4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB
Wilayah BARLINGMASCAKEB terdiri atas Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Wilayah ini terletak di bagian barat daya Provinsi Jawa Tengah. Sebagian wilayah ini terletak di jalur selatan Pulau Jawa yang menghubungkan daerah Yogyakarta dengan Jawa Barat bagian selatan dan Cirebon di bagian utara.
Wilayah BARLINGMASCAKEB secara geografis terletak diantara '
0 '
030 109 50
108 bujur timur dan 7010'7050' lintang selatan, dengan batas administrasi dan fisiografis: Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Brebes; Sebelah timur dengan Kabupaten Wonosobo dan Purworejo; Sebelah selatan dengan samudera Indonesia; dan sebelah barat dengan Provinsi Jawa Barat. Wilayah BARLINGMASCAKEB memiliki luas 6,480 km2atau sekitar 20.54 persen dari total keseluruhan luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara topografi, wilayah BARLINGMASCAKEB terletak pada ketinggian antara 5 m – 1633 m dengan karekteristik daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20 Ketinggian Wilayah BARLINGMASCAKEB
No Kabupaten Ketinggian Elevasi di Atas Permukaan
Laut (m dpl)
Karakteristik Wilayah
1 Banjarnegara 44 - 1633 m Daerah Perbukitan dan Dataran Rendah
2 Purbalingga 15 - 1000 m Daerah Perbukitan dan Dataran Rendah
3 Banyumas 25 - 1000 m Daerah Perbukitan dan dataran Rendah
4 Cilacap 5 - 198 m Daerah Perbukitan dan Dataran Rendah
5 Kebumen 5 - 200 m Daerah Perbukitan dan Dataran Rendah
rendah. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Batur dengan ketinggian rata-rata 1.633 m dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Purworejo Klampok dengan ketinggian rata-rata 44 m di atas permukaan laut. Kabupaten Purbalingga merupakan daerah perbukitan dan dataran rendah. Wilayah tertingggi berada di Kecamatan Karangreja sedangkan wilayah terendah berada di wilayah Kecamatan Kalimanah. Kabupaten Banyumas merupakan daerah perbukitan dan dataran rendah dengan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Baturaden sedangkan wilayah terendah berada di Kecamatan Purwokerto Selatan. Kabupaten Cilacap merupakan daerah dataran rendah dengan wilayah tertinggi berada di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian rata-rata 198 m dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian rata-rata 5 m dari permukaan laut. Sedangkan Kabupaten Kebumen merupakan daerah dataran rendah dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah.
Secara administratif Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap masuk dalam wilayah eks Karesidenan Banyumas (sekarang menjadi Badan Koordinasi Pembangunan Lintas Wilayah Kabupaten/Kota Wilayah III Provinsi Jawa Tengah), sedangkan Kabupaten Kebumen masuk dalam wilayah eks Karesidenan Kedu. Oleh karena itu, lima kabupaten ini merupakan daerah yang saling berdekatan dan memiliki keterkaitan antar kabupaten yang sangat erat. Dengan karakteristik wilayah yang beragam kelima kabuapten ini dapat saling mendukung dalam upaya pengembangan potensi ekonominya. Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas dengan wilayah yang sebagian berupa tanah dataran tinggi merupakan penghasil produk pertanian yang potensial seperti kentang, kubis dan stroberi pemasarannya dapat dikembangkan secara lokal termasuk ke Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen yang tidak memiliki potensi produk pertanian tersebut.
Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap dengan karakteristik daerah pesisir memiliki potensi perikanan laut yang cukup bagus. Dengan kerjasama yang baik produk ini dapat dipasarkan secara lokal di lima kabupaten yang
berdekatan sehingga memperoleh keuntungan ekonomis dari sisi biaya pemasaran. Dengan kerjasama yang baik Kabupaten Banyumas sebagai simpul jalur transportasi darat dari kelima kabupaten dapat dikembangkan sebagai daerah perdagangan yang memasok berbagai kebutuhan ekonomi dari kabupaten lainnya. Sedangkan Kabupaten Cilacap yang memiliki akses pemasaran yang baik karena memiliki sarana pelabuhan laut dan udara dapat dikembangkan menjadi daerah industri pertanian atau yang lainnya dengan sumber pasokan bahan mentah yang berasal dari kabupaten lain. Apabila berbagai peluang tersebut dapat dilakukan maka perekonomian wilayah di kawasan BARLINGMASCAKEB akan dapat berkembang.
4.2. Indikator Kependudukan
4.2.1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Wilayah BARLINGMASCAKEB memiliki luas 6.480 2
km atau sekitar 20,54 persen dari total keseluruhan luas wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk mencapai 6.357.916 jiwa pada tahun 2009. Jumlah penduduk tinggi terdapat di kabupaten yang berada di wilayah Central Bisnis District (CBD) seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Kebumen. Ketiga kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki hierarkhi wilayah perdagangan dan industri yang tinggi. Lokasi dari ketiga kabupaten ini berada di jalur transportasi utama darat, laut dan udara di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten Cilacap memiliki jumlah penduduk mencapai 1.744.128 jiwa, Kabupaten Banyumas berpenduduk sebanyak 1.553.902 jiwa dan Kabupaten Kebumen berpenduduk sebanyak 1.250.856 jiwa. Sedangkan dua kabupaten lainnya yaitu Purbalingga dan Banjarnegara jumlah penduduknya di bawah 1.000 jiwa ( lampiran 1).
925,661
901,369
1,553,902 1,744,128
1,250,856
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen
Sumber: Kabupaten dalam angka tahun 2010 diolah.
Gambar 7 Jumlah Penduduk Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009
Berdasarkan data tahun 2009 tingkat pertumbuhan penduduk kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB cukup rendah. Kabupaten Banjarnegara memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,88 persen, Kabupaten Purbalingga 0,57 persen, Kabupaten Cilacap 0,34 persen, Kabupaten Kebumen 0,76 persen, bahkan di Kabupaten Banyumas tingkat pertumbuhan penduduknya – 1,86 persen. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyumas tingkat pertumbuhan penduduk minus di kabupaten ini disebabkan karena dilakukannya pemutahiran kepemilikan KTP. Longgarnya prosedur pembuatan KTP di Kabupaten Banyumas menimbulkan banyak penyimpangan sehingga banyak penduduk yang kemudian memiliki KTP ganda. Setelah dilakukan pemutahiran data kependudukan menyebabkan jumlah penduduk Kabupaten Banyumas menjadi berkurang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini lebih banyak disebabkan oleh faktor alami. Mata pencaharian penduduk lebih banyak bergantung pada sektor pertanian sehingga migrasi sangat jarang terjadi.
-2.50 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 1 P e rt u m b u h a n P e n d u d u k
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen
Sumber: Kabupaten dalam angka tahun 2010 diolah.
Gamba 8 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009.
4.2.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Distribusi dan kepadatan penduduk di wilayah BARLINGMASCAKEB pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel lampiran 1. Kabupaten Banjarnegara dengan wilayah seluas 1.069,71 km2 memiliki jumlah penduduk sebanyak 925.661 jiwa dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 865 jiwa/ 2
km . Kabupaten Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjarnegara yang mencapai 2.311 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Pandanarum yang hanya mencapai 375 jiwa/km2. Apabila dilihat dari jumlah penduduknya, Kecamatan Punggelan memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Banjarnegara yaitu mencapai 72.029 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk sebanyak 21.956 jiwa.
865 1359 1170 816 976 1 J iw a /K m 2
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen
Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2010 diolah.
Gambar 9 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009.
Kabupaten Purbalingga dengan luas wilayah 663,18 km2 terbagi ke dalam 18 kecamatan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 901.369 jiwa rata-rata kepadatan penduduknya adalah 1.359 jiwa/km2. Dari 18 kecamatan yang ada jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Mrebet yaitu mencapai 71.518 jiwa, disusul Kecamatan Bukateja sebanyak 69.469 jiwa dan Kecamatan Rembang dengan jumlah penduduk 63.789 jiwa berada diurutan ketiga, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Karangjambu dengan jumlah penduduk hanya sebanyak 23.776 jiwa. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya peringkat tertinggi diduduki oleh Kecamatan Purbalingga dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 3.896 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah berada di Kecamatan Karangreja sebanyak 841 jiwa/km2.
Wilayah Kabupaten Banyumas terbagi ke dalam 27 kecamatan dengan luas wilayah mencapai 1.328 km2. Dari 27 kecamatan yang ada Kecamatan Cilongok merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu sekitar 105,34 2
km . Sedangkan Kecamatan Purwokerto Barat merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah paling sempit yaitu sekitar 7,40 km2. Berdasarkan jumlah penduduknya Kecamatan Cilongok memiliki jumlah
penduduk terbanyak yaitu mencapai sebanyak 108.797 jiwa dan Kacamatan Purwojati memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 30.786 jiwa. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, dari 27 kecamatan yang ada Kecamatan Purwokerto Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Banyumas yaitu mencapai 6.789 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah berada di Kecamatan Lumbir dengan kepadatan penduduk sebanyak 422 jiwa/km2.
Luas wilayah Kabupeten Cilacap mencapai 2.139 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.744.128 jiwa. Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 kecamatan, dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Majenang sebanyak 13.447 jiwa sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Kampung Laut sebanyak 16.750 jiwa. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, Kecamatan Cilacap Selatan menduduki peringkat teratas dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 8.595 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan Kampung Laut memiliki tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu hanya 115 jiwa/ km2. Kabupaten Kebumen memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.250.856 jiwa, dengan luas wilayah mencapai 1.281 km2 tingkat kepadatan penduduknya mencapai 976 jiwa/km2. Kabupaten Kebumen terbagi ke dalam 26 kecamatan dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Kebumen sebanyak 123.548 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Padureso dengan jumlah penduduk sebanyak 14.358 jiwa. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, Kecamatan Kebumen menduduki peringkat teratas dimana tingkat kepadatan penduduknya mencapai 2.939 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan Sadang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling rendah yaitu hanya 366 jiwa/ 2
km
4.3. Indikator Pengembangan Sumberdaya Manusia 4.3.1. Indeks Pembangunan Manusia
Untuk mengetahui kinerja pembangunan manusia suatu negara atau wilayah, UNDP (United Nations Development Programme) merumuskan suatu indikator yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
manusia dari suatu negara atau daerah dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu dimensi lamanya hidup yang diukur berdasarkan angka harapan hidup pada saat lahir, kemudian dimensi pendidikan yang diukur berdasarkan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta dimensi kualitas stándar hidup yang diukur dengan pendapatan perkapita riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli. Ketiga indikator IPM tersebut merepresentasikan kualitas kesehatan, pengetahuan dan keterampilan, serta stándar hidup masyarakat. Semakin tinggi angka IPM suatu wilayah menunjukkan keadaan wilayah yang bersangkutan semakin baik.
66 67 68 69 70 71 72 73 Tahun P e rs e n ta s e
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen Jawa Tengah
Banjarnegara 68.25 68.54 68.99 Purbalingga 69.87 70.38 70.89 Banyumas 70.81 71.23 71.77 Cilacap 69.78 70.25 70.91 Kebumen 68.11 69.87 70.66 Jawa Tengah 70.25 70.92 71.80 2006 2007 2008
Sumber: Bappeda Kabupaten Tahun 2009.
Gambar 10 Perkembangan IPM Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB dan Provinsi Jawa Tengah
Data dari lima kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB menunjukkan bahwa dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 nilai IPM di masing-masing kabupaten menunjukkan peningkatan. Hal ini memberikan arti bahwa hasil pembangunan yang dilakukan di lima kabupaten ini dari tahun ke
tahun secara relatif telah dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Capaian ini menempatkan lima kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB pada kategori “menengah atas” tingkat capaian pembangunan manusianya. UNDP mengelompokkan tingkat pembangunan manusia suatu negara atau wilayah ke dalam beberapa kategori, yaitu kategori rendah (0 IPM < 50), kategori menengah bawah (50,01 IPM < 66), kategori menengah atas (66,01 IPM <80) dan kategori tinggi (80,01 IPM 100). Jika dibandingkan diantara kelima kabupaten, dari tahun ke tahun Kabupaten Banyumas memiliki nilai IPM tertinggi diantara empat kabupaten lainnya. Namun, jika dibandingkan dengan nilai IPM Provinsi Jawa Tengah nilai IPM kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB masih lebih rendah, kecuali untuk Kabupaten Banyumas pada tahun 2006 dan 2007 nilai IPM-nya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai IPM di tingkat provinsi.
Tabel 21 Perkembangan IPM Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB dan Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Tahun Angka
harapan Hidup (Tahun)
Pendidikan IPM Paritas
Daya Beli (000) Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Banjarnegara 2006 68.40 88.24 5.80 68.25 622.68 2007 68.51 88.24 5.98 68.54 623.98 2008 68.72 88.24 5.98 68.99 628.33 Purbalingga 2006 69.20 93.01 6.10 69.87 621.26 2007 69.40 93.01 6.46 70.38 623.06 2008 69.69 93.01 6.46 70.89 627.57 Banyumas 2006 69.50 93.31 7.00 70.81 621.84 2007 69.52 93.31 7.49 71.23 622.38 2008 69.61 93.92 7.49 71.77 626.94 Cilacap 2006 69.80 90.10 6.60 69.78 620.81 2007 69.86 90.10 6.60 70.25 625.07 2008 70.20 90.10 6.60 70.91 631.17 Kebumen 2006 68,93 89,30 6,83 68,11 544.07 2007 69.51 89.44 6.84 69,87 549.98 2008 70,30 89,98 6,85 70,66 553.75 Jawa Tengah 2006 70.80 88.24 6.80 70.25 621.75 2007 70.90 88.62 6.80 70.92 628.53 2008 71.10 89.24 6.86 71.80 633.59
melek huruf dan rata-rata lama sekolah, Kabupaten Purbalingga, Banyumas dan Cilacap memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kebumen. Angka melek huruf di Kabupaten Purbalingga , Banyumas dan Cilacap mencapai lebih dari 90 persen, artinya lebih dari 90 persen penduduk di ketiga kabupaten tersebut telah memiliki kemampuan baca dan tulis. Sedangkan kemampuan baca dan tulis penduduk di Kabupaten Banjarnegara dan Kebumen angkanya kurang dari 90 persen.
Dari indikator rata-rata lama sekolah, Kabupaten Banjarnegara memiliki nilai paling rendah yaitu di bawah enam tahun. Artinya rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banjarnegara tidak tamat sekolah dasar. Sedangkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen lebih dari enam tahun. Artinya rata-rata tingkat pendidikan di ke empat kabupaten tersebut telah menamatkan pendidikannya di tingkat sekolah dasar.
Dilihat dari tingkat paritas daya beli masyarakat di kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB memiliki tingkatan yang hampir sama dengan kondisi di tingkat provinsi. Namun, paritas daya beli masyarakat di Kabupaten Kebumen adalah yang paling rendah yaitu kurang dari 600 ribu rupiah. Sedangkan paritas daya beli di kabupaten lainya berada di atas 600 ribu rupiah.
4.3.2. Angka Kemiskinan
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia juga dapat dilihat dari tingkat kemiskinan masyarakat dalam suatu wilayah. Data di lapangan menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di kelima kabupaten rata-rata lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk miskin di tingkat provinsi.
0 5 10 15 20 25 30 35 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun P e rs e n ta s e
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen Jawa Tengah
Sumber: Bappeda Kabupaten Tahun 2010.
Gambar 11 Persentase Penduduk Miskin di BARLINGMASCAKEB dan Jawa Tengah.
Dari gambar di atas terlihat bahwa persentase penduduk miskin terbanyak dari lima kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB berada di Kabupaten Purbalingga dan Kebupaten Kebumen, disusul Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas, sedangkan Kabupaten Cilacap memiliki persentase jumlah penduduk miskin paling rendah. Selama periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 rata-rata penduduk miskin di Kabupaten Banjarnegara sebesar 26,06 persen, sedangkan di Kabupaten Purbalingga mencapai 29,59 persen, di Kabupaten Banyumas sebesar 22,33 persen, sementara di Kabupaten Cilacap rata-rata jumlah penduduk miskin lebih rendah lagi yaitu hanya sebesar 21,84 persen dan di Kabupaten Kebumen rata-rata jumlah penduduk miskin cukup tinggi yaitu mencapai 29,73 persen, sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah rata-rata jumlah penduduk miskin hanya sebesar 20,42 persen.
4.4. Indikator Perekonomian 4.4.1. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor tersebut.
Kabupaten Banjarnegara menggantungkan diri pada sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2005 mencapai 38,87 persen, tetapi jumlah ini menurun menjadi 36,91 persen pada tahun 2009. Sumbangan sektor lain yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Banjarnegara berasal dari sektor jasa yaitu mencapai 17,01 persen pada tahun 2005 dan terus meningkat mencapai 18,83 persen pada tahun 2009. Sektor industri memberi kontribusi sebesar 14,74 persen pada tahun 2005 namun menurun menjadi 13,59 persen pada tahun 2009. Sektor perdagangan memberi kontribusi terhadap membentukan PDRB sebesar 13,25 persen namun menurun menjadi 12,70 persen pada tahun 2009.
Struktur ekonomi Kabupaten Purbalingga bertumpu pada sektor pertanian, pada tahun 2005 kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB mencapai 35,57 persen. Meskipun mengalami penurunan kontribusi sektor pertanian pada pembentukan PDRB di Kabupaten Purbalinnga pada tahun 2009 masih cukup tinggi yaitu mencapai 32,80 persen. Sektor perdagangan juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam struktur ekonomi Kabupaten Purbalingga. Pada tahun 2005 sektor ini memberikan sumbangan bagi pembentukan PDRB sebesar 18,25 persen dan jumlahnya terus meningkat mencapai 18,47 persen pada tahun 2009. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhhan ekonomi di Kabupaten Purbalingga adalah sektor jasa. Sektor ini menyumbang 16,28 persen terhadap PDRB pada tahun 2005 dan terus meningkat menjadi sebesar 17,63 persen pada tahun 2009.
Di Kabupaten Banyumas, meskipun jumlahnya semakin menurun sektor pertanian masih menjadi penopang utama struktur ekonomi di kabupaten tersebut. Pada tahun 2005 sumbangan sektor ekonomi terhadap PDRB mencapai 22,26 persen, namun jumlahnya semakin menurun hingga 21,60 prsen pada tahun 2009. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi pembentukan struktur ekonomi di Kabupaten Banyumas adalah sektor industri, perdagangan angkutan dan komunikasi serta jasa. Sektor industri memberikan kontribusi sebesar 17,16 persen terhadap PDRB pada tahun 2005, namun menurun pada tahun 2009 menjadi hanya 15,96 persen. Sektor jasa kontribusinya terhadap
pembentukan PDRB mencapai 15,58 persen dan terus meningkat menjadi 16,86 persen pada tahun 2009. Sedangkan sektor perdagangan memberikn kontribusi sebesar 14,60 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 15,08 persen pada tahun 2009. Sementara sektor angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan sebesar 10,54 persen pada tahun 2005, sedangkan pada tahun 2009 sektor ini menyumbang sebesar 10,48 persen.
Penyumbang terbesar pembentukan struktur ekonomi di Kabupaten Cilacap diberikan oleh sektor pertanian, perdagagan dan industri. Sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Cilacap mencapai 34,75 persen pada tahun 2005, namun jumlahnya menurun menjadi 32,71 persen pada tahun 2009. Penyumbang terbesar kedua setelah sektor petanian adalah sektor perdagangan, dimana sektor ini menyumbang sebesar 20,12 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 20,95 persen pada tahun 2009. Sementara sektor industri memberi kontribusi pada pembentukan PDRB sebesar 19,56 persen pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 sumbangan sektor ini mecapai 19,27 persen.
Hampir sama dengan kabupaten yang lainnya, struktur ekonomi Kabupaten Kebumen ditopang oleh sektor pertanian, jasa dan perdagangan. Kontribusi terbesar masih diberikan oleh sektor pertanian yaitu mencapai 39,81 persen pada tahun 2005 dan sedikit menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 38,03 persen. Sektor jasa juga memberikan sumbangan yang cukup besar dalam struktur ekonomi di Kabupaten Kebumen. Besarnya sumbangan sektor ini mecapai 19,59 persen pada tahun 2005 dan terus meningkat mencapai 20,48 persen pada tahun 2009. Sedangkan sumbangan sektor perdagangan terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Cilacap cukup stabil yaitu sebesar 11,35 persen pada tahun 2005 sedangkan pada tahun 2009 sumbangan sektor ini sebesar 11,34 persen.
4.4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai di suatu daerah.
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 Kabupaten P e rs e n ta s e 2006 4.35 5.06 4.48 4.16 3.79 2007 5.01 6.19 5.30 4.90 4.52 2008 4.98 5.30 5.38 5.00 5.61 2009 5.11 5.61 5.49 5.09 3.94
Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tahun 2010.
Gambar 12 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB
Laju pertumbuhan ekonomi di lima kabupaten di wilayah BARLINGMASCAKEB secara umum menunjukkan kenaikan yang berfluktuatif. Selama periode tahun 2006 sampai dengan 2009 tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara berkisar antar 4 persen sampai 5 persen. Di Kabupaten Purbalingga rata-rata tingkat perrtumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5 persen, hanya pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga mencapai 6 persen. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyumas selama periode tersebut selalu mengalami peningkatan dari sebesar 4,48 persen pada tahun 2006 menjadi 5,49 persen pada tahun 2009. Di Kabupaten Cilacap laju pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut juga selalu mengalami peningkatan dari sebesar 4,16 persen pada tahun 2006 menjadi sebesar 5,09 persen. Sedangkan di Kabupaten Kebumen laju pertumbuhan ekonomi bersifat fluktuatif. Pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen hanya sebesar 3,79 persen, meningkat menjadi 4,52 persen pada tahun 2007 dan kembali meningkat pada tahun 2008 menjadi 5,61 persen, namun pada tahun 2009 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hanya menjadi sebesar 3,94 persen.