• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu langkah awal yang terpenting dalam melakukan analisis

manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah dengan melakukan analisis terhadap model atau kondisi rantai pasokan yang terjadi. Dari hasil analisis dan evaluasi kondisi manajemen rantai pasokan tersebut, maka akan dihasilkan berbagai informasi menyangkut potensi, peluang serta hambatan maupun permasalahan yang terjadi dalam aliran rantai pasokan suatu produk. Informasi mengenai kondisi manajemen rantai pasokan tersebut kemudian menjadi suatu input bagi perbaikan kinerja dan pengembangan rantai pasokan tersebut.

Upaya untuk menganalisis rantai pasokan suatu produk saat ini telah berkembang dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik produk maupun karakteristik pelaku rantai pasok serta industri. Pembahasan mengenai model rantai pasokan sayuran pada penelitian ini akan menggunakan suatu kerangka kerja (framework) analisis rantai pasokan yang dikembangkan oleh Lambert dan Cooper dalam Vorst (2005) yang kemudian dimodifikasi oleh Vorst (2005). Kerangka analisis yang dikembangkan tersebut adalah Food Supply Chain Networking (FSCN). Pembahasan mengenai manajemen rantai pasokan sayuran pada Frida Agro dengan menggunakan kerangka kerja FSCN akan menganalisis beberapa aspek yakni :

 Aspek Struktur Rantai, Aspek ini menerangkan siapa saja anggota-anggota yang terlibat beserta peranannya dalam rantai pasokan.

 Aspek Sasaran Rantai. Aspek ini menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam sesayuran rantai pasokan yang dilihat dari dua sisi, yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan.

 Aspek Manajemen Rantai. Aspek ini menerangkan struktur manajemen yang digunakan diantara mata rantai, kesepakatan kontraktual yang dibuat, dan peranan pemerintah dalam rantai pasok.

 Aspek Sumber Daya Rantai. Aspek ini menerangkan sumber daya yang dapat digunakan dalam setiap proses pada setiap anggota rantai.

(2)

44

 Aspek Proses Bisnis Rantai. Aspek ini menjelaskan proses-proses yang terjadi di dalam rantai pasok, pihak-pihak yang terlibat, dan tingkat integrasi dari proses-proses yang ada di dalam rantai pasok.

 Analisis Kinerja Rantai Pasokan. Rantai pasokan kemudian dinilai berdasarkan kinerjanya dalam memenuhi permintaan konsumen serta memuaskan anggota rantai pasokan yang terkait. Pengukuran kinerja rantai pasokan sayuran pada Frida Agro menggunakan beberapa pendekatan yakni kinerja kemitraan dalam rantai pasokan.

Hasil pembahasan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi agenda pembenahan pada perusahaan agar memiliki kinerja rantai pasokan yang baik, memahami karakteristik konsumen, menjamin ketersediaan produk dan mutu serta kontinuitasnya, margin/keuntungan yang proporsional antar pelaku rantai pasokan, logistik dan distribusi yang baik, komunikasi dan informasi yang baik, serta hubungan yang efektif antar pelaku rantai.

6.1. STRUKTUR RANTAI

Struktur rantai pasokan suatu komoditi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jumlah pelaku rantai pasokan, karakteristik produk yang dihasilkan, jarak antara on farm dan pasar (konsumen), serta peranan yang dimiliki oleh setiap pelaku rantai pasokan. Pembahasan struktur pasokan sayuran akan menjabarkan beberapa anggota rantai pasokan beserta peranannya dalam rantai pasokan sayuran, aliran komoditas serta entitas rantai pasokan.

6.1.1 Aliran Komoditas dan Anggota Rantai

Frida Agro memiliki alur rantai sayuran yang tertuju ke beberapa supermarket sebelum sampai kepada konsumen akhir. Secara umum, pembahasan struktur rantai pasokan sayuran pada Frida Agro menjabarkan beberapa anggota rantai pasokan beserta peranannya dalam rantai pasokan sayuran pada Frida Agro. Anggota rantai pasokan sayuran pada Frida Agro yang dimaksud adalah pelaku usaha serta beberapa stakeholder (anggota rantai pendukung) terkait. Pelaku usaha atau anggota utama rantai pasokan terdiri atas petani mitra, Frida Agro, Pasar Tradisional dan Supermarket, serta konsumen akhir. Sedangkan anggota rantai pendukung yakni Balai Penelitian Sayuran Lembang (BALITSA), penjelasan mengenai BALITSA akan dijelaskan pada sub-bab 6.1.2 entitas rantai pasokan

(3)

45

pada bagian stakeholder. Struktur rantai pasokan sayuran yang terjadi pada Frida Agro dapat dilihat pada Gambar 5.

Keterangan : Aliran Produk Aliran Informasi Aliran Uang

Gambar 5. Struktur Rantai Pasokan Sayuran Pada Frida Agro Tahun 2009

a. Petani Mitra

Petani mitra merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan budidaya sayuran dari mulai pembibitan sayuran, pemeliharaan, proses panen serta pasca panen. Petani mitra merupakan awal dari rantai pasokan sayuran pada Frida Agro. Petani sayuran yang menjadi anggota rantai pasokan pada Frida Agro adalah petani yang menjadi mitra Frida Agro. Petani memegang peranan krusial dalam menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

Pada kegiatan budidaya sayuran, petani memanfaatkan semua potensi lahan yang dimiliki dengan melakukan kegiatan budidaya sayuran. kegiatan budidaya yang dilakukan sudah menggabungkan teknologi tepat guna atau konvensional dengan teknologi modern, tidak semua menggunakan teknologi modern karena ada beberapa tahapan dalam kegiatan produksi tidak dapat menggunakan teknologi modern, seperti pada tahap menanam benih sayuran,

Petani Mitra Frida Agro

Supermarket

Konsumen

Pasar Tradisional BALITSA

(4)

46

melakukan inspeksi terhadap sayuran yang terkena hama dan penyakit, kegiatan panen dan lain-lain. Teknologi modern yang digunakan diantaranya menggunakan power sprayer dan water sprinkle pada saat menyiram tanaman atau melakukan penyemprotan obat-obatan.

Dalam teknik budidaya yang dilakukan, tidak banyak berbeda dengan teknik budidaya sayuran pada umumnya. Perbedaan yang mencolok terdapat dari pemilihan bibit,pupuk dan obatan, serta penanganan dosis penggunaan obat-obatan dan pupuk tersebut. Menurut salah satu pegawai Balai Penelitian Sayuran Lembang, rata-rata petani di daerah Lembang sudah memiliki pengetahuan yang lebih dari cukup untuk mengahasilkan sayuran yang bermutu tinggi. Pengetahuan yang mereka dapatkan ini didapat turun-temurun, setiap petani memiliki resep masing-masing dalam menghasilkan sayuran yang bermutu. Karena alasan inilah, pihak Frida Agro mudah untuk mempercayai petani-petani sekitar untuk dijadikan mitranya. Pihak Frida Agro pun tidak terlalu direpotkan dalam memberikan penyuluhan, karena beberapa petani mitranya dapat langsung mengerti cara memproduksi sayuran yang diminta pihak Frida Agro.

Sayuran yang dihasilkan petani-petani mitra sebagian besar dikirim kepada Frida Agro dan sebagian kecilnya dijual ke pasar tradisional, sayuran tersebut dibeli dengan harga yang telah disepakati sebelumnya namun diatas harga pasaran. Sayuran dikirimkan oleh petani kepada Frida Agro tiga kali dalam satu minggu, setelah sayuran sampai di gudang milik Frida Agro, akan dilakukan sortir sayuran dan perhitungan bobot sayuran yang dibeli oleh Frida Agro. Setelah itu, petani menerima sejumlah uang dari hasil penjualan sayuran yang telah disepakati bersama dengan Frida Agro. Sayuran yang dihasilkan petani mitra merupakan sayuran yang sesuai dengan permintaan pihak supermarket, permintaan pihak supermarket berupa kualitas yang diinginkan konsumen, ukuran sayuran, dan jenis sayuran.

Kemitraan yang terjalin antara petani dengan Frida Agro lebih dari sekedar mitra beli. Petani yang menjadi mitra Frida Agro diberikan berbagai fasilitas berupa diberikannya informasi jenis bibit yang baik digunakan untuk menghasilkan sayuran yang sesuai dengan permintaan, tambahan modal usaha selama Frida Agro sanggup, peminjaman peralatan produksi bagi petani yang

(5)

47

membutuhkan, penyuluhan atau menjadi rekan dalam berkonsultasi seputar masalah yang ada dalam kegiatan produksi. Tujuan diberikannya berbagai fasilitas ini adalah untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan kemitraan sehingga mempunyai visi dan misi yang sama dalam kegiatan produksi. Petani mitra yang dilibatkan dalam usaha ini untuk tiap jenis komoditasnya berjumlah 1-3 petani, total petani mitra Frida Agro sebanyak 46 orang. Petani-petani ini merupakan petani yang mempunyai kemampuan khusus dalam tiap jenis komoditasnya.

b. Frida Agro

Frida Agro adalah pelaku rantai pasokan setelah petani mitra, Frida Agro merupakan pelaku rantai yang mempunyai peran penting dalam memasarkan produk dari petani mitranya. Para petani mitra berkewajiban memasarkan hasil panennya kepada Frida Agro dengan harga dan jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Frida Agro memiliki kewajiban untuk memasarkan produk sayuran dari petani mitranya kepada supermarket-supermarket maupun pasar tradisional.

