• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, saat akan memulai tindakan terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar terutama pada pelajaran IPA. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat konvensional, yaitu guru memberikan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi selalu melalui ceramah. Hal ini juga dapat menyebabkan siswa malas untuk berfikir, penguasaan pelajaran hanya dilakukan dengan hafalan. Sementara IPA adalah Ilmu yang menekankan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah dengan semestinya untuk mata pelajaran IPA. Selain pelaksanaan observasi juga langsung mendapatkan data dari guru kelas IV melalui dokumentasi kelas.

Berdasarkan hasil observasi ini untuk mendapatkan data bahwa hasil belajar siswa kelas IV sangat rendah dan masih ada yang di bawah KKM 68. Dari kondisi inilah untuk mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jika siswa belum mencapai skor 68 maka dinyatakan siswa belum tuntas hasil belajarnya.

Proses pelaksanaan tindakan terdiri dari siklus I dan siklus 2, pelaksanaan pada siklus I alokasi waktunya yaitu 6x35 menit dan terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2, pada setiap pertemuan masing-masing 3x35 menit. Sedangkan pelaksanaan pada siklus 2 hanya 1 pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Berdasarkan data hasil daftar nilai kelas IV pada tabel 4 siswa kelas IV SDN 2 Purworejo, kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) sebagian masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 68). Berikut ini merupakan tabel distribusi hasil belajar siswa sebelum tindakan.

(2)

Tabel 4.1

Daftar Nilai Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

(3)

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Angka Siswa Ketuntasan Presentase

˂ 68 12 Tidak tuntas 55 %

68 10 Tuntas 45 %

Jumlah 22 100 %

Berdasarkan hasil analisi tes formatif pra siklus, masih terdapat ada 12 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 68. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal seperti terdapat pada gambar 4.1.

Diagram 4.1

Grafik Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

0 2 4 6 8 10 12

Tidak Tuntas

Tuntas

F

re

k

u

en

si

Ketuntasan

(4)

Berdasarkan pada gambar analisis distribusi hasil tes formatif kondisi awal dapat disimpulkan bahwa dari 22 siswa terdapat 12 siswa (55%) yang belum tuntas dan 10 (45%) yang tuntas. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 30, serta nilai rata-ratanya yaitu 64,32.

Pada pra siklus ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan menunggu perintah dari guru. Di akhir pertemuan guru belum melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari peserta didik kelas IV di SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Proses pembelajaran selama penelitian menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning guna meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi

Dasar “ Mendeskripsikan Perubahan Kenampakan Bumi”, dan siklus 2 pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “ Mendeskripsikan Posisi Bulan dan Kenampakan Bumi dari Hari ke Hari”.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian

a. Pertemuan I

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, tugas kelompok siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

(5)

indikator pencapaian kompetensi. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tentang perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara dengan cara berdiskusi kelompok di saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih hampir sama dengan pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja kelompok siswa, lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus I pertemuan II peneliti membuat RPP dengan tujuan pembelajaran dan

indikator mengenai “Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh kebakaran dan erosi”. Peneliti kemudian menentukan sarana dan prasarana disetiap kelompok seperti alat peraga yang dibutuhkan, lembar observasi dan lembar unjuk kerja dan LKS untuk melakukan percobaan disaat proses belajar mengajar yang akan berlangsung, di akhir pertemuan II ini untuk mengukur kemampuan siswa guru memberikan tes formatif untuk mendapatkan hasil belajar dari pertemuan I dan pertemuan II.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi A. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 105 menit (3 jam pelajaran). a. Pertemuan I

(6)

kenampakan bumi “Apakah kalian pernah pergi ke pantai/laut? Dan Apakah

kalian pernah melihat badai?”. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah Contextual Teaching and Learning”.

Pada kegiatan inti guru menampilkan gambar mengenai perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara pada layar monitor untuk memancing rasa ingin tahu siswa dan guru menjelaskan sekilas materi tentang perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4. Setiap kelompok menerima tugas kelompok masing-masing dengan topik masalah yang sama. Setiap kelompok mencari informasi dari sumber lain yang menyangkut tugas kelompok dan materi pembelajaran. Sebelum mencari informasi dari sumber lain, siswa bersama guru membuat hipotesis atau dugaan sementara atas masalah yang diberikan oleh guru.

Setelah mencari informasi dari sumber lain, siswa berdiskusi kelompok membahas masalah yang telah diberikan. Kemudian setiap kelompok membuat kesimpulan atas masalah yang telah diberikan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberi tanggapan. Setelah siswa presentasi, guru memberikan penguatan positif atas presentasi yang dilakukan oleh siswa.

Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Pertemuan II

(7)

pertemuan sebelumnya melalui tanya jawab. Setelah itu, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang kebakaran hutan dan longsor

“Pernahkah kalian mendengar kebakaran hutan?” dan “Pernahkah kalian mendengar tanah longsor?”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan dengan Contextual Teaching and Learning.

Pada kegiatan inti peneliti menayangkan gambar tentang perubahan kenampakan daratan akibat kebakaran hutan dan erosi pada layar monitor, serta menjelaskan sekilas materi perubahan kenampakan daratan akibat kebakaran hutan dan erosi. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, serta diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4, 5. Setiap kelompok mencatat tujuan dan langkah-langkah praktikum mengenai ketahanan kemiringan tanah, peneliti menjelaskan aturan dalam melakukan praktikum. Sebelum melakukan praktikum siswa bersama peneliti membuat hipotesis atau dugaan sementara. Setelah membuat hipotesis atau dugaan sementara siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan praktikum yaitu penampan, gayung, tanah, rumput, dan air. Setiap kelompok melakukan praktikum serta mencatat atau mengumpulkan data saat praktikum dan peneliti hanya sebagai fasilitator. Kelompok yang sudah melakukan praktikum berdiskusi untuk membahas hasil praktikum dan membuat kesimpulan hasil praktikum yaitu bahwa kemiringan tanah dapat mengakibatkan erosi jika tidak ditanami oleh pepohonan. Siswa mempresentasikan antara hasil diskusi sebelum melakukan praktikum (hipotesis) dengan hasil diskusi setelah percobaan di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. Peneliti memberi kekuatan positif atas presentasi yang telah dilakukan oleh siswa.

(8)

B. Pelaksanaan Observasi a. Pertemuan I

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas yang sedang berlangsung. Hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan I, masih ada beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara maksimal. Seperti siswa belum siap mengikuti pelajaran dan pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.

Berdasarkan hasil pembelajaran berlangsung, siswa ada yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik, saat berdiskusi ada siswa yang hanya diam saja. Pengelolaan kelas masih kurang optimal hal itu terlihat dari siswa yang masih bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan ada juga yang sudah tenang saat diskusi, tetapi pada saat presentasi siswa masih terlihat kaku dan malu, itu terlihat pada saat guru meminta kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi siswa antar kelompok saling menunjuk.

Peneliti dalam menyampaikan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, tetapi masih ada kendala yakni pada waktu memberikan kesempatan siswa untuk melalukan pemecahan masalah masih terlalu singkat sehingga hasil diskusi siswa belum begitu maksimal sehingga siswa dalam membuat kesimpulan masih tergesa-gesa.

Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

b. Pertemuan II

(9)

hasilnya masih belum optimal. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang berebut untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan jadi guru dalam menyampaikan pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, akan tetapi kendalanya pada pengelolaan waktu yang diberikan untuk melakukan praktikum masih terlalu singkat sehingga hasil pekerjaan siswa dalam pengumpulan tugas (LKS) dan membuat kesimpulan masih belum optimal, hal ini terlihat hasil belajar siswa sudah tuntas dalam belajarnya.

4.2.3 Hasil Tindakan Penelitian a. Hasil Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian hasil belajar materi perubahan kenampakan pada bumi dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus I dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching

and Learning mengalami peningkatan, khususnya pada materi “Kenampakan Bumi”.

Berikut ini terdapat distribusi hasil Belajar Siswa pada siklus I yang telah diujikan setelah pelaksanaan siklus I pada pertemuan ke dua yang telah disediakan oleh guru menggunakan lembar evaluasi.

Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Frekuensi Ketuntasan Belajar

Presentase

˂ 68 6 Tidak Tuntas 27%

68 16 Tuntas 73%

Jumlah 22 100 %

(10)

bahwa siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora, dari 22 siswa ada 6 siswa atau 27% yang belum tuntas dan 16 siswa atau 73% tuntas dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh guru kelas IV, khususnya untuk mata pelajaran IPA.Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif pada siklus I, seperti terdapat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:

(11)

Tabel 4.4

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 95

2 Nilai terendah 50

3 Nilai rata-rata 72,14

Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.3

Gambar 4.3

Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Hasil belajar dari siklus I, terjadi peningkatan pembelajaran tentang materi kenampakan bumi yaitu pada pra siklus masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas, dari 22 siswa terdapat 12 siswa atau 55% siswa yang tidak tuntas dan 10

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

50

95

72,14

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 1

(12)

siswa atau 45% siswa yang tuntas diatas KKM 68, pada hasil belajar siklus I siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora sedikit mengalami peningkatan dari hasil prasiklus, dari hasil prasiklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas, pada siklus I masih ada juga yang belum tuntas yaitu 6 siswa yang di bawah KKM yang sudah ditetapkan oleh guru kelas IV yaitu 68.

b.Hasil Observasi

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar. Pada pertemuan kedua ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan pendekalatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning telah diterapkan oleh peneliti.

Tahap observasi berguna untuk mengamati kegiatan atau aktivitas pembelajaran. Bukan hanya aktivitas pembelajaran oleh guru saja yang diamati, tetapi aktivitas belajar siswa juga diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

Tahap observasi ini sebenarnya tidak terpisah dari tahap pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Saat pembelajaran sedang berlangsung, observer mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer pada tahap observasi ini adalah guru kelas IV. Sebelum melakukan kegiatan observasi, observer berdiskusi dahulu dengan peneliti tentang seluk beluk apa yang akan diamati dan penjelasan tentang isi dari lembar observasi.

(13)

Tabel 4.5

Distribusi Observasi siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)

1 kontrusktivisme 2 2,5 62,5 %

Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

c.Unjuk Kerja

Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus I:

Tabel 4.6

Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus I SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Indikator yang Diteliti Jumlah Item Rata-rata Persentase 1. Berhati-hati saat Menggunakan

(14)

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan peningkatan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.

a. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik.

b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran yang sifatnya melakukan percobaan sehingga siswa mempunyai rasa keingintahuan yang besar.

c. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan melakukan praktikum dan diskusi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan yang tidak pernah guru lakukan sebelumnya.

d. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai dengan siswa sudah mulai tertarik dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

e. Sebagian siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

f. Disaat siswa melakukan percobaan siswa masih kesulitan dalam melaksanakan percobaan dengan baik, karena siswa kurang diberikan arahan sebelum siswa melakukan percobaan.

g. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Berdasarkan hasil dan observasi yang dilakukan pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2.

a. Memberi petunjuk sebelum melakukan kegiatan praktikum pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan bersikap lebih baik lagi.

b. Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum memberikan tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(15)

d. Memberikan bimbingan secara optimal ketika pelaksanaan belajar mengajar berlangsung atau saat siswa kerja kelompok berlangsung.

Hasil dari evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=68) sebanyak 6 siswa atau 27% yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar, sebanyak 16 siswa atau 73% dengan nilai rata-rata 72,14 dan nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendah adalah 50. Hasil pada siklus I untuk meningkatkan hasil perolehan nilai siswa dan untuk meningkatkan kompetensi siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus 2.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan pada siklus I, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini berbeda dengan siklus I yaitu

“Perubahan Kenampakan pada Benda Langit” dengan standar kompetensi yang sama dengan siklus I yaitu “Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit”. Kompetensi dasar yang berbeda, pada siklus I yaitu

“Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi”, dan pada siklus 2 yaitu

“Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari”. 4.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian

Sebelum mengajar pada siklus 2 ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya RPP, tugas kelompok siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu membuar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan pokok bahasan “ Perubahan Kenampakan pada Benda Langit”,

(16)

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi A. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan perbaikan pada pembelajaran siklus I. Siklus 2 ini dilaksanakan dalam satu pertemuan berbeda dengan siklus I, yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal pada siklus 2 ini diawali dengan guru mengucapkan salam, berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melakukan apersepsi dengan mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnyayaitu tentang perubahan kenampakan pada bumi. Setelah itu peneliti memotivasi siswa

dengan bertanya kepada siswa tentang “Pernahkah kalian mendengar bahwa

ketika belahan bumi yang kita diami sedang siang, sementara di belahan bumi lainnya terjadi malam?Mengapa demikian?”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning.

(17)

Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti memberikan tes formatif kepada siswa.

Peneliti meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati guru saat melakukan proses belajar mengajar. Pada siklus 2 ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan pendekalatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning telah diterapkan oleh peneliti.

B.Pelaksanaan Observasi

(18)

4.3.3 Hasil Tindakan Penelitian A. Hasil Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 kemudian diambil data secara kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian unjuk kerja hasil belajar materi perubahan kenampakan pada benda langit dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan, khususnya materi

“kenampakan benda langit”. Mengalami peningkatan dibandingkan pra siklus dan siklus I, khususnya pada materi “kenampakan bumi”. Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 73% yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa atau 27%, dengan nilai rata-rata 72,14 nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya adalah 50.

Berikut ini tabel distribusi hasil belajar siswa siklus 2 kelas IV SDN 2 Purworejo:

Tabel 4.7

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Nilai Ketuntasan Belajar Frekuensi Presentase (%)

1 ≥68 Tuntas 22 100%

2 <68 Tidak tuntas - 0%

Total 22 100%

Hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingannya, seperti terdapat pada gambar 4.4 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 68 ke atas sebanyak 22 siswa atau 100%, dan yang mendapatkan nilai 68 kebawah sebanyak o siswa atau 100%.

(19)

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 2 dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM (KKM:68) mata pelajaran IPA.

Analisis tentang ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa, yang sudah tuntas atau 100%, dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 sudah tuntas semua. Adapun jika dianalisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.5.

(20)

Gambar 4.5

Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dianalisis bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV 22 siswa yang sudah tuntas atau 100% dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 85, dan nilai rata-rata 90,91.

B.Hasil Observasi

Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.

0 20 40 60 80 100

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Nilai

Hasi

l

B

elajar

IP

A

Ketuntasan

(21)

Tabel 4.9

Distribusi Observasi Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)

1 kontrusktivisme 2 4,0 100%

Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

C.Unjuk Kerja

Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus 2.

Tabel 4.10

Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

(22)

4.3.4 Refleksi

Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus 2.

a. Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik.

b. Penegasan diakhir pembelajaran perlu dilakukan agar siswa mampu membuat rangkuman dengan baik dan benar.

c. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran karena dalam pembelajaran berlangsung siswa terlibat langsung saat melakukan percobaan dengan alat peraga yang ada di sekitar lingkungan siswa.

d. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang tidak pernah guru kelas lakukan sebelumnya.

e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas.

g. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing. h. Siswa sudah menghargai pendapat dari kelompok lain.

i. Penjelasan dari peneliti sudah baik dan mudah dipahami oleh siswa.

(23)

4.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut ini adalah pembahasan hasil tes pra siklus yang dilakukan di kelas IV SDN 2 PurworejoKecamatan Blora Kabupaten Blora, ditemukan bahwa hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang “Energi” melalui metode ceramah

saja yang dilakukan guru kelas. Proses pembelajaran prasiklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, kurang aktif karena tidak diberi respon yang menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif. Siswa terlihat jenuh dan bosan karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai mata pelajaran IPA siswa masih ada yang dibawah KKM. Implikasi dari prasiklus tersebut dimana guru hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan dari ke 22 siswa, hanya 10 siswa saja atau 45% yang nilainya di atas KKM, kemudian yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa atau 55% yang nilainya dibawah KKM. Data prasiklus tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.11

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

≥68 Tuntas 10 45%

<68 Tidak Tuntas 12 55%

(24)

Tabel 4.12

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

≥68 Tuntas 16 73%

<68 Tidak Tuntas 6 27%

Setelah pelaksanaan siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus 2 masih menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, tapi dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I agar pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dapat berjalan dengan lancar. Adapun data-data nilai siswa pada tindakan siklus 2 yaitu dimana 22 siswa nilainya diatas KKM atau 100% tuntas. Data observasi kinerja peneliti (terlampir) pada siklus 2 membuktikan bahwa langkah-langkah pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning sudah dilaksanakan oleh peneliti sesuai rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang mendukung. Melihat data-data tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning siswa menjadi tidak bosan untuk belajar, siswa menjadi lebih aktif, lebih percaya diri, oleh sebab itu hasil belajar siswa 100 % tuntas. Berdasarkan hasil penelitian siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.13

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

≥68 Tuntas 22 100%

<68 Tidak Tuntas - 0%

(25)

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi “Kenampakan Bumi dan Benda Langit” nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 67,5, pada siklus I menjadi 72,14 dan pada siklus 2 menjadi 91,82.

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar telah terjadi peningkatan dari kondisi awal, siklus I, siklus 2, maka dapat dinyatakan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hasil kondisi awal, siklus I dan siklus 2 dapat dianalisis peningkatan hasil belajar, berdasarkan perolehan nilai siswa, dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.14

Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Ketuntasan Belajar

KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus 2

F % f % F %

1 Tuntas ≥68 10 45% 16 73% 22 100%

2 Tidak Tuntas <68 12 55% 6 27% 0 0%

Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%

Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata yang diperoleh dari kondisi awal, siklus I, siklus 2 mengalami peningkatan yaitu dari 67,5 (kondisi awal), 72,14 (siklus I), 90,91 (siklus 2). Bila dituangkan dalam bentuk grafik maka akan tampak perbandingan pembelajaran IPA pada gambar 4.6.

(26)

Gambar 4.6

Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian perbandingan peningkatam hasil rata-rata (mean) dari kondisi awal, siklus I dan siklus 2 terbukti dari setiap siklusnya terjadi peningkatan dari pra siklus 67,5 kemudian siklus I menjadi 72,14 dan meningkat lagi di siklus 2 menjadi 90,91.

Hasil penelitian pra siklus, tindakan siklus I dan siklus 2 yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran kontekstual, belajar bukan hanya sekadar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses mengalami secara langsung. Dalam pembelajaran

0

Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus

1, Siklus 2

Tidak Tuntas

(27)

kontekstual, belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki yang dikemukakan oleh Hamruni (2012), sehingga penerapan CTL dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sindu Nugroho, Ulfi 2012 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan

Menemukan Sendiri Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 12 Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga pada Smeseter 2 Tahun Ajaran 2011/2012 Program Studi S1 PGSD

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana menunjukkan bahwa adanya peningkatan

Gambar

Tabel 4.1
Grafik Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2
Gambar 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

keterampilan mengomunikasikan yang perlu dilatihkan pada siswa di sekolah adalah membaca grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, mendiskusikan hasil

dengan tepat dan benar menguraikan Root yang digunakan dalam istilah yang berkaitan dengan system otot dengan tepat dan benar menguraikan prefi yang digunakan dalam

Spirulina platensis telah ditambahkan pada beberapa ikan, diantaranya : pada pakan ikan nila untuk meningkatkan warna merah [14], pada ikan lele untuk mempercepat pertambahan bobot

[r]

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.

Hal tersebut akan membawa kebijakan seimbang antara pemeliharaan pencegahan dan perbaikan, sejauh mana pekerjaan akan diprogramkan dibanding dengan didasarkan pada