• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Konsep Dasar Nutrisi

Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan

tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi

dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang

terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Status Nutrisi

a. Pemasukan energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.

Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan

kemudian di pecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.

Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga

disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan

untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Suhu kkal = 1 K atau

sama dengan 1.000 kalori.

Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang

merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.

b. Pengeluaran energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support

(2)

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate ( BMR )

dan sktivitas fisik.

Kebutuhan energi setiap hari ditentukan dengan rumus :

(BMR + 24) + (0,1x konsumsi kkal setiap hari) + ( energi untuk aktivitas )

Energi untuk aktivitas misalnya :

Istirahat = 30kal/jam

Duduk = 40kal/jam

Berdiri = 60kal/jam

Menjahit = 70kal/jam

Mencuci piring = 130-176kal/jam

Melukis = 400kal/jam

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan

terjadi keseimbangan negative sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan

berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih

banyak dari penegluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi

akan disimpang dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.

c. Basal Metabolisme Rute (BMR)

Basal Metabolisme Rute adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan,

peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :

1. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolism basal bertambah dengan cepat, hal

ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih konstan.

(3)

Kebutuhan metabolism basal laki lebih besar disbanding wanita. Pada

laki-laki kebutuhan BMR 1,0kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg

BB/jam.

3. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas

pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolism lebih

besar.

4. Kelainan endokrin

Hormone tiroksin berpengaruh terhadap metabolism, peningkatan tiroksin

miksalnya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolism sedangkan

penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolism.

5. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolism untuk

menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.

6. Keadaan sakit

Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan

mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1 derajat akan meningkatkan

BMR sebanyak 14%.

7. Keadaan hamil

Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan

pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.

8. Keadaan stress dan ketegangan

Keadaan stress dan ketegangan akan merangsang produksi katekolamin yang

mempunyai efek peningkatan metabolisme.

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan

(4)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI

dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk

mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas. Rumus BMI diperhitungkan :

atau

2. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam funsi tubuh yang sehat. Berat

badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan

dikurangi 10 % dari jumlah itu (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :

1. Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.

2. Kegiatan mekanik oleh otot

3. Aktivitas otot dan saraf

4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone

5. Sekresi cairan pencernaan

6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan

7. Pengeluaran hasil metabolism

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi : 1. Peningkatan basal metabolism rate

2. Aktivitas tubuh

3. Faktor usia

4. Suhu lingkungan

5. Penyakit atau status kesehatan

Karbohidrat, lemah dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber

energi dari makanan : sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi

(5)

Fungsi zat gizi adalah:

1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.

2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan danperbaikan jaringan

3. Sebagai pelindung dan mengatur (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Elemen Nutrient/Zat Gizi terdiri atas :

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan

dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (Kkal).

Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah

yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama

masa istirahat/puasa. Kebiasaan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

1. Jenis karbohidrat

Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu

monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan

merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung

diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosa dektrosa

yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang berasal dari pecahan disakarida.

b. Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose

banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.

c. Polisakarida

Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida

adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.

2. Fungsi karbohidrat

(6)

b. Sumber energi utama bagi otak dan saraf

c. Membuat cadangan tenaga tubuh

d. Pengaturan metabolism lemak

e. Untuk efisiensi penggunaan protein

f. Memberikan rasa kenyang

3. Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari

tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain.

Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

4. Metabolism karbohidrat

Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,

absorpsi, dan metabolisme.

Pencernaan adalah memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan

dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara

mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan fungsi

saraf otot untuk memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui

kontraksi otot. Pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada

saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan

yaitu enzim yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.

a. Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida, dan air

disebut glikogenolisis

b. Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis

c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut glukonegebesis

5. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat

Penyakit kurang kalori dan protein (KKP) atau protein Energi Malnutrisi (PEM)

dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan dengan energi

yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolism karbohidrat tampak pada

(7)

2) Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan

tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein

adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam amino esnsial tidak dapat disintensis dalam tubuh tetapi harus

didapat darim makanan. Jenis asam amino esensialdi antaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.

Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat bagi menjadi tiga golongan yaitu:

a. Protein sederhana

Jenis protein ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin dan globulin.

b. Protein bersenyawa

Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen

membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein

c. Turunan atau devirat dari protein

Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin

Fungsi protin

1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotic koloid,

keseimbangan asam

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

3. Pengaturan metabolism dalam bentuk enzim dan hormone

4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak

5. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan

merumuskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes

Sumber protein

1. Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,

(8)

2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,

kacang hijau, terigu, dan sebagainya

Metabolism protein

Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim

protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albubuminosa dan pepton.

Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino

dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke

aliran darah yang menuju ke hati. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan

tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat

protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna

secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.

Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian

dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak (NH). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagi sumber energi.

Faktor –faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein di antaranya : 1. Berat badan individu

2. Aktivitas

3. Keadaan pertumbuhan, bayi : 3 gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5 gr/kg BB, dan

pada remaja sampai dengan lanjut usia : 1,25-1,75 gr/kg BB.

4. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/hari

5. Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari

6. Keadaan/kondisi kesehatan ( Tarwoto & Wartonah, 2006).

3) Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.

(9)

1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliseror.

2. Zat –zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.

Fungsi lemak

1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan

memberikan kalori sebanyak 9kkal.

2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus

3. Memberikan asam-asam lemak esensial

Sumber lemak

Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati

mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada

kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam

lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.

Metabolisme lemak

Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim litase yang

berasal dari pancreas. Didalam duodenum trigliserida dipecah menjadi diglyserida

dan monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam lemak

bebas rantai panjang tidak larut didalam air tetapi berikatan dengan garam-garam

empedu dan dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap kedarah menuju kehati.

Didalam hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton,

dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan

glikogen maka lemak badan diambil kembali. Mula-mula lemak badan menjadi

fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas. Jika dalam makanan

terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan

(10)

disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh lain. Simpanan lemak dalam tubuh

digunakan sebagai :

1. Cadangan tenaga/energi

2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata

3. Mempertahankan panas tubuh

4. Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya

5. Membentuk fostur tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).

4) Mineral

Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai

katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral

yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg atau lebih ; dan mikromineral jika kebutuhan

tubuh kurang dari 100mg. termasuk dalam mikromineral adalah kalsium, magnesium

fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,iron,

zinc.

Secara umum fungsi dari mineral adalah :

1. Membangun jaringan tulang

2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh

3. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf

4. Membuat bebagai enzim ( Tarwoto & Wartonah, 2006)

5) Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan

dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses

metabolism karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan

(11)

1. Vitamin yang larut dalam air: vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid,

serta vitamin C

2. Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, K.

Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan

pemeliharaan kesehatan (Tarwoto & Wartonah, 2006).

6) Air

Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Tubuh

manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar

dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air

dalam tubuh akan semakin berkurang. Pada orang dewasa asupan air antara 120-1500

cc per hari, namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke

dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari. Kebutuhan air akan meningkat

jika terjadi pengeluran air, misalnya melalui keringat, muntah, diare dan gejala

dehidrasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Proses Pencernaan

Pencernaan makanan terdiri dari pemecahan mekanik dengan mengunyah,

mengaduk, dan menggabungkan dengan cairan, dan reaksi kimia sehingga makanan

berkurang menjadi bentuk yang paling sederhana. Tiap bagian dari system

gastrointestinal memiliki fungsi pencernaan dan penyerapan yang penting. Enzim

merupakan komponen esensial dari pencernaa kimia. Enzim merupakan substansi

seperti protein yang bertindak sebagai katalis untuk memacu reaksi kimia. Sebagai

katalis, enzim bukan merupakan bagian produk akhir reaksi. Kebanyakan enzim

memiliki satu fungsi sfesifik, walaupun beberapa enzim terlihat dalam reaksi yang

sangat dekat hubungannya. Tiap enzim berfungsi baik pada pH khusus dan tidak

diaktifkan oleh variasi utama dari tingkat tersebut. Sekresi saluran gastrointestinal

memiliki tingkat pH yang berbeda. Contoh saliva relative netral, getah lambung

(12)

Aktivitas mekanik, kimia, dan hormonal pencernaan saling bergantung. Aktivitas

enzim bergantung pada pemecahan mekanik makanan untuk meningkatkan area

permukaan untuk aksi kimia. Hormone mengatur aliran sekresi pencernaan yang

dibutuhkan untuk menyediakan enzim, dan pencernaan juga diturunkan atau

ditingkatkan denagn pernyataan emosional yang kuat. Sekresi dari getah saluran

pencernaan dan motilitas system gastrointestinal diatur oleh faktor fisik, kimia, dan

hormonal sehingga faktor-faktor tersebut terikat rumit pada psikologi, emosional dan

perubahan system saraf (Potter & Perry, 1999).

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan dipecahkan secara mekanik

dengan mengunyah. Makanan dicampur dengan saliva, yang mengandung ptyalin

(amylase saliva), suatu enzim yang bertindak pada zat tepung. Untuk dimulai

konversinya menjadi malfosa. Makanan yang lebih lama dikunyah, pencernaan zat

tepung lebih banyak di dalam mulut. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi

tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan

nutrisi ini. Mengunyah mengurangi partikel-partikel makanan pada ukuran yang

cocok untuk menelan, dan saliva menyediakan lubrikasi untuk memudahkan menelan

makanan yang selanjutnya. Makanan yang telah ditelan memasuki esophagus dan

bergerak sepanjangnya dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristalsis). Massa

makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas

lambung, menyebabkan spingter relaks dan memungkinkan makanan masuk ke

lambung (Potter & Perry, 1999).

Di dalam lambung, pepsinogen disekresikan dan diaktifkan oleh asam hiroklorik

menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga menegluarkan sejumlah kecil

lipase dan amylase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut- turut.

Kelenjar pilorik lambung juga mensekresi gastrin yaitu sebuah hormone yang

mengatur lingkungan asam. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan

makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1 sampai 7

jam. Volume makanan, kandungan lemak, tekanan onkotik, dan susunan fisik

(13)

sfingter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus menaglir ke

duodenum dan bercampur cepat denagn empedu, getah intestinal, sekresi pancreas.

Empedu mengemulsi lemak untuk mengizinkan aksi enzim dan menahan asam lemak

dalam larutan. Sekresi intestinal terdiri dari tujuh enzim : lipase untuk pencernaan

lemak: dua peptide untuk pencernaan protein: dan amylase, sukrosa, laktosa, dan

maltose untuk pencernaan karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung lima enzim:

amilase untuk mencerna zat tepung: lipase untuk memecahkan lemak yang

teremulasi: dan tripsin, kimotripsin dan karboksipeptidase untuk memecahkan protein

(Potter & Perry, 1999).

Peristalsis terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampurkan sekresi dengan

kimus. Campurannya menjadi alkalin yang meningkat, menghalangi aksi enzim

lambung dan meningkatkan aksi sekresi duodenal. Porsi besar dari pencernaan terjadi

dalam usus kecil, yang memproduksi glukosa, fruktosa, dan galaktosa dari

karbohidrat : asam amino dan dipeptida dari protein: dan asam lemak, gliserida , dan

gliserol dan lipid (Potter & Perry, 1999).

Absorpsi

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrient. Sepanjang daerah ini

terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area

permukaan yang ada untuk absorpsi. Nutrient diabsorpsi oleh difusi pasif dan

osmosis, traspor aktif, dan pinositosis.

Isi dalam intestine bergerak dengan kerja peristaltic keusus besar. Absorpsi air

merupakan fungsi fungsi utama kolon. Kira-kira 1 hingga 2 liter air diabsorpsi dari

cairan ileal setiap hari. Selain air, elektrolit dan mineral mineral juga diabsorpsi, dan

bakteri dalam kolon mensistesis vitamin K dan beberapa vitamin B kompleks. Pada

akhirnya, feses dibentuk dalam kolon untuk eliminasi. Ketika motilitas intestinal

meningkat, seperti pada diare, tubuh kehilangan nutrient dan air yang bergerak

(14)

1. Metabolism

Nutrient diabsorpsi dalam intestine, termasuk air, yang ditransportasikan melalui

system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolism nutrient

diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, dan

lemak melakukan metabolism untuk menghasilkan energi kimia dan mempertahankan

keseimbangan antara pembentukan dan pemecahan jaringan. Untuk melakukan kerja

tubuh, maka energi kimia diproduksi oleh metabolism diubah ke tipe energi lain oleh

jaringan yang berbeda. Kontraksi otot melibatkan energi mekanik, fungsi system

saraf melibatkan energi listrik, dan mekanisme produksi panas melibatkan energi

panas. Semua bentuk energi ini berasal dari metabolisme protein, karbohidrat, dan

lemak (Potter & Perry, 1999).

Dua tipe besar metabolism adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme

merupakan produksi dari supstansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis

nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang

lebih sederhana. Walaupun katabolisme memproduksi beberapa energi, kedua proses

tersebut memerlukan energi, yang harus tersedia dari makanan atau sumber yang

tersimpan (Potter & Perry, 1999).

2. Penyimpanan

Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam

jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang

disimpan sebagai jaringan adipose. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati

dan jaringan otot, dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi

tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang

disimpan digunakan. Sebaliknya, energi yang tidak digunakan harus disimpan,

(15)

Eliminasi

Isi usus bergerak melalui segmen usus besar yang bervariasi denagn

peristalsis. Sebagai material bergerak kearah rectum, air diabsorpsi ke dalam mukosa.

Material yang lebih panjang tetap tinggal dalam usus besar, lebih banyak air

diabsorpsi dan menjadi lebih keras material padat yang tetap. Feses mengandung

selulosa dan substansi yang berserat sama sehingga tubuh tidak mampu mencerna, sel

yang mengelupas dari dinding intestinal usus, mucus, sekresi disgestif, air dan

mikroorganisme (Potter & Perry, 1999).

1. Pengkajian

Pengkajian Kebutuhan Nutrisi

a. Aspek biologis, antara lain meliputi:

1. Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang pasien. Tingkat

kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Pada masa

pertumbuhan, kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa

lansia.

2. Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain: tingkat BMR antara laki – laki dengan wanita berbeda, begitu pula persentase lemak dalam tubuh, dan

lain-lain

3. Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah

untuk menetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal atau

tidak?

4. Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk

mengindentifikasi masalah nutrisi pasien.

5. Riwayat kesehatan dan diet. Riwayat kesehatan, misalnya adakah alergi

(16)

Dan lain – lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan pasien, jenis makanan yang dikonsumsi, mafsu makan, dan lain – lain. 6. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain – lain . 2. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan, dan

lain – lain.

3. Keadaan kepala : rambut hipopigmentasi, mudah dicabut, sclera kuning,

hidung sering mimisan, gigi karies, dan lain – lain.

4. Keadaan dada : hipertensi, frekuensi napas cepat, dan lain lain.

5. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltic usus,

pembesaran hati atau limfe, dan lain – lain.

6. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan,

dan massa otot menurun.

b. Aspek psikologis

Perlu dikaji mengenai persepsi pasien tentang diet, postur tubuhnya, konsep diri

yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stress apakah banyak makan

atau malas makan?, dan lain – lain. c. Aspek sosiokultural

Adakah kultur?, nilai – nilai yang dianut terhadap makanan?, praktik budaya yang terkait dengan makanan?, dan lain – lain.

d. Aspek spiritual

Hal yang perlu dikaji misalnya adakah keyakinan yang dianut pasien terhadap

makanan?, serta bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan

nutrisinya?, dan lain – lain ( Asmadi, 2008 ).

2. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya

berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan

(17)

proses penyakit. Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan

menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip

yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

keperawatan klien.

Fungsi dari analisa data adalah perawat dapat menginteprestasi data yang

diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh

memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan

masalah keperawatan dan kebutuhan klien.

Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan

analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi

penyakit, farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress,

adaptasi, etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta konsep

teori keperawatan

( http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian).

Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Validasi kembali data, teliti kembali data yang terkumpul.

b) Identifikasi kesenjangan data.

c) Susun kategorisasi data secara sistematis dan logis.

d) Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang askep klien.

e)Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah& penyebabnya.

f) Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

( http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian).

3. Rumusan Masalah

Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat untuk menentukan apakah

(18)

keseluruhan asupan oral menurun atau meningkat secara bermakna atau ketika satu

atau lebih nutrient tidak diingesti, tidak semuanya didigesti, atau tidak semuanya

diabsorbsi. Diagnosa spesifik yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi aktualn(

misalnya asupan yang tidak cukup). Diagnosa keperawatan juga dapat melibatkan

defisiensi nutrisi umum atau masalah yang menempatakn pasien pada risiko

defisiensi nutrisi, seperti trauma oral, luka bakar, atau infeksi berat. (Potter & Perry

1999).

Pernyataan diagnostik keperawatan berdasarkan pada karakteristik diagnostik

yang mendukung ada pada pengkajian data dasar. Selain itu, etiologi yang dicurigai

dari diagnosis dinyatakan. Identifikasi penyebab individual lebih lanjut dari

pernyataan diagnostic keperawatan dan rencana asuhan keperawatan (Potter & Perry

1999).

Diagnose keperawatan yang dapat terjadi masalah kebutuhan nutrisi adalah :

1. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan :

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan

akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker

b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa

d. Penurunan nafsu makan

e. Seekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun

pengeluaran lainnya

f. Ketidakcukupan absorbs akibat efek samping obat atau lainnya

g. Kesulitan mengunyah (Alimul, 2006).

4. Perencanaan

Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan

(19)

Identifikasi pasien yang beresiko masalah nutrisi harus berakibat pada rencana

asuhan keperawatan yang akan mencegah atau menimbulkan masalah nutrisi.

Pendidikan dan konseling nutrisi penting bagi pasien yang diet teratur untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Pasien dengan diet terapeutik

yang memahami rasional untuk diet adalah seperti lebih rela. Untuk kelompok

pasien ini rencana asuhan keperawatan berdasarkan pada satu atau lebih dari

tujuan berikut ini

Tujuan :

1. Pasien akan kemabali dalam 10 % rentang berat tinggi badan yang baik

2. Pasien akan mempertahankan keseimbangn cairan dan elektrolit dalam batasan

yang normal

3. Pasien akan ingesti atau telah diberikan diet atau terapi nutrisi yang, secara

minimal, memenuhi RDA

4. Tidak ada komplikasi akan dihasilkan dari terapi nutrisi

5. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang

6. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

7. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ( Potter & Perry, 1999).

Rencana tindakan

1. Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan

nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya

2. Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi

3. Ajarkan untuk merencanakan makanan

4. Kaji tanda vital dan bising usus

5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin

6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

(20)

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan

dengan cara :

1. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu

makan

2. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan

memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi

3. Menata ruangan senyaman mungkin

4. Menurunkan stress psikologis

5. Menjaga kebersihan mulut

6. Menyajikan makanan mudah dicerna

7. Hindari makanan yang mengandung gas

(21)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. PENGKAJIAN

I BIODATA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

(22)

Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2013

No. Register : 00.56.32

Ruangan/Kamar : RA2/III4

Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013

Tanggal Operasi : 3 Tahun yang lalu

Diagnosa Medis : Ulkus Diabetikum + DM tipe 2+ Gastritis

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengalami penurunan berat badan sejak sebulan terakhir karena

penurunan nafsu makan, ada mual, muantah.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/Pallative

1. Apa penyebabnya

Pasien mengatakan luka kaki nya pada awalnya kaki pasien digigit tikus.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Melakukan perawatan luka ke klinik dan RS

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan sedikit nyeri pada area luka.

2. Bagaimana dilihat

Luka dibalut dengan perban.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Pada telapak kaki kanan pasein.

(23)

Tidak menyebar namun jari pasien mulai menghitam.

D. Severity (mengganggu aktivitas)

Pasien mengatakan bahwa luka tersebut mengganggu aktivitas pasien

E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)

Pasien mengatakan luka tersebut terjadi pada bulan januari 2013

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan sudah memiliki riwayat DM

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pengobatan poliklinik untuk DM

C. Pernah dirawat/dioperasi

Pasien mengatakan bahwa 3 tahun yang lalu pernah dilakukan tindakan operasi.

D. Lamanya dirawat

Kurang lebih 2 minggu.

E. Alergi

Pasien mengatakan tidak ada alergi

F. Imunisasi

Pasien tidak mengingat mengenai riwayat imunisasi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Pasien mengatakan tidak mengetahui

B. Saudara kandung

Pasien mengatakan ada kakak nya juga menderita DM

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak mengetahui

(24)

Kedua orang tua pasien dan abangnya

E. Penyebab meninggal

Pasien mengatakan tidak mengetahui penyebab meninggal kedua orang tuanya,

abangnya meninggal karena hipertensesi.

VI. RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien masih optimis kalau penyakitnya masih bisa sembuh

B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Pasien sudah merasa merepotkan orang lain 2. Ideal diri : Pasien masih optimis untuk sembuh

3. Harga diri : Keluarga sangat menyayangi pasien

4. Peran diri : Peran pasien sebagai kepala rumah tangga sudah terganggu selama dirawat di RS

5. Identitas : Pasien sanagt senang berwirausaha

C. Keadaan emosi

Pasien tampak semangat

D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti

orang yang paling berarti pada pasien adalah istri dan anak pasien.

2. Hubungan dengan keluarga

Pasien berhubungan baik dengan keluraganya terlihat pasien dijenguk oleh

keluarganya

3. Hubungan dengan orang lain

Pasien berhubungan baik dengan orang lain, terbukti pasen bersosialisasi dengan

pasien lainnya.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada

(25)

Nilai dan keyakinan : Islam

Kegiatan beribadah : Sholat

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Baik

B. Tanda-tanda vital :

Suhu tubuh : 37 C Nadi : 100x/i

TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/i

TB : 165 cm BB : 53 kg

C. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala, rambut, Tn.M dalam keadaan normal dan bersih, pada wajah pasien

tidak ada edema, mata pasien lengkap dan simetris namun pasien sudah tidak bisa

lagi membaca dengan jarak 30 cm. Hidung paien dalam keadaan normal, lubang

hidung pasien ada dua dan bersih. Telinga pasien lengkap, bersih dan simetris,

tidak ada menggunakan alat bantu dengar. Keadaan mulut pasien bersih bibir

agak kering, gigi pasien sudah tidak lengkap lagi, pada orofaring tidak ada

peradangan. Pada leher pasien tidak ada pembengkakan.

D. Pemeriksaan Integumen, Payudara, Thoraks/dada

Pada integument pasien tampak terlihat bersih, dan payudara pasien tampak

normal tidak ada benjolan disekitar pasyudara maupun ketiak. Thoraks pasien

juga berbentuk normal dengan frekuensi pernapasan teratur 22x/I tidak ada tanda

kesulitan bernapas. Jantung dan paru pasien dalam keadaan normal tidak ada

kelainan.

E. Pemeriksaan abdomen

Abdomen pasien berbentuk normal tidak ada nampak benjolan disekitar

abdomen ataupun edema.

(26)

Pasien mengatakan pada area genitalia tidak ada kelainan dengan penjelasan

memiliki lubang uretra dan rambut pubis, pasien juga menjelaskan bahwa

memiliki lubang anus

G. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas

1. Kesimetrisan otot : simetris

2. Pemeriksaan edema :Tidak ada edema

3. Kekuatan otot : ekstremitas atas 5

ektremitas bawah 5

4. Kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada

H. Pemeriksaan Neurologi

Pasien memiliki tingkat kesadaran atau GCS : 15 dan memmiliki nervous cranial

yang normal, namun nervous Vestibulococlearis /N VIII

tidak normal, karena keseimbangan pasien berkurang, berdiri sendiri tidak

mampu. Fungsi motorik pasien juga normal hanya sebagian yang terganggu yaitu

cara berjalan pasien karena ada luka dikaki pasien sebelah kanan. Fungsi sensori

pasien masih tampak normal, dan reflek pasien sebagian normal hanya refelek

tendon aciles dan plantar tidak dapat dikerjakan pada kaki sebelah kanan karena

ada luka.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

1. Pola Tidur

Pasien mengatatakan tidur sebelum masuk rumah sakit, teratur biasanya pasien

sudah tidur pada pukul 20.00 wib, namun apabila ada acara keluarga dan apabila

ada keluarga yang berkunjung baru pasien tidur sedikit lama, paien biasanya

bangun setiap pukul 05.00 wib.

Setelah pasien masuk rumah sakit pola tidur pasien terganggu karena terkadang

ribut dalam ruangan pasien, jadi tidak teratur pasien tidur jam berapa, pasien

(27)

2. Pola Eliminasi BAB/BAK

Pasien mengatakan pola eliminasi pasien tidak ada gangguan, tetapi pada

eliminasi BAB pasien mengatakan ada gangguan kurang lancar, pasien juga

mengatakan tidak ada keluhan sakit pada saat BAB/BAK.

3. Pola Makan/Minum

Diet makanan pasien sebelum dan masuk rumah sakit yaitu makanan biasa

dengan lauk biasa, dan pola minum pasien biasanya minum air putih sebanyak 2

liter, namun setelah masuk rumah pasien makan makanan Diet DM dengan

1800Kkal dan minum cairan dibawah 2 liter atau berkurang dari biasanya. Pasien

mengatakan terkadang ada nyeri ulu hati, ada mual, muntah.

Hasil Pemeriksaan Penunjang /Diagnostik

A.Diagnosa medis: Ulkus Diabetikum + Diabetes Melitus Tipe 2

B.Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis:

1.laboratorium: patologi klinik

Tanggal: 17 Juni 2013

Hasil Hasil Normal

Hb :8,95 g% 13,2 – 17,3

Erittrosit :3,12 106/mm3 4,20 – 4,87

Leukosit : 14,90 103/mm3 4,5 – 11,0

Hematokrit : 26,0 10% 43 - 49

Trombosit : 559 103/mm3 150 - 450

(28)

MCH :28,50 pg 28 - 32

MCHC : 34,10 gram% 33 - 35

RDW :16,10% 11,6 – 14,8

MPV : 8,10 fL 7,0 – 10,2

PCV : 0,45 -

PDW : 8,1 -

Metabolisme Karbohidrat Hasil Rujukan

Glukosa darah (Sewaktu) 261,90 mg/dl <200

Ginjal

3. Ureum 41.50 mg/dl <50

(29)
(30)

3. Masalah Keperawatan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

hilang selera makan ditandai dengan pasien menolak makan, mukosa kering,

(31)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Pantau makanan yang dapat

dihabiskan pasien

2. Tentukan diet dan pola makan pasien

dan

bandingkan makanan yang dapat

dihabiskan

3. Jaga kebersihan mulut pasien

4. Auskultasi bising usus catat adanya

nyeri abdomen

1. Untuk mengetahui status pemasukan

nutrisi pasien

2. Mengidentifikasi kekurangan dan

penyimpangan

dari kebutuhan terapeutik

3. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu

makan

4. Hiperglikemia dan gangguan

keseimbangan cairan

dan elektrolit dapat menurunkan

(32)

atau perut kembung, mual, muntah,

makan yang belum sempat dicerna.

5. Berikan makanan cair yang

mengandung zat

makanan ( nutrient elektrolit)

6. Identifikasi makanan yang disukai

7. Observasi tanda-tanda hipoglikemia

seperti perubahan tingkat kesadarn,

kulit lembab atau dingin, denyut nadi

cepat atau pusing

8. Monitor hasil lab, seperti glukosa,

ileus paralitik

5. Pemberian makanan melalui oral lebih

baik jika

pasien sadar dan fungsi

gastrointerstinal baik

6. Jika makanan yang disukai pasien

dapat

dimasukkan dalam pencernaan

makanan, kerjasama ini dapat

diupayakan setelah pulang

7. Meningkatkan rasa keterlibatannya,

memberikan

informasi kepada keuarga untuk

memahami kebutuhan nutrisi pasien

(33)

elektrolit, albumin, hemoglobin,

(34)

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

tanggal

No. DX Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

1. Memantau makanan yang dapat

dihabiskan pasien

2. Membantu pasien melakukan oral

hygiene

3. Mengkaji makanan yang disukai

pasien

4. Menyediakan makanan yang hangat

5. Memberikan makan dalam porsi

sedikit tetapi sering

6. Mengobservasi tanda-tanda

hopeglikemia seperti perubahan

tingkat kesadaran, kulit lembab atau

dingin, denyut nadi cepat atau pusing

(35)

Masalah belum teratasi

P

Referensi

Dokumen terkait

The management has the task of further developing knowledge of the customer base, relationship networks, and customer processes to enhance the intellectual property of the company,

(3) Wajib pajak yang diperiksa tidak memenuhi kewajiban yang menyebabkan petugas pemeriksa menemui kesulitan dalam menghitung jumlah uang yang diterima atau yang

Setelah memilih new document , lalu pilih beberapa fitur dari Microsoft Office Online.. Salah satunya pilih Resume and CVs

E,G end-gate unit cell of a ganglion EMT e€ective medium theory FAV ¯ow arrangement variables GCD ganglion cells domain GD ganglion dynamics LGD large ganglion dynamics PA

Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan tata kerja SETWAN sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Pertemuan X: Evaluasi dan Aplikasi Pendekatan Humanistik. (Review Bab 7, Bab 10 dan

Anak diberi kesempatan untuk mencoba alat dan bahan main dengan caranya sendiri. Anak didukung untuk bekerja sampai

Termotivasi untuk mendapatkan sistem- sistem baru dari motivasi yang secara fungsional tidak bergantung pada motif awal mereka. Manusia termotivasi oleh kebutuhan untuk