Sebelum memasarkan sayuran dari petani mitranya, Frida Agro melakukan kegiatan sortir sayuran. Kegiatan ini memilah-milah sayuran yang sesuai pesanan dan sayuran yang tidak sesuai pesanan. Sayuran yang sesuai pesanan akan dipasarkan ke supermarket, sedangkan yang tidak sesuai pesanan akan dipasarkan ke pasar tradisional. Sayuran yang sesuai pesanan kemudian dikemas dengan menggunakan plastik wrapping dan diberikan stiker logo Frida Agro. Sayuran yang tidak sesuai pesanan, akan langsung dimasukkan ke dalam plastik bening mirip dengan trashbag yang berwarna hitam. Sayuran yang telah dikemas kemudian didistribusikan ke tempat tujuan, untuk sayuran yang sesuai pesanan diantar ke supermarket 3 kali dalam satu minggu, yaitu pada hari senin, rabu, dan jum’at. Sedangkan untuk sayuran yang tidak sesuai pesanan, akan dijual ke pasar tradisional setiap hari pada sore hari.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh Frida Agro adalah memberikan pelayanan kepada mitranya berupa pelayanan untuk memberikan pembinaan teknis kegiatan budidaya agar kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan, memberikan pinjaman modal usaha bagi petani mitra yang membutuhkan. Selain itu, Frida Agro juga menyediakan sarana produksi

(6)

48

pertanian berupa bibit, pupuk serta pestisida bagi mitra mereka yang membutuhkannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh Frida Agro dalam kerangka rantai pasokan sayuran ini secara ringkasnya antara lain pembelian sayuran dari petani mitranya, sortasi, distribusi, penjualan kepada supermarket, dan melakukan pelayanan kepada petani mitranya. Frida Agro menjadi pihak yang menanggung risiko untuk penjualan yang dikembalikan oleh pihak supermarket, pengembalian sayuran ini dinilai oleh supermarket tidak sesuai dengan standar mereka. Sayuran yang dinilai tidak layak ini rata-rata rusak pada saat dalam perjalanan menuju lokasi supermarket, karena mobil box yang digunakan oleh pihak Frida Agro belum menggunakan pendingin box.

c. Supermarket

Pelaku rantai setelah Frida Agro ada dua, pertama adalah supermarket dan yang kedua adalah pasar tradisional. Supermarket merupakan tujuan utama pemasaran dari Frida Agro. Supermarket menjalankan kegiatan sortir produk dari Frida Agro dan penjualan ke konsumen akhir. Kegiatan sortir dilakukan untuk menjamin sayuran yang akan dijual kepada konsumen akhir masih dalam mutu yang baik. Kegiatan sortir ini dilakukan pada saat loading dock (proses bongkar muat barang pada supermarket), proses ini dilakukan pada saat Frida Agro tiba di lokasi gudang penyimpanan supermarket. Setelah sortir dilakukan, sayuran kemudian ditimbang agar sesuai dengan pesanan dan kemudian dimasukkan ke dalam lemari pendingin yang ada di dalam tempat penyimpanan sayuran. Keesokan harinya, sebelum sayuran dimasukkan ke dalam pendingin yang ada di ruang penjualan sayuran, sayuran diberi label harga terlebih dahulu.

Pihak supermarket merupakan pihak pertama yang menerima keluhan dan saran dari konsumen akhir tentang sayuran yang dijual oleh mereka, berbagai keluhan dan saran ini kemudian diteruskan kepada Frida Agro sebagai penyedia sayuran bagi supermarket tersebut. Setelah informasi tersebut sampai ke Frida Agro, pihak Frida Agro kemudian melakukan evaluasi bersama dengan para petani mitranya dan mencari solusi bersama-sama agar permintaan konsumen dapat terpenuhi. Supermarket yang menjadi tujuan Frida Agro dapat dilihat pada Tabel 7.

(7)

49 d. Pasar Tradisional

Pasar Tradisional merupakan tujuan alternatif dari Frida Agro. Produk sayuran dari petani yang tidak sesuai standar kualitas yang diminta oleh pihak supermarket akan disalurkan ke pasar tradisional setempat. Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi kerugian yang diderita Frida Agro atas sayurannya yang tidak sesuai dengan standar supermarket. Hubungan dengan pelaku pada pasar tradisional ini hanya sebatas mitra jual beli. Pasar tradisional yang menjadi tujuan Frida Agro adalah Pasar Lembang. Penjelasan singkat mengenai peranan anggota rantai pasok sayuran dan perannya masing-masing dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Peranan masing-masing anggota rantai pasokan sayuran

Tingkat Anggota Proses Aktivitas

Supplier Petani (mitra) Produksi, Penjualan Memproduksi sayuran yang sesuai dengan permintaan Frida Agro

Distributor Frida Agro Pembelian, penyimpanan, pengemasan, Distribusi, Penjualan Melakukan pembelian dari petani, kemudian di kemas dan dilabeli yang selanjutnya didstribusikan kepada beberapa supermarket

Retailer Supermarket Pembelian, penyimpanan, penjualan Melakukan pembelian dari Frida Agro, kemudian dijual kembali kepada konsumen akhir Konsumen Konsumen akhir Pembelian, Konsumsi Melakukan

pembelian dari supermarket tertentu untuk beberapa komoditas yang kemudian dikonsumsi sendiri

(8)

50 6.1.2 Entitas Rantai Pasokan

a. Produk

Produk yang dipasarkan dalam rantai pasok ini adalah sayuran, jenis sayuran yang ditawarkan oleh Frida Agro dan petani mitranya mencapai 92 jenis sayuran yang berbeda. Daftar sayuran yang ditawarkan oleh Frida Agro dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Jenis Sayuran yang ditawarkan pada Frida Agro Tahun 2009

Jenis Sayuran Jenis Sayuran Jenis Sayuran

Brokoli Lobak lilin Selada Kriting

Baby Corn Labu Parang Pakcoy Baby

Beetroot Bayam Lokal Peter Celli

Buncis Super Lokal Bayam Merah Selada Kriting Merah

Buncis Baby Lokal Basil Siomak

Buncis Baby Francis Bawang Son Selada Air Buncis Super Francis Bawang Leek Sawi Putih

Buncis Ungu Cellery Stick Wangsuy

Buncis Kuning Caisin Kangkung Akar

Cabe Rawit Merah Caisin Baby Kailan

Cabe Kriting Merah Daun Seledri Lokal Kangkung Cabe Merah Besar Terong Roti Kailan Baby Cabe Hijau Besar Terong Belanda Ungu Horenzo Cabe Rawit Hijau Terong Belanda Golden Nasubi

Jamur Tiram Terong Medan Wortel

Jagung Manis Kulit Jamur Champignon Wortel Baby Jagung Manis Kupas Kyuri/Timun Jepang Cukini Hijau

Oyong Kyuri Baby Cukini Baby

Okra Kacang Merah Strawberry A

Paprika Hijau Kembang Kol Strawberry B

Paprika Merah Kol Baby Strawberry C

Paprika Kuning Kol Gepeng Pakcoy Super

Paprika Orange Kol Merah Pohpohan

Paprika Ungu Kol Bulat Cerry Gendot

Pare Putih Lettuce Head Tomat TW

Pare Hijau Labu Siam Acar Akar Alang-alang

Pare Lilin Labu Siam Sereh

Pete Kupas Lobak Korea Tomat Cerry Bulat

Tempe Daun Terung Lalap Tomat Cerry Lonjong

Sawi Putih Timun Baby Super Kacang Panjang Sawi Putih Baby Timun Acar/Lalap Timun Baby

(9)

51 b. Pasar

Penyebaran pasar produk dari Frida Agro sebagian besar dipasarkan di seputar Bandung, Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Di kota-kota yang dituju terdapat 2 sampai 5 supermarket berbeda yang menjadi tujuan pengirimaan. Pasar tersebut umumnya merupakan pembeli sekunder, yaitu pembeli yang membeli sayuran untuk dijual kembali ke konsumen akhir. Pembeli sekunder ini diantaranya adalah supermarket-supermarket dan toko sayuran-sayuran modern. Konsumen akhir biasanya mendatangi supermarket dan toko tersebut untuk membeli sayuran yang mereka inginkan.

Konsumen akhir yang menjadi pelanggan tetap atau tidak di tiap supermarket masuk ke dalam segmen pasar menengah ke atas, lokasi pembelian yaitu supermarket dan harga yang ditawarkan untuk tiap produknya yang diatas rata-rata harga pasar adalah salah satu alasan mengapa konsumen akhir dalam rantai pasok ini masuk dalam segmen tersebut. Segmen pasar yang dituju dalam rantai pasok Frida Agro ini memang sudah menjadi tujuan awal produk akan dipasarkan, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan mengatakan bahwa tujuan dari dipasarkannya produk ini ke segmen pasar tersebut adalah karena ingin memaksimalkan keuntungan dari jumlah produk yang diproduksi.

c. Stakeholder

Stakeholders (supporting actors) merupakan beberapa pihak atau organisasai selain pelaku anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan berfungsi sebagai pihak yang mendukung keberlangsungan rantai pasokan. Pada sistem agribisnis, stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai subsistem layanan pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan, lembaga riset, maupun lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap anggota sistem agribisnis. Institusi yang menjadi layanan pendukung dalam rantai pasokan sayuran pada Frida Agro yakni Balai Penelitian Sayuran Lembang (BALITSA).

