• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

INRIANI

Nomor Induk Mahasiswa: 105611113016

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii SKRIPSI

EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik (S. A.P)

Oleh:

INRIANI

Nomor Induk Mahasiswa: 105611113016

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Proposal : Evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari Kabupaten Bulukumba Nama Mahasiswa : INRIANI

Nomor Induk Mahasiwa : 105611113016

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Drs. H. Anwar Parawangi, M.Si

Pembimbing II

Rasdiana, S.Sos., M.Si Mengetahui :

Dekan

Fisip Unismuh Makassar

Dr. Ihyani Malik. S.Sos, M.Si NBM: 730727

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Dr. Nur Wahid, S.Sos.,M.Si NBM: 991742

(4)

iv

HALAMAN PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 009/FSP/A.4-II/43/2022 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang dilaksanakan di Makassar pada Hari Sabtu Tanggal 06 bulan Agustus tahun 2022

TIM PENILAI

Ketua

Dr. Hj. Ihyani Malik. S. Sos, M.Si NBM: 730727

Sekretaris

Andi Luhur Prianto, S. IP., M. Si NBM: 992797

PENGUJI

1. Dr. H. Muh Isa Ansyari, M. Si ( )

2. Dr. Drs. H. Anwar Parawangi, M. Si

( )

3. Dr. Haerana, S.Sos., M.Si ( )

4. Sitti Rahmawati Arfah, S.Sos, M. Si ( )

(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Inriani

Nomor Induk Mahasiswa : 105611113016

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar Skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bulukumba, 27 juli 2022 Yang Menyatakan,

Inriani

(6)

vi ABSTRAK

Inriani, Anwar Parawangi, dan Samsir Rahim. Evaluasi program jaminan persalinan di Puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukumba

Dalam rangka untuk menekankan angka kematian bayi dan angka kematian ibu, maka dibuat program jampersal, yang diatur dalam peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/MENKES /PER/XII/2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan program jaminan persalinan di puskesmas bontobahari kabupaten bulukumb, merupakan salah satu penyelenggara program jampersal, pada pelaksanannya saran dan prasarana di puskesmas bontobahari belum memadai, efisiensi dan jumlah kejadian kematian bayi di puskesmas bontobahari meningkat.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui evaluasi program jaminan persalinan di puskesmas bonotobahari kabupaten bulukumba, penelitian tersebut bertitik tolak dari teori Dunn, yaitu efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsifitas, dan ketepatan.Penelitan ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan informan sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, observasi secara langsung, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan dari jaminan persalinan di puskesmas Bontobahari yang telah dicapai belum maksimal, dimana program jaminan persalinan belum mampu menekan jumlah kematian bayi dan jumlah kematian ibu di puskesmas bontobahari, serta tingkat pelayanannya masih kurang maksimal tidak sesuai dengan profesional kerja.

Kata kunci: evaluasi, program jaminan persalinan (jampersal)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan pembuatan proposal sampai dengan skripsi ini. Selama proses penyususnan dilakukan, terdapat banyak tantangan dan selalu ada saran dan motivasi yang datang dari berbagai pihak.

Skripsi ini merupakan salah satu nikmat yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul” Evaluasi program jaminan persalinan (jampersal) di Puskesmas Bontobahri kabupaten Bulukumba.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih untuk kedua orangtua Bapak Muhammad saleh dan ibu Salmawati yang senantiasa memberi dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Kepada kakak ku dan Adik-adik ku tercinta yang senantiasa membantu dan mendoakan hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terimah kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik., S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

viii

3. Bapak Dr. Nur Wahid, S.Sos., M.Si selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Drs. Ruskin Asikin., M. Si selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan masukan- masukan selama proses perkuliahan penulis samapai selesai

5. Bapak Dr.Drs. H. Anwar Parawangi, M. Si selaku pembimbing 1 yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

6. Bapak Dr. H. Samsir Rahim S.Sos M. Si selaku pembimbing II yang senantiasa membimbing selama proses penulisan skripsi hingga selesai 7. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan serta seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis hingga selesai

8. Bapak dan Ibu dosen penguji seminar proposal, ujian hasil serta ujian tutup yang telah memberikan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

9. Pemerintah Kabupaten Bulukumba kantor kesatuan bangsa dan politik, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukumba, terima kasih atas segala keraja sama dan bantuan yang telah diberikan selama penulis melaksanakan penelitian

10. Sahabat terbaikku dan sepupuku saskia, ayu andira, asnawi, fira dan firka yang telah banyak membantu, memberi semangat dan mendengar keluh kesah penulis

11. Keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2016 (Federasi), khususnya teman- teman seperjuangan kelas IAN D terima kasih atas segala do’a dan kebersamaannya selama ini

12. Teman-teman Kuliah Kerja Profesi (KKP) terkhusus Hikmah , Dinda, Ita,

(9)

ix

Angry dan Asri, terima kasih atas kerja sama, kebersamaan dan pelajaran yang sangat berarti selama pengabdian di kelurahan Padoang-doangan, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan kepulauan selama kurang lebih 2 bulan.Diakhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan dan kekhilafan, baik yang sadari maupun yang tidak disadari. Demi kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, ………….... 2021 Penulis

Inriani

(10)

x DAFTAR ISI

SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Konsep dan Teori ... 9

C. Kerangka Pikir ... 19

D. Fokus Penelitian ... 20

E. Deskripsi Fokus ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Waktu dan lokasi ... 23

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 23

D. Informan Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 26

G. Analisis Data ... 26

H. Pengabsahan Data ... 27

(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 30

B. Hasil Penelitian ... 37

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan……… 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA………. 79

LAMPIRAN ... 80

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir... 20 Gambar 4.1 Alur Sosialisasi Program Jaminan Persalinan di puskesmas

Bontobahari……….……….... 44

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Informan Penelitian ... 24 Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bontobahari Kab.

Bulukumba……….31 Tabel 4.2 AKB dan AKI menurut data Puskesmas Bontobahari ... 51 Tabel 4.3 Kriteria Mengukur Evaluasi Program Jaminan Persalinan ... 59 Tabel 4.4 Jumlah kejadian kematian bayi di wilayah Puskesmas Bontobahari

Kabupaten Bulukumba ... 64 Tabel 4.5 Jumlah kejadian kematian ibu di wilayah Puskesmas Bontobahari 2019-

2021 ... 66

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Angka kematian ibu atau disingkat menjadi AKI adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, AKI juga merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat di suatu Negara. Aki yang tinggi menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat disuatu Negara belum baik, sebaliknya AKI yang rendah menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat disuatu Negara baik.

