13
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Deskripsi Kondisi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gadingrejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati
dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 25 laki-laki dan 11 perempuan. Jumlah
keseluruhan dari SD Negeri Gadingrejo 213. Berdasarkan data yang telah diperoleh
peneliti menemukan permasalahan bahwa hasil belajar kelas 5 terhadap mata pelajaran
IPA sangat rendah. Situasi lingkungan sekolah dilihat dari letak geografisnya SD Negeri
Gadingrejo ini terletak 8 Km dari ibu kota kabupaten Pati bisa dikatakan termasuk SD di
daerah pesisir dan terletak di pinggir jalan. Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri
Gadingrejo termasuk sangat cukup, misalnya beberapa masih ada, alat-alat peraga yang
ada adalah bantuan dari pemerintah dan sekolah membeli sendiri dari orang tua murid.
Masyarakat desa tempat SD Negeri Gadingrejo sebagian besar bekerja sebagai petani,
nelayan dan sebagian kecil swasta.
SD Negeri Gadingrejo memiliki 5 guru kelas, 1 guru Penjasorkes dan 1 guru
Pendidikan Agama Islam, 1 Kepala Sekolah, 1 guru kelas honorer, 1 guru Bahasa Inggris,
1 Tata Usaha, dan 1 penjaga yang belum negeri. Hubungan dengan Komite Sekolah
cukup bagus hal ini ditunjukkan setiap kegiatan yang diikuti SD Negeri Gadingrejo, Komite
Sekolah selalu dilibatkan dan kekompakan dengan Dewan Guru untuk memajukan SD
Negeri Gadingrejo. Komite Sekolah ini berasal dari salah satu murid kelas I yaitu seorang
perangkat desa.
Siswa kelas 5 berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa skor harian siswa dan
skor yang diperoleh melalui Tes Formatif Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo masih kurang dari
KKM. Hal ini ditunjukkan dari rekapitulasi hasil penilaian ulangan harian siswa. Sebagian
KKM 60 peserta didik hanya mampu mencapai rata-rata 56. Dengan 42% siswa belum
tuntas belajar dan hanya 58% siswa yang tuntas belajar sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan.
Berdasarkan ketuntasan belajar yang rendah ( 58% ) dan ketidaktuntasan ( 42% )
dari seluruh siswa (36 siswa) kelas 5 SDN Gadingrejo tersebut, penulis tertarik melakukan
sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan
pada bab sebelimnya. Dalam penelitian tersebut penulis menggunakan metode
eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus
dengan materi perubahan sifat benda.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum siklus I dilaksanakan, perlu diketahui terlebih dahulu skor tes yang
dioeroleh dari hasil tes harian siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
pembelajaran yang berpusat pada guru. Skor tes yang diperoleh adalah seperti yang
tersaji melalui tabel 1.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo semester I tahun 2012/2013
SKOR FREKUENSI PERSENTASE(%)
30 5 13,9 40 5 13,9 50 5 13,9 60 11 30,6 70 6 16,7 80 4 11,0
JUMLAH 36 100
Sumber : Data sekunder
tes terendah ( skor minimal ) sebesar 30 dan skor tes tertinggi ( skor maksimal ) sebesar 80. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 56. Jika hal ini terus menerus, maka guru akan mengalami kesulitan di dalam pembalajaran, karena kondisi sangat heterogen.
Pada tabel 1 distribusi frekuensi skor tes pra siklus pada siswa kelas 5 SDN Gadingrejo semester I tahun 2012/2013 terlihat tingkat ketuntasan belajar pada siswa dapat disajikan pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester I tahun 2012/2013
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 60 ( Tuntas ) 21 58
< 60 (Belum Tuntas) 15 42
Jumlah 36 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 2 tersebut ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar
58% dari jumlah seluruh siswa ( 36 siswa ) dan 42% dari seluruh siswa ( 36 siswa ) belum
tuntas sesuai dengan KKM. Skor ketuntasan belajar pada siswa kelas 5 SDN Gadingrejo
dapat diperjelas dengan diagram batang di bawah ini :
Gambar 1
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester I tahun 2012/2013 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60%
Rendahnya nilai rata-rata siswa yang masih di bawah KKM dan tingkat ketuntasan
belajar yang rendah maka penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas
sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam
penelitian tersebut peneliti akan menerapkan metode eksperimen yang akan diterapkan
melalui dua siklus yaitu pada materi perubahan sifat benda untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
4.2.2 Deskripsi Hasil Siklus I
A. Perencanaan
Perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan untuk materi perubahan sifat
benda dengan menggunakan metode eksperimen. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk
melaksanakan siklus I adalah membuat RPP, mempersiapkan instrumen, alat dan bahan
untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Peneliti
melakukan tukar pendapat dengan teman dan kepala sekolah untuk membahas RPP yang
telah dibuat. Dalam kegiatan tersebut terdapat masukan-masukan dari teman diantaranya
agar pengamatan percobaan dilakukan oleh semua siswa secara berkelompok.
B. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Senin
22 Oktober 2012. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 23 Oktober 2012,
bertempat di SDN Gadingrejo Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengabsen kehadiran siswa
dan memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu yang sesuai dengan materi sambil
Pada kegiatan inti siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Guru mengajak
siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa
mengamatai dan mengisi lembar kerja yang diberikan guru secara berkelompok. Pada
kegiatan pengamatan guru membimbing dan mengarahkan pada setiap kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok.
Pada kegiatan akhir siswa diminta duduk kembali seperti semula. Guru dan siswa
membahas lembar kerja siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami.
Pertemuan 2
Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi dengan menunjukkan
gambar ranting kayu dan menanyakan sifat benda tersebut. Siswa menjawab pertanyaan
dengan mengacungkan jari terlebih dahulu.
Pada kegiatan inti guru meminta siswa membentuk kelompok seperti pada
pertemuan 1. Guru bersama siswa melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
menyebabkan benda berubah bentuk. Siswa melakukan pengamatan dan berdiskusi untuk
mengisi lembar kerja siswa. Siswa membuat laporan sesuai dengan hasil
pengamatannya.Setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil pengamatan yang telah
dibuat secara bergantian. Kelompok lain diminta mengomentari dan mengajukan
pertanyaan jika ada yang belum mereka pahami.
Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Guru
menanyakan kesulitan-kesulitan dalam pengamatan.
C. Observasi
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I dilakukan observasi. Observer pada
siklus I yaitu Lulus S. Guru kelas 4 yang sudah mengajar 10 tahun lebih di SDN
Gadingrejo.
Pada pertemuan 1, guru sudah memberikan motivasi pada kegiatan awal. 60% (22
pada keseriusan siswa dalam mengamati dan dapat dilihat dari hasil pengisian lembar
kerja siswa. Namun 40% (14 siswa ) dari jumlah seluruh siswa (36 siswa) masih sering
bicara sendiri dan kesulitan dengan kegiatan yang dilakukan karena mereka belum
terbiasa melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen.
Pada pertemuan 2 guru sudah memberikan motivasi dan bimbingan secara
berkelompok. Siswa mulai memahami tentang kegiatan apa yang harus dilakukan
sehingga siswa lebih mudah dalam melakukan pengamatan. Namun masih ada satu
kelompok yaang masih bingung dengan kegiatan karena pada saat penjelasan mereka
kurang paham sehingga mereka merasa pembelajaran yang dilakukan hanya main-main.
Pada saat diskusi kelompok masih ada anggota kelompok yang tidak berani berpendapat
dan menjawab pertanyaan dari anggota kelompok lain.
D. Refleksi
Guru bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus I. Pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I guru melakukan pnilaian pada unjuk kerja yaitu unjuk
kerja pengamatan, diskusi kelompok, presentasi dan laporan. Nilai akhir diperoleh dari
hasil rata-rata penilaian unjuk kerja dan produk. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
rubrik penilaian sebagai patokan untuk pengukuran. Dari hasil penilaian dengan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode eksperimen
diperoleh skor hasil belajar yang disajikan melalui tabel ini :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi skor hasil belajar siswa pada siklus I Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo semester I tahun 2012/2013
Sumber : Data primer
SKOR FREKUENSI PERSENTASE (%)
40 1 2,8
50 9 25,0
60 13 36,1
70 8 22,2
80 5 13,9
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa distributor skor hasil belajar nampak tidak
merata, ditunjukkan dengan frekuensi siswa terbanyak pada skor 60 siswa (36,1%).
