1 TESIS
Oleh
SUGENG RIYADI NIM 1103969
KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1
PADA PERKULIAHAN GEOMETRI RUANG
DI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK
TESIS
Oleh
SUGENG RIYADI NIM 1103969
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
i
University of Solok. Thesis. Post Graduate Program. State University of Padang.
One of the learning materials that could help the students to do continuous and direct learning is a work book. The work book which is facilitated by the lecturer aimed to train the students to discover the concept. The guided discovery method is one of the learning process that could help the students in getting the concept. The aim of this research is to create the valid, practice and effective work book.
The kind of this research is research development. This research used 4-D model which are consist of four stages: define, design, develop, and disseminate. The work book based on guided discovery was validated by geometry expert, indonesian language and mathematic lecturer of UMMY solok.
ii
Sugeng Riyadi. 2014. “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Salah satu bahan ajar yang dapat membantu mahasiswa belajar secara kontinu dan terarah adalah buku kerja. Buku kerja yang disediakan oleh dosen hendaknya mampu melatih mahasiswa dalam menemukan konsep. Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing mahasiswa dalam menemukan konsep adalah metode penemuan terbimbing. Pada penelitian ini dikembangkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan buku kerja yang valid, praktis dan efektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Buku kerja berbasis penemuan terbimbing divalidasi oleh dua orang pakar yaitu pakar geometri ruang, dan bahasa Indonesia, serta dosen matematika UMMY Solok. Kepraktisan dilihat dari hasil angket respon mahasiswa, analisis observasi pelaksanaan pembelajaran dan wawancara dengan mahasiswa. Keefektivan dilihat melalui hasil analisis observasi aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif.
1. Karya tulis saya bantuan tidak sah da 3. Di dalam karya tul
atau dipublikasika dicantumkan seba pengarangnya dan di 4. Pernyataan ini say
terdapat penyimpa menerima sanksi karena karya tulis hukum yang berla
v
saya dengan judul “Pengembangan Buku
bimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Muhammad Yamin Solok”,adalah asli dan belum patkan gelar baik di Universitas Negeri Pada
i lainnya.
ni murni gagasan, penilaian dan rumusan say k sah dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbi
tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat ya sikan orang lain kecuali dikutip secara tertulis de
bagai acuan di dalam naskah saya dengan men dan dicantumkan pada daftar rujukan.
saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di mpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, nksi akademik berupa pencabutan gelar yang tel
ulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norm rlaku.
Padang, 15 Saya yang Me
Sugeng Ri NIM: 1103969
uku Kerja Berbasis
ng Di Universitas um pernah diajukan adang maupun di
saya sendiri tanpa mbing.
yang telah ditulis s dengan jelas dan enyebutkan nama
di kemudian hari ini, saya bersedia telah saya peroleh norma dan ketentuan
, 15 Agustus 2014 ng Menyatakan,
vi
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan pada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok”.
Keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan tesis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dalam menyiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan dari berbagai pihak. Atas bimbingan, arahan, dan bantuannya peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si, selaku Pembimbing I. 2. Bapak Dr. Yerizon, M.Si, selaku Pembimbing II.
3. Ibu Dr. Armiati, M.Pd, Bapak Dr. Edwin Musdi, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd selaku kontributor.
4. Bapak Dr. Abdurahman, M.Pd, Bapak Rudi Chandra, M.Pd, Ibu Hana Adhia, S.Si. M.Pd, dan Ibu Elan Halid, S.Si, M.Pd, selaku validator
5. Pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan tesis ini.
Semoga segala bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah Bapak dan Ibu berikan menjadi amalan dan diberikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat secara khusus bagi peneliti dan secara umum untuk para pembaca. Peneliti telah berusaha dengan maksimal untuk menyelesaikan tesis ini, namun peneliti menyadari baik isi maupun penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kepada pembaca, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Padang, 15 Agustus 2014
vii
ABSTRACT ...i
ABSTRAK ... ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS ...iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS ...iv
SURAT PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Pengembangan ... 8
D. Spesifikasi Produk yang diharapkan ... 8
E. Pentingnya Pengembangan ... 9
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 10
G. Definisi Istilah ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 13
A. Landasan Teori ... 13
1. Perkuliahan Geometri Ruang ... 13
2. Metode Penemuan Terbimbing ... 14
3. Bahan Ajar ... 18
4. Buku Kerja ... 22
5. Aktivitas Mahasiswa dalam Perkuliahan ... 24
6. Hasil Belajar... 25
B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 26
viii
B. Prosedur Pengembangan ... 28
C. Uji Coba Produk... 33
D. Subjek Uji Coba ... 33
E. Jenis Data ... 35
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 35
1. Instrumen Kevalidan ... 35
2. Instrumen Kepraktisan ... 37
3. Instrumen Keefektivan ... 40
G. Teknik Analisis Data... 44
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN... 49
A. Validitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 49
1. Hasil Tahap Pendefinisian ... 50
2. Hasil Perancangan Prototipe ... 59
3. Hasil Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 71
B. Praktikalitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 76
1. Hasil Angket Praktikalitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 76
2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 78
3. Hasil Wawancara dengan Mahasiswa ... 90
C. Efektivitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 94
1. Aktivitas Mahasiswa Matematika UMMY Solok ... 94
2. Hasil Belajar Mahasiswa Matematika UMMY Solok ... 95
D. Revisi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 96
E. Keterbatasan Penelitian ... 97
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Implikasi ... 99
C. Saran ... 100
ix
2. Validasi Buku Kerja... 29
3. Praktikalitas Buku kerja ... 30
4. Efektivitas Buku kerja... 31
5. Hasil Validasi dari Lembar Validasi Buku Kerja ... 32
6. Hasil Revisi Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Masalah ... 36
7. Hasil Validasi Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 37
8. Hasil Revisi Lembar Wawancara Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Masalah ... 38
9. Hasil Validasi dari Lembar Validasi Buku Kerja ... 39
10. Hasil Revisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 40
11. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa ... 40
12. Hasil Revisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa... 42
13. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar ... 42
14. Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian ... 43
15. Kategori Praktikalitas Buku Kerja ... 45
16. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Mahasiswa ... 47
17. Kompetensi Umum dan Kompetensi Khusus Geometri Ruang untuk Mahasiswa Semester II Setelah Dianalisis ... 52
18. Saran dan Buku Kerja Berbasis Masalah Buku Kerja ... 72
19. Hasil Validasi Aspek Penyajian Buku Kerja ... 73
20. Hasil Validasi Aspek Isi Buku Kerja ... 74
21. Hasil Validasi Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Kerja ... 75