Sebagian besar persoalan mengenai administrasi Negara adalah bersumber dari persoalan masyarakat. Administrasi Negara merupakan suatu sistem yang menjawab persoalan-persoalan masyarakat tersebut. Gerald Calden (dalam thoha 2008) mengemukakan, bahwa disiplin administrasi Negara pada hakikatnya adalah suatu disiplin yang menanggapi masalah- masalah pelaksanaan persoalan-persoalan masyarakat (public affairs), dan manajemen dari usaha-usaha masyarakat (public business). Hal ini meliputi segala sesuatu yang dapat dijelaskan sebagai jawaban masyarakat terhadap masalah-masalah yang memerlukan pemecahan kolektif bukan perorangan, melalui suatu bentuk intervensi sosial dan pihak swasta salah satunya adalah pemerintah harus memberikan suatu jaminan kesehatan terhadap masyarakat sebagai tanda pembangunan kesejahteraan sosial. Kesehatan adalah keadaan

(15)

sejahtera fisik, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang,baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya ( yang terkena kebijakan itu), kebijakan juga merupakan prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu, yang dimana kebijakan itu selalu berorientasi kepada masalah (problem- oriented) dan berorientasi pada tindakan (action-oriented). Literature mengenai kebijakan public telah banyak menyajikan berbagai definisi kebijakan public baik dalam arti luas maupun sempit.

Berbicara mengenai kebijakan, evaluasi lebih dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari suatu kebijakan dan program.

Evaluasi terutama merupakan suatu usaha untuk menentukan manfaat atau kegunaan sosial kebijakan atau program, dan bukan sekedar usaha mengumpulkan informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi dan tidak terantisipasi. Karena ketepatan tujuan dan sasaran kebijakan dapat selalu dipertanyakan, evaluasi mencakup prosedur untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran itu sendiri.

Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta” maupun “nilai”. Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program jminan persalinan telah mencapai tingkat kinerja yang tinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya bahwa hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau seluruh masyarakat, untuk menyatakan demikian, harus didukung oleh bukti bahwa

(16)

3

hasil-hasil kebijakan secara actual merupakan konsekuensi dari aksi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tertentu oleh karena itu, pemantauan merupakan persyaratan bagi evaluasi.

Salah satu upaya untuk mencegah adanya faktor diatas adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, sesuai dengan standar pelayanan program kesehatan ibu dan anak (KIA), yaitu salah satunya penyelenggaraan program jaminan persalinan (Jampersal).

Program jaminan persalinan merupakan program nasional dibawah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Program ini diluncurkan pada tahun 2011 berdasarkan pada Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang petunjuk teknisi jaminan persalinan (Jampersal) bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak dan mempercepat pencapaian MDG (millennial development goals) setelah ditetapkan kebijakan bahwa setiap ibu yang melahirkan, biaya persalinannya ditanggung oleh pemerintah melalui program jaminan persalinan (Jampersal).

Di kabupaten bulukumba khususnya di kelurahan tanah beru terdapat adanya Puskesmas dan pembantu Puskesmas dan sejumlah perawat kesehatan, bidan dan dokter yang bekerja dengan program kesehatan dan program jaminan persalinan. Sasaran subyek dalam pelaksanaan Jampersal yaitu, ibu bersalin, ibu hamil dan ibu nifas yang belum memiliki jaminan pembiayaan persalinan pasca melahirkan sampai 42 hari serta bayi baru lahir 0-28 hari

(17)

mereka ini bisa memanfaatkan pelayanan diseluruh jaminan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan rujukan tingkat lanjutan (RS).

Pelayanan Jampersal terdapat di fasilitas kesehatan pemerintah seperti Puskesmas dan bagiannya termasuk rumah sakit dan juga di fasilitas kesehatan swasta yang memiliki perjanjian atau kerjasama dengan tim pengelolaan meliputi klinik swasta, dokter praktik swasta, klinik bersalin, bidan praktik swasta dan rumah sakit swasta.

Jumlah angka kematian ibu dan bayi yang ada di kabupaten Bulukumba masih cukup tinggi. Sehingga pemerintah harus lebih banyak melakukan sosialisasi mengenai kehamilan. 281 angka kelahiran yang ada di kecamatan Bontobahari pertahun 2020, terdapat diantaranya sekitar 30 kasus angka kematian ibu. Penyebab angka kematian ibu di Puskesmas Bontobahari adalah mengalami tekanan darah tinggi. Karena faktor nutrisi ibu hamil, kurangnya pemeriksaan di masa kehamilan serta kurangnya pemahaman masyarakat atau ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Pendarahan sesudah melahirkan disebabkan lambatnya penanganan pihak Puskesmas kepada ibu melahirkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada diPuskesmas Bontobahari.

Sementara angka kematian bayi di Bulukumba tepatnya di kelurahan tanahberu cukup tinggi karena jumlah bayi yang dilahirkan 281 bayi pertahun 2020, 20 bayi meninggal disebabkan mengalami penyakit berat badan lahir rendah (BBLH), 30 bayi lahir hidup disebabkan karena diabetes, asfiksia, dan

(18)

5

infeksi, 15 lahir mati bayi terlilit tali pusar, cacat lahir, kekurangan nutrisi dan kondisi kesehatan ibu.

Tingginya angka kematian ibu dan bayi saat ini menjadi keprihatinan pemerintah sehingga butuh penanggulangan medis secara intensif. Pemerintah dalam hal ini menekankan angka kematian bayi dan ibu, sehingga terus menggiatkan penyuluhan kesehatan ibu hamil yang kurang mampu.

Di kabupaten Bulukumba khususnya di kelurahan tanahberu ketika ada ibu hamil yang ingin melahirkan maka harus melalui penanganan medis Puskesmas dan ketika ada yang melahirkan melalui non medis atau melahirkan dirumah maka akan dikenakan sanksi berupa membayar denda kepada pihak medis sesuai dengan kesepakatan peraturan dinas kesehatan.

Permasalahan lain terjadi adalah masih kurangnya fasilitas kesehatan diberbagai tempat yang ada di Puskesmas Bontobahari dan lambatnya respon tenaga kesehatan seperti bidan, terhadapat masyarakat atau ibu hamil dalam menangani proses melahirkan, sehingga hal itu membuat masyarakat atau ibu hamil terpakasa tidak mematuhi aturan tersebut jika keadaan harus melahirkan dirumah, biaya dibebankan kepada masyarakat untuk menanggung biaya pelanggaran yang dalam hitungan ekonomi sanggat tinggi. Dikalangan masyarakat kebawah.

Upaya Pemerintah dan Puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi seperti, melakukan revitalisasi posyandu, meningkatkan kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan, kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif

(19)

dan preventif, kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan.

