• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Probing Prompting dengan Media Realia Siswa Kelas IV SDN Purworejo Kec. Suruh Kab. Semarang Semester II 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Probing Prompting dengan Media Realia Siswa Kelas IV SDN Purworejo Kec. Suruh Kab. Semarang Semester II 2014/2015"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

37

4.1.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian (Prasiklus)

Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode probing prompting, nampak pembelajaran tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara sendiri dengan siswa lainnya. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

1 <50 6 26,1%

2 50 - 59 7 30,42%

3 60 - 69 9 39,13%

4 70 - 79 1 4,35%

5 80 - 89 0 0%

6 90 - 100 0 0%

Jumlah 23 100%

(2)

siswa dengan persentase 39,13%, nilai 70 - 79 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4,35%, sedangkan siswa tidak ada yang mendapatkan nilai 80 - 100 sehingga persentase 0%. Ketuntasan siswa dalam tes prasiklus ini hanya mendapatkan persentase 4,35%. Pesentase ini sangat rendah dibandingkan persentase ketidaktuntasan yaitu 95,65%. Adapun skor terendahnya mencapai skor <50 yakni 35 dan skor tertingginya mencapai skor 70 – 79 tepatnya adalah 75 dengan rata-rata 55. Secara rinci dapat ditunjukkan melalui tabel 4.2 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata hasil belajar Prasiklus berikut ini.

Tabel 4.2

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Prasiklus

Uraian Skor

Skor minimum 35

Skor maksimum 75

Rata-rata 55

Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.1 dan 4.2, maka ketuntasan belajar dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Prasiklus berikut ini.

Tuntas Tidak Tuntas Slice 3

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Prasiklus

Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 4,35% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 95,65% dari 23 siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, peneliti perlu mengadakan

4,35%

(3)

tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ”Energi” dengan menggunakan metode probing prompting melalui siklus I.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2015 di kelas IV SD Negeri Purworejo.

Pertemuan 1

Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 menerapkan metode probing prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat silabus; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 3) menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKS; 5) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan yaitu:biji salak, batu kali, ranting pohon, lilin, korek api, penggaris besi, dan kain; 7) memberikan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015 dengan mata pelajaran IPA materi ”energi”. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(4)

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, maka dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi dan catatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia (diskusi)

Membimbing siswa dalam menyimpulkan

materi "energi" √

b Memberikan evaluasi √

c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa √

d Memberi tindak lanjut √

(5)

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 39 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1

2

3

4 =

=

=

=

jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran.

(6)

menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan metode yang kurang efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Aspek yang diamati 1 2 3 4

a. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan

materi pelajaran √ f. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberi

(7)

l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama

dalam kegiatan belajar kelompok √

m. Siswa melakukan diskusi pada kegiatan belajar

kelompok √

Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 36 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik)

(8)

yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

c. Tahap Refleksi

Refleksi siklus I pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

(9)

percobaan siswa lebih suka dan tertarik daripada hanya melihat gambar di buku.

2) Refleksi aktivitas guru

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah: a) guru perlu menguasai kelas; b) guru melibatkan siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada siswa baik pertanyaan yang sifatnya menggali atau pertanyaan yang sifatnya menuntun berdasarkan apa yang sedang dijelaskan atau yang telah dijelaskan; c) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi ”energi panas” melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari; d) guru melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini tadi, apakah ada materi yang kurang jelas dan perlu ada yang ditanyakan; dan e) guru perlu memberikan tindak lanjut baik berupa pekerjaan rumah atau siswa disuruh membaca materi selanjutnya supaya di pembelajaran berikutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

3) Refleksi aktivitas siswa

(10)

dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif dalam membuat rangkuman.

Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan 1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 2.

Pertemuan 2

Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 menerapkan metode probing prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 2)menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan bahan yaitu: lilin, serbuk gergaji, batu bata 4 buah, air, gelas bening, seng, korek api; 6) memberikan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

(11)

dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing prompting dengan media realia.