22. Hasil Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing secara Keseluruhan... 76
x
xi
2. Cuplikan Materi Limas pada Buku HT ... 54
3. Cuplikan Materi Limas pada Buku DI ... 55
4. Penulisan Kompetensi Umum, Kompetensi Khusus, Indikator dan Petunjuk Penggunaan ... 61
5. Penulisan Ringkasan Materi pada Buku Kerja berbasis Penemuan Terbimbing ... 62
6. Mengenal Masalah pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 63
7. Analisis Masalah pada Buku Kerja Berbasis PenemuanTerbimbing... 64
8. Konjektur pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 64
9. Menemukan Jawaban pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 65
10. Kesimpulan pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 65
11. Latihan Mandiri pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 66
12. Kunci Jawaban pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 67
13. Bahan Diskusi pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 67
14. Cover Buku Kerja Geometri Ruang Berbasis Penemuan Terbimbing... 69
15. Kata Pengantar pada Buku Kerja Geometri Ruang Berbasis Penemuan Terbimbing ... 70
16. Judul Subbab dan Materi pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 71
17. Mahasiswa Mendiskusikan dengan Teman Sebelahnya untuk Menjawab Pertanyaan pada Buku Kerja ... 82
18. Hasil kerja mahasiswa menjawab soal latihan 3 ... 84
19. Mahasiswa Diskusi Kelompok untuk Mengerjakan Latihan Mandiri pada Buku Kerja ... 86
xii
Lampiran Halaman
1. Nama-nama Validator Instrumen Pengumpul Data ... 105
2. Nama-nama Validator Instrumen Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 106
3. Nama-Nama Mahasiswa yang Diwawancara Untuk Melihat Praktikalitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 107
4. Kisi-kisi Lembar Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 108
5. Format Lembar Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 109
6. Kisi-kisi Lembar Angket Praktikalitas untuk Mahasiswa ... 112
7. Format Lembar Angket Praktikalitas untuk Mahasiswa ... 113
8. Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Mahasiswa terhadap Kepraktisan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 115
9. Format Lembar Validasi Angket Respon Mahasiswa terhadap Kepraktisan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 116
10. Data Hasil Penyebaran Angket Praktikalitas Buku Kerja Berbasis Masalah oleh Mahasiswa ... 118
11. Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa tentang Praktikalitas Buku kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 119
12. Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa tentang Praktikalitas Buku kerja Berbasis Penemuan Terbimbing... 120
13. Format Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara dengan Mahasiswa ... 121
14. Hasil Wawancara dengan Mahasiswa tentang Kepraktisan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 123
15. Kisi-kisi Lembar Validasi Observasi Aktivitas Mahasiswa ... 128
16. Format Lembar Validasi Observasi Aktivitas Mahasiswa... 129
xiii
22. Data Hasil Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing ... 141
23. Dokumentasi ... 143
24. Surat Keterangan Penelitian ... 144
25. Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ... 145
26. Silabus Mata Kuliah Geometri Bidang dan Ruang ... 157
27. Buku Kerja Geometri Ruang Berbasis Penemuan Terbimbing ... 164
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkat satuan pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar (SD) sampai ke tingat satuan pendidikan menengah yakni di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan dari mempelajari mata pelajaran matematika untuk membekali peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok pada dasarnya mendidik dan menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi calon guru yang berkompeten sesuai dengan jurusannya. Hal ini sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 232 tahun 2000 yang berbunyi:
Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya;
b. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama;
c. mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat;
d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya.
Berdasarkan arahan dari Kemendiknas terkait lulusan program sarjana dalam mencapai kualifikasi yang diharapkan maka dosen memiliki peran yang cukup penting dalam mewujudkannya. Hal ini juga diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 yang berbunyi:
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
silabus dan satuan acara pembelajaran (SAP)”. Oleh karena itu, dosen seharusnya membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, SAP, bahan ajar sebagai sumber belajar mahasiswa baik sebelum belajar maupun saat belajar di ruang kuliah, media pembelajaran jika ada dan instrumen penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pemilihan dan penggunaan perangkat pembelajaran yang tepat dalam suatu proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam mengarahkan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar. Cara dosen mengajar sangat terkait dengan bahan ajar yang digunakan, penyusunan SAP yang tepat dan bagaimana cara mahasiswa belajar terkait dengan penggunaan bahan ajar. Dengan adanya bahan ajar yang dirancang oleh dosen, mahasiswa akan menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran berjalan dengan baik.
ruang adalah buku-buku matematika SMA yang terdapat materi geometri dan buku Nurlius.
Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika UMMY Solok merupakan mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadi guru sekolah menengah yang profesional. Mereka dikhususkan memiliki kemampuan dan keahlian untuk mengajar di sekolah menengah. Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan penguasaan konsep yang benar agar tidak terjadi kecenderungan untuk melakukan kesalahan dalam mentransfer ilmu berupa konsep matematika, yang salah satu materi yang harus diajarkan di sekolah menengah adalah geometri ruang.
tepat apabila dijadikan sumber rujukan untuk mahasiswa, seharusnya ada tambahan yang membedakan dengan siswa misalnya pembuktian rumus untuk luas permukaan dan volume dari berbagai bangun ruang.
Penguasaan konsep juga dipengaruhi dari cara mahasiswa menemukan konsep itu sendiri. Cara mahasiswa menemukan konsep yang terjadi di kelas matematika UMMY Solok hanya sebatas dari apa yang dilihat, didengar dan dicatat dari penjelasan dosen di papan tulis. Akibatnya mahasiswa tidak secara aktif dalam menemukan konsep geometri ruang dan pembelajaran yang terjadi lebih cenderung berpusat pada dosen (instructor centered). Mustafa (2001:36) menjelaskan ciri dari instructor centered adalah “memanfaatkan diri mereka untuk menjadi model dari profesi dan pendidikan bidang studi tersebut, baik segi proses intelektual maupun seninya”.
Fakta di lapangan yang peneliti temui, tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa matematika UMMY Solok berasal dari sekolah menengah dengan jurusan yang berbeda-beda. Keberagaman jurusan asal studi mahasiswa sebelumnya juga memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep dasar matematika yang dimilikinya. Perbedaan konsep dasar matematika yang dimiliki mahasiswa ini juga mempengaruhi dalam memahami konsep geometri ruang. Untuk menyamakan konsep geometri ruang perlu adanya kesamaan bahan ajar yang dimiliki oleh mahasiswa.
proses belajar dan mengajar mahasiswa dapat berpartisipasi dengan aktif. Upaya yang harus dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam belajar secara kontinu pada perkuliahan geometri ruang adalah perubahan dalam proses perkuliahan. Perubahan dapat dilakukan dari berbagai aspek, salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar yang mampu membimbing, melatih mahasiswa dalam memahami konsep geometri ruang.
Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing, melatih mahasiswa dalam menemukan konsep geometri ruang adalah metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dipilih karena metode ini dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses perkuliahan baik secara mental maupun fisik. Suherman (2003:212) menjelaskan bahwa pengajaran dengan metode penemuan terbimbing benar-benar aktif belajar menemukan sendiri bahan yang dipelajarinya. Dengan mengembangkan bahan ajar yang berbasis penemuan terbimbing, diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip dari geometri ruang.
Agar penggunaan buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini dapat berfungsi dengan baik, hendaknya diiringi dengan perencanaan yang baik pula. Untuk itu perencanaan pembelajaran yang terangkum dalam SAP juga disesuaikan dengan buku kerja yang digunakan yaitu dikembangkan sesuai dengan silabus. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep sendiri dan mampu menyelesaikan soal-soal yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka diadakan sebuah penelitian yang bertujuan mengembangan suatu buku kerja yang disebut buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul ”Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan bahwa saat ini bahan ajar berupa buku kerja geometri ruang yang praktis dari dosen belum ada. Permasalahan ini dapat dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria valid dari segi isi dan konstruk?
3. Bagaimanakah buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria efektif?
C. Tujuan Pengembangan
Secara umum penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang yang valid, praktis dan efektif.
Tujuan secara umum penelitian pengembangan adalah untuk menghasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria valid dari segi isi dan konstruk.
2. Mengembangkan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria praktis.
3. Mengembangkan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria efektif.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
1. Buku kerja berisi sasaran belajar, ringkasan materi, latihan terbimbing, latihan mandiri dan kunci jawaban, serta bahan diskusi.
2. Sasaran belajar untuk setiap bab dalam buku kerja di paparkan kompetensi utama, kompetensi khusus, indikator, dan petunjuk penggunaan buku kerja.
3. Ringkasan materi berisi materi yang dianggap penting seperti definisi atau pembuktian dari rumus yang sesuai dengan topik pada geometri ruang. 4. Latihan mandiri berisi langkah-langkah menyelesaikan permasalahan yang
diberikan berdasarkan metode penemuan terbimbing.
5. Bagian latihan mandiri berisi soal-soal yang dalam penyelesaiannya dilakukan
oleh mahasiswa secara mandiri, dan disertai kunci jawaban.
6. Bahan diskusi berisi soal-soal yang diharapkan dapat diselesaikan oleh mahasiswa baik secara individu maupun secara berkelompok.
7. Buku kerja akan diketik dengan huruf Cambria, ukuran 12 dan memiliki paduan warna yang menarik agar mahasiswa termotivasi dalam belajar. 8. Buku kerjamenggunakanbahasa yang dapat dipahami oleh mahasiswa.
E. Pentingnya Pengembangan
1. Bagi dosen mata geometri ruang UMMY Solok
Buku kerja ini diharapkan dapat memberikan alternatif model baru dalam penyusunan bahan ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan perkuliahan geometri ruang di UMMY Solok.
2. Bagi mahasiswa UMMY Solok
Membantu mahasiswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar selain buku teks dan sebagai sumber belajar baru untuk memberikan motivasi dalam kegiatan belajar sehingga diharapkan mampu memberikan stimulus kepada mahasiswa untuk belajar secara kontinu dan terarah.
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan
Penelitian ini dilakukan dengan berpegang pada beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan menggunakan produk buku kerja geometri ruang pada perkuliahan menjadi lebih baik karena buku kerja tersebut memiliki komponen-komponen pembelajaran yang jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Keterbatasan Pengembangan
Dalam pengembangan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing ini terdapat keterbatasan.
a. Analisis kebutuhan, subjek uji coba dan tempat uji coba hanya dilakukan di UMMY Solok.
b. Materi hanya pada geometri ruang pada mata kuliah geometri bidang dan ruang.
G. Definisi Istilah
Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian maka perlu dikemukakan definisi istilah sebagai berikut.
1. Pengembangan adalah proses untuk menghasilkan sesuatu (dalam hal ini buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang).
2. Buku kerja berisikan sasaran belajar, ringkasan materi, latihan terbimbing , latihan mandiri disertai kunci jawaban dan bahan diskusi. Buku kerja ditujukan untuk membantu mahasiswa agar belajar secara kontinu dan terarah.
matematika melalui rangkaian pengalaman sebelumnya yang berada dalam bimbingan dosen yang bersangkutan.
4. Validitas yang dikaji meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi melihat sejauh mana penilaian mampu mengukur materi/tujuan yang digariskan secara representatif. Validitas konstruk melihat sejauh mana kebermaknaan penilaian mengukur sifat atau karakteristik yang tidak dapat diobservasi.
5. Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan menggunakan buku kerja dan penyajian yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
13
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perkuliahan Geometri Bidang dan Ruang
Geometri berasal dari bahasa yunani kuno (geo artinya bumi dan metron artinya pengukuran). Secara harfiah geometri dapat diartikan dengan pengukuran bumi. Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang berkaitan dengan bentuk, ukuran, posisi, dan sifat ruang (http://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_%28matematika%29). Dalam matematika, sebuah bidang adalah permukaan datar dan dua dimensi (http://id.wikipedia.org/wiki/Bidang_%28geometri%29). Di dalam matematika kuno, ruang adalah abstraksi geometri ruang berdimensi-tiga yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari (http://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_%28matematika%29). Berdasarkan pengertian geometri, bidang, dan ruang dapat dikatakan bahwa geometri bidang dan ruang adalah salah satu cabang dari matematika yang mempelajari bentuk, ukuran, posisi dan sifat dari ruang berdimensi dua dan berdimensi tiga yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Jurusan PMIPA (2013: 9) menguraikan sinopsis mata kuliah geometri bidang dan ruang adalah sebagai berikut:
berbagai bangun datar, garis dan sudut bangun segi empat, segitiga, dalil Pythagoras, garis-garis pada segitiga, lingkaran serta unsur-unsurnya, melukis lingkaran luar dan lingkaran dalam suatu segitiga. Garis singgung pada lingkaran dan sifat-sifatnya, kedudukan dua lingkaran dan kesebangunan. Berbagai bangun ruang, sifat dan unsur-unsurnya, luas permukaannya, volume tabung, bola dan kerucut, kesejajaran dan ketegaklurusan pada ruang, sudut pada bangun ruang. Kedudukan titik dan garis dalam ruang, irisan, benda putar, simetri dan bidang banyak.
Fakultas MIPA (2005: 38) menjelaskan bahwa “satuan kredit
semester (sks) adalah satuan yang digunakan menyatakan besarnya usaha mahasiswa, besarnya pengakuan komulatif bagi suatu program studi tertentu, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi dosen”. Jurusan PMIPA (2013: 9) menyatakan bahwa untuk mata kuliah geometri bidang dan ruang yang harus dipelajari dengan total 3 sks oleh mahasiswa program studi pendidikan matematika. Mata kuliah geometri bidang dan ruang diambil oleh mahasiswa pada semester 2 (Jurusan PMIPA, 2013: 5).
