Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN PERSEPSI SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Biologi.
Oleh :
Senna Ferisra
0905640
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN PERSEPSI SISWA TENTANG PERSEPSI HAKIKAT
SAINS
Oleh
Senna Ferisra
0905640
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
©SennaFerisra 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
SENNA FERISRA
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN PERSEPSI SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, Drs.,M.Sc
NIP. 195512191980021001
Pembimbing II
Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si., MT. NIP. 197212301999031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN PERSEPSI SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS
Senna Ferisra, Yusuf Hilmi Adisendjaja, Wahyu Surakusumah
Jurusan Pendidikan Biologi-FPMIPA UPI
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains terhadap penguasaan konsep dan persepsi siswa tentang hakikat sains. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains terhadap penguasaan konsep pada bab sistem klasifikasi makhluk hidup dan untuk mengetahui persepsi siswa tentang hakikat sains. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain Control Group
Design. Analisis hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas
kontrol yang melakukan praktikum biasa dan kelas eksperimen yang telah diberikan pembiasaan dan perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains. Siswa kelas eksperimen yang telah diajarkan tentang ke 7 aspek hakikat sains diharapkan untuk mengaplikasikan karakter-karakter tersebut dalam pembelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga melibatkan kemampuan mengobservasi, bereksperimen, berpikir dan memvalidasi yang mereka miliki. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran berbasis hakikat sains memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep klasifikasi makhluk hidup pada siswa kelas VII.
Kata kunci : hakikat sains, penguasaan konsep, Sistem klasifikasi makhluk hidup. ABSTRACT
The title of this research is the influence of nature of science based learning to mastery of concept and perception of nature of science. The aim of this research is to see the influence of nature of science based learning process to mastery of the concept of classification system and to see the perception about nature of science. The method was used in this research is Quasi Experimental with Control Group Design as the design. Analysis of the results of the study showed a significant difference between the control class which performs a regular and practical classroom experiment that has been given the conditioning and treatment of learning based nature of science. Experimental class students who have been taught about the 7 of nature of science aspects are expected to apply the aforementioned characters in learning that was designed so as to involve the ability of observing, experimenting, thinking and validating. The conclusion from this research is that the true nature of science-based learning gives significant influence towards mastery of the concept of classification system in grade VII.
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Pertanyaan Penelitian ... 4
D. Batasan Masalah ... 4
E. Asumsi ... 4
F. Hipotesis ... 4
G. Tujuan Penelitian ... 5
H. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II HAKIKAT SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP A. Hakikat Sains ... 6
B. Penguasaan Konsep ... 20
C. Hubungan Hakikat Sains, Inkuiri dan Penguasaan Konsep ... 23
D. Konsep Sistem Klasifikasi ... 24
E. Penelitian-Penelitian Relevan ... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Populasi dan Sampel ... 36
D. Waktu dan Tempat ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 36
F. Analisis Ujicoba Instrumen Penelitian ... 38
G. Prosedur Penelitian ... 42
H. Analisis dan Pengolahan Data ... 44
I. Alur Penelitian ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan ... 56
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN... 77
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
2.1. Dimensi Kognitif ... 21
3.1. Desain Penelitian ... 35
3.2.Kuesioner Adaptasi vNOS-B ... 37
3.3.Interpretasi Daya Pembeda ... 39
3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran ... 40
3.5. Kriteria Validitas ... 41
3.6. Kriteria Reliabilitas ... 42
4.1. Hasil Pretest dan Posttest Persepsi Hakikat Sains ... 46
4.2. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan U-Mann Whitney Pretest Kuesioner Hakikat Sains ... 48
4.3. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan U Mann Whitney Gain Persepsi Hakikat Sains ... 49
4.4. Rekapitulasi Kemunculan Hakikat Sains Tiap Indikator ... 51
4.5. Hasil Rata-Rata Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep ... 52
4.6. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji T pretest Penguasaan Konsep ... 53
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
2.1. Tiga komponen literasi sains ... 11
2.2. Miskonsepsi hubungan hierarki diantara fakta, teori dan hukum ... 13
3.1. Bagan analisis data ... 44
3.2. Bagan Alur Penelitian ... 45
4.1. Hasil Pretest dan Posttest Persepsi Hakikat Sains ... 47
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
A.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 77
2. Lembar Kegiatan Siswa ... 95
B. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Soal Penguasaan Konsep Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup ... 98
2. Kuesioner Persepsi Hakikat Sains ... 106
C. ANALISIS BUTIR SOAL 1. Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep ... 109
2. Analisis Statistik ... 122
3. Persentase Analisis Ujicoba Soal dan Kesuaian Soal dangan TPK ... 133
D.INSTRUMEN PENELITIAN 1. Rekapitulasi Nilai Persepsi Hakikat Sains ... 134
2. Rekapitulasi Nilai Penguasaan Konsep ... 138
3. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen ... 142
E. ADMINISTRASI PENELITIAN 1. Surat Izin Uji Instrumen ... 144
2. Berita Acara Judgement Instrumen ... 145
3. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 146
4. Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian ... 147
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Para ilmuwan menganggap bahwa suatu hal dan kejadian di dunia ini terjadi
dalam suatu pola yang konsisten, yang dapat dipahami melalui penelitian yang
hati-hati dan sistematik. Ilmuwan percaya bahwa melalui orang-orang pandai dan
dengan bantuan instrumen yang membantu panca indera, manusia dapat menemukan
suatu pola di dunia ini (Rutherford & Ahlgren, 1990). Seiring dengan sejarah
manusia, orang-orang telah mengembangkan banyak ide yang terhubung dan
tervalidasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan fisika, biologi, fisiologi dan
ilmu-ilmu sosial. Ide ini memungkinkan generasi berikutnya mencapai sebuah
peningkatan tentang pemahaman yang menyeluruh dan dapat dipercaya mengenai
manusia dan lingkungannya. Ide ini digunakan untuk mengembangkan cara tertentu
yaitu mengobservasi, berpikir, bereksperimen dan memvalidasi. Cara-cara ini
mempersembahkan sebuah aspek yang mendasar dari hakikat sains dan
mencerminkan bagaimana sains dapat dibedakan dengan pengetahuan lain
(Rutherford & Ahlgren, 1990).
Para konstruktivis menjelaskan bahwa satu-satunya sarana yang tersedia bagi
seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Seseorang berinteraksi
dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium dan
merasakannya (Suparno, 1997). Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja
dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (murid). Hal yang sangat penting
dalam filsafat konstruktivisme adalah bahwa dalam proses belajar siswalah yang
harus mendapatkan tekanan. Merekalah yang harus lebih aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukan guru ataupun orang lain. Mereka yang harus bertanggung
jawab atas hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa aktif ini dalam dunia
pendidikan, terlebih di Indonesia, kiranya sangat penting untuk dikembangkan.
2
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kehidupan kognitif mereka. Mereka akan terbantu menjadi orang yang kritis
menganalisis suatu hal karena mereka berpikir bukan meniru saja (Suparno, 1997).
Siswa harus diberikan masalah pada tingkat yang sesuai dengan kedewasaan
mereka, yang mengharuskan mereka untuk menentukan bukti yang sesuai dan untuk
mengajukan tafsiran dari bukti yang ada. Hal ini memberikan sesuatu yang lebih dari
biasanya, dari yang sains berikan, pada observasi yang hati-hati dan analisis yang
kuat. Siswa membutuhkan bimbingan, dorongan, dan latihan dalam mengumpulkan,
memilih, dan menganalisis bukti, dan dalam membangun pendapat berdasarkan hal
tersebut. Bagaimanapun, jika jenis aktivitasnya bersifat membosankan, mereka
harus dibimbing kepada beberapa hasil yang memuaskan secara intelektual yang
menjadi perhatian siswa (Rutherford & Ahlgren, 1990).
Jawaban paling singkat untuk menjawab pertanyaan pentingnya memahami
hakikat sains dapat dilihat dari lima segi. Pertama dari segi kebermanfaatan, yaitu
untuk memahami makna dari sains dan mengelola suatu teknologi dan proses dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua dari segi demokratis, Hakikat sains penting untuk
mengajarkan pembuatan keputusan dalam persoalan sains dalam masyarakat. Ketiga,
kebudayaan memahami hakikat sains penting untuk menghargai nilai dari sains
dalam kebudayaan saat ini. Keempat moral, memahami hakikat sains membantu
dalam memahami norma pada komunitas ilmiah yang membentuk komitmen
terhadap moral nilai yang umum pada masyarakat. Kelima pembelajaran sains,
memahami hakikat sains memfasilitasi dalam pembelajaran sains (Lederman, 2006).
Alasan penggunaan hakikat sains dalam pembelajaran konsep klasifikasi
makhluk hidup karena konsep klasifikasi makhluk hidup merupakan hal utama, jika
diibaratkan susunan taksonomi itu seperti alamat yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu nama ilmiah dari suatu jenis makhluk hidup. Diharapkan melalui
suatu pembelajaran berhakikat sains dapat mencapai hal tersebut, sehingga siswa
tidak hanya mengingat konsep tersebut, tetapi memahaminya dengan baik.
Mengklasifikasi suatu jenis merupakan suatu hal yang alamiah terjadi pada manusia,
3
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2008). Persepsi siswa mengenai hakikat sains juga penting, untuk menjawab betapa
pentingnya siswa memahami hakikat sains dapat dilihat dari berbagai segi. Hal yang
pertama adalah melihat kebermanfaatan hakikat sains tersebut dimana pemahaman
tentang hakikat sains sangat penting untuk bisa mengatur suatu hal yang berhubungan
dengan teknologi dalam suatu proses kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yaitu
pemahaman hakikat sains sangat penting untuk membuat suatu keputusan dalam isu
sosial, menanggapi kebudayaan yang ada saat ini, membentuk moral bangsa yang
baik dan yang terakhir sebagai suatu cara untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan
(Lederman, 2006). Menyediakan pemahaman yang akurat mengenai hakikat sains
membantu siswa untuk mengenal kekuatan dan keterbatasan dari pengetahuan ilmiah,
mengembangkan pandangan akurat dari bagaimana sains dibedakan dari cara lain
untuk mengetahui suatu hal, dan menggambarkan berbagai tipe pertanyaan sains yang
dapat maupun yang tidak dapat dijawab. Penelitian menunjukkan bahwa instruksi
hakikat sains yang efektif adalah dijelaskan dengan eksplisit, terletak di dalam
konteks yang bermakna, dan terkait dengan keterampilan proses yang relevan. Selain
itu, mengajarkan hakikat sains dan inkuiri secara bersama-sama dengan pengetahuan
ilmiah mendorong siswa untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah yang akan
memungkinkan mereka untuk menjadi efektif dalam pengambilan keputusan luar
kelas (Bell, Maeng dan Peters, 2010).
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka terdapat
rumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah pembelajaran berbasis hakikat sains memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep sistem klasifikasi dan bagaimanakah persepsi
4
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Pertanyaan Penelitian
Untuk memperjelas permasalahan yang dimunculkan maka dikemukakan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang hakikat sains?
2. Apakah pembelajaran berbasis hakikat sains dapat meningkatkan penguasaan
siswa tentang konsep sistem klasifikasi?
D. Batasan Masalah
Supaya permasalahan yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka peneliti
membatasi masalah pada:
1. Subjek yang diteliti adalah siswa SMP kelas VII.
2. Materi yang diajarkan adalah sistem klasifikasi makhluk hidup.
E. Asumsi
Dalam kelas inkuri melibatkan proyek yang melibatkan peran siswa yang
lebih banyak, dengan siswa yang secara aktif menggunakan proses dan menafsirkan
inkuiri, dengan bimbingan guru, untuk mencapai pemahaman yang bermakana.
(Krajcik et al.,1994). Menurut Lederman (1999) sebuah pemahaman tentang
hakikat sains akan memungkinkan masyarakat untuk lebih mengerti dan sebagai
hasilnya akan lebih bisa untuk mengambil sebuah keputusan yang berpendidikan
ketika menghadapi tuntutan dan informasi yang bersifat ilmiah. Guru dapat
membantu siswa untuk bepikir secara ilmiah dalam proses saat mereka berinkuiri
dengan pemahaman terhadap hakikat sains sebagai pedoman mereka (Peters, 2006).
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi diatas, terdapat perbedaan rata-rata nilai antara kelas
eksperimen yang melakukan proses pembelajaran berbasis hakikat sains dengan
5
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh proses pembelajaran
yang berbasis hakikat sains terhadap penguasaan konsep pada konsep sistem
klasifikasi. Pembelajaran dengan menggunakan suatu metode yang berbasis
hakikat sains diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman konsep siswa.
H. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk berbagai pihak diantaranya:
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
yang bervariasi dan menarik.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif bagi siswa dalam mempelajari konsep .
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk
menerapkan variasi metode dalam mengajarkan konsep .
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasy
experimental dengan desain control group design (Sugiyono, 2010:114). Eksperimen
ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas yang dipilih secara cluster, dimana satu
kelas diberi perlakuan dengan pembelajaran berbasis hakikat sains, dan kelas lainnya
diberi perlakuan dengan praktikum biasa.
Tabel. 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan :
O1 : Tes awal sebelum perlakuan
O2 : Tes akhir setelah perlakuan
X : Perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
digunakan sebagai dalam penelitian ini, maka diperlukan definisi tentang beberapa
istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional.
Istilah-istilah tersebut antara lain:
1. Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains, pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran sains sebagai suatu proses untuk
membentuk suatu pengetahuan yang harus melalui cara tertentu melalui
observasi, berpikir, melakukan percobaan atau validasi hasil, juga disertai dengan
36
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Penguasaan Konsep, penguasaan konsepsi siswa dari konsepsi-konsepsi alternatif menjadi konsepsi yang utuh dan benar sesuai hakikat sains yang
diukur melalui tes dengan 30 soal pilihan ganda.
3. Persepsi Hakikat Sains, pandangan siswa terhadap hakikat sains yang dikemukakan Lederman dan diukur melalui tes dengan kuesioner berupa adaptasi
dari vNOS B.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep klasifikasi dan
persepsi hakikat sains dari siswa kelas VII SMP N 1 Lembang. Sampel dalam
penelitian ini adalah penguasaan konsep klasifikasi dan persepsi siswa tentang
hakikat sains dari dua kelas yang dipilih dengan cara cluster sampling, satu kelas
akan menjadi kelas dengan perlakuan dan kelas lainnya akan dijadikan kelas kontrol
atau tanpa perlakuan.
D. Waktu dan Tempat
Waktu
Waktu penelitian adalah Januari 2013 sampai Februari 2013 (persiapan), Februari
sampai April 2011 (pelaksanaan), Mei 2013 (pasca pelaksanaan).
Tempat
Tempat penelitian adalah SMPN 1 Lembang
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
berupa soal yang disiapkan untuk menilai penguasaan konsep siswa dengan jenis tes
sebagai berikut:
Untuk mengukur pemahaman konsep sains siswa instrumen yang digunakan dalam
37
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Tes Penguasaan Konsep
Untuk mengukur penguasaan konsep klasifikasi, digunakan tiga puluh butir
soal yang telah mengalami judgement, uji coba dan beberapa kali revisi. Ke-tiga
puluh butir soal digunakan pada saat pretest dan posttest. Penyusunan instrumen
melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Membuat kisi-kisi tentang materi klasifikasi.
b. Membuat lima puluh soal pilihan ganda.
c. Melakukan bimbingan dengan pembimbing dan judgement dosen ahli.
d. Melakukan uji coba instrumen.
e. Menganalisis data hasil uji coba.
f. Melakukan bimbingan dan judgement hasil analisis.
g. Fiksasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur penguasaan konsep.
2. Adaptasi Kuesioner vNOS-B
Instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi siswa tentang hakikat
sains diukur dengan menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari penelitian
sebelumnya. Instrumen tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang mencakup tujuh
aspek hakikat sains yang dikembangkan oleh Lederman, N. G, abd-El-Khalick,
Fouad, Bell, R. L, Schwartz, R. S
Tabel. 3.2. Kuesioner adaptasi vNOS-B
No vNOS-B
1. 1.
2.
2. Setelah para ilmuwan mengembangkan sebuah teori (misalnya sistem klasifikasi), apakah
teori tersebut dapat berubah ? Jika Anda percaya bahwa sistem klasifikasi dapat berubah,
mengapa kita harus bersusah-susah memahami/mengajarkan hal yang belum pasti tersebut.
Jelaskan dengan contoh!
38
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.
4.
5.
6.
7.
klasifikasi hingga saat ini? Apa bukti spesifik ilmuwan untuk menentukan bagaimana
sistem itu?
4. Apakah ada perbedaan antara teori dan hukum dalam sains? Berikan contoh untuk
menggambarkan jawaban Anda.
5. Bagaimana persamaan ilmu pengetahuan dan seni? Bagaimana perbedaan keduanya?
6. Ilmuwan melakukan eksperimen/penelitian ketika mencoba untuk memecahkan masalah.
Selain perencanaan dan pendesainan dari eksperimen/penelitian, apakah para ilmuwan
menggunakan kreativitas dan imajinasi mereka ketikadan setelah pengumpulan data?
Tolong jelaskan jawaban Anda dan berikan contoh jika sesuai!
7. Adakah perbedaan antara pengetahuan ilmiah dan pendapat? Berikan contoh untuk
menggambarkan jawaban Anda.
8. Beberapa ilmuwan percaya bahwa alam semesta berkembang sementara yang lain percaya
bahwa itu menyusut; yang lain percaya bahwa alam semesta berada dalam keadaan tetap,
tanpa perluasan atau penyusutan. Mengapa kesimpulan yang dihasilkan dapat berbeda
padahal hal tersebut diperoleh dari percobaan dan data yang sama?
Lederman, N. G, abd-El-Khalick, Fouad, Bell, R. L, Schwartz, R. S,
(2002)
F. Analisis Ujicoba Instrumen Penelitian
Setelah melui tahap judgement, instrumen lalu diujicoba kan terhadap siswa
yang sudah mempelajari materi klasifikasi sebelumnya. Selanjutnya hasil ujicoba
tersebut dianalisis kelayakannya untuk digunakan sebagi instrumen untuk mengukur
penguasaan konsep. Analisis yang dilakukan yaitu analisis daya pembeda, taraf
kesukaran, validitas dan reliabilitasnya.
1. Analisis daya pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan siswa
kelas atas dan siswa kelas bawah. Siswa kelas atas adalah siswa yang memiliki
kemampuan yang tinggi untuk menjawab paket soal, sedangkan siswa kelas
39
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap soal adalah
sebagai berikut:
(Arikunto, 2007)
Keterangan:
DP: Daya Pembeda
BA: Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA: Jumlah peserta kelompok atas
BB: Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB: Banyak peserta kelompok bawah
Koefisien yang digunakan sebagai kriteria daya pembeda yaitu:
Tabel 3.3 Interpretasi daya pembeda
Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,00≤D<0,20 Jelek
0,20≤D<0,40 Cukup
0,40≤D<0,70 Baik
0,70≤D<1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2007)
Hasil analisis daya pembeda ujicoba instrumen dari 50 soal yang diujicobakan
sebesar 14% baik sekali, 36% baik, 12%cukup, dan 38% jelek. Hasil perhitungan
yang lebih detail dapat dilihat di lampiran C1.
2. Analisis Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan kadar sukar atau tidaknya
suatu soal (Arikunto, 2007:209). Soal yang baik digunakam sebagai instrumen
ad;alah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk dijawab.
40
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2007)
Keterangan :
P: Indeks kesukaran
B: Jumlah siswa yang menjawab dengan benar
JS: Jumlah siswa yang mengikuti tes
Taraf kesukaran dan kemudahan suatu soal dapat diukur dalam skal 0,00 sampai
dengan 1,00. Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut.
Tabel 3.4 Interpretasi indeks kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria Soal
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
(Arikunto, 2007)
Hasil analisis tingkat kesukaran ujicoba instrumen dari 50 soal yang diujicobakan
sebesar 26% sukar, 68% sedang, dan 6% mudah. Hasil perhitungan yang lebih
detail dapat dilihat di lampiran C1.
3. Analisis Validitas
Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur hal yang
hendak diukur (Arikunto, 2007). Validitas tes adalah tingkat kesahihan suatu
instrumen. Nilai validitas sebuah instrumen dapat diukur dengan menggunakan
teknik korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
kesejajaran sebuah tes. Adapun rumus yang digunakan adalah:
41
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2007)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N: Jumlah siswa
X: Skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba
Y: Skor total tiap siswa uji coba
Tabel 3.5 Kriteria validitas
Koefisien Korelasi Kriteria validitas
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2007)
Dari hasil analisis validitas ujicoba instrumen dari 50 soal yang diujicobakan
sebesar 0% sangat tinggi, 10% tinggi, 24% cukup, 26% rendah dan 40% sangat
rendah. Hasil perhitungan yang lebih detail dapat dilihat di lampiran C1.
4. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes apabila diuji kepada subjek atau orang
dan soal yang sama namunwaktu yang berbeda. Nilai reliabilitas ditentukan
dengan menggunakan rumus K-R. 20, rumusnya adalah sebagai berikut :
∑
Keterangan
42
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu p : Proporsi rata-rata skor siswa menjawab benar
q : Proporsi rata-rata skor siswa menjawab salah
S: Standar deviasi tes
N: Banyaknya item
Tabel 3.6 Kriteria reliabilitas
Koefisien korelasi Kriteria reliabilitas
0,80 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < ≤ 0,60 Cukup
0,20 < ≤ 0,40 Rendah
0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2007)
Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen adalah 0,79 dengan
kategori tinggi. rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada lampiran
C1. Untuk mengetahui kesesuaian antara tujuan dengan soal yang dipakai dalam
penelitian dapat melihat lapiran C3.
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. Berikut ini merupakan
penjelasan secara mendetail dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Melakukan kajian pustaka.
43
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukkan dari dosen.
e. Seminar proposal.
f. Survey kelas untuk mengetahui keadaan umum kelas.
g. Penyusunan instrumen penelitian dan rencana pembelajaran yang
kemudian melalui proses judgment oleh dosen-dosen yang berkompeten.
h. Perbaikan instrumen dan rencana pembelajaran setelah mendapatkan
berbagai masukkan dari dosen.
i. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen.
j. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Penentuan kelas yang akan menjadi subjek penelitian yaitu kelas eksperimen
kelas kontrol.
b. Melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kontrol.
c. Melakukan pembiasaan pengajaran dengan memasukan aspek-aspek hakikat
sains pada materi sebelum materi klasifikasi.
d. Melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan pembelajaran berbasis
hakikat sains sesuai tahapan yang telah direncanakan.
e. Post-test dilaksanakan 2 minggu setelah perlakuan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Melakukan pengoreksian data.
b. Melakukan uji statistik terhadap data yang telah didapatkan.
c. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
44
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
H. Analisis dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh diuji statistik secara kuantitatif untuk mendapatkan
kesimpulan maupun generalisasi. Adapun langkah-langkah analisis dan pengolahan
data yaitu sebagai berikut
Gambar 3.1. Bagan analisis data
Uji Homogenitas & Normalitas
Uji U-Mann Whitney
Pembahasan
Uji U-Mann Whitney
Hasil Hasil
Uji Homogenitas & Normalitas
Kesimpulan Analisis hasil pre-test
Analisis posttest karena pretest tidak berbeda signifikan
Uji U-Mann Whitney untuk data tidak normal atau tidak homogen
Uji T untuk data normal dan homogen
Analisis gain jika pretest
berbeda signifikan Hasil
Uji Homogenitas & Normalitas
45
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
I. Alur Penelitian
Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian
Penyusunan Laporan (Skripsi) Pembahasan dan Kesimpulan
Analisis Data Pelaksanaan penelitian
Pengumpulan data Uji Coba Instrumen
Penyusunan RPP dan Instrumen Penelitian
Judgement RPP dan Instrumen
Analisis Hasil Uji Coba
Judgment Hasil Uji Coba
Revisi Instrumen
Perizinan penelitian
Penentuan sampel penelitian Penyusunan Proposal
Seminar Proposal Merumuskan Masalah
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Persepsi awal siswa kelas VII terhadap hakikat sains apabila dilihat
dari rata-rata nilai yang diperoleh saat pretest pada kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan hasil yang kurang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hakikat
sains merupakan hal yang baru untuk mereka, walau begitu ada beberapa aspek
hakikat sains yang sudah mereka ketahui, misalnya sains bersifat tentatif dan
dipengaruhi kreativitas dan imajinasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan uji U Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal,
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
setelah siswa mendapat perlakukan dalam hal persepsi mengenai hakikat sains,
yaitu karena Z hitung adalah -13,1 dan tidak berada diantara -1,96 - 1,96.
Pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains juga memberikan
pengaruh positif terhadap penguasaan konsep pada materi klasifikasi makhluk
hidup. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan setelah
dilakukan pengujian yang sama dengan pengukuran persepsi hakikat sains, dari
perbandingan median nilai kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu Z hitung
adalah -12,16 dan tidak berada diantara -1,96 - 1,96. Dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan memberikan nilai-nilai/karakter dalam pencarian ilmu
pengetahuan (inkuiri) dengan pedoman tujuh aspek hakikat sains memberikan
penguasaan konsep yang lebih baik, jika dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh dengan praktikum biasa yaitu tanpa pemberian pemahaman tentang
74
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Pengajaran mengenai hakikat sains akan lebih baik apabila materi tersebut
diajarkan pada jam tertentu dan dikaitkan dengan contoh-contoh sejarah
penemuan dari mata pelajaran sains yang lain.