Sedangkan perbedaan skor tes yang terendah (skor minimal) sebesar 40 dan skor tertinggi
(skor maksimal) sebesar 80, dengan skor rata-rata kelas yang diperoleh 62.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pada siklus I siswa kelas 5
SDN Gadingrejo semester I tahun 2012/2013 terlihat tingkat ketuntasan belajar pada siswa
yang dapat disajikan pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus I Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo semester I tahun 2012/2013
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 60 (Tuntas) 26 72
< 60 (Belum Tuntas) 10 28
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel distribusi ketuntasan belajar siswa pada siklus I kelas 5 SDN
Gadingrejo semester I tahun 2012/2013, terlihat bahwa ketuntasan belajar yang dicapai
siswa sebesar 72 % (26 siswa) dari jumlah seluruh siswa (36 siswa) dan 28 % (10 siswa )
dari seluruh siswa belum tuntas sesuai dengan KKM sebesar 60. Keterangan tabel diatas
dapat diperjelas dengan diagram batang di bawah ini :
Gambar 2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I Kelas 5 Semester I SD Negeri Gadingrejo tahun 2012/2013
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Tuntas Tidak
Berdasarkan data dari distribusi skor hasil belajar dan distribusi ketuntasan belajar
pada pembelajaran yang dilakukan tanpa eksperimen dan pembelajaran yang hanya
berpusat pada guru dengan data distribusi skor hasil belajar dan distribusi ketuntasan
belajar pada pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dapat dibandingkan
sudah menunjukkan adanya peningkatan, pada hasil belajar dan distribusi ketuntasan
belajar pada pembelajaran yang tanpa menggunakan metode eksperimen hanya
mencapai 58%, setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen pada siklus I ketuntasan menjadi 72%.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa selama
pembelajaran siswa terlihat sudah aktif dalam pengamatan dan 60% dari jumlah seluruh
siswa (22 siswa) mampu menyampaikan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Namun
masih ada beberapa kekurangan antara lain :
1. Ketuntasan belajar belum mencapai 90%.
2. 40% (14 siswa) dari jumlah seluruh siswa (36 siswa) tidak berani bertanya pada sumber
yang mereka amati.
3.Dalam kerja kelompok masih banyak yang bercanda dan tidak ikut aktif dalam
pengamatan disebabkan anggotanya terlalu banyak.
4.Siswa tidak berani untuk bertanya pada sumber yang mereka amati.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus II agar hasil belajar siswa
tercapai secara optimal. Yaitu dengan cara pengaktifan dalam kerja kelompok.
4.2.3 Deskripsi Hasil Siklus II
A. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pembelajaran siklus I.
Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja yang sama dengan pelaksanaan tindakan
penilaian siklus I untuk penilaian produk dilakukan secara kelompok sedangkan siklus II
penilaian produk dilaksanakan atau dibuat secara individu berdasarkan hasil pengamatan
kelompok. Peneliti berusaha memperbaiki semaksimal mungkin pembelajaran dengan
materi perubahan sifat benda agar hasil belajar IPA meningkat. Dalam tahap persiapan
guru membuat RPP serta lembar observasi . RPP tersebut kemudian didiskusikan
bersama rekan guru agar ada masukan-masukan untuk menyempurnakan RPP. RPP
dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I.
B. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pada siklus II ini siswa masih dibuat dalam
kelompok tetapi dengan jumlah anggota dikurangi. Setiap kelompok tidak lagi 6 siswa
tetapi 4 siswa dengan tujuan agar lebih aktif dalam kelompok.
Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 November 2012. Pada
kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengabsen kehadiran siswa dan memberi
motivasi dengan meminta siswa menyanyikan lagu yang sesuai dengan materi.
Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan lebih rinci tentang kegiatan yang
akan dilakukan dalam kelompok. Guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing
kelompok terdiri 4 siswa. Setiap siswa melakukan pengamatan bersama kelompoknya
kemudian mengisi lembar kerja.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membahas hasil percobaan dan
memberikan kesempatan pada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 November 2012. Dalam
pertemuan 2 ini kegiatan inti hampir sama dengan pertemuan 1 yaitu siswa diminta
melakukan percobaan sederhana dan siswa melakukan pengamatan. Setelah selesai
melakukan pengamatan siswa mengisi lembar kerja siswa. Kemudian siswa
diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan kelompok lain. Pada kegiatan
akhir guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
C. Observasi
Sama halnya dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, pembelajaran
yang dilakukan pada siklus II juga dilakukan observasi.Observer pada siklus II sama
dengan siklus I yaitu Lulus S.Hasil observasi pada setiap pertemuan menunjukkan bahwa
guru selalu memberikan motivasi pada kegiatan awal. Guru sudah memberikan penjelasan
lebih rinci dan selalu melakukan sharing pada tiap kali pertemuan sehingga siswa lebih
jelas dan paham dalam melakukan pengamatan. Guru selalu menegur siswa yang ramai /
tidak ikut bekerja dalam kelompok. 90% siswa terlihat lebih aktif terlihat pada kegiatan
dalam kelompok tidak ada anggota kelompok yang bermain. Setiap kelompok berani
berpendapat dan berani mempresentasikan laporan hasil pengamatan.
D. Refleksi
Setelah melakukan pembelajaran siklus II guru bersama teman sejawat merefleksi
hasil pembelajaran. Dalam siklus II ini penilaian yang digunakan sama yaitu tes unjuk kerja
pengamatan, diskusi kelompok, dan produk yang berupa laporan hasil pengamatan. Dari
hasil penilaian terhadap unjuk kerja dan produk diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester I tahun 2012/2013
Skor Frekuensi Persentase (%)
60 20 55,6
70 6 16,7
80 8 22,2
90 2 5,5
Jumlah 36 100
Pada tabel 5 distribusi frekuensi skor hasil belajar pada siklus II siswa kelas 5 SD
Negeri Gadingrejo semester I tahun 2012/1013 telah menunjukkan persebaran nilai yang
minimal) sebesar 60 dan skor tes tertinggi (skor maksimal) sebesar 90. Kondisi ini
menunjukkan terjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa. Skor rata-rata kelas yang
diperoleh pada siklus II sebesar 68. Serta ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 100%
atau seluruh siswa (36 siswa) telah mencapai KKM. Hal tersebut disajikan pada table 6
berikut:
Tabel 6
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester I tahun 2012/2013
Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )
≥ 60 (Tuntas) 36 100
< 60 (Tidak Tuntas) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber: data primer
Pada table 6 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus II Kelas 5 SD Negeri
Gadingrejo Semester II tahun 2012/2013 terlihat bahwa ketuntasan belajar yang dicapai
sebesar 100% artinya semua siswa (36 siswa) telah mencapai nilai KKM. Hal tersebut
dapat diperjelas dengan gambar 3
Gambar 3
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II Kelas 5 Semester I SD Negeri Gadingrejo tahun 2012/2013 0%
20% 40% 60% 80% 100%
Berdasarkan pembelajaran pada siklus II ini terlihat semua siswa telah tertarik
mengikuti pembelajaran IPA. Pada pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini
membantu siswa mengembangkan potensi berpikirnya. Pada saat siswa melakukan
presentasi siswa dilatih untuk berbicara didepan orang banyak serta melatih siswa untuk
hidup bekerjasama
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penggunaan metode eksperimen pada pelajaran IPA dengan pokok bahasan
perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada
table perbandingan distribusi frekuensi skor tes siswa kelas 5 SD Negeri Gadingrejo
semester I tahun 2012/2013 dari pra siklus, siklus I, da, siklus II di bawah ini:
Tabel 7
Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester I tahun 2012/2013
pada Pra silus, Siklus I, dan Siklus II
Skor
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek. Presen(%) Frek. Presen(%) Frek. Presen(%)
30 5 13,9 _ _ _ _
40 5 13,9 1 2,8 _ _
50 5 13,9 9 25,0 _ _
60 11 30,6 13 36,1 20 55,6
70 6 16,7 8 22,2 6 16,7
80 4 11,0 5 13,9 8 22,2
90 _ _ _ _ 2 5,5
Jumlah 36 100 36 100 36 100
Sumber: data primer dan data sekunder
Berdasarkan table 7 tersebut terlihat adanya peningkatan rata-rata kelas, skor
tertinggii (maksimum), dan skor terendah (minimum). Perbandingan peningkatan rata-rata
kelas, skor tertinggi (maksimum), dan skor terendah (minimum) dari pra siklus, siklus I, dan
Tabel 8
Perbandingan Antar Siklus dari Skor Rata-rata, Skor Maksimum, dan Skor Minimum Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Gadingrejo SemesterI tahun 2012/2013
SIKLUS Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jenis Skor
Skor Rata-rata 56 62 68
Skor Minimum 30 40 60
Skor Maksimum 80 80 90
Pada table 8 perbandingan antar siklus dari skor rata-rata, skor maksimum, dan
skor minimum di atas, terlihat adanya peningkatan. Peningkatan tersebut dapat diperjelas
dengan gambar 4 di bawah ini:
Gambar 4
Kenaikan Skor Rata-rata, Skor Minimum, Skor Maksimum dari Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II pada Siswa Kelas 5 Semester I SD Negeri Gadingrejo tahun 2012/2013
Berdasarkan gambar 4 terlihat adanya kenaikan skor rata-rata dari pra siklus ke
siklus I dan siklus II. Pada pra siklus skor rata-rata hanya mencpai sebesar 56 sedangkan
pada siklus I sebesar 62 yang artinya mengalami kenaikan sebesar 10,7. Sama halnya
pada siklus I ke siklus II skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 68 atau mengalami
kenaikan sebesar 10,7. Sedangkan untuk skor minimum pada pra siklus yaitu 30 pada
siklus I meningkat menjadi 40 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 60. Untuk skor 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata‐rata
Minimum
maksimum pada pra siklus sebesar 80 pada siklus I sebesar 80 dan pada siklus II
mencapai 90. Dengan melihat tabel tersebut, dapat terlihat pula adanya kenaikan terhadap
ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan belajar berikut:
Tabel 9
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Ketuntasan Frek. Pra Siklus Siklus I Siklus II Siswa
Persen (%)
Frek. Siswa
Persen (%)
Frek. Siswa
Persen (%) Tuntas 21 58 26 72 36 100
Tidak Tuntas 15 42 10 28 0 0
Jumlah 36 100 36 100 36 100
Pada table 9 terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus I dan siklus
II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya dicapai oleIh
21 siswa dari seluruh siswa (36 siswa) yaitu sebesar 58%. Sedangkan pada siklus I
ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 26 siswa dari seluruh siswa (36 siswa) yaitu sebesar
72%. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu
sebesar 24,1. Sama halnya pada siklus II, dari siklus I dengan ketuntasan sebesar 72%,
pada siklus II dapat meningkat menjadi 100% jadi mengalami kenaikan sebesar 38,9%.
Tabel perbandingan ketuntasan belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat
diperjelas dengan diagram batang di bawah ini:
Gambar 5
Perbandingan ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 0%
20% 40% 60% 80% 100%
Pra Siklus
Pada gambar 5 terlihat bahwa seluruh siswa telah tuntas belajar sesuai dengan
criteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 60.
Dalam pembelajaran dengan metode eksperimen masih terdapat hambatan-hambatan
yang diantaranya adalah siswa tidk terbiasa belajar dengan melakukan percobaan
sehingga pada saat siswa diajak melakukan percobaan masih ada siswa yang bermain
sendiri. Selain itu, 40% dari siswa tidak berani berbicara hal ini karena kurang terbiasa.
Namun pada siklus II seluruh siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran baik
dalam pengamatan, diskusi kelompok dan presentasi. Bahkan dalam kegiatan presentasi
seluruh siswa sudah berani berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya.
Penggunaan metode eksperimen tentang perubahan sifat benda dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Gadingrejo. Keberhasilan belajar
terletak pada respon seseorang untuk melakukan aktivitas dalam mentransformasi
informasi yang ada. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif, apabila dalam pembelajaran siswa dilibatkan dan menggunakan alat peraga
ataupun media pembelajaran yang memadai yakni menggunakan metode eksperimen.