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sama persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 ini sudah berjalan dengan baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode probing prompting dengan media realia

c Menguasai kelas √

d

Melibatkan siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia

e

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia (diskusi)

f

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

3 Kegiatan Penutup

a

Membimbing siswa dalam

(12)

b Memberikan evaluasi √ c Melaksanakan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa √

d Memberi tindak lanjut √

Jumlah skor 46/52

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 46 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran.

(13)

dalam menjawab pertanyaan, mereka tidak perlu ditunjuk dalam menjawab pertanyaan namun mereka tunjuk jari dan menjawab pertanyaan dari guru walaupun jawaban mereka masih kurang tepat, serta guru belum mampu mengelola waktu dengan baik terbukti pada saat pergantian jam pelajaran guru belum selesai dalam kegiatan pembelajaran.

Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat dilakukan tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung dan percakapan itu dilakukan secara berurutan.

”Setelah mengamati perpindahan panas secara konveksi, apa yang terjadi pada kertas sebelum air mendidih dan setelah air mendidih?” (probing)

”Sebelum air mendidih kertas berada di bawah sedangkan setelah air mendidih kertas akan naik ke atas dan berputar kembali ke bawah dan begitu seterusnya.”

”Apakah setiap hari kalian merasakan panasnya cahaya matahari?” (probing)

”Iya.”

”Apakah panas yang terpancar dari matahari sampai ke bumi itu melalui zat perantara?” (probing)

”Tidak.”

”Setelah kalian melakukan percobaan (radiasi), apa yang kalian rasakan ketika dekat dengan api? Apakah ada zat perantaranya supaya kalian bisa merasakan hangat?” (prompting, probing)

”Hangat atau panas, tidak.”

(14)

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Aspek yang diamati 1 2 3 4

c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

diberi kesempatan √ pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode pembelajaran yang digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan metode probing prompting

l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar kelompok

m. Siswa melakukan diskusi pada

(15)

n. Siswa merasa senang pada saat belajar guru dengan metode probing prompting

Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik)

(16)

mulai menyimak dengan serius. Di dalam diskusi kelompok, nampak siswa memberi pertanyaan dan tanggapan. Tetapi masih ada siswa yang belum bertanya dalam diskusi. Untuk itu, guru mendorong kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan pembelajaran pertemuan ke 2 ini dari keseluruhan aspek siswa sudah melaksanakannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pertemuan 1.

c. Tahap Refleksi

Refleksi siklus I pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa meningkat yang dibuktikan dengan saat guru memberikan pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun jawaban mereka masih kurang sempurna, namun hal itu sudah cukup membuktikan bahwa siswa sudah mulai berani dalam mengungkapkan pendapat mereka. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya.

2) Refleksi aktivitas guru

(17)

menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka pelajari serta memberi tindak lanjut yang berupa pekerjaan rumah.

3) Refleksi aktivitas siswa

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah siswa yang malu dan takut dalam menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan pertanyaan. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan 2 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran.

Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Peningkatan hasil observasi guru dan siswa siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

39/52 46/52 36/96 56/96

(18)

Guru

”Kalau tadi kita berada di lapangan terbuka di siang hari yang cerah merasakan panas, kalau begitu berarti panas itu merupakan salah satu bentuk apa?” (probing)

”Energi.”

”Energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan ….” (prompting)

”Energi panas.”

”Kalau tadi berada di lapangan terbuka di siang hari

merasakan panas dan ternyata panas tersebut berasal dari matahari, berarti matahari itu dalam kehidupan sehari-hari

merupakan salah satu sumber apa?” (prompting)

”Sumber energi panas.”

”Panas dari matahari bisa kita gunakan untuk apa saja?”

(probing)

”Mengeringkan baju saat di jemur, menjemur hasil panen bagi petani.”

”Selain manusia, panas matahari juga dimanfaatkan oleh …. (prompting)

”Hewan dan tumbuhan.”

”Kalau hewan panas matahari digunakan untuk apa?”

(prompting)

”Menghangatkan badan saat kedinginan.”

”Kalau tumbuhan panas matahari digunakan untuk apa?”

