (Ism fa<’il) itu ada kalanya diawali prefiks artikula (لا) dan adakalanya tidak diawali prefiks artikula (لا). Apabila ism fa<’il (nomina agentif) diawali prefiks artikula (لا) maka bisa berperilaku secara mutlak tanpa
ketentuan ( Muhammad tanpa tahun : 349). Seperti pada surah An nazi’at ayat 2 (اطشنٌ تاطشانلاو), (ٌوأٌ سمأٌ نيكاسملاٌ يطعملاٌ ءاج ادغٌوأٌنلآا)(AlGhani 2010 : 230).
Apabila tidak diawali prefiks artikula (لا), dapat berperilaku seperti verba, yaitu dapat menjadikan nomina setelahnya berkasus nominatif dan menjadikan nomina setelahnya berkasus akusatif jika mengandung makna istiqba<l (masa datang) atau ha<l (masa sekarang) (Ibnu Aqil 2009 : 545).Terdapat beberapa ketentuan agar nomina agentif yang tidak diawali prefiks artikula (لا) bisa berperilaku seperti verba (As Suyuthi tanpa tahun :112). Di antaranya :
(1) Terletak sesudah istifha<m (kata tanya), contoh :
اًر مَعٌ د يَزٌ بِراَضٌَا Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah istifha<m (أ) amalnya yaitu menashabkan kata (ارمع) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(2) Terletak sesudah huruf nida, contoh :
ًٌ
لَبَجٌاًعِلاَطٌاَي Kata (اعلاط) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nida’ (اي) amalnya yaitu menashabkan kata (لبج) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(3) Terletak sesudah nafi, contoh :
اًر مَعٌ د يَزٌ بِراَضٌاَم
Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena terletak sesudah nafi< (ام) amalnya yaitu menashabkan kata (ارمع) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(4) Berkedudukan sebagai na’t, contoh :
اًد يَزٌ بِراَضٌ ل جَرِبٌ ت رَرَم Kata (براض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai na’t amalnya yaitu menashabkan kata (اديز) yang berkedudukan sebagai maf’u<l bih
(5) Berkedudukan sebagai ha<l, contoh :
اًسَرَفٌاًبِكاَرٌ د يَزٌَءاَج Kata (ابكار) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai ha<l amalnya yaitu menashabkan kata (اسرف) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
(6) Berkedudukan sebagai khabar mubtada, contoh :
اًر مَعٌ بِراَضٌ د يَز Kata (ٌبِراَض) merupakan ism fa<’il yang beramal karena berkedudukan sebagai khabar mubtada amalnya yaitu menashabkan kata (اًر مَع) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
Nomina agentif (Ism fa<’il) dapat berperilaku karena keserasiannya dengan verba yang menjadi maknanya, yaitu verba kala-kini mendatang. Apabila nomina agentif mengandung makna lampau, tidak dapat berperilaku karena tidak mempunyai keserasian dengan verba yang menjadi maknanya. Dengan demikian
hanya menyerupai verba dari segi maknanya saja sedangkan dari segi lafadznya tidak. Maka tidak boleh mengatakan ٌِس مَاٌاًد يَزٌ بِراَضٌاَذَه tetapi dengan mengatakan ِس ٌمَاٌ د يَزٌ بِراَضٌاَذَه (Ibnu Aqil 2009 : 545).
Ism fa<’il yang berbentuk selain mufrod dapat beramal sebagaimana ism fa<’il yang berbentuk mufrod jika memenuhi syarat-syaratnya yang telah disebutkan di atas. Ism fa<’il selain mufrod mencakup ism tatsniyah, jam’ taksir (baik mudzakar atau muannats), jam’ mudzakar salim dan jam’ muannats salim (Masykuri 2016 : 278). Contoh : (اًدٌيَزٌِناَبِراَّضلاٌِناَذَه)
Ism fa>’il yang telah memenuhi syarat dapat beramal menashbkan maf’ul bihnya atau diidlofahkan pada maf’ul bihnya, seperti : اًد يَزٌ بِراَضٌاَذَه/ٌاَذَه د يَزٌ بِراَض maf’ul bih ism fa>’il yang menjadi mudlof ilaihnya secara lafadz dihukumi jarr, namun secara mahall dihukumi nashb (Masykuri 2016 : 279).
2.2.3 Fungsi Sintaksis Arab
Fungsi dalam istilah linguistik adalah hubungan antara satuan-satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau fonologis dalam suatu deret satuan- satuan. Fungsi juga berarti peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain. Adapun fungsi sintaksis adalah peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas (misal : nomina berfungsi sebagai subyek atau obyek dalam kalimat) (Kridalaksana dalam Kuswardono 2018 : 88).
