• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

6. CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI

Mengganti cairan infus NaCl 20 gtt/i

Kolaborasi pemberian cairan intravena,dan pemberian obat melalui intravena,

inj : ceftriaxone 1gr/12 jam

Melakukan perawatan luka

Berdiskusi dengan keluarga dan pasien mengenai kondisi pasien

Memberikan diet 1800Kkal

(2)

TD : 150/90mmHg RR : 24x/i

(3)

No. Dx Hari/

Mengganti cairan infus NaCl 20 gtt/i

Kolaborasi pemberian cairan intravena,dan pemberian obat melalui intravena,

inj : ceftriaxone 1gr/12 jam

Melakukan perawatan luka

Memberikan diet 1800Kkal

Memantau diet yang dapat dihabiskan pasien

Memantau tanda-tanda vital TD : 100/80mmHg

(4)
(5)

Daftar Pustaka

Asmadi, (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Pasien. Jakarta: Salemba Medika.

Alimul, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.

Doenges Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Potter & Perry, (1999). Fudamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(6)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pengkajian keperwatan dapat diperoleh melalui anamneses dan pemeriksaan. Diagnose keperwatan dapat diperoleh atau ditegakkan apabila pengkajian dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat diketahui semua masalah-masalah keperwatan. Perencanaan keperwatan dapat diperoleh berdasarkan diagnose keperawatan yang didapat. Pelaksanaan keperawatan yang telah dibuat dan dibutuhkan keahlian dari perawat dan kerjasama yang baik antara perawat den gan pasien, atau keluarga pasien dan pihak Rumah Sakit yang menyediakan fasilitas yang ada. Evaluasi keperawatan yang dilakukan sesudah semua pelaksanaan keperawatan dilakukan oleh penulis, dan tidak ada masalah yang teratasi berhubungan dengan keterbatasan waktu

4. Saran

1. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga agar dapat memperhatikan kebutuhan nutrisinya dirumah.

2. Diharapkan pada perawat dalam pelaksanaan keperawatan lebih meningkatkan lagi mutu pelayanan dalam bidang kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan dan lebih memperhatikan keadaan pasien

3. Kepada pihak RSUP H. Adam Malik agar meningkatkan pelayanan dan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada untuk meningkatkan kesembuhan pasien.

(7)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Konsep Dasar Nutrisi

Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Status Nutrisi

a. Pemasukan energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian di pecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Suhu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.

Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot. b. Pengeluaran energi

(8)

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate ( BMR ) dan sktivitas fisik.

Kebutuhan energi setiap hari ditentukan dengan rumus :

(BMR + 24) + (0,1x konsumsi kkal setiap hari) + ( energi untuk aktivitas ) Energi untuk aktivitas misalnya :

Istirahat = 30kal/jam Duduk = 40kal/jam Berdiri = 60kal/jam Menjahit = 70kal/jam Mencuci piring = 130-176kal/jam Melukis = 400kal/jam

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negative sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari penegluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpang dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.

c. Basal Metabolisme Rute (BMR)

Basal Metabolisme Rute adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat

yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006). Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :

1. Usia

(9)

Kebutuhan metabolism basal laki lebih besar disbanding wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam.

3. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolism lebih besar.

4. Kelainan endokrin

Hormone tiroksin berpengaruh terhadap metabolism, peningkatan tiroksin miksalnya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolism sedangkan penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolism.

5. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolism untuk menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.

6. Keadaan sakit

Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1 derajat akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.

7. Keadaan hamil

Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.

8. Keadaan stress dan ketegangan

Keadaan stress dan ketegangan akan merangsang produksi katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight ( IBW).

(10)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan :

atau

2. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam funsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10 % dari jumlah itu (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :

1. Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain. 2. Kegiatan mekanik oleh otot

3. Aktivitas otot dan saraf

4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone 5. Sekresi cairan pencernaan

6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan 7. Pengeluaran hasil metabolism

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi : 1. Peningkatan basal metabolism rate

2. Aktivitas tubuh 3. Faktor usia 4. Suhu lingkungan

5. Penyakit atau status kesehatan

(11)

Fungsi zat gizi adalah:

1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik. 2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan danperbaikan jaringan 3. Sebagai pelindung dan mengatur (Tarwoto & Wartonah, 2006). Elemen Nutrient/Zat Gizi terdiri atas :

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (Kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kebiasaan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

1. Jenis karbohidrat

Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang berasal dari pecahan disakarida. b. Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.

c. Polisakarida

Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.

2. Fungsi karbohidrat

(12)

b. Sumber energi utama bagi otak dan saraf c. Membuat cadangan tenaga tubuh

d. Pengaturan metabolism lemak e. Untuk efisiensi penggunaan protein f. Memberikan rasa kenyang

3. Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

4. Metabolism karbohidrat

Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.

Pencernaan adalah memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan fungsi saraf otot untuk memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot. Pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu enzim yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.

a. Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida, dan air disebut glikogenolisis

b. Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut glukonegebesis 5. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat

(13)

2) Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam amino esnsial tidak dapat disintensis dalam tubuh tetapi harus didapat darim makanan. Jenis asam amino esensialdi antaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.

Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat bagi menjadi tiga golongan yaitu: a. Protein sederhana

Jenis protein ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin dan globulin. b. Protein bersenyawa

Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein

c. Turunan atau devirat dari protein

Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin Fungsi protin

1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotic koloid, keseimbangan asam

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

3. Pengaturan metabolism dalam bentuk enzim dan hormone 4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak

5. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan merumuskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes

Sumber protein

(14)

2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya

Metabolism protein

Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albubuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hati. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.

Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak (NH). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam

organic dimanfaatkan sebagi sumber energi.

Faktor –faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein di antaranya : 1. Berat badan individu

2. Aktivitas

3. Keadaan pertumbuhan, bayi : 3 gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5 gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia : 1,25-1,75 gr/kg BB.

4. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/hari 5. Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari

6. Keadaan/kondisi kesehatan ( Tarwoto & Wartonah, 2006).

3) Lemak

(15)

1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliseror.

2. Zat –zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.

Fungsi lemak

1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9kkal.

2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus 3. Memberikan asam-asam lemak esensial

Sumber lemak

Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.

Metabolisme lemak

(16)

disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai :

1. Cadangan tenaga/energi

2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata 3. Mempertahankan panas tubuh

4. Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya 5. Membentuk fostur tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).

4) Mineral

Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg atau lebih ; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100mg. termasuk dalam mikromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,iron, zinc.

Secara umum fungsi dari mineral adalah :

1. Membangun jaringan tulang

2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh

3. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf 4. Membuat bebagai enzim ( Tarwoto & Wartonah, 2006)

5) Vitamin

(17)

1. Vitamin yang larut dalam air: vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin C

2. Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, K.

Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan (Tarwoto & Wartonah, 2006).

6) Air

Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan semakin berkurang. Pada orang dewasa asupan air antara 120-1500 cc per hari, namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari. Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air, misalnya melalui keringat, muntah, diare dan gejala dehidrasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Proses Pencernaan

(18)

Aktivitas mekanik, kimia, dan hormonal pencernaan saling bergantung. Aktivitas enzim bergantung pada pemecahan mekanik makanan untuk meningkatkan area permukaan untuk aksi kimia. Hormone mengatur aliran sekresi pencernaan yang dibutuhkan untuk menyediakan enzim, dan pencernaan juga diturunkan atau ditingkatkan denagn pernyataan emosional yang kuat. Sekresi dari getah saluran pencernaan dan motilitas system gastrointestinal diatur oleh faktor fisik, kimia, dan hormonal sehingga faktor-faktor tersebut terikat rumit pada psikologi, emosional dan perubahan system saraf (Potter & Perry, 1999).

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan dipecahkan secara mekanik dengan mengunyah. Makanan dicampur dengan saliva, yang mengandung ptyalin (amylase saliva), suatu enzim yang bertindak pada zat tepung. Untuk dimulai konversinya menjadi malfosa. Makanan yang lebih lama dikunyah, pencernaan zat tepung lebih banyak di dalam mulut. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Mengunyah mengurangi partikel-partikel makanan pada ukuran yang cocok untuk menelan, dan saliva menyediakan lubrikasi untuk memudahkan menelan makanan yang selanjutnya. Makanan yang telah ditelan memasuki esophagus dan bergerak sepanjangnya dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristalsis). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spingter relaks dan memungkinkan makanan masuk ke lambung (Potter & Perry, 1999).

(19)

sfingter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus menaglir ke duodenum dan bercampur cepat denagn empedu, getah intestinal, sekresi pancreas. Empedu mengemulsi lemak untuk mengizinkan aksi enzim dan menahan asam lemak dalam larutan. Sekresi intestinal terdiri dari tujuh enzim : lipase untuk pencernaan lemak: dua peptide untuk pencernaan protein: dan amylase, sukrosa, laktosa, dan maltose untuk pencernaan karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung lima enzim: amilase untuk mencerna zat tepung: lipase untuk memecahkan lemak yang teremulasi: dan tripsin, kimotripsin dan karboksipeptidase untuk memecahkan protein (Potter & Perry, 1999).

Peristalsis terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampurkan sekresi dengan kimus. Campurannya menjadi alkalin yang meningkat, menghalangi aksi enzim lambung dan meningkatkan aksi sekresi duodenal. Porsi besar dari pencernaan terjadi dalam usus kecil, yang memproduksi glukosa, fruktosa, dan galaktosa dari karbohidrat : asam amino dan dipeptida dari protein: dan asam lemak, gliserida , dan gliserol dan lipid (Potter & Perry, 1999).

Absorpsi

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrient. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan yang ada untuk absorpsi. Nutrient diabsorpsi oleh difusi pasif dan osmosis, traspor aktif, dan pinositosis.

(20)

1. Metabolism

Nutrient diabsorpsi dalam intestine, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolism nutrient diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, dan lemak melakukan metabolism untuk menghasilkan energi kimia dan mempertahankan keseimbangan antara pembentukan dan pemecahan jaringan. Untuk melakukan kerja tubuh, maka energi kimia diproduksi oleh metabolism diubah ke tipe energi lain oleh jaringan yang berbeda. Kontraksi otot melibatkan energi mekanik, fungsi system saraf melibatkan energi listrik, dan mekanisme produksi panas melibatkan energi panas. Semua bentuk energi ini berasal dari metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak (Potter & Perry, 1999).

Dua tipe besar metabolism adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari supstansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana. Walaupun katabolisme memproduksi beberapa energi, kedua proses tersebut memerlukan energi, yang harus tersedia dari makanan atau sumber yang tersimpan (Potter & Perry, 1999).

2. Penyimpanan

(21)

Eliminasi

Isi usus bergerak melalui segmen usus besar yang bervariasi denagn peristalsis. Sebagai material bergerak kearah rectum, air diabsorpsi ke dalam mukosa. Material yang lebih panjang tetap tinggal dalam usus besar, lebih banyak air diabsorpsi dan menjadi lebih keras material padat yang tetap. Feses mengandung selulosa dan substansi yang berserat sama sehingga tubuh tidak mampu mencerna, sel yang mengelupas dari dinding intestinal usus, mucus, sekresi disgestif, air dan mikroorganisme (Potter & Perry, 1999).

1. Pengkajian

Pengkajian Kebutuhan Nutrisi

a. Aspek biologis, antara lain meliputi:

1. Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang pasien. Tingkat kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Pada masa pertumbuhan, kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia.

2. Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain: tingkat BMR antara laki – laki dengan wanita berbeda, begitu pula persentase lemak dalam tubuh, dan lain-lain

3. Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah untuk menetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal atau tidak?

4. Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk mengindentifikasi masalah nutrisi pasien.

(22)

Dan lain – lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan pasien, jenis makanan yang dikonsumsi, mafsu makan, dan lain – lain. 6. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain – lain . 2. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan, dan

lain – lain.

3. Keadaan kepala : rambut hipopigmentasi, mudah dicabut, sclera kuning, hidung sering mimisan, gigi karies, dan lain – lain.

4. Keadaan dada : hipertensi, frekuensi napas cepat, dan lain lain.

5. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltic usus, pembesaran hati atau limfe, dan lain – lain.

6. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan, dan massa otot menurun.

b. Aspek psikologis

Perlu dikaji mengenai persepsi pasien tentang diet, postur tubuhnya, konsep diri yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stress apakah banyak makan atau malas makan?, dan lain – lain.

c. Aspek sosiokultural

Adakah kultur?, nilai – nilai yang dianut terhadap makanan?, praktik budaya yang terkait dengan makanan?, dan lain – lain.

d. Aspek spiritual

Hal yang perlu dikaji misalnya adakah keyakinan yang dianut pasien terhadap makanan?, serta bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan nutrisinya?, dan lain – lain ( Asmadi, 2008 ).

2. Analisa Data

(23)

proses penyakit. Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan klien.

Fungsi dari analisa data adalah perawat dapat menginteprestasi data yang diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan klien.

Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi penyakit, farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress, adaptasi, etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta konsep teori keperawatan

( http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian).

Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Validasi kembali data, teliti kembali data yang terkumpul. b) Identifikasi kesenjangan data.

c) Susun kategorisasi data secara sistematis dan logis.

d) Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang askep klien. e)Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah& penyebabnya. f) Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

( http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian).

3. Rumusan Masalah

(24)

keseluruhan asupan oral menurun atau meningkat secara bermakna atau ketika satu atau lebih nutrient tidak diingesti, tidak semuanya didigesti, atau tidak semuanya diabsorbsi. Diagnosa spesifik yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi aktualn( misalnya asupan yang tidak cukup). Diagnosa keperawatan juga dapat melibatkan defisiensi nutrisi umum atau masalah yang menempatakn pasien pada risiko defisiensi nutrisi, seperti trauma oral, luka bakar, atau infeksi berat. (Potter & Perry 1999).

Pernyataan diagnostik keperawatan berdasarkan pada karakteristik diagnostik yang mendukung ada pada pengkajian data dasar. Selain itu, etiologi yang dicurigai dari diagnosis dinyatakan. Identifikasi penyebab individual lebih lanjut dari pernyataan diagnostic keperawatan dan rencana asuhan keperawatan (Potter & Perry 1999).

Diagnose keperawatan yang dapat terjadi masalah kebutuhan nutrisi adalah : 1. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan :

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker

b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa d. Penurunan nafsu makan

e. Seekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya

f. Ketidakcukupan absorbs akibat efek samping obat atau lainnya g. Kesulitan mengunyah (Alimul, 2006).

4. Perencanaan

(25)

Identifikasi pasien yang beresiko masalah nutrisi harus berakibat pada rencana asuhan keperawatan yang akan mencegah atau menimbulkan masalah nutrisi. Pendidikan dan konseling nutrisi penting bagi pasien yang diet teratur untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Pasien dengan diet terapeutik yang memahami rasional untuk diet adalah seperti lebih rela. Untuk kelompok pasien ini rencana asuhan keperawatan berdasarkan pada satu atau lebih dari tujuan berikut ini

Tujuan :

1. Pasien akan kemabali dalam 10 % rentang berat tinggi badan yang baik

2. Pasien akan mempertahankan keseimbangn cairan dan elektrolit dalam batasan yang normal

3. Pasien akan ingesti atau telah diberikan diet atau terapi nutrisi yang, secara minimal, memenuhi RDA

4. Tidak ada komplikasi akan dihasilkan dari terapi nutrisi 5. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang 6. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

7. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ( Potter & Perry, 1999).

Rencana tindakan

1. Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya

2. Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi 3. Ajarkan untuk merencanakan makanan

4. Kaji tanda vital dan bising usus

5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin

(26)

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara :

1. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan

2. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi

3. Menata ruangan senyaman mungkin 4. Menurunkan stress psikologis 5. Menjaga kebersihan mulut

6. Menyajikan makanan mudah dicerna 7. Hindari makanan yang mengandung gas

(27)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. PENGKAJIAN

I BIODATA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 45 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta

(28)

Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2013 No. Register : 00.56.32 Ruangan/Kamar : RA2/III4 Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013 Tanggal Operasi : 3 Tahun yang lalu

Diagnosa Medis : Ulkus Diabetikum + DM tipe 2+ Gastritis

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengalami penurunan berat badan sejak sebulan terakhir karena penurunan nafsu makan, ada mual, muantah.

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/Pallative 1. Apa penyebabnya

Pasien mengatakan luka kaki nya pada awalnya kaki pasien digigit tikus. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Melakukan perawatan luka ke klinik dan RS B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan sedikit nyeri pada area luka. 2. Bagaimana dilihat

Luka dibalut dengan perban. C. Region

1. Dimana lokasinya

(29)

Tidak menyebar namun jari pasien mulai menghitam. D. Severity (mengganggu aktivitas)

Pasien mengatakan bahwa luka tersebut mengganggu aktivitas pasien

E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)

Pasien mengatakan luka tersebut terjadi pada bulan januari 2013

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan sudah memiliki riwayat DM B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pengobatan poliklinik untuk DM C. Pernah dirawat/dioperasi

Pasien mengatakan bahwa 3 tahun yang lalu pernah dilakukan tindakan operasi. D. Lamanya dirawat

Kurang lebih 2 minggu. E. Alergi

Pasien mengatakan tidak ada alergi F. Imunisasi

Pasien tidak mengingat mengenai riwayat imunisasi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Pasien mengatakan tidak mengetahui B. Saudara kandung

Pasien mengatakan ada kakak nya juga menderita DM C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak mengetahui

(30)

Kedua orang tua pasien dan abangnya E. Penyebab meninggal

Pasien mengatakan tidak mengetahui penyebab meninggal kedua orang tuanya, abangnya meninggal karena hipertensesi.

VI. RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien masih optimis kalau penyakitnya masih bisa sembuh B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Pasien sudah merasa merepotkan orang lain

2. Ideal diri : Pasien masih optimis untuk sembuh

3. Harga diri : Keluarga sangat menyayangi pasien

4. Peran diri : Peran pasien sebagai kepala rumah tangga sudah terganggu

selama dirawat di RS

5. Identitas : Pasien sanagt senang berwirausaha

C. Keadaan emosi

Pasien tampak semangat D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti

orang yang paling berarti pada pasien adalah istri dan anak pasien. 2. Hubungan dengan keluarga

Pasien berhubungan baik dengan keluraganya terlihat pasien dijenguk oleh keluarganya

3. Hubungan dengan orang lain

Pasien berhubungan baik dengan orang lain, terbukti pasen bersosialisasi dengan pasien lainnya.

(31)

Nilai dan keyakinan : Islam Kegiatan beribadah : Sholat

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum Baik

B. Tanda-tanda vital :

Suhu tubuh : 37 C Nadi : 100x/i TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/i

TB : 165 cm BB : 53 kg

C. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala, rambut, Tn.M dalam keadaan normal dan bersih, pada wajah pasien tidak ada edema, mata pasien lengkap dan simetris namun pasien sudah tidak bisa lagi membaca dengan jarak 30 cm. Hidung paien dalam keadaan normal, lubang hidung pasien ada dua dan bersih. Telinga pasien lengkap, bersih dan simetris, tidak ada menggunakan alat bantu dengar. Keadaan mulut pasien bersih bibir agak kering, gigi pasien sudah tidak lengkap lagi, pada orofaring tidak ada peradangan. Pada leher pasien tidak ada pembengkakan.

D. Pemeriksaan Integumen, Payudara, Thoraks/dada

Pada integument pasien tampak terlihat bersih, dan payudara pasien tampak normal tidak ada benjolan disekitar pasyudara maupun ketiak. Thoraks pasien juga berbentuk normal dengan frekuensi pernapasan teratur 22x/I tidak ada tanda kesulitan bernapas. Jantung dan paru pasien dalam keadaan normal tidak ada kelainan.

E. Pemeriksaan abdomen

Abdomen pasien berbentuk normal tidak ada nampak benjolan disekitar abdomen ataupun edema.

(32)

Pasien mengatakan pada area genitalia tidak ada kelainan dengan penjelasan memiliki lubang uretra dan rambut pubis, pasien juga menjelaskan bahwa memiliki lubang anus

G. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas

1. Kesimetrisan otot : simetris

2. Pemeriksaan edema :Tidak ada edema 3. Kekuatan otot : ekstremitas atas 5

ektremitas bawah 5 4. Kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada

H. Pemeriksaan Neurologi

Pasien memiliki tingkat kesadaran atau GCS : 15 dan memmiliki nervous cranial yang normal, namun nervous Vestibulococlearis /N VIII

tidak normal, karena keseimbangan pasien berkurang, berdiri sendiri tidak mampu. Fungsi motorik pasien juga normal hanya sebagian yang terganggu yaitu cara berjalan pasien karena ada luka dikaki pasien sebelah kanan. Fungsi sensori pasien masih tampak normal, dan reflek pasien sebagian normal hanya refelek tendon aciles dan plantar tidak dapat dikerjakan pada kaki sebelah kanan karena ada luka.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

1. Pola Tidur

Pasien mengatatakan tidur sebelum masuk rumah sakit, teratur biasanya pasien sudah tidur pada pukul 20.00 wib, namun apabila ada acara keluarga dan apabila ada keluarga yang berkunjung baru pasien tidur sedikit lama, paien biasanya bangun setiap pukul 05.00 wib.

(33)

2. Pola Eliminasi BAB/BAK

Pasien mengatakan pola eliminasi pasien tidak ada gangguan, tetapi pada eliminasi BAB pasien mengatakan ada gangguan kurang lancar, pasien juga mengatakan tidak ada keluhan sakit pada saat BAB/BAK.

3. Pola Makan/Minum

Diet makanan pasien sebelum dan masuk rumah sakit yaitu makanan biasa dengan lauk biasa, dan pola minum pasien biasanya minum air putih sebanyak 2 liter, namun setelah masuk rumah pasien makan makanan Diet DM dengan 1800Kkal dan minum cairan dibawah 2 liter atau berkurang dari biasanya. Pasien mengatakan terkadang ada nyeri ulu hati, ada mual, muntah.

Hasil Pemeriksaan Penunjang /Diagnostik

A.Diagnosa medis: Ulkus Diabetikum + Diabetes Melitus Tipe 2 B.Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis:

1.laboratorium: patologi klinik Tanggal: 17 Juni 2013

Hasil Hasil Normal

Hb :8,95 g% 13,2 – 17,3

Erittrosit :3,12 106/mm3 4,20 – 4,87 Leukosit : 14,90 103/mm3 4,5 – 11,0 Hematokrit : 26,0 10% 43 - 49 Trombosit : 559 103/mm3 150 - 450

(34)

MCH :28,50 pg 28 - 32

MCHC : 34,10 gram% 33 - 35

RDW :16,10% 11,6 – 14,8

MPV : 8,10 fL 7,0 – 10,2

PCV : 0,45 -

PDW : 8,1 -

Metabolisme Karbohidrat Hasil Rujukan Glukosa darah (Sewaktu) 261,90 mg/dl <200 Ginjal

3. Ureum 41.50 mg/dl <50

(35)
(36)

3. Masalah Keperawatan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan

(37)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Pantau makanan yang dapat dihabiskan pasien

2. Tentukan diet dan pola makan pasien dan

bandingkan makanan yang dapat dihabiskan

3. Jaga kebersihan mulut pasien

4. Auskultasi bising usus catat adanya nyeri abdomen

1. Untuk mengetahui status pemasukan nutrisi pasien

2. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan

dari kebutuhan terapeutik

3. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan

4. Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan

(38)

atau perut kembung, mual, muntah, makan yang belum sempat dicerna.

5. Berikan makanan cair yang mengandung zat

makanan ( nutrient elektrolit)

6. Identifikasi makanan yang disukai

7. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadarn, kulit lembab atau dingin, denyut nadi cepat atau pusing

8. Monitor hasil lab, seperti glukosa,

ileus paralitik

5. Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika

pasien sadar dan fungsi gastrointerstinal baik

6. Jika makanan yang disukai pasien dapat

dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang

7. Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan

informasi kepada keuarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien

(39)
(40)

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

tanggal

No. DX Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

1. Memantau makanan yang dapat dihabiskan pasien

2. Membantu pasien melakukan oral hygiene

3. Mengkaji makanan yang disukai pasien

4. Menyediakan makanan yang hangat 5. Memberikan makan dalam porsi

sedikit tetapi sering

6. Mengobservasi tanda-tanda hopeglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab atau dingin, denyut nadi cepat atau pusing

(41)

Masalah belum teratasi

P

(42)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006).

Nutrisi merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrient tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian disidtribusikan ke sel – sel tubuh. Di dalam sel – sel tubuh, nutrient digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energy, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).

Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energy, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain- lain. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya ( nutrient). Nutrient esensial tersebut meliputi karbihidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air (Asmadi, 2008).

Nutrisi yang kita makan harus mengandung nutrient esensial tertentu yang seimbang. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia,, aktivitas dan lain –lain. Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kehilangan fungsinya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi (Asmadi, 2008).

(43)

metabolisme terjadi menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008 ).

Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, Sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya system pencernaan makanan secara kimiawi ( Alimul, 2006).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah kalori yang disajikan kepada pasien tidak sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 86,66 % dan yang sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 13,33 %, komposisi makanan yang sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 36,66 % yang tidak sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 63,33 % dan bentuk makanan yang sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 90 % yang tidak sesuai dengan standar makanan rumah sakit sebesar 10 %. Berdasarkan hasil penelitian disarankan adanya pengawasan secara teliti dan terus menerus serta penambahan petugas gizi agar pembagian tugas dan koordinasi kerja dapat berjalan dengan baik dalam waktu pemberian makanan pasien sehingga pasien mendapatkan makanan sesuai dengan jumlah kalori, komposisi makanan dan bentuk makanan sesuai dengan standar makanan rumah sakit (Repository.usu.ac.id, Siregar, Silok Pardomuan. 3-Des-2012). Maka dari itu, penulis mengangkat judul Asuhan Keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi.

B. Tujuan

(44)

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

a. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

b. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan gangguan nutrisi

2. Bagi Institusi

Karya tulis ilmiah ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan bacaan kepustakaan.

3. Bagi Perawat

(45)

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUP Haji Adam Malik Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh Lamtiurma

102500016

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(46)
(47)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dimana Karya Tulis Ilmiah ini salah satu syarat utama dalam menyelesaikan pendidikan D III Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah : Asuhan Keperarawatan pada Tn. M dengan Prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diruangan Rindu A2 RSUP Haji Adam Malik Medan, yang dimulai pada tanggal 17 Juni sampai 21 Juni 2013.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menemukan banyak kesulitan terutama yang berhubungan dengan Askep yang disusun menjadi sebuah Karya Tulis Ilmiah. Namun atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis. Oleh kerena itu penulis juga berterima kasih kepada ibu Cholina Trisa Siregar,S.kp, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing saya dalam penyelesaian Karia Tulis Ilmiah ini. Saya juga berterima kasih kepada kedua orangtua saya yang selalu mendoakan saya, serta teman-teman saya yakni Hotliana Daely, Nurwanti Gultom, Benget Nahason Tumanggor, Megawati Sianturi, Sahat Sihite, Tiara P. P. Hulu, Sora Esha Sinulingga, Niatin Laia, dan Pesta Marni Silaban, yang telah memberikan dukungan selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengucapkan semoga ilmu yang saya peroleh dapat berguna pada keluarga, masyarakat, Nusa dan Bangsa, juga berguna bagi kita semua dan bagi insane - insan yang mengabdikan dirinya dalam dunia keperawatan demi kemajuan yang semakin professional.

Medan, Juli 2013

(48)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar isi ... iii

BAB I pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II Pengolahan Kasus A. Konsp Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar 1. Konsep Dasar Nutrisi ... 4

2. Pengkajian ... 17

3. Analisa Data ... 19

4. Rumusan Masalah ... 20

5. Perencanaan... 21

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 23

2. Analisa Data ... 31

3. Rumusan Masalah ... 32

4. Perencanaan... 33

5. Implementasi ... 36

BAB II Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 38

2. Saran ... 38

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan Usia 2 bulan 3 minggu, Berat Badan = 2,5 kg, RR = 60 x/i,

Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak akibat kelumpuhan ekstremitas superior sinistra dan ekstremitas inferior sinistra ditandai dengan

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake (masukan nutrisi) yang.. tidak adekuat ditandai dengan nafsu makan berkurang dan nyeri

Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidak.

berkat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.. tepat pada

Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Memantau diet yang dapat dihabiskan oleh pasien Memantau tanda-tanda vital. Universitas

Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak akibat kelumpuhan ekstremitas superior sinistra dan ekstremitas inferior sinistra ditandai dengan