2. Metode Penemuan Terbimbing
Suherman (2003:212) mengemukakan bahwa penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Ini berarti, dalam proses pembelajarannya siswa/mahasiswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru namun sudah diketahui oleh orang lain (guru/dosen). Selain itu Suherman (2003:213) juga menambahkan bahwa metode penemuan dapat dilakukan secara terpimpin (terbimbing).
Pelaksanaan metode penemuan harus disesuaikan dengan pengetahuan mahasiswa yang telah diperoleh sebelumnya. Perlu diingat bahwa tidak setiap bahan pelajaran dapat disajikan dengan metode penemuan. Suherman (2003:213) menyatakan bahwa untuk merencanakan pengajaran dengan metode penemuan hendaknya diperhatikan bahwa :
a. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh b. Hasil (bentuk) akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa c. Prasyarat-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa d. Guru hanya bertindak sebagai pengarah dan
pembimbing saja, bukan pemberitahuan.
Merencanakan pelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melibatkan tiga langkah penting. Hal ini diungkapkan oleh Eggen (2012:182) yaitu:
a. Mengidentifikasi topik. Topik ini bisa berasal dari standar, buku teks, panduan kurikulum, atau sumber-sumber lain, termasuk guru itu sendiri.
b. Menentukan tujuan belajar. Setelah mengidentifikasi topik kemudian harus memutuskan hal apa yang kita ingin siswa kita ketahui tentang topik tersebut.
c. Menyiapkan contoh dan noncontoh.
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur. f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya
guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
Metode penemuan menurut Hamalik (2008:132) dikembangkan menjadi metode inquiry-discovery. Pelaksanaan metode inquiry-discovery haruslah memenuhi beberapa syarat. Menurut Sudjana (2008:154) syarat-syarat tersebut antara lain :
a. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa.
b. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
d. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya dan berdiskusi.
f. Guru tidak banyak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, mahasiswa diharapkan benar-benar aktif dalam perkuliahan sehingga mampu menemukan sendiri konsep dan prinsip yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Suherman (2003:214) mengemukakan ada beberapa kelebihan dari metode penemuan, diantaranya adalah :
a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir b. Siswa memahami benar bahan pelajaran sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.
c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong melakukan penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat.
d. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.
e. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Suherman (2003:214) mengemukakan kekurangan dari metode penemuan sebagai berikut.
a. Metode ini banyak menyita waktu.
b. Tidak tiap guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan.
c. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan.
d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik.
Di antara keuntungan dan kekurangan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, dosen sebagai pengguna metode ini harus kritis dalam melihat kelebihannya dan kreatif dalam meminimalkan kekurangannya sehingga rencana pembelajaran yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
3. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan perkuliahan merupakan bagian yang penting dalam perkuliahan karena dapat digunakan sebagai sumber belajar baik bagi dosen maupun mahasiswa. MenurutNational Center for Competency Based Trainingdalam Suprawoto (2009:1),“Bahan perkuliahan adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis atau bahan tidak tertulis”.Bahan perkuliahan dapat juga disebut dengan bahan ajar. Adapun tujuan dari bahan ajar menurut Rosyid(2010:1) adalah “(1)membantu mahasiswa dalam mempelajari sesuatu, (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, (3)
memudahkan dosen dalam proses perkuliahan, (4) agar proses perkuliahan menjadi lebih menarik”.Bentuk dari bahan ajar bermacam-macam, ada yang berbahan cetak, audio visual, audio, visual, dan multimedia.
pembelajaran. Bahan ini dapat digunakan untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran, ketercapaian tujuan serta kegiatan-kegiatan belajar. Menurut Majid (2011:173), “bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar”. Bahan ajarbisa berupa bahan tertulis ataupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar, ada kemungkinan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari suatu kompetensi dasar tertentu secara runut dan sistematis, sehingga siswa dapat menguasainya dengan utuh dan terpadu.
Pannen (1997:14-7) juga mengungkapkan pengertian bahan ajar, yaitu “bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis dan dipakai pada saat proses pembelajaran. Bahan ajar memiliki struktur dan urutan yang runut dan dapat menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai”. Bahan ajar mengandung informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Informasi dalam bahan ajar akan
membantu siswa untuk mempelajari materi tertentu yang akan disampaikan guru.
Bahan ajar dikemas sedemikian rupa dengan penjelasan tentang cara mempelajarinya, tujuan pembelajaran serta latihan-latihan dan terfokus pada topik tertentu yang akan dibahas. Adapun buku teks, lebih banyak menjelaskan materi dan meminta pembacanya untuk mengambil sendiri ide atau pokok-pokok yang dibahas. Dari perbedaan tersebut, tergambar bahwa cakupan bahan ajar lebih jelas dan terinci secara sistematis.
Tabel 1. Perbedaan Buku Teks dan Bahan Ajar
Buku Teks Bahan Ajar
Mengasumsikan minat dari pembaca
Menimbulkan minat dari pembaca
Ditulis dan dirancang untuk pengajar
Ditulis dan dirancang untuk siswa
Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
Menjelaskan tujuan instruksional Belum tentu memberikan latihan Berfokus memberi latihan
Belum tentu memberikan rangkuman
Selalu memberikan rangkuman Dikemas untuk dijual secara
umum
Dikemas untuk kegiatan pembelajaran
Tidak mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca
Tidak menjelaskan cara mempelajari buku
Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar
b. Isi Bahan Ajar
konsep atau teori yang berlaku dalam bidang ilmu pengetahuan serta sesuai dengan kemutakhiran perkembangan ilmu tersebut. Penggunaan bahasa dalam menyusun bahan ajar merupakan salah satu yang perlu dipertimbangkan. Bahan ajar harus dipaparkan dengan logis dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami mahasiswa.
Tentang isi dari bahan ajar yang baik, Majid (2011:174) menyatakan bahwa setidaknya sebuah bahan ajar mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Petunjuk belajar untuk guru dan siswa, yaitu bagaimana mempelajari dan menggunakan bahan ajar. 2) Kompetensi yang akan dicapai, diambil dari indikator
yang telah dirumuskan.
3) Informasi pendukung, termasuk uraian materi, gambar dan ilustrasi.
4) Latihan-latihan yang terdiri dari soal yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.
5) Petunjuk kerja atau lembaran kerja, berupa langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa apabila pembelajaran memerlukan suatu kerja.
6) Kesimpulan yaitu rangkuman pengetahuan yang diperoleh setelah pembelajaran.
c. Langkah Penulisan Bahan Ajar
Secara garis besar Lufri (2007:176) menjelaskan tahapan dalam penulisan bahan ajar sebagai berikut.