BALITSA dalam rantai pasokan sayuran ini berperan sebagai lembaga yang melakukan inovasi mengenai varietas baru dalam sayuran dan melakukan penelitian terhadap hama/penyakit yang beredar di lahan para petani. Hasil

(10)

52

penelitian dari BALITSA biasanya dibuat dalam bentuk jurnal atau buku saku yang diletakkan pada perpustakaan setempat. Frida Agro dan petani mitranya mendapatkan berbagai informasi mengenai permasalahan hama/penyakit atau jenis varietas baru sayuran dari buku saku atau jurnal yang diedarkan oleh BALITSA.

d. Situasi Persaingan

Petani-petani mitra Frida Agro memiliki kompetitor sejenis dalam usahanya, kompetitor para mitra tani Frida Agro umumnya berlokasi di sekitar Lembang. Selain memasok hasil produksinya kepada Frida Agro, para petani mitra ini juga menjual produknya ke pasar-pasar di sekitar Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai Balai Penelitian Sayuran (BALITSA) di Lembang beberapa waktu lalu, petani-petani di Lembang memiliki pengetahuan tentang seluk beluk produksi sayuran yang diatas rata-rata petani di luar Lembang. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan petani-petani Lembang ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh petani diluar Lembang. Hal ini yang dapat menjadi keunggulan kompetitif petani-petani Lembang, mereka mampu menghasilkan produk yang mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan produk yang lain. Frida Agro selaku mitra beberapa petani di Lembang diuntungkan dengan kemempuan para petani ini, secara tidak langsung Frida Agro juga memiliki keunggulan kompetitif produknya yang dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain di luar Lembang. Dalam hal pemasarannya, petani mitra ini dibantu oleh Frida Agro untuk memasarkan produk-produknya.

Frida Agro juga memiliki beberapa kompetitor yang bergerak pada usaha yang sama dan berlokasi ditempat yang sama, yaitu distributor sayuran ke supermarket-supermarket. Persaingan yang terjadi tidak terlalu dianggap sebagai kompetisi oleh pihak perusahaan, pihak perusahaan hanya berfokus bagaimana untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumennya dalam hal peningkatan variasi produk, peningkatan mutu, memberikan harga yang sesuai dengan kualitas produk dan meningkatkan kualitas komunikasi dengan para mitranya. Dengan memfokuskan kepada pelayanan dan pengelolaan rantai pasokan ini, diharapkan perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan usahanya.

(11)

53

Metode pemasaran yang dilakukan oleh Frida Agro adalah awalnya dengan melakukan promosi dengan cara mendatangi supermarket baru dan kemudian menawarkan produk-produknya disertai pricelist-nya. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, produk-produk yang dihasilkan oleh Frida Agro sudah mendapat sambutan yang baik oleh beberapa supermarket, yang pada akhirnya supermarket itu sendiri yang mencari keberadaan Frida Agro dengan cara mendapatkan informasi dari supermarket yang telah menjadi langganan Frida Agro. Kegiatan pemasaran saat ini yang dilakukan oleh Frida Agro adalah dengan mengikuti promo-promo yang dilakukan oleh beberapa supermarket, promo tersebut layaknya pameran-pameran sayuran ditempat-tempat yang biasa kita temukan.

Keunggulan kompetitif produk dari Frida Agro yang meliputi ciri khas sayuran, peningkatan pelayanan dan disertai metode pemasaran yang dijalankan membuat Frida Agro memiliki keunggulan kompetetif yang baik. Walaupun demikian, suasana persaingan yang terjadi diantara perusahaan tidak terlalu berimbas kepada aktivitas penjualan sayuran Frida Agro. Hal ini disebabkan bahwa masing-masing perusahaan memiliki jalur pemasarannya sendiri dalam memenuhi permintaan konsumen. Bahkan sesama distributor sayuranpun tidak ada yang mengetahui sasaran pasar atau jalur pemasaran yang dimiliki perusahaan lain. Pihak Frida Agro menganggap bahwa banyaknya pesaing yang menggeluti usaha ini hanya berdampak pada pemerataan suplai sayuran di berbagai tempat namun tidak sampai menyebabkan perusahaan mengalami kerugian akibat terebutnya pasar oleh pesaing yang lain. Kondisi tersebut justru membuat Frida Agro terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumennya agar konsumen lain dapat menjadi pelanggan baru Frida Agro. Beberapa pesaing sejenis dari Frida Agro yang lokasinya berdekatan dengan lokasi usaha Frida agro adalah saung organik, bimandiri, dan lain-lain.

6.2 Sasaran Rantai

Sasaran rantai diartikan sebagai berbagai tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dari pelaksanaan atau penerapan manajemen rantai pasokan. Sasaran atau tujuan yang ditetapkan tersebut nantinya akan menjadi acuan apakah rantai pasokan tersebut telah berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki. Pada

(12)

54

kajian rantai pasokan sayuran pada Frida Agro, sasaran yang ingin dicapai meliputi sasaran pasar dan sasaran pengembangan rantai pasokan.

6.2.1 Sasaran Pasar

Pemasaran produk hortikultura sayuran secara umum di Indonesia ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik. Tujuan dari pasar produk sayuran tersebut tentunya akan sangat bergantung kepada karakteristik produk hortikultura itu sendiri. Karakteristik produk agribisnis yang umumnya perishable menjadi suatu hal yang seringkali dipertimbangkan dalam pemasaran produk sayuran. Produk hortikultura sayuran yang lebih mudah rusak biasanya akan diarahkan bagi pemenuhan pasar lokal. Pemasaran produk hortikultura dengan jarak yang relatif jauh akan memerlukan suatu perlakuan khusus baik itu dalam hal pengemasan maupun transportasinya.

Pergeseran paradigma perdagangan produk pertanian dari konsep product driven menjadi market driven telah menempatkan konsumen sebagai objek yang sangat penting. Faktor persaingan usaha dalam bidang pertanian yang semakin ketat juga telah membuat konsumen memiliki posisi tawar yang lebih menguntungkan karena memiliki berbagai alternatif produk pertanian untuk dikonsumsi. Hal tersebut kemudian membuat para produsen baik itu skala perusahaan, kelompok tani/koperasi maupun petani secara individual harus sangat memperhatikan karakteristik konsumen dan pola permintaan secara lebih cermat. Posisi pasar atau konsumen di dalam suatu rantai pasokan adalah sebagai suatu tujuan akhir dari suatu pengelolaan rantai pasokan yang terintegrasi meliputi berbagai pihak.

Permintaan dan harapan konsumen harus mampu direspon dengan baik oleh segenap pelaku rantai pasokan agar keinginan konsumen terhadap produk yang disalurkan tersebut terpenuhi, baik dari segi kuantitas atau ketersediaan, kualitas produk, waktu penyampaian yang cepat, maupun harga yang terjangkau. Terpenuhinya permintaan dan keinginan konsumen tersebut pada akhirnya akan membuat konsumen lebih loyal kepada produk yang dihasilkan oleh suatu rantai pasokan. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan keunggulan bersaing dari suatu rantai pasokan dibandingkan dengan rantai pasokan lain yang menghasilkan produk sejenis.

(13)

55

Frida Agro pada dasarnya memiliki satu tujuan pasar yakni pasar modern (supermarket) di daerah Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Karakteristik konsumen dari Frida Agro memiliki karakteristik yang kritis terhadap kualitas produk yang dihasilkan, peniliaian konsumen biasanya pada penampilan fisik sayuran dan kesegarannya. Hal tersebut yang menyebabkan penerapan standarisasi kualitas sayuran menjadi hal yang sangat penting. Sayuran yang akan didistribusikan ke supermarket yang menjadi tujuan pasar haruslah sudah melewati proses sortir yang ketat oleh pihak perusahaan dan mitra taninya, hal ini dilakukan agar sayuran tersebut sesuai dengan pesanan yang diminta oleh pihak supermarket.

Hal lain yang juga penting untuk diperahatikan adalah terkait dengan identitas merk dan sistem penjejekana rantai pasokan. Keamanan sayuran sebagai produk pangan menjadi perhatian utama konsumen pada saat ini. Hal tersebut menyebabkan penjejakan rantai pasokan sayuran terkait proses penyaluran produk dari penggunaan input, pestisidam, pengawet, bahkan lahan yang digunakan haruslah mampu dikelola secara intensif.

Produk sayuran yang dikonsumsi oleh konsumen supermarket biasanya disajikan secara segar dengan kemasan yang dikemas oleh Frida Agro. Sayuran yang dibutuhkan konsumen diutamakan sayuran dalam kemasan yang higienis, jumlahnya sesuai kebutuhan, tidak layu dan tampilannya bersih. Oleh karena itu, Frida Agro bersama mitra taninya memproduksi sayuran yang sesuai dengan permintaan konsumen dari supermarket tersebut. Sayuran yang tidak sesuai pesanan atau tidak memenuhi standar, oleh Frida Agro dipasarkan ke Pasar Lembang dan Pasar Induk Ciwaringin. Konsumen pasar tradisional yang melakukan pembelian sayuran di pasar tersebut dapat dikatakan tidak kritis dan kurang memperhatikan tampilan sayuran yang akan mereka beli. Konsumen di pasar tradisional ini tidak menjadi prioritas oleh pihak perusahaan, pihak perusahaan menjual sayuran yang tidak sesuai standar ke pasar tradisional karena untuk mengurangi kerugian yang mereka dapatkan. Sayuran yang dijual ke pasar tradisional tidak memberikan keuntungan, namun mampu mengurangi kerugian yang dialami perusahaan.

(14)

56 6.2.2 Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan rantai pasokan dapat diartikan sebagai suatu upaya bersama dari beberapa pihak yang terlibat dalam rantai pasokan untuk secara spesifik mengembangkan suatu aspek yang dianggap penting bagi peningkatan kinerja rantai. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan rantai pasokan tersebut haruslah dilakukan secara sinergis melalui koordinasi antar pihak dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan bahwa tujuan yang ingin dicapai bukan hanya bagi kepentingan beberapa pelaku sebagai individual melainkan tujuan kolektif dari rantai yang terintegrasi.

Pengembangan rantai pasokan tidak mudah dilakukan karena melibatkan berbagai pihak dengan kepentingannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan suatu sasaran pengembangan yang disepakati secara bersama sehingga upaya pelaksanaan pencapaian sasaran tersebut akan didukung semua pihak yang terkait. Pada bidang agribisnis, sistem pengembangan dengan sasaran bersama tersebut dapat dilakukan apabila setiap pelaku usaha terkait melihat rantai pasokan sebagai suatu sistem yang saling tergantung dan mempengaruhi.

Sasaran pengembangan rantai pasokan sayuran pada Frida Agro yang ingin dituju antara lain menyangkut penguatan rantai pasokan melalui pelaksanaan kemitraan yang berkesinambungan. Kerjasama kemitraan ataupun bentuk koordinasi lainnya yang melibatkan pihak petani, Frida Agro serta beberapa institusi pendukung diarahkan kepada peningkatan kapasitas produksi, insentif melalui bantuan modal dan pengembangan infrastruktur. Pengelolaan rantai pasokan melalui pelaksanaan kemitraan petani dengan beberapa institusi pendukung terutama ditujukan bagi pengembangan insentif bantuan modal usaha dan pengembangan infrastruktur berupa pembangunan akses jalan yang mudah untuk dijangkau oleh kendaraan di daerah sekitar lokasi usaha petani. Pembangunan akses jalan ini bertujuan untuk memudahkan petani dalam kegiatan produksinya terutama pada kegiatan panen. Sasaran pengembangan ini sangat membutuhkan peran pemerintah dan lembaga keuangan untuk dapat mewujudkannya. Infrastruktur seperti akses jalan merupakan mutlak dikelola oleh pemerintah, oleh karena itu Frida Agro berharap pemerintah membantu memperbaiki akses jalan pada sekitar lokasi usaha Frida Agro dan petani

(15)

57

mitranya, karena akses jalan yang ada saat ini cukup menghambat kegiatan distribusi yang dilakuka petani kepada Frida Agro dan cukup memakan waktu. Sedangkan lembaga keuangan seperti Bank atau koperasi simpan-pinjam dibutuhkan untuk membantu petani mitra yang membutuhkan bantuan modal usaha, karena Frida Agro tidak selamanya sanggup memberikan bantuan pinjaman kepada seluruh petani mitranya.

6.3 Manajemen Rantai 6.3.1 Pemilihan Mitra

Pemilihan mitra dalam rantai pasokan sayuran bertujuan untuk menjamin terciptanya jalinan kerjasama yang saling menguntungkan. Pihak yang dijadikan mitra dalam rantai pasokan setidaknya harus memenuhi prasyarat yang ditentukan oleh pihak lainnya. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan sayuran antara lain meliputi pemilihan mitra petani sayuran, pemilihan mitra distributor (Frida Agro), pemilihan retailer (supermarket).

Aspek yang sangat berpengaruh dalam pemilihan petani sayuran sebagai mitra adalah kemampuan serta pengetahuan petani dalam menghasilkan sayuran dengan kualitas yang baik, kemampuan petani dalam menepati waktu pengiriman sayuran yang sesuai dengan pesanan dan kemampuan petani dalam berkompromi serta dapat dipercaya. Selain kemampuan tersebut, Frida Agro juga menilai kelayakan petani yang dijadikan mitranya. Kelayakan yang dinilai oelh Frida Agro terutama terkait dengan kepemilikan lahan, kemampuan produksi, serta metode budidayanya. Kemampuan dan penilaian kelayakan petani dinilai oleh Frida Agro pada saat mereka hanya sebatas mitra jual-beli, karena sering berinteraksi antara petani dengan pihak Frida Agro, maka pihak Frida Agro mulai mengenal petani-petani yang menjadi mitra jual-belinya. Seiringnya berkembangnya usaha Frida Agro, kemudian dibutuhkan petani-petani yang sanggup dijadikan mitra dalam memenuhi permintaan sayuran konvensional, maka petani dengan penilaian kemampuan dan kelayakan seperti itulah yang dijadikan ukuran oleh Frida Agro dalam menentukan mitranya.

Bagi petani sayuran, tidak terdapat kriteria khusus dalam memilih mitra distributor sayurannya. Petani secara umum menginginkan distributor yaitu Frida Agro bersedia membeli sayuran dengan harga tertinggi, bersedia memberikan

(16)

58

bantuan peminjaman peralatan produksi, bersedia untuk saling berbagi informasi teknis budidaya, bersedia berbagi informasi pasar yang akan dituju dan kesanggupan Frida Agro dalam menyediakan dana tunai pada saat transaksi. Dalam prakteknya, Frida Agro sudah dan terus menyanggupi semua keinginan petani mitranya, bahkan Frida Agro juga bersedia untuk berkonsultasi seputar permasalahan yang ada di lahan dengan petani mitranya.

Pihak Frida Agro juga memiliki beberapa kriteria dalam memilih mitra perusahaan retailer (supermarket). Setidaknya terdapat empat buah prasyarat penting yang menjadi kriteria dalam pemilihan mitra yakni penentuan harga sayuran yang menguntungkan, transparansi informasi, komitmen dalam keberlanjutan kerjasama dalam jangka waktu yang lama dan birokrasi yang tidak berbelit-belit. Penentuan harga sayuran dan transparansi informasi ditujukan menjaga posisi tawar serta mendistribusikan keuntungan dan menfaat kemitraan secara adil kepada petani mitra. Komitmen dalam keberlanjutan kerjasama dalam jangka waktu yang panjang ditujukan kepada pembentukan kemitraan yang berkesinambungan sehingga menjaga kerjasama yang menguntungkan. Sedangkan birokrasi yang tidak berbelit-belit ditujukan agar dalam kegiatan transaksinya nanti tidak memakan waktu yang cukup lama, sehingga menghemat waktu dalam prosesnya. Karena dalam satu hari, Frida Agro mensuplai sayuran ke beberapa supermarket yang berbeda lokasinya, maka waktu sangat dibutuhkan dalam proses distribusi sayuran.

Pihak supermarket sebagai pelaku rantai pasokan sayuran sebelum sampai ke tangan konsumen juga memiliki kriteria tertentu dalam memilih mitra pemasoknya. Kriteria utama dari pemilihan pemasok sayuran oleh supermarket antara lain terkait dengan kemampuan pemasok dalam menghasilkan sayuran berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir, sanggup mensuplai tepat waktu dan tepat jumlah sayurannya, berkomitmen dalam bekerjasama dan mempunyai reputasi yang baik sebagai penghasil sayuran. Aspek kualitas sayuran yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir menjadi hal sangat diperhatikan, mengingat konsumen yang datang berbelanja ke supermarket sangat memperhatikan penampilan sayuran dan ukuran sayuran, ukuran sayuran diperhatikan konsumen karena terkait dengan kebutuhan.

(17)

59 6.3.2 Kesepakatan Kontraktual

Pengelolaan rantai secara terintegrasi yang melibatkan beberapa pihak membutuhkan suatu kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama tersebut merupakan komitmen yang kemudian dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama di antara pelaku rantai pasokan sayuran. Proses penyusunan kerjasama antara pelaku rantai pasokan sayuran pada Frida Agro diawali dari keinginan pihak Frida Agro untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumen agar mampu bersaing dengan produsen sayuran yang lainnya dan mampu meningkatkan keuntungan bersama antara Frida Agro dengan mitra taninya.

