EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN (Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat III DPBJ FPBS UPI)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh:
Yanuar Lutfi Rohman
NIM 1302461
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG SEKOLAH PASCASARJANA
(Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat III DPBJ FPBS UPI)
Oleh
Yanuar Lutfi Rohman
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana
© Yanuar Lutfi Rohman 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
YANUAR LUTFI ROHMAN
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN (PENELITIAN EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT III
DPBJ FPBS UPI)
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed.
NIP. 196605071996011001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed.
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Efektifitas Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Sakubun
(Penelitian Eksperimen terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ FPBS UPI) Yanuar Lutfi Rohman
NIM : 1302461
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang efektifitas metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Sakubun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa tingkat III JPBJ FPBS UPI sebelum menggunakan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dan setelah menggunakan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching, untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dengan metode drill/latihan dalam pembelajaran Sakubun pada
mahasiswa tingkat III JPBJ FPBS UPI dan untuk mengetahui respon dan kesan mahasiswa tingkat III JPBJ FPBS UPI terhadap penggunaan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Sakubun.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomized
control group pre-test post-test design. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa tes tertulis dan angket. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III JPBJ FPBS UPI dengan jumlah 50 orang yang terdiri dari 25 orang untuk kelas eksperimen dan 25 orang untuk kelas kontrol.
Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengarang mahasiswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan kata lain,
metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching efektif terhadap meningkatkan kemampuan mengarang mahasiswa pada pembelajaran Sakubun.
Selain itu, hasil analisis angket menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa berpendapat positif terhadap metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching yaitu mempermudah mahasiswa dalam menulis karangan (Sakubun).
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reciprocal Teaching Cooperative Learning Techniques Methods Effectiveness in Learning Sakubun
(Research Experiments on Indonesia University of Education Faculty of Language and Arts Education Department of Japanese Language Education Third Grade Students)
Yanuar Lutfi Rohman
NIM : 1302461
ABSTRACT
This research is research that discusses the effectiveness of the methods Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique in learning Sakubun. The purpose of this study to determine how the ability to fabricate Indonesia University of Education Faculty of Language and Arts Education Department of Japanese Language Education Third Grade Students before using Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique and after using the Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique, to know is there any significant difference between the use of methods Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique by using drill / exercise in learning Sakubun at Indonesia University of Education Faculty of Language and Arts Education Department of Japanese Language Education Third Grade Students and to study the response and impression Indonesia University of Education Faculty of Language and Arts Education Department of Japanese Language Education Third Grade Students to use methods Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique in learning Sakubun.
In this study used an experimental method using a randomized control group pre-test post-test design. To obtain the data, the instrument used in the form of written tests and questionnaires. While the sample in this study is Indonesia University of Education Faculty of Language and Arts Education Department of Japanese Language Education Third Grade Students the number of 50 people consisting of 25 people for a class experiment and 25 for the control class.
From the analysis of the data, it can be seen that there are significant differences between the writing ability of students in the experimental class with the control class. In other words, the method Cooperative Learning Reciprocal Teaching technique effectively to improve student writing ability on learning Sakubun.
In addition, the results of questionnaire analysis showed that most of the students argued positively to the methods Cooperative Learning Reciprocal Teaching techniques that facilitate students in essay writing (Sakubun).
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 3
1.2.1 Rumusan Masalah ... 3
1.2.2 Batasan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
1.4 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 7
2.1 Pembelajaran Bahasa Jepang Saat Ini ... 7
2.2 Cooperative Learning ... 8
2.2.1 Definisi Cooperative Learning ... 8
2.2.2 Ciri-ciri Cooperative Learning ... 8
2.2.3 Karakteristik Cooperative Learning ... 10
2.2.4 Unsur-unsur Cooperative Learning ... 11
2.2.5 Langkah-langkah dalam pembelajaran Cooperative Learning ... 12
2.2.6 Hasil Penelitian Terdahulu yang Telah Dilakukan mengenai Cooperative Learning ... 14
2.3 Reciprocal Teaching ... 15
2.3.1 Definisi Reciprocal Teaching ... 15
2.3.2 Karakteristik Reciprocal Teaching ... 16
2.3.3 Tujuan Reciprocal Teaching... 20
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Reciprocal Teaching ... 21
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3.6 Variasi Reciprocal Teaching ... 22
2.3.7 Hasil Penelitian Terdahulu yang Telah Dilakukan Mengenai Reciprocal Teaching ... 24
2.4 Aplikasi Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Sakubun ... 25
2.5 Menulis/ Mengarang ... 27
2.6 Sakubun ... 28
2.7 Pembelajaran Sakubun ... 31
2.7.1 Sakubun bagi Pembelajar ... 31
2.7.2 Sakubun bagi Pengajar ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Metode Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel ... 33
3.3 Rancangan Penelitian ... 34