1) Persiapan yaitu penetapan siswa yang akan menggunakannya, mengumpulkan literatur, menetapkan tujuan umum, memilih isi, menyusun struktur atau kerangka.
2) Penulisan yaitu setelah persiapan untuk menulis sebuah bahan ajar sudah dianggap cukup memadai, maka penulisan sudah dapat dimulai.
mungkin terjadi sekali jadi, tetapi memerlukan pembacaan yang berulang-ulang dan penyuntingan. Penyuntingan naskah bahan ajar meliputi aspek isi dan bahasa, aspek isi misalnya mengganti kata atau istilah, memperbaiki kalimat maupun memperbaiki paragraf.
4) Uji coba naskah yaitu naskah yang sudah ditulis diujicobakan kepada pembaca (guru dan siswa) untuk memperoleh masukan tentang kekurangan, misalnya bagian yang kurang jelas atau membingungkan.
5) Produk naskah yaitu langkah terakhir dari penulisan bahan ajar. Naskah yang sudah selesai untuk dicetak dan diperbanyak.
d. Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran terdiri dari beberapa jenis dan bentuk, baik yang berupa tulisan maupun bukan tulisan. Adapun jenis dari bahan ajar ini, Majid (2011:174) menguraikannya lebih jelas, yaitu:
Bahan ajar yang akan dipakai dalam pembelajaran ada empat bentuk, yaitu: (1) bahan ajar cetak (printed) yang terdiri atas handout, buku modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar serta model/maket, (2) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio, (3) bahan ajar pandang dengar audio visual) seperti video compact disk dan film serta (4) bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif.
Masing-masing bahan ajar ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Untuk menentukan jenis mana yang akan dipakai, seorang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan sekolahnya.
4. Buku Kerja
didik”. Lembar kerja siswa diperuntukkan untuk peserta didik sampai
pada jenjang sekolah menengah. Untuk perguruan tinggi istilah lembar kerja siswa lebih diidentikkan dengan buku kerja.
Buku kerja merupakan salah satu bentuk bahan perkuliahan yang berupa cetakan. Buku kerja berisikan sasaran belajar, teori singkat, latihan terstrukutur dan tugas-tugas, soal-soal latihan serta bahan diskusi. Berikut ini uraian tentang isi buku kerja yang dikemukakan oleh Martono (1991:v):
(a) Sasaran belajar; yang dimaksudkan agar dosen dan mahasiswa sama-sama menyadari isi dari perkuliahan ini. (b) Teori singkat dan kata-kata kunci; dimaksudkan agar para mahasiswa dapat mengetahui materi-materi esensial dari setiap topik. (c) Latihan terstruktur serta tugas-tugas; dengan adanya latihan ini para mahasiswa diharapkan akan dapat memahami pentahapan serta proses dari suatu penyelesaian soal. (d) Soal-soal latihan; dengan mengerjakan soal-soal latihan yang sudah diurutkan tingkat kesukarannya dan diberikan kuncinya, mahasiswa akan mengetahui sejauhmana pemahaman suatu konsep serta keterampilan yang telah dimilikinya. (e) Bahan diskusi; bahan diskusi ini dimaksudkan untuk merangsang para mahasiswa agar dapat membentuk kelompok-kelompok belajar dengan harapan agar terjadi kompetisi yang sehat untuk mendapatkan pemahaman dan nilai yang baik.
“Buku kerja ditujukan untuk membantu mahasiswa agar belajar
Buku kerja dibuat dengan tujuan untuk mengajarkan matematika dalam cara aktif dan lebih terarah. Melalui buku kerja tersebut diharapkan mahasiswa dapat belajar secara lebih sistematis.
5. Aktivitas Mahasiswa dalam Perkuliahan
Setiap manusia mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda dan mengalami banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Suatu proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan dalam sikap atau tingkah laku. Proses belajar ini perlu direncanakan, dituntun dan dievaluasi hasilnya. Proses belajar dapat tercermin dari aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Aktivitas adalah segala sesuatu yang dilakukan mahasiswa selama proses pembelajaran. Mahasiswa dikatakan melakukan aktivitas dalam belajar jika mahasiswa itu terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Hamalik (2008:171) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Ini senada dengan pendapat Rousseau dalam Sardiman (2011:96-97) bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
membagi kegiatan belajar (aktivitas) ke dalam 8 kelompok yang dikutip oleh Hamalik (2008 :172), yaitu :
1. Kegiatan Visual : membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, mengamati demontrasi dan pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau
prinsip menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat out line atau rangkuman mengerjakan tes, mengisi angket. 5. Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik,
char diagram, peta, dan pola.
6. Kegiatan motorik : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun. 7. Kegiatan mental : merenung, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, membuat keputusan.
8. Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas, tampak bahwa banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam belajar matematika. Menurut Suherman (2003:299) ”Belajar matematika tidak sekedarlearning to know, melainkan harus ditingkatkan meliputi learning to do, learning to be, hinggalearning to live together”.
6. Hasil Belajar
kata lain, hasil belajar merupakan sesuatu yang diharapkan diperoleh dari mahasiswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar.
Arikunto (2009:117) Bloom membagi dalam tiga ranah (domain), yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Kategori dan proses kognitif dalam dijelaskan dalam taksnonomi Bloom yaitu sebagai berikut: (1) mengenal (recognition), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan atau aplikasi (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), (6) evaluasi(evaluation).
Hasil belajar diperoleh setelah adanya kegiatan belajar, yang merupakan suatu proses seseorang untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman belajar. Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan, perlu mengadakan evaluasi hasil belajar. Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar diperlukan instrumen evaluasi hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:210) instrumen evaluasi hasil belajar ada dua yaitu tes dan non tes.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada penelitian tersebut telah dihasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang valid, praktis dan efektif.
Selain itu penelitian yang relevan dilakukan oleh Anny Sovia (2012) dengan Judul Penelitian: “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Kontruktivisme untuk Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak 2 Di STKIP PGRI Sumatera Barat”. Pada penelitian tersebut telah dihasilkan buku kerja berbasis
kontruktivisme untuk perkuliahan kalkulus peubah banyak 2 yang valid, praktis, dan efektif.
28 A. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Research and development /R&D). Menurut Sugiyono (2011:297), R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku kerja Geometri ruang yang valid, praktis, dan efektif dari segi isi dan konstruk. Prosedur pengembangan buku kerja ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk, dalam Trianto (2011:189). Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate). Rancangan penelitian selengkapnya dapat diuraikan pada prosedur berikut ini. 1. Tahap Pendefinisian (define)
Trianto (2011:190) mengungkapkan bahwa ”tujuan dari tahap
di UMMY Solok, kemudian menganalisis permasalahan. Proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. menganalisis silabus yang bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi umum dan kompetensi khusus mata kuliah.
b. Menganalisis dan mereviu buku rujukan untuk mata kuliah geometri ruang, untuk melihat kesesuaian isi buku dengan kompetensi umum dan kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa. Buku-buku yang telah sesuai akan digunakan sebagai acuan penyusunan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang akan dikembangkan.
c. Mempelajari karakteristik mahasiswa untuk memudahkan menyusun tingkat bahasa dalam buku kerja dan kesukaran soal. Karakteristik ini meliputi usia, latar belakang mahasiswa dan kemampuan akademik. d. Melakukan diskusi dengan dosen yang bertujuan untuk mengetahui
masalah apa saja yang dihadapi di lapangan sehubungan dengan perkuliahan geometri ruang.
Proses pada tahap pendefinisian ini akan membantu peneliti dalam merancang (design)buku kerja yang akan dibuat.
2. Perancangan (design)
kerja berbasis penemuan terbimbing disesuaikan dengan materi geometri ruang dan pendekatan berbasis penemuan terbimbing.
3. Pengembangan (develop)
Purwanto (2004:137) menyatakan untuk mengukur kesesuaian, efisiensi, dan kemantapan suatu alat dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, keandalan, objektivitas, dan kepraktisan. Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi, menguji praktikalitas dan efektifitas buku kerja.
a. Tahap Validasi
Buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang sudah dirancang, dikonsultasikan dan didiskusikan dengan pakar materi geometri ruang, dan pakar bahasa. Saran dari para pakar digunakan untuk menyempurnakan buku kerja. Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi buku kerja dan diskusi sampai diperoleh buku kerja yang valid dan layak untuk digunakan. Adapun aspek-aspek yang divalidasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Validasi Buku Kerja
No Aspek Metode Pengumpulan Data Instrumen 1. Materi dalam
buku kerja Memberikan lembar validasi kepada pakar geometri ruang, dan pakar bahasa Indonesia.
Lembar validasi 2. Penyajian
3 Bahasa dan keterbacaan
b. Tahap Revisi
Tahap revisi dilakukan apabila hasil penilaian validator ditemukan beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Buku kerja yang telah direvisi diberikan kembali kepada validator untuk didiskusikan lebih lanjut apakah sudah layak untuk diujicobakan atau belum. Apabila hasil pengembangan sudah valid maka langkah selanjutnya adalah ujicoba produk ke kampus.
c. Tahap Ujicoba
Produk yang sudah dinyatakan valid oleh beberapa validator diujicobakan pada mahasiswa semester II UMMY Solok. Setelah tahap ujicoba akan dilihat kepraktisan dan keefektivan penggunaan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Aspek praktikalitas perangkat pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Praktikalitas Buku kerja
No Aspek yang dinilai Metode
pengumpulan data Instrumen a Kepraktisan Penyajian buku
kerja
Memberikan angket kepraktisan dan wawancara kepada
mahasiswa
Lembar angket b Kemudahan dalam
penggunaan buku kerja
dinyatakan valid, dilakukan uji praktikalitas terhadap perbaikan. Ini dilakukan sampai ditemukan buku kerja yang praktis.
Buku kerja yang telah dinyatakan praktis, akan dilakukan kegiatan untuk mengevaluasi apakah buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang efektif dalam
meningkatkan kualitas dan prestasi belajar mahasiswa. Aspek efektivitas yang diamati dalam proses perkuliahan yang menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini adalah aktivitas, dan hasil belajar mahasiswa. Indikator keefektivan buku kerja dilihat pada beberapa kriteria yang terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Efektivitas Buku Kerja
No Aspek yang dinilai Metode
pengumpulan data Instrumen a Dampak terhadap
aktivitas belajar
Observasi Lembar observasi b Dampak terhadap
hasil belajar
Penilaian hasil belajar
Tes
Jika buku kerja belum valid, praktis, dan efektif maka dilakukan revisi pada bagian yang masih dianggap kurang. Hasil revisi ini dijadikan tolak ukur dalam memperbaiki buku kerja yang telah dikembangkan. Maka hasil ini menjadi hasil akhir rangkaian pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
4. Tahap penyebaran (dessiminate)
Trianto (2011:192) menyatakan bahwa “tahap pendiseminasian
setelah buku kerja berbasis penemuan terbimbing telah dinyatakan valid, praktis dan efektif sesuai dengan hasil yang telah di uji cobakan di kelas A semester 2 tahun ajaran 2013/2014, maka buku kerja ini akan disebarkan ke kelas lainnya. Rencana awal pada penelitian akan disebarkan pada kelas B namun dosen pengampu mata kuliah geometri ruang untuk kelas B sedang melakukan penelitian maka peneliti memutuskan untuk tidak melakukan penyebaran ke kelas lainnya.
Langkah-langkah penelitian tersebut dapat disajikan dalam diagram Gambar 1.
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk adalah pengujian kelayakan produk yang telah dihasilkan dalam pembelajaran geometri ruang. Uji coba yang dilakukan di UMMY Solok untuk mahasiswa matematika semester II. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui praktikalitas dan efektifitas buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang dikembangkan.
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika UMMY Solok dengan kategori sebagai berikut.
1. Mahasiswa yang belum pernah mengambil mata kuliah geometri ruang. 2. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus (nilai D, E) pada mata geometri
Gambar 1. Langkah-langkah Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing
Tahap Pendefinisian (define) a. Menganalisis silabus
b. Menganalisis dan mereviu buku rujukan c. Mempelajari karakteristik mahasiswa d. Melakukan diskusi dengan dosen
Tahap Perancangan (design)
Merancang buku kerja berbasis penemuan terbimbing
Tahap Pengembangan (develop) Uji Validitas oleh Pakar
Valid? Tidak Revisi
Ya
Uji coba buku kerja
Praktis?
Efektif? Revisi
Tidak
Ya
E. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ada 2, yaitu: 1. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Data kualitatif juga berupa deskripsi dari analisis hasil angket dan lembar observasi.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil angket, lembar observasi dan tes hasil belajar.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket respon mahasiswa, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes hasil belajar.