2. Pengajaran hakikat sains ternyata tidak cukup diajarkan dalam waktu singkat,
butuh waktu yang panjang agar membuat siswa mengerti betul tentang hakikat
sains.
3. Penyusunan instrumen yang relevan untuk mengukur peran hakikat sains
terhadap cara pandang siswa tentang isu sosial, budaya, moral dan demokratis
setelah diberikan pemahaman mengenai hakikat sains akan sangat baik dan
berguna untuk penelitian selanjutnya.
4. Penggunaan bahasa pada saat mengadaptasi sebuah instrument harus
disesuaikan dengan tingkatan kedewasaan berpikir responden yang akan
diukur, baiknya instrument tersebut diujikan dulu beberapa kali hingga
mendapat instrument yang paling baik untuk mengukur persepsi responden
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akerson, V.L., & Hanuscin, D. (2007). Teaching the nature of science through inquiry: Results of a three-year professional development program. Journal of Research in Science Teaching 44(5), 653-680.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D.R. (2001). Bloom’s Taxonomy Revised Cognitive Domain. [Online]. Tersedia: http//www.lbcc.edu [17 Maret 2013].
Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Bell, Randy., Maeng, J. L, dan Peters, Erin. (2010). Virginia Mathematics and
Science Coalition Scientific Inquiry and the Nature of Science Task Force Report. Univesity of Virginia and George Mason University.
Campbell, N., Recce, J. B, dan Mitchel, L.G. (2004). Biologi Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga
Crowther, D. T, Lederman, N. G, Lederman, J. S. (2005). “Understanding The True Meaning Of Nature Of Science”. Science and Children.
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Driver, R., Leach,J., Millar,R.,& Scott, P. (1996). Young people's images of science. Buckingham, UK:Open University Press.
Fishwild, J. E. (2005). Modeling Instruction and the Nature of Science. Tesis Master Sains pada The university of Wisconsin-Whitewater.
Hazen, R.M., dan Trefil, J. (1992). Science matters: achieving scientific literacy. New York: Random House.
Krajcik, J. S., P. C. Blumenfeld, et al. (1994). “A collaborative model for helping middlegrade science teachers learn project-based instruction”. The Elementary School Journal 94(5): 483-497.
Lederman, N. G. (1998). The State of Science Education: Subject Matter Without
Context. [online].
76
76
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Lederman, N. G. (1999). “Teachers' Understanding of the Nature of Science and Classroom Practice: Faktors That Facilitate or Impede the Relationship”.
Journal of Research in Science Teaching. 36, (8), 916-929.
Lederman, N. G.(2006). Syntax of Nature of Science Within Inquiry and Science
Instruction. Spinger. Chapter 14. Netherland.
Mackean,G. D. (2002). IGCSE Biology. University of Cambrige International Examinations. London : Hodder Murray.
McComas, W. F. (1998). “The Principal Elements of The Nature of Science: Dispelling The Myths”.The Nature of Science in Science Education.53-70.
McComas, W.F., Clough, M.P., & Almazroa, H. (1998). “The Role and Character of the Nature of Science in Science Education” Science & Education. 7,(6), 511-532.
National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington: National Academy Press.
Peters, Erin. (2006). Connecting Inquiry and the Nature of Science. The science
Education Review . 5, (2).
Popper, K. R. (1963). Conjectures and Refutation. London: Routledge Classic.
Postlethwait, J. H. dan Hopson, J. L.(2006). Modern Biology. A Harcourt Education Company.
Rutherford, J. F., dan Ahlgren, A. (1990). Science for All Americans. Scientific
Literacy. New York Oxford: Oxford University Press, Inc.
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Kosdakarya
Subiyanto. (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.
Suparno . (2005). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta : Kanisius.
77
77
Senna Ferisra, 2013
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains Terhadap Penguasaan Konsep Dan Persepsi Siswa Tentang Hakikat Sains
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Weinburgh, Molly H.(2003). "Equity and science education reform".
ScienceEducation. 87, (2).