• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM db8ec8f5e0 BAB VBab 5 Keterpaduan Strategi ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM db8ec8f5e0 BAB VBab 5 Keterpaduan Strategi ok"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 5

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KOTA JAYAPURA

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang

ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

1. Pertahanan keamanan

2. Ekonomi

3. Lingkungan hidup

4. Sosial budaya

5. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan

RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan

prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun

Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus

diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan

budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya

(2)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009, Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota merupakan rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan

penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah

kota, rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan

strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kota.

RTRW Kota Jayapura 2013 – 2033 mempunyai fungsi utama dalam pengaturan dan

pengarahan pemanfaatan ruang bagi berbabagai kegiatan. Dalam hal ini sebagai salah satu aspek

pelaksanaannya RTRW akan terkait dengan upaya pengendalian perkembangan/ pembangunan

(development control) yang dilakukan melalui:

• Pengarahan berbagai lokasi kegiatan pembangunan fisik (sarana dan prasarana),baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta/ masyarakat.

• Pemberian ijin bagi berbagai kegiatan pembangunan atau pemanfaatan ruang.

Pengendalian perkembangan/ pembangunan dengan dua cara di atas dilakukan terutama

sekali dalam kaitannya dengan rencana kawasan budidaya. Untuk kawasan lindung, ketentuanyang

ada relatif ketat memberikan pembatasan terhadap segala bentuk pemanfaatan ruangyang bersifat

budidaya.

Sementara itu ketentuan mengenai rencana pemanfaatan ruang yang bersifat budidaya

padadasarnya memberikan arahan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan. Dalam hal ini

prosedur (atau sistem dan mekanisme) perijinan diperlukan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang

pada kawasan budidaya terutama pada kawasan terbangun, yang meliputi kawasan terbangun

permukiman, kawasan terbangun bukan permukiman, serta kawasan tertentu. Untuk dapat

menjadikan RTRW Kota Jayapura sebagai pedoman perijinan berbagai kegiatan pembangunan yang

dilakukan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat, maka tentu saja yang pertama yang harus

dipenuhi adalah legalitas dari RTRW. Setelah menjadi suatu peraturan daerah, barulah RTRW dapat

dijadikan pedoman yang mempunyai kekuatan hukum bagi pemberian ijin lokasi kegiatan.

Adapun tujuan penataan ruang Kota Jayapura 2013-2033, yaitu: “Mewujudkan Kota

Jayapura sebagai pusat pelayanan regional pendidikan, perdagangan dan jasa, pariwisata, serta

beranda depan negara yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, serta menjaga kelestarian

(3)

Makna yang terkandung dalam tujuan tersebut adalah:

a. Pendidikan memiliki makna aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan sumber

daya manusia dalam pendidikan formal maupun nonformal agar menjadi lebih terampil

dan mandiri;

b. Perdagangan dan jasa memiliki makna berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan

menjual dan membeli barang dengan memanfaatkan komoditi unggulan dan potensi yang

dimiliki untuk memperoleh keuntungan, serta menjadi jasa penunjang perdagangan, keuangan,

pendidikan, perkantoran, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan komunikasi untuk

memperkuat perekonomian kota;

c. Pariwisata memiliki makna sebagai aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan

memanfaatkan dan mengelola alam maupun budaya;

d. Beranda depan negara memiliki makna bahwa Kota Jayapura berbatasan langsung dengan

negara PNG menjadi wajah dari negara Indonesia;

e. Aman memiliki makna bahwa situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas

kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman;

f. Nyaman memiliki makna bahwa keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan nilai sosial

budaya dan fungsinya dalam suasana yang tenang dan damai;

g. Produktif memiliki makna bahwa proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien,

sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,

sekaligus meningkatkan daya saing;

h. Berkelanjutan memiliki makna bahwa kondisi kualitas lingkungan fisik dapat

dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan

orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya sumber daya alam tak terbarukan; dan

i. Menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal memiliki makna bahwa kondisi fisik lingkungan

hidup yang dikelola dan dilindungi secara lestari, serta menjaga nilai-nilai luhur yang berlaku

(4)
(5)

5.1.1 Konsep Pengembangan Wilayah Kota Jayapura

Melihat potensi kondisi eksisting dan pentingnya keterkaitan pengembangan wilayah kota

Jayapura dengan wilayah sekitarnya serta upaya antisipasi globalisasi dan otonomi daerah, maka untuk

mencapai tujuan umum penataan ruang wilayah kota di atas konsep pengembangan sebagai berikut:

a. Mengarahkan wilayah Kota Jayapura menjadi wilayah pengembangan kegiatan perdagangan &

jasa, kegiatan industri, kegiatan pertanian, pariwisata, pendidikan dan pelestarian lingkungan.

Mengembangkan pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan pedesaan yang mampu

mendorong kegiatan dalam rangka Otonomi Khusus Papua dan peran dalam mendukung

keterkaitan desa-kota

b. Mengurangi konflik ruang antar kegiatan fungsional dengan selalu memperhatikan kelestarian

sumber daya.

c. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan sosial ekonomi alternatif yang berkelanjutan, hemat energi,

hemat ruang dan berpotensi daur ulang.

d. Mengembangkan potensi pusat-pusat strategis sebagai pendukung perkembangan aktivitas kota

e. Mengembangkan pusat pertumbuhan yang dapat memacu perkembangan wilayah sekitarnya.

Efek penyebaran pusat-pusat pertumbuhan membantu memecahkan masalah yang ada di luar

pusat pertumbuhan yang belum berkembang.

f. Pengembangan industrialisasi pedesaan sebagai usaha pengembangan proses produksi yang

berbasis pada kekuatan pertanian (agro industri).

Konsep diatas dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung upaya penyebaran,

perkembangan dan pertumbuhan sebaran lokasi strategi dan lingkungan terbangun yang merata di

Kota Jayapura tanpa meninggalkan karakteristik wilayah masing-masing sebagai wilayah dengan

karakteristik perkotaan maupun wilayah dengan karakteristik perdesaan, serta wilayah dengan fungsi

lindung atau wilayah dengan fungsi budidaya.

Pemanfaatan ruang di Kota Jayapura memiliki karakteristik yang cukup spesifik. Beberapa

kawasan memiliki karakter yang kuat sebagai kawasan perkotaan yaitu kelurahan-kelurahan di Distrik

Jayapura Utara dan Distrik Jayapura Selatan misalnya seperti Kelurahan Mandala, Tanjung Ria, Entrop

dan Hamadi. Kelurahan-kelurahan inilah yang sebenarnya masuk sebagai kawasan pusat kota.

Sedangkan kelurahan-kelurahan yang lain masih menunjukkan karakter peralihan dari kawasan

(6)

Sebagai daerah Kota yang juga berfungsi menjaga keseimbangan ekologis wilayah di

sekitarnya, konsep pemanfaatan ruang di Kota Jayapura harus dilakukan dengan mempertimbangkan

kelayakan pengembangan fungsi lahan dan penetapan intensitas/ kepadatan bangunan. Beberapa

konsep yang diajukan untuk pemanfaatan lahan di Kota Jayapura adalah :

a. Kawasan sepanjang jalan jalan arteri primer diharapkan sebagai kawasan yang memiliki kegiatan

perkotaan dengan skala pelayanan regional dan Kota. Fungsi yang dapat dikembangkan pada

kawasan ini adalah: perdagangan dan jasa, transportasi, industri, perkantoran dan pendidikan.

Tipikal pemanfaatan lahan dikawasan ini adalah: memiliki kepadatan tinggi dan bisa berorientasi

pada bangunan-bangunan vertikal.

b. Kawasan-kawasan antara pusat kota dan kawasan terluar dimanfaatkan untuk pengembangan

permukiman dan kegiatan/fasilitas yang memiliki skala pelayanan sub kota (BWK) dan lokal. Tipikal

pemanfaatan lahan dikawasan ini adalah: memiliki kepadatan sedang dan bisa berorientasi pada

bangunan-bangunan horisontal yang dilengkapi dengan vegetasi-vegetasi pendukung estetis dan

kehijauan kawasan.

c. Kawasan terluar, yang sebagian masih berupa kawasan perdesaan dimanfaatkan untuk

engembangan pertanian modern dengan nuansa agropolitan. Tipikal pemanfaatan lahan

dikawasan ini adalah: memiliki kepadatan rendah dan mengandalkan produktivitas lahan sebagai

penopang ekonomi masyarakat.

d. Kawasan perbatasan dengan PNG dioptimalkan lagi fungsinya terutama dalam hal penyediaan

sarana dan prasarana sehingga tidak terjadi adanya “Free riders” yaitu adanya sekelompok orang

maupun pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi dankondisi kawasan perbatasan secara

cuma-cuma. Mengingat kondisi saat ini banyaknya penduduk PNG yang membeli kebutuhan

(7)
(8)

5.1.2. Kawasan Strategis Kota Jayapura

Kota Jayapura menjadi salah satu kawasan strategis nasional dalam RTRWN, yaitu kawasan strategis pertahanan dan keamanan (perbatasan darat RI dengan negara Papua Neuw Guinea). Berdasarkan RTRWP Papua, Kota Jayapura termasuk dalam kawasan strategis pertahanan dan keamanan serta daya dukung lingkungan hidup, yaitu:

a. Kawasan strategis pertahanan dan keamanan, yaitu kawasan perbatasan darat RI dengan negara

Papua Neuw Guinea; dan

b. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup skala provinsi ditentukan pada wilayah pantai

utara dan kepulauan, yang merupakan wilayah rawan multi bencana.

Kawasan strategis merupakan kawasan yang diprioritaskan pengembangannya, karena

mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial dan budaya,

dan/atau lingkungan. Penentuannya dilakukan melalui identifikasi potensi masing-masing kawasan dan

permasalahan yang dihadapi, dengan memperhatikan arah kebijakan pembangunan Kota Jayapura,

tingkat kemendesakan atau dimensi waktu, intensitas konflik yang terjadi, skala pengaruh, sumbangan

terhadap PDRB, potensi/penyerapan tenaga kerja serta pola interaksi wilayah, ditentukan

kawasan-kawasan prioritas dan strategis Kota Jayapura. Kawasan strategis kota berfungsi:

a. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan

pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang

wilayah kota;

b. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan

pelestarian lingkungan dalam wilayah Kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting

terhadap wilayah kota;

c. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana

struktur dan rencana pola ruang; dan

d. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota.

5.1.3. Kawasan Strategis dari Kepentingan Ekonomi

Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebagai kawasan yang memiliki nilai

strategis kota dengan kepentingan pertumbuhan ekonomi kota dengan kriteria diantaranya adalah:

a. Kawasan yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. Kawasan yang memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi kota;

(9)

d. Kawasan yang didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

e. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di kota; dan

f. Kriteria lainnya pada aspek ekonomi yang dapat ditentukan oleh kota sesuai dengan

karakteristik dan kepentingan pembangunan kota.

Dari kriteria tersebut, maka kawasan strategis dari kepentingan ekonomi di Kota Jayapura

adalah:

1. Kawasan agropolitan dan minapolitan (agrominapolitan) di Distrik Muara Tami, yaitu: a.

Kelurahan Koya Barat; b. Kelurahan Koya Timur; c. Kampung Koya Tengah; dan d. Kampung

Holtekamp.

Pertimbangan dalam menentukan kawasan ini adalah kawasan ini berpotensi berkembang,

karena sudah dikenal sebagai lumbung padi dan perikanan budidaya di Kota Jayapura. Selain itu,

dengan adanya kawasan agrominapolitan ini dapat mendukung ketahanan pangan di Kota

Jayapura.

2. Kawasan pusat pelayanan perdagangan dan jasa terletak di:

a. Kawasan Pusat Kota terletak di Kelurahan Gurabesi dan Kelurahan Bhayangkara Distrik

Jayapura Utara Kawasan ini merupakan kawasan ekonomi kota yang sudah tumbuh dan

didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

b. Kawasan Pasar Sentral Hamadi dan Pusat Pelelangan Ikan di Kelurahan Hamadi Kawasan ini

merupakan kawasan ekonomi Kota yang sudah tumbuh dan didukung jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

c.Kawasan Entrop dan Papua Trade Center (PTC) di Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan

Kawasan ini merupakan potensi ekonomi cepat tumbuh yang didukung jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

d. Kawasan Abe di Kelurahan Wahno, Kelurahan Vim, Kelurahan Wai Mhorock, Kelurahan

Kota Baru, Kelurahan Yobe, Kelurahan Awiyo, dan Kelurahan Asano Distrik Abepura

Kawasan ini merupakan potensi ekonomi cepat tumbuh yang didukung jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

e. Kawasan Waena di Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena, dan Kampung Waena Distrik

Heram; Kawasan ini merupakan potensi ekonomi cepat tumbuh yang didukung jaringan

(10)

f. Kawasan Skouw di Kampung Skouw Mabo dan Kampung Skouw Sae. Kawasan ini

merupakan potensi ekonomi cepat tumbuh dan mempercepat pertumbuhan kawasan

tertinggal di kota.

3. Kawasan Pelabuhan Jayapura Kelurahan Numbai Distrik Jayapura Selatan. Kawasan ini

ditetapkan karena didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

Kawasan-kawasan tersebut merupakan kawasan strategis ekonomi yang tumbuh cepat,

menjadi pendukung aktivitas perekonomian Kota Jayapura, didukung jaringan prasarana dan fasilitas

penunjang kegiatan ekonomi, serta mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di kota.

Pengembangan strategis dari kepentingan ekonomi meliputi:

a. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana kawasan agropolitan dan minapolitan;

b. Peningkatan kawasan perkantoran dan perdagangan dan jasa yang ditata secara adil bagi semua

golongan usaha termasuk pengembangan golongan usaha kecil dan peningkatan prasarana

kawasan, terutama prasarana; dan

c. Peningkatan kawasan pelabuhan berwawasan lingkungan.

5.1.4. Kawasan Strategis dari Kepentingan Ekonomi

Kawasan strategis pertumbuhan sosial dan budaya ditetapkan sebagai kawasan yang

memiliki nilai strategis kota dengan kepentingan pertumbuhan sosial dan budaya kota dengan kriteria

diantaranya adalah:

a. Merupakan tempat pendidikan dan pelatihan skala regional;

b. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya setempat;

c. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri kota;

d. Merupakan aset kota yang harus dilindungi dan dilestarikan;

e. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya kota; dan

f. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.

Kawasan strategis dari kepentingan sosial dan budaya di Kota Jayapura ditetapkan atas dasar

pertimbangan sebagai berikut:

a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat daerah;

b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri Kota Jayapura;

c. Merupakan aset Kota Jayapura yang harus dilindungi dan dilestarikan; dan

(11)

Dari pertimbangan tersebut, maka kawasan strategis dari kepentingan sosial dan budaya di

Kota Jayapura adalah kawasan perkampungan masyarakat Port Numbay yang terdiri atas:

a. Kampung Kayobatu terletak di Distrik Jayapura Utara;

b. Kampung Tobati dan Kampung Tahima Soroma terletak di Distrik Jayapura Selatan;

c. Kampung Enggros, Kampung Nafri, dan Kampung Koya Koso terletak di Distrik Abepura; 4.

Kampung Waena dan Kampung Yoka terletak di Distrik Heram; dan

d. Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Yambe, dan Kampung Mosso

terletak di Distrik Muara Tami.

Pengembangan kawasan strategis dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut:

a. Pengembangan pusat wisata budaya sejarah;

b. Membatasi perubahan fungsi kawasan permukiman dan melestarikan lingkungannya; dan

c. Merelokasi kegiatan yang tidak sesuai dan tidak menunjang dengan tujuan pelestarian.

5.1.5. Kawasan Strategis dari Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kriteria Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Kota Jayapura meliputi kawasan yang memiliki nilai strategis dengan sudut kepentingan lingkungan

hidup adalah:

a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. Merupakan aset kota berupa kawasan lindung kota yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,

flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi

dan/atau dilestarikan;

c. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang

menimbulkan kerugian bagi kota;

d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro wilayah kota;

e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; dan

f. Rawan bencana alam skala kota; atau sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Kawasan strategis dari kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota

Jayapura adalah:

(12)

kabupaten dan provinsi yang muaranya menuju Samudera Pasifik. Kawasan ini memberikan

perlindungan terhadap keseimbangan tata guna air, dan aset kota untuk memberikan

perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna.

2. Kawasan CA. Cycloops terletak di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, dan Distrik

Heram Kawasan Cagar Alam Cycloops merupakan cagar alam lintas kabupaten. Sebagian wilayah

CA. Cycloops berada di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Kawasan ini menjadi strategis,

karena merupakan tempat perlindungan hayati, memberikan perlindungan keseimbangan tata

guna air, serta memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro wilayah kota.

3. Kawasan Teluk Youtefa terletak di Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Abepura Kawasan Teluk

Youtefa yang dimaksud adalah taman wisata alam, cagar budaya, serta hutan lindung Teluk

Youtefa. Kawasan ini menjadi strategis daya dukung lingkungan hidup, karena tidak hanya

strategis tempat perlindungan hayati, melainkan juga kawasan ini merupakan muara perairan dari

segala aktivitas yang ada di hulu.

4. Kawasan waterfront city yang terletak di:

a. Kelurahan Gurabesi, Kelurahan Bhayangkara, Kelurahan Mandala, Kelurahan Kelurahan Imbi,

dan Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; dan

b. Kelurahan Numbai, Kelurahan Argapura, dan Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan.

Kawasan waterfront city menjadi strategis daya dukung lingkungan hidup, karena kawasan

ini menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas lingkungan perairan dan merupakan

kawasan rawan bencana gelombang pasang.

Pengembangan kawasan strategis dari kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup meliputi:

a. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang melalui penegakan hukum;

b. Pengembangan hutan kota;

c. Peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan strategis;

d. Pengendalian pembuangan sampah dan air limbah ke daerah aliran sungai dan badan air lainnya;

dan

e. Penataan kawasan waterfront city agar tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian lingkungan

(13)
(14)

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah

dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya

berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat

Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan RPI2JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam

RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya.

Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2JM seperti visi, misi serta arahan

kebijakan bidang Cipta Karya di daerah ( RPJMD 2012–2016).

5.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan

jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan.

KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki

fungsi sebagai:

a) Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan;

b) Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan;

c) Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan;

dan

d) Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan

program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan.

Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip

dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2JM sehingga infrastruktur permukiman dapat bersinergi

untuk menunjang pertumbuhan kota. .( Belum Ada Data Dokumen KSPD sehingga RTRW yang telah di

Perda No.1 Tahun 2014 Menjadi Acuan dalam Penyusunan RPI2JM Kota Jayapura)

(15)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan

bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan

perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa

tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa

RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan

rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan

sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan

pelestarian air.

Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan

pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan

SPAM yang terdiri dari:

a) Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah;

b) Rencana Sistem Pelayanan;

c) Rencana Pengembangan SPAM;dan

(16)

Gambar 5.4 Peta Sistim Penyediaan Air Minum Kota Jayapura

(17)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun

untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi

sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah.

SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan

pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:

a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2JM terutama untuk sektor Penyehatan Lingkungan dan

Permukiman. Dalam SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada bagian ini adalah:

a. Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang meliputi: Visi dan Misi

b. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi, yang meliputi:

•Sub Sektor Air Limbah Domestik; •Sub Sektor Persampahan;

•Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan

(18)
(19)
(20)

Gambar 5.7 Peta Rencana Sistim Persampahan Kota Jayapura

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

(21)

dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan

yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,

serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian

pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan meliputi:

• Program Bangunan dan Lingkungan; • Rencana Umum dan Panduan Rancangan; • Rencana Investasi;

• Ketentuan Pengendalian Rencana; dan • Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan

rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPI2JM yaitu Konsep Dasar

Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

• Visi Pembangunan;

• Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; • Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

• Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu

dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi

penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan

kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota

yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki

beberapa fungsi, yaitu:

a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program

(22)

bidang Cipta Karya di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2JM;

d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan

e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan penyusunan RPI2JM adalah:

a. Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur;

b. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten/Kota; dan

c. Penetapan kawasan permukiman prioritas.

5.8 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional

berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), dimana keduanya tetap

mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RPKPP merupakan rencana aksi

program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota,

RPKPP merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada

lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan

dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam

penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan

RPI2JM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta

Gambar

Gambar 5.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Jayapura
Gambar 5.2 Peta Rencana Pola Ruang Kota Jayapura
Gambar 5.3 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kota Jayapura
Gambar 5.5 Peta Rencana Sistim Jaringan Drainase Kota Jayapura
+2

Referensi

Dokumen terkait

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang

Namun demikian mengingat terdapatnya kawasan hutan tanam industri di Kecamatan wilayah kabupaten serta karakteristik yang khas dari DAS yangMesuji Timur yaitu di

Yang dimaksud dengan “Kawasan yang memilki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi” adalah kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).. sesuai dengan amanat

 Rencana peningkatan jaringan non perpipaan dikelola oleh penduduk sendiri meliputi Kelurahan Blotongan, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Kecandran, Kelurahan Pulutan dan

Rencana pengembangan SPAM mengacu pada arahan Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah, dengan adanya pengembangan SPAM sesuai arahan tata ruang

Pusat pelayanan lingkungan adalah kawasan yang mempunyai fungsi melayani pelayanan di skala lingkungan. Pusat lingkungan ini tersebar di seluruh Wilayah Kota Palembang, terutama

 Kawasan peruntukan perikanan budidaya meliputi : Kolam, terletak di Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso,