• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bulan September 2015 Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,20. Dari 82 kota, 46 kota mengalami inflasi dan 36 kota mengalami deflasi. Angka inflasi Kota Bima menempati posisi 45 rangking nasional. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke 1,33 persen, sedangkan inflasi terendah di Kota DKI Jakarta 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga yaitu sebesar 1,84 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 0,01 persen.

Inflasi di Kota Bima dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen, kelompok sandang sebesar 0,87 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan. Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang yaitu 0,49 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari 2015- September 2015) sebesar 1,60 persen dan laju inflasi

“year on year” (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 3,43 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah BERAS 0,2622 persen, AYAM HIDUP 0,0583 persen, EMAS PERHIASAN 0,0483 persen, ROKOK KRETEK FILTER 0,0331 persen, DAUN KELOR 0,0243 persen, CUMI-CUMI 0,0188 persen, EKOR KUNING 0,0157 persen, CAT TEMBOK 0,0143 persen, UPAH PEMBANTU RT 0,0119 persen, dan TAUGE/KECAMBAH sebesar 0,0102 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah TONGKOL/AMBU-AMBU 0,1238 persen, KELAPA 0,0579 persen, DAGING AYAM RAS 0,0537 persen, UDANG BASAH 0,0437 persen, DAGING AYAM KAMPUNG 0,0418 persen, BAWANG MERAH 0,0323 persen, BANDENG/BOLU 0,0309 persen, TENGGIRI 0,0281 persen, TOMAT SAYUR 0,0237 persen, dan TERI 0,0190 persen.

Sedangkan untuk tingkat nasional mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,67. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2015-September 2015) sebesar 2,24 persen dan dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 6,83 persen.

BPS KOTA BIMA

BERITA RESMI STATISTIK

No. 01/10/5272/Th. VIII, 01 Oktober 2015

PERKEMBANGAN

INDEKS

HARGA

KONSUMEN/INFLASI

KOTA

BIMA

(2)

baru (2012 = 100) di Kota Bima pada bulan September 2015 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,18 pada Agustus 2015 menjadi 122,20 pada September 2015. Laju inflasi tahun kalender (Januari 2015-September 2015) sebesar 1,60 persen, sedangkan inflasi “year on year” September 2015 terhadap September 2014sebesar 3,43 persen.

Inflasi di Kota Bima dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen, kelompok sandang sebesar 0,87 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan. Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang yaitu 0,49 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari 2015- September 2015) sebesar 1,60 persen dan laju inflasi “year on year” (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 3,43 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah BERAS 0,2622 persen, AYAM HIDUP 0,0583 persen, EMAS PERHIASAN 0,0483 persen, ROKOK KRETEK FILTER 0,0331 persen, DAUN KELOR 0,0243 persen, CUMI-CUMI 0,0188 persen, EKOR KUNING 0,0157 persen, CAT TEMBOK 0,0143 persen, UPAH PEMBANTU RT 0,0119 persen, dan TAUGE/KECAMBAH sebesar 0,0102 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah TONGKOL/AMBU-AMBU 0,1238 persen, KELAPA 0,0579 persen, DAGING AYAM RAS 0,0537 persen, UDANG BASAH 0,0437 persen, DAGING AYAM KAMPUNG 0,0418 persen, BAWANG MERAH 0,0323 persen, BANDENG/BOLU 0,0309 persen, TENGGIRI 0,0281 persen, TOMAT SAYUR 0,0237 persen, dan TERI 0,0190 persen.