Fungsi sintaksis dalam bahasa Arab, apabila diklasifikasikan berdasarkan i’ra>b-nya terbagi menjadi tiga :
1. Marfu>‘atul asma>
Marfu>‘atul asma> merupakan ism-ism (nomina) yang dibaca raf’ (nominatif).
Marfu’atul asma’ ini ada tujuh macam, meliputi: fa>‘il (agent), na>ib fa>‘il (pro- agent), mubtada’ (topic), dan khabarnya (comment), ism ka>na wa akhwatuha (noun of to be), khabarnya inna wa akhwatuha (comment of indeed), dan ta>bi’
(follower) yang meliputi empat macam: na’t (descriptive), ‘atf (attracted), taukid (confirmative), dan badal (substitute) (AlGhani 2011:9).
1) Fa>‘il (agent)
Fa>‘il (agent) adalah ism (nomina) yang dibaca raf’ (berkasus nominatif) yang sebelumnya didahului oleh fi’l (ma’lum) (AlGhani 2011:9). Fa>’il adalah ism (nomina) yang dibaca raf’ (nominatif) yang disandarkan pada fi’l ma’lu>m atau serupa dengan fi’l yang disebutkan sebelumnya dan menunjukkan arti pelaku atau yang melakukan pekerjaan (AlHasyimi 2012:87) contoh ٌد يَزٌَماَق.
2) Na>ib fa>‘il (pro-agent)
Na>ib fa>‘il adalah ism (nomina) yang dibaca raf’ (nominatif) yang menggantikan posisi fa’il secara i’ra>b-nya, bukan secara maknanya, dengan merubah wazan: ٌَلَعَف menjadi ٌَلِع ف, dan wazan ٌلَع فَي menjadi
ٌ
لَع ف ي, contoh: ٌر مَلأاٌَيِض ق (Nursiyo 2012:196).
3) Mubtada’ (topic)
Mubtada adalah ism (nomina) yang dibaca raf’ (nominatif) yang sepi dari
‘a>mil lafdzi, contoh: ٌَِّللّاٌٌلو سَرٌٌدَّمَح م (Muhammad tanpa tahun:122).
4) Khabar (comment)
Khabar adalah sesuatu yang disandarkan kepada mubtada’-nya dan menjadi keterangan dari mubtada’-nya, contoh:انبرٌ الله (Isma’il, 2000:102).
5) Ism ka>na (noun of to be) dan saudara-saudaranya
Ka>na dan saudaranya beramal me-raf’-kan ism-nya dan me-nashb-kan khabar-nya. Adapun saudara-saudaranya meliputi: ٌ،ىَس ٌمَأٌ ،ناَك
ٌَصٌ ،َتاَبٌ ،َّلَظٌ ،ىح ضَأٌ ،َحَب صَأ اَمٌ ،َلاَزاَمٌ ،َس ي َلٌ ،َرا
ا
ٌَ
مٌ ،َكَف ن ا
ٌ
ٌ
َحربٌامٌ،ماٌَدٌاَمٌ،َئِتَف, contoh: ٌَِّللّاٌَلو سَرٌٌدَّمَح م ٌناََ ك (AlGhani 2011:268).
6) Khabar inna (comment of indeed) dan saudaranya
Inna dan saudaranya beramal me-nashb-kan ism-nya dan me-raf’-kan khabar-nya. Adapun saudaranya meliputi:ٌ،َت ي َلٌ،َّن أَكٌ،َّنِك َلٌ،َنَأٌ،َّنِإ
ٌَّلَع َل , contoh: ٌمِئاَقٌاًد يَزٌَّنِإ (AlGhani 2011:291) 7) Ta>bi’ (follower)
Ta>bi’ merupakan lafadz yang mengikuti kata yang di-raf’-kan. Ta>bi’ ini terdapat empat macam meliputi: na’t (descriptive), ‘atf (attracted), taukid (confirmative), dan badal (substitute). Na’t adalah ism (nomina) yang mengikuti kata sebelumnya dalam i’ra>b-nya (raf’, nashb, dan ja>rnya), mudzakar muannats-nya, ma’rifat nakirah-nya, dan mufrad mutsanna jamak-nya. contoh: ٌلِضاَف لاٌدَّمَح مَءاَج (Nursiyo 2012:184).
‘Atf adalah tabi’ (kata yang ikut) pada matbu>’-nya (kata yag diikuti) yang memakai perantara salah satu dari sepuluh huruf ‘atf. Huruf-huruf ‘atf itu