Pemerintah maupun pihak Puskesmas dalam hal ini harus memberikan solusi kepada masyarakat dengan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat agar tercipta akuntabilistas, transparansi dan tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, merupakan suatu hal yang menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang EVALUASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BONTOBHARI KABUPATEN BULUKUMBA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari?

2. Apakah faktor penghambat program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian yaitu

1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari.

(20)

7

2. Untuk mengetahui faktor penghambat program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari, apakah sudah berjalan sesuai dengan semestinya.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir guna melatih kemampuan, memahami evaluasi jaminan persalinan (Jampersal) tersebut.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadikan masukan atau saran bagi pihak Puskesmas maupun masyarakat sehingga program jaminan persalinan (Jampersal) dapat berjalan dengan baik.

(21)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Putri Permatasari (2011) dengan judul “Evaluasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Mandala, kecamatan Cibadak, kabupaten Lebak”. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompoten dan berwenang difasilitas kesehatan belum mencapai jumlah yang maksimal. Dan program Jampersal belum mampu menekan jumlah kematian bayi dan jumlah kematian ibu diwilayah Puskesmas Mandala.

Penelitian oleh Suhaerni (2012) dengan judul “Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas DTP Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut provinsi Jawa Barat”. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa pemanfaatan program jaminanan persalinan di Kecamatan Bungbuulang masih rendah keikutsertaannya. Dan karekteristikyang memanfaatkan program jaminan persalinan adalah ibu yang sudah lama menikah dan memiliki transportasi sulit ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan jaminan persalinan (Jampersal).

Penelitian dari Arie Rahmadi (2013), yang berjudul “Gambaran pelaksanaan program jampersal di RSUD Penembahan Senopati Bantul.”

Dalam penelitian ini penulis menggambarkan keseluruhan bagaimana pelaksanaan program jampersal yang ada di RSUD Penembahan Senopati Bantul.

(22)

9

Perbedaan dari ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti laksanakan adalah yang pertama Putri Permatasari meneliti tentang kurangnya tenaga medis yang berkompoten yang ada di Puskemas sedangkan peneliti meneliti tentang kurangnya respon tenaga medis terhadap masyarakat atau ibu hamil yang ingin melakukan persalinan di puskesmas. Yang kedua Suhaerni meneliti tentang Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas sedangkan peneliti meneliti tentang evaluasi program Jaminan Persalinan (Jampersal). Yang ketiga Arie Rahmadi meneliti tentang Gambaran pelaksanaan program Jamersal sedangkan peneliti meneliti tentang evaluasi program Jaminan Persalinan (Jampersal).

B. Konsep dan Teori

a. Teori Kebijakan publik

Kata kebijakan atau policy menurut Poerdaminta (1984:138) dalam kamus umum bahasa Indonesia diartikan dengan beberapa makna, diantaranya adalah pimpinan dan cara bertindak mengenai pemerintahan, kebijaksanaan, kepandaian dan kemahiran. Berdasarkan definisi yang terdapat dalam kamus umum Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai berikut: “Kebijakan adalah serangkaian konsep dan asas yang mempunyai garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (organisasi, pemerintah, dan sebagainya): pernyataan cita-cita, prinsip, tujuan atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran

(23)

Adapun pengertian kebijakan publik menurut Carl Friedrich (2007:17) ia memandang kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang- peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangkai mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.

Dari definisi kebijakan publik menurut para ahli, yang telah dijelaskan diatas. Dapat dipahami bahwa terdapat kesamaan pengertian diantara keduanya. Kesamaan tersebut diantara, kedua definisi diatas mengartikan kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Adapun perbedaannya, yaitu terletak pada pengertian kebijakan public menurut Carl Friedrich yang mengemukakan bahwa didalam kebijakan terdapat hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan.

Smith dan Larimer (2009:3) didalam bukunya yang berjudul: the public policy theory primer: mengemukakan tentang berbagai pendapat tentang kebijakan. Policy is whatever goveremnts choose to do or no to do (kebijakan itu menurut Dye adalah apa yang dilakukan atau yg tidak dilakukan oleh pemerintah) (Dye, 1987:1). Dilakukan atau tidak dilakukannya sebuah kebijakan merupakan bentuk dari kebijakan publik.

Adapun yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

(24)

11

untuk kepentingan publik atau masyarakat adalah bagian dari kebijakan publik.

Sementara Eyestone (1971:18) mengemukakan bahwa kebijakan adalah the relationship of governmental unit to its environment (hubungan pemerintah dengan unit-unit dalam lingkungan pemerintah. Hubungan antar unit-unit dalam lembaga pemerintahan adalah sebagai bentuk dari kebijakan yang bersumber secara top-down. Baik secara kelembagaan ataupun personal. Kebijakan itu berbentuk korelasi antar unsur dan lembaga.

b. Konsep Evaluasi kebijakan publik

Evaluasi kebijakan public menurut Nugroho (2009) adalah bertujuan untuk membentuk hal-hal yang strategis untuk meningkatkan kebijakan, evaluator mampu mengambil jarak dari pembuat kebijakan pelaksanaan kebijakan dan target kebijakan, prosedur dapatbertanggung jawab secara metodologi dan dilaksanakan tidak dalam permusuhan atau kebencian, mencakup rumusan inflementasi, lingkungan dan kinerja kebijakan.

Menurut Soebarsono (2005:119), evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi kebijakan public merupakan salah satu dari tahapan proses kebijakan yang kritis dan penting, karena proses ini akan melibatkan bukan hanya evaluator dari kalangan akademisi maupun praktisi, namun melibatkan komponen

(25)

masyarakat lainnya, sehingga tercipta kondisi dimana tidak ada jarak antara kebijakan public dengan masyarakat.

Evaluasi kebijakan public menurut Muhaddjir (2008, h.112), merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkn hasil, yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan public yang ditentukan.

Menurut Pius A dan M Dahlan evaluasi secara etimologi dalam kamus popular adalah penafsiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan penilaian.

Menurut Edi Suharto, evaluasi adalah pengidentifikasin keberhasilan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu evaluasi terus-menerus dan evaluasi akhir.

Evaluasi biasanya ditunjuk untuk menilai sejauh mana keefektivan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya.

Sejauh mana tujuan dicapai serta untuk melihat sejauh mana kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Secara umum, evaluasi kebijakan dapat diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak pelaksanaan kebijakan tersebut.

(26)

13

Evaluasi kebijakan public merupakan suatu aktivitas yang umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masin-masing komponen.

Evaluasi kebijakan publik menurut Weiss (2003:173) adalah suatu kata yang elastis yang dapat meluas meliputi penilaian kebenaran dan keberhasilan mengenai banyak hal.