Tabel 1

Laju Inflasi Kota Bima Bulan September 2015, Tahun Kalender 2015 dan

September 2015 Terhadap September 2014 Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

*) Persentase perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Laju Inflasi tahun Kalender 2015**) [3] [3] [5] [6] [7] U m u m 120.28 122.20 0.02 1.60 3.43 1 Bahan Makanan 120.88 123.00 -0.49 1.75 -0.19 2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan

Tembakau

124.19 127.92 0.21 3.00 4.94

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar

116.70 117.16 0.11 0.39 4.06

4 Sandang 111.90 113.53 0.87 1.46 2.09

5 Kesehatan 109.48 111.17 0.07 1.54 3.59

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 104.46 112.28 0.00 7.49 8.09 7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa

Keuangan 134.90 134.00 0.06 -0.67 5.45 Kelompok Pengeluaran [1] Inflasi Tahun ke Tahun ***) IHK Desember 2014 IHK September 2015 *) Inflasi Bulan September 2015

(3)

Tabel 2

Sumbangan Kelompok September 2015 (persen)

Andil Inflasi (%)

[1] [2]

U M U M 0.0193

1. Bahan Makanan -0.1199

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.0422

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.0238

4. Sandang 0.0602

5. Kesehatan 0.0034

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.0005

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.0101

Kelompok Pengeluaran

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Bima (2012 =100)

September 2015 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 Aug-15 Sep-15

(4)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Bima September 2015 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 Per sen ( % )

Umum Bhn Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan September 2015 mengalami deflasi 0,49 persen atau terjadi penurunan indeks dari 123,60 pada bulan Agustus 2015 menjadi 123,00 pada bulan September 2015.

Dari sebelas sub kelompok, tiga sub kelompok mengalami inflasi, tujuh sub kelompok mengalami deflasi, dan satu sub kelompok yaitu sub kelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan. Sub kelompok yang mengalami inflasi antara lain sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya 3,87 persen, sub kelompok ikan diawetkan 1,07 persen, dan sub kelompok sayur-sayuran 1,08 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 1,66 persen, sub kelompok ikan segar 3,76 persen, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,91 persen, sub kelompok kacang-kacangan 0,87 persen, sub kelompok buah-buahan 0,66 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan 3,10 persen, dan sub kelompok lemak dan minyak 4,35 persen.

Kelompok ini pada September 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,1199 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: BERAS 0,2622 persen, AYAM HIDUP 0,0583 persen, DAUN KELOR 0,0243 persen, CUMI-CUMI 0,0188 persen, EKOR KUNING 0,0157 persen, TAUGE/KECAMBAH 0,0102 persen, BAWANG PUTIH 0,0100 persen, TERI 0,0096 persen, KACANG PANJANG 0,0095 persen, JERUK NIPIS/LIMAU 0,0089 persen, KANGKUNG 0,0074 persen, DAUN SINGKONG 0,0049 persen, dan JERUK 0,0033 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: TONGKOL/AMBU-AMBU 0,1238 persen, KELAPA 0,0579 persen, DAGING AYAM RAS 0,0537 persen, UDANG BASAH 0,0437 persen, DAGING AYAM KAMPUNG 0,0418 persen, BAWANG MERAH 0,0323 persen, BANDENG/BOLU 0,0309 persen, TENGGIRI 0,0281 persen, TOMAT SAYUR 0,0237 persen, TERI 0,0190 persen, TELUR AYAM RAS 0,0179 persen, KOL PUTIH/KUBIS 0,0169 persen, dan ASAM 0,0146 persen.

(5)

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada September 2015 mengalami inflasi 0,21 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,65 pada Agustus 2015 menjadi 127,92 pada September 2015.

Dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, satu kelompok tidak mengalami perubahan yaitu sub kelompok makanan jadi. Sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Sementara sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi sebesar 0,78 persen.

Kelompok ini pada September 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0422 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi dalam kelompok ini antara lain ROKOK KRETEK FILTER 0,3331 persen, ROKOK KRETEK 0,0088 persen, dan ROKOK PUTIH 0,0026 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini hanya GULA PASIR 0,0019 persen dan KOPI BUBUK sebesar 0,0004 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 117,03 pada Agustus 2015 menjadi 117,16 pada September 2015.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini tiga sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal 0,07 persen, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,02 persen, dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,76 persen. Satu sub kelompok yaitu sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.

Pada September 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0238 persen. Komoditas yang memberi sumbangan inflasi antara lain CAT TEMBOK 0,0143 persen, UPAH PEMBANTU RT 0,0119 persen, SABUN DETERGEN BUBUK/CAIR 0,0013 persen, dan LAMPU TL/NEON/PL/XL 0,0008 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini adalah SENG 0,0022 persen, SEMEN 0,0019 persen, BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA sebesar 0,0008 persen, TARIP LISTRIK 0,0007 persen, dan PEMUTIH 0,0002 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,87 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 112,55 pada Agustus 2015 menjadi 113,53 pada September 2015.

Dari empat sub kelompok, tiga sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,04 persen, sub kelompok sandang wanita sebesar 0,08 persen, dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain mengalami inflasi sebesar 3,61 persen. Sedangkan satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sandang anak-anak tidak mengalami perubahan.

Pada September 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0602 persen. Komoditas yang memberi sumbangan inflasi pada kelompok ini adalah EMAS PERHIASAN 0,0483 persen, KERUDUNG/JILBAB 0,0089 persen, DASTER 0,0012 persen, CELANA PANJANG KATUN 0,0007 persen, PEMBALUT WANITA 0,0007 persen, KACA MATA 0,0003 persen, dan JAM TANGAN 0,0001 persen. Tidak ada komoditas yang memberi sumbangan deflasi pada kelompok ini.

(6)

5.

K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 111,09 pada Agustus 2015 menjadi 111,17 pada September 2015. Dari empat sub kelompok dua sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok obat-obatan 0,10 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,14 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan. Tidak ada sub kelompok yang mengalami deflasi pada kelompok ini.

Pada September 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0034 persen. Komoditas yang memberi sumbangan inflasi pada kelompok ini adalah SIKAT GIGI 0,0022 persen, SHAMPO 0,0019 persen, OBAT DENGAN RESEP 0,0009 persen, HAND BODY LOTION 0,0007 persen, PELEMBAB 0,0007 persen, MINYAK RAMBUT 0,0005 persen, ALAS BEDAK 0,0002 persen, dan SABUN MANDI CAIR 0,0002 persen. Komoditas yang memberi sumbangan deflasi pada kelompok ini adalah PASTA GIGI 0,0035 persen dan PARFUM yang memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,0006 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada September 2015 mengalami deflasi sebesar 0,00 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,28 pada Agustus 2015 menjadi 112,28 pada September 2015. Dari lima sub kelompok, dua sub kelompok mengalami inflasi yaitu dan sub kelompok rekreasi sebesar 0,01 persen dan sub kelompok olahraga sebesar 0,27 persen. Satu sub kelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan dan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan tidak mengalami perubahan.

Pada September 2015 kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,0005 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini adalah PAKAIAN OLAHRAGA ANAK 0,0004 persen, MODEM INTERNET 0,0003 persen, dan TELEVISI BERWARNA 0,0001 persen. Komoditas yang mengalami deflasi pada kelompok ini hanya LAPTOP/NOTEBOOK 0,0013 persen.

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 133,92 pada Agustus 2015 menjadi 134,00 pada September 2015.

Dari empat sub kelompok, satu sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok transpor 0,09 persen. Tiga kelompok lainnya tidak mengalami perubahan yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang transpor, dan sub kelompok jasa keuangan.

Pada September 2015 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0101 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini yaitu ANGKUTAN UDARA 0,0101 persen.

(7)

INFLASI TAHUNAN

Perubahan September 2015 terhadap Agustus 2015 sebesar 0,02 persen, sedangkan laju inflasi tahun kalender (Januari 2015-September 2015) sebesar 1,60 persen, dan laju inflasi ”year on year” untuk September 2015 terhadap September 2014 sebesar 3,43 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulan September 2015, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2015

Inflasi 2015

(1) (2)

1. September 0,02

2. Tahun Kalender 1,60

3. September 2015 terhadap September 2014

(year on year) 3,43

Gambar 3

Inflasi Bulan September 2015, Tahun Kalender , Year on Year Tahun 2015

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 P er se n ( % ) Sep-15

Tahun Kalender (Januari 2015-September 2015)

(8)

PERBANDINGAN INFLASI WILAYAH BALI, NUSA TENGGARA PADA BULAN SEPTEMBER 2015

Pada bulan September 2015 Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,20. Dari 82 kota, 46 kota mengalami inflasi dan 36 kota mengalami deflasi. Angka inflasi Kota Bima menempati posisi 45 rangking nasional. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke 1,33 persen, sedangkan inflasi terendah di Kota DKI Jakarta 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga yaitu sebesar 1,84 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 0,01 persen.

Dari enam kota yang berada di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, lima kota mengalami inflasi. Satu kota yaitu Kota Denpasar mengalami deflasi sebesar 0,22 persen. Uraian inflasi dari kelima kota di Bali dan Nusa Tenggara yang mengalami inflasi yaitu Kota Bima sebesar 0,02 persen, Kota Maumere sebesar 0,20 persen, Kota Kupang sebesar 0,27 persen, Kota Singaraja sebesar 0,27 persen, dan Kota Mataram sebesar 0,55 persen.

Tabel 4

Perbandingan Indeks September 2015 Untuk 82 Kota (2012=100)

No.

Kota

IHK

(%)

(1) (2) (3) (4) 1 MERAUKE 123.20 1.33 2 TANJUNG PANDAN 129.71 1.20 3 TANJUNG 121.93 0.94 4 PANGKAL PINANG 123.38 0.84 5 TANJUNG PINANG 122.24 0.68 6 MANADO 121.26 0.62 7 KENDARI 118.00 0.61 8 BULUKUMBA 127.95 0.57 9 MAKASSAR 121.42 0.57 10 WATAMPONE 117.70 0.56 11 MATARAM 119.95 0.55 12 BANJARMASIN 119.59 0.53 13 PALOPO 119.35 0.47 14 SINGKAWANG 121.37 0.41 15 AMBON 120.41 0.38 16 MANOKWARI 113.65 0.38 17 JAYAPURA 121.71 0.35 18 CILEGON 124.60 0.30 19 JEMBER 119.52 0.29 20 KUDUS 126.93 0.28 21 SINGARAJA 128.19 0.27 22 KUPANG 121.54 0.27 23 KEDIRI 119.96 0.26 24 SURABAYA 121.14 0.26 25 PROBOLINGGO 120.64 0.23 26 LHOKSEUMAWE 115.96 0.22 27 MAMUJU 119.84 0.22 28 BANYUWANGI 119.45 0.21 29 MALANG 121.79 0.21 30 SORONG 123.30 0.21 31 MAUMERE 115.77 0.20

(9)

No.

Kota

IHK

(%)

33 GORONTALO 117.72 0.17 34 PONTIANAK 128.79 0.16 35 METRO 129.45 0.15 36 MADIUN 118.97 0.15 37 SUMENEP 118.91 0.13 38 PALU 121.29 0.12 39 BAU-BAU 124.87 0.08 40 CILACAP 123.42 0.06 41 BOGOR 121.30 0.04 42 YOGYAKARTA 119.14 0.04 43 SAMPIT 121.27 0.04 44 BANDAR LAMPUNG 122.22 0.02 45 BIMA 122.20 0.02 46 DKI JAKARTA 122.38 0.01 47 BANDUNG 120.61 -0.01 48 MEULABOH 120.27 -0.02 49 PURWOKERTO 119.00 -0.02 50 SERANG 126.76 -0.02 51 SAMARINDA 123.14 -0.06 52 TASIKMALAYA 119.13 -0.08 53 BATAM 121.52 -0.12 54 BALIKPAPAN 125.00 -0.13 55 TEGAL 117.53 -0.14 56 LUBUKLINGGAU 119.23 -0.16 57 TANGERANG 128.50 -0.16 58 SEMARANG 120.46 -0.18 59 BUNGO 119.20 -0.21 60 SUKABUMI 120.94 -0.21 61 BENGKULU 128.13 -0.22 62 DENPASAR 118.65 -0.22 63 DUMAI 122.16 -0.23 64 CIREBON 118.30 -0.27 65 DEPOK 120.15 -0.27 66 PEMATANG SIANTAR 123.00 -0.28 67 TARAKAN 129.21 -0.29 68 PALANGKARAYA 118.32 -0.34 69 BANDA ACEH 115.29 -0.36 70 TEMBILAHAN 125.77 -0.38 71 PALEMBANG 118.16 -0.38 72 BEKASI 119.37 -0.38 73 PEKANBARU 121.04 -0.40 74 SURAKARTA 117.97 -0.45 75 PADANG 124.83 -0.49 76 MEDAN 122.77 -0.70 77 BUKITTINGGI 118.87 -0.73 78 PADANGSIDIMPUAN 118.05 -0.82 79 JAMBI 119.94 -1.26 80 TUAL 133.64 -1.41 81 TERNATE 124.73 -1.58 82 SIBOLGA 120.15 -1.85

(10)

Lampiran I

Indeks Harga Konsumen Kota Bima Bulan September 2015, Perubahan Terhadap Bulan Sebelumnya dan terhadap Bulan September 2014 (2012 = 100)

Kode Komoditi IHK September 2015 % perubahan thd Agustus 2015 Tahun Kalender Tahun ke Tahun (Year on Year) [1] [2] [3] [4] [5] [6] 000 UMUM 122.20 0.02 1.60 3.43 100 BAHAN MAKANAN 123.00 -0.49 1.75 -0.19

101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 114.80 3.87 3.17 8.66

102 Daging dan Hasil-hasilnya 144.15 -1.66 4.67 1.88

103 Ikan Segar 135.50 -3.76 7.93 -8.75

104 Ikan Diawetkan 96.01 1.07 -1.15 -10.03

105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 107.55 -0.91 1.96 2.88

106 Sayur-sayuran 115.72 1.08 -20.34 -19.93

107 Kacang – kacangan 107.19 -0.87 0.25 0.46

108 Buah – buahan 141.64 -0.66 2.59 9.96

109 Bumbu – bumbuan 118.31 -3.10 3.79 14.98

110 Lemak dan Minyak 113.95 -4.35 3.40 4.61

111 Bahan Makanan Lainnya 145.73 0.00 14.79 22.94

200 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 127.92 0.21 3.00 4.94

201 Makanan Jadi 134.20 0.00 2.90 6.10

202 Minuman yang Tidak Beralkohol 115.81 -0.08 3.87 4.22

203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 123.42 0.78 2.77 3.14

300 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 117.16 0.11 0.39 4.06

301 Biaya Tempat Tinggal 109.56 0.07 0.42 2.94

302 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 142.87 -0.01 -2.30 4.85

303 Perlengkapan Rumahtangga 117.15 0.02 3.42 7.29 304 Penyelenggaraan Rumahtangga 118.48 0.76 4.24 6.21 400 SANDANG 113.53 0.87 1.46 2.09 401 Sandang Laki-laki 114.54 0.04 0.50 0.41 402 Sandang Wanita 120.58 0.08 0.38 1.72 403 Sandang Anak-anak 110.31 0.00 1.55 2.15

404 Barang Pribadi dan Sandang Lain 106.79 3.61 3.83 4.24

500 KESEHATAN 111.17 0.07 1.54 3.59

501 Jasa Kesehatan 104.65 0.00 0.88 1.24

502 Obat-obatan 116.40 0.10 3.52 8.06

503 Jasa Perawatan Jasmani 133.57 0.00 0.00 3.82

504 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 111.73 0.14 1.29 3.26

600 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 112.28 0.00 7.49 8.09

601 Pendidikan 114.16 0.00 11.59 11.59

602 Kursus-kursus / Pelatihan 117.66 0.00 12.28 12.28

603 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 107.56 -0.10 -0.09 2.64

604 Rekreasi 110.73 0.01 1.12 1.78

605 Olahraga 103.56 0.27 1.07 1.25

700 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 134.00 0.06 -0.67 5.45

701 Transpor 144.64 0.09 -2.04 5.35

702 Komunikasi Dan Pengiriman 100.31 0.00 0.04 0.16

703 Sarana dan Penunjang Transpor 158.27 0.00 10.01 10.38

(11)

Lampiran 2

20 Komoditas Yang Dominan memberikan Sumbangan Inflasi Kota Bima Bulan September 2015

No, Jenis Barang Persentase Sumbangan

Perub, Harga Inflasi

(1) (2) (3) (4)

1 BERAS 4.5050 0.2622

2 AYAM HIDUP 11.8054 0.0583

3 EMAS PERHIASAN 4.9433 0.0483

4 ROKOK KRETEK FILTER 1.1113 0.0331

5 DAUN KELOR 7.2799 0.0243 6 CUMI-CUMI 3.5663 0.0188 7 EKOR KUNING 10.9028 0.0157 8 CAT TEMBOK 2.1003 0.0143 9 UPAH PEMBANTU RT 1.5300 0.0119 10 TAUGE/KECAMBAH 6.8491 0.0102 11 ANGKUTAN UDARA 0.3772 0.0101 12 BAWANG PUTIH 4.4150 0.0100 13 TERI 7.2608 0.0096 14 KACANG PANJANG 12.5014 0.0095 15 KERUDUNG/JILBAB 5.1276 0.0089 16 JERUK NIPIS/LIMAU 11.1068 0.0089 17 ROKOK KRETEK 0.4780 0.0088 18 KANGKUNG 7.2240 0.0074 19 DAUN SINGKONG 6.2485 0.0049 20 JERUK 1.1321 0.0033

(12)

Lampiran 3

20 Komoditas Yang Dominan memberikan Sumbangan Deflasi Kota Bima Bulan September 2015

No, Jenis Barang Persentase Sumbangan

Perub, Harga Inflasi

(1) (2) (3) (4)

1 TONGKOL/AMBU-AMBU -43.0795 -0.1238

2 KELAPA -17.9978 -0.0579

3 DAGING AYAM RAS -4.8107 -0.0537

4 UDANG BASAH -11.9531 -0.0437

5 DAGING AYAM KAMPUNG -10.8416 -0.0418

6 BAWANG MERAH -17.4528 -0.0323

7 BANDENG/BOLU -1.8593 -0.0309

8 TENGGIRI -3.0588 -0.0281

9 TOMAT SAYUR -4.5317 -0.0237

10 TERI -5.8133 -0.0190

11 TELUR AYAM RAS -2.7817 -0.0179

12 KOL PUTIH/KUBIS -24.5182 -0.0169 13 ASAM -8.8235 -0.0146 14 APEL -2.6869 -0.0138 15 CABAI RAWIT -41.2701 -0.0113 16 KAKAP MERAH -1.7100 -0.0080 17 DAGING SAPI -1.4016 -0.0067 18 LAYANG/BENGGOL -13.0400 -0.0062 19 BAYAM -2.7800 -0.0053 20 CABAI MERAH -5.1546 -0.0050

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan inflasi di bulan ini adalah Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,05 persen; Kelompok Sandang sebesar

Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan inflasi adalah Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,05 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,01 persen;

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,36 persen, kelompok Makanan jadi, minuman, rokok dan

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 1,49 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok

Dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,25 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar

Inflasi di Kabupaten Pemalang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

• Inflasi Riau bulan September 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

Tanjungpinang mengalami kenaikan indeks, yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,42 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan