• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Tahun Ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Tahun Ajaran 2017/2018"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI KARANGPANDAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh: TRI AWAN A 420 140 021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI KARANGPANDAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TAHUN AJARAN 2017/2018 Abstrak

Guru merupakan seorang yang memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis tahun ajaran 2017/2018. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengamati satu guru Biologi kelas X dalam satu sekolah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kemampuan mengembangkan berpikir kritis guru Biologi SMA Negeri Karangpandan tahun ajaran 2017/2018 pada aspek memberikan penjelasan sederhana termasuk sangat kurang baik (15,25 %), memberikan penjelasan lanjut sangat kurang baik (11,30%) dan strategi dan taktik kurang baik (21,45%). Dengan demikian, berdasarkan jumlah rata-rata kemunculan kemampuan guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X tahun ajaran 2017/2018 selama 4 kali pertemuan termasuk masih sangat kurang baik (16%).

Kata Kunci : kemampuan guru, mengembangkan berpikir kritis, guru biologi

Abstract

Teacher is person who has an important role to develope critically thingking of student ability with the purpose increased the succes of learners. The aim of this study was to determine capability of SMA Negeri Karangpandan biology teacher in developing critically thingking ability 2017/2018. The research is descriptive. The sampling technique is purposive sampling study by observed biology teacher X in school. Based on the research that has been done show that the aspect give simple clarification capability of teacher include very good less (15,25%), give continue clarification is very good less(11,30%) and strategy tactics is good less (21,45%). Therefor, based on the total average the capability SMA Negeri Karangpandan biology teacher in developed critically thingking ability student X 2017/2018 at categorizied very good less (16%).

(6)

1. PENDAHULUAN

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir menggunakan logika untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenarannya (Subini, 2013). Berpikir kritis merupakan cara berpikir seseorang secara teratur dan sistematis untuk memahami informasi secara mendalam menggunakan pendekatan terorganisir dengan logika sehingga akan membentuk keyakinan kebenaran suatu informasi (Wahyuni, 2015). Salah satu ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru adalah ketrampilan untuk mengembangkan pola pikir kritis siswa (Suyanto, 2013). Menurut Kesuma (2010) berpikir kritis adalah aktivitas mental yang bertujuan membantu siswa memahami masalah, merumuskannya, dan dapat menjawabnya. Rosalina dalam (Widiantari, 2016) menyatakan bahwa Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan, serta meneliti permasalahan yang diberikan sehingga mereka mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan dapat menjawab tantangan yang dihadapinya dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan. Oleh karena itu, berpikir kritis sangat penting di terapkan kepada siswa dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya dalam pelajaran Biologi.

Biologi merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai gejala alam yang dituangkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip dan hukum didasarkan pada hasil pengamatan dalam metode ilmiah ( Campbell, 2008). Sasmita (2016) menyatakan bahwa dalam pembelajaran Biologi kemampuan berpikir kritis sangat berperan dalam prestasi belajar, penalaran formal, keberhasilan belajar serta kreatifitas karena berpikir kritis merupakan inti pengatur tindakan siswa. Kemampuan berpikir kritis penting untuk dimiliki siswa agar siswa dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam dunia yang senantiasa berubah. Dengan demikian, pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan dan perlu dilatihkan pada siswa mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah (Istianah, 2013).

(7)

Warpala (dalam Yustyan, 2015) menyampaikan bahwa Rendahnya kemampuan berpikir siswa disebabkan karena pembelajaran biologi selama ini cenderung hanya mengasah aspek mengingat dan memahami. Hal ini juga diungkapkan oleh Suastra (dalam Yustyan, 2015) bahwa pembelajaran biologi di sekolah memiliki kecenderungan antara lain: (1) pengulangan dan hafalan, (2) siswa belajar akan ketakutan berbuat salah, (3) kurang mendorong siswa untuk berpikir kreatif, dan (4) jarang melatihkan pemecahan masalah. Selain itu, evaluasi pembelajaran masih terbatas pada penilaian hanya menekankan pada aspek kognitif. Sementara itu, penilaian terhadap kinerja ilmiah siswa cenderung diabaikan dan tidak diperhitungkan sebagai suatu penilaian alternatif yang lebih bermakna (Yustyan, 2015). Husnawati (2014) melaporkan bahwa calon guru biologi yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa pada proses pembelajaran masih rendah. Penelitian lain dari Yustyan (2015) melaporkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Panjura Malang dapat dikembangkan melalui pembelajaran berbasis Scientific Approach. Penelitian Widiantari (2016) melaporkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang masih Sekolah Dasar tergolong rendah dikarenakan kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu fasilitas sekolah kurang memadai, dan kurang perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar anak-anaknya.

Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kemampuan guru biologi dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah di Karangpandan. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tahun Ajaran 2017/2018.

(8)

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang berkenaan dengan kondisi yang sedang terjadi apa adanya dan bukan merupakan suatu manipulasi eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan dengan melibatkan satu guru biologi kelas X SMA Negeri Karangpandan. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kristis tahun ajaran 2017/2018 yang mencakup parameter memberikan penjelasan sederhana, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan taktik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini berupa data kemunculan guru biologi kelas X SMA Negeri Karangppandan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa tahun ajaran 2017/2018 (Tabel 1). Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret – 29 April 2018. Penelitian ini dilakukan pada guru kelas X SMA Negeri Karangpandan yang berjumlah 1 orang selama 4 kali pertemuan pada materi Animalia.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kemunculan Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri Karangpandan dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Tahun Ajaran 2017/2018.

No. Aspek Sub Aspek Kemunculan (%) ̅ (%)

I II III IV 1. Memberi Penjelasan Sederhana Memfokuskan Pertanyaan 12.90 7.14 33.33 44.23 24.40 Menganalisis Argumen 3.22 0 0 11.53 3.68 Bertanya dan Menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan menantang 19.35 21.42 22.22 7.69 17.67 ̅ (%) 11.82 9.52 18.51 21.15 15.25 (SKB) 2. Memberi Penjelasan Lebih Lanjut Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan Definisi 16.12 21.42 0 7.69 11.30 ̅ (%) 16.12 21.42 0 7.69 11.30

(9)

Taktik Tindakan Berinteraksi dengan Orang Lain 48.38 42.85 44.44 28.84 41.12 ̅ (%) 24.19 24.99 22.22 14.42 21.45 (KB) ∑ ̅ (%) 17.37 18.64 13.57 14.42 16 (SKB) Keterangan : I; Materi Porifera dan Nemathelminthes, II; Materi Plathyhelminthes dan

Annelida, III; Materi Arthropoda dan Pisces, IV;Materi Amphibia, Reptile, Aves dan Mammalia.

Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2008)

81%-100% : Sangat Baik (SB) 21%-40% : Kurang Baik (KB)

61%-80% : Baik (B) 0%-20% : Sangat Kurang Baik (SKB) 41%-60% : Cukup Baik (CB)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kemunculan mengembangkan kemampuan berpikir kritis guru biologi kelas X SMA Negeri Karangpandan tahun ajaran 2017/2018 pada materi Animalia selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari tiga aspek yaitu memberikan penjelasan sederhana, memberi penjelasan tingkat lanjut, dan strategi dan taktik adalah sebesar 16 % (SKB).

Tabel 1 menunjukan bahwa kemunculan kemampuan guru biologi kelas X SMA N karangpandan dalam mengembangkan berpikir kritis pada aspek memberi penjelasan sederhana adalah sebesar 15,25 % (SKB). Memberikan penjelasan sederhana merupakan hal yang mendasar harus dikuasai guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa (Sunardjo, 2016). Memberi penjelasan sederhana mencakup 3 sub aspek yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, dan bertanya, menjawab pertanyaan, klarifikasi serta memberi pertanyaan yang menantang. Sub aspek tertinggi pada aspek memberi penjelasan sederhana adalah memfokuskan pertanyaan sebesar 24,40 % (KB). Sub Aspek memfokuskan pertanyaan merupakan langkah pertama untuk membuat sebuah keputusan mengenai apa yang dipercaya atau apa yang harus dilakukan guru (Nurhayati, 2014). Dalam 4 kali pertemuan sub aspek memfokuskan pertanyaan yang guru laksanakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa tertinggi pada pertemuan IV membahas mengenai Amphibia, Reptile, Aves dan Mammalia

(10)

pertemuan I sampai III proses pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk diskusi dan presentasi. Guru pada awal kontrak belajar sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai materi animalia sehingga ketika masuk kelas siswa langsung mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman-teman sekelas. Dalam hal ini guru tidak banyak bertanya kepada siswa. Guru hanya memantau dan mengarahkan siswa selama kegiatan presentasi. Siswa dari kelompok lain aktif untuk bertanya kepada kelompok yang presentasi. Ketika ada jawaban dari pertanyaan tidak sesuai, guru langsung memberikan sanggahan atau arahan agar kelompok presentasi bisa mengerti maksud dari pertanyaan siswa tersebut. Ada siswa yang bertanya tentang tipe ginjal pada Pisces, tetapi kelompok presentasi menjawab jenis jenis ginjal semuanya baik dari Pisces Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia sehingga guru langsung mengarahkan kelompok tersebut untuk fokus pada ginjal pisces saja. Mayoritas pertanyaan yang muncul dari siswa dapat dijawab oleh kelompok presentasi sehingga dalam sub aspek memfokuskan pertanyaan pada pertemuan I sampai III guru tidak banyak berperan. Pada pertemuan IV membahas mengenai materi Amphibi, Reptil, Aves dan Mammalia. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan presentasi seperti biasa. Satu jam sebelum pelajaran berakhir guru mengulas kembali materi yang sudah di presentasikan. Proses pembelajaran dilanjutkan dengan metode ceramah yang membuat guru aktif untuk berinteraksi dan banyak bertanya kepada siswa. Strategi guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sub aspek memfokuskan pertanyaan terlaksana dengan baik. Sub aspek terendah dalam memberikan penjelasan sederhana adalah menganalisis argumen sebesar 3,68 % (SKB). Pada pertemuan I sampai III proses pembelajaran dilaksanakan dengan presentasi dari siswa. Guru hanya mengawasi dan menilai kegiatan presentasi siswa. Pertanyaan yang muncul dari siswa mayoritas dapat dijawab oleh kelompok yang presentasi sehingga guru tidak lagi memberikan pertanyaan. Pada akhir presentasi, guru juga tidak ada klarifikasi dari guru dan tidak ada penugasan

(11)

jam pelajaran sudah habis ketika siswa selesai kegiatan presentasi. Pada pertemuan keempat guru mampu memberikan pertanyaan sesuai materi yang dapat merangsang siswa berpendapat tentang perbedaan Amphibi, Reptile, Aves dan Mammalia baik dari segi morfologi maupun anatomi. Guru mampu memberikan pertanyaan yang sesuai materi yang dapat merangsang siswa berpendapat namun dalam hal ini beberapa siswa hanya sekedar menjawab pertanyaan belum mampu untuk menganalisis perbedaan dan persamaan pendapat antar teman dan belum mampu menyanggah atau memperbaiki pendapat antar siswa. Pada sub aspek menganalisis argumen guru kurang mampu untuk mengajak siswa untuk menanggapi pendapat siswa yang lainnya. Namun pertanyaan guru hanya sebatas dasar sesuai dengan materi yang diajarkan namun bisa mendorong siswa untuk sedikit berpendapat.

Tabel 1 menunjukan bahwa kemunculan kemampuan guru biologi kelas X SMA N karangpandan dalam mengembangkan berpikir kritis pada aspek memberi penjelasan lebih lanjut adalah sebesar 11,30 % (SKB). Aspek memberi penjelasan lebih lanjut hanya terdiri dari satu sub aspek yaitu mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. Presentase tertinggi pada aspek ini adalah pada pertemuan ke II dengan materi Plathyhelminthes dan Annelida, hal ini dikarenakan ketika presentasi kelompok Plathyhelminthes ada beberapa yang salah konsep mengenai siklus hidup Taenia saginata dan struktur tubuh Planaria sp. Sehingga guru menangani ketidakbenaran jawaban dari siswa dengan memberikan pertanyaan agar siswa bisa berpendapat mengenai materi yang disampaikan dan bisa mendefinisikan konsep yang benar dengan bahasanya sendiri. Pada pertemuan lainnya, guru tidak begitu berperan dalam aspek memberikan penjelasan lebih lanjut hal ini dikarenakan kelompok yang presentasi sudah mempresentasikian materi dengan baik dan pertanyaan dari kelompok lain bisa dijawab dengan benar, guru tidak memberikan pertanyaan maupun menjelaskan definisi konsep materi tersebut karena siswa yang presentasi

(12)

jawabannya. Menurut penelitian Fuadi (2016) melaporkan bahwa guru kelas 1 sekolah dasar Tasikmalaya telah mampu merangsang siswa untuk membentuk definisi konsep melalui kegiatan tanya jawab terkait materi yang diajarkan.