Instrument pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kevalidan , instrumen kepraktikan dan instrumen keefektifan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Penjelasan, validasi, revisi dan hasil validasi dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Kevalidan
Berikut ini uraian mengenai instrumen kevalidan yang digunakan pada pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
a. Lembar Validasi Buku Kerja
Lembar validasi buku kerja berisi penilaian yang terdiri atas aspek penyajian, isi, bahasa dan keterbacaan. Lembar validasi divalidasi oleh 3 orang validator. Hasil validasi instumen kevalidan buku kerja dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan tabel 5 hasil validasi terlihat bahwa lembar validasi yang digunakan untuk uji validitas buku kerja valid. Rata-rata kevalidan adalah 3,92 dengan kriteria valid. Dengan demikian lembar validasi buku kerja dapat digunakan untuk memvalidasi buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
Tabel 5. Hasil Validasi dari Lembar Validasi Buku Kerja
No Aspek yang Dinilai Validator Rerata Kriteria I II III
1 Keterkaitan aspek yang dinilai
dengan kisi-kisi 4 4 4 4,00 Valid
2 Keterkaitan kisi-kisi dengan
pernyataan 4 4 4 4,00 Valid
3 Kesesuaian pernyataan dengan
tujuan 4 4 4 4,00 Valid
4 Kejelasan bahasa dan struktur
kalimat yang digunakan 3 4 4 3,66 Valid
Rata-rata 3,92 Valid
b. Lembar Validasi Instrumen Pengumpul Data
angket praktikalitas, lembar observasi aktivitas mahasiswa, dan tes hasil belajar.
2. Instrumen Kepraktisan
Praktikalitas merupakan tingkat keterpakaian buku kerja berbasis penemuan terbimbing oleh mahasiswa. Intstrumen kepraktisan digunakan untuk mengumpulkan data kepraktisan. Instrument kepraktisan terdiri dari: a. Lembar Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja
Lembar angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing disebarkan setelah uji coba buku kerja dilaksanakan dalam pembelajaran. Aspek kepraktisan yang akan diukur meliputi aspek penyajian dan kemudahan mahasiswa dalam menggunakan buku kerja. Sebelum diberikan kepada mahasiswa, angket terlebih dahulu divalidasi. Pada proses validasi tidak banyak revisi yang disarankan oleh validator. Hasil revisi Angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Revisi Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Masalah
Validator Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi II Tambahkan: Buku kerja ini
membantu saya dalam berdiskusi dengan teman-teman.
Buku kerja ini memberikan kemudahan bagi saya untuk berdiskusi dengan teman sekelompok.
Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi Angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Validasi Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing
No Aspek yang Dinilai Validator Rerata Kriteria I II III
1 Keterkaitan aspek yang dinilai
dengan kisi-kisi 4 4 4 4,00 Valid
2 Keterkaitan kisi-kisi dengan
pernyataan 5 4 4 4,33
Sangat Valid 3 Kesesuaian pernyataan dengan
tujuan 4 4 4 4,00 Valid
4 Kejelasan bahasa dan struktur
kalimat yang digunakan 3 4 5 4,00 Valid
Rata-rata 4,08 Valid
Berdasarkan hasil validasi di atas terlihat bahwa angket yang digunakan untuk respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing telah valid. Rata-rata yang diperoleh 4,08 dengan kriteria valid. Dengan demikian angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat digunakan.
b. Lembar Validasi Pedoman Wawancara Mahasiswa
wawancara terlebih dahulu divalidasi. Pada proses validasi terdapat beberapa item yang harus direvisi berdasarkan saran dari validator. Hasil revisi pedoman wawancara mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 merupakan rangkuman dari revisi yang telah dilakukan. Revisi yang dilakukan kepada masing-masing validator dilakukan sebanyak satu kali. Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi instumen kevalidan buku kerja dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 8. Hasil Revisi Lembar Wawancara Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Masalah
Validator Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi I Gunakan pertanyaan
yang dapat dipahami dengan jelas dan bahasa yang tidak berulang.
apakah perkuliahan dengan buku kerja ini lebih efektif dan efisien? Mengapa?
Menurut Anda apakah perkuliahan dengan buku kerja ini lebih efektif dan efisien? Jelaskan! yang baik dan benar.
Tabel 9. Hasil Validasi dari Lembar Validasi Buku Kerja
No Aspek yang Dinilai Validator Rerata Kriteria I II III
1 Keterkaitan indikator dengan
tujuan 3 4 4 3,66 Valid
2 Kesesuaian pertanyaan dengan
indikator 4 4 4 4,00 Valid
3 Kesesuaian pernyataan dengan
tujuan 4 4 4 4,00 Valid
4 Kejelasan bahasa yang
digunakan 3 4 4 3,66 Valid
5 Kemudahan bahasa untuk
dipahami 3 4 4 3,66 Valid
Rata-rata 3,79 Valid
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 9 terlihat bahwa lembar validasi yang digunakan untuk uji validitas pedoman wawancara mahasiswa dapatk dikatakan valid. Rata-rata kevalidan adalah 3,79 dengan kriteria valid. Dengan demikian lembar validasi pedoman wawancara dapat digunakan untuk memvalidasi pedoman wawancara mahasiswa.
3. Instrumen Keefektivan
Instrument ini digunakan untuk mengumpulkan data keefektifan pembelajaran tentang aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Instrumen keefektifan terdiri atas lembar observasi aktivitas belajar dan soal tes hasil belajar mahasiswa. Berikut ini uraian dari masing-masing instrumen.
a. Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa
berisi data aktivitas mahasiswa yang merupakan data kuantitatif. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar mahasiswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Lembar observasi mengalami proses validasi sebelum digunakan. Ada beberapa revisi pada lembar observasi, dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Revisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Validator Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi I, II, dan III Setiap indikator
sebaiknya dilengkapi rubrik
Tidak ada Ditambahkan pada lembar observasi
Tabel 11. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa
No Aspek yang Dinilai Validator Rerata Kriteria I II III
1 Petunjuk
a. Kejelasan petunjuk observasi 4 3 4 3,66 Valid b. Kemudahan indikator yang
diobservasi untuk dipahami 4 3 4 3,66 Valid c. Kejelasan masing-masing
indikator 3 4 4 3,66 Valid
2 Isi
a. Kejelasan indikator dalam mencakup aspek pelaksanaan perkuliahan dengan buku kerja
4 4 4 4,00 Valid
b. Kemudahan indikator
observasi untuk diamati 4 4 4 4,00 Valid
3 Bahasa yang digunakan
a. Penyusunan kalimat yang sudah berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
3 4 4 3,66 Valid
b. Penyusunan kalimat dapat
dipahami 3 4 4 3,66 Valid
Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi observasi aktivitas mahasiswa terhadap pelaksanaan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 11.
Berdasarkan hasil validasi tabel 11 terlihat bahwa lembar observasi aktivitas aktivitas mahasiswa telah valid. Rata-rata kevalidan adalah 3,75 dengan kriteria valid. Dengan demikian lembar observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat digunakan. Lembar observasi aktivitas mahasiswa dapat dilihat pada Lampiran 17.
b. Tes Hasil Belajar
Data hasil belajar dalam penelitian diperoleh melalui tes yang diberikan kepada mahasiswa. Untuk mendapatkan tes yang baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat kisi-kisi soal tes akhir.
2) Menyusun tes akhir sesuai kisi-kisi yang telah dibuat. Penyusunan tes berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi umum dan khusus yang telah ditetapkan.
3) Memvalidasi tes.
dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar Nomor
Berdasarkan hasil validasi tabel 13 terlihat bahwa soal tes hasil belajar mahasiswa telah valid. Rata-rata kevalidan adalah 4,00 dengan kriteria valid. Dengan demikian soal tes dapat digunakan. Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 17.
Tabel 12. Hasil Revisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa
Validator Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi I dan II Jumlah soal
yang pada memiliki panjang diameter dan tinggi yang sama. Jika panjang garis AB =√392cm. Tentukan luas permukaan dari tabung tersebut.
Tidak ada
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. β merupakan sudut antara garis CE dengan garis AD. Tentukan nilai tangen β?
Tidak ada A
Secara ringkas instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui setiap aspek yang diamati dari produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini, dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian No Aspek yang diamati Instrumen yang digunakan
1 Validitas Lembar Validasi
2 Praktikalitas Angket Praktikalitas dan wawancara
3 Efektivitas Lembar observasi dan Tes Hasil Belajar
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai praktikalitas buku kerja dianalisis secara kualitatif. Data dari hasil lembar validasi buku kerja, lembar observasi aktivitas, dan tes hasil belajar dianalisis secara kuantitatif, kemudian digunakan teknik deskriptif untuk menarik kesimpulan yang bersifat kualitatif. Teknik analisis data dari setiap instrumen digambarkan sebagai berikut.
1. Lembar Validasi
Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor tersebut dengan menggunakan rumus
n V R
n
i i
dengan,
R = rerata hasil penilaian dari para validator Vi = skor hasil penilaian validator ke-i
n = banyak validator
Kemudian rerata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria yang ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Rentangan skor mulai dari 1 sampai 5
b. Kriteria dibagi atas lima tingkatan. Istilah yang digunakan disesuaikan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.
c. Rentangan rerata dibagi menjadi lima kelas interval.
Lalu dihitung rerata semua aspek untuk buku kerja. Untuk menentukan tingkat kevalidan buku kerja digunakan kriteria berikut:
a. Jika μ > 4,20 maka aspek yang dinilai dikategorikansangat valid. b. 3,40 < μ ≤ 4,20valid
c. 2,60 < μ ≤ 3,40 cukup valid. d. 1,80 < μ ≤ 2,60 kurang valid
e. Jika μ ≤ 1,80 maka aspek yang dinilai dikategorikan tidak valid
Jadi dapat disimpulkan bahwa buku kerja dikatakan valid jikaμ yang diperoleh > 3,40.
2. Analisis praktikalitas buku kerja
Angket respon mahasiswa disusun dalam bentuk Skala Likert. Skala
Likert ini disusun dengan kategori positif, sehingga pernyataan positif
memperolah bobot sesuai dengan rincian sebagai berikut:
b. Bobot 3 untuk pernyataan Setuju (S)
c. Bobot 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
d. Bobot 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)
(Modifikasi dari Arikunto, 2006: 241)
Angket praktikalitas buku kerja dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data dengan rumus :
= 100%
Keterangan : P = Nilai Praktikalitas R = Skor yang Diperoleh SM = Skor Maksimum
(Purwanto, 2004 : 102) Kategori kepraktisan menggunakan klasifikasi pada Tabel 15.
Tabel 15. Kategori Praktikalitas Buku Kerja No. Tingkat Pencapaian (%) Kategori
1 85–100 Sangat Praktis
2 75–84 Praktis
3 60–74 Cukup Praktis
4 55–59 Kurang Praktis
5 0–54 Tidak Praktis
(Purwanto, 2004 : 103) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa buku kerja dikatakan praktis jika target pencapaian nilai praktikalitasnya≥ 75 %.
3. Lembar Observasi
yang berbeda. Untuk menggambarkan data hasil observasi digunakan teknik deskriptif.
b. Observasi Aktivitas Mahasiswa
Data observasi diperoleh dengan cara menghitung jumlah mahasiswa yang melakukan aktivitas sebagaimana terdapat pada lembar observasi. Data tersebut dianalisis dengan teknik persentase yang dinyatakan oleh Sudijono (2005:43) sebagai berikut:
%
Keterangan: P= persentase aktivitas f= frekuensi aktivitas N= jumlah mahasiswa
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas belajar mahasiswa, Dimyati (2006:125) memberikan kriteria yang dapat ditunjukkan pada Tabel 16.
Tabel 16. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Mahasiswa Kriteria Tingkat Keberhasilan Range Persentase Sedikit sekali
4. Hasil Wawancara
Teknik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data hasil wawancara dengan mahasiswa mengenai praktikalitas buku kerja. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:246) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan”. Mereduksi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, dan mengabstraksi, dan mentransformasi data mentah yang diperoleh melalui observasi.
5. Tes Hasil Belajar
49
HASIL PENGEMBANGAN
Untuk menghasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang valid dilakukan berbagai tahap yaitu tahap pendefenisian. Pada tahap pendefenisian dilakukan analisis terhadap silabus mata kuliah geometri bidang dan ruang, analisis terhadap buku rujukan, mempelajari karakteristik mahasiswa dan berdiskusi dengan dosen pengampu matakuliah geometri ruang. Berdasarkan hasil dari tahap pendefenisian dirancanglah sebuah buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Setelah dirancang, buku kerja berbasis penemuan terbimbing divalidasi oleh validator. Tahap pendefenisian dan perancangan ini termasuk ke dalam kegiatan validitas buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
Setelah dihasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang valid, maka diujicobakan di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok untuk melihat kepraktisan dan efektivitasnya. Selain melihat kepraktisannya, juga dilihat keefektifannya. Validitas, praktikalitas, dan efektivitas buku kerja berbasis penemuan terbimbing akan diuraikan lebih rinci berikut ini.
A. Validitas Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing
1. Hasil Tahap Pendefenisian
Tahap pendefenisian dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi di lapangan. Hasil tahap pendefenisian ini adalah sebagai berikut:
Mata kuliah geometri bidang dan ruang dalam mengajarkannya dibagi menjadi dua yakni geometri bidang dan geometri ruang. Materi yang diajarkan pada geometri bidang antara lain: titik, garis, bidang, sudut, segitiga, teorema Pythagoras, lingkaran, luas dan keliling bangun datar, sedangkan materi yang diajarkan pada geometri ruang terdiri dari: luas dan volume bangun ruang, sudut dan jarak pada bangun ruang, dan lukisan dalam ruang.
Analisis yang dilakukan terhadap silabus geometri ruang untuk mahasiswa matematika semester II adalah mengenai kesesuaian materi dengan pendekatan pembelajaran berbasis penemuan terbimbing. Kompetensi utama dan kompetensi khusus geometri ruang untuk mahasiswa semester II dan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 17.