BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat Pengujian
Pengujian penetapan kadar asam benzoat dalam sirup multivitamin secara spektrofotometri ultraviolet dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan yang berada di Jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No. 2 Medan.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah Alat Spektrofotometri Ultraviolet (UV 1800), Alat pendeteksi Sinar Ultraviolet, Bejana Kromatografi, Indikator pH Universal, erlenmeyer, corong pisah, labu takar, corong, beaker glass, gelas ukur, pipet volume ukuran 1,0 ml dan 5,0 ml.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah asam klorida 3N, eter, etanol, pentana, asam asetat glasial, dan BPFI asam benzoat.
3.4 Sampel
Sirup Multivitamin
Nama sampel : Biolysin
Sidoarjo – Indonesia Nomor registrasi : POM SD 051620051 No. Bets : SCM 39440
Waktu daluarsa : November 2013
Kandungan : L-Lysine HCl , Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12, Vitamin C, Vitamin D3, d-panthenol, dan niasinamida.
Kode sampel : 21
3.5 Prosedur
3.5.1 Pembuatan Pereaksi
3.5.1.1 Fase Gerak: Pentana : Asam Asetat Glasial (88:12)
Dimasukkan 88 ml Pentana dan 12 ml Asam Asetat Glasial kedalam bejana kromatografi, kemudian dihomogenkan.
3.5.2 Larutan Uji
3.5.3 Larutan Baku
Sebanyak 20 mg Asam Benzoat BPFI ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml. Dilarutkan dan diencerkan dengan etanol hingga garis tanda, disebut larutan B.
3.6 Prosedur
3.6.1 Identifikasi Asam Benzoat dalam Sirup Multivitamin secara Kromatografi Lapis Tipis
Totolkan secara terpisah larutan A dan B dan lakukan kromatografi lapis tipis sebagai berikut:
Fase diam : Silika gel GF 254
Fase gerak : Pentana : Asam asetat glasial (88 : 12) Penjenuhan : Dengan kertas saring
Volume penotolan : Larutan A 200 µl , Larutan B 50 µl Jarak rambat : 15 cm
Penampak bercak : Cahaya ultraviolet 254 nm, terjadi peredaman flouresensi
3.6.2 Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam Sirup
Multivitamin secara Spektrofotometri Ultraviolet
a. Dilakukan Kromatografi lapis tipis seperti
b. Bercak baku dan bercak senyawa yang mempunyai harga Rf sama ditandai dan dikerok
c. Hasil kerokan dilarutkan secara terpisah
masing – masing dengan 5 ml etanol dan disaring
d. Ukur serapan filtrat dengan panjang
gelombang 225 nm
e. Hitung kadar asam benzoat dalam sampel.
3.7 Perhitungan Kadar
Kadar asam benzoat dalam sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
K =
x Kb
x
x F x Kadar
Keterangan:
Au : Serapan larutan uji Ab : Serapan larutan baku
Kb : Konsentrasi larutan baku (mg/ml)
Vtb : Volume penotolan larutan baku (mikroliter) Vtu : Volume penotolan larutan uji (mikroliter) Veu : Volume awal ekstrak larutan uji (milliliter) B : Bobot cuplikan
3.8 Persyaratan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Kromatografi Lapis Tipis
Dengan Fase Gerak: Pentana : Asam Asetat Glasial (88:12), pada sediaan sirup multivitamin diperoleh harga Rf:
Nama Zat Tinggi Bercak Harga Rf
Baku Asam Benzoat 8,6 cm 0,57
Sampel Sirup 7,8 cm 0,52
4.1.2 Hasil Spektrofotometri Ultraviolet
Pada penetapan kadar asam benzoat dalam sediaan sirup multivitamin secara spektrofotometri ultraviolet, didapat bahwa sediaan sirup multivitamin mengandung asam benzoat dengan kadar:
Nama Zat Faktor Pengenceran
Panjang
Gelombang Serapan Kadar
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengujian kromatografi lapis tipis, harga Rf menunjukkan sampel mengandung asam benzoat karena harga Rf baku asam benzoat hampir sama dengan harga Rf sampel sirup multivitamin.
Dari hasil penetapan kadar asam benzoat dalam sediaan sirup multivitamin secara spektrofotometri ultraviolet, diketahui bahwa sediaan sirup multivitamin tersebut mengandung asam benzoat dengan kadar 0,0119%, kadar asam benzoat tersebut memenuhi persyaratan pada MA.PPOMN 35/OT/93 bahwa sirup multivitamin mengandung asam benzoat ≤ 0,1%.
Penggunaan asam benzoat yang melebihi kadar maksimum dimungkinkan oleh ketidaktahuan produsen terhadap efek yang ditimbulkan oleh asam benzoat yang berlebih terhadap orang yang mengkonsumsinya. Serta adanya keinginan produsen agar produknya awet dalam kurun waktu cukup lama sehingga penambahan asam benzoat tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Di dalam tubuh, asam benzoat tidak akan mengalami penumpukan
sehingga cukup aman untuk dikonsumsi. Asam benzoat mempunyai toksisitas sangat
rendah terhadap hewan maupun manusia. Hal ini disebabkan karena hewan dan
manusia mempunyai mekanisme detoksifikasi benzoat yang efisien. Pengeluaran
benzoat antara 66 sampai 95% jika benzoat dikonsumsi dalam jumlah besar (Yuliarti,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
i. Kadar asam benzoat didalam sirup multivitamin adalah 0,0119%.
ii. Kadar asam benzoat didalam sirup multivitamin yang diperiksa memenuhi syarat berdasarkan MA.PPOM 35/OT/93.
5.2 Saran