Tabel 1 menunjukan bahwa kemunculan kemampuan guru biologi kelas X SMA N karangpandan dalam mengembangkan berpikir kritis pada aspek strategi dan taktik adalah sebesar 21,45% (KB) paling tinggi dibanding kedua aspek berpikir kritis memberikan penjelasan sederhana dan memberikan penjelasan lebih lanjut. Aspek ini terdiri dari 2 sub aspek yaitu memutuskan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Sub aspek tertinggi adalah berinteraksi dengan orang lain yaitu sebesar 41,12 (CB). Dalam sub aspek berinteraksi dengan orang lain, guru cukup baik dalam berinteraksi kepada siswa, hal tersebut terlihat selama 4 kali pertemuan guru selalu memberikan umpan balik kepada siswa dan mampu memperkuat argumen siswa yang benar dan mampu menjelaskan solusi ketika ada siswa yang salah dalam presentasi. Dalam sub aspek memutuskan suatu tindakan selama 4 kali pertemuan hanya muncul saat pertemuan ke II dengan materi materi plathyhelminthes dan annelida. Hal tersebut karena kelompok presentasi salah menyampaikan materi mengenai siklus hidup Taenia saginata sehingga guru mereview masalah, menyampaikan solusi dan memonitor implementasi sehingga siswa langsung mencari referensi kembali dan mengganti gambar yang salah. Sedangkan pada pertemuan I, III, dan IV siswa sudah mempresentasikan materi dengan baik. Strategi diskusi dan presentasi dari guru sudah mampu untuk membuat siswa memutuskan suatu tindakan dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan disampaikan ketika presentasi sehingga ketika ada pertanyaan, siswa dapat mencari solusi untuk mencari jawaban dari berbagai sumber. Menurut Arnyana (2007), penguasaan strategi pembelajaran sangat penting bagi guru untuk menekankan keaktifan siswa dalam berpikir kritis.

(13)

4. PENUTUP

Kemampuan Mengembangkan Berpikir Kritis Guru Biologi kelas X SMA Negeri Karangpandan Tahun Ajaran 2017/2018 dikategorikan masih Sangat Kurang Baik ( 16 % ). Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan yaitu perlu ditingkatkannya kemampuan mengembangkan berpikir kritis Guru Biologi kelas X SMA Negeri Karangpandan yang dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan guru dengan mendatangkan narasumber asli. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk mengkaji kemampuan berpikir kritis guru biologi pada sekolah SMA Karanganyar yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arnyana, I. B. (2007). Penerapan Model PBL Pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. No 2. Hal : 231-251.

Campbell, N. (2008). Biologi Jilid 3 Edisi Ke-8. Jakarta: Erlangga.

Fuadi, Fitri Nurzakiah, Ghullam Hamdu dan Desiana Natalina. (2016). "Analisis Strategi Pembelajaran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar". Vol 2. No 1. Hal : 25

Husnawati, Muhibudin, dan Abdullah. (2014). "Analisis Teknik Bertanya Calon Guru Biologi Dalam mengembangkan Keterampilan Berpikir Siswa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar". Jurnal Biologi Edukasi. Vol 6. No 2. Hal : 48-56.

Istianah, E. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (Meas) Pada Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No 1.

Kesuma, D., Hermawan, Supardan, Undang, G. (2010). Contextual and Learning. Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Garut : Rahayasa

(14)

Nurhayati, A. (2014). Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran IPS Untuk Mengembangkan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal UPI education .

Riduwan.(2008). Skala Pengukuran Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta Sasmita, T.A. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA

SMAN 1 X Koto Singkarak Pada Mata Pelajaran Biologi. Skripsi Pendidikan Biologi. STAIN Batusangkar.

Subini, N. (2013). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta : Mentari Pustaka

Sunardjo, R.N., Suroso A.Y. dan Taufik R. (2016). “Analisis Implementasi Keterampilan Berpikir Dasar dan Kompleks dalam Buku IPA Pegangan Siswa SMP Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran”. Proceeding Biology Education Conference. Vol 13. No 1.

Suyanto, d. J. (2013). Menjadi guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kulaitas Guru Di Era Global. Jakarta: Erlangga.

Wahyuni, S. (2015). “Pengembangan Bahan Ajar IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, Vol 5. No 2. Hal : 47-52.

Widiantari, M.P., Suarjana, dan Kusmariyatni. (2016). “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran Matematika”. E Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD. Vol. 4. No. 1.

Yustyan, S., Nur W. Dan W. Dan Yuni P. (2015). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Siswa Kelas X SMA Panjura Malang”. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol 1. No 2. Hal : 240-254.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kemunculan Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri  Karangpandan dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Tahun Ajaran  2017/2018

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) interaksi eduktif yang dilakukan melalui komunikasi satu arah oleh guru sosiologi pada kelas XI IPS 3 dan XII IPS 3 berupa

Matriks jumlah pasangan dibuat berdasarkan ciri-ciri umum dan khusus untuk mendapatkan data tentang jumlah karakter yang sama dan berbeda di antara spesies

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tiga dari enam sampel mengandung Escherichia coli , sedangkan hasil sensitivitas adalah 100% CFU/ml dan spesifisitas adalah

Hasil ini menunjukkan bahwa materi yang digunakan dalam instrumen penilaian ini, dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik

[r]

 Strategi peningkatan kompetensi guru berdasarkan indikator yang paling mempunyai sumbangan terhadap prestasi akademis

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Bertolak dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul buku Saya Ingin