Dalam pembuatan kesepakatan kontraktual dengan pihak lain pada dasarnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adanya kesepakatan kontraktual yang dibuat antar anggota rantai pasokan menandakan bahwa terdapat keterbatasan pada masing-masing anggota rantai pasokan tersebut. Tujuannya dibuat kesepakatan tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama dengan mitra agar kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan saling menutupi keterbatasan masing-masing. Beberapa aspek yang dapat dicapai melalui kerjasama tersebut antara lain :

a) Meningkatkan rantai nilai produk. Adanya kerjasama memudahkan pihak yang memiliki keterbatasan untuk diproses oleh pihak lain agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

b) Meningkatkan jejaring pasar atau akses pasar.

c) Menciptakan jaminan produksi dan pasokan dari mitra d) Mengakselerasi pertumbuhan bisnis (penjualan)

Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat untuk tujuan kerjasama jangka panjang. Dengan terbangunnya kerjasama atau kemitraan, diharapkan semua anggota rantai pasokan yang terlibat dapat mengoptimasi penggunaan sumber dayanya untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan meminimumkan resiko sehingga anggota rantai pasokan yang terlibat tersebut dapat berkembang dengan cepat.

Dalam rantai pasok yang dijalani oleh Frida Agro, sudah ada kesepakatan kontraktual tertulis dengan pihak supermarket. Sedangkan kesepakatan yang terjadi antara pihak Frida Agro dengan mitra taninya sifatnya lebih kepada sistem

(18)

60

kepercayaan yang sudah terjalin dalam jangka waktu yang lama, dengan kata lain kesepakatan kontraktual yang terjadi hanya dari mulut ke mulut. Bentuk kesepakatan tertulis menerangkan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam transaksi. Beberapa isi dari kesepakatan tersebut adalah jadwal pengiriman produk, detail produk yang dipesan, penentuan harga jual produk, dan sistem pembayaran yang dilakukan. Sedangkan isi dari kesepakatan yang terjadi antara Frida Agro dengan mitra taninya tidak berbeda dengan kesepakatan dengan supermarket, perbedaannya adalah kesepakatan yang dilakukan dengan mitra tani tidak tertulis.

Kesepakatan yang terjalin antara petani dan Frida Agro memang masih berdasarkan sistem kepercayaan, namun terdapat beberapa ketentuan yang menjadi pegangan bagi kedua belah pihak. Dalam penentuan harga jual sayuran, Frida Agro dan petani mitranya menyepakati harga sayuran tertinggi di tingkat pasar tradisional dalam periode tertentu. Sebagai ilustrasi, pada saat minggu ke tiga bulan Agustus 2009, menurut salah satu petani yang menjadi mitra Frida Agro yang juga menjajakan hasil sayurannya ke pasar tradisional, harga brokoli di tingkat pasar tradisional Lembang berkisar antara Rp. 8.500 – Rp. 10.000/kg. Dengan melihat kondisi harga yang berlaku pada saat itu, maka harga yang disepakati oleh petani dan Frida Agro adalah Rp. 10.000/kg untuk sayuran jenis brokoli. Untuk detail sayurannya, brokoli yang dipesan oleh Frida Agro kepada petani biasanya mempunyai berat per batang brokoli seberat 100 gr – 250 gr, detail produk ini sesuai dengan permintaan yang datang dari supermarket. Ilustrasi mengenai brokoli ini juga berlaku untuk sayuran jenis yang lain dalam penentuan harga jual sayuran dan detail produk yang disepakati oleh Frida Agro dan petani mitranya.

Ketentuan lain yang disepakati oleh Frida Agro dan petani adalah mengenai pengiriman sayuran dan perhitungan sayuran yang dibayarkan oleh Frida Agro. Pengiriman sayuran dilakukan oleh petani ke Frida Agro tiga kali dalam seminggu, yakni hari minggu, selasa dan kamis. Pengiriman oleh petani dilakukan maksimal pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan untuk perhitungan sayuran yang akan dibayarkan Frida Agro kepada petani adalah sayuran yang telah disortir kemudian ditimbang bobot keseluruhan, maka bobot ini yang akan

(19)

61

jadi perhitungan untuk pembayaran sayuran kepada petani, dengan mengambil istilah kedua belah pihak untuk sayuran yang telah disortir adalah “produk bersih”.

Ketentuan dalam kontrak yang terjadi antara Frida Agro dengan pihak supermarket diantaranya mengenai detail produk yang dipesan, penetapan harga dan jadwal pengiriman sayuran. Detail produk yang dipesan supermarket yakni sayuran dikemas menggunakan plastik wrapping dengan berat yang telah ditentukan. Sebagai ilustrasi yaitu untuk sayuran jenis brokoli, per batang brokoli yang dikemas menggunakan plastik wrapping bobotnya tidak boleh lebih dari 250 gr, ilustrasi ini juga berlaku untuk sayuran jenis yang lainnya, namun yang berbeda hanya bentuk kemasannya saja dan bobotnya sesuai dengan jenis sayuran. Dalam menetapkan harga sayuran, sebelum membuat kesepakatan kontraktual, Frida Agro menawarkan sayuran yang diproduksi beserta dengan price list masing-masing sayuran. Price-list yang ditawarkan Frida Agro pada supermarket mengacu kepada biaya produksi serta keuntungan yang diinginkan oleh Frida Agro, dan harga jual sayuran pasaran pada tingkat distributor. Price-list ini kemudian dinegosiasikan oleh kedua belah pihak hingga kesepakatan harga terjalin. Sebagai ilustrasi, untuk harga brokoli yang ditawarkan Frida Agro kepada Supermarket awalnya adalah sebesar Rp. 17.000/kg, setelah dinegosiasikan menjadi Rp. 16.000/kg, maka harga Rp. 16.000/kg ini yang disepakati dan dituangkan dalam kontrak tertulis, harga ini berlaku untuk jangka waktu satu hingga dua bulan. Setelah satu atau dua bulan, kesepakatan harga jual sayuran dinegosiasikan kembali mengikuti perkembangan harga pasaran. Sedangkan untuk ketentuan pengiriman sayuran, di dalam kesepakatan ditentukan bahwa Frida Agro mengirimkan sayuran kepada supermarket tiga kali dalam satu minggu, yaitu hari senin, rabu dan jumat, waktu pengiriman sayuran maksimal tiba di lokasi pada pukul 10.00 WIB.

Kerjasama yang telah dikembangkan oleh pelaku rantai pasokan sayuran ini telah mencapai beberapa aspek yang menjadi tujuan dari dilakukannya kerjasama ini, diantaranya :

(20)

62

a. Meningkatkan rantai nilai produk

Dalam hal ini, kemampuan petani dalam menghasilkan sayuran yang kemudian dikemas oleh Frida Agro dengan kemasan yang higienis dan menarik serta memberikan merek, kemudian dikirim kepada supermarket menjadi nilai tambah tersendiri dalam rantai pasokan ini. Karena masing pelaku rantai melakukan perannya masing-masing dalam meningkatkan nilai produk sayuran. Petani menghasilkan sayuran yang dibutuhkan konsumen, Frida Agro mengemas sayuran tersebut dengan menggunakan kemasan dan memberikan merek dagang sendiri, dan supermarket menjualnya di gerainya yang megah dan menggunakan pendingin.

b. Meningkatkan Jejaring pasar atau akses pasar.

Keuntungan petani bermitra dengan Frida Agro adalah memperluas pasar mereka dalam menjual sayurannya, sebelum bermitra petani menjual sayuran ke pasar tradisional atau kepada tengkulak yang ada di sekitar lokasi usaha mereka. Kepastian harga yang diterima petani menjadi tidak pasti dan sering kali dirugikan oleh tengkulak. Setelah bermitra dengan Frida Agro, kepastian harga sudah didapatkan oleh petani dan jejaring pasar mereka meningkat dan tersebar hingga ke luar Lembang yang diwakilkan oleh Frida Agro. Frida Agro setelah bermitra dengan supermarket secara tidak langsung dapat memperkenalkan produk yang mereka hasilkan kepada konsumen.

c. Menciptakan jaminan produksi dan pasokan dari mitranya

Dengan kerjasama yang dilakukan antar pelaku rantai dalam rantai pasokan sayuran ini, semua anggota mendapatkan jaminan pasokan sayuran tepat pada waktunya, sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati. Supermarket mendapatkan kepastian pasokan sayurannya dari Frida Agro setiap tiga hari dalam satu minggu. Sedangkan Frida Agro mendapatkan kepastian pasokannya dari petani mitranya setiap tiga hari dalam satu minggu juga.

d. Mengakselerasi pertumbuhan bisnis (penjualan)

Kerjasama ini secara langsung mengakselerasi pertumbuhan penjualan dari ketiga pelaku rantai pasokan sayuran. Petani sebelumnya menjual

(21)

63

sayuran tidak dalam kepastian dalam sisi harga dan kuantitas, setelah bermitra dengan Frida Agro, peningkatan penjualan sayuran petani kepada Frida Agro didapatkan. Karena Frida dan petani sudah melakukan kesepakatan mengenai penjualan sayuran dan penetapan harga jualnya, secara tidak langsung kepastian penjualan sayuran sudah didapatkan oleh petani. Frida Agro sendiri mampu mengakselerasi pertumbuhan sayurannya, dengan adanya kesepakatan dengan supermarket, Frida Agro mendapatkan kepastian penjualan sayuran dan kepastian harga sayuran.

6.3.3 Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan di dalam rantai pasok ini cukup sederhana. Transaksi yang dilakukan Frida Agro dengan mitra taninya umumnya berlangsung dengan cara membayar langsung kepada petani dan Frida Agro mendapatkan produk yang mereka pesan, transaksi ini dapat digolongkan kepada spot transaction. Pembayaran yang dilakukan adalah pembayaran atas produk bersih dari petani, maksudnya produk bersih adalah produk yang telah di sortir bersama oleh petani dan Frida Agro. Penyortiran bersama ini dilakukan dengan tujuan supaya tidak ada kecurangan dalam perhitungan berat produk yang telah disortir. Mekanisme pembayaran dilakukan dilakukan pada saat petani petani datang ke gudang untuk menyetorkan sayuran yang dipesan oleh Frida Agro, kemudian dilakukan penimbangan bobot sayuran, setelah disepakati jumlah bobot sayurannya, maka pembayaran dilakukan pada saat itu dengan tunai.

Lain halnya dengan petani, transaksi yang dilakukan Frida Agro dengan pihak supermarket tidak sesederhana dengan petani. Transaksi dengan pihak supemarket menggunakan faktur penjualan. Setelah proses loading dock dan kegiatan sortir pada gudang penyimpanan supermarket, kemudian pihak supermarket melakukan pencatatan sayuran yang mereka ambil. Setelah itu, pihak Frida Agro mendapatkan selembar kertas yang berisikan jenis sayuran dan nominal harga yang harus dibayarkan oleh pihak supermarket, selembar kertas ini disebut faktur penjualan oleh kedua belah pihak. Faktur penjualan ini baru bisa ditunaikan setelah satu atau dua minggu setelah faktur penjualan tersebut diberikan kepada Frida Agro.

(22)

64 6.3.4 Dukungan Pemerintah

Instansi pemerintahan sebagai pihak yang mengambil kebijakan telah memutuskan beberapa peraturan yang mengatur agribisnis sayuran. Peraturan-peraturan tersebut meliputi kebijakan pembenihan dan budidaya pertanian, kebijakan peredaran dan perdagangan pertumbuhan, dan kebijakan investasi. Kebijakan-kebijakan ini hanya dapat dirasakan secara tidak langsung oleh Frida Agro dan petani-petani mitranya. Belum ada campur tangan langsung pemerintah kepada pihak perusahaan dan petani.

Saat ini Frida Agro mulai mengembangkan usahanya dengan membudidayakan pertanian organik, pengembangan usaha ini sejalan dengan program pemerintah dengan slogan go organic 2010-nya. Tetapi hingga saat ini, pemerintah belum memberikan penyuluhan langsung mengenai bagaimana pertanian organik yang sebenarnya kepada petani-petani organik, termasuk Frida Agro. Pada akhirnya pihak Frida Agro mulai menjalankan pengembangan usahanya secara otodidak, mulai dari pencarian informasi hingga menjalani proses budidaya organiknya dilakukan dengan kemampuan sendiri. Peran pemerintah baru dinikmati sebatas memanfaatkan adanya BALITSA dengan serangkaian penelitian yang dibukukan atau dibuat jurnal.

6.3.5 Kolaborasi Rantai Pasokan

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan sebuah rantai pasokan adalah terciptanya suatu kolaborasi yang baik di antara pelaku rantai pasokan. Kolaborasi dapat memberikan manfaat strategik maupun finansial bagi pelaku rantai. Terdapat dua faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kolaborasi di antara pelaku rantai pasokan yakni kerelaan dalam berbagi informasi dan kerelaan dalam berbagai manfaat (Said et al 2006). Kolaborasi yang efektif dapat terbangun jika masing-masing pihak bersedia memberikan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu kepada mitranya. Sementara itu, mitra juga harus menjaga informasi tersebut secara bertanggung jawab sehingga dapat mendorong terciptanya rasa saling percaya. Dengan terbangunnya kepercayaan, maka masing-masing pihak tidak akan berkeberatan untuk saling berbagi manfaat secara adil sesuai peran dan kontribusinya dalam rantai pasokan.

(23)

65 a. Lingkup Kolaborasi

Intensitas kolaborasi secara umum terbagi atas empat tingkatan, yakni Transactional Collaboration, Cooperative Collaboration, Coordinated Collaboration, dan Synchronized Collaboration (Said et al, 2006). Kolaborasi yang terjadi dalam rantai pasokan sayuran ini masuk dalam tingkatan Cooperative Collaboration, dalam tingkatan ini kolaborasi yang terjadi tidak hanya sekedar hubungan transaksional saja, tetapi sudah mulai ada saling memberi informasi. Dalam prakteknya, pihak supermarket sudah memberikan informasi terutama mengenai sayuran seperti apa yang dibutuhkan oleh konsumen, baik itu dalam segi kemasan hingga ukuran sayuran yang digemari. Hal ini memudahkan Frida Agro dalam memproduksi sayurannya bersama petani mitranya.

Frida Agro dengan petani mitranya juga sudah terjalin saling berbagi informasi diantara mereka. Frida Agro meneruskan informasi dari supermarket kepada petani mitranya mengenai sayuran yang dibutuhkan oleh supermarket, informasi ini berupa ukuran sayuran yang harus dihasilkan dan kualitas sayuran yang harus diperhatikan. Dengan demikian petani dapat mempersiapkan kegiatan produksi sebaik mungkin. Selain itu, apabila petani mengalami kesulitan dalam kegiatan produksinya, pihak Frida Agro tidak segan untuk saling berbagi informasi teknis budidaya untuk menyelesaikan masalah yang ada di lahan milik petani.

b. Perencanaan Kolaboratif

Perencanaan dan penelitian kolaboratif merupakan bagian dari kegiatan kerjasama kolaborasi antar pelaku dalam sebuah rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif berarti terdapat kerjasama, kesatuan dan penyelarasan informasi antara satu anggota rantai dengan anggota lainnya dalam melakukan perencanaan rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif banyak dilakukan dalam rantai pasokan sebuah usaha manufaktur, salah satunya adalah dengan berbagi informasi perencanaan produksi dari sebuah produsen kepada para perusahaan pemasok bahan baku yang menjadi mitranya. Ketepatan informasi mengenai perencanaan produksi tersebut akan direspon oleh perusahaan pemasok untuk mempersiapkan (memproduksi) bahan baku yang dibutuhkan mitranya.

(24)

66

Frida Agro dalam hal ini melakukan perencanaan kolaboratif dengan para mitra taninya. Frida Agro memberikan informasi mengenai berapa jumlah dan jenis sayuran yang dimintanya berdasarkan permintaan yang datang. Namun, selain mengandalkan informasi pesanan yang masuk, Frida Agro juga melakukan perkiraan penjualan untuk mengantisipasi fluktuasi pesanan insidental. Rata-rata Frida Agro meningkatkan rencana produksi dengan mitranya sebesar 10 sampai 20 persen melebihi dari pesanan yang valid dari supermarket. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pesanan tambahan yang datang pada waktu yang tidak terduga.

c. Penelitian Kolaboratif

Penelitian kolaboratif merupakan upaya yang dilakukan oleh beberapa anggota rantai pasok untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan. Penelitian kolaboratif diarahkan kepada upaya untuk memenuhi permintaan, pola perilaku pasar baik itu dari segi spesifikasi produk maupun penyampaian kepada konsumen, serta penelitian mengenai sayuran untuk meningkatkan kualitas, menemukan varietas baru dan menemukan obat untuk hama/penyakit baru.

Penelitian kolaboratif merupakan upaya yang dilakukan oleh beberapa anggota rantai pasok untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan. Penelitian kolaboratif biasanya dilakukan oleh anggota eksternal atau anggota pendukung rantai pasok yaitu pemerintah. Penelitian kolaboratif diarahkan kepada upaya untuk menemukan varietas baru untuk jenis sayuran dan penanganan hama penyakit baru. Penelitian kolaboratif ini dilakukan oleh Balai Penelitian Sayuran Lembang (BALITSA) dengan menemukan varietas baru dan penelitian mengenai penanganan terhadap hama penyakit baru ditemukan.

Hasil penemuan ini kemudian digunakan oleh anggota rantai pasokan seperti Frida Agro dan mitra taninya. Penanganan hama dan penyakit baru pada sayuran sangat dibutuhkan oleh Frida Agro dan mitranya untuk meningkatkan kualitas sayuran. Namun, Frida Agro dan mitra taninya merasakan manfaat penelitian ini dari buku atau jurnal yang diterbitkan oleh BALITSA, dengan kata lain belum ada kerjasama langsung antara Frida Agro dengan BALITSA. Hingga saat ini belum ada upaya untuk melakukan kerjasama secara langsung, namun

(25)

67

manfaat yang dirasakan oleh Frida Agro dengan mita taninya dari penelitian yang dilakukan oleh pemerintah baru sebatas itu saja.

d. Trust Building

Proses trust building merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menumbukan kepercayaan di antara anggota rantai pasokan. Upaya menciptakan kepercayaan merupakan hal yang sangat krusial dalam kerangka kerjasama kolaborasi anggota rantai pasokan. Kepercayaan yang terjalin dapat mendorong terjadinya hubungan rantai pasokan yang lancar dan harmonis. Rendahnya kepercayaan di antara pelaku rantai pasokan akan menghambat pertukaran informasi, keengganan berbagi manfaat serta penanggulangan resiko usaha secara bersama.

Proses trust building dalam rantai pasokan terbagi menjadi tiga tingkatan yakni contractual trust, competence trust, dan goodwill trust. Contractual trust berarti kepercayaan yang timbul di antara pelaku rantai pasokan didasarkan atas kesepakatan atau perjanjian kerjasama pada jangka waktu tertentu. Adapun yang dimaksud dengan competence trust adalah kepercayaan antara dua pihak yang didasarkan kepercayaan terhadap kompetensi mitranya. Kepercayaan tersebut biasanya terbangun karena pihak yang bekerjasama telah benar-benar mengenal dengan baik mitra usahanya. Tingkatan kepercayaan yang paling tinggi adalah goodwill trust yakni kepercayaan yang terbangun karena dilandasi oleh itikad baik (goodwill) pihak yang bermitra. Pada tingkatan tersebut, pihak yang bermitra bersama-sama berpikir positif dan menciptakan daya saing rantai pasokan untuk kemajuan bersama.

Kepercayaan antara Frida Agro dengan petani mitranya terbentuk melalui proses competence trust. Kepercayaan ini terbangun karena diantara petani dan Frida Agro sudah mempercayai kompetensi masing-masing. Frida Agro mempercayai kompetensi petani mitranya dalam hal kemampuan menghasilkan sayuran yang sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Frida Agro, kompetensi petani dalam komitmen bekerjasama dan kompetensi petani dalam menjaga kepercayaan Frida Agro. Sedangkan petani mempercayai kompetensi Frida Agro dalam kemampuan memasarkan sayuran yang dihasilkannya, kompetensi untuk menjaga kepercayaan petani dan kompetensi dalam komitmen bekerjasama.

(26)

68

Kepercayaan ini sudah terjalin semenjak petani dan Frida Agro mempunyai hubungan sebatas transaksi jual-beli saja, seiring berjalannya hubungan ini, keduanya mulai saling mengenal dan mempercayai satu sama lain. Sampai pada akhirnya Frida Agro mengajak petani-petani tersebut untuk melakukan kerjasama, kerjasama ini didasarkan pada kepercayaan pada kompetensi masing-masing seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kerjasama ini terus berkembang hingga saat ini, kerjasama yang terjalin tidak hanya sekedar transaksi jual-beli saja, tetapi sudah berkembang menjadi kerjasama yang saling bertukar informasi satu sama lain. Kepercayaan yang terjalin akan lebih baik apabila ditunjang dengan kesepakatan kontraktual, karena dengan kontrak akan lebih mengikat dan menghindari terjadinya kecurangan diantara pelaku rantai.

Kepercayaan Frida Agro dengan supermarket terbentuk melalui proses contractual trust. Kepercayaan yang terjalin antara Frida Agro dan supermarket merujuk pada ikatan yang tertuang dalam kontrak tertulis. Kontrak ini yang mengikat keduanya dalam kerjasama rantai pasokan sayuran, proses membangun kepercayaan ditunjukkan dengan saling mematuhi kesepakatan yang tertulis di dalam kontrak tersebut. Selain itu, proses membangun kepercayaan juga dibangun dengan upaya saling bertukar informasi secara transaparan dan sukarela. Kontrak inilah yang membuat kedua belah pihak saling percaya satu sama lain. Jika kerjasama kontraktual telah berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, proses pembangunan kepercayaan dalam jangka panjang diharapkan dapat diarahkan kepada tingkatan competence trust bahkan goodwill trust.

6.4. Sumber Daya Rantai 6.4.1 Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik rantai pasok sayuran pada Frida Agro meliputi lahan pertanian sayuran, peralatan produksi, dan infrastruktur berupa kondisi jalan dan sejenisnya. Untuk lahan pertanian, Frida Agro memiliki lahan seluas 3,5 Ha. Namun semua lahan yang ada saat ini digunakan untuk memproduksi sayuran organik, sedangkan untuk sayuran konvensionalnya Frida Agro mengumpulkan sejumlah sayurannya dari petani-petani mitranya. Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani-petani mitra dari Frida Agro ini masing-masing seluas 0,5-3 Ha. Untuk tiap jenis komoditasnya, Frida Agro memiliki satu s/d tiga orang petani

(27)

69

yang menjadi mitranya. Semua lahan yang dimiliki olah Frida Agro maupun para petani mitranya, seluruhnya digunakan untuk kegiatan produksi.

Selain lahan pertanian, Frida Agro memiliki dua gudang, gudang pertama adalah gudang untuk menyimpan peralatan produksinya, gudang ini satu lokasi dengan rumah pemiliknya serta lahan pertaniannya. Gudang yang kedua adalah gudang untuk proses pengemasan, gudang ini lokasinya terpisah dari lokasi kegiatan produksinya namun berdekatan lokasinya, gudang ini juga menyimpan peralatan untuk proses pengemasan. Selain gudang, Frida Agro mempunyai tiga rumah semai yang fungsinya untuk mempersiapkan tanaman yang akan ditanam pada jadwal penanaman berikutnya. Frida Agro juga memiliki 2 greenhouse untuk membudidayakan tanaman strawberry mereka. Untuk kegiatan distribusi sayurannya, Frida Agro memiliki tiga unit kendaraan boks yang digunakan untuk mengantarkan sayuran ke supermarket-supermarket yang menjadi mitranya.

Petani-petani mitra Frida Agro selain memiliki lahan pertanian, pada umunya juga memilik peralatan produksi dan gudang kecil yang menjadi tempat penyimpanan peralatan produksinya, lokasi lahan dan rumah tinggalnya ada yang terpisah dan ada yg berdekatan. Untuk proses pengemasannya dan distribusi sayurannya diserahkan kepada Frida Agro. Untuk sumber daya fisik yang lain, seperti kondisi jalan dapat dikatakan tidak terlalu baik. Kondisi jalan pada sebagian daerah di desa Cibodas, Lembang, yang menjadi lokasi Frida Agro dan petani-petani mitranya, banyak yang rusak atau berlubang. Selain itu, terdapat beberapa lahan produksi petani-petani yang letaknya sulit dujangkau oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyulitkan dalam kegiatan mengangkut hasil produksi ke kendaraan yang menjemput sayurannya ke gudang pengemasan. Kondisi jalan yang rusak dan berlubang ini hanya terdapat didaerah ini saja, untuk kondisi jalan keluar dari desa Cibodas hingga supermarket tujuan dikatakan cukup baik.

6.4.2 Sumber Daya Teknologi

Penerapan teknologi sangat penting untuk menciptakan produk sayuran yang berkualitas. Saat ini, penerapan teknologi yang diterapkan oleh Frida Agro maupun petani mitranya terbilang tepat guna. Transfer informasi mengenai kegiatan produksi dari Frida Agro ke petani atau sebaliknya kerap dilakukan, hal

(28)

70

ini dilakukan untuk menyamakan persepsi meraka dalam menciptakan sayuran yang diinginkan oleh konsumen. Salah satu teknologi tepat guna yang dilakukan adalah dalam hal kegiatan pemupukan, pemupukan yang dilakukan oleh petani-petani dilembang tidak sama dengan kebanykan petani-petani. Petani-petani-petani mitra Frida Agro umumnya menggunakan pupuk kandang dan pupuk organik untuk budidaya sayuran konvensional mereka, petani kebanyakan masih menggunakan pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk kandang. Tujuan dilakukannya pemupukan ini adalah untuk menjaga kesuburan tanah dan juga agar tanah tidak cepat rusak oleh zat-zat kimia. Selain itu, pada saat mulai menyemai, tanah yang digunakan biasanya disiram dahulu dengan air mendidih agar virus-virus atau kuman yang menempel pada tanah itu diharapkan dapat hilang, sehingga tidak terbawa pada tanaman yang akan mulai disemai.

Teknologi tapat guna ini dilakukan dimulai pada saat mulai menyemai tanaman tadi hingga mulai penanaman di lahan produksinya, perlakuan yang dilakukan terhadap sayuran dalam proses produksinya dapat dikatakan efektif dan efisien. Selain teknologi tepat guna, para petani dan Frida Agro juga menggunakan teknologi modern. Salah satu contoh toknologi modern yang digunakan adalah dengan menggunakan power sprayer untuk menyiram sayuran mereka. Teknologi tepat guna dan teknologi modern yang dikombinasikan dalam kegiatan produksi ini dapat menunjang kegiatan produksi sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas.

6.4.3 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dilibatkan dalam kegiatan produksi pada Frida Agro berjumlah sekitar 49 orang, yang terdiri atas 25 orang untuk divisi budidaya, satu orang untuk divisi keuangan, 20 orang untuk divisi pemasaran dan 4 orang dalam top management, hampir semua pegawai Frida Agro merupakan pegawai tetap dan sudah lama bekerja di dalam perusahaan. Untuk petani-petani mitranya umumnya ada yang bekerja sendiri untuk mengurus lahannya, ada pula yang dibantu untuk bekerja mengurus lahannya, jumlahnya tidak lebih dari 3 orang. Namun, pada saat mulai panen para petani ini akan meminta bantuan kepada buruh tani yang bekerja paruh waktu untuk membantu memanen sayurannya.

(29)

71

Semua pegawai yang dipekerjakan oleh Frida Agro maunpun para petani mitranya berasal dari daerah sekitar. Dengan demikian keberadaan Frida Agro beserta petani mitranya secara tidak langsung ikut membantu perekonomian warga sekitar dengan menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar

6.4.4 Sumber Daya Modal

Aspek permodalan dalam rantai pasok sayuran pada Frida Agro ini dapat dikatakan belum mapan. Pembiayaan khususnya ke sektor petani masih sulit karena dari segi kelayakan usahanya belum memenuhi syarat. Disamping dilihat dari aspek kelayakan usaha (kondisi fisik, sarana produksi, dan penjualan), evaluasi dan peninjauan juga dilakukan terhadap kelayakan aspek keuangan. Pihak bank dalam mengadakan evaluasi juga memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan persyaratan lainnya dapat dikelola dengan baik oleh petani sehingga mampu menunjang keberhasilan proyek pembiayaan. Kredit yang disalurkan untuk pembiayaan ini dapat dipilih berdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha petani, sehingga mengarah pada perolehan pendapatan bersih petani yang paling besar.

Dalam pelaksanaannya, bank harus dapat mengatur cara petani dalam mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan, dan bagaimana petani dapat membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman tersebut beserta bunganya tepat waktu. Resiko keterlambatan pengembalian pinjaman inilah sehingga terkadang lembaga pembiayaan lebih enggan untuk menyalurkan kreditnya ke petani, dibandingkan dengan menyalurkan ke perusahaan dan supermarket.

6.5 Proses Bisnis Rantai

6.5.1 Hubungan Proses Bisnis rantai

Hubungan proses bisnis antar anggota rantai pasok disini melihat hubungan keterkaitan yang terjadi diantaranya, serta pengaruhnya bagi proses bisnis. Bagaimana permintaan pasar terhadap sayuran dapat direspon oleh anggota rantai didalam rantai pasokan sayuran. Pembahasan mengenai hubungan bisnis yang terjadi didalam rantai pasokan sayuran ditinjau dari siklus rantai pasok, proses pull/push, dan kekuatan tawar dari masing-masing anggota rantai.

(30)

72

Menurut Chopra dan Meindl (2004), proses dalam rantai pasok dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yakni tinjauan siklus dan tinjauan pull/push. Pada tinjauan siklus, proses di dalam rantai pasok dibagi ke dalam beberapa rangkaian siklus antara lain customer order, procurement, manufacturing, serta replenishment. Sedangkan pada tinjauan push/pull, proses di dalam rantai pasok dilihat apakah sebagai upaya untuk merespon permintaan konsumen atau untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Pada proses tarik (pull), proses dilakukan untuk merespon pesanan konsumen, sedangkan pada proses dorong (push), proses dilakukan untuk mengantisipasi pesanan konsumen yang akan datang.

Siklus procurement merupakan siklus pemesanan bahan baku atau produk dari anggota yang berada pada posisi sebelumnya dalam rantai pasok. Umumnya di setiap anggota rantai pasok, menjabarkan siklus ini ke dalam tahapan siklus lainnya sesuai dengan kebutuhan. Intinya, terdapat input berupa berapa kebutuhan bahan yang harus dibeli, kemudian terdapat output berupa pesanan pembelian disertai penerimaan barangnya. Siklus replenishment merupakan siklus penambahan barang dari penjual/pemasok ke pembeli. Siklus ini terjadi akibat pembeli menginginkan tambahan suplai barang dari penjual/pemasok karena barang yang dikirimkan oleh penjual/pemasok ada yang rusak atau jumlahnya dibawah pesanan pengirim. Siklus manufacturing atau siklus produksi hanya terdapat pada petani. Sedangkan siklus customer order atau siklus penerimaan dan pemenuhan pesanan dilakukan oleh semua anggota rantai pasok. Bedanya siklus customer order antara anggota rantai pasok yang satu dengan yang lainnya adalah kelengkapan administrasi dan sistem manajemen pesanannya. Siklus customer order pada perusahaan tentu dilakukan dengan lebih baik disertai dengan penataan administrasi yang lebih rapi berbeda dengan petani yang melakukan administrasi pesanan dari pembeli yang tidak tertata rapi. Siklus proses rantai pasok dalam rantai pasokan sayuran dapat dilihat pada Gambar 6.

(31)

73 Siklus manufacturing Siklus Order Pull Siklus procurement Siklus replenishment

Pull Push Siklus customer order

Siklus procurement

Push Siklus customer order

Pesan/Order

Gambar 6. Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Sayuran pada Frida Agro

Petani dalam rantai pasokan ini adalah satu-satunya pelaku yang melakukan siklus manufacturing, yakni melakukan kegiatan produksi atau menghasilkan sayuran. Siklus produksi yang dilakukan oleh petani dilakukan berdasarkan jumlah dan ukuran pesanan sayuran yang datang dari Frida Agro, karena rata-rata pesanan yang datang dari Frida Agro mengikuti permintaan yang datang dari supermarket. Sayuran yang akan dikirimkan oleh petani kepada Frida

Petani

Frida Agro

Supermarket

(32)

74

Agro jumlah dan ukurannya sesuai dengan pesanan yang diminta oleh Frida Agro, jadi hubungan proses antara petani dan Frida Agro mengarah pada proses pull. Petani merespon pesanan sayuran baik dalam jumlah dan ukuran sayuran berdasarkan yang dipesan oleh Frida Agro.

Frida Agro dalam rantai pasokan ini melakukan proses pengadaan sayuran dari petani, jadi siklus procurement yang dilakukan Frida Agro adalah dengan cara memesan sayuran kepada petani-petani yang menjadi mitranya, pesanan ini meliputi jumlah sayuran dan ukuran sayuran yang dipesan. Proses pengadaan sayuran yang dilakukan oleh Frida Agro ini berdasarkan permintaan dari supermarket, namun dalam setiap kali melakukan pemesanan kepada petani, Frida Agro selalu menambah 10 sampai 20 persen pesanannya dari pesanan yang sebenarnya, tujuannnya adalah untuk mengantisipasi adanya pesanan sayuran tambahan atau untuk mengganti sayuran yang rusak sewaktu dalam perjalanan, oleh karena itu siklus replenishment dilakukan Frida Agro saat melakukan pemesanan awal kepada petani. Sayuran yang akan dikirimkan oleh Frida Agro kepada supermarket jumlah dan ukurannya sesuai dengan permintaan yang datang, penambahan jumlah sayuran sebanyak 10 samai 20 persen ini juga dibawa pada saat mendistribusikan sayurannya kepada supermarket. Maka hubungan proses antara Frida Agro mengarah pada proses pull dan push, proses pull yang dilakukan Frida Agro adalah merespon pesanan yang dari supermarket, proses pull tidak hanya berupa jumlah pesanan yang diterima, namun juga berupa informasi bagaimana sayuran yang digemari oleh konsumen akhir dan keluhan tentang sayuran yang telah dipasarkan. Sedangkan proses push yang dilakukan adalah mengantisipasi jumlah pesanan tambahan yang datang, dan mengantisipasi sayuran yang mengalami kerusakan pada saat perjalanan. Frida Agro selain menyediakan pesanan untuk supermarket, juga menyediakan produk sayurannya guna melayani pembeli yang datang secara langsung untuk membeli sayurannya dalam jumlah kecil secara harian.

Supermarket dalam rantai pasokan ini melakukan kegiatan pengadaan sayuran atau siklus procurement dari Frida Agro, supermarket memesan sayuran yang dibutuhkan kepada Frida Agro. Sayuran yang dipesan jumlah dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari konsumen. Sayuran yang

Gambar

Gambar 5. Struktur Rantai Pasokan Sayuran Pada Frida Agro  Tahun 2009  a.  Petani Mitra
Tabel 8. Peranan masing-masing anggota rantai pasokan sayuran
Tabel 9. Jenis Sayuran yang ditawarkan pada Frida Agro Tahun 2009  Jenis Sayuran  Jenis Sayuran  Jenis Sayuran
Gambar 6. Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Sayuran pada Frida Agro  Petani  dalam  rantai  pasokan  ini  adalah  satu-satunya  pelaku  yang  melakukan  siklus  manufacturing,  yakni  melakukan  kegiatan  produksi  atau  menghasilkan  sayuran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hard skill dan soft skill yang dimiliki oleh perawat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh

pendugaan umur simpan cookies kaya serat yang diperoleh dengan metode ASLT model pendekatan kadar air kritis untuk kemasan polietilen, metalizing, dan alumunium foil

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa

SELECT * digunakan untuk melakukan query semua field yang terdapat pada sebuah tabel, tetapi jika hanya ingin memproses field tertentu, maka sebaiknya dituliskan field yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variable Leverage secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan,

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai tanggapan mahasiswa/i terhadap kursi kuliah yang digunakan saat ini dirasakan kurang nyaman, dikarenakan alas duduk dan sandaran yang

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama bahwa nilai VIF yang dimiliki variabel kepemilikan manajerial sebesar 1,287,

Hasil dari analisis kesesuaian atribut kemitraan rantai pasokan sayuran yang terjalin antara petani, Frida agro dan pihak supermarket menunjukkan bahwa kemitraan yang