3.4 Instrumen Penelitian ... 36
3.4.1 Tes... 36
3.4.2 Angket... 37
3.5 Variabel Penelitian ... 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.7 Teknik Pengolahan Data ... 42
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Analisis Data ... 47
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ... 47
4.2 Kemampuan Mengarang Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching ... 53
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Kemampuan Mengarang Mahasiswa Setelah Menggunakan
Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching ... 57
4.5 Kemampuan Mengarang Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode Drill/ Latihan ... 58
4.6 Kemampuan Mengarang Mahasiswa Sebelum Menggunakan Metode Drill/ Latihan ... 61
4.7 Kemampuan Mengarang Mahasiswa Setelah Menggunakan Metode Drill/ Latihan ... 62
4.8 Perhitungan Hasil Kemampuan Mengarang Mahasiswa dengan dan tanpa Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching ... 63
4.8.1 Uji Normalitas ... 63
4.8.1.1 Rekapitulasi Hasil Pre Test Kelas Eksperimen ... 64
4.8.1.2 Rekapitulasi Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 70
4.8.1.3 Rekapitulasi Hasil Pre Test Kelas Kontrol ... 76
4.8.1.4 Rekapitulasi Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 82
4.8.2 Uji Homogenitas ... 87
4.8.3 Gain Ternormalisasi ... 90
4.8.4 Uji Hipotesis Data Post Test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 95
4.9 Kualitas Proses Pembelajaran Sakubun dengan menggunakan Metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching... 96
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian ... 103
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1 Simpulan ... 107
5.2 Saran ... 109
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket ... 38
Tabel 3.3 Aspek Penilaian... 42
Tabel 3.4 Skala Penilaian ... 42
Tabel 4.1Skor Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ... 54
Tabel 4.2 Aspek Penilaian... 55
Tabel 4.3 Standar Penilaian... 55
Tabel 4.4 Skor Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.5 Aspek Penilaian... 60
Tabel 4.6 Standar Penilaian... 60
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pre test kelas eksperimen (x) ... 64
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi ... 65
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen ... 66
Tabel 4.10 Proporsi Kumulatif (pk) ... 67
Tabel 4.11 Harga Frekuensi ... 68
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Post test kelas eksperimen (x) ... 70
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi ... 71
Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Post-test Kelas Eksperimen ... 73
Tabel 4.15 Proporsi Kumulatif (pk) ... 74
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Pre test kelas kontrol (y) ... 76
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi ... 77
Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Kontrol ... 79
Tabel 4.20 Proporsi Kumulatif (pk) ... 80
Tabel 4.21 Harga Frekuensi ... 81
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Post test kelas kontrol (y) ... 82
Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi ... 83
Tabel 4.24 Uji Normalitas Data Post-test Kelas Kontrol ... 85
Tabel 4.25 Proporsi Kumulatif (pk) ... 86
Tabel 4.26 Harga Frekuensi ... 87
Tabel 4.27 Uji Homogenitas ... 88
Tabel 4.28 Perhitungan F Hitung Pre Test ... 90
Tabel 4.29 Perhitungan F Hitung Post Test ... 90
Tabel 4.30 Kriteria Indeks Gain... 91
Tabel 4.31 Data Perhitungan Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen ... 92
Tabel 4.32 Data Perhitungan Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol ... 93
Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Gain Ternormalisasi ... 94
Tabel 4.34 Hasil Akhir Gain Ternormalisasi ... 94
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.36 Jawaban Angket Nomor 1 ... 96
Tabel 4.37 Jawaban Angket Nomor 2 ... 97
Tabel 4.38 Jawaban Angket Nomor 3 ... 97
Tabel 4.39 Jawaban Angket Nomor 4 ... 98
Tabel 4.40 Jawaban Angket Nomor 5 ... 99
Tabel 4.41 Jawaban Angket Nomor 6 ... 99
Tabel 4.42 Jawaban Angket Nomor 7 ... 100
Tabel 4.43 Jawaban Angket Nomor 8 ... 100
Tabel 4.44 Jawaban Angket Nomor 9 ... 101
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kemampuan Mengarang Mahasiswa sebelum
Menggunakan Metode Cooperative Learning Teknik
Reciprocal Teaching ... 56
Diagram 4.2 Kemampuan Mengarang Mahasiswa setelah
Menggunakan Metode Cooperative Learning Teknik
Reciprocal Teaching ... 57
Diagram 4.3 Kemampuan Mengarang Mahasiswa sebelum
Menggunakan Metode Drill/Latihan ... 61
Diagram 4.4 Kemampuan Mengarang Mahasiswa setelah
Menggunakan Metode Drill/Latihan ... 62
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia mulai berkembang dengan pesat.
Salah satu bahasa asing yang paling diminati adalah bahasa Jepang. Bahasa Jepang
mulai dipelajari di sekolah-sekolah sebagai bidang studi pilihan. Hal ini memberikan
dampak positif untuk perkembangan pembelajaran bahasa Jepang, dimana jumlah
siswa yang ingin melanjutkan studi di Jurusan Bahasa Jepang pun terus menerus
bertambah dari tahun ke tahun, baik jurusan pendidikan maupun sastra.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh Japan Foundation, jumlah pembelajar
bahasa Jepang di Indonesia pada tahun 2003 hanya sebanyak 75.604 orang, tahun
2006 sebanyak 272.719, tahun 2009 sebanyak 716.353 orang, serta pada survey
terakhir pada tahun 2012 mencapai angka 872.406 orang, dapat kita lihat bahwa
jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Seiring dengan meningkatnya jumlah pembelajar,
jumlah instansi yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa Jepang pun meningkat.
Seperti yang dikutip dalam Danasasmita (2012: 57) pada tahun 2004 tercatat
sebanyak 432 instansi tingkat pendidikan menengah dan 78 universitas mengajarkan
bahasa Jepang.
Dalam mempelajari bahasa Jepang, terdapat empat keterampilan dasar
berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa yaitu keterampilan menyimak
(kiku ginou), berbicara (hanasu ginou), membaca (yomu ginou) dan menulis (kaku
ginou). Keempat keterampilan ini saling berkaitan dan perlu dikembangkan secara
berkelanjutan. Kegiatan menulis (dalam pembelajaran bahasa Jepang dikenal dengan
istilah sakubun) merupakan salah satu keterampilan yang kompleks karena
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jepang yang di dalam prosesnya menuntut pembelajar untuk memiliki kemampuan
kosa kata, tata bahasa dan kanji yang cukup. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi
pembelajar bahasa Jepang di Indonesia.
Mata kuliah sakubun pada jenjang perkuliahan, sering dianggap sebagai salah
satu mata kuliah yang sulit, karena sulit menyampaikan ide/gagasan yang dimiliki,
kebingungan memilih kosakata, ungkapan maupun tata bahasa yang akan digunakan,
kesulitan dalam menuliskan kanji, dan lain-lain sehingga pengajar dituntut untuk
menyampaikan materi perkuliahan sakubun ini dengan cara yang menarik untuk
memotivasi dan menambah minat pembelajar. Jika di dalam metode drill/latihan,
pembelajar cenderung berperan secara pasif, yaitu hanya mendengarkan instruksi dari
pengajar dan melaksanakannya, maka dibutuhkan metode lain yang lebih melibatkan
pembelajar secara aktif dalam proses pembelajaran sakubun yang dapat
meningkatkan minat pembelajar.
Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching dapat dijadikan
salah satu metode alternatif. Metode yang dikembangkan oleh Brown & Paliscar pada
tahun 1984 ini merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik, dalam kegiatan pembelajaran ini
guru serta murid memegang peranan yang penting pada tahap dialog tentang suatu
topik (teks). Teknik pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi
(prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan
menjelaskan (clarifying). Empat aktivitas tersebut diharapkan dapat membantu siswa
membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya, misalnya:
1. Memprediksi (prediction), siswa diharapkan dapat membuat perkiraan
mengenai topik dari paragraf selanjutnya di dalam teks yang sedang dipelajari.
2. Meringkas (summarizing), siswa diharapkan dapat memilih dan memilah
hal-hal yang penting dan tidak penting dari teks yang dipelajarinya.
3. Membuat pertanyaan (questioning), tahapan ini digunakan untuk memonitor
3
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menjelaskan (clarifying), siswa diharapkan dapat menjelaskan hal-hal yang
masih kabur atau kurang jelas dari sebuah bacaan.
Dalam teknik ini, guru bertugas memberikan perhatian pada keaktifan
masing-masing kelompok selama pelaksanaan kegiatan diskusi, memilah
materi-materi yang akan dipelajari oleh siswa, memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa
dalam memecahkan masalah, memeriksa hasil prediksi yang disusun oleh siswa, dan
membantu siswa dalam menyimpulkan hasil prediksi yang diperoleh.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian yang berjudul “Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Sakubun (Penelitian Eksperimen terhadap Mahasiswa Tingkat III DPBJ FPBS UPI)”.
1.2Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, akan dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa tingkat III DPBJ FPBS
UPI sebelum menggunakan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dan setelah menggunakan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Sakubun?
b. Adakah perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode
Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dengan metode drill/latihan dalam pembelajaran Sakubun?
c. Bagaimanakah respon dan kesan mahasiswa tingkat III DPBJ FPBS UPI
terhadap penggunaan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.2 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, penulis akan
melakukan pembatasan yang akan diteliti yaitu:
a. Penelitian ini hanya akan meneliti bagaimana kemampuan mengarang
mahasiswa tingkat III DPBJ FPBS UPI sebelum menggunakan metode
Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dan setelah
menggunakan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching
dalam pembelajaran Sakubun.
b. Penelitian ini hanya akan meneliti apakah ada perbedaan yang
signifikan antara penggunaan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dengan metode drill/latihan dalam pembelajaran Sakubun.
c. Penelitian ini hanya akan meneliti respondan kesan mahasiswa tingkat
III DPBJ FPBS UPI terhadap penggunaan metode Cooperative Learning
teknik Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Sakubun.
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa tingkat
III DPBJ FPBS UPI sebelum menggunakan metode Cooperative
Learning teknik Reciprocal Teaching dan setelah menggunakan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching.
b. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara penggunaan
metode Cooperative Learning teknik Reciprocal Teaching dengan
metode drill/latihan dalam pembelajaran Sakubun pada mahasiswa
5
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Untuk mengetahui respon dan kesan mahasiswa tingkat III DPBJ FPBS
UPI terhadap penggunaan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Sakubun.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat pada:
a. Bagi pembelajar, diharapkan metode Cooperative Learning teknik
Reciprocal Teaching dapat menjadi salah satu alternatif teknik
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bervariasi dalam mata kuliah
sakubun.
b. Bagi pengajar bahasa Jepang, diharapkan metode Cooperative Learning
teknik Reciprocal Teaching dapat menjadi alternatif teknik pengajaran
inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sakubun.
c. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lain yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran sakubun.
1.4Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang akan ditulis dalam penelitian ini dibagi ke
dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Bab ini berisi tentang penggambaran mengenai pembelajaran bahasa
Jepang di Indonesia saat ini yang harus diiringi pula dengan
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai metode Cooperative Learning diawali dengan definisi,
ciri-ciri, karakteristik, unsur-unsur, langkah-langkah penerapan metode
Cooperative Learning, diakhiri dengan uraian hasil penelitian
terdahulu mengenai penerapan metode Cooperative Learning yang
telah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai
teknik Reciprocal Teaching sebagai salah satu teknik dari metode
Cooperative Learning. Penjelasan tersebut diawali dengan definisi,
karakteristik, tujuan, kelebihan dan kekurangan, dan langkah-langkah
penerapan teknik Reciprocal Teaching, variasi, dan diakhiri dengan
pemaparan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai
teknik Reciprocal Teaching. Selanjutnya dipaparkan bagaimana
pengaplikasian teknik Reciprocal Teaching dalam pembelajaran
Sakubun. Di akhir bab 2, penulis juga memaparkan beberapa
pengertian menulis/mengarang dan pengertian sakubun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi pembahasan metodologi penelitian yang digunakan,
populasi, sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan
data.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi hasil dan analisis data yang penulis peroleh dari
lapangan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pembelajaran Bahasa Jepang Saat Ini
Di Indonesia, pembelajaran bahasa asing mulai berkembang dengan pesat.
Salah satu bahasa asing yang paling diminati adalah bahasa Jepang. Bahasa Jepang
mulai masuk sebagai bidang studi pilihan di sekolah-sekolah. Hal ini memberikan
dampak positif untuk perkembangan pembelajaran bahasa Jepang, dimana jumlah
siswa yang ingin melanjutkan studi di Jurusan Bahasa Jepang pun terus menerus
bertambah dari tahun ke tahun, baik jurusan pendidikan maupun sastra. Dari hasil
survey yang dilakukan oleh Japan Foundation, jumlah pembelajar di Indonesia pada
tahun 2012 mencapai angka 872.406 orang. Bila dibandingkan dengan jumlah
pembelajar pada tahun 2003 yang hanya sebanyak 75.604 orang, tahun 2006
sebanyak 272.719, dan tahun 2009 sebanyak 716.353 orang berarti terjadi
peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah pembelajar bahasa Jepang di
Indonesia. Jumlah instansi yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa Jepang pun
meningkat. Seperti yang dikutip dalam Danasasmita (2012: 57) pada tahun 2004
tercatat sebanyak 432 instansi tingkat pendidikan menengah dan 78 universitas
mengajarkan bahasa Jepang.
Perkembangan ini juga harus disertai dengan peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa Jepang itu sendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
kualitas pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia. Salah satu faktor yang memegang
peran penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Jepang adalah
pengajar. Pengajar yang profesional harus memiliki empat kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi profesional
merupakan kompetensi yang paling penting karena kompetensi ini mencakup
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang menaungi materi pembelajaran bahasa Jepang, serta penguasaan
langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk terus memperdalam pengetahuan yang
diampunya. Dengan memiliki kompetensi profesional diharapkan pengajar dapat
terus menggali hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan pembelajaran, salah
satunya terus berinovasi dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Misalnya
dengan menerapkan metode-metode pembelajaran baru yang dianggap dapat
memberikan dampak positif untuk pembelajaran bahasa Jepang. Dalam penelitian ini
penulis akan meneliti penerapan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal
Teaching dalam pembelajaran Sakubun.
2.2 Cooperative Learning
2.2.1 Definisi Cooperative Learning
Cooperative learning adalah sebuah model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang
bersifat heterogen (Slavin, 2009).
Pada penelitian ini, pembagian kelompok hanya dibatasi 4-5 orang saja
karena dalam penerapan metode Cooperative Learning teknik Reciprocal
Teaching terdapat pembagian peran yaitu sebagai sang penduga, sang penanya,
sang peringkas atau sang penjelas. Peran ganda diterapkan jika dalam kelompok
terdiri dari 5 orang.
2.2.2 Ciri-ciri Cooperative Learning
Ciri pola cooperative learning adalah tahapan-tahapan atau
langkah-langkah yang dibuat untuk mengkondisikan lingkungan belajar dan memancing
9
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langkah-langkah belajar kelompok. Menurut Lonning (1993:89) adalah sebagai
berikut:
a. Orientasi: pembelajar diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik pelajaran agar perhatian
pembelajar terpusat pada materi yang dipelajari.
b. Elisitasi: pembelajar dibantu untuk mengungkapkan gagasannya
secara jelas, baik secara tertulis atau lisan dalam forum diskusi kelas.
c. Restrukturisasi meliputi:
1) Klarifikasi gagasan seorang pembelajar dikontraskan dengan
gagasan pembelajar yang lain melalui proses pemodelan dalam
diskusi.
2) Membangun gagasan yang baru dapat terjadi bila dalam diskusi
gagasannya bertentangan dengan gagasan pembelajar lain.
3) Mengevaluasi gagasan barunya dengan eksperimen atau
demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga menumbuhkan
perluasan konsepsi.
d. Aplikasi: pengetahuan yang dibentuk oleh pembelajar perlu
diaplikasikan pada berbagai fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini menekankan pada mata kuliah sakubun (mengarang) , dalam
pengaplikasiannya, penulis banyak mengambil tema-tema yang berhubungan
dengan fenomena kehidupan sehari-hari tetapi dengan penyesuaian level
kemampuan mahasiswa tingkat III. Kegiatan diskusi dilakukan untuk
membangun atau memunculkan gagasan yang baru sehingga dapat menciptakan
karangan yang lebih variatif. Pemberian peran pada tiap-tiap individu dalam
kelompok memotivasi pembelajar untuk lebih mencari tahu mengenai tema
karangan yang diberikan dan bertanggung jawab atas peran yang diembannya
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.2.3 Karakteristik Cooperative Learning
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning
sebagaimana yang dikemukakan Slavin dalam Isjoni (2010: 22) adalah sebagai
berikut :
1. Penghargaan kelompok.
Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas
kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada
penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan
hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan
saling peduli.
2. Pertanggungjawaban individu.
Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran individu dari
semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan
pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.
Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap
anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugasnya secara mandiri
tanpa bantuan sekelompoknya.
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Cooperative learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai
perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa
dari perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperolah
siswa terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini, setiap siswa
baik berprestasi rendah, sedang dan tinggi sama-sama memperoleh baik
prestasi rendah, sedang dan tinggi sama-sama memperoleh kesempatan
11
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.2.4 Unsur-unsur Cooperative Learning
Cooperative learning tidak sama dengan sekedar kelompok biasa. Ada
unsur-unsur dasar cooperative learning yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pola
cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola
kelas dengan lebih efektif (Lie, 2008: 38). Lonning (1993: 67) menyebutkan
unsur-unsur yang ikut menentukan keberhasilan belajar kelompok, yaitu:
a. Positive interdependence (keadaan saling ketergantungan yang positif):
keberhasilan kelompok tergantung pada keberhasilan individu. Jika
anggota kelompok gagal dalam melaksanakan tugasnya, maka anggota
lainnnya pun mengalami hal yang sama.
b. Face to face interaction (interaksi langsung): pembelajar membutuhkan
interaksi fisik dan lisan untuk saling membantu, berbagi dan menyemangati
usaha untuk belajar, memaksimalkan hasil belajar kelompok. Pembelajar
menjelaskan, berdiskusi dan mengajari informasi yang ia dapat ke
teman-temannya. Dan guru tugas guru disini adalah mengatur agar pembelajar
bisa saling bertatap muka dan membicarakan tugas yang akan dia kerjakan.
c. Individual accoundability (pertanggung jawaban individu): setiap
kelompok cooperative learning bertanggungjawab bukan hanya pada
dirinya sendiri tetapi juga harus memikirkan tentang sukses semua individu
atau anggota kelompok sebagai tujuan utama dalam grup ini. Pembelajar
harus saling tolong menolong dan memberi dukungan untuk mencapai
tujuan yang sama.
d. Interpersonal and small skill (hubungan antar perseorangan dan
keterampilan kecil): sebuah kelompok tidak dapat berfungsi secara efektif
jiga para pembelajar nya tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang
diperlukan. Guru mengajarkan kemampuan bersosialisasi ini seperti yang
direncanakan dengan tepat sebagai kemampuan akademik. Kemampuan
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keputusan, pembangunan kepercayaan, komunikasi dan kemampuan untuk
mengatasi konflik.
e. Group processing (pengolahan kelompok): pembelajar berdiskusi tentang
cara mereka mendapatkan hasil yang telah mereka capai. Kemampuan–
kemampuan apa saja yang mereka dapat dan cara melakukan kerja
kelompok yang efektif.
2.2.5 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning
Langkah-langkah dalam penggunaan model cooperative learning secara
umum (Slavin, 2009) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan oleh dosen adalah merancang rencana
program pembelajaran. Pada langkah ini dosen mempertimbangkan dan
menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Di samping itu, dosen pun menetapkan sikap dan keterampilan sosial
yang diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh mahasiswa selama
berlangsungnya pembelajaran. Dosen dalam merancang program
pembelajaran harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas mahasiswa
yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Artinya, bahwa
materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan
secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Untuk memulai
pembelajarannya, dosen harus menjelaskan tugas dan sikap serta
keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh mahasiswa
selama pembelajaran. Hal ini mutlak harus dilakukan oleh dosen, karena
dengan demikian mahasiswa tahu dan memahami apa yang harus
dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, dosen merancang
lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan
mahasiswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok
13
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi
tersebut nantinya akan dilakukan mahasiswa ketika belajar secara
bersama dalam kelompok. Dosen hanya menjelaskan pokok-pokok materi
dengan tujuan mahasiswa mempunyai wawasan dan orientasi yang
memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat dosen selesai
menyajikan materi, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran berdasarkan apa yang telah dipelajari. Hal ini dimaksudkan
untuk mengkondisikan kesiapan belajar mahasiswa. Berikutnya, dosen
membimbing mahasiswa untuk membuat kelompok. Pemilihan anggota
kelompok pun dipertimbangkan secara objektif sehingga penyebaran
kemampuan siswa pada setiap kelompok dapat merata. Kegiatan ini
dilakukan sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh
mahasiswa dalam kelompoknya masing-masing. Pada saat mahasiswa
belajar secara berkelompok, maka dosen mulai melakukan monitoring
dan mengobservasi kegiatan belajar mahasiswa berdasarkan lembar
observasi yang telah dirancang sebelumnya.
3. Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan
mahasiswa, dosen mengarahkan dan membimbing mahasiswa, baik
secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi
maupun mengenai sikap dan perilaku mahasiswa selama kegiatan belajar
berlangsung. Pemberian pujian dan kritik membangun dari dosen kepada
mahasiswa merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh dosen pada
saat mahasiswa bekerja dalam kelompoknya. Di samping itu, pada saat
kegiatan kelompok berlangsung, ketika mahasiswa terlibat dalam diskusi
dalam masing-masing kelompok, dosen secara periodik memberikan
layanan kepada mahasiswa, baik secara individual maupun secara
kelompok.
4. Langkah keempat, dosen meberikan kesempatan kepada mahasiswa dari
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saat diskusi kelas ini, dosen bertindak sebagai moderator. Hal ini
dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pemahaman
mahasiswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya.
Pada saat presentasi mahasiswa berakhir, dosen mengajak mahasiswa
untuk melakukan refeksi diri terhadap proses jalannya pembelajaran,
dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau
sikap serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.
Di samping itu, pada saat tersebut, dosen juga memberikan beberapa
penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang harus
dikembangkan dan dilatih oleh mahasiswa. Dalam melakukan refleksi diri
ini, dosen tetap berperan sebagai mediator dan moderator aktif. Artinya,
pengembangan ide, saran dan kritik terhadap proses pembelajaran harus
diupayakan berasal dari mahasiswa, kemudian barulah dosen melakukan
beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran dan kritik yang
berkembang.
2.2.6 Hasil Penelitian Terdahulu yang Telah Dilakukan Mengenai Cooperative Learning
Van Sickle (1992) dalam penelitiannya mengenai model cooperative
learning dan implikasinya terhadap perolehan belajar siswa pengembangan
kurikulum, menemukan bahwa sistem belajar kelompok dan debriefing secara
individual dan kelompok dalam model cooperative learning mendorong
tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, mendorong peningkatan
dan semangat belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum.
Stahl (1994) dalam penelitiannya di beberapa sekolah dasar di Amerika
menemukan, bahwa penggunaan model cooperative learning mendorong
15
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga menemukan bahwa model tersebut mendorong ketercapaian tujuan dan
nilai-nilai sosial yang baik.
Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya cooperative
learning menunjukkan efektivitas yang tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa,
baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pembelajaran maupun
dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat
bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.
Cooperative learning adalah model pembelajaran dimana pembelajar
belajar dan bekerja dalam sebuah kelompok kecil berkerjasama dalam
tujuan-tujuan yang positif agar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dengan lebih
mudah. Metode cooperative learning, pada dasarnya merupakan suatu yang
penting karena manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari kerjasama
antara sesamanya. Bahkan tujuan yang hendak di capai dari cooperative learning
adalah membantu pembelajar satu dengan lainnya agar dapat mencapai sukses
bersama secara akademik dan mendorong interaksi kelompok yang positif serta
mengembangkan kepercayaan diri pembelajar.
2.3 Reciprocal Teaching
2.3.1 Definisi Reciprocal Teaching
Metode pembelajaran kooperatif teknik reciprocal teaching (pengajaran
timbal balik) dikembangkan oleh Brown & Paliscar (1984) merupakan suatu
teknik pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
suatu topik, dalam pembelajaran ini guru serta murid memegang peranan penting
pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini terdiri dari
empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing),
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya reciprocal teaching ini diterapkan untuk pelajaran yang
berhubungan dengan pembahasan teks. Dalam bahasa Jepang, pembelajaran yang
menekankan pada pembahasan teks dan membaca pemahaman adalah dokkai.
Tetapi, pada penelitian ini, penulis mencoba menerapkan pada pembelajaran
karangan (sakubun). Hal ini dikarenakan mengarang masih erat kaitannya dengan
teks. Hanya saja bedanya pembelajar harus secara kreatif membuat teks itu
sendiri.
2.3.2 Karakteristik Reciprocal Teaching
Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Brown &
Paliscar (1984) adalah:
a. Dialog antar siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk
memimpin diskusi,
b. “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk
merespon yang lain,
c. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu:
merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan
kembali), dan memprediksi. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu
siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran timbal balik mengutamakan peran aktif siswa dalam
pembelajaran untuk membangun pemahamannya dan mengembangkan
kemampuan komunikasi secara mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip
dasar konstruktivisme yang beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan
konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu
bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang
17
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui pengajaran timbal balik siswa diajarkan empat strategi
pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan,
pengklarifikasian (menjelaskan kembali) dan prediksi. Adapun tujuan dari setiap
strategi-strategi yang dipilih adalah sebagai berikut:
1. Membuat rangkuman
Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks
bacaan (dalam konteks penelitian ini intisari penerjemahan), memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang
paling penting dalam teks.
2. Membuat pertanyaan dan jawaban
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi
sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan (yang akan
diterjemahkan). Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan
bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka
dengan baik, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
3. Memprediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang
sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang
diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam
mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi (dan mengarangnya)
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa
diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.
4. Menjelaskan kembali
Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting
terutama ketika belajar dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang
berbeda. Strategi ini memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut:
a. Klarifikasi
Dalam suatu aktifitas membaca (dalam konteks penelitian ini mengarang)
mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah
hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata
yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata
atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai
maksud dari suatu paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; “Apa maksud dari kalimat tersebut?”
“Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?”
“Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?”
b. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari
teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan
kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah
dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang
topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan
secara teknis adalah sebagai berikut;
“Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?”
19
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi
sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan (yang akan
diterjemahkan). Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa
contohnya:
“Apa yang kamu pikirkan ketika kamu membaca teks tersebut?”
“Pertanyaan apa saja yang dapat kamu ajukan setelah kamu membaca teks tersebut?”
“Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
d. Membuat Rangkuman
Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat
membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting.
Menentukan intisari (terjemahan) dari teks bacaan tersebut. beberapa
pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain; “Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan ini?”
“Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?”
Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk
bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap
anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat
ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.3.3 Tujuan Reciprocal Teaching
Tujuan dari Reciprocal Teaching adalah membantu siswa dengan atau
tanpa kehadiran guru, lebih aktif dalam memahami tulisan (dan dapat
mengarangnya). Strategi ini dipilih tidak hanya untuk memahami bacaan tetapi
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar memperhatikan
pembelajaran dan pemikiran mereka sendiri. Struktur dialog dan interaksi
anggota kelompok menghendaki partisipasi seluruh siswa dan memelihara
hubungan baru di antara siswa dengan perbedaan kemampuan.
Pembelajaran Reciprocal Teaching atau pengajaran timbal balik terutama
dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog bersifat kerja
sama untuk mengajarkan pemahaman-pemahaman bacaan-bacaan secara mandiri
di kelas.
Kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran Reciprocal Teaching
mengarahkan guru untuk mengawasi siswa bekerja secara pribadi maupun
kelompok dalam mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan sebagai
bahan acuan dalam belajar. Dalam hal ini guru juga berusaha untuk
membangkitkan motivasi bagi siswa yang kurang mampu dalam mengakses
informasi tentang materi yang akan dipelajari.
Selain itu, menurut Ruijter (1990):
“Dalam proses pembelajaran Reciprocal Teaching guru juga bertugas antara lain:
1. Memberi perhatian pada keaktifan kelompok selama pelakasanaan kegiatan
diskusi,
2. Memilah batasan tugas yang akan dipecahkan oleh siswa menyediakan
bahan-bahan pelengkap untuk membangkitkan motivasi belajar siswa,
3. Memberi petunujuk-petunjuk kepada siswa dalam memecahkan masalah,
4. Memeriksa hasil diagnosa (prediksi) yang disusun oleh siswa,
21
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Reciprocal Teaching
Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal
teaching antara lain:
1. Mengembangkan kreativitas siswa.
2. Memupuk kerjasama antara siswa.
3. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan
sikap.
4. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
5. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
6. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.
7. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan
perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan.
8. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu
yang terbatas.
Sedangkan kelemahan reciprocal teaching antara lain :
1. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru
menyebabkan tujuan tak tercapai.
2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku
siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana.
3. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan
aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir
sulit tercapai.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan
strategi reciprocal teaching penelitian dan guru selalu memberikan bimbingan
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan
pembelajaran.
2.3.5 Langkah-langkah Penerapan Reciprocal Teaching
Pada awal penerapan Pengajaran Timbal balik guru memberitahukan
akan memperkenalkan suatu pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan,
manfaat dan prosedurnya. Menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2007)
dalam mengawali pemodelan dilakukan dengan cara membaca satu paragraf
suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau
selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu:
a. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa
yang telah dibaca dan memastikan bisa menjawabnya.
b. Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c. Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya;
dan
d. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari
suatu bagian, selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat
hal-hal itu masuk akal.
2.3.6 Variasi Reciprocal Teaching
Menurut Donna Dyer dari North West Regional Education Service
Agency dalam Warsono (2012: 90-91) Reciprocal Teaching sangat efektif untuk
diterapkan dalam pembelajaran bahasa ataupun mata pelajaran lainnya. Selain itu,
Donna Dyer juga mengemukakan variasi dari Reciprocal Teaching yaitu sebagai
berikut:
23
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.Disiapkan sejumlah kartu peran (rolecard) yang menjadi identifikasi bagi
setiap siswa. Mereka nanti akan berperan sebagai summarizer, questioner,
clarifier, atau predictor. Kartu peran harus diisi catatan-catatan mereka sesuai
peran yang diberikan.
3.Beri kesempatan para siswa membaca paragraf yang dipilih menjadi tugas
bacaan untuk dipahami. Doronglah mereka untuk menggunakan cara-cara
menandai bacaan (note-taking strategies) seperti menggaris bawahi,
menebalkan, mewarnai dengan spidol untuk membantu mereka dalam
menyiapkan peran mereka seperti yang ditunjukkan oleh rolecard.
4.Pada waktu jeda (stop point) yang telah ditentukan, Sang Peringkas (the
summarizer) akan menyoroti kata kunci dalam bacaan.
5.Sang Penanya (the questioner) akan mengajukan pertanyaan yang dipilihnya
tentang bagian yang kurang jelas, informasi yang masih berupa teka-teki,
hubungannya dengan konsep yang telah dipelajari, dan sebagainya.
6.Sang Penjelas (the clarifier) akan terlibat dengan bagian-bagian yang kabur
atau kurang jelas dan mencoba menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan.
7.Sang Penduga (the predictor) akan terlihat sibuk menduga tentang hal apa
yang akan diungkap pengarang buku selanjutnya, atau dalam bacaan sastra
menduga kejadian apa yang akan terjadi kepada pelaku cerita selanjutnya, dan
sebagainya.
8.Sesuai dengan posisi tempat duduk setiap peran akan digantikan oleh orang
lain yang duduk di sebelah kanannya atau berputar searah jarum
jam.Kemudian segmen lain dari bacaan tersebut dibaca kembali
bersama-sama seperti pada langkah ketiga. Demikian hal tersebut diulangi sampai
setiap siswa memerankan keempat peran tersebut, atau sampai seluruh teks
bacaan yang dipilih dibaca dan dipahami seluruh kelas, atau sesuai dengan
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2.7 Hasil Penelitian Terdahulu yang Telah Dilakukan Mengenai Reciprocal Teaching
Terdapat berbagai macam penelitian mengenai Reciprocal Teaching
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nanang Wahidin (2012), dengan judul
penelitian Pengaruh Penggunaan Strategi Reciprocal Teaching terhadap
Kemampuan Berpikir Disposisi Matematis Siswa SMP bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis
antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan strategi
reciprocal teaching dan pembelajaran drill/latihan. Serta diungkap juga
perbedaan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran dengan strategi reciprocal teaching
berdasarkan kategori kemampuan awal matematis, selain itu diungkap juga
pengaruh interaksi antara pembelajaran dan kategori kemampuan awal
matematis siswa terhadap kemampuan kemampuan berpikir kritis dan
disposisi matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Sampel sebanyak 62 siswa kelas VIII yang berasal dari dua kelas pada
salah satu SMP negeri di Kab. Lampung Utara. Kedua kelas diberikan
post-test untuk melihat kemampuan berpikir kritis dan juga diberi angket
untuk melihat disposisi matematis siswa. Hipotesis diuji melalui uji
parametrik (Uji-t, Uji Anova Satu Jalur dan Uji ANOVA Dua Jalur) dan uji
non-parametrik (Uji Mann-Whitney). Hasil penelitian menunjukan bahwa
kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran matematika dengan strategi reciprocal
teaching lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran drill/latihan. Tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara
pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis siswa terhadap
25
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa memiliki sikap positif terhadap matematika dan pembelajaran
dengan strategi reciprocal teaching.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2009), dengan judul penelitian
Pengaruh Model Pengajaran Timbal-Balik (Reciprocal Teaching) bagi Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman: Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kota Tasikmalaya diikuti dengan
antusias dan penuh konsentrasi oleh siswa sampel. Selain itu, dengan
diterapkannya model ini dalam pembelajaran, keaktifan para siswa pun
tergali. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh
simpulan bahwa penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal
teaching) dapat meningkatkan secara signifikan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Hal itu terlihat dari adanya perbedaan yang signifikan
antara rata-rata nilai tes awal dan tes akhir yang telah dibuktikan oleh hasil
penghitungan uji-t dengan menggunakan program SPSS versi 15 dengan
hasil t hitung (16,492) > t tabel (5,768). Hasil penghitungan tersebut
mengandung arti bahwa terdapat perbedaan yang berarti (signifikan) antara
tes awal dan tes akhir. Dengan adanya perbedaan tersebut berarti bahwa uji
coba model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam
pembelajaran membaca bagi peningkatan kemampuan membaca
pemahaman berhasil.
