KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Lampung
Kantor Bank Indonesia
Bandar Lampung
i
Visi dan Misi Bank Indonesia
Visi, Misi Bank Indonesia
Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional
maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.
Misi Bank Indonesia
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan
kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk
pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.
Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk
bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,
akuntabilitas dan kebersamaan.
ii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
Visi dan Misi Bank Indonesia ... i
Daftar Isi... ii
Daftar Tabel ... iv
Daftar Grafik ... v
Kata Pengantar ... viii
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung ...
x
Ringkasan Eksekutif ... xii
BAB I KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL ... 1
1. Kondisi Umum ... 1
2. Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan ...
2
2.1. Konsumsi ... 2
2.2. Investasi ...
4
2.3. Ekspor Impor ...
6
3. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran ...
10
Boks 1 : Perkembangan Usaha Provinsi Lampung selama Triwulan I-201120
Boks 2 : Penerapan Sistem Integrasi Pertanaman Padi, Azolla dan Itik22
BAB II PERKEMBANGAN INFLASI ...25
1. Kondisi Umum ... 25
2. Faktor-faktor Penyebab ...
25
2.1. Inflasi Bulanan (mtm) ...
25
2.2. Inflasi Triwulanan (qtq) ...
30
2.3. Inflasi Tahunan (yoy) ... 31
3. Disagregasi Inflasi ... 31
Boks 3 : Mekanisme Pembentukan Harga Serta Jalur Tata Niaga Empat Komoditas Utama Penyumbang Inflasi di Lampung (Hasil Penelitian) ...
33
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN ...41
1. Perkembangan Umum Perbankan ...
41
2. Bank Umum ...
43
2.1. Kelembagaan Bank Umum ... 43
2.2. Perkembangan Aset Bank Umum ... 43
2.3. Perkembangan Dana Masyarakat Bank Umum ... 45
2.4. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum ...
47
2.5. Kualitas Kredit ...
48
2.6. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum ... 48
2.7. Intermediasi 49 2.8. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ( 51 3 . Bank Perkreditan Rakyat ... 52
iii
Daftar Isi
4 . Perkembangan Bank Syariah ... 55
5. Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Daerah ... 57
BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 1. Pendapatan Daerah 2010 ... 59
2. Belanja Daerah 2010 ... 3. RAPBD Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 63
66
4. Dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi Tahun 2011
... 70BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 71
1. Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 71
2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 72
3. Penemuan Uang Palsu ... 73
4. Perkembangan Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) ... 74
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH ... 76
1. Ketenagakerjaan ... 76
2. Kesejahteraan ... 79
2.1. Kesejahteraan Petani ... 79
2.2. Indeks Pembangunan Manusia ... 81
2.3. Kemiskinan ... 82
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ...
85
1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi . .... 85
2. Prospek Inflasi ...
86
3. Prospek Perbankan ... 87
LAMPIRAN ...
89
iv
Daftar Tabel DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Sisi Permintaan ... 2
Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Klasifikasi Harmonized System (HS) ...
8
Tabel 1.3 Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit ...
9
Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB (%,yoy) ... 11
Tabel 1.5 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi (Sawah + Ladang), Kedelai, dan Jagung Tahun 2009-2011... 12
Tabel 2.1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Triwulanan (%) . 30 Tabel 3.1 Aset Perbankan ...
41
Tabel 3.2 DPK Perbankan ... 41
Tabel 3.3 Perkembangan Kredit Perbankan ...
42
Tabel 3.4 Jumlah Kantor dan ATM Bank Umum di Provinsi Lampung per Maret 2011 ... 43
Tabel 3.5 Indikator Bank Umum ...
45
Tabel 3.6 DPK Bank Umum ...
46
Tabel 3.7 Kredit Bank Umum ... 47
Tabel 3.8 Penyaluran Kredit Bank Umum Berdasarkan Wilayah Kerja ... 48
Tabel 3.9 Aset dan DPK BPR ...
53
Tabel3.10 Indikator Perbankan Syariah ... 57
Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan dalam APBD 2010 (dalam Rupiah) ...
60
Tabel 4.2 Penerimaan Negara di Provinsi Lampung Tahun 2010 ... 62
Tabel 4.3 Realisasi Belanja dalam APBD 2010 (dalam Rupiah) ... 64
Tabel 4.4 Belanja Negara di Provinsi Lampung Tahun 2010 (dalam Rupiah) ... 65
Tabel 4.5 Belanja Negara di Provinsi Lampung ...
66
Tabel 4.6 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2011 ...
67
Tabel 4.7 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 69
Tabel 5.1 Perkembangan Penukaran Uang Triwulan I-2011 ...
72
Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Lampung ... 75
Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan di Provinsi Lampung ...
77
Tabel 6.2 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama ...
77
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan ... 77
Tabel 6.4 Tingkat Pengangguran Terbuka ...
78
Tabel 6.5 TKI Asal Lampung ...
79
Tabel 6.6 Perbandingan NTP Tiap Wilayah ...
80
Tabel 6.7 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 ... 81
Tabel 6.8 IPM Wilayah Sumatera Tahun 2009 ...
82
Tabel 6.9 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin ... 83
v
Daftar Grafik Daftar Grafik
Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Provinsi Lampung... 1 Grafik 1.2 Perkembangan Konsumsi Swasta... 2 Grafik 1.3 Grafik 1.4 Grafik 1.5 Grafik 1.6 Grafik 1.7 Grafik 1.8 Grafik 1.9 Grafik 1.10 Grafik 1.11 Grafik 1.12 Grafik 1.13 Grafik 1.14 Grafik 1.15 Grafik 1.16 Grafik 1.17 Grafik 1.18 Grafik 1.19 Grafik 1.20 Grafik 1.21 Grafik 1.22 Grafik 1.23 Grafik 1.24 Grafik 1.25 Grafik 1.26 Grafik 1.27 Grafik 1.28 Grafik 1.29 Grafik 1.30 Grafik 1.31 Grafik 1.32
Konsumsi Listrik Rumah Tangga ... Perkembangan Nilai Tukar Petani... Perkembangan Upah Minimum Provinsi Lampung ... Indeks Keyakinan Konsumen... Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Air PDAM ... Kredit Konsumsi ... Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... Pembentukan Modal Tetap bruto ... Kredit Modal Kerja ... Impor Bahan Baku Penolong ... Rata-rata Penjualan Semen ... Perkembangan Ekspor Lampung ... Kegiatan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Panjang ... Pangsa Negara Tujuan Ekspor Lampung Triwulan I-2011 ... Perkembangan Impor Lampung ... Volume Bongkar Barang Perdagangan Luar Negeri ... Porsi Negara Pengimpor ... Pangsa Impor Berdasarkan BEC ... Pangsa PDRB Sektoral Triwulan IV-2010 ... Pangsa PDRB Sektoral Triwulan I-2011... Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ... PDRB Sektor Industri Pengolahan... Impor Bahan Baku Penolong... Perkembangan Kredit Sektor Industri. ... PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ... Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung ... Penjualan Listrik Lampung ... Penyaluran Kredit Sektor Listrik... PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... Jumlah Tamu Hotel Bintang ...
3 3 3 3 4 4 4 5 5 6 6 6 6 7
9
9 1010
11 11 12 13 13 14 14 1415
15 16 16vi
Daftar Grafik Grafik 1.33 Grafik 1.34 Grafik 1.35 Grafik 1.36 Grafik 1.37 Grafik 1.38 Grafik 1.39 Grafik 1.40 Grafik 1.41 Grafik 1.42 Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Grafik 2.6 Grafik 2.7 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13Perkembangan PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... Perkembangan Kredit Sektor Angkutan ... Perkembangan Aktivitas Penyeberangan Laut ... PDRB Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ... PDRB Sektor Bangunan ... Perkembangan Kredit Konstruksi ... Perkembangan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian ... Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan ... PDRB Sektor Jasa-Jasa... Perkembangan Kredit Sektor Jasa ... Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Bandar Lampung vs Nasional dan Sumatera ... Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap inflasi bulanan (%) ... Harga Komoditas Kelompok Bahan Makanan (Rp/Kg) ... Harga Komoditas Kelompok Perumahan ... Inflasi Tahunan Kelompok Pengeluaran (%, yoy) ... Disagregasi Inflasi (%, yoy) ... Kontribusi Tiap Kelompok terhadap Inflasi Tahunan Triwulan I-2011 (%) ... NPL Perbankan... LDR Perbankan di Lampung (%) ... Porsi Aset Bank Umum Berdasarkan Wilayah Kerja ... Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum Berdasarkan Wilayah Kerja ... Perkembangan NPL Bank Umum ... Perkembangan NPL Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah (%) ... Perkembangan Suku Bunga Deposito Bank Umum (%) ... Perkembangan Suku Bunga dan Spreed Suku Bunga Bank Umum... Perkembangan Intermediasi Bank Umum ... Tingkat Intermediasi Bank Umum Berdasarkan Wilayah Kerja ... Pertumbuhan Kredit Mikro Kecil Menengah ... Penyaluran Kredit MKM Berdasarkan Wilayah kerja... Perkembangan KUR ... 17 17 17
17
18 18 19 19 19 19 2527
28 28 31 32 32 42 42 44 4648
48 49 49 50 50 51 51vii
Daftar Grafik Grafik 3.14 Grafik 3.15 Grafik 3.16 Grafik 4.1 Grafik 4.2 Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Grafik 6.1 Grafik 6.2 Grafik 6.3 Grafik 6.4 Grafik 6.5 Grafik 6.6 Grafik 6.7 Grafik 7.1 Grafik 7.2 Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Perkembangan Kredit BPR ... Perkembangan LDR BPR (%) ... ... Perkembangan Perbankan Syariah ... Jumlah Objek PKB dan BBN-KB ... ... Porsi Komponen Pendapatan Daerah dalam APBD 2011... Perkembangan Aliran Uang Kartal ... Perkembangan PTTB dan Inflow di KBI Bandar Lampung ... Komposisi Penemuan Uang Palsu Triwulan I-2011 ... Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai Triwulan I-2011... Keyakinan Konsumen terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan ... Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung Per Sub Sektor ... Perkembangan Harga Komoditas Hortikultura (Rp/Kg) ... Perkembangan Harga Komoditas Perkebunan ... IPM Provinsi Lampung Tahun 2009 ... Perkembangan Penduduk Miskin Provinsi Lampung ... Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Lampung ... Pertumbuhan Produksi Industri Besar-Sedang (%, qtq) ... Indeks Keyakinan dan Indeks Ekspektasi Konsumen ... Volume Impor Bahan Baku Penolong (dalam kg) ... Ekspektasi Konsumen terhadap barang dan Jasa ... Ekspektasi Pelaku Usaha terhadap Harga Barang dan Jasa (Saldo Bersih dalam %)...
52 54 55 56 61 67 57 73 74 7578
80 80 80 81 8284
85
86 86 87 87 76viii
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan I-2011 akhirnya dapat diselesaikan. Sesuai dengan Undang-Undang No.23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 6 Tahun 2009 bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan yang difokuskan pada
pencapaian dan pemeliharaan kestabilan nilai rupiah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia secara cermat mengamati dan memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi terutama yang terkait dengan sumber-sumber tekanan inflasi.
Seiring dengan penerapan otonomi daerah pada tahun 2001, posisi ekonomi regional semakin memiliki peranan yang vital dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya untuk menstabilkan harga. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang diharapkan banyak pihak bahwa aktivitas ekonomi tidak lagi terpusat pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di berbagai daerah sehingga disparitas antar daerah semakin tipis. Terkait dengan hal tersebut di atas, Bank Indonesia Bandar Lampung melakukan pengamatan serta memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan regional Lampung secara menyeluruh dan dituangkan dalam
Kajian Ekonomi Regional Provinsi
perkembangan ekonomi daerah Lampung dilakukan dengan berbagai pihak terutama para pembina sektor dari dinas-dinas Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta dengan para akademisi dari Universitas Lampung.
Perekonomian Lampung pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 6,38% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV-2010 yang tumbuh sebesar 6,95% (yoy). Dari sisi permintaan, seluruh komponen mengalami peningkatan kinerja, kecuali perubahan stok. Sementara dari sisi penawaran, empat sector ekonomi (sector pertanian, sector industry pengolahan, sector pengangkutan & komunikasi, dan sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan). Pada inflasi, tekanan harga selama triwulan I-2011 melemah dibandingkan pada triwulan IV-2010 akibat supply kebutuhan pokok yang semakin membaik. Meski demikian, sejumlah kebijakan penetapan harga baru pada pada awal tahun menyebabkan harga beberapa komoditas administered bergerak naik dan masih memberikan sumbangan inflasi sepanjang triwulan ini.
ix
Kata Pengantar
Sementara itu, kinerja perbankan Lampung secara umum menunjukkan perkembangan yang cukup baik sebagaimana tercatat dari indicator utama berupa asset, DPK, maupun kredit.
Dalam kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta berbagai instansi di Provinsi Lampung. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu untuk terus disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-Nya dan melindungi langkah kita dalam bekerja.
Bandar Lampung, Mei 2011 BANK INDONESIA BANDAR LAMPUNG
I Made Subaga Wirya
x
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung
TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG
a.
Inflasi dan PDRB
*) IHK tahun dasar 2007 (2007 = 100)
b.
Sistem Pembayaran
2011
I II III IV I
Indeks Harga Konsumen * 123.43 126.55 132.10 135.50 137.00
Laju Inflasi (y-o-y) 3.39 7.39 6.92 9.95 10.99
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 9,403.68 9,743.96 10,012.93 9,144.71 10,003.46
Pertanian 3,835.92 3,920.33 3,895.93 3,107.43 3,955.38
Pertambangan & Penggalian 170.91 176.20 182.60 183.13 179.88
Industri Pengolahan 1,233.08 1,287.09 1,307.58 1,349.84 1,349.71
Listrik, Gas & Air Bersih 33.98 35.55 36.30 38.41 39.92
Bangunan 433.61 458.26 474.79 466.44 476.38
Perdagangan, Hotel & Restoran 1,478.51 1,510.80 1,603.59 1,482.76 1,497.47
Pengangkutan & Komunikasi 647.36 680.96 741.88 733.02 742.18
Keuangan, sewa & Jasa Pershn 909.57 951.96 1,010.30 1,028.81 1,018.22
Jasa-jasa 660.74 722.81 759.96 754.86 744.32
Pertumbuhan PDRB (y-o-y) 5.68 4.25 6.23 6.95 6.38
Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 476.76 565.56 693.01 761.63 283.48 Volume Ekspor (ribu ton) 1,753.06 1,165.62 1,504.98 1,740.05 507.25
Nilai Impor (USD Juta) 148.67 167.00 182.06 171.72 230.94
Volume Impor (ribu ton) 172.51 189.27 264.89 260.87 391.43
2010 INDIKATOR MAKRO
2011
I II III IV I
Posisi Kas Gabungan (Rp Triliun) 1.54 0.93 0.42 0.23 0.60
Inflow (Rp Triliun) 1.21 0.68 1.67 1.35 1.50
Outflow (Rp Triliun) 0.41 1.14 1.68 1.48 0.70
Pemusnahan Uang (Jutaan lembar/keping) 827.947 785.909 1,119,689 1,224,824 1,344,843
Nominal Transaksi RTGS (Rp Triliun) 28.74 36.51 36.65 37.83 29.80
Volume Transaksi RTGS (lembar) 29,519 35,785 35,478 37,862 28,628
Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 471.21 588.89 591.05 600.49 1,458.80 Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS (lembar) 483.92 577.18 572.23 601.08 1,388.04
Nominal Kliring Kredit (Rp Triliun) 0.30 0.35 0.35 0.29 0.35
Volume Kliring Kredit (lembar) 22,800 25,175 24,607 20,461 23,626
Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit (Rp Miliar) 4.99 5.64 5.65 4.68 5.65 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit (lembar) 373.77 406.05 396.89 330.02 381.06
Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 4.56 4.95 5.38 4.48 5.64
Volume Kliring Debet (lembar) 150,855 159,879 159,986 134,602 167,343
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 0.07 0.08 0.09 0.07 0.09 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (lembar) 2,473.03 2,578.69 2,580.42 2,171.00 2,699.08
Nominal Kliring Pengembalian (Rp Triliun) 0.083 0.059 0.072 0.066 0.025
Volume Kliring Pengembalian (lembar) 2,402 2,576 2,805 2,219 958
Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Rp Miliar) 1.36 0.95 1.16 1.06 0.40 Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian (lembar) 39.38 41.55 45.24 35.79 15.45
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp Triliun) 0.064 0.048 0.058 0.052 0.058
2010 INDIKATOR
xi
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung
c.
Perbankan
2011 I II III IV I B ank Umum : 21.59 23.14 31.20 32.47 33.38 14.73 15.72 16.12 16.75 17.45 - Giro 3.47 4.00 3.69 3.32 4.22 - Tabungan 6.86 7.38 7.91 9.10 8.72 - Deposito 4.40 4.34 4.52 4.33 4.51Kredit (Triliun Rp)- berdasarkan lokasi proyek 20.82 23.99 25.16 24,39* - Modal Kerja 9.71 11.15 12.03 12,44*
- Investasi 4.50 6.24 6.55 5,47*
- Konsumsi 6.62 6.60 6.58 6,48*
- LDR 150.46 158.44 156.06 145,61*
Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi kantor cabang) 16.47 17.55 18.38 18.94 19.83 - Modal Kerja 8.16 8.81 9.78 10.02 10.43
- Investasi 3.00 3.83 3.78 3.58 3.77
- Konsumsi 5.32 4.91 4.83 5.34 5.63
- LDR (%) 111.80 111.62 113.99 113.12 113.60
Kredit UMKM (Triliun Rp) 11.23 12.80 12.41 12.96 13.92 Kredit Mikro (< Rp50 Juta) (Triliun Rp) 1.46 1.58 1.68 1.63 1.75
- Modal Kerja 0.44 0.46 0.53 0.53 0.60
- Investasi 0.09 0.30 0.31 0.24 0.23
- Konsumsi 0.93 0.82 0.84 0.85 0.92
Kredit Kecil (Rp50 Juta < X < Rp500 juta) (Triliun Rp) 6.38 6.71 6.95 7.33 7.74
- Modal Kerja 2.50 2.65 2.79 2.93 3.02
- Investasi 0.50 0.97 1.16 0.87 0.91
- Konsumsi 3.38 3.10 3.00 3.53 3.81
Kredit Menengah (Rp500jt < X < Rp5m) (Triliun Rp) 3.39 3.57 3.78 4.00 4.43
- Modal Kerja 2.35 2.48 2.62 2.68 2.88
- Investasi 0.65 0.67 0.75 0.82 0.91
- Konsumsi 0.39 0.42 0.42 0.50 0.64
Total Kredit MKM (Triliun Rp) 11.23 12.80 12.42 12.96 13.92 NPL MKM Gross (%) 3.00 2.97 3.02 3.04 3.21
BPR
Total Asset (Triliun Rp) 3.40 3.36 3.41 3.62 3.79
Dana Pihak Ketiga (Triliun Rp) 2.19 2.23 2.31 2.46 2.59 - Tabungan 0.35 0.35 0.37 0.40 0.43
- Simpanan Berjangka 1.84 1.88 1.93 2.06 2.16
Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi proyek 2.52 2.68 2.74 2.84 2.96* - Modal Kerja 0.80 0.79 0.80 0.79 0.83* - Investasi 0.05 0.05 0.06 0.05 0.053* - Konsumsi 1.67 1.84 1.88 2.01 2.08* 878.93 876.38 904.12 871.65 945.62 Rasio NPL Gross(%) 3.92 2.72 2.19 1.80 1.93 Rasio NPL Net(%) 1.97 1.06 0.82 0.17 0.30 LDR (%) 119.36 124.72 124.26 119.77 120.93 Ket : *) data s.d bulan Februari 2011
2010 PERBANKAN
Kredit UMKM (Milyar Rp) INDIKATOR PERBANKAN
DPK (Triliun Rp) Total Aset (Triliun Rp)
Ringkasan Eksekutif
xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI LAMPUNG
Triwulan I / 2011
Perekonomian Lampung tumbuh sebesar 6,38% (yoy)
Inflasi Lampung cukup tinggi
Perkembangan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan I-2011 mencapai 6,38% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV-2010 yang tumbuh sebesar 6,95% (yoy). Di sisi permintaan, seluruh komponen mengalami akselerasi pertumbuhan, kecuali perubahan stok. Sedangkan dari sisi penawaran, terdapat empat sektor yang mengalami pertumbuhan melambat dibandingkan triwulan IV-2010, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
Inflasi
Secara tahunan, inflasi Lampung pada triwulan I-2011 mencapai 10,99% (yoy), berada pada urutan kedua tertinggi di wilayah Sumatera dan nasional. Kelompok makanan jadi, minuman, tembakau dan kelompok bahan makanan mengalami inflasi tahunan terbesar masing-masing mencapai 14,86% (yoy) dan 17,01% (yoy). Sementara secara triwulanan, inflasi Kota Bandar Lampung pada triwulan I-2011 mencapai 1,11% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun 2010 sebesar 0,15% (qtq). Kenaikan harga komoditas rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih memicu tekanan inflasi yang cukup tinggi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Begitu pula dengan adanya kenaikan harga rumah dan sewa rumah pada awal tahun 2011, menjadi pemicu inflasi pada kelompok perumahan.
Ringkasan Eksekutif
xiii
Aktivitas perbankan mengalami peningkatan... Terjadi peningkatan pada APBD 2011 Perbankan DaerahAktivitas perbankan selama triwulan laporan secara umum mengalami peningkatan, sebagaimana tercatat dari indikator utama berupa aset, DPK, maupun kredit. Kinerja yang baik ini sejalan dengan kondisi perekonomian nasional maupun Lampung yang secara umum kondusif..
Jumlah Aset meningkat dibandingkan triwulan IV-2010 maupun triwulan I-2010, menjadi Rp37,17 triliun pada triwulan laporan. Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 4,33% (qtq) atau 18,44% (yoy). Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 4,85% (qtq) atau 20,29% (yoy), meski kurang diimbangi dengan kualitas kredit yang justru menunjukkan penurunan kinerja sebagaimana tercatat pada peningkatan rasio NPL (Non Performing Loan) dari 2,88% menjadi 3,1% (qtq).
Pada kredit MMK (Mikro Kecil Menengah), terjadi peningkatan baki debet sebesar 7,36% (qtq) atau 23,97% (yoy). Kredit MKM yang mengalami pertumbuhan triwulanan tertinggi adalah kredit konsumsi (10,03% qtq), sementara pertumbuhan tahunan tertinggi adalah kredit investasi (65,5% yoy).
Keuangan Daerah
Hingga akhir tahun 2010, realisasi pendapatan daerah pada APBD-P 2010 mencapai 102% dari target sebesar Rp2,040 triliun. Sedangkan realisasi belanja daerah belum terealisasi sepenuhynya atau hanya terealisasi sebesar 94,78%.
Pada ABPD Tahun 2011, terjadi peningkatan sebesar 5,97% untuk anggaran pendapatan dan 3,11% untuk anggaran belanja. Demikian juga dengan proporsi tiap komponen pembentuk APBD yang mengalami perubahan relatif kecil dibandingkan anggaran 2010. Komponen terbesar anggaran pendapatan 2011 masih berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan porsi sebesar 50,2% atau berada di atas Dana Perimbangan. Sementara dalam komponen belanja, porsi dominan diberikan pada belanja modal dengan fokus pembangunan infrastruktur sesuai dengan master plan pembangunan.
Ringkasan Eksekutif
xiv
Transaksi sistem pembayaran tunai mengalami net inflow..Jumlah tenaga kerja meningkat...
Ekonomi Lampung diperkirakan tumbuh lebih tinggi...
Sistem Pembayaran
Selama triwulan I-2011,aktivitas sistem pembayaran tunai menunjukkan net inflow. Pada system pembayaran non tunai melalui kliring terjadi peningkatan, namun transaksi melalui RTGS mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, penemuan uang palsu selama triwulan I-2011 meningkat, begitu pula dengan aktivitas pemusnahan uang lusuh (PTTB) yang meningkat 9,8% (qtq) dari Rp1,22 triliun pada triwulan IV-2010 menjadi Rp1,34 triliun di triwulan laporan.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Jumlah penduduk usia kerja yang bekerja mengalami peningkatan sebesar 3,27% (yoy), dari 3,53 juta jiwa pada Februari 2010 menjadi 3,74 juta jiwa di triwulan laporan. Sementara itu jumlah pengangguran maupun jumlah penduduk miskin menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 9,84% (yoy) dan 5,03% (yoy). Indikator kesejahteraan petani mengalami peningkatan, sebagaimana tercermin pada kenaikan NTP sebesar 5,22% (yoy), atau menjadi 118,24 di triwulan laporan. Nilai ini tertinggi di Indonesia, yang bermakna bahwa surplus yang diterima petani Lampung paling besar di Indonesia, meski pertumbuhan triwulanannya lebih rendah dibandingkan surplus petani secara nasional.
Prospek Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II-2011 diproyeksikan berada pada kisaran 4,72% - 5,72% (yoy). Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi akan terdorong oleh sector pertanian karena masa panen puncak tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan, antara lain padi dan kopi. Sementara itu di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih mendominasi pertumbuhan konsumsi, yang didukung oleh peningkatan UMP riil sejalan dengan tekanan inflasi yang cenderung menurun. Konsumsi pemerintah mengalami trend meningkat sejalan dengan proses lelang yang mulai dilakukan di triwulan II-2011. Kinerja investasi serta aktivitas ekspor juga diperikakan tetap
Ringkasan Eksekutif
xv
menunjukkan arah positif
Inflasi pada triwulan II-2011 diperkirakan berada pada kisaran 10,15%-11,15% (yoy), namun cenderung mendekati batas bawah.
Dari sisi non fundamental, tekanan harga volatile foods cenderung minimal pada periode awal triwulan II-2011 sehubungan dengan masa panen padi, cabe, serta sayuran lainnya yang masih berlangsung di daerah sentra produksi. Turunnya harga beras yang masih berlanjut akan mendorong penurunan IHK kelompok bahan makanan secara umum. Sementara itu, seperti trend pada tahun-tahun sebelumnya, harga rokok diperkirakan masih akan mengalami kenaikan pada periode ini, sehingga memberikan tekanan harga pada kelompok administered price.
Dari sisi fundamental, kondisi nilai tukar yang diperkirakan cenderung stabil menyebabkan inflasi dari faktor eksternal sangat minimal. Meskipun demikian, pergerakan harga komoditas dunia yang mengalami trend peningkatan diprediksi memicu peningkatan harga komoditas lokal, terutama makanan jadi yang menggunakan bahan baku impor.
Kegiatan intermediasi perbankan di Provinsi Lampung triwulan II-2011 diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan. Hal ini terkonfirmasi melalui hasil Survei Kredit Perbankan yang menunjukkan bahwa DPK akan tumbuh karena fasilitas jasa perbankan yang meningkat dan suku bunga simpanan yang menarik. Sementara itu, penyaluran kredit akan meningkat karena permodalan bank yang cukup, kualitas portfolio kredit yang meningkat, serta prospek usaha nasabah yang membaik.
Kondisi Makro Ekonomi Regional
1
-15 -10 -5 0 5 10 15 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000I II III IV I II III IV I II III IV I
2008 2009 2010 2011
Rp Miliar %
Grafik 1.1
Perkembangan PDRB & Laju Pertumbuhan Provinsi Lampung
Nilai growth (yoy) - axis kanan growth (qtq) - axis kanan
BAB I – KONDISI MAKRO EKONOMI
REGIONAL
1.
KONDISI UMUM
Pada triwulan I-2011, ekonomi Lampung tumbuh sebesar 6,38% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,95%; yoy). Angka pertumbuhan tersebut berada diatas kisaran pertumbuhan yang diperkirakan sebelumnya. Di sisi permintaan, perlambatan hanya dialami oleh komponen perubahan stok, sementara kinerja komponen lainnya menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan investasi selama triwulan laporan lebih tinggi dari perkiraan awal dan merupakan pertumbuhan tertinggi dalam kurun 2 tahun terakhir. Iklim investasi yang membaik sejalan dengan stabilnya kondisi perekonomian daerah dan nasional mendorong tingginya pertumbuhan investasi di Lampung. Sementara itu, kinerja ekspor yang tumbuh meningkat didorong oleh permintaan global serta membaiknya harga komoditas unggulan Lampung di pasar internasional. Kinerja konsumsi tercatat tumbuh mencapai 5,45% (yoy), dengan sumbangan tertinggi berasal dari konsumsi swasta.
Di sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi yang melambat dialami oleh empat sektor yaitu sektor pertanian, sektor
industri pengolahan, sektor
pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Cuaca ekstrim yang terjadi sejak pertengahan tahun 2010 berdampak pada penurunan kuantitas dan kualitas output pada sektor pertanian terutama sub sektor bahan makanan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Perlambatan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Lampung selama triwulan I-2011 yang juga terkonfirmasi oleh menurunnya impor bahan baku penolong menjadikan pertumbuhan sektor industri pengolahan melambat. Adanya hambatan arus penyeberangan Merak-Bakauheni selama triwulan laporan, menjadi indikator perlambatan pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Bagitu pula dengan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang melambat akibat penurunan aktivitas sewa bangunan maupun perbankan.
Kondisi Makro Ekonomi Regional
2
-5 0 5 10 4,500 5,000 5,500 6,000 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 Rp Miliar % Grafik 1.2Perkembangan Konsumsi Swasta
Konsumsi Swasta growth (yoy) - rhs growth (qtq) - rhs
2. PERKEMBANGAN PDRB SISI PERMINTAAN
Berdasarkan sisi permintaan, semua komponen mengalami peningkatan pertumbuhan tahunan, kecuali perubahan stok yang memiliki nilai pertumbuhan negatif sebesar 74,28% (yoy) di triwulan laporan, sehingga secara umum PDRB Lampung di triwulan laporan mengalami pertumbuhan melambat.
Tabel 1.1
Perkembangan PDRB Sisi Permintaan
Sumber: BPS Provinsi Lampung
2.1. Konsumsi
Pada komponen PDRB, konsumsi terbagi atas konsumsi swasta dan konsumsi Pemerintah. Selama triwulan I-2011, konsumsi swasta tumbuh 5,09% (yoy), meningkat dibanding triwulan IV-2010 yang sebesar 4,23% (yoy). Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 11,4% (yoy) maupun panen komoditas bahan makanan menjadi pendorong aktivitas konsumsi selama triwulan laporan.
Peningkatan nilai konsumsi swasta
selama triwulan laporan
terkonfirmasi oleh sejumlah indikator antara lain peningkatan konsumsi listrik rumah tangga
sebesar 53,19 % (yoy),
pertumbuhan nilaI tukar petani (NTP) sebesar 5,22% (yoy) yang terjadi pada subsektor padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan. Indikator peningkatan aktivitas konsumsi swasta lainnya adalah hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Bandar Lampung yang menunjukkan adanya peningkatan optimisme masyarakat sebagaimana tampak dari naiknya indeks keyakinan konsumen maupun indeks kondisi ekonomi
IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11
Konsumsi 3.93 4.09 3.78 4.95 4.49 5.45
Konsumsi Swasta 3.64 4.77 4.39 5.28 4.23 5.09
Konsumsi Pemerintah 4.87 0.20 0.74 3.57 5.34 7.56
Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.00 5.18 2.90 5.73 10.06 13.15
Perubahan Stok 219.11 (41.41) (112.75) (15.76) 7.56 (74.28)
Ekspor (13.27) (20.68) (13.13) 0.76 9.28 42.26
Impor (36.28) (40.24) (9.35) (0.79) 5.68 45.46
Produk Domestik Regional Bruto 4.42 5.68 4.25 6.23 6.95 6.38
PDRB Berdasarkan Penggunaan PDRB (% yoy)
Kondisi Makro Ekonomi Regional
3
0 20 40 60 80 100 120 140 160 Ja n Fe b Mar Ap r Mei Juni Ju li A g u st Sep Ok t N o v D e s Ja n Fe b Mar 2010 2011 Grafik 1.6Indeks Keyakinan Konsumen
IKK IKESI IEK
saat ini dibandingkan indeks yang sama pada triwulan I-2010.
Sumber : PT PLN Wilayah Lampung Sumber : BPS Provinsi Lampung
Sumber : Pemerintah Provinsi Lampung Sumber : Bank Indonesia Bandar Lampung
Beberapa indikator yang juga mendukung peningkatan konsumsi swasta adalah data PDAM dimana selama triwulan laporan terjadi peningkatan jumlah pelanggan sebesar 1,27% (yoy) dibanding triwulan I-2010, pajak kendaraan bermotor menunjukkan peningkatan penerimaan pajak sebesar 7,66% (yoy), begitu pula dengan kredit konsumsi yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,77% (yoy), meski melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 12,74% (yoy). Indikator berupa impor barang konsumsi yang meningkat 55,33% (yoy), serta adanya penyaluran raskin Januari sampai Maret 2011 serta jatah raskin April yang direalisasikan pada bulan Maret 2011, juga menjadi indikator pendorong peningkatan pada konsumsi swasta. 95 100 105 110 115 120 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 112.37 118.10 118.24 Grafik 1.4
Perkembangan Nilai Tukar Petani
0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 2008 2009 2010 2011 Grafik 1.5
Perkembangan Upah Minimum Provinsi Lampung Rp -50 100 150 200 250 300 350 400 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 Tr w I A pr -10 M ay -10 Jun -10 Tr w II Jul -10 A ug -10 Se p -10 Tr w II I Oct -10 Nov -10 D ec -10 Tr w IV Jan -11 Fe b -11
Tw I-10 Tw II-10 Tw III-10 Tw IV-10 Tw I-11 Juta KwH
Grafik 1.3
Kondisi Makro Ekonomi Regional
4
Sumber : PDAM Way Rilau Sumber : LBU dan LBUS
Pada konsumsi pemerintah, terjadi pertumbuhan sebesar 7,56% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 5,34% (yoy), sehubungan adanya peningkatan dana APBD di tahun 2011 ini. Meski demikian realisasi pengeluaran pemerintah pada triwulan I-2011 masih terbatas dan jika dibandingkan dengan triwulan IV-2010 terjadi penurunan output sebesar 45,57% (qtq). Hal ini akibat proses lelang proyek infrastruktur baru mulai dilaksanakan pada bulan Februari 2011, sehingga meskipun dana pembangunan yang berasal dari Pemerintah Pusat meningkat dari Rp11,336 triliun menjadi Rp14,695 triliun (yoy), namun belum terealisir. Masih rendahnya realisasi belanja pemerintah juga tampak pada nilai giro pemerintah daerah di perbankan yang meningkat dibandingkan akhir 2010.
2.2. Investasi
Kegiatan investasi sebagaimana tercermin dalam pembentukan modal tetap bruto menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,15% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 10,06% (yoy). Berdasarkan data BPMD Provinsi Lampung, realisasi
28,800 28,900 29,000 29,100 29,200 29,300 29,400 29,500 29,600 Jan -10 Fe b -10 Mar -10 A pr -10 M ay -10 Jun -10 Jul -10 A ug -10 Se p -10 Oct -10 Nov -10 D ec -10 Jan -11 Fe b -11 Grafik 1.7
Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Air PDAM 12.74 10.77 0 5 10 15 20 25 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000
Mar Jun Sept Nov Mar Jun Sept Des Mar
2009 2010 2011
Rp Miliar %
Grafik 1.8 Kredit Konsumsi
Kredit Konsumsi growth (yoy) - rhs
(20) (15) (10) (5) 0 5 10 15 20 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 2011 Grafik 1.9
Perkembangan Konsumsi Pemerintah
nilai growth (yoy)-rhs
Rp Miliar %
Kondisi Makro Ekonomi Regional
5
-20 0 20 40 60 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 % Grafik 1.11Perkembangan Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi
kredit investasi (yoy) kredit modal kerja (yoy)
0 5 10 15 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 Rp Miliar % Grafik 1.10
Pembentukan Modal Tetap Bruto
PMTB growth (yoy)-rhs
investasi selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp458,28 miliar, yang terdiri dari industri minuman ringan (Rp30,88 miliar), perkebunan tebu dan industri gula (Rp405 miliar), pembibitan dan budidaya ayam ras pedaging (Rp22,4 miliar).
Prompt indikator pendukung peningkatan investasi diantaranya adalah outstanding
kredit investasi serta kredit modal kerja perbankan yang tumbuh masing-masing sebesar 26,00% (yoy) dan 25,83% (yoy), penjualan semen yang meningkat 42,9% (yoy), serta pertumbuhan pada impor bahan baku penolong sebesar 35,83% (yoy). Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa pada triwulan laporan terjadi ekspansi usaha oleh para pelaku usaha di sebagian besar sektor ekonomi. Contact liaison Bank Indonesia juga mengungkapkan adanya aktivitas investasi multiyears di triwulan I-2011, pembelian kendaraan operasional, serta mesin-mesin pendukung proses produksi.
Selain itu, terdapat pula proyek multiyears pemerintah seperti pembangunan Kota Baru Lampung, pengembangan Bandara Radin Inten II sebagai bandara internasional, serta pengembangan Bandara Seray Lampung Barat. Adanya upgrade kawat transfer SIS (Sistem Interkoneksi Sumatera) guna meningkatkan pasokan listrik Sumbagsel dari 220 MW menjadi 330 MW juga menjadi pendorong aktivitas investasi di triwulan laporan. Guna mendukung aktivitas investasi, belanja langsung APBD yang akan dialokasikan untuk infrastruktur jalan dan jembatan berjumlah Rp281 miliar, dengan wilayah penyebaran di seluruh Provinsi Lampung dalam bentuk pembangunan jalan, gorong-gorong, jembatan, serta pembebasan lahan untuk jalan.
Kondisi Makro Ekonomi Regional
6
-60 -40 -20 0 20 40 60 -200,000 400,000 600,000 800,000 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 US$ Ribu % Grafik 1.14Perkembangan Ekspor Lampung
Nilai growth (qtq)-rhs growth (yoy)-rhs
352,320 0 100,000 200,000 300,000 400,000 Tw -I Tw -II Tw -III Tw -IV Tw -I Tw -II Tw -III Tw -IV Tw -I 2009 2010 2011 ton Grafik 1.13
Rata-Rata Penjualan Semen
51,303 59,257 0 20 000 40 000 60 000 80 000 100 000 120 000 140 000 160 000 180 000 I-09 II -09 III -09 IV -09 I-10 II-10 III -10 IV -10 I-11 Grafik 1.15
Kegiatan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Panjang (ton)
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Sumber : berbagai sumber (diolah)
2.3. Ekspor-Impor a. Ekspor
Berdasarkan data PDRB, kinerja ekspor selama triwulan I-2011 menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari 9,28% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 42,26% (yoy) di triwulan laporan. Peningkatan permintaan yang kemudian berimbas pada kenaikan harga internasional membuat beberapa komoditas unggulan Lampung seperti kopi, teh, dan rempah-rempah; lemak dan minyak hewan/nabati; ikan dan udang; serta karet dan barang dari karet mengalami peningkatan ekspor. Indikator pendukung berupa aktivitas muat peti kemas di Pelabuhan Panjang menunjukkan adanya peningkatan nilai sebesar 15,51% (yoy).
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Sumber : Pelindo Prrovinsi Lampung
-50,000 100,000 150,000 200,000 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011
Kondisi Makro Ekonomi Regional
7
Afrika 5% Amerika 15% Asia 57% Australia 2% Eropa 21% Grafik 1.16Pangsa Negara Tujuan Ekspor Lampung Triwulan I -2011
Menurut negara tujuan ekspor Lampung, mayoritas masih ditujukan ke benua Asia, terutama India dan RRC dengan pangsa masing-masing 13,6% dan 11,76% dari total ekspor. Negara lain yang juga dominan sebagai sasaran ekspor Lampung adalah Amerika Serikat dan Jepang dimana selama triwulan laporan, kedua negara tersebut berpangsa 13,46% (Amerika Serikat) dan 11,2% (Jepang) dari total nilai ekspor. Dampak dari adanya peristiwa gempa dan tsunami Jepang pada maret 2011 menjadikan nilai ekspor ke Jepang melemah dari USD30,99 juta pada bulan Februari 2011 menjadi USD24,98 juta di bulan Maret 2011. Contact liaison Bank Indonesia di bidang industri makanan dan minuman mengatakan bahwa beberapa minggu setelah tsunami Jepang, permintaan produk mereka dari negara tersebut sempat terhenti. Meski demikian, jika dilihat agregat selama triwulan I-2011, nilai ekspor ke Jepang masih mengalami pertumbuhan sebesar 19,59% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV-2010 yang tumbuh 12,91% (yoy).
Menurut klasifikasi Harmonized System (HS), komoditas yang mendominasi aktivitas ekspor Lampung selama triwulan laporan adalah lemak dan minyak hewan/nabati (CPO) dengan pangsa mencapai 24,3%, diikuti kemudian dengan kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar 21,93%. Pada CPO, keterbatasan stok internasional di tengah meningkatnya permintaan (termasuk dari India dan China), menjadikan harga CPO naik dari 794 USD/metric ton menjadi 1.141 USD/metric ton (yoy). Meskipun kuantitas ekspor CPO Provinsi Lampung turun 16,6% (yoy), namun nilai ekspor komoditas ini meningkat 38,24% (yoy). Pada kopi, peningkatan ekspor sebesar 233,08% (yoy) sejalan dengan peningkatan harga internasional kopi dari Rp9.252/kg pada triwulan I-2010 menjadi Rp16.724/kg di triwulan I-2011. Komoditas karet juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 185,61% (yoy) akibat bertambahnya permintaan pasca penurunan pasokan dari negara pesaing (Thailand, Vietnam, dan Malaysia) yang sejalan dengan ketersediaan output. Kondisi sebaliknya terjadi pada komoditas kakao yang mengalami penurunan ekspor sebesar 21,9% (yoy) sehubungan penurunan hasil panen sebesar 30%, meskipun harga internasional komoditas ini meningkat.
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi
Kondisi Makro Ekonomi Regional
8
Tabel 1.2
Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Klasifikasi Harmonized System (HS)
ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) 1. Kopi, Teh, Rempah-rempah 46,984 9.85 107,418 18.99 215,504 31.10 168,410 22.11 156,498 20.55 2. Bubur Kayu / Pulp 58,882 12.35 56,046 9.91 48,111 6.94 63,931 8.39 44,905 5.90 3. Ikan dan Udang 28,988 6.08 26,841 4.75 36,547 5.27 36,514 4.79 49,245 6.47 4. Lemak & Minyak Hew an / Nabati 125,547 26.33 162,266 28.69 184,525 26.63 233,042 30.60 173,552 22.79 5. Bahan Bakar Mineral 70,826 14.86 39,630 7.01 59,330 8.56 71,790 9.43 74,606 9.80 6. Karet dan Barang dari Karet 12,995 2.73 21,187 3.75 24,472 3.53 28,596 3.75 37,116 4.87 7. Kayu, Barang dari Kayu 3,267 0.69 3,597 0.64 1,950 0.28 3,193 0.42 2,377 0.31 8. Hasil Penggilingan 183 0.04 27 0.00 1,007 0.15 7,473 0.98 14,432 1.89 9. Olahan dari Buah-buahan / Sayuran 23,443 4.92 38,150 6.75 33,634 4.85 49,066 6.44 40,606 5.33 10. Ampas / Sisa Industri Makanan 3,868 0.81 6,486 1.15 5,285 0.76 7,791 1.02 7,476 0.98 11. Berbagai Makanan Olahan 4,152 0.87 3,443 0.61 3,562 0.51 3,106 0.41 3,893 0.51 12. Minuman 1,365 0.29 5,946 1.05 4,721 0.68 5,613 0.74 7,500 0.98 13. Berbagai Produk Kimia 2,343 0.49 1,171 0.21 3,387 0.49 3,227 0.42 6,826 0.90 14. Kaca & Barang dari Kaca 154 0.03 100 0.02 177 0.03 122 0.02 234 0.03 15. Olahan dari Tepung 15 0.00 14 0.00 302 0.04 907 0.12 263 0.03 16. Bahan Kimia Organik 14,006 2.94 13,891 2.46 10,876 1.57 15,005 1.97 12,261 1.61 17. Gula dan Kembang Gula 8,314 1.74 4,924 0.87 13,503 1.95 11,205 1.47 4,383 0.58 18. Kakao / Coklat 43,680 9.16 50,308 8.90 15,148 2.19 22,187 2.91 34,116 4.48 19. Buah-buahan 564 0.12 891 0.16 729 0.11 1,355 0.18 1,399 0.18 20. Sari Bahan Samak & Celup - - - - 0 - 0 -21. Lak, Getah dan Damar 961 0.20 736 0.13 655 0.09 782 0.10 751 0.10 22. Sayuran 3 0.00 - - 1 0.00 11 0.00 18 0.00 23. Sabun dan Preparat Pembersih 433 0.09 669 0.12 429 0.06 449 0.06 525 0.07 24. Perekat, Enzim - - - - 0 - 0 -25. Mesin-mesin / Pesaw at Mekanik 853 0.18 872 0.15 3,964 0.57 3,298 0.43 3,086 0.41 26. Lain-lain 24,931 5.23 20,950 3.70 25,187 3.63 24,560 3.22 37,621 4.94
Total 476,758 100.00 565,563 100.00 693,006 100.00 761,633 100 713,689 94
Trw I-11 Trw IV-10
Komoditas Utama Ekspor Trw I-10 Trw II-10 Trw III-10
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia
b. Impor
Selama triwulan I-2011, impor tumbuh sebesar 45,46% (yoy), meningkat sangat signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 5,68% (yoy). Komoditas pupuk merupakan salah satu komoditas utama penyumbang akselerasi tersebut, sehubungan dengan pembelian pupuk menjelang masa tanam April-Mei 2011. Selain itu, komoditas gula rafinasi juga mengalami peningkatan impor yang tinggi hingga 551,9% (yoy) akibat kualitas yang baik dan harga beli yang cukup murah (informasi dari contact liason Bank Indonesia). Komoditas sisa industri makanan, serta biji-bijian berminyak juga mengalami peningkatan impor guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri di Lampung. Meningkatnya impor di triwulan laporan terkonfirmasi oleh data volume bongkar barang perdagangan luar negeri di Pelabuhan Panjang dimana terjadi peningkatan volume bongkar barang hingga 129.38% (yoy).
Di tengah kecenderungan umum peningkatan impor, beberapa komoditas tercatat mengalami penurunan impor, antara lain binatang hidup dan mesin-mesin industri. Impor komoditas binatang hidup yaitu sapi bakalan dari Australia turun sehubungan adanya peraturan kuota impor sapi dalam rangka mewujudkan swasembada sapi secara nasional. Begitu pula dengan mesin-mesin industri yang mulai menunjukkan penurunan impor secara signifikan pada triwulan I-2011 sebagai dampak dari pemberlakuan bea impor mesin
Kondisi Makro Ekonomi Regional
9
-100 200 300 400 500Jan Feb Mar Apr Me
i Ju n Ju l A gu s Sept Okt No v De s Jan Feb 2010 2011 Grafik 1.18
Volume Bongkar Barang Perdagangan Luar Negeri
ribu ton
produksi yang mencapai 10%. Meskipun kedua komoditas tersebut memilki pangsa yang cukup besar, namun secara keseluruhan nilai impor Lampung tetap menunjukkan peningkatan.
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Sumber : Pelindo Pelabuhan Panjang
Tabel 1.3
Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2010 II-2010 III-2010 IV-2010 I-2011
1. Pupuk 18,519,834 38,096,078 25,724,238 6,261,796 44,749,051
2. Binatang Hidup 57,178,301 32,780,848 36,844,836 30,558,375 27,605,877
3. Ampas / Sisa Industri Makanan 5,179,237 6,277,847 7,623,908 11,156,835 15,726,540
4. Besi dan Baja 274,233 15,352 1,449,481 101,418 328,445
5. Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 25,462,277 18,985,248 17,819,629 26,042,325 9,367,441
6. Gula dan Kembang Gula 7,089,000 40,044,364 40,945,764 35,633,512 46,213,387
7. Hasil Penggilingan 2,794,146 822,888 3,107,027 3,691,587 4,083,850
8. Mesin / Peralatan Listik 1,936,496 477,171 727,451 3,762,353 1,794,024
9. Plastik dan Barang dari Plastik 614,309 502,352 339,161 602,061 1,138,899
10.Benda-benda dari Besi dan Baja 1,622,614 1,157,525 14,570,749 1,033,856 509,060
11.Berbagai Makanan Olahan 2,224,301 2,100,378 1,966,859 2,616,744 2,735,799
12.Garam, Belerang, Kapur 1,036,729 1,462,836 1,135,195 2,120,977 1,580,476
13.Bahan Kimia Organik 1,954,482 2,313,497 2,450,448 2,131,822 2,449,851
14.Bahan Kimia Anorganik 563,950 551,225 634,926 1,172,844 833,042
15.Berbagai Produk Kimia 361,193 216,580 112,995 472,077 342,445
16.Kain Perca 205,544 1,340,792 1,549,402 605,968 359,464
17.Gandum-ganduman 1,347,300 3,519,650 1,981,960 29,515,870 47,985,673
18.Berbagai Barang Logam Dasar 818,825 182,007 917,356 780,696 1,273,689
19.Bahan Bakar Mineral 0 0 15290.5 2550 0
20.Biji-bijian berminyak 13,593,034 10,690,183 17,209,525 7,943,253 13,762,006
21.Kendaraan dan Bagiannya 229,250 2,323,859 1,174,842 489,002 983,486
22.Kaca & Barang dari Kaca 586,209 518,368 542,585 515,791 1,018,040
23.Lemak & Minyak Hewan / Nabati 114,812 0 68,700 13,443 606,846
24.Perekat, Enzim 93,080 137,850 197,204 153,978 160,985 25.Produk Hewani 0 0 63,551 99,925 115,202 26.Lain-lain 4,875,358 2,481,658 2,882,630 4,433,023 5,219,388 Total 148,674,515 166,998,556 182,055,711 171,912,084 230,942,967 US$ US$ US$ US$ Komoditas Utama Impor
US$
Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)
(100) (50) -50 100 150 -50 100 150 200 250 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 Grafik 1.17
Perkembangan Impor Lampung
Nilai growth(qtq)-rhs growth(yoy)-rhs
Kondisi Makro Ekonomi Regional
10
Afrika 1.5% Amerika 15.7% Asia 59.2% Australia 12.1% Eropa 11.6% Grafik 1.19 Porsi Negara Pengimpor22.2%
74.4% 3.3%
Grafik 1.20
Pangsa Impor Komoditas Berdasarkan BEC
Barang konsumsi Bahan baku penolong Barang modal Menurut klasifikasi BEC, peningkatan nilai impor terjadi pada kelompok bahan baku penolong dan barang konsumsi, masing-masing sebesar 453,5% (yoy) dan 35,83% (yoy). Peningkatan impor barang konsumsi terjadi terutama pada makanan dan minuman rumah tangga sehubungan makin bervariasinya produk asing serta adanya momen perayaan keagamaan imlek. Peningkatan impor pada kelompok bahan baku penolong ternyata juga dominasi oleh sub kelompok makanan dan minuman olahan untuk industri. Contact liaison di bidang industri pengolahan pakan ternak menginformasikan bahwa pengenaan bea impor sebesar 5% pada bahan baku produksi mereka, tidak menurunkan impor perusahaan, namun kemudian berimplikasi pada kenaikan harga jual ke konsumen sebesar 4%.
Negara asal, impor Lampung sebagian besar berasal dari Benua Asia (59,15%), terutama Thailand (28,69%) dan RRC (7,91%), hal ini sejalan dengan pemberlakukan kerjasama serta integrasi perdagangan di dalam ACFTA (Asean China Free Trade Area) sejak tahun 2010.
Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia
3. PERKEMBANGAN PDRB SISI PENAWARAN
Dilihat dari sisi penawaran, empat sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan dibandingkan triwulan IV-2010. Meski demikian, akselerasi pertumbuhan pada lima sektor lainnya, menjadikan perekonomian Lampung selama triwulan I-2011 tumbuh cukup tinggi.
Kondisi Makro Ekonomi Regional
11
Pertanian 37.2% Pertamban gan & Penggalian 1.9% Industri Pengolahan 16.1% Listrik, Gas& Air Bersih 0.6% Bangunan 3.4% Perdaganga n, Hotel & Restoran 14.9% Pengangkut an & Komunikasi 11.3% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.4% Jasa-jasa 8.1% Grafik 1.22
Pangsa PDRB sektoral Triwulan I-2011 Tabel 1.5 Pertumbuhan PDRB (%, yoy) Sektor Q I-2010 (yoy) Q IV-2010 (yoy) Q I-2011 (yoy) Q1-2011 (qtq) Pertanian 1.04 4.19 3.11 27.29
Pertambangan dan Penggalian -9.34 -1.35 5.25 -1.78
Industri Pengolahan 4.92 10.19 9.46 -0.01
Listrik, Gas & Air Bersih 8.29 17.18 17.47 3.93
Bangunan 2.33 1.85 9.87 2.13
Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.58 1.21 1.28 0.99
Pengangkutan & Komunikasi 10.73 19.27 14.65 1.25
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 36.44 16.74 11.94 -1.03
Jasa-jasa 4.76 7.00 12.65 -1.4
PDRB dengan Migas 5.68 6.95 6.39 9.39
Sumber: BPS Provinsi Lampung
*) Kontribusi pertumbuhan tahunan sektor terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan Triwulan IV-2010
Selama triwulan laporan, hanya sektor pertanian yang mengalami peningkatan pangsa, dari 31,43% pada triwulan IV-2010 menjadi 37,24% di triwulan laporan. Sementara pangsa sektor industri turun dari 17,02% menjadi 16,12%. Kedua kondisi ini mencerminkan bahwa struktur ekonomi Lampung masih bertumpu pada sektor primer.
Sumber: BPS Provinsi Lampung
SEKTOR PERTANIAN
Kinerja sektor pertanian mengalami perkembangan yang melambat, dari 4,19% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 3,11% (yoy) di triwulan laporan. Kondisi tersebut diakibatkan cuaca ekstrim sejak pertengahan tahun 2010 yang menjadikan nilai output terutama sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan tumbuh melambat.
Pertanian 31.4% Pertambang an & Penggalian 2.1% Industri Pengolahan 17.0% Listrik, Gas
& Air Bersih 0.6% Bangunan 3.7% Perdagangan , Hotel & Restoran 16.1% Pengangkut an & Komunikasi 12.6% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7.1% Jasa-jasa 9.3% Grafik 1.21
Kondisi Makro Ekonomi Regional
12
Subsektor perikanan mengalami penurunan produksi sehingga membuat harga ikan laut di pasaran sempat naik hingga 50% dari harga normal.
Secara triwulan, sektor pertanian mengalami akselerasi dengan nilai pertumbuhan yang meningkat dari -20,24% (qtq) menjadi 27,29% (qtq). Kondisi ini tertutama disumbang oleh subsektor tanaman bahan makanan sehubungan telah dimulainya panen rendeng padi sejak Februari 2011 dan akan mencapai puncaknya pada April 2011. Meningkatnya output sektor pertanian terkonfirmasi oleh data ARAM I-2011 dimana terjadi pertumbuhan produksi padi sebesar 0,38% dibanding akhir tahun 2010. Indikator perbankan juga menunjukkan penurunan outstanding kredit pertanian sebesar 0,23% (qtq) sehubungan masa panen yang sedang berlangsung.
Absolut Persen Absolut Persen
Padi (Sawah + Ladang)
Luas Panen (ha) 570 590,609 590,304 590,039 103439.87 -305 -0.05 Produktivitas (ku/ha) 46.88 47.54 47.75 0.66 1.41 0.21 0.44 Produksi (ton) 2,622,900 2,807,791 2,818,490 184,891 7.05 10,699 0.38
Kedelai
Luas Panen (ha) 13,518 6,195 6,061 -7,323 -54.17 -134 -2.16 Produktivitas (ku/ha) 11.95 11.82 11.92 -0.13 -1.09 0.10 0.85 Produksi (ton) 16,153 7,325 7,227 -8,828 -54.65 -98 -1.34
Jagung
Luas Panen (ha) 434,542 447,509 396,673 12,967 2.98 -50,836 -11.36 Produktivitas (ku/ha) 47.58 47.52 47.58 -0.06 -0.13 0.06 0.13 Produksi (ton) 2,067,710 2,126,571 1,887,386 58,861 2.85 -239,185 -11.25
2009-2010 2010-2011
Tabel 1.5
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi (Sawah + Ladang), Kedelai, dan Jagung Tahun 2009-2011
Uraian 2009 (Atap) 2010 (Asem) 2011 (Aram I)
Perkembangan Perkembangan
Sumber: BPS Provinsi Lampung
Sumber: LBU dan LBUS
-20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000
Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Des Mar
2009 2010 2011
Grafik 1.23
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian
nilai
growth (yoy)-rhs growth (qtq)-rhs
Kondisi Makro Ekonomi Regional
13
-100 -50 0 50 100 0 50,000 100,000 150,000 200,000 Tr w I 09 Tr w II 09 Tr w II I 09 Tr w IV 09 Tr w I-10 Tr w II -10 Tr w II I-10 Tr w IV -10 Tr w I-11 Grafik 1.25Impor Bahan Baku Penolong
nilai growth (yoy)-rhs
US$ %
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Sektor ini mengalami perlambatan kinerja, dari pertumbuhan sebesar 10,19% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 9,48% (yoy) di triwulan laporan. Kondisi ini terkonfirmasi oleh rilis BPS yang menginformasikan adanya penurunan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Lampung selama triwulan I-2011 sebesar 9,58%, terutama pada jenis industri makanan dan minuman serta industri kayu dan barang-barang dari kayu. Sedangkan industri karet dan barang dari karet serta barang dari plastik mengalami pertumbuhan positif sebesar 11,89%, yang membuat penurunan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang tidak terlalu dalam. Perlambatan pada sektor ini searah dengan impor bahan baku penolong dimana selama triwulan laporan terjadi penurunan pertumbuhan dari 51,62% (yoy) menjadi 35,83% (yoy), terutama pada sub kelompok makanan minuman untuk industri dan suku cadang.
Meski terjadi perlambatan, namun aktivitas kredit perbankan untuk sektor ini tetap menunjukkan peningkatan, sebagaimana tampak dari peningkatan pertumbuhan Outstanding kredit perbankan dari 8,99% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 31,66% (yoy) di triwulan laporan. Perusahaan contact liaison Bank Indonesia Bandar Lampung di bidang industri pengolahan pakan ternak mengungkapkan adanya peningkatan produksi pada triwulan laporan dibandingkan periode yang sama tahun 2010, akibat meningkatnya permintaan dan daya beli masyarakat. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Bandar Lampung menunjukkan bahwa pada triwulan laporan terjadi peningkatan kegiatan usaha pada sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar 0,3%. Faktor-faktor ini menjadikan sektor industri pengolahan tetap mengalami peningkatan output meski melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan IV-2010.
Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter (diolah)
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 900 1,200 1,500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 Grafik 1.24
PDRB Sektor Industri Pengolahan
nilai Growth (yoy) - rhs Growth (qtq) - rhs Rp Miliar
Kondisi Makro Ekonomi Regional
14
32,900 33,000 33,100 33,200 33,300 33,400 33,500 33,600 33,700 33,800 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 A pr -10 M ay -10 Jun -10 Jul -10 A ug -10 Se pt -10 O kt -10 Nov -10 D es -10 jan -11 Fe b -11 Grafik 1.28Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung
Sumber: LBU dan LBUS
SEKTOR LISTRIK, AIR DAN GAS
Output sektor listrik, Gas, dan air bersih (LGA) juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 17,47% (yoy), dari 17,18% (yoy) pada triwulan IV-2010. Peningkatan jumlah pelanggan listrik sebesar 9,8% (yoy) maupun jumlah konsumsi listrik dan pelanggan PDAM masing masing sebesar 6,44% (yoy) dan 1,197% (yoy) merupakan faktor pendukung peningkatan output sektor ini. Pertumbuhan di sektor ini juga didukung oleh kinerja pembiayaan perbankan yang dikonfirmasi dengan data perbankan yang menunjukkan adanya peningkatan penyaluran kredit untuk sektor LGA sebesar 63,34% (yoy) atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit di triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 25,53% (yoy).
Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber : PDAM Way Rilau
0 500 1,000 1,500 2,000 2,500
Mar-09 Jun-09 Sep-09 Dec-09 Mar-10 Jun-10 Sep-10 Des-10 Mar-11 Grafik 1.26
Perkembangan Kredit Sektor Industri Rp Miliar -5 0 5 10 15 20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 Grafik 1.27 PDRB Sektor Listrik, Gas,
dan Air Bersih
nilai Growth (yoy)-rhs Growth (qtq)-rhs
Kondisi Makro Ekonomi Regional
15
-50 100 150 200 250 Jan '1 0 Fe b '1 0 M ar '1 0 A pr -10 M ay -10 Jun -10 Jul -10 A ug -10 Se p -10 Oct -10 Nov -10 D es -10 Jan -11 Fe b -11 Grafik 1.29Penjualan Listrik Lampung Juta Kwh 13.072 18.623 20.174 0 5 10 15 20 25 M ar -09 Jun -09 Se pt -09 D es -09 M ar -10 Jun -10 Se pt -10 D es -10 M ar -11 Grafik 1.30
Penyaluran Kredit Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Rp Miliar
Sumber : PT PLN Provinsi Lampung Sumber: LBU dan LBUS
SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN (PHR)
Sektor Perdagangan, hotel, dan restoran menujukkan peningkatan pertumbuhan dari 1,21% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 1,28% (yoy) di triwulan laporan. Subsektor perdagangan dan subsektor hotel menjadi penyumbang peningkatan kinerja tersebut. Meningkatnya pertumbuhan subsektor perdagangan didukung salah satunya oleh adanya momen imlek dan valentine pada bulan Februari 2011. Perusahaan contact SKDU Bank Indonesia juga mengatakan adanya peningkatan aktivitas usaha subsektor ini dengan SBT sebesar 12,23%. Sementara itu, perusahaan contact liasion di bidang perdagangan otomotif menyatakan adanya peningkatan penjualan pada triwulan laporan dibandingkan periode yang sama tahun 2010 akibat meningkatnya permintaan yang diimbangi dengan peningkatan produksi.
Subsektor hotel mengalami peningkatan kinerja yang cukup besar, dari 8,87% (yoy) di triwulan IV-2010 menjadi 16,23% (yoy). Data perhotelan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata jumlah tamu yang menginap di hotel bintang, dari 9.531 orang pada triwulan IV-2010 menjadi 9.787 orang. Selain itu, adanya perubahan status dua hotel dari hotel non bintang menjadi hotel bintang pada triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu pendorong peningkatan output subsektor hotel.
Perlambatan kinerja dialami oleh subsektor restoran, sesuai dengan hasil SKDU yang menyatakan adanya penurunan kegiatan usaha subsektor restoran selama triwulan I-2011 dengan SBT -1,02%. Meski demikian, porsi subsektor perdagangan yang mendominasi,
Kondisi Makro Ekonomi Regional
16
7537 9,531 9,787 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 Grafik 1.32
Rata-rata Jumlah Tamu Menginap Di Hotel Bintang
orang
menjadikan output sektor perdagangan, hotel, dan restoran meningkat, searah dengan hasil SKDU Bank Indonesia dengan SBT sebesar 11,21%.
Sumber: BPS Provinsi Lampung
SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan penurunan dari 19,27% (yoy) menjadi 14,65% (yoy). Pada subsektor pengangkutan, kontraksi terjadi terutama pada angkutan jalan raya dan laut akibat tidak lancarnya arus penyeberangan di pelabuhan Bakauheni-Merak sejak Februari 2011. Data jumlah pengguna angkutan laut di Pelabuhan Bakauheni menunjukkan penurunan cukup signifikan sebesar 6,25% dibandingkan triwulan IV-2010 dan turun 1,43% dibandingkan periode yang sama tahun IV-2010. Peningkatan kinerja cukup signifikan hanya dialami oleh angkutan udara akibat peralihan moda transportasi bagi masyarakat yang menginginkan pergi ke Pulau Jawa dalam waktu singkat. Pelayanan maskapai Susi Air yang mulai beroperasi sejak 1 Januari 2011 di Way Kanan serta melayani penerbangan komersial dengan rute Way Bandar Lampung, Way Bengkulu, Way Kanan-Jakarta, dan Jakarta-BandarLampung diprediksi turut mendorong perkembangan angkutan udara selama triwulan laporan.
Subsektor komunikasi mencatatkan pertumbuhan sedikit melambat dari 24,82% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 23,22% (yoy) di triwulan laporan. Adanya dua momen selama triwulan laporan belum mampu mengakselerasi pertumbuhan subsektor ini. Meski kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi secara umum melambat, namun data perbankan tetap menunjukkan adanya peningkatan outstanding kredit pada sektor ini, dibanding periode lalu, yaitu dari Rp496,85 miliar menjadi Rp594,6 miliar.
(10) (8) (6) (4) (2) 0 2 4 6 8 10 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 Grafik 1.31
PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
nilai Growth (yoy) - rhs Growth (qtq) - rhs
Kondisi Makro Ekonomi Regional
17
(5) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 300 600 900 1,200 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 Grafik 1.36PDRB Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Nilai Growth (yoy) - axis kanan Growth (qtq) - axis kanan
Rp Miliar % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 -100 200 300 400 500 600 700
Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar
2009 2010 2011
Grafik 1.34
Perkembangan Kredit Sektor Angkutan
Nilai Growth (yoy)-rhs
Growth (qtq)-rhs
%
Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber : LBU dan LBUS (diolah)
Sumber: ASDP Provinsi Lampung
SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Sektor ini mengalami
pertumbuhan melambat dari 16,74% (yoy) pada triwulan IV-2010 menjadi 11,94% (yoy) di triwulan laporan.
Seluruh subsektor
menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan I-2011,
kecuali subsektor sewa
bangunan. Perlambatan pada 0 100 200 300 400 500 600 700 800 I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 647.4 733.0 742.2 Grafik 1.33 Perkembangan PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
(Rp Miliar ) 679,560 714,491 669,836 0 500,000 1,000,000 I II III IV I 2010 2011 Grafik 1.35
Perkembangan Aktivitas Penyeberangan Laut
Total penumpang kendaraan
Rp Miliar
Unit/orang