PROPOSAL KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
KREATIVITAS DI ERA NEW NORMAL
DENGAN BELAJAR MEMBUAT DESAIN KEMASAN UNTUK PRODUK UMKM
TIM PENGUSUL Ketua
Sunarwati, S.Sn, M.Si (NIDN 0318056302) Anggota
Fahmi Khadam Haeril.S.Pd,M.Pd (NIDN 0301098803)
BIDANG ILMU DESAIN DAN SENI UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
1
Halaman Pengesahan
Jakarta, 10 November 2020 Mengetahui,
Ketua Kelompok PKM Ketua Pelaksana
Irfandi Musnur, S.Pd., M.Sn Sunarwati,S.Sn, M.Si
NIP/NIK. 115760469 NIP/NIK. 206630163
Menyetujui,
Dr. Ariani Kusumo Wardhani, M.DsCs Dr. Inge Hutagalung, M.Si
NIP/NIK. 110800299 NIP/NIK. 113590380
1. a. Judul Proposal PPM : Kreativitas Di Era New Normal Dengan Belajar Membuat Desain Kemasan Untuk Produk UMK
b. Judul penelitian terdahulu:
• Jurnal Narada berjudul “Potensi Paras Belakang Rekalme sebagai Media Taman Vertikal dalam Kota”
2. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap : Sunarwati,S.Sn, M.Si
b. NIDN : 0318056302
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Fakultas/Program Studi : FDSK/Desain Komunikasi Visual
e. Nomor HP : 0857422413388
3.
f. Alamat surel (e-mail) Anggota Dosen
: :
Fahmi Khadam Haeril.S.Pd,M.Pd (NIDN 0301098803) 4. Anggota Mahasiswa
a. Jumlah Mahasiswa
b. Nama Mahasiswa dan NIM
: :
Mahasiswa 3 Orang
Afnan Syakira/NIM.42317010070 Luthfiyyah Maulidina -4231701003 Andita Syahputro (42317010048) 5. Lokasi Kegiatan
a. Mitra
b. Wilayah kegiatan (Desa/Kecamatan)
: :
Meruya Kembangan
c. Kabupaten/Kota : Meruya Selatan, Jakarta Barat
d. Propinsi : Jakarta
6.
e. Jarak ke lokasi kegiatan (Km) Nama Mitra
: :
1 Km
Kecamatan Kembangan
7. Luaran yang dihasilkan : Transfer knowladge tentang desain kemasan
8. Jangka Waktu : 4 Bulan
9. Biaya yang diperlukan : a. Sumber dari PPM UMB
b. Sumber Mitra (Inkind).
Jumlah
: : :
Rp. 4.000.000,- Rp. 1.500.000,- Rp .4.000.000,-
Dekan Fakultas Desain dan Seni Kreatif
2 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
RINGKASAN PROPOSAL... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
BAB II ... 5
SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 5
BAB III ... 7
METODE PELAKSAANAAN ... 7
BAB IV ... 8
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 8
A. Biaya Pelaksanaan ... 8
B. Waktu Pelaksanaan ... 9
DAFTAR PUSTAKA...10
ii RINGKASAN
COVID-19 adalah virus yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan , infeksi paru- paru yang berat hingga dapat menyebabkan kematian. Di indonesia pandemic covid 19 yang saat ini terus mengalami eskalasi. Tidak hanya berpotensi meengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi, serta virus ini tidak hanya menyebabkan tingginya angka kematian diseluruh dunia tetapi juga menyebabkan merosotnya ekonomi yang perlahan “membunuh”
negara-negara di seluruh dunia dan juga mengakibatkan jumlah pengangguran dalam jumlah yang besar. Dalam dunia yang sangat terhubung dan terintegrasi, dampak penyakit diluar kematian ( mereka yang meninggal) dan morbiditas (mereka yang tidak dapat bekerja untuk jangka waktu tertentu) telah terlihat sangat jelas sejak adanya wabah covid-19 ini.
Pengabdian Kepada Masyarakat ini berjudul Kreativitas Di Era New Normal Dengan Belajar Membuat Desain Kemasan Untuk Produk UMK, Tujuan umum dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membantu masyarakat bagaiaman menyikapi permasalahan mengenai desain kemasan yang baik di keluarhan meruya selatan sehingga mampu meringankan beban ekonomi masyarakat jelang era new normal.
Kata Kunci: Kreativitas, Kemandirian, Pandemic, Covid-19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
Kewirausahaan dan UMKM adalah "anak tiri" dari perekonomian Indonesia Karena walaupun sektor ini menyerap banyak sekali tenaga kerja namun entah kenapa pemerintah kita (sebelumnya) kurang begitu memperhatikan dan membantu perkembangan para pelaku wirausaha dan UMKM. Berdasarkan data UMKM tahun 2012 dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, sektor UMKM menyumbang sekitar 59.08% dari GDP Indonesia - sekitar 528.7 milyar USD - dan menyerap 97.16% tenaga kerja - 107 juta tenaga kerja.
Melihat angka ini, kita bisa lihat betapa pentingnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia. Namun sayangnya pemerintah kita tidak memiliki kebijakan komprehensif untuk membantu perkembangan wirausaha dan UMKM. Memang ada beberapa kebijakan pro UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang sudah dimulai oleh pemerintahan era SBY. Namun dampaknya masih kurang terasa karena pada faktanya hanya sekitar 25% (13 juta) dari pelaku UMKM yang sudah bisa mendapatkan akses ke lembaga finansial (bank). Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan SBY hanyalah menyentuh satu aspek, yaitu pembiayaan. Padahal ada banyak aspek yang perlu distimulasi oleh pemerintah untuk mengembangkan sektor wirausaha dan UMKM lebih lanjut. Di antara berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UMKM menjadi isue yang mengemuka saat ini. Pengembangan UMKM secara parsial selama ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja UMKM, perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing kita tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti misalnya Malaysia. Karena itu kebijakan bagi UMKM bukan karena ukurannya yang kecil, tapi karena produktivitasnya yang rendah.
Peningkatan produktivitas pada UMKM, akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena UMK adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber kehidupannya. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas UMKM adalah dengan melakukan modernisasi 2 sistem usaha dan perangkat kebijakannya yang sistemik sehingga akan memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya saing daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin memberikan kontribusi dalam menyelesaikan salah satu permasalahan UMKM ketika menghadapi dan beradaptasi terhadap situasi krisis karena pandemi ini. Melalui bidang ilmu desain komunikasi visual, penulis ingin memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk dapat kembali meningkatkan penjualan
UMKM. Wawasan yang disampaikan pada UMKM diharapkan sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagian dari kewajiban tri dharma tanggung jawab sosial perguruan tinggi.
Kegiatan ini akan dikemas dalam bentuk seminar yang menyampaikan pengetahuan tentang penguatan visual branding dalam upaya peningkatan penjualan bagi UMKM.
1.2 Permasalah Mitra
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi sejumlah persoalan di masa pandemi covid-19. Ada banyak permasalahan yang dialami oleh UMKM salah satunya, penurunan angka penjualan. Masa PSBB transisi Provinsi DKI Jakarta membuat distribusi logistik juga ikut terganggu yang membuat barang kiriman yang dipesan atau yang dibeli menjadi lama diterima. Kedua adalah masalah cashflow. Banyak pelaku UMKM yang merasakan pendapatannya menurun akibat tidak adanya pelanggan yang membeli produk semenjak PSBB dan physical distancing diberlakukan. Selain itu, para pelaku UMKM juga kesulitan mendapatkan pinjaman modal. "Sudah pendapatan menurun, biaya untuk produksi sedikit mahal, ditambah lagi sulitnya akses peminjaman modal yang membuat cashflow mereka menjadi terganggu. Tantangan ketiga yakni dari anjloknya permintaan.
Ketidakpastian pasar membuat permintaan akan barang yang dijual oleh para UMKM menjadi berpengaruh.
Gambar.1 foto penyajian makanan menggunakan kemasan strefoam Sumber: google
Gambar.2 Kemasan makanan setelah melalui proses desain Sumber: google
Dalam masa pandemi covid 19 ini, pelaku UMKM harus cepat beradaptasi seiring dengan diberlakukannya social distancing. Karena sudah pasti sangat memengaruhi perubahan besar dalam tren perilaku konsumen dalam berbelanja. Dari identifikasi dan perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan hasil penjualan UMKM dimasa pandemi covid 19, maka perlu dilakukan strategi yang matang dalam merancang skema pelatihan atau transfer knowladge dalam bentuk video. Video digunkan sebagai media yang mudah untuk dipahami oleh sasaran penulisan ini.
1.3 Tinjauan Pustaka 1.3.1 Kemasan
Hasil mengemas. bungkus pelindung barang dagangan (niaga). Kemasan atau packaging adalah ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan atau bisa juga suatu proses produksi yang bertujuan untuk mengemas (kbbi.web.id, diakses 25 April 2016). Packaging merupakan upaya manusia untuk mengumpulkan sesuatu yang berantakan kedalam satu wadah serta melindunginya dari gangguan cuaca (Widiatmoko dalam Dwi Arum, 2013). Kemasan (package) merupakan struktur yang telah direncanakan untuk mengemas bahan pangan baik dalam keadaan segar
atau setelah mengalami pengolahan (Marlen, 2008). Kemasan adalah elemen dari lingkungan produk yang untuknya pemasar menanamkan uang lebih dari $50 miliar pertahun. Ada empat sasaran pengemasan yang dipertimbangkan, yaitu:
• Kemasan harus melindungi produk di sepanjang perjalanannya melalui saluran distribusi hingga mencapai sasarannya
• Kemasan harus ekonomis dan tidak menambah biaya yang tidak dibutuhkan pada produk
• Kemasan harus memungkinkan konsumen menyimpan dan menggunakannya dengan mudah
• Kemasan secara efektif dapat digunakan untuk mempromosikan produk kepada konsumen (Peter dan Olson dalam Danang Sunyoto, 2013).
1.3.2 Branding dan Rebranding
Dalam Komunikasi pemasaran brand atau yang dikenal dengan brand bukan sekedar nama dan logo, brand merupakan janji satu organisasi (satuan kerja) kepada pelanggan untuk memberikan apa yang menjadi prinsip brand tersebut. Tidak hanya manfaat fungsional melaikan manfaat emosional, ekspresi diri dan social. Namun brand juga bukan hanya sekedar memenuhi janji. Brand adalah sebuah perjalan panjang yang berkembang berdasarkan persepsi dan pengalaman serta penilaian, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang berhubungan dengan brand tersebut. Menurut Kotler brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi semua unsur yang digunakan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau sebuah kelompok penjual dari pesaingnya.
Brand berfungsi sebagai satu ikatan yang kuat secara emosional antara pelanggan dan konsumen, tataran bagi opsi-opsi strategis dan kekuatan yang mempengaruhi financial.
Kekuatan brand atau brand telah mengikat loyalitas pelanggan sehingga menghantarkan keberhasilan bisnis, ketangguhan dan produk yang bersaing. Brand dengan segala kekuatannya memiliki makna yang berbeda-beda dengan tujuan yang berbeda pula. MarkPlus Institute of Marketing mengidentifikasi 6 (enam) tingkatan brand, yaitu:
a. Atribut yakni sebuag brand yang diharapkan mampu mengingatkan suatu atribut atau sifat tertentu.
b. Manfaat yakni sebuah brand yang lebih dari seperangkat atribut.pelanggan tidak membeli atribut melainkan membeli manfaat baik yang fungsional (tahan lama) maupun emosional. Sebuah brand yang bagus tidak hanya memiliki kekuatan menjelaskan produk kepada pelanggan tetapi juga dibangun dengan konsistensi
keunggulan produk. Pelanggan membeli sebuah produk tidak hanya berharap dari brandnya saja melainkan juga fungsi dari produk tersebut omotif.
c. Nilai yakni suatu brand menciptakan nilai bagi produsen. Nilai yang melekat pada produk biasanya dimaknai dengan cara yang sederhana tetapi mewakili keseluruhan sebuah produk. Pelanggan yang memakai gadget terbaru hendak menunjukkan dirinya sebagai sosok yang peduli teknologi, update dengan teknologi terbaru dan berusaha menaikkan prestisenya dengan produk yang dipakai.
d. Budaya, yakni suatu brand mewakili budaya tertentu. Misalkan Mercedes mewakili budaya Jerman yang efsisen dan berkualitas tinggi. Honda mewakili budaya Jepang yang sarat degan teknologi dan impian masa depan. Produk yang diproduksi dinegara dengan budaya tinggi dan tingkat kedisiplinan tinggi dan kualitas yang terjamin akan lebih meyakinkan daripada yang diproduksi di negara yang secara budaya, kualitas lebih rendah.
e. Kepribadian, yakni suatu brand juga mampu merancang kepribadian tertentu.
f. Pemakai, yakni suatu brand akan memberi kesan kepada pengguna brand tersebut.
Kesan tersebut lahir dari pengalaman menggunakan produk. Kualitas produk yang tinggi akan memberikan kesan dan pengalaman yang positif bagi pemakai dan akan melahirkan loyalitas terhadap produk tersebut.
Sekitar akhir tahun 1980-an muncul sebuah ide dahsyat, yaitu pemikiran bahwa brand adalah asset, memiliki ekuitas dan menggerakkan strategi serta performa bisnis. Konsepsi brand sebagai asset menimbulkan arus perubahan yang dramatis dan besar pengaruhnya, mengubah persepsi pemasaran dan manajemen brand, bagaimana brand seharusnya dikelola dan diukur, dan peran para eksekutif pemasaran3 . Perusahaan yang mampu mengadopsi dan berhasil mengimplementasikan pandangan diatas dapat menyaksikan bahwa brand building beralih dari upaya taktis yang dapat didelegasikan dengan aman melalui satu tim komunikasi menjadi sebuah strategi penggerak bisnis. Aaker menjelaskan konsep rebranding adalah suatu usaha komunikasi pemasaran yang dilakukan untuk memberikan suatu kepribadian baru kepada brand atau produk melalui perubahan tampilan dalam atau luarnya4 . Sedangkan menurut Anholt kegiatan rebranding adalah proses merancang, merencanakan dan mengkomunikasikan ulang nama atau identitas produk atau jasa yang bertujuan untuk mengelola reputasi di masyarakat5 . Kegiatan rebranding bagi perusahaan adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Sekuat apapun posisi perusahaan tetaplah suatu saat harus melakukan rebranding baik karena faktor internal ataupun karena tekanan eksternal atau competitor.
1.3.3Kajian Konsep Branding
Kompetisi dalam dunia bisnis cenderung menggunakan hukum rimba yakni siapa yang paling kuat yang akan bertahan dan memenangkan persaingan. Kompetisi tidak memberikan ruang untuk kesalahan karena pasti akan langsung diberikan hukuman oleh pasar. Oleh karena tu diperlukan langkah-langkah sistematis dalam menyusun konsep branding baik produk barang maupun jasa. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Memperlakukan Brand Sebagai Asset Perusahaan Brand atau brand bukanlah sesuatu yang hadir tanpa perhitungan yang matang, bukan sesutau yang hadir tanpa konsep melainkan dikonsep dengan kalkulasi yang tinggi dan tujuan jangka panjang yang terencana. Pada sekitar akhir tahun 1980-an muncul pemikiran bahwa brand adalah asset yang mampu menggerakkan, memiliki nilai dan mampu mendongkrak penjualan. Keberadaan brand sebagai identitas yang membagun dan menggerakkan dirasakan semakin menguat, mengingat semakin banyak konsumen loyal yang cenderung percaya pada brand-brand tertentu.
b. Membangun Brand. Menciptakan strategi-strategi portofolio brand yang efektif selalu menghadirkan tantangan. Portofolio brand perusahaan terkadang antara satu dengan yang lain saling memiliki keterkaitan sehingga bisa saling mendukung
c. Menjaga Ekuitas Brand Ekuitas brand. Berbincang tentang meningkatnya nilai produk yang melekat pada brand sebagai hasil dari dukungan pelanggan untuk brand tertentu.
Dalam perspektif perusahaan nilai ekuitas sangat terkait dengan eksistensi produk.
Perusahaan berusaha menempatkan nilai produk pada posisi penting dalam perspektif konsumen. Semakin dinilai penting oleh konsumen maka akan semakin menempati posisi prioritas untuk dijadikan alasan untuk membeli. Peningkatan nilai brand bukan hadir serta merta tanpa ada upaya yang bersifat sinergis dan sistematis. Peningkatan nilai harus dibangun serius disesuaikan dengan target dan perencanaan perusahaan.
Penentuan segmentasi pasar dan mampu menjawab kebutuhan konsumen adalah langkah awal untuk menaikkan nilai brand. Selain itu perusahaan harus melakukan upaya terus menerus dan membangun opini publik secara massif sehingga mampu meyakinkan publik bahwa produk tersebut penting dan memiliki “keharusan” untuk dikonsumsi.
BAB II
TARGET DAN LUARAN 2.1 Jenis Luaran Sesuai Rencana Kegiatan
2.1.1 Target capain (luaran) bagi pelaku UMKM
Melalui webinar transfer knowladge (transfer pengetahuan) ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami pelaku bisnin UMKM di masa pandemi covid 19.
2.1.2 Target capain (luaran) PPM
Adapun luaran dari kegiatan ini juga dirinci pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Rencana Target Capaian Luaran
No Jenis Luaran Indikator
Capaian
1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/prosiding 1) Draf
2 Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT 6) Sudah dilaksanakan 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, serta nilai tambah
barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya) 4)
Tidak ada 4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen) 4) Peningkatan 5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, keamanan,
ketentraman, pendidikan, kesehatan) 2)
Tidak ada
6 Publikasi di jurnal internasional 1) Tidak ada
7 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang 5) Tidak ada 8 Inovasi baru TTG 5)
9 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit Terpadu) 3)
Tidak ada
10 Buku ber ISBN 6) Tidak ada
Keterangan:
1) Isi dengan belum/tidak ada, draf, submitted, reviewed, atau accepted/published
2) Isi dengan belum/tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
3) Isi dengan belum/tidak ada, draf, atau terdaftar/granted
4) Isi dengan belum/tidak ada, produk, penerapan, besar peningkatan
5) Isi dengan belum/tidak ada, draf, produk, atau penerapan
6) Isi dengan belum/tidak ada, draf, proses editing/sudah terb
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN 3.1 Rencana Kegiatan
Kegiatan ini sebaiknya disarankan dilakukan dengan durasi maksimal selama 2 (dua) jam dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut :
Tabel 2. Rincian Tahapan Kegiatan
Durasi Waktu Tahapan Kegiatan Keterangan
10 menit Pembukaan Panitia
5 menit Doa Panitia
15 menit Pengenalan tentang materi Penulis
45 menit Pemutaran video kreatif Penulis
45 menit Diskusi panitia
(Sumber : Penulis, 2019) 3.2 Khalayak Sasaran
Sasaran pada kegiatan ini adalah pelaku UMKM yaitu masyarakat disekitaran kampus UMB atau para UMKM disekitaran kampus tepatnya di kelurahan meruya selatan. Kegiatan ini diharapkan memberikan sebuah transfer knowladge kepada masyarakat di kelurahan meruya selatan agar dapat membantu meningkatkan penjualannya di masa pandemi covid 19.
3.3 Metode Kegiatan
Metode merupakan Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan melalui webinar menggunakan dua metode yaitu:
1. Presentasi
Metode presentasi digunakan untuk menjelaskan secara singkat penjelasa tentang pentingnya sebuah branding untuk membangun sebuah usaha di masa pandemi covid 19.
2. Transfer knowladge
Transfer knowladge atau trasnfer pengetahuan dilaksanakan menggunakan media video kreatif. Video kreatif ini terdiri dari beberapa, antara lain:
a. Pengenalan tentang desain kemasan b. Kratif di masa pandemi
c. Video usaha usaha yang sukses setelah melakukan desain kemasan d. Kiat kiat meningkatkan penjualan melalui desain kemasan
3.4 Mekanisme Evaluasi Kegiatan
Dalam pelaksanaan pelatihan ini terdapat beberapa kriteria yang akan menjadi tolak ukur dasar pencapaian dari kegiatan yaitu :
1. Peserta mampu memahami pentingnya sebuah desain kemasan dalam membangun sebuah branding usaha
2. Peserta mendapatkan informasi dan belajar dari pengalaman UMKM yang telah sukses dengan melakukan desain kemasan sebagai upaya branding pada usahanya.
3. Peserta mampu menemukan sebuah gagasan/ide kreatif dalam meningkatkan penjualan produk usahanya.
3.5 Materi Webinar Transfer Knowladge
Materi webinar transfer knowladge akan dilakukan dengan menggunakan sebuah video kreatif sebagai media dalam menyajikan informasi kepada peserta.
a. Pengenalan tentang branding
Pada scane 1 akan disajikan sebuah video motion grafis dengan gaya flat desain, pemilihan flat desain agar memudahkan peserta untuk memahami informasi terkait branding. Branding menjadi materi awal agar para peserta memahami terlebih dahulu pentinya sebuah branding dalam sebuah usaha. Setelah memahami branding kemudian akan dijelaskan salah satu elemen penting dalam branding adalah kemasan. Kemasan merupakan citra yang membungkus sebuah produk agar terlihat menarik.
b. Materi membuay desain kemasan
Pada scane 2 akan disajikan sebuah video motion grafis tentang cara cara membuat desain kemasan sederhana menggunakan sebuah software desain.
c. Video usaha usaha yang sukses dengan melakukan perubahan pada kemasan produknya
Pada scane 3 akan disajikan video video pelaku UMKM yang telah sukses dengan ide kreatif usaha dan telah melakukan branding terutama pada desain kemasan produknya sebagai strategi meningkatkan penjualan.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 ANGGARAN BIAYA
Adapun perincian penggunaan biaya adalah sebagai berikut:
1. Dana Instansi
NO. KEGIATAN BIAYA KEGIATAN
(Rp) 1. Persiapan pelaksanaan
Konsumsi pelatihan mahasiswa 200.000.-
Administrasi: pembuatan undangan, dll 100.000.-
Honor Pelatihan oleh instruktur ahli ke tim 500.000,- 2. Pelaksanaan
Konsumsi tim pelatihan & peserta 750.000
Transportasi tim pelatihan 100.000
Pembelian material dan perlengkapan pelatihan 1.500.000
Souvenir&sertifikat 300.000
3. Evaluasi dan pelaporan
Evaluasi dan pelaporan 250.000
TOTAL BIAYA 4.000.000,-
Terbilang: EMPAT JUTA RUPIAH
4.2 Anggaran Biaya Mitra (Inkind)
No Komponen Biaya yang diusulkan (Rp)
1 Kepala Sekolah dan Tim Guru 500.000
2 Kuota data Internet 50 Siswa 500.000
3 Poster sosialisasi 500.000
TOTAL 1.500.000
4.3 JADWAL KEGIATAN
No. Uraian Kegiatan November 2020
Desember 2020
Januari 2021
Februari 2021
1. Pengajuan Proposal 2. Koordinasi
3. Pelatihan awal untuk mahasiswa 4. Persiapan bahan dan alat
5. Pelaksanaan kegiatan 6. Evaluasi dan pelaporan
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David(1991), Manging brand Equity: Capitalizing on The Value of a Brand Name.
New York: The Free Press
David AAker (2015), Aaker On Branding 20 Prinsip Esensial Mengelola dan Mengembangkan Brand, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Krisyantono, Rachmat (2007). Teknik Praaktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prasetyo, P. Eko. 2019. Ekonomi Industri. Yogyakarta : Beta OFFSET.
Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Lampiran 1
Biodata Ketua Pengabdian A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Sunarwati.S.Sn, M.Si
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 4 NIP/NIK/Identitas lainnya 206630163
5 NIDN 0318056302
6 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta 18 Mei 1963
7 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP 085742413388
10 Alamat Kantor Jl.Raya Meruya Selatan No.1 Kembangan, Jakarta Barat 11650
11 Nomor Telepon/Faks -
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 5 orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang
13. Mata Kuliah yg Diampu
Bina Sarana Informatika:
• MODELLING & PROTOTYPE
• TEKNIK SABLON, ETSA DAN CUNGKIL
• DESAIN PRODUK DEKORATIF
• ILUSTRASI
• Perencanaan Media Periklanan
• Perilaku Konsumen
Universitas Mercu Buana:
• Periklanan
• Tipografi Aplikatif
• Sejarah Desain
• Apresiasi Seni & Desain
• Fotografi
• Studio Desain Komunikasi Visual 2
• Studio Desain Komunikasi Visual 3
• Studio Desain Komunikasi Visual 4
• Studio Desain Komunikasi Visual 5
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Usulan Pengabdian Masyarakat Internal
Jakarta, 10 November 2020 Pengusul,
( Sunarwati,S.Sn, M.Si )
LAMPIRAN
Ketua/Anggota TimPelaksana A. Identitas Diri
1 NamaLengkap (dengangelar) Fachmi Khadam Haeril,S.Pd,M.Pd
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 218880170
5 NIDN 0301098803
6 Tempat dan TanggalLahir Ujunug Pandang, 1 September 1988
7 E-mail [email protected]
9 NomorTelepon/HP 085398866205
10 Alamat Kantor Kampus Meruya Universitas Mercubuana
11 NomorTelepon/Faks
12 Lulusan yangTelah Dihasilkan S-1 = 6 orang; S-2 = 1 orang; S-3 =…
orang
13. Mata Kuliah yang Diampu
1. Digital art bitmap 2 Digital art vector 3. Gambar bentuk Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Usulan PPM Internal
Jakarta, 10 November 2020 Pengusul,
Fachmi Khadam Haeril,S.Pd,M.Pd