• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN,

TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK KEGIATAN DI LUAR BIDANG KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU UTARA Menimbang :

a. bahwa guna pemanf aat an usaha hasil kayu hut an t anaman secara opt imal unt uk

peningkat an Pendapat an Asli Daerah perlu adanya penet apan ret ribusi izin pemanf aat an kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk

kegiat an di luar bidang kehut anan.

b. bahwa unt uk mempercepat dan meningkat kan pelayanan t erhadap masyarakat , khususnya pemberian izin perlu diat ur dan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 4 Drt Tahun 1956 t ent ang Pembent ukan Daerah Ot onomi Kabupat en-Kabupat en Dal am Lingkungan Propinsi Daerah Sumat era Selat an (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3289);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya (Lembar Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pokok-pokok Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ah Daerah (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

8. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya Hut an (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3759); 10. Perat uran Pemerint ah Nomor 92 Tahun 1999 t ent ang Perubahan Kedua At as Perat uran

Pemerint ah Nomor 59 Tahun 1998 t ent ang Tari f At as Jenis Penerimaan Negara Bukan Paj ak Yang Berlaku pada Depart emen Kehut anan dan Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3914);

(2)

12. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;

13. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;

14. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;

15. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onomi (Lembaran Negara Tahun Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

16. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;

17. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;

18. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;

19. Perat uran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Nomor 20 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Kabupat en Sebagai Daerah Ot onomi.

Dengan Perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA MEMUTUSKAN

Menet apkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN, TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK KEGIATAN DI LUAR BIDANG KEHUTANAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adal ah Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

b. Pemerint ah Daerah adal ah Pemeri nt ah Kabupat en Bengkulu Ut ara. c. Ment eri Kehut anan adalah Ment eri Kehut anan Republik Indonesia. d. Gubernur adal ah Gubernur Propinsi Bengkulu.

e. Bupat i adalah Bupat i Bengkulu Ut ara.

f . Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adal ah Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

g. Pej abat adal ah pegawai yang diberi t ugas t ert ent u di bidang ret ribusi daerah sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

h. Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) adal ah izin unt uk mel aksanakan penebangan dan penggunaan kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t r ansmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.

i. Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak unt uk mengusahakan t anah yang dikuasai langsung oleh negara unt uk keperluan usaha pert anian, perkebunan, perikanan dan

pet ernakan.

(3)

k. Berubah Perunt ukan adal ah kawasan hut an yang berubah perunt ukannya karena penggunaan kawasan hut an di luar bidang kehut anan.

l . Tukar Menukar Kawasan Hut an Tanaman Pokok adal ah t anaman yang lazim dit anam, dalam usaha hut an t anaman dal am rangka menghasilkan serat at au kayu.

m. Iuran Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an (Iuran IUPHH) adalah pungut an yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanf aat an hasil hut an at as suat u kawasan hut an t ert ent u, yang dilakukan sekali pada saat izin t ersebut diberikan. Besarnya iuran t ersebut dit ent ukan dengan t arif progresif sesuai luas areal.

n. Peorangan adalah orang perorang anggot a masyarakat set empat yang cakap bert indak menurut hukum dan Warna Negara Indonesia.

o. Koperasi adal ah badan hukum koperasi dari masyarakat set empat yang mel andaskan kegiat annya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar at as azas kekeluargaan.

p. BUMN adal ah Badan Usaha Mil ik Negara yang memperoleh izin usaha di bidang kehut anan.

q. BUMD adal ah Badan Usaha Milik Daerah yang memperoleh izin usaha di bidang kehut anan.

r. BUMS adal ah Badan Usaha Milik Swast a nasi onal yang berbent uk perseroan t erbat as yang memperoleh izin usaha di bi dang kehut anan.

s. Waj ib Ret ribusi adal ah orang pribadi at au badan yang menurut perat uran perundang-undangan ret ribusi diwaj ibkan unt uk melakukan pembayaran ret ribusi.

t . Surat Pendaf t aran Obyek Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SPdORD adalah surat yang digunakan oleh waj ib ret ribusi unt uk melaporkan obyek ret ribusi dan waj ib ret ribusi sebagai dasar penghit ungan dan pembayaran r et ribusi yang t erut ang menurut perat uran perundang-undangan ret ribusi daerah.

u. Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SKRD adalah surat keput usan yang menent ukan besarnya j umlah ret ribusi yang t erut ang.

v. Surat Tagihan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat STRD adal ah surat unt uk melakukan t agihan ret ribusi dan at au sanksi administ rasi berupa bunga dan at au denda.

w. Pemeriksaan adal ah serangkaian kegiat an unt uk mencari, mengumpulkan dan mengelola dat a dan at au ket erangan lainnya dalam rangka pengawasan kepat uhan pemenuhan kewaj iban ret ribusi daerah berdasarkan perat uran perundang-undangan ret ribusi daerah.

x. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Ret ribusi Daerah adal ah serangkaian t indakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanj ut nya disebut Penyidik, unt uk mencari sert a mengumpul kan bukt i yang dengan bukt i it u membuat t erang t indak pidana di bidang ret ribusi daerah yang t erj adi sert a menemukan t ersangkanya.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU), areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar

menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di l uar bidang kehut anan Pasal 3

Obyek Ret ribusi adal ah pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU), areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.

(4)

Subyek Ret ribusi adal ah orang pribadi at au badan yang mendapat izin usaha. BAB III

PERIZINAN

Pasal 5

(1) Permohonan izin pemanf aat an kayu dapat dil akukan oleh perorangan, koperasi, BUMN, BUMD dan BUMS.

(2) Permohonan izin diaj ukan kepada Bupat i Bengkulu Ut ara melalui Dinas Kehut anan dan t embusannya disampaikan kepada inst ansi yang berkait an dengan kegiat an areal/ kawasan hut an yang dimohon.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) waj ib mel ampirkan persyarat an sebagai berikut :

a. Surat Keput usan Penerbit an Izin Lokasi/ HGU at as keput usan areal pemukiman t ransmigrasi at au keput usan perubahan perunt ukan kawasan hut an at au keput usan t ukar menukar kawasan hut an at au naskah pinj am pakai kawasan hut an.

b. St udi kelayakan kegiat an pada areal yang dimohon dan diset uj ui oleh inst ansi yang berwenang.

c. Rekomendasi dari inst ansi yang berwenang pada areal yang dimohon.

(4) At as dasar rekomendasi dari inst ansi t erkait , Bupat i dapat menerima at au menol ak permohonan.

(5) Permohonan yang bel um at au t idak memenuhi kelengkapan maka dit erbit kan surat penolakan ol eh Bupat i agar pemohon dapat melengkapi permohonannya.

(6) Dalam hal Bupat i menerima permohonan maka t erhadap areal IPK yang dimohon dilakukan:

a. Pemeriksaan unt uk menget ahui keadaan f isik lapangan oleh t im yang dit et apkan dengan Keput usan Bupat i sesuai dengan areal IPK yang dimohon.

b. Survei pot ensi (Timber Cruising) unt uk menget ahui pot ensi t egakan oleh Di nas Kehut anan yang dilaksanakan set elah dil akukan pemeriksaan f isik lapangan. c. Mel aksanakan penat aan bat as areal IPK yang dimohon oleh Badan Pert anahan.

Pasal 6

(1) Biaya pemeriksaan areal IPK yang dimohon, survei pot ensi dan penat aan bat as areal IPK sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal 5 di bebankan kepada pemohon.

(5)

a. Tim pemeriksa lapangan memberikan rekomendasi kepada Bupat i t ent ang penol akan at au perset uj uan pemberian IPK.

b. BAP Survei Pot ensi (Timber Cruising) adal ah dasar penet apan t arget t ebangan, apabila Bupat i menyet uj ui permohonan IPK.

(4) At as dasar rekomendasi t im pemeriksa lapangan, Bupat i menyet uj ui at au menol ak pemberian IPK.

(5) Dalam hal Bupat i menyet uj ui pemberian IPK, maka dit erbit kan Keput usan Bupat i Bengkulu Ut ara t ent ang IPK yang dilengkapi dengan pet a lokasi yang disahkan oleh Dinas Kehut anan dan Badan Pert anahan.

BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 7

Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU), areal yang dit et apkan unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di l uar bidang kehut anan digolongkan ret ribusi perizinan t ert ent u.

BAB V

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8

Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan j umlah izin yang diberikan. BAB VI

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

(1) Prinsip dan sasaran dal am penet apan st rukt ur dan besarnya t arif ret ribusi didasarkan pada t uj uan unt uk menut up sebagian at au sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu hut an t anaman.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) meliput i komponen biaya survei l apangan, dan biaya t ransport asi dal am rangka pengendalian dan pengawasan sert a biaya pembinaan.

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9

(1) St rukt ur t arif digolongkan berdasarkan luas areal yang akan dimanf aat kan.

(2) Besarnya t arif ret ribusi dit et apkan sebesar Rp. 15. 000. 000, - (l ima bel as j ut a rupiah) dari set iap izin yang dit erbit kan.

(6)

Pasal 10

Ret ribusi yang t erut ang dipungut di wilayah t empat izin usaha pemanf aat an kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah

perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan at au yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan diberikan.

BAB IX

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUATNG Pasal 11

Masa ret ribusi adalah j angka wakt u yang lamanya 1 (sat u) t ahun. Pasal 12

Saat t erut angnya ret ribusi adal ah pada saat dit erbit kannya SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X SURAT PENDAFTARAN

Pasal 13 (1) Waj ib ret ribusi waj ib mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan j elas, benar dan lengkap sert a dit andat angani oleh waj ib ret ribusi at au kuasanya.

(3) Bent uk, isi, sert a t at a cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud ayat (1) dit et apkan ol eh Bupat i.

BAB XI PENETAPAN RETIBUSI

Pasal 14

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dal am Pasal 1 ayat (1) dit et apkan ret ribusi t erut ang dengan menerbit kan SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan.

(2) Bent uk, isi sert a t at a cara penerbit an dan penyampaian SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan ol eh Bupat i.

Pasal 15

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dit emukan dat a baru dan at au dat a yang semul a bel um t erungkap yang menyebabkan penambahan j umlah ret ribusi yang t erut ang, maka dikeluarkan SKRD t ambahan.

BAB XII

(7)

Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 17

Dalam hal waj ib ret ribusi t idak membayar t epat pada wakt unya at au kurang membayar, dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) set iap bulan dari ret ribusi yang t erut ang at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD.

BAB XIV

TATA CARA PEMBAYARAN PAsal 18

(1) Pembayaran ret ribusi yang t erut ang harus dilunasi sekaligus.

(2) Ret ribusi yang t erut ang dilunasi selambat -l ambat nya 15 (lima belas) hari sej ak dit erbit kannya SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD. (3) Tat a cara pembayaran, penyet oran, t empat pembayaran ret ribusi diat ur dengan

keput usan Bupat i.

BAB XV HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 19

(1) Hak pemegang IPK adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pemanenan, pengolahan dan at au pemasaran hasil hut an kayu berdasarkan ket ent uan yang berlaku.

b. Memperol eh pel ayanan yang baik dalam rangka kegiat an IPK. (2) Kewaj iban pemegang IPK adalah sebagai berikut :

a. Membayar ret ribusi at as pemberian izin IPK sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal 9 perat uran daerah ini dan diset orkan l angsung oleh pemohon ke Kas Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

b. Membuat bagan kerj a pemanf aat an kayu.

c. Pemegang IPK pada areal izin lokasi/ HGU dan areal yang dit et apkan unt uk pemukiman t ransmigrasi waj ib membayar ret ribusi sesuai realisasi produksi berdasarkan Laporan Hasil Produksi (LHP).

(8)

e. penet apan ret ribusi dit et apkan oleh Dinas Pendapat an Daerah berdasarkan Laporan Hasil Produksi.

f . Melaksanakan penat aan bat as blok t ebangan IPK.

g. Mel aksanakan kegiat an pembangunan pada areal IPK berdasarkan rencana dan st udi kel ayakan (FS).

h. Melaksanakan kewaj iban administ rasi/ t at a usaha hasil hut an sesuai ket ent uan yang berlaku.

i. Memperhat ikan azas-azas konservasi sesuai ket ent uan yang berlaku.

j . Membuat dan menyampaikan l aporan bul anan kepada Bupat i dan t embusan kepada Dinas Kehut anan at as pelaksanaan kegiat an yang mel iput i luas t ebangan dan produksi kayu sert a perkembangan pemanf aat an kayu sesuai dengan ket ent uan t at a usaha hasil hut an.

k. Memasarkan dan memasok kayu bul at unt uk IPKH/ IPKL yang ber ada di Kabupat en Bengkulu Ut ara.

(3) Besarnya ret ribusi persat uan hasil hut an kayu dit et apkan set ara dengan besarnya PSDH sesuai j enis dan diamet er.

(4) Tat a cara penyet oran/ pembayaran PSDH dan DR mengikut i ket ent uan yang berlaku. (5) Pelaksanaan, penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 16 ayat (2)

huruf d, dilakukan oleh pemohon at au inst ansi berwenang yang mempunyai t ugas dan f ungsi melaksanakan t at a bat as unt uk dan at as nama pemohon.

(6) Biaya penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 19 ayat (2) huruf d, dibebankan kepada pemohon.

BAB XVI MASA BERLAKU

Pasal 20

Izin pemanf aat an kayu berikan paling lama unt uk j angka wakt u 1 (sat u) t ahun, t erhit ung sej ak Keput usan IPK dit et apkan.

BAB XVII

PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 21

Pembinaan, pengendal ian dan pengawasan pelaksanaan izin pemanf aat an kayu di l apangan dilaksanakan oleh t im yang dit et apkan dengan Keput usan Bupat i.

BAB XVIII S A N K S I

(9)

(1) Pemegang IPK yang melakukan penebangan sebelum Surat keput usan IPK dan set elah IPK berakhir dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999.

(2) Pemegang IPK yang melakukan penabangan di dalam kawasan hut an lindung, kawasan suaka alam at au kawasan pelest arian al am dikenakan sanksi sesuai Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999.

Pasal 23 Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) dapat dicabut apabila :

a. Pemegang IPK t idak membayar ret ribusi at au PSDH dan DR t erhadap kayu yang t elah dikeluarkan dari areal kerj anya sesuai dengan perat uran yang berlaku.

b. Pemegang IPK t idak mel akukan usahanya secara nyat a dal am wakt u 90 (sembilan puluh) hari sej ak surat keput usan IPK dit erbit kan.

c. Pemegang IPK meninggalkan areal IPK dan pekerj aannya sebel um IPK berakhir. BAB XIX

KETENTUAN PIDANA Pasal 24

(1) Waj ib ret ribusi yang t idak melaksanakan kewaj ibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan at au denda paling banyak 4 (empat ) kali j uml ah ret ribusi t erut ang.

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adal ah pelanggar an.

BAB XX PENYIDIKAN

Pasal 25

(1) Pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan Pemerint ah Kabupat en diberi wewenang khusus sebagai penyidik t indak pidana di bidang ret ribusi daerah. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah agar ket erangan at au laporan t ersebut menj adi lengkap dan j elas;

b. menelit i, mencari dan mengumpulkan ket erangan mengenai orang pribadi at au badan t ent ang kebenaran perbuat an yang dil akukan sehubungan dengan t indak pidana ret ribusi daerah;

c. memint a ket erangan dan barang bukt i dari orang pribadi at au badan sehubungan dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;

(10)

e. melakukan penggeledahan bahan unt uk mendapat kan bahan bukt i pembukuan, pencat at an dan dokumen lain sert a melakukan penyit aan t erhadap bahan bukt i t ersebut ;

f . memint a bant uan t enaga ahli dalam rangka pel aksanaan t ugas penyidikan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;

g. menyuruh berhent i dan at au melarang seseorang meninggalkan ruangan at au t empat pada saat pemeriksaan sedang berl angsung dan memeriksa ident it as orang dan at au dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memot ret seseorang yang berkait an dengan t indak pidana ret ribusi daerah;

i. memanggil orang unt uk didengar ket erangannya dan diperiksa sebagai t ersangka at au saksi.

j . menghent ikan penyidikan.

k. melakukan t indakan l ain yang perlu unt uk kelancaran penyidikan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah menurut hukum yang dapat dipert anggungj awabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberit ahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penunt ut umum, sesuai dengan ket ent uan yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.

BAB XXI KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

Izin pemanf aat an kayu yang t elah dit erbit kan sebelum berlakunya perat uran daerah ini masih t et ap berlaku sampai berakhirnya izin pemanf aat an kayu.

BAB XXII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini, sepanj ang mengenai t eknis pelaksanaannya akan diat ur lebih lanj ut dengan keput usan Bupat i.

Pasal 28

Perat uran Daerah ini mulai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan Pengundangan Perat uran Daerah ini dengan penempat an dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

Dit et apkan di Arga Makmur Pada t anggal 10 Mei 2002 BUPATI BENGKULU UTARA

(11)

Diset uj ui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Dengan Keput usan Nomor 9 Tahun 2002 t anggal 29 April 2002

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Nomor 03 Tahun 2002 t anggal 10 Mei 2002 Seri B

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN t t d.

Drs. HERRY SYAHRIAR Pembina Ut ama Muda NIP. 450002563 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

Referensi

Dokumen terkait

Similarly, a thesis written in Arabic should have its abstract in Bahasa Melayu (without title), followed by abstract in Arabic (without title) and the other in English

Mataram I pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tegal akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

02.A6/BA-PMB.BI/PL/PEDU-PDT/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan

2015 I nt ernat ional Conference on Space Science and Com m unicat ion ( I conSpace) , Langkawi,

Exper im ent al Works on Short Range Com m unicat ion Syst em s Using Phot ovolt aic Based Receiver Journal of Engineering and Applied

Kepada para peserta yang merasa keberatan atas penetapan tersebut diatas, diberikan hak untuk menyampaikan sanggahan baik secara sendiri maupun bersama-sama,

11/ 2008 t ent ang Inf ormasi dan Transaksi Elekt ronik (ITE) j ust ru memiliki sif at dan karakt er yang bert ent angan dengan semangat perlindungan HAM.. ancaman serius

BORANG PENYERAHAN TESIS / DISERTASI UNTUK PEMERIKSAAN Jawatankuasa Pengurusan Siswazah Institut Perubahan Iklim.. PENYERAHAN TESIS/DISERTASI UNTUK PEMERIKSAAN