• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komodifikasi Kain Tradisional Karo Pada Era Globalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komodifikasi Kain Tradisional Karo Pada Era Globalisasi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KOMODIFIKASI KAIN TRADISIONAL KARO

PADA ERA GLOBALISASI

T E S I S

Oleh

Brian Titus Tarigan

NIM. 147037003

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

KOMODIFIKASI KAIN TRADISIONAL KARO

PADA ERA GLOBALISASI

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Oleh

Brian Titus Tarigan

NIM. 147037003

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

Judul Tesis : KOMODIFIKASI KAIN TRADISIONAL KARO PADA ERA GLOBALISASI Nama : Brian Titus Tarigan

Nomor Pokok : 147037003 Program Studi : Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Dr. H.Muhizar Muchtar, M.S. Drs. Bebas Sembiring, M.Si. NIP. 19541117 198003 1 002 NIP. 19570313 199203 1 001

Ketua Anggota

Program Studi Magister (S2) Fakultas Ilmu Budaya Penciptaan dan Pengkajian Seni Dekan,

Ketua,

Drs. Irwansyah, M.A. Dr. Budi Agustono, M.S. NIP. 19621221 199703 1 001 NIP.19600805 198703 1 001

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 9 Februari 2017

Dengan SK Penetapan Panitia Penguji oleh Dekan No.

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Irwansyah, M.A. (………..)

Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. (..…..………..)

Anggota I : Dr. H.Muhizar Muchtar, M.S. (….……….)

Anggota II : Drs. Bebas Sembiring, M.Si. (...………..)

(5)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul Komodifikasi Kain Tradisional Karo pada Era Globalisasi. Tesis ini merupakan suatu penelitian yang dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena komodifikasi terhadap kain tenun tradisional suku Karo yaitu Uis Karo. Uis Karo merupakan suatu unsur kelengkapan dalam budaya masyarakat Karo yang mampu menjadi identitas dan keberadaaan suku Karo ditengah masyarakat banyak. Uis Karo memiliki perbedaan didalam warna, bentuk dan motif. Perbedaan tersebut berkaitan dengan waktu dan tempat penggunaannya pada pelaksanaan kegiatan upacara adat Karo. Di era globalisasi ini, Uis Karo telah menjadi objek modifikasi. Sekarang banyak ditemukan Uis Karo maupun desain Uis Karo tersebut dalam bentuk sovenir berupa tas, dasi, gorden, kaos, ikat pinggang, sarung bantal, dan lain sebagainya. Proses ini menjadikan Uis Karo sebagai suatu komoditi yang memilki tujuan utama yaitu nilai ekonomi.

Penelitian memfokuskan pembahasan mengenai : (1) gambaran umum Uis Karo (2) bentuk komodifikasi pada Uis Karo (3) dampak dan makna komodifikasi dalam Uis Karo dan (4) faktor-faktor penyebab Komodifikasi Uis Karo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumen dan studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan alat analisis teori-teori kritis yaitu (1) Teori Komodifikasi, 2) Teori Estetika Post Modern, 3) Teori Perubahan Sosial dan Budaya dan (4) Teori Hipersemiotika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi Uis Karo terjadi pada Proses produksi, distribusi. Nilai yang dikomodifikasi adalah nilai artistik dan nilai kultural. Komodifikasi Uis Karo terjadi karena berbagai faktor seperti, perubahan mata pencaharian masyarakat, penenunan tradisional yang mulai meredup, kesenian Karo yang mulai ditinggalkan, tingkat pendidikan masyarakat Karo, pengaruh kain songket, pengaruh media sosial dan tuntutan industri kreatif pariwisata. Terdapat dampak dalam penelitian ini terkait dengan komodifikasi Uis Karo, dampaknya adalah perubahanan nilai-nilai kebudayaan, dampak positif peningkatan pengetahuan, dan peningkatan kesejahteraan dalam industri kreatif. Komodifikasi Uis Karo juga mengandung makna-makna lain seperti perubahan makna kesakralan, makna kreativitas, makna pelestarian budaya, makna identitas dan makna estetika.

(6)

ABSTRACT

The title of this thesis is The Commodification of Karo’s Traditional Cloth in the era of Globalization. This thesis is based on commoditization phenomenon over Karo’s Traditional Cloth, which is Uis Karo. Uis Karo is a must in society culture Karo, which is able to become a identity and existence Karo ethnic in the cultural and sociological pluralism. Uis Karo has differences within color, structure, and motif. That difference related to time and place of their use in implementation of the traditional ceremonies Karo. Nowadays, Uis Karo has become an object to be modified. Now. we find Uis Karo in the form of souvenirs like bag, tie, curtain, shirt, belt, pillowcases, etc. This made Uis Karo as a commodity which has a main objectives of economic value. It’a make Uis Karo as a commodified product which has a main objectives of economic value.

The focus of this study was to discuss : (1) the original structures of Uis Karo, (2) the structures of commodification Uis Karo (3) the impact and the meaning of commodification Uis Karo and (4) the factors why the commodification of Uis Karo occurred. This study used qualitative methods. Collecting data in this study was done by using observation, interviews, document, and literature. This study used critical theories, namely: (1) Commodification Theory, (2) Post Modern Aesthetic Theory. (3) Social Change Theory, and (3) Hypersemiotic Theory.

The results of this study indicate that the commodification of Uis Karo occurred since the beginning of production process until distribution process. The most essence to be commodified are the value of the artistic and cultural. Commodification of Uis Karo implicated by several factors such as society work, Traditional weaving condition, traditional art has been abandoned, traditional weaving has changed, education, the influence of songket, the influence of media social and development of tourism and creative in Karo. There is some impact and significance in the research related to the Commodification of Uis Karo. The impact is increased knowledge, increased prosperity and employment opportunities, and the degradation of cultural values. Commodification of Uis Karo expanded the meaning included sacred to fun, creativity, sustainability, identity, and aesthetics meaning.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

SALAM SEJAHTERA

Ucapan terima kasih yang paling agung dipersembahkan kepada Tuhan

Yesus Kristus atas segala limpahan berkat, kuasa, kasih dan anugrah yang tak

terkira, kasihnya yang telah disalurkan melalui orang – orang pilihan di sekitar

penulis sehingga tesis ini dapat selesai dengan tepat waktu walaupun secara teknis

dan konsep masih banyak memiliki kekurangan. Mereka adalah tersebut antara

lain:

1. Dr. Muhizar Muchtar sebagai pembimbing I, dan Drs. Bebas

Sembiring, M.Si., sebagai pembimbing II atas semua tuntunan,

nasehat, serta bimbingannya selama 2 semester dan memotivasi

penulis supaya tetap semangat, terus maju, dan tidak menyerah dalam

menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si., yang memberikan koreksi dan kritikan

demi perbaikan penulisan tesis.

3. Drs. Irwansyah, M.A., dan Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan

Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara,

atas bimbingan akademis dan arahan yang diberikan.

4. Seluruh Dosen Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan

Pengkajian Seni atas ilmu yang telah diberikan selama masa

(8)

5. Drs. Ponisan sebagai pegawai administrasi, terima kasih atas segala

bantuannya selama ini.

6. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara, dan Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., sebagai Dekan Fakultas

Ilmu Budaya, yang telah memberi fasilitas, sarana, dan prasarana

belajar bagi penulis sehingga dapat menuntut ilmu di kampus

Universitas Sumatera Utara ini dengan baik.

7. Kedua orang tuaku yang membesarkanku dengan kasih sayangnya,

serta kakak, abang dan adik yang telah bersama sejak kecil.

8. Keluarga Tarigan Mergana atas bantuan materi dan non materi yang

tanpa pamrih.

9. Kakak, abang dan adek seperjuangan di pengkajian seni, k’Uci,

k’Herlin, bg Peta, Dani, Reni sebagai notulen kolokium, Marini,

Bintang, Daus dan Riska.

10.Angkatan 15, bg Halamoan sebagai notulen semimar hasil, k’Fitri,

k’Eka, Nielson, Nadra, bg Suhar,

11.Pak Tambun dan Ibu Barus selaku narasumber utama.

12.Bulang Sitepu di pasar 6, terima kasih atas buku, masukan dan cerita

Uis-Uis lamanya

13.Bulang Bapak Nerlin di Katepul, terima kasih atas masukan, cerita dan

nasehatnya.

(9)

15.Tigan di Seberaya, terima kasih atas nasehat, cerita dan masukannya.

16.Bulang Jalan Surbakti, terima kasih atas nasehat, cerita dan

masukannya.

17.Fadlin Muhammad Dja’far, terima kasih atas masukannya mengenai

masukan kain tenun Sumateranya dan buku-buku motif tenunnya.

18.SMK Negeri 1 Berastagi.

19.Semua ibu-ibu penjual Uis/penjahit di pajak kain Kabanjahe

20.Para kreatif Uis Karo dimanapun berada.

21.Para penulis- penulis yang tercantum di daftar pustaka.

Medan, 4 Februari 2017

Penulis,

BRIAN TITUS TARIGAN

(10)

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

1. Nama : Brian Titus Tarigan

2. NIM : 147037003

3. Tempat / Tanggal Lahir : Tigapanah / 11 Mei 1988 4. Jenis Kelamin : Pria

5. Agama : Kristen Protestan

6. Kewarganegaraan : Indonesia 7. Nomor Handphone : 082277761486

8. Email : brian.titus@ymail.com

9. Alamat : Jalan Veteran no.107. Kabanjahe. 10. Pekerjaan : Instruktur Desain dan Perancang Desain

PENDIDIKAN

1994 - SD METHODIST KABANJAHE 2000 - SLTP NEGERI 1 KABANJAHE 2003 - SMA NEGERI 1 KABANJAHE

2006 - SARJANA (S-1) FSR - DESAIN KOMUNIKASI VISUAL INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

(11)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, 4 Februari 2017

Brian Titus Tarigan

(12)

DAFTAR ISI

1.5.2 Globalisasi pada masyarakat Karo ... 17

1.6Landasan Teori ... 18

1.6.1 Teori Komodifikasi ... 19

1.6.2 Teori Perubahan Sosial dan Budaya ... 20

1.6.3 Teori Estetika Posmodern ... 24

1.6.4 Teori Hipersemiotika ... 28

1.7Model Penelitian ... 29

1.8Metode Penelitian ... 30

1.8.1 Rancangan Penelitian ... 30

1.8.2 Lokasi Penelitian ... 32

1.8.9 Penyajian Hasil Analisis Data ... 39

BAB II GAMBARAN UMUM UIS KARO 2.1Uis Karo sebagai Tenun Ikat ... 42

2.2Pembuatan Uis Karo pada awalnya ... 44

(13)

2.5Makna Uis Karo pada acara Adat ... 73

2.6Pakaian Adat Tradisional (Ose) ... 79

2.7Uis Karo dalam sudut pandang Estetika Klasik ... 91

2.8Pengaruh agama Kristen terhadap Uis Karo ... 103

BAB III KOMODIFIKASI UIS KARO 3.1Komodifikasi Produksi ... 108

3.2Komodifikasi Nilai Artistik ... 120

3.3Komodifikasi Nilai Kebudayaan ... 133

3.4Komodifikasi Distribusi ... 139

3.5Komodifikasi Uis Karo sebagai Karya Postmodern ... 144

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KOMODIFIKASI UIS KARO 4.1Faktor Internal ... 155

4.1.1 Perubahan Mata Pencarian Masyarakat ... 155

4.1.2 Perubahan Sistem Penenunan Tradisional ... 157

4.1.3 Perubahan Tingkat Pendidikan Masyarakat Karo ... 158

4.1.4 Motivasi Pelestarian Uis Karo ... 161

4.2Faktor External ... 163

4.2.1 Pengaruh Kain Songket ... 163

4.2.2 Pengaruh Media Sosial ... 166

4.2.3 Pengaruh Perkembangan Industri Kreatif Pariwisata ... 170

BAB V DAMPAK DAN MAKNA KOMODIFIKASI UIS KARO 5.1Dampak Komodifikasi Uis Karo ... 174

5.1.1 Perubahanan Nilai-Nilai dan Pelestarian Kebudayaan .. 174

5.1.2 Peningkatan Pengetahuan ... 179

5.1.3 Peningkatan Kesejahteraan dalam Industri Kreatif ... 183

5.2Makna Komodifikasi Uis Karo ... 185

5.2.1 Perubahan Makna Sakral ke Fun ... 186

5.2.2 Makna Kreativitas ... 189

5.2.3 Makna Pelestarian Budaya ... 191

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Komodifikasi Uis Karo pada fashion kaum laki-laki... 26

Gambar 2.1 : Pa Sendi, Sibayak Lingga bersama keluarganya dengan memakai uis Karo sebagai pakaiannya ... 41

Gambar 2.2 : Alat tenun primitif ... 42

Gambar 2.3 : Salah satu bentuk tehnik tenun ikat. ... 43

Gambar 2.4 : Perempuan Karo yang menenun (1857-1910) ... 44

Gambar 2.5 : Perempuan Karo dalam memintal benang (1914-1919) ... 45

Gambar 2.6 : Gambar penenun tradisional edisi Sumatera Utara terdapat pada desain mata uang kertas tahun 1958 bernilai 25 Rupiah ... 45

Gambar 2.7 : Peralatan tenun tradisional Karo yang dibuat oleh Toba pada tahun 1989 ... 49

Gambar 2.8 : Penggunaan Uis Karo pada tari Terang Bulan tempo dulu ... 50

Gambar 2.9 : Penerapan simbol Uis Karo dalam logo Pijer Podi ... 52

Gambar 2.10 : Uis Julu Berpolos dan Uis Julu Berjongkit ... 53

Gambar 2.11 : UisTeba ... 55

Gambar 2.12 : Seorang perempuan Karo yang menggunakan Uis Teba sebagai kain penggendong anak ... 55

Gambar 2.21 : Uis Pementing dan penggunaan Uis Pementing sebagai ikat pinggang ... 66

Gambar 2.29 : Pemberian Beka Buluh untuk SBY sebagai pemimpin pada silaturahmi masyarakat Karo di JCC ... 79

Gambar 2.30 : Pakaian adat tradisional Karo pada tahun 80an ... 80

Gambar 2.31 : Pakaian adat tradisional Karo beserta perhiasannya ... 81

Gambar 2.32 : Ngosei ... 82

Gambar 2.33 : Kepuk ... 83

Gambar 2.34 : Penggunaan Tudung Dan Beka Buluh pada Masyarakat Karo ... 83

(15)

Gambar 2.37 : Motif titik-titik pada Uis Beka Buluh & Uis Gatip Gewang.... 97

Gambar 2.38 : Lis warna biru pada Uis Batu Jala ... 97

Gambar 2.39 : Bidang UisPementing ... 98

Gambar 2.40 : Ragam hias tumbuhan Pacung-pacung cekala pada Beka Buluh ... 98

Gambar 2.41 : Ragam hias geometris Pakau-pakau pada Uis Gara Berjongkit ... 99

Gambar 2.42 : Ragam hias Piala-piala pada Uis Parembah ... 99

Gambar 2.43 : Ragam hias Bunga Lawang pada Uis Nipes ... 99

Gambar 2.44 : Unsur kesatuan dan keseimbangan pada ragam hias Uis Nipes ... 100

Gambar 2.45 : Persamaan motif kain Aceh Rosak dengan Uis Nipes Padang Rusak ... 101

Gambar 2.46 : Ragam hias pengetang-ngetang pada pinggir Uis Kapal... 104

Gambar 2.47 : Pemakaian Uis Nipes pada seragam Moria GBKP Tigabaru ... 107

Gambar 3.1 : Peralatan tenun tradisional Gedongan di Silalahi 1989 ... 109

Gambar 3.2 : Seorang penenun dengan menggunakan ATBM ... 111

Gambar 3.3 : Jenis-jenis benang yang dipergunakan ... 114

Gambar 3.4 : Proses penggulungan benang ... 115

Gambar 3.5 : Evolusi alat tenun dari gedongan, ATBM, ATBM Jacquart dan alat tenun semi mesin ... 116

Gambar 3.6 : ATBM jenis Jacquat ... 117

Gambar 3.7 : Sahat Tambun beserta produk Uis modifikasinya ... 118

Gambar 3.8 : Averiana Barus dengan karya fashionya berupa modifikasi Uis Karo ... 119

Gambar 3.9 : Nilai artistik Uis Jujung Junjungen ... 122

Gambar 3.10 : Nilai artistik Uis Gobar Dibata ... 122

Gambar 3.11 : Nilai artistik Uis Gatip Jongkit ... 122

Gambar 3.12 : Nilai artistik Uis Gatip Gewang ... 123

Gambar 3.13 : Nilai artistik Uis Beka Buluh ... 123

Gambar 3.14 : Nilai artistik Uis Gara-gara ... 123

Gambar 3.15 : Nilai artistik Uis Julu ... 124

Gambar 3.16 : Nilai artistik Uis Nipes Hijau ... 124

Gambar 3.17 : Nilai artistik Uis Nipes Merah ... 125

Gambar 3.18 : Nilai artistik Uis Nipes Cokelat ... 125

Gambar 3.19 : Penerapan Ragam hias Ampik-Ampik Alas pada UisNipes Karo ... 127

Gambar 3.20 : Penerapan Ragam hias Lipan Nangkih Tongkeh Pada UisNipes Karo ... 127

Gambar 3.21 : UisNipes dengan penambahan tulisan Mejuah-juah dan Tanah Karo Simalem ... 128

Gambar 3.22 : UisNipes Ragi Barat dengan warna hitam dan Coklat ... 129

Gambar 3.23 : Modifikasi Uis Karo Jenis Beka Buluh ... 130

Gambar 3.24 : Modifikasi Uis Karo Jenis UisJulu ... 131

(16)

Gambar 3.27 : Modifikasi aturan/cara memakai Uis dengan unsur kekinian dengan istilah The Bandana, The Agro-Maid

dan Pull-Through ... 134

Gambar 3.28 : Modifikasi aturan/cara memakai Uis dengan unsur kekinian dengan istilah Blazer-Ed, Batik-Skirt dan Lengthy Warmer .... 135

Gambar 3.29 : Modifikasi aturan/cara memakai Uis dengan unsur kekinian dengan istilah Men's Bandana, Tippy Front dan The Tassel ... 135

Gambar 3.30 : Perubahan nilai-nilai kultural dalam ngosei adat ... 136

Gambar 3.31 : Modifikasi yang tidak memilki nilai kesakralan asli Uis Karo 138 Gambar 3.32 : Pola “form, follows, fun” pada pemakaian UisJulu ... 139

Gambar 3.33 : Suasana penjualan Uis Karo di pajak kain Kabanjahe ... 141

Gambar 3.34 : Penjualan modifikasi Uis Karo secara online ... 142

Gambar 3.35 : Semangat pastiche pada kemeja mamre GBKP ... 148

Gambar 3.36 : Makna parodi tradisional dan modern pada pakaian Mamre .. 149

Gambar 3.37 : Gaun dengan kesan Uis Julu yang tidak murni 100% tenun ... 150

Gambar 3.38 : Makna champ pada gaun wanita ... 152

Gambar 3.39 : Makna skizofrenia pemakaian uisbeka buluh sebagai pohon natal pada gereja GIKI ... 153

Gambar 4.1 : Tantri Arihta bersama karya fashion busana kontemporer dengan ragam hias tradisional Karo ... 160

Gambar 4.2 : Toko Souvenir di Berastagi... 173

Gambar 5.1 : Makna Beka Buluh sebagai wakil identitas Sumatera Utara ... 196

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Hubungan antara Era/Teks, Prinsip dan Relasi/Pertandaan

(18)

DAFTAR SKEMA

Referensi

Dokumen terkait

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja baik berupa fisik maupun

kotak terakhir yang dipilih dilanjutkan dengan mengalokasikan pada X i,j+1 bila i mempunyai kapasitas yang tersisa. Bila tidak, alokasikan ke X i+1,j

Anggaran Berbasis Kinerja, Partisipasi Masyarakat, Pola Partisipatif, Revolving Fund –   Komitmen pimpinan dan sistem yang baku sangat berperan penting dalam keberhasilan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Menjadi Pajak Daerah dengan studi kasus pada Badan

Sedangkan skala yang sangat besar sehingga merupakan kota di dalam kota mungkin harus dilakukan suatu studi makro terlebih dahulu (perencanaan transportasi kota) sebelum masuk ke

Bangunan Perdesaan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan. Pengelola Keuangan Daerah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Dalam wawancara ini peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi perspektif CIPP di