2.4 Aplikasi Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Sakubun
Pada pertemuan pertama peneliti:
1. Menjelaskan mengenai Metode Cooperative Learning Teknik Reciprocal
Teaching yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
2. Membagi sampel ke dalam kelompok yang berjumlah 4 orang dan
menentukan peran masing-masing. Jika ada kelompok yang memiliki
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menjelaskan tema karangan (sakubun) yang akan digunakan sebagai
contoh hari tersebut.
4. Memberikan contoh pelaksanaan Metode Cooperative Learning Teknik
Reciprocal Teaching.
5. Mengkonfirmasi kembali pada sampel mengenai pemahaman Metode
Cooperative Learning Teknik Reciprocal Teaching.
6. Memberikan tema sakubun yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya berdasarkan kelompoknya. Jadi, tiap kelompok mendapat
tema yang berbeda. Pada saat tema tersebut akan dibahas, sampel lain di
luar kelompok tersebut baru diberitahu temanya.
Pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya peneliti:
1. Menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk maju ke depan
memandu pembahasan tema.
2. Memberitahu tema kepada sampel lain.
3. Menginstruksikan sang penduga (the predicator) bertanya pada sampel
yang lain mengenai perkiraan karangan yang akan ditulis berdasarkan
urutannya.
4. Menginstruksikan sang penanya (the questioner) mengajukan pertanyaan
mengenai prediksi yang telah dibahas sebeumnya yang dirasa kurang
jelas.
5. Menginstruksikan sang peringkas (the summarizer) menyoroti kata kunci
yang mungkin keluar ketika menulis sakubun mengenai tema yang
diberikan hari itu dan merangkum pendapat sampel lain yang berguna
dalam penulisan sakubun.
6. Menginstruksikan sang penjelas (the clarifier) menjelaskan bagian yang
kabur dan mencoba menjawab pertanyaan yang telah diajukan sang
27
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Membuat kesimpulan bersama. Guru sebagai fasilitator beserta sampel
memberikan kesimpulan mengenai hasil diskusi
8. Menginstruksikan kepada semua sampel untuk menulis sakubun
berdasarkan diskusi yang telah dilakukan.
9. Menginstruksikan untuk mengumpulkan sakubun
2.5 Menulis/Mengarang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1547), menulis atau
mengarang adalah sebagai suatu kegiatan berbahasa dengan menghasilkan huruf, kata,
kalimat dengan menggunakan pena, pensil, bolpoin, yang ditampilkan di atas kertas,
kain, papan dan sebagainya. Sedangkan karangan adalah tulisan yang pada
hakikatnya kumpulan dari beberapa paragraf yang tersusun dengan sistematis,
koheren, unity, ada bagian utama pengantar, isi, dan penutup ada progress. Semua
memperbincangkan sesuatu secara tertulis dalam bahasa yang sempurna.
Dalam penilaian terhadap hasil karangan mempunyai kelemahan pokok yaitu
rendahnya kadar objektivitas. Bagaimanapun juga kadarnya unsur subjetivitas penilai
pasti berpengaruh. Penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan biasanya
diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika
dilakukan oleh para ahli dan berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat
dipertanggung jawabkan. Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh guru
sekolah (Nuril, 2009)
Kategori-kategori yang pokok hendaknya, meliputi:
1. Kualitas dan ruang lingkup isi.
2. Organisasi dan penyajian isi.
3. Gaya dan bentuk bahasa.
4. Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapihan tulisan, dan kebersihan.
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.6 Sakubun
Ogawa (1982: 602) di dalam Nihongo Kyouiku Jiten mengungkapkan bahwa
karangan (sakubun) adalah aktivitas mengekspresikan kalimat yang dasar
pemikirannya diambil dari kegiatan pemahaman (menyimak, membaca) dan ekspresi
lisan. Sedangkan Sudjianto (2010: 140) mengungkapkan bahwa di dalam bidang
pembelajaran keterampilan berbahasa Jepang terdapat dua macam pembelajaran
keterampilan menulis, yang pertama adalah kakikata dan yang kedua adalah sakubun.
Sakubun sendiri memiliki pengertian keterampilan membuat karangan-karangan
tertentu dari menulis kalimat pendek yang sangat sederhana sampai pada penulisan,
karya ilmiah, dan sebagainya. Sakubun dapat diartikan mengarang dalam bahasa
Indonesia.
Kimura (1998) menuliskan bahwa karangan terbagi ke dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
1. Karangan tiruan, yaitu karangan yang diambil dari apa yang kita lihat di
sekitar. Biasanya topik karangan telah ditentukan sebelumnya.
2.Karangan ringkasan, yaitu karangan yang dibuat dengan meringkas sumber
yang pernah dibaca.
3. Karangan kesan setelah membaca, yaitu karangan yang hampir mirip
dengan karangan ringkas. Hanya saja dalam karangan ini ditambahkan dengan
kesan pembaca secara personal.
4. Karangan pengalaman, yaitu karangan yang menceritakan pengalaman
pribadi seperti dalam bentuk catatan harian, catatan perjalanan, surat laporan
dan sebagainya.
5. Karangan hasil pemikiran, yaitu karangan yang mengungkapkan pemikiran
secara abstrak. Tingkatan dari bentuk karangan ini merupakan yang paling
29
Yanuar Lutfi Rohman, 2015
EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN
Uni