Adapun pengertian evaluasi kebijakan menurut Lester dan stewart (2008:185) yaitu evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan.

Dunn (2008:185) mengungkapkan, secara sederhana evaluasi kebijakan berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.

Berdasarkan beberapa pandangan diatas, terdapat kesamaan definisi, yaitu evaluasi kebijakan publik merupakan suatu kegiataan yang dilakukan untuk mengetahui kegagalan atau keberhasilan suatu kebijakan, serta untuk mengetahui dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut.

Sementara itu pengertian lain mengenai evaluasi kebijakan didefinisikan oleh Dye Parson W (2008:351) bahwa: evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan yang obyektif, sistematis dan empiris terhadap efek

(27)

dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai.

c. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini, fourstein menyatakan sepuluh alasan mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan. (Adi, 2001)

a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif program.

c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih baik.

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat perbedaan apa yang terjadi setelah diterapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk akal.

g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengolah kegiatan program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah berhasil dengan baik.

(28)

15

i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas.

j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas fungsional, dan komunitas lokal.

d. Jenis Evaluasi

Menurut edi Suharto, secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas, indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat yang menunjukkan suatu keadaan. (Edi Suharto, 2010).

e. Fungsi Kebijakan Publik

Menurut Nugroho dalam bukunya yang berjudul “public policy”

(2012:723) bahwa evaluasi merupakan penilain pencapaian kinerja dari implementasi. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan “selesai dilaksanakan” dengan dua pengertian “selesai”, yaitu (1) pengertian waktu (mencapai atau melewati “tenggat waktu”) (2) pengertian kerja pekerjaan tuntas. Ada tiga fungsi dari evaluasi kebijakan, pertama evaluasi kebijakan harus memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kinerja kebijakan yang dinilai dalam evaluasi kebijakan meliputi: (1) seberapa jauh kebutuhan nilai, dan kesempatan telah dicapai

(29)

melalui tindakan kebijakan atau program. Dalam hal ini evaluasi kebijakan mengungkap seberapa jauh tujuan tertentu telah dicapai. (2) apakah tindakan yang ditempuh oleh implementing agencies sudah benar-benar evektif, responsive, akuntabel, dan adil. Dalam bagian ini evaluasi kebijakan harus juga memperhatikan persoalan hak asasi manusia ketika kebijakan itu dilaksanakan. (3) bagaimana efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri.

Kedua, evaluasi kebijakan berfungsi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Pemilihan nilai dalam mencapai tujuan dan target, sejatinya, tidak didasari oleh kepentingan nilai dari golongan, partai, dan kelompok tertentu.

Ketiga, evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi perumusan masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

Berdasarkan definisi evaluasi kebijakan menurut Nugroho (2012:723), yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan public merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui hasil atau pencapaian dari sebuah kebijakan yang telah diimplementasikan.

f. Pengertian Kesehatan

Kesehatan menurut WHO (World Healt Organization) tahun 1986 merupakan sumberdaya kehidupan sehari-hari dan bukanlah tujuan hidup.

(30)

17

Konsep kesehatan disini ditekankan pada sumber daya sosial, pribadi, dan kemampuan fisik.

Sedangkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No.23 tahun 1992 tentang kesehatan memberikan pendapat mengenai definisi kesehatan, yakni kesehatan merupakan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memberikan kemungkinan orang untuk bisa hidup secara produktif dan ekonomis.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat dipahami, bahwa definisi kesehatan bukan hanya kesejahteraan dalam arti fisik saja, melainkan kesejahteraan yang mencakup beberapa hal, seperti aspek sosial dan aspek ekonomi, sehingga seseorang bisa hidup secara produktif.

g. Jaminan Persalinan

Jaminan persalinan (JAMPERSAL) adalah perluasan kepesertaan dari jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja manfaat yang diterima oleh penerima manfaat jaminan persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan (sumber :www.depkes.go.id). Hal ini diatur dalam peraturan menteri kesehatan (perMenKes) No. 631/MenKes/Per/III/2011 tentang petunjuk teknis jaminan persalinan.

1. Tujuan

1) Tujuan umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, nivas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh

(31)

tenaga kesehatan yang kompoten dan berwenang difasilitas kesehatan.

2) Tujuan khusus

a) Meningkatkan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan kompoten

b) Meningkatnya cakupan pelayanan:

i. Bayi baru lahir

ii. Keluarga berencana pasca persalinan

iii. Penanganan komplikasi, ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, Kb pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompoten

iv. Terslenggaranya pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, akuntabel, dan transparansi.

2. Manfaat Jampersal

Manfaat yang diterima jaminan persalinan sebagaimana diuraikan dibawah ini, sedangkan pada peserta jamkesmas dijamin berbagai kelainan dan penyakit. Manfaat pelayanan jaminan persalinan meliputi:

1) Pemeriksaan kehamilan yang dibiayai oleh program ini mengacu pada pedoman KIA

2) Penatalaksanaan persalinan 3) Pelayanan Nifas

(32)

19

C. Kerangka Pikir

Penelitian tentang evaluasi program jaminan persalinan di Puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukumba menggunakan model kriteria evaluasi Dunn. Adapun dalam melakukan penelitiannya dengan mengacu pada enam kriteria evaluasi Dunn (2012:729), yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan suatu program atau kebijakan, diantaranya: Efektifitas, Efesiensi, Kecukupan, Perataan, Responsivitas, Ketepatan.

Untuk menggambarkan evaluasi dari program jaminan persalinan peneliti harus mencari data dan informasi yang mendukung tentang penelitian tentang evaluasi program Jampersal ini. Selain itu peneliti juga akan melakukan observasi dan wawancara dengan informan maupun pihak-pihak terkait. Dalam penelitian mengenai evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) diPuskesmas Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(33)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian memuat objek utama penelitian yang dijelaskan secara spesifik terkait fokus dan lokus.Fokus penelitian diuraikan secara naratif sesuai dengan indikator yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu:

1. Efektivitas 2. Efesiensi 3. Kecukupan 4. Perataan

Terwujudnya program jaminan persalinan yang baik di Puskesmas Bontobahari

Faktor penghambat . Penyediaan sarana dan

prasarana yang kurang 2. Kurangnya komunikasi

tenaga kesehatan Evaluasi kebijakan

Efektivitas Efesiensi Kecukupan Perataan Responsivitas ketepatan

(Nugroho, 2012:729)

Evaluasi program jaminan persalinan di puskesmas Bontobahari Kabupaten Bulukumba

(34)

21

5. Responsivitas 6. Ketepatan

E. Deskripsi Fokus

a. Efektifitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah sesuatu alternatif mencapai hasil (akibat) diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakan kebijakan tersebut.

b. Efesiensi (efficiency),berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk meningkatkan tingkat. Efektifitas yang merupakan sinonim dengan rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektifitas dan usaha yang terakhir umumnya diukur dari nilai moneternya.

c. Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang membutuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

d. Kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjukkan pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok- kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang beriorientasi pada pemerataan adalah kebijakan yang akibatnya (misalnya, unit pelayanan atau manfaat moneter) atau usaha (misalnya biaya moneter) secara adil didistribusikan. Kriteria kesamaan erat kaitanya dengan konsepsi yang saling bersaing, yaitu keadilan atau kewajaran untuk didistribusikan resources dalam masyarakat.

Evektifitas program jaminan persalinan di Puskesmas Bontobahari Kabupaten

Bulukumba

Faktor penghambat

1. Penyediaan sarana dan prasarana yang kurang 2. Kurangnya komunikasi

tenaga kesehatan evaluasi kebijakan

a. Efektivitas b. Efesiensi c. Kecukupan d. Perataan e. Responsivitas f. Ketepatan

(Nugroho, 2012:729)

Evaluasi program jaminan persalinan di puskesmas Bontobahari

Kabupaten Bulukumba

(35)

e. Responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh sesuatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok- kelompok masyarakat tertentu. Aspek efektifitas, efesiensi, kecukupan, kesamaan, masih gagal jika belum menangapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.

f. Ketepatan (appropriateness) adalah kriteria ketepatan secara dekat yang berhubungan dengan rasionalitas subtantif, karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan suatu kriteria individu tetapi dua atau lebih kriteria secara bersama-sama ketepatan merujuk pada nilai atau harga diri tujauan-tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan.

g. Penyedian sarana dan prasarana adalah faktor yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah untuk suksesnya Program Jampersal ini tanpa kelengkapan alat kesehatan maka medis akan menjadi faktor yang menghambat suksesnya Program Jaminan Persalinan.

h. Komunikasi yang baik antara pemerintah, pihak medis dan masyarakat akan sangat membantu berjalannya dengan baik program Jampersal tersebut dengan adanya sosialisasi dan perhatian yang baik kepada masyarakat.

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan lokasi

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai juni 2022. Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukuba yang terletak di jalan poros Doajang TanahBeru. Penelitian ini dilakukan bermaksud untuk mendapatkan data dan informasi tentang evaluasi program jaminan persalinan (jampersal) di Puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukumba

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis dan tipe penelitian ini adalah Kualitatif dengan memanfaatkan tipe penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan memahami permasalahan yang sedang terjadi atau dialami objek penelitian.

Menggunakan tipe deskripsi yaitu berupa kalimat, bahasa, dalam suatu kondisi alamiah dengan menggunakan macam metode ilmiah seperti interview, observasi, serta pengamatan dokumen. Tujuan penelitian deskriptif kualitatif ini yaitu untuk memahami permasalahan yang terkait dengan Evaluasi program jaminan persalinan (jampersal) di Puskesmas Bonyobahari kabupatern Bulukumba.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ada 2 (dua), yaitu:

1. Data Primer

Data primer, data yang diperoleh secara langsung dari informan yang bersangkutan dengan cara wawancara dengan beberapa informan serta

(37)

melakukan observasi untuk mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan Evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal)

2. Data sekunder

Data sekunder, data yang diperoleh dari literature dan dokumen serta data yang diambil dari internet dan buku berupa jurnal, artikel dan skripsi sebelumnya. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (uber silalahi, 2010:291). Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari data kepustakaan.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang benar-benar mengetahui atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan terdiri dari kepala puskesmas, staf, bidan dan juga pasien yang menggunkan jampersal.

Adapun rincian informan dalam penelitian ini dapat diliat pada tabel berikut.

Tabel 3. 1 Informan Penelitian

No Nama Informan Inisial Jabatan

1 Muh. Zainuddin, S.Kep,. Ns MZ Kepala Puskesmas 2 Surya Nahla Hasdi, Amd. Keb SNH Bidan 3 Reski Amelia Nasir, Amd. Keb RAN Bidan

4 Hamiluddi, SKM H Staf

5 Asnira, Amd. Kep A Staf

6 Isnani Yusuf IY Pasien

7 Arafah Rasak AR Pasien

8 Diana Iriyana DI Pasien

9 Hasna Wati HW Pasien

10 Kurnia Asnani KA Pasien

(38)

25

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan teknik wawancara, studi dokumentasi, dan observasi.

1. Wawancara

Penggunaan metode ini ditujukan untuk menggali informasi lebih mendalam terkait masalah evaluasi program jaminan persalinan (Jampersal) di Puskesmas Bontobahari. Dimana peneliti dan informan berhadapan langsung untuk mendapatkan informasi secara lisan.

2. Studi Dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian terhadap data-data pribadi dan dokumen resmi baik secara visual maupun tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa lembaran-lembaran dokumen yang sudah ada serta dokumentasi langsung yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Observasi

Melakukan pengamatan langsung dilokasi penelitian secara berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda.

Observasi difokuskan pada pengamatan langsung dilapangan dan bertemu langsung dengan pihak instansi maupun masyarakat terkait dengan program jaminan persalinan (Jampersal) tersebut.

(39)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992:20) yaitu:

1. Reduksi data, pada tahap ini peneliti terfokus pada pemilihan, hal-hal yang penting, tema dari catatan lapangan. Dalam hal ini dipilih data yang relevaan sesuai dengan fokus penelitian..

2. Penyajian data, dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali data berdasarkan masing-masing topik, kemudian diuraikan dalam benyuk singkat, bagan dan hubungan antar kategori.

3. Penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari data.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dari rumusan diatas dapatlah kita menarik garis besar bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan pengumpulan data diatas, maka peneliti akan mengolah dan mengalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

(40)

27

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

H. Pengabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan:

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, mewawancara kembali sumber data, baik yang pernah ditemui maupun hal baru yang ditemukan. Hal ini dilakukan guna menguatkan hubungan penelitian dengan narasumber agar terbangun kondisi yang akrab, terbuka, dan saling mempercayai, sehingga dapat menggali dan mendapatkan informasi yang tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Tringulasi dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1) Triangulasi sumber, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber

(41)

2) Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi

Menurut Meleong kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu:

1. Kepercayaan (kreadibility) 2. Keteralihan (transferability) 3. Kebergantungan (depandability) 4. Kepastian (konfermability)

Dalam penelitian kualitatif ini memakai 3 macam keabsahan data antara lain:

1. Kepercayaan (Kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas ialah teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.

2. Kebergantungan (Depandibility)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara menetapkan bahwa

(42)

29

proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent oleh dosen pembimbing.

3. Kepastian (Konfermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang ada pada palacakan audit.

(43)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil Puskesmas Bontobahari

Puskesmas Bontobahari ini beralamat di jalan poros doajang kelurahan Tanahberu kecamatan Bontobahari. Dulunya puskesmas ini berada di jalan lorong SMA kelurahan Tanahlemo kecamatan Bontobahari.

Pada tahun 2015 puskesmas bontobahari dikembangkan dan dijadikan 2 temapat, puseksmas yang berada dijalan lorong SMA kelurahan Tanahlemo menjadi puskesmas dengan rawat inap, dan pelayanan PONED (obstetric neonatal emergency dasar). Dan sebagian besar wilayah kerja berada di jalan poros Doajang kelurahan Tanahlemo kecamatan Bontobahari. Jarak diantara kedua puskesmas tersebut cukup dekat.

Karena masih bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat bahkan berjalan kaki.

2. Visi dan Misi

Visi dan misi di puskesmas secara umum, mempunyai wilayah kerja sama dengan wilayah kecamatan sehingga tujuan puskesmas yang disebutkan bisa dijabarkan dalam suatu Visi” menuju masyarakat sehat, sejahtera, bahagia dan berkualitas.” untuk mewujudkan visi ini, ada misi yang diwujudkan yaitu dengan berpedoman pada lima fungsi utama puskesmas yaitu:

a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat hidup sehat.

(44)

31

b. Meningkatkan kualitas kinerja menuju masyarakat hidup sehat.

c. Meningkatkan pelayanan yang professional dan terjangkau bagi masyarakat.

d. Membina kerja sama lintas program dan lintas sektor demi terwujudnya masyarakat sehat, sejahtera dan bahagia.

e. Meningkatkan manajemen puskesmas.

Status Pelayanan Kesehatan bisa dilihat dari pelayan kesehatan berdasarkan standar pelayanan minimal kesehatan, diantaranya pelayanan KB-KIA, Imunisasi, Gizi, P2M, Promosi Kesehatan rata-rata pencapaiannya baru berkisar 80-90%. Adapun data tenaga kesehatannya dapat diliat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bontobahari Kab.

Bulukumba

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Umum 2 Orang

2. Bidan 10 Orang

3. Perawat 16 Orang

4. Petugas Kesehatan Masyarakat 6 Orang

5. Dokter 3 Orang

Dokter umum 2 orang, Bidan 10 orang, perawat 16 orang, Petugas Kesehatan masyarakat 6 orang, dokter spesialis anak 1 orang dan dokter spesialis kandungan 1 orang. Sarana UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) terdiri dari 33 posyandu dan hanya 2 posyandu yang

(45)

aktif dengan status purnama dan mandiri, Poskesdesnya baru 4 yang dibangun dan digunakan.

3. Sasaran Program Jaminan Persalinan.

Program pelaksanaan Jaminan Persalinan (jampersal) mulai tahun 2011 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan program kesehatan bagi masyarakat yaitu jaminan persalinan (jampersal) adalah jaminan pembiayaan yang digunakan sebagai pertolongan persalinan, pemeriksaan kehamilan, pelayanan bayi baru lahir, pelayanan nifas. Secara umum tujuan Jampersal menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu Menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh bidan atau dokter dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. untuk tujuan secara khusus adalah:

a. Meningkatkan cakupan pertolongan persallinan, pemeriksaan kehamilan, serta pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (NAKES).

b. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan (NAKES).

c. Meningkatkan cakupan ibu bersalin, nifas, penanganan komplikasi bagi ibu hamil serta bayi baru lahir.

d. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efektif, efesien transparan, dan akuntabel.

Untuk mempercepat tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 Jumlah persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 3,32% dari total 3,020 juta per tahun 2020 oleh karena itu program

(46)

33

tersebut menjadi sangat penting bagi masyarakat. Program tersebut bertujuan untuk menurunkan Angka kematian ibu (AKI) diperlukan upaya. khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang menjadi Sasaran Program yaitu: (a) ibu bersalin, (b) Ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan), (c) ibu hamil, (d), Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari). Penjelasanya sebagai berikut:

1) Pelayanan ini sudah mulai berjalan dan rumah sakit yang melayani jampersal bisa melakukan klaim ke Kementerian Kesehatan mulai Juni 2011. Peserta program jampersal dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan Rumah sakit (RS) di kelas III yang memiliki PKS (perjanjian kerja sama) dengan Tim Pengelola Jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) dan Badan operasional kesehatan (BOK) Kabupaten/Kota.

Pengelolaan kepesertaan Jaminan persalinan (jampersal) adalah perluasan kepesertaan dari program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) yang mengikuti manajemen jamkesmas dan tata kelola kepesertaan, namun dalam hal penetapan pesertanya. Sementara pelayanannya diselenggarakan dengan prinsip Portabilitas, Pelayanan ini terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan. Untuk pelayanan persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Jaringannya) didanai berdasarkan usulan rencana kerja (Plan Of Action/POA) Puskesmas. Untuk pelayanan persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan swasta dibayarkan dengan mekanisme klaim.

(47)

Klaim persalinan berdasarkan atas tempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan ibu hamil dilakukan. Dana bagi pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari KPPN (kantor pelayanan perbendaharaan Negara) ke Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Pengelolaan jaminan persainan (jampersal) wilayahnya dan Rekening RS untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (swasta dan pemerintah). Ada pun program pelayanan yang disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat adalah.

2) Pelayanan pemeriksan ibu hamil, merupakan Pelayanan antenatal pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dikerjakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan. Mufdlilah (2009) mengatakan antenatal care merupakan suatu program yang terencana seperti edukasi,

observasi dan penanganan medis terhadap ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses persalinan dan kehamilan yang aman dan memuaskan.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh pelayanan kesehatan tenaga professional (dokter umum, dokter spesialis, bidan perawat, kebidanan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. asuhan antenatal (antenatal care) merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan terhadap perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim (Yulaikhah, 2009). Manuaba (2003) menjelaskan antenatal care atau

(48)

35

pengawasan antenatal merupakan upaya observasi berencana dan teratur kepada ibu hamil melalui pendidikan, pemeriksaan, pengawasan secara dini terhadap penyakit dan komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan.

3) Pelayanan ibu bersalin, merupakan asuhan kebidanan bagi persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang aman dan bersih selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya mencegah komplikasi.

Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa adanya komplikasi baik pada janin maupun pada ibu (Saifuddin, 2000). Tujuan asuhan persalinan adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi terhadap ibu dan bayinya, melalui berbagai macam upaya terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan serta kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Setiap intervensi yang akan diaplikasikan kedalam asuhan persalinan normal harus mempunyai bukti ilmiah dan alasan yang kuat tentang manfaat intervensi bagi keberhasilan dan kemajuan proses persalinan.

Keterampilan yang diajarkan kedalam pelatihan asuhan persalinan normal harus diterapkan sesuai dengan pada standar asuhan bagi semua ibu bersalin di setiap tahapan persalinan bagi setiap penolong persalinan dimana pun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi bisa

(49)

terjadi di rumah sakit, puskesmas ataupun di ruma. Penolong persalinan mungkin saja seorang dokter umum, bidan, perawat atau spesialis obstetri. Jenis asuhan yang akan diberikan bisa disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir.

4) Pelayanan nifas merupakan standar pelayanan yang diberikan setelah persalinan. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas kepada ibu yang telah melakukan persalinan melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke pertama dan minggu ke kelima setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi baru lahir melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan serta rujukan komplikasi yang mungkin akan terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum.

Melalui Surat Resmi Edaran Mentri Kesehatan No.

Tu/menkes/E/391/11/2011. Jaminan persalinan hingga kini masih menyimpan masalah terutama dalam implementasinya dilapangan karena tujuan jampersal sanggat mulia yakni untuk memepercepat pencapaian millennium development goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Kejadian kematian di setiap kelurahan/desa disebabkan 3 keterlambatan. Pertama, terlambat mengambil keputusan. Kedua, terlambat ke tempat rujukan. Ketiga, terlambat dalam memperoleh pelayanan. Faktor tersebut terjadi karena awalnya korban mengalami darah

(50)

37

tinggi (hipertensi), di mana dalam kehamilan disebut dengan eklamasi.

Awalnya korban mengalami kejang-kejang dan mulas dari pagi. Namun, karena faktor terlambat dalam mengambil keputusan akhirnya korban tersebut lambat dalam proses penanganan.

B. Hasil Penelitian

1.Evaluasi program jaminan persalinan di puskesmas Bontobahari kabupaten Bulukukumba

Evaluasi kebijakan dalam perspektif alur proses atau siklus kebijakan publik, menempati posisi terakhir setelah implementasi kebijakan, sehingga sudah sewajarnya ketika kebijakan publik yang sudah dibuat dan dilaksanakan lalu dievaluasi. Dari evaluasi tersebut akan diketahui kegagalan atau keberhasilan suatu kebijakan, sehingga secara normatif akan diperoleh rekomendasi apakah kebijakan dapat dilanjutkan/perlu perbaikan sebelum dilanjutkan, bahkan harus dihentikan. Evaluasi menilai keterkaitan antara prakteknya (implementasi) dengan teori (kebijakan) dalam bentuk dampak kebijakan, apakah dampak tersebut sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Dari hasil evaluasi ini kita dapat menilai apakah sebuah kebijakan atau program memberikan manfaat atau tidak bagi masyarakat yang dituju. Secara normatif fungsi evaluasi sangat dibutuhkan sebagai salah satu bentuk pertanggung-jawaban publik, bahkan di masa masyarakat yang makin kritis menilai kinerja pemerintah.

Seiring dengan perkembangan ini kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bagaimana menjaga tata pengelolaan hidup sehat terhadap bayi dan ibu hamil, sehingga tidak jarang ada keluhan masyarakat sekitar karena dalam proses pelayanan tersebut tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

(51)

Dengan hal ini, pemerintah, khususnya dinas kesehatan dan Rumah Sakit atau puskesmas dibuat untuk mensukseskan Program jaminan persalinan (JAMPERSAL) yang kemudian diimplementasikan kepada warga masyarakat yang menjadi sasaran dari pelaksanaan JAMPERSAL.

Unutk Mengukur efek suatu program atau kebijakan pada kehidupan masyarakat dengan membandingkan kondisi antara sebelum dan sesudah dilaksanakannya program tersebut. Mengukur efek menunjukkan adanya metodologi penelitian. Sedangkan membandingkan efek dengan tujuan harus menggunakan kriteria untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan, menilai kesesuaian dan perubahan program dengan rencana memberikan umpan balik terhadap manajemen dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan implementasi, memperoleh informasi tentang kinerja implementasi kebijakan dan memberikan rekomendasi pada pembuat kebijakan untuk pembuatan keputusan lebih lanjut mengenai program dimasa yang akan datang.

Evaluasi kinerja pencapaian tujuan Kebijakan, yaitu mengevaluasi kinerja orang-orang yang bertanggung jawab mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Dari sini kita akan memperoleh jawaban dan informasi mengenai kinerja implementasi, efisiensi dan efektifitas, dan lain yang terkait. Evaluasi kebijakan dan dampaknya, yaitu mengevaluasi kebijakan itu sendiri serta kandungan program tersebut. Dari sini kita akan memperoleh informasi mengenai dampak (outcome) kebijakan, manfaat (efek) kebijakan, kesesuaian kebijakan atau program dengan tujuan yang ingin dicapainya (kesesuaian antara tujuan dan sarana). Sasaran program Jaminan Persalinan adalah ibu bersalin, ibu nifas (pasca

(52)

39

melahirkan 42 hari), ibu hamil dan Bayi baru lahir (0-28 hari). Yang dapat mendapatkan pelayanan jaminan persalinan yaitu seluruh ibu hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan.

Dalam penelitian tentang “evaluasi program jaminan persalinan (jampersal) dipuskesmas Bontobahari kabupaten Bulukumba” teori yang digunakan adalah teori evaluasi implementasi menurut Dunn. Dunn dalam Nugroho (2012:729) menyebutkan 6 kriteria evaluasi kebijakan, diantaranya : efektifitas, efisiensi, responsivitas, kecukupan, perataan, dan ketepatan. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut :

a. Efektivitas

Efektivitas berhubungan dengan apakah suatu program mencapai hasil (akibat) yang diharapkan (maksimal), atau tercapainya tujuan dari dilaksanakan suatu tindakan. Dalam penelitian “evaluasi program jaminan persalinan (jampersal)” di puskesmas Bontobahari. Pencapaian target pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan (NAKES), peningkatan peserta keluarga berencana (KB) dan hambatan dalam pelaksanaan program jaminan persalinan (jampersal) di puskesmas Bontobahari.

Efektivitas berfokus pada program, hasil, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.

Efektivitas adalah suatu standar terpenuhinya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Dalam proses pelayanan jaminan persalinan (jampersal) untuk mencapai sebuah pelayanan

(53)

yang baik maka harus diukur dari tingkat keefektivitasan para informan pelaksana dalam hal ini adalah pemerintah dan dari pihak medis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala puskesmas informan menyatakan sebagai berikut:

“Peran pemerintah dalam hal melaksanakan pelayanan, ini sangat berpengaruh. Bagaimana cara pihak pemerintah agar bisa menjelaskan dengan baik kepada masyarakat agar menggunakan jasa medis ketika ingin melahirkan dan melakukan konsultasi setiap 2 minggu sekali di puskesmas ini. Karena sangat penting melakukan konsultasi kepada pihak puskesmas terutama kepada pihak medis yang terkait dengan kandungan. Karena pemikiran masyarakat dan pola pikir ini yang harus diubah di masyarakat karena masih banyak yangkurang konnsultasi mengenai kehamilan. Dan ini yang bisa menjadi bahaya bagi ibu dan bayi. (Wawancara dengan informan ZA,15 september 2021)”.

Besdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan pihak medis mengalami berbagai kesulitan dalam menjalankan program jaminan persalinan (jampersal) ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang tidak memenuhi aturan.

Berbeda dengan wawancara salah seorang Ibu yang mengunakan JAMPERSAL menyatakan:

“Pelayanan yang diberikan oleh pihak medis ketika saya memeriksakan kandungan sampai pada proses melahir itu berjalan cukup baik, tapi perlu dari pihak pemerintah agar melakukan pemeriksaan dengan baik terhadap fasilitas apa saja yang ada dipuskesmas agar Para Ibu merasa nyaman dan aman dalam kelahiran anak. (Wawancara dengan informan IY 16 september 2021) “.

Berbeda dengan informan masyarakat yang menyatakan:

“Peyanan medis yang diberikan kepada kami yah cukup baik, semua ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan bidannya juga cukup baik dalam menjelaskan berbagai hal mengenai kehamilan. (wawancara dengan informan KA, 16 september 2021).

(54)

41

Berdasarkan hasil informan dari salah satu staf yang ada di puskesmas menyatakan:

“Fasilitas yang ada di puskesmas ini selebihnya merupakan peran pemerintah dalam memberikan perlengkapan seperti pembangunan infrastuktur serta sarana dan prasarana lainnya yang berkaitan dengan perlengkapan medis. Karena kami hanya memberikan pelayanan medis yang ada atau digunakan seperti biasa, bagaimana mungkin pasien merasa aman dan nyaman jika sarana dan prasarananya tidak memadai.

(Wawancara dengan informan AS. 16 september 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala UPTD mengatakan:

“Berbicara mengenai efektifitas berarti kita berbicara masalah pelayanan dan sarana prasarana yang ada dipuskesmas dan rumah sakit. kami yang ada di dinas kesehatan juga melakukan kunjungan ke puskesmas dan rumah sakit mengenai jaminan persalinan (jampersal) serta memimpin dalam melakukan kinerjanya”. (Wawancara dengan informan RA. 17 september 2021)”.

Cakupan pelayanan jampersal meliputi pertolongan persalinan, pemeriksaan, pemeriksaan kehamilan ante natal care, post natal care (PNC), oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan kepada pemerintah (puskesmas dan jaringanya), fasilitas kesehatan (faskes) swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Rumah bersakin/klinik, bidan praktik, dokter praktik) dan yang telah menanda- tangani perjanjian kerjasama (PKS), dengan tim pengelola jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) kabupaten/kota. Selain itu pemeriksaan kehamilan yang beresiko tinggi akan terjadi secara berjengjang di puskesmas dan rumah sakit berdasarkan rujukan, dalam kebijakan.

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala UPTD dapat diketahui sebagai berikut:

(55)

“Menurut saya perencanaan antara masyarakat dan pemerintah kurang dan kita harap dalam hal ini pemerintah harus mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk melakukan sosialisasi, mengenai pihak medis itu berbeda, kami bertanggung jawab menjalankan pelayanan dengan baik.

Bagaimana pelayanan bisa berjalan dengan baik jika pemerintah kurang aktif. Dalam hal ini untuk memperhatikan keperluan pelayanan medis seperti sarana dan prasana, membantu menyediakan obat-obatan dan lainnya yang berkaitan dengan hal medis. (Hasil wawancara dengan informan ZA 17 September)”.

Setiap ibu yang ingin melakukan persalinan mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar pemerintah daerah kabupaten/kota, wajib memberikan pelayanan kesehatan kepada semua ibu bersalin diwilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 tahun. Pelayanan bersalin yang sesuai merupakan persalinan yang dilakukan oleh dokte dan bidan atau dokter spesialis kebidanan yang juga bekerja difasilitas pelayanan kesehatan swasta maupun pemerintah yang memiliki surat tanda register (STR) baik persalinan normal maupun persalinan dengan komplikasi.

Berdasrkan hasil wawancara dari salah seorang ibu pengguna Jaminan Persalinan mengatakan:

“Pertolongan yang saya dapatkan dari bidan kepada saya cukup baik, mereka semua bekerja dengan sangat baik, membantu saya dalam melakukan proses persalinan. Pelayanan yang saya dapatkan juga bagus, mereka memberi saya motivasi untuk menghilangkan rasa panik yang saya alami akibat rasa takut dan kesakitan. (Hasil wawancara informan, AR 18september)”.

Dari hasil penjelasan informan yang ditemui ada beragam jawaban yang didapatkan peneliti. Hal ini menyatakan pemerintah dan pelayanan kesehatannya harus lebih ditingkatkan lagi agar tercapai seluruh indikator yang akan diraih seperti kepentingan publik dan kepuasan masyarakat. Dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan setalah adanya kebijakan maka harus adanya pengawasan terutama dari pemerintah maupun para penyedia jasa medis dalam hal ini yaitu dokter, bidan, dan perawat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan di puskesmas bontobahari.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kekhususan tulisan yang dihasilkan oleh Ratna Sarumpaet sebagai pengarang perempuan dan mendeskripsikan posisi tokoh utama perempuan

cara lain bila aktiva tersebut sudah tidak digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi saat menjual atau menukar

Hambatan usahatani kakao di Kecamatan Narmada adalah harga jual kakao yang ditentukan oleh pedagang sehingga posisi tawar petani lemah,tidak adanya sarana pengolahan

For instance, lower search costs mean that if a company has a slightly better cost structure and charges a slightly lower price, or if it has a slightly better quality product,

Dari semua media yang telah disebutkan di atas, hanya terdapat 2 media yang sangat lazim digunakan pada jaringan komputer saat ini, yaitu menggunakan media kabel coaxial serta kabel

Aplikasi Virtual Reality dibuat khusus untuk pengguna ponsel pintar berbasis Android. Pada tahap design dibuat spesifikasi mengenai perangkat keras dan perangkat

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dkk (2014) yang menyatakan bahwa variabel Citra toko mempunyai pengaruh terhadap