(prompting)

”Untuk fotosintesis”

(19)

berarti panas itu merupakan salah satu bentuk apa?” Namun jika pertanyaan itu menuntun berarti pertanyaan itu termasuk dalam prompting question, misalnya ”energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan

…..” Dari percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia supaya bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan memberikan pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun sampai siswa tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan. Pertanyaan yang sifatnya menggali digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan yang menuntun digunakan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.

Kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode probing prompting dapat berjalan dengan lancar sesuai yang telah direncanakan. Siswa nampak senang dan mulai antusias dalam memecahkan masalah yaitu melalui kegiatan tanya jawab yang sifatnya menuntun atau menggali serta interaksi siswa dalam diskusi mulai nampak.

Hasil Belajar Siklus I

(20)

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

1 <50 0 0%

2 50 - 59 4 17,39%

3 60 - 69 8 34,78%

4 70 - 79 9 39,13%

5 80 - 89 2 8,7%

6 90 - 100 0 0%

Jumlah 23 100%

Dilihat dari tabel 4.8 pembelajaran masih belum efektif, dibuktikan dengan 12 siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM>70). Diketahui untuk nilai <50 sudah tidak ada, 50 - 59 sebanyak 4 siswa dengan persentase 17,39%, untuk nilai 60 - 69 sebanyak 8 siswa dengan persentase 34,78%, nilai 70 - 79 sebanyak 9 siswa dengan persentase 39,13%, nilai 80 – 89 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8,7%, sedangkan nilai 90 – 100 belum ada sehingga persentase 0%. Ketuntasan siswa dalam tes siklus I ini mendapatkan persentase 47,83%. Persentase ini masih rendah jika dibandingkan dengan persentase ketidak tuntasan yaitu 52,17%. Analisis dari distribusi hasil belajar siklus I ini ditunjukkan melalui tabel 4.9 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata hasil belajar Siklus I berikut ini.

Tabel 4.9

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I

Uraian Skor

Skor minimum 55

Skor maksimum 85

Rata-rata 67

(21)

dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I berikut ini.

Tuntas Tidak Tuntas Slice 3

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai siklus I

Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 42,83% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 57,17% dari 23 siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ”Energi” dengan menggunakan metode probing prompting. Kegiatan pembelajaran ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2015 di kelas IV SD Negeri Purworejo.

Pertemuan 1

Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan metode probing prompting dengan media realia tentang energi bunyi. Berdasarkan rancangan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap berikut ini:

42,83%

(22)

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan bahan yang berupa kaleng bekas, benang, paku; dan 6) menyusun alat evaluasi.

Perencanaan PTK dalam Siklus II berdasarkan pada hasil refleksi siklus I yakni mengacu kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan sama persis yang dilakukan dalam siklus I. Perbedaan yang muncul terletak pada materi pembelajaran yang diberikan. Pada siklus II menggunakan materi ”energi bunyi”. Dengan demikian LKS dan soal tes formatif menyesuaikan dengan materi yang diberikan.

b. Tahap Pelaksanaan tindakan dan observasi

Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 30 Maret 2015 selama 2x35 menit, yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab tentang energi bunyi. Kemudian guru memberi penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran dengan metode probing prompting dengan media realia dimulai dengan langkah-langkah yang sama persis dengan siklus I dengan lebih mengoptimalkan setiap aktivitas yaitu kegiatan tanya jawab. Pada saat pembelajaran siklus II baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung dilakukan observasi. Setelah pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II selesai, maka dilakukan refleksi.

(23)

Tabel 4.10

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 1 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

a Memeriksa kesiapan siswa √

b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

dicapai √

2 Kegiatan Inti

a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

belajar √

b

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode probing prompting dengan media realia

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia (diskusi)

Membimbing siswa dalam menyimpulkan

materi "energi" √

b Memberikan evaluasi √

c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa √

d Memberi tindak lanjut √

Jumlah skor 49/52

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 49 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1

2 =

=

jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

(24)

3

4 =

=

jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran.

Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas, melaksanakan refleksi pembelajaran, serta memberi tindak lanjut. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun siswa saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa sudah menyeluruh, baik secara individu maupun dalam kelompok/diskusi; guru juga sudah menggunakan media realianya dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan siswa membuat sendiri media/alat peraga yang digunakan untuk membuktikan bahwa bunyi itu merambat melalui zat padat yaitu berupa telepon-teleponan dari kaleng bekas yang akan mereka gunakan untuk bertelepon dengan teman-temannya dan membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat padat yang berupa benang.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Aspek yang diamati 1 2 3 4

1.

Kegiatan Awal

(25)

c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

diberi kesempatan √ pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode pembelajaran yang digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan metode probing prompting

(26)

r. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru dengan metode probing prompting

Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 70 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik)

(27)

bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok atau dalam berdiskusi.

c. Tahap Refleksi

Refleksi siklus II pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dapat meningkatkan keterampilan bertanya seperti tanya jawab yang sifatnya menuntun atau menggali guna mengetahui tingakat pengetahuan siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa berani untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, serta mampu membuat alat peraga/media realianya sendiri dengan kelompoknya sehingga interaksi dengan anggota kelompoknya dapat berjalan dengan baik.

2) Refleksi aktivitas guru

(28)

bunyi itu merambat melalui zat padat yaitu berupa telepon-teleponan dari kaleng bekas yang akan mereka gunakan untuk bertelepon dengan teman-temannya dan membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat padat yang berupa benang.

Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat dilakukan tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung dan percakapan dilakukan secara berturut-turut.

Guru mendengar suara apa saja?” (probing)

”Ayam berkokok, alarm, bel saat di sekolah.”

”Misalnya ada bel yang letaknya berada 10 meter dari kita, apakah kita akan mendengar bunyi bel tersebut?” (probing)

”Iya, bisa.”

”Jika kita mendengar bunyi bel tersebut berarti bunyi itu bisa kita dengar dengan cara apa? Apakah dengan cara merambat?” (prompting)

”Merambat.”

”Berarti kalau begitu bel itu termasuk sumber bunyi atau tidak?” (prompting)

”Iya, termasuk sumber bunyi.”

”Bagaimana cara alat musik gitar, drum, dan terompet bisa berbunyi?” (probing)

(29)

3) Refleksi aktivitas siswa

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus II pertemuan 1 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus II pertemuan 1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok atau dalam berdiskusi.

Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam siklus II pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus II pertemuan 2.

Pertemuan 2

Pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 menerapkan metode probing prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi bunyi, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

(30)

bahan yaitu: air, ember, dua buah batu, kaleng bekas, kain, isolasi, lem; 6) memberikan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2015 dengan materi energi bunyi selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing prompting dengan media realia.

Pembelajaran siklus II pertemuan 2 berlangsung sama persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sudah berjalan sangat baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.12 sebagai berikut.

Tabel 4.12

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 2 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

a Memeriksa kesiapan siswa √

b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

dicapai √

2 Kegiatan Inti

a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

belajar √

b Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

metode probing prompting dengan media realia √

(31)

d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

probing prompting dengan media realia √ e

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia (diskusi)

Membimbing siswa dalam menyimpulkan

materi "energi" √

b Memberikan evaluasi √

c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa √

d Memberi tindak lanjut √

Jumlah skor 52/52

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 52 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran.

Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 2, sudah memenuhi kriteria sangat baik karena semua aspek sudah di kerjakan dengan baik.

(32)

Tabel 4.13

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Aspek yang diamati 1 2 3 4

c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

diberi kesempatan √ pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode pembelajaran yang digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan metode probing prompting

l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar kelompok

m. Siswa melakukan diskusi pada

(33)

n. Siswa merasa senang pada saat belajar guru dengan metode probing prompting

Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 88 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik)

(34)

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Kegiatan pembelajaran baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2, nampak siswa lebih aktif bertanya dan menjawab, lebih semangat belajar, serta nampak keseriusan mereka dalam diskusi.

Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sesuai harapan dan berjalan sangat baik. Di akhir kegitan pembelajaran diadakan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode probing prompting dengan media realia.

c. Tahap Refleksi

Refleksi siklus II pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dapat meningkatkan keaktifan siswa serta keterampilan bertanya guna mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, dan mampu membuat sendiri alat peraga/media yang digunakan untuk membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat cair dan bunyi dapat dipantulkan dengan alat dan bahan yang telah disediakan. 2) Refleksi aktivitas guru

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2 ini nampak dalam pengelolaan pembelajaran guru telah menguasai semua aspek yang diamati dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia serta guru telah melakukan seluruh aktivitas sesuai dengan RPP dan pelaksanaannya sudah optimal.

3) Refleksi aktivitas siswa

(35)

dengan menggunakan metode probing prompting dengan media realia, hal ini dibuktikan pada saat guru memberi pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun ada jawaban yang salah. Meski masih ada 1 atau 2 siswa yang tidak berani bertanya di kelompoknya ketika berdiskusi. Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sesuai harapan dan berjalan dengan sangat baik. Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode probing prompting dengan media realia.

Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14

Peningkatan hasil observasi guru dan siswa siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

49/52 52/52 70/96 88/96

Berdasarkan tabel 4.14 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 3 poin yaitu dari 49 menjadi 52 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 18 poin yaitu dari 70 poin menjadi 88 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab, contohnya:

Guru

Siswa :

:

”Misalkan ada dua kelereng yang kalian benturkan di udara dan kalian benturkan di air, kira-kira suaranya lebih keras yang mana? Mengapa?” (prompting)

(36)

Guru

Siswa Guru

Siswa

Guru

Siswa

:

: :

:

:

:

”Kalian pernah di suatu ruangan kosong yang dikelilingi oleh tembok?” (probing)

”Pernah.”

”Jika kalian berteriak apa yang akan terjadi? Mengapa bisa terjadi seperti itu?” (prompting)

”Suaranya memantul.

Karena suara kita mengenai dinding yang permukaannya keras sehingga suara kita akan memantul.”

”Kalian pernah masuk ke dalam ruangan pertunjukan film atau bioskop? Atau pergi ke goa? Apakah suara di dalam bioskop atau goa bisa terdengar sampai di luar? Mengapa?” (prompting)

”Pernah/belum pernah.

Tidak, karena dalam ruangan bioskop tersebut ada peredam bunyi sehingga suaranya tidak sampai di luar.

Di dalam goa ada rongga-rongga kecil sehingga suara kita jika di dalam goa akan diserap.”

Berdasarkan percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia supaya bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan memberikan pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun sampai siswa tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan.

Hasil Belajar Siklus II

(37)

Tabel 4.15

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

1 <50 0 0%

2 50 – 59 0 0%

3 60 – 69 0 0%

4 70 – 79 11 47,83%

5 80 – 89 5 21,74%

6 90 – 100 7 30,43%

Jumlah 23 100%

Tabel 4.15 diatas, terlihat bahwa distribusi skor hasil belajar IPA nampak merata, pembelajaran sudah efektif, dibuktikan dengan 23 siswa yang mencapai nilai tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM>70). Hal ini dibuktikan dengan nilai <50 sudah tidak ada, 50 - 69 juga sudah tidak ada, nilai 70 - 79 sebanyak 11 siswa dengan persentase 47,83%, nilai 80 – 89 sebanyak 5 siswa dengan persentase 21,74%, sedangkan nilai 90 – 100 sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,43%. Ketuntasan siswa dalam tes siklus II ini mendapatkan persentase 100%. Analisis dari distribusi hasil belajar siklus II ini ditunjukkan melalui tabel 4.16 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata hasil belajar Siklus II sebagai berikut.

Tabel 4.16

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus II

Uraian Skor

Skor minimum 70

Skor maksimum 100

Rata-rata 82

(38)

dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang mencapai skor rata-rata 67, skor minimal 55 dan skor maksimal 85.

Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.15 dan 4.16, maka ketuntasan belajar dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II berikut ini.

Tuntas Tidak Tuntas Slice 3

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas IV pada siklus II mencapai 100% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa). Akhir siklus II yang telah mencapai ketuntasan 100% maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam bab II skripsi ini terbukti.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari tindakan pembelajaran dengan metode probing prompting yang diberikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo semester

II tahun 2014/2015 nampak ada peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar ditunjukkan melalui tabel 4.17 Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II berikut ini.

(39)

Tabel 4.17

Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1 Tidak Tuntas 22 95,65% 12 57,17% 0 0%

2 Tuntas 1 4,35% 11 42,83% 23 100%

Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%

Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar pada tabel 4.17 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada tindakan siklus I ada 11 siswa yang tuntas, sedangkan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 23 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode probing prompting dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, pada siklus I terdapat 12 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, setelah diadakan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.4 dan grafik 4.5

(40)

0 5 10 15 20 25

Prasiklus siklus I siklus II

ju

m

la

h

sisw

a

tuntas

tidak tuntas

Gambar 4.5

Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Analisis dari distribusi hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II ini ditunjukkan melalui tabel 4.18 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata hasil belajar prasiklus, siklus I, dan Siklus II sebagai berikut.

Tabel 4.18

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II

Skor minimum 35 55 70

Skor maksimum 75 85 100

Rata-rata 55 67 82

Pembelajaran dengan menggunakan metode probing prompting untuk mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif, yang ditunjukkan hasil analisis data dalam proses pembelajaran dengan metode probing prompting. Setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini berdampak

(41)

0 20 40 60 80 100 120 Skor Minimal

Skor Maksimal Skor

Rata-Rata Siklus II

Siklus I

Pra siklus

Gambar 4.6

Diagram Batang Hasil Belajar Berdasarkan Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Skor Rata-Rata

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar nampak juga melalui skor minimal, skor maksimal dan rata-rata. Nampak dari gambar ditunjukkan panjang batang yang semakin naik dari mulai prasiklus sampai dengan siklus II. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan menerapkan metode probing prompting dengan media realia dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Dalam metode probing prompting dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan prompting question. Pertanyaan menggali (probing question) digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) digunakan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.

Pembelajaran yang menerapkan metode probing prompting dengan media realia dapat meningkatkan jumlah ketuntasan siswa dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru yang sifatnya

(42)

menuntun atau menggali supaya siswa lebih terarah dalam menjawab pertanyaan dari guru sehingga jawaban yang diharapkan oleh guru akan tercapai. Selain itu pemahaman materi antara siswa satu dengan yang lainnya yang berbeda menyebabkan nilai yang diperoleh siswa juga berbeda, hal ini tergantung dari cara belajar mereka, ada yang menulis sambil mendengarkan penjelasan guru, ada juga yang hanya mendengarkan penjelasan guru baru mengerti apa yang dijelaskan. Namun tidak cukup hanya dengan pemahaman materi dan cara belajar saja melainkan karena dituntun dengan pertanyaan yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga nilai yang diperoleh siswa dapat meningkat. Dalam hal ini guru harus membimbing siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga jawaban siswa akan sependapat dengan apa yang diharapkan oleh guru. Selain itu penggunaan media realia juga meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan media yang nyata siswa dapat mempraktikkan langsung apa yang telah dijelaskan oleh guru sehingga siswa lebih tertarik pada pembelajaran dibandingkan pada saat kegiatan prasiklus yang hanya menggunakan gambar saja.

(43)

yang telah mereka sampaikan dan tidak akan ada yang menjawab yang sama karena jawaban siswa telah ditulis di papan tulis. Guru tidak hanya menampung jawaban dari satu siswa saja melainkan dari beberapa siswa supaya siswa terlatih untuk aktif menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal ini, guru tidak hanya menampung jawaban dari siswa tetapi guru juga harus mengetahui jawaban siswa itu benar atau salah. Jika jawaban siswa benar maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian pertanyaan tersebut.

Gambar

Tabel 4. 1
Tabel 4.2 Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Prasiklus
tabel 4.3 sebagai berikut.
tabel 4.4 sebagai berikut.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 2 peer reviewer serta responden yang terdiri atas 10

PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN FISIK, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP CITRA.. PERUSAHAAN RESTORAN CEPAT SAJI KFC

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

Sekolah Dasar Inti Se-Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2018 Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi penilaian autentik berbasis software microsoft excel

Hasil penelitian magnetik dimaksudkan untuk mendapatkan anomali magnetik yang berasal dari pengukuran variasi intensitas medan magnet dipermukaan bumi yang

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Lampung yang merupakan suatu analisis dampak budaya organisasi bagi peningkatan kinerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan