• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor Resiko Retinopati Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Esensial Di RSUP H Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Faktor Resiko Retinopati Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Esensial Di RSUP H Adam Malik Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Oleh

M AGUNG EKA PUTRA NIM : 077110004

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Spesialis Mata dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Mata pada Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

M AGUNG EKA PUTRA NIM : 077110004

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)
(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua baik yang kutipan maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar

Nama : M Agung Eka Putra

NIM : 077110004

(5)

Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : M Agung Eka Putra NIM : 077110004

Program Studi : Ilmu Kesehatan mata Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non Exclusif Free Right) atas tesis saya yang berjudul :

“Hubungan Faktor Resiko Retinopati Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Esensial Di RSUP H Adam Malik Medan”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini. Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta. Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada tanggal : Desember 2014 Yang Menyatakan

(6)

ABSTRAK

Latar Belakang : hipertensi merupakan faktor resiko kematian nomor satu dari empat besar kematian di dunia ( 6 % dari seluruh kematian). Tingginya morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskuler. Retinopati hipertensi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi. Kejadian retinopati hipertensi erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Komplikasi pada organ target ini dapat menimbulkkan kerusakan dan kecacatan permanen sehingga mengganggu kesehatan dan menurunkan produktivitas kerja penderitanya

Tujuan : untuk mengetahui hubungan faktor-faktor resiko terhadap kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial di RSUP. H. Adam Malik Medan

Metode : Penelitian observasional dengan rancangan penelitian potong lintang

Hasil Penelitian : Penelitian ini mendapatkan retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan laki-laki, dengan usia 40- 60 tahun sebanyak 62.9%, dengan riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh ≥ 25 kg/m 2, dan tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 160/100 mmHg (hipertensi derajat II berdasarkan JNC VII)

Kesimpulan : Faktor resiko usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial (P < 0.05). Adanya perbedaan hubungan faktor resiko retinopati hipertensi berdasarkan klasifikasi scheie pada penderita hipertensi esensial antara mata kanan dan kiri.

(7)

ABSTRACT

Background : hypertension has been ranked as the fourth largest mortality risk factor in the world, accounting for 6% of all death. hypertensive retinopathy refers to a series of clinical signs seen in abnormality retinal vessel in persons with hypertension. hypertension retinopathy associated with elevated blood pressure. Complications in this target-organ damage can be permanent disability and can interfere with work productivity and lowers health sufferer.

Objective : purposes of this research is to find out associated with risk factor hypertension retinopathy on essential hypertension patient in Adam Malik Hospital Medan

Method : This research using observational method, design with cross sectional

Result : This research get hypertension retinopathy is more common in women than men, by age 40-60 years as much as depth 62.9%, with a family history of hypertension, smoking habit, index the body of ≥ 25 kg/m2, and systolic and diastolic blood pressure ≥ 160/100 mmHg (hypertension JNC VII II based on degree)

Conclusion : Risk factors of age, gender, smoking habits, systolic and diastolic blood pressure have a meaningful relationship with the occurrence of hypertension retinopathy on patients with essential hypertension (P < 0.05). The difference their risk factors hypertension retinopathy relationships based on the classification of essential hypertension in people with scheie between right and left eyes.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu kewajiban dalam menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis pada Ilmu Kesehatan Mata di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Rasa hormat, penghargaan dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Delfi, M.Ked (Oph), SpM (K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU yang telah memberikan kesempatan pada penulis mengikuti pendidikan dan keahlian dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis.

(9)

Spesialis Mata yang siap mengamalkan spesialisasi tersebut kepada masyarakat.

3. Prof. Dr. H. Aslim D Sihotang, SpM (KVR), Dr. Delfi, M.Ked (Oph), Sp.M (K) dan DR. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan, serta telah meluangkan waktu untuk berdiskusi sehingga memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

(10)

Hasmui Hasan, SpM, Dr. H Zaldi, SpM, Dr. Elly TE Silalahi, SpM, Dr. Novie Diana Sari, SpM, Dr. Herna Hutasoit, SpM, Dr Nova Arianti, SpM, Dr. Laszuarni, SpM

penulis haturkan hormat dan terimakasih yang tak terhingga atas perhatian, kesabaran, bimbingan, dan kesediaan berbagi pengalaman selama mendidik penulis di bagian Ilmu Kesehatan Mata.

5. Prof. Dr. H. Aslim D Sihotang, SpM (KVR), Dr. Delfi, M.Ked (Oph), SpM (K), Dr. Vanda Virgayanti, M.Ked (Oph), SpM, sebagai guru di Bagian Vitreo Retina yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan diskusi selama penulisan tesis ini.

6. Drs. Abdul Djalil Amri Arma, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang telah banyak meluangkan waktu dalam diskusi dan pengolahan data penelitian ini.

7. Keluarga besar Perdami Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan pada penulis menjadi bagian dari keluarga besar Perdami dan membantu penulis dalam meningkatkan keahlian di bidang kesehatan mata.

8. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis dalam menjalani pendidikan.

(11)

memberikan penulis kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

10. PPDS Ilmu Kesehatan Mata

Yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat, sekaligus mengisi hari-hari penulis dengan persahabatan, kerjasama, keceriaan dan kekompakan dalam menjalani kehidupan sebagai residen.

11. Seluruh perawat/paramedik di RSUP H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Medan dan di berbagai tempat di mana penulis pernah bertugas selama pendidikan, dan seluruh pegawai administrasi Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama ini.

12. Para pasien yang pernah penulis lakukan pemeriksaan selama pendidikan dan juga pasien yang telah bersedia ikut dalam penelitian ini sehingga penulisan tesis ini dapat terwujud.

(12)

adik saya tersayang Dr. Nanda Veni Arianti, serta ipar saya Dr Arie Aditya Paramitha dan Arie Dea Ningtyas.

Kepada istri tercinta, Dr. Arie Tika Anditha juga buah hatiku tersayang Laquisha Balqis Alika, terimakasih tak terhingga atas pengertian, kesabaran, kasih sayang, doa dan motivasi yang menjadi semangat penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Akhirnya kepada semua yang telah berpartisipasi tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih setulus-tulusnya, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan. Amin

Harapan penulis semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran

Medan, Desember 2014

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar belakang penelitian ... 1

I.2 Rumusan masalah ... 5

I.3 Tujuan penelitian ... 5

I.4 Manfaat penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 7

2.1 Hipertensi ... 7

2.1.1Definisi ... 7

2.1.2 Etiologi ... 7

2.1.3 Epidemilogi ... 7

(14)

2.1.5 Patogenesis... 9

2.1.6 Penatalaksanaan ... 11

2.1.7 Komplikasi ... 13

2.2 Anatomi Retina ... 14

2.3 Retinopati hipertensi ... 16

2.3.1 Definisi ... 16

2.3.2 Patogenesis... 17

2.3.3 Epidemiologi ... 18

2.3.4 Klasifikasi dan Diagnosis ... 19

2.3.5 Penatalaksanaan ... 21

2.4 Kerangka Konsepsional ... 23

2.5 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu penelitian ... 24

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan tehnik pengambilan sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.3.3 Besar Sampel ... 26

3.3.3 Tehnik Pengambilan Sampel ... 26

(15)

3.5 Definisi Operasional ... 27

3.6 Bahan dan Cara Kerja Penelitian ... 28

3.6.1 Bahan Penelitian……… . 28

3.6.2 Cara Kerja Penelitian ... 28

3.7 Analisa Data ... 29

3.8 Landasan Etik Penelitian ... 29

3.9 Lama Penelitian ... 30

3.10 Personal penelitian ... 30

3.11 Biaya Penelitian ... 30

3.12 Alur Penelitian ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 32

4.1 Karakteristik umum subjek penelitian ... 32

4.1.1 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan(visus) ... 32

4.1.2 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia ... 33

4.1.3 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ... 34

4.1.4 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan riwayat Keluarga dengan hipertensi ... 35

(16)

masa tubuh ... 36 4.1.7 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) ... 37 4.2 Hubungan antara faktor resiko retinopati hipertensi pada penderita

hipertensi esensial... 38

4.2.1 Hubungan antara faktor resiko Usia dengan retinopati

hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 38

4.2.2 Hubungan antara faktor resiko Usia dengan retinopati

hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 39

4.2.3 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan

retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi

esensial ... 40

4.2.4 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan

retinopati hipertensimata kiri pada penderita hipertensi

esensial ... 41

4.2.5 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga

(17)

hipertensi esensial... 42

4.2.6 Hubungan riwayat antara faktor resiko keluarga

dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita

hipertensi esensial... 43

4.2.7 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok

dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita

hipertensi esensial... 44

4.2.8 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok

dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita

hipertensi esensial ... 45

4.2.9 Hubungan antara faktor resiko indek masa tubuh

dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita

hipertensi esensial ... 46

4.2.10 Hubungan antara faktor resiko indek masa tubuh

dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita

hipertensi esensial ... 47

(18)

dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII)

dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita

hipertensi esensial ... 48

4.2.12 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 49

BAB V PEMBAHASAN... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

(19)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7. ... 9

2.2 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian darah ... 10

2.3 Penanganan hipertensi (JNC-7) berdasarkan perubahan gaya

hidup ... 11

2.4 Klasifikasi Keith-Wagener Barker (KW). ... 19

2.5 Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of

Ophthalmology ... 20

2.6 Klasifikasi retinopati hipertensi berdasarkan data populasi oleh

New England Journal of Medicine ... 21

4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan

(Visus) ... 32

4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia ... 33

4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ... 34

4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan riwayat keluarga dengan

hipertensi ... 35

4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok

... 36

(20)

4.7 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik

dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) ... 37

4.8 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi

mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 38

4.9 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi

mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 39

4.10 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi

mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 40

4.11 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi

mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 41

4.12 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati

hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 42

4.13 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati

hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 43

4.14 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati

hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 44

4.15 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati

hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 45

4.16 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati

hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 46

4.17 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati

hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 47

(21)

(derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati

hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial ... 48

4.19 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat

hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati

hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial ... 49

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembaran Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed Consent) 3. Master Data Penelitian

4. Surat Persetujuan Komite Etika

5. Surat Izin Penelitian dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata 6. Surat Izin Penelitian dari Departemen Penyakit Dalam 7. Daftar Riwayat Hidup Penelitian

(23)

DAFTAR SINGKATAN

ACE : Angiotensin Converting Enzyme

ACEIS : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors

AHA : The American Heart Association

ARBs : Angiotensin Receptor Blockers

ARIC : The Atherosclerosis Risk in Communities Study

ATS : American Thoracic Society

AV : Arterio-Venous

BBs : Beta Blockers

BB : Berat Badan

CCBs : Calcium Channel Blockers

CM : Centi Meter

DASH : The Dietary Approaches to Stop Hypertension

DM : Diabetes Melitus

ESC : European Society of Cardiology

ESH : European Society of Hypertension

gr : Gram

IMT : Indeks Masa Tubuh

JNC VII : Joint National Committee VII

KEPK : Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(24)

LFG : Laju Filtrasi Glomerulus

mmHg : Milimeter air raksa

NHAES : The National Health And Nutrition Examination Survey

OD : Oculi Dextra

OS : Oculi Sinistra

RISKERDAS : Riset Kesehatan Dasar

RPE : Retinal Pigmen Epithelium

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

TIA : Transient Ischemic Attack

(25)

ABSTRAK

Latar Belakang : hipertensi merupakan faktor resiko kematian nomor satu dari empat besar kematian di dunia ( 6 % dari seluruh kematian). Tingginya morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskuler. Retinopati hipertensi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi. Kejadian retinopati hipertensi erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Komplikasi pada organ target ini dapat menimbulkkan kerusakan dan kecacatan permanen sehingga mengganggu kesehatan dan menurunkan produktivitas kerja penderitanya

Tujuan : untuk mengetahui hubungan faktor-faktor resiko terhadap kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial di RSUP. H. Adam Malik Medan

Metode : Penelitian observasional dengan rancangan penelitian potong lintang

Hasil Penelitian : Penelitian ini mendapatkan retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan laki-laki, dengan usia 40- 60 tahun sebanyak 62.9%, dengan riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh ≥ 25 kg/m 2, dan tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 160/100 mmHg (hipertensi derajat II berdasarkan JNC VII)

Kesimpulan : Faktor resiko usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial (P < 0.05). Adanya perbedaan hubungan faktor resiko retinopati hipertensi berdasarkan klasifikasi scheie pada penderita hipertensi esensial antara mata kanan dan kiri.

(26)

ABSTRACT

Background : hypertension has been ranked as the fourth largest mortality risk factor in the world, accounting for 6% of all death. hypertensive retinopathy refers to a series of clinical signs seen in abnormality retinal vessel in persons with hypertension. hypertension retinopathy associated with elevated blood pressure. Complications in this target-organ damage can be permanent disability and can interfere with work productivity and lowers health sufferer.

Objective : purposes of this research is to find out associated with risk factor hypertension retinopathy on essential hypertension patient in Adam Malik Hospital Medan

Method : This research using observational method, design with cross sectional

Result : This research get hypertension retinopathy is more common in women than men, by age 40-60 years as much as depth 62.9%, with a family history of hypertension, smoking habit, index the body of ≥ 25 kg/m2, and systolic and diastolic blood pressure ≥ 160/100 mmHg (hypertension JNC VII II based on degree)

Conclusion : Risk factors of age, gender, smoking habits, systolic and diastolic blood pressure have a meaningful relationship with the occurrence of hypertension retinopathy on patients with essential hypertension (P < 0.05). The difference their risk factors hypertension retinopathy relationships based on the classification of essential hypertension in people with scheie between right and left eyes.

(27)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

Hipertensi menurut Joint National Committee VII (JNC VII) adalah jika didapatkan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer atau esensial yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan meliputi lebih kurang 90-95 % dari seluruh penderita hipertensi, sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10 % dari seluruh penderita hipertensi.(Madhur, 2014;Skuta et al, 2010; Yogiantoro, 2007)

Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa Hipertensi merupakan faktor resiko kematian nomor satu dari empat besar kematian di dunia (6 % dari seluruh kematian). The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

(28)

usia 18 tahun ke atas di Indonesia cukup tinggi mencapai 31,7% dengan penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang meminum obat anti hipertensi hanya 0,4%.(Sanglah, 2013; Murphy et al, 2001)

Panduan baru dari hipertensi di Amerika Serikat berdasarkan Seventh Report of the Joint National Committee on prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood Pressure pada tahun 2003 menyatakan bahwa seseorang dengan usia > 50 tahun, dengan tekanan sistolik > 140 mmHg lebih memiliki resiko gangguan kardiovaskular dibandingkan dengan peninggian tekanan darah diastolik, dan seseorang yang memiliki tekanan darah normal (120mmHg) pada usia 55 tahun tetap memiliki resiko 90 % menderita hipertensi. (Hasan et al, 2013)

The American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa 7 faktor resiko yang harus di hindari agar fungsi kardiovaskular tetap ideal adalah tidak merokok, menjaga indeks masa tubuh < 25 kg/m2, tekanan darah < 120/<80 mmHg, total kolesterol < 200 mg/dL, aktifitas fisik, diet yang sehat, dan menjaga glukosa puasa < 100 mg/dL.

Hipertensi sebagai faktor resiko tinggi terjadinya stroke, infark miokard, gagal jantung, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit ginjal kronik, dan komplikasi kelainan dari pembuluh darah retina. (Murphy et al,

(29)

Tingginya morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular. Terjadinya penyakit-penyakit kardiovaskular selalu terjadi pada perokok, obesitas, kurangnya aktifitas fisik, dislipidemia, diabetes melitus, riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular, dan mikroalbuminuria atau perhitungan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit, usia laki-laki > 55 tahun dan wanita < 65 tahun merupakan variabel dalam menentukan indikator untuk evaluasi hipertensi esensial. (Yogiantoro, 2007; Pedrinelli et al, 2002)

Berdasarkan American Heart Association (AHA), sekitar 75 juta orang dewasa menderita hipertensi di Amerika Serikat, dimana dijumpai tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih atau dengan meminum obat anti hipertensi. (Madhur et al, 2014)

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi. Sejak tahun 1990, telah dilakukan penelitian epidemiologis dimana didapatkan prevalensi vaskuler untuk retina dengan perdarahan retina sebesar 8.3%, penyempitan arteri fokal sebesar 9.6% dan 7.7% untuk arteriovenous nicking. Kelainan ini banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. (Wong dan Mitchell, 2007)

(30)

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa faktor resiko yang menyertai seperti perokok, hiperglikemia memiliki hubungan kejadian retinopati hipertensi dengan kardiovaskuler (penyakit jantung koroner dan stroke). Kelainan dari pembuluh darah retina akibat hipertensi dapat di evaluasi dengan menggunakan oftalmoskopi dan angiografi. (Wong dan Mitchell, 2004; Skuta et al, 2010; Syahrini et al, 2011)

Kejadian retinopati hipertensi sangat erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Penderita hipertensi memiliki kemungkinan 50 - 70% mengalami retinopati hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Amerika Serikat, didapatkan insidensi 3 tahun yaitu tahun 1993-1996 dari retinopati hipertensi adalah 2.9% - 4.3% (Wong TY et al, 2007).

The Atherosclerosis Risk in Communities Study (ARIC) menyatakan bahwa insidensi retinopati berhubungan dengan tekanan darah, serum glukosa puasa, kolesterol total, dan aktifitas fisik. The Atherosclerosis Risk in Communities Study (ARIC) juga menyatakan terdapatnya penyempitan arteri retina yang dihubungkan dengan adanya penyakit koroner pada wanita.

The Beaver Dam Eye Study menyatakan bahwa insiden retinopati berhubungan dengan tingginya tekanan darah, merokok, indeks masa tubuh, dan minum alkohol. (Ogagarue et al, 2013)

(31)

1.2 Rumusan masalah penelitian

Apakah hubungan faktor usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) mempunyai peranan dalam terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum penelitian

Mengetahui hubungan faktor-faktor resiko terhadap kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1.3.2 Tujuan khusus penelitian

1. Mengetahui hubungan faktor resiko usia terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

2. Mengetahui hubungan faktor resiko jenis kelamin terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

3. Mengetahui hubungan faktor resiko riwayat keluarga terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

4. Mengetahui hubungan faktor resiko kebiasaan merokok terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

(32)

6. Mengetahui hubungan faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

7. Mengetahui hubungan perbedaan faktor resiko retinopati hipertensi berdasarkan klasifikasi Scheie pada penderita hipertensi esensial antara mata kanan dan mata kiri

1.4 Manfaat penelitian 1. Ilmu pengetahuan

• Mengetahui hubungan faktor resiko yang berperan terhadap kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

2. Masyarakat

• Sebagai informasi agar masyarakat dapat mengetahui secara dini hubungan faktor resiko retinopati hipertensi sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit.

3. Peneliti

• Peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.

(33)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Hipertensi 2.1.1 Definisi

Disebut Hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.(Ong et al, 2007)

2.1.2 Etiologi

Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi dua golongan yaitu (Madhur et al, 2014 ;Skuta et al, 2010) 1) Hipertensi primer atau esensial

Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan meliputi lebih kurang 90-95 % dari seluruh penderita hipertensi.

2) Hipertensi Sekunder

Adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10% dari seluruh penderita hipertensi.

2.1.3 Epidemiologi

(34)

(NHANES) menunjukkan dari tahun 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31%, berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.(Yogiantoro, 2007)

Prevalensi hipertensi meningkat berdasarkan usia dan faktor keluarga. Hipertensi banyak dijumpai pada kulit hitam dibandingkan kulit putih. Komplikasi Insiden hipertensi bertambah tinggi pada kehidupan sosioekonomi rendah karena tingginya prevalensi hipertensi, terlambat deteksi dini, dan kontrol yang tidak baik. Terapi anti hipertensi sangat efektif dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak individu dari penderita hipertensi tidak tahu kalau mereka menderita hipertensi atau tidak adekuatnya penanganan.(Skuta et al, 2010)

2.1.4 Klasifikasi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

(35)

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7. (Chobanian et al, 2003)

Kategori Sistolik (mmHg) Dan / atau Diastolik (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pra hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi derajat II ≥160 Atau ≥100

2.1.5 Patogenesis

Sampai saat ini pengetahuan tentang patogenesis hipertensi esensial terus berkembang dan belum didapat penjelasan yang memuaskan bagaimana terjadinya peningkatan tekanan darah.

(36)

tekanan perifer yang ireversible. Sebagian penderita hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal tetapi resistensi yang meningkat.

Fungsi kerja masing-masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan atau ketahanan peripheral.

(37)

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dengan pemberian terapi anti hipertensi merupakan

gold standart untuk mengurangi angka morbidity dan mortality. Semua Penderita hipertensi, diabetes melitus dan penyakit ginjal harus memiliki target tekanan darah sistolik dan diastolik < 130/80 mmHg. (Chobanian et al, 2003)

Tabel 2.3 Penanganan hipertensi (JNC-7) berdasarkan perubahan gaya hidup.(Chobanian et al, 2003)

Perubahan gaya hidup

Rekomendasi Rata-rata penurunan

tekanan darah sistolik

↓ berat badan Menjaga berat badan normal

(IMT18,5-24,9 kg/m2)

sayuran, produk makanan rendah lemak

8-14 mmHg

Diet rendah sodium Mengurangi konsumsi sodium sampai

dengan 100 mmol/hari

( 2.4 gr sodium atau 6 gr sodium klorida)

2-8 mmHg

Aktifitas fisik Melakukan aktifitas aerobik rutin seperti

jalan pagi (30 menit perhari selama seminggu)

4-9 mmHg

Berhenti konsumsi Alkohol

Batas konsumsi adalah 2 gelas perhari sampai tidak sama sekali

2-4 mmHg

Keterangan:

DASH :The Dietary Approaches to Stop Hypertension

IMT : Indeks Masa Tubuh

(38)

The 2013 European Society of Hypertension (ESH) dan The European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan diet rendah sodium ( maksimal 5 sampai 6 gr/ hari), di ikuti dengan pengurangan indeks masa tubuh sampai 25 kg/m2 dan lingkar pinggang (< 102 cm pada laki-laki dan < 88 cm pada perempuan). (Madhur et al, 2014)

Pemberian obat antihipertensi yang dianjurkan berdasarkan JNC 7 untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi komplikasi dari hipertensi termasuk diantaranya adalah Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEIs), angiotensin receptor blockers (ARBs), beta blockers (BBs), calcium

channel blockers (CCBs), dan thiazide tipe diuretik. (Chobanian et al, 2003) Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan sebelum diberikan pengobatan diantaranya elektrokardiogram, analisa urin, glukosa darah, hematokrit, serum potassium, kreatinin, kalsium, dan asam urat, dan profil lipid dan trigleserida.

(39)

2.1.7 Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan, dan penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA) (Sharma S et al, 2008)

Komplikasi hipertensi pada mata dapat berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan, diantaranya adalah oklusi arteri retina cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral,

(40)

2.2 Anatomi retina

Retina di bentuk dari lapisan neuroektoderma pada proses embriologi, berasal dari divertikulum otak bagian depan (proencephalon). Awalnya vesikel optik terbentuk, lalu berinvaginasi membentuk struktur seperti mangkuk dinding ganda disebut optic cup. Dalam perkembangannya dinding luar akan membentuk epitel pigmen, sementara dinding dalam akan membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan terus melekat dengan proencefalon sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang disebut traktus retinohipotalamikus. (Eva, 2000), (Skuta et al, 2010)

Retina merupakan lapisan bola mata yang paling dalam. Secara umum retina terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan fotoreseptor (pars optica retinae) dan lapisan non-fotoreseptor atau lapisan epitel pigman (retinal pigment epithelium/RPE). Lapisan RPE merupakan suatu lapisan sel berbentuk heksagonal, berhubungan langsung dengan epitel pigmen pada pars plana dan ora serata. Lapisan fotoreseptor merupakan satu lapis sel transparan dengan ketebalan antara 0.4 mm berhubungan dengan nervus optikus, sehingga 0.15 mm berhubungan dengan ora serata. Di tengah - tengah makula terdapat fovea yang berada 3 mm di bagian temporal dari margin temporal nervus optikus. (Lang, 2000) (Pavan, 2008)

(41)

dengan nervus optikus dan bercabang pada permukaan dalam retina. Arteri sentralis memiliki diameter dengan empat cabang utama.

Lapisan luar retina tidak mempunyai vaskularisasi. Bagian ini mendapatkan nutrisinya melalui proses difusi dari lapisan koroid. Arteri retina berwarna merah cerah. (Lang GK, 2000) (Pavan PR, 2008)

Secara histologis, retina terdiri dari 10 lapisan,yaitu :

1. Membran limitan interna ( serat saraf glial yang memisahkan retina dari korpus vitreus):

2. Lapisan serat saraf optikus (akson dari neuron ke-3)

3. Lapisan sel ganglion (nukleus ganglion sel dari neuron ke-3)

4. Lapisan pleksiform dalam (sinapsis antara akson ke-2 neuron dengan dendrit dari neuron ke-3)

5. Lapisan nuklear dalam

6. Lapisan pleksiform luar ( sinapsis antara akson pertama neuron dengan dendrit neuron ke-2)

7. Lapisan nuklear luar (neuron pertama) 8. Membrana limitans eksterna

9. Lapisan fotoreseptor (rods dan cones)

(42)

Alur cahaya melalui lapisan retina akan melewati beberapa tahap. Apabila radiasi elektromagnetik dalam spektrum cahaya (380-760nm) menghantam retina, maka akan diserap oleh fotopigmen yang berada dilapisan luar. Sinyal listrik terbentuk dari serangkaian reaksi fotokimiawi. Sinyal ini kemudian akan mencapai fotoreseptor sebagai aksi potensial dimana akan diteruskan ke neuron kedua, ketiga keempat sehingga akhirnya mencapai korteks visual. (Lang, 2000), (Pavan, 2008), (Skuta et al, 2010)

2.3 Retinopati hipertensi 2.3.1 Definisi

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi.(Wong dan Mitchell, 2007)

(43)

2.3.2 Patogenesis

Perubahan fundus atau sirkulasi retina akibat peningkatan tekanan darah menurut patogenesisnya dan gejala yang ditimbulkan melalui beberapa fase:

1. Fase awal terjadi vasokontriksi pembuluh darah arteriol, vasospasme dan peninggian tekanan pembuluh darah arteriol retina. Pada stadium ini secara klinis tampak adanya penyempitan secara menyeluruh pembuluh darah arteriol retina. Selanjutnya terjadi peningkatan tekanan darah secara persisten yang menyebabkan penebalan tunika intima, hiperplasia dinding media, dan degenerasi hialin.

2. Fase sklerotik akan terjadi penyempitan arteriol yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteriol vena yang dikenal dengan arteriovenous nicking. Terjadi juga perubahan reflek cahaya arteriol dan aksentuasi dari reflek cahaya sentral yang dikenal dengan copper wiring.

3. Fase eksudat akan terjadi gangguan barier dari pembuluh darah retina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran mikroaneurisma, perdarahan, hard exudates dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal sebagai

(44)

eksudat, dan biasanya merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat. (Wong dan Mitchell, 2004)

Pada penderita muda dengan hipertensi, dijumpai penipisan arteriol, dan adanya nonperfusi kapiler dapat di verifikasi dalam hubungannya dengan

cotton wool spot, yang dikelilingi oleh kapiler-kapiler yang melebar abnormal dan mikroaneurisma yang meningkat permeabilitasnya pada angiografi fluoresen. Resolusi cotton wool spot dan perubahan perubahan arteriol terjadi hipotensi yang berhasil, pada orang tua perubahan-perubahan ateroslerotik yang ada bersifat reversibel. (Sanders dan Graham, 2000)

Wang et al melakukan pemeriksaan terhadap 2058 subjek terhadap insidensi dari perubahan mikrovaskular yang berhubungan dengan sistemik arterial hipertensi. Mereka menyimpulkan bahwa adanya focal arterial narrowing merupakan prekursor terhadap kelainan dari mikrovaskular yang berhubungan dengan hipertensi. (Oh et al, 2014)

2.3.3 Epidemiologi

Berdasarkan kumpulan data dari berbagai jenis penelitian, prevalensi tanda retinopati hipertensi dari populasi umum dengan menggunakan retinal photographs didapatkan tanda retinopati hipertensi 3-14% pada orang dewasa usia > 40 tahun. (Wong dan Mcintosh, 2005)

(45)

5 tahun dengan menunjukkan adanya focal arteriolar narrowing,AV nicking,

perdarahan retina dan mikroaneurisma pada orangtanpa diabetes 6% - 10%. Berdasarkan The Beaver Dam Eye Study, gambaran hipertensi tanpa kelainan yang lain di jumpai adanya perdarahan retina 50-70% dan mikroaneurisma, focal arterial narrowing 30-40% dan AV Nicking 70-80 %.

The Beaver Dam Eye Study melakukan observasi yang berhubungan antara tekanan darah dan tanda mikrovaskular yang melemah berdasarkan usia.(Wong dan Mcintosh, 2005)

2.3.4 Klasifikasi dan diagnosis

Klasifikasi retinopati hipertensi pertama kali dibuat pada tahun 1939 oleh Keith Wagener Barker (KW). Klasifikasi dan modifikasi yang dibuat didasarkan pada hubungan antara temuan klinis dan prognosis yaitu terdiri atas empat kelompok retinopati hipertensi.

Tabel 2.4 Klasifikasi Keith-Wagener Barker (KW). (Grosso et al, 2005; Khurana, 2007; Nema, 2002)

Stadium Karakteristik

Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan hipertensi ringan,asimptomatis

dalam periode 8 tahun : 4 % meninggal

Stadium II Penyempitan definitive, kontriksi fokal, sklerosis, dan nicking arteriovenous

(46)

Stadium III Retinopati (cotton wool spots, arteriosklerosis, hemoragik) dalam periode 8 tahun : 80% meninggal

Stadium IV Edema neuroretinal termasuk papil edema dalam periode 8 tahun : 98% meninggal

Sejak itu, timbul bermacam-macam kritik yang mengomentari sistem klasifikasi yang dibuat oleh Keith dkk tentang relevansi sistem klasifikasi ini dalam praktek sehari-hari. Klasifikasi dan modifikasi yang dibuat terdiri atas empat kelompok retinopati hipertensi berdasarkan derajat keparahan.

Namun kini terdapat tiga skema mayor yang disepakati digunakan dalam praktek sehari-hari sebagai berikut : (Hughes, 2007)

Tabel 2.5 Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of Ophthalmology.(Skuta et al, 2010 ; Tasman dan Jaeger, 2004)

Stadium Karakteristik

Stadium 0 Tidak ada perubahan

Stadium I Penyempitan arteriolar yang hampir tidak terdeteksi

Stadium II Penyempitan yang jelas dengan kelainan fokal

Stadium III Stadium II disertai perdarahan retina dan / atau eksudat

(47)

Tabel 2.6 Klasifikasi retinopati hipertensi berdasarkan data populasi oleh New England Journal of Medicine. (Wong dan Mcintosh, 2005)

2.3.5 Penatalaksanaan

Beberapa studi eksperimental dan percobaan klinik telah menunjukkan bahwa tanda-tanda retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan darah. Masih tidak jelas apakah pengobatan dengan obat anti hipertensi mempunyai efek langsung terhadap struktur mikrovaskuler. Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding arteri retina. (Wong dan Mitchell, 2004)

Retinopati Deskripsi Asosiasi sistemik

Ringan Satu atau lebih dari tanda berikut : Penyempitan arteriolar menyeluruh atau fokal, AV

nicking, dinding arterioler lebih padat (silver-wire)

Asosiasi ringan dengan penyakit stroke, penyakit jantung koroner dan mortalitas kardiovaskuler

Sedang Retinopati mild dengan satu atau lebih tanda berikut : Perdarahan retina (blot dot atau flame-shape), mikroaneurisma, cotton-wool spot, hard eksudates

Berat Tanda-tanda retinopati moderate dengan edema papil : dapat disertai dengan kebutaan

(48)
(49)

2.4 Kerangka Konsepsional

2.5 Hipotesis penelitian

Ada hubungan faktor resiko usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

Hipertensi Esensial

• Usia

• Jenis kelamin

• Riwayat keluarga

• Kebiasaan Merokok

• Indeks masa tubuh

• Tekanan darah sistolik dan diastolik

(derajat hipertensi berdasarkan JNC VII)

Retinopati Hipertensi

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan rancangan penelitian

Rancangan Penelitian ini adalah penelitian potong lintang, observasional, yaitu untuk mengetahui hubungan faktor resiko retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di poliklinik mata dan poliklinik penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, mulai bulan juni 2014 sampai dengan bulan agustus 2014. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

3.3. Populasi, sampel, besar sampel dan tehnik pengambilan sampel 3.3.1 Populasi

(51)

3.3.2 Sampel

Sampel Penelitian adalah penderita hipertensi esensial yang datang berobat ke poliklinik mata dan poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria Inklusi.

Kriteria inklusi :

1. Pasien hipertensi esensial yang datang ke poliklinik mata dan pasien dari poliklinik penyakit dalam yang di diagnosa hipertensi esensial berdasarkan JNC VII derajat I dan II

2. Pasien poli mata sub divisi retina dengan gejala dan tanda retinopati hipertensi, dan bersedia dilakukan pemeriksaan.

Kriteria eksklusi :

1. Pasien hipertensi esensial dengan DM dan gangguan toleransi glukosa

2. Pasien hipertensi esensial dengan renal insufisiensi 3. Pasien dengan gagal jantung

4. Pasien hipertensi esensial dengan kelainan segmen anterior mata 5. Pasien hipertensi esensial dengan kekeruhan lensa

6. Pasien hipertensi esensial dengan tekanan intraokular > 21 mmHg 7. Pasien hipertensi esensial dengan keadaan umum jelek (lemah)

(52)

3.3.3 Besar sampel

Penentuan Besar Sampel penelitian ditentukan sesuai rumus untuk penelitian ini

Z = deviat baku betha. utk β= 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282

0

P = proporsi retinopati hipertensi 0,06 (6 %) (wong dan mcintosh, 2005)

a

P = perkiraan proporsi retinopati hipertensi yang diteliti sebesar = 0,23

a

P

P

0 = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,17

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 35 penderita retinopati hipertensi.

3.3.4 Tehnik pengambilan sampel

Sampel diambil dengan menggunakan cara consecutive sampling, yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek terpenuhi.

3.4 Variabel penelitian

(53)

3.5 Definisi operasional penelitian

1. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui sebabnya. Hipertensi : Penderita dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.

2. Retinopati Hipertensi : suatu keadan yang ditandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi. 3. Tekanan Darah : nilai curah jantung sistol per diastol dengan

satuan mmHg (berdasarkan JNC VII)

4. Usia : dinyatakan dalam tahun. Ditentukan berdasarkan keterangan pada saat anamnesis dan kartu tanda pengenal. 5. Jenis kelamin : pria dan wanita

6. Riwayat keluarga : ada atau tidak keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan subjek penelitian

7. Kebiasaan merokok : berdasarkan American Thoracic Society (ATS) :

 Perokok : orang yang telah merokok lebih dari 20 batang bungkus pertahun atau 1 batang perhari selama 1 tahun dan masih merokok sampai 1 tahun terakhir.

(54)

 Bukan perokok : orang yang tidak pernah merokok atau kurang dari 100 batang rokok selama hidupnya

8. Indeks masa tubuh (IMT) dihitung dengan rumus BB(kg)/TB(m2) : Kriteria Asia Pasifik

BB normal : 18.5-22.9 Preobesitas : 23-24.9 Obesitas 1 : 25-22.9 Obesitas 2 : ≥ 30

3.6 Bahan dan cara kerja penelitian 3.6.1 Bahan penelitian

1. Pulpen 2. Kertas 3. Senter

4. Slit lamp merk Appasamy associates model ACC002 5. Snellen chart merk Lunequ Ophthalmologie Paris 6. Oftalmoskopi direk merk neitz

7. Tonometer non kontak merk Topcon Coorporation 8. Mydriatil 1% tetes mata

3.6.2 Cara kerja penelitian

1. Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan pada penderita hipertensi esensial

(55)

3. Pengukuran TIO, bila < 21 mmHg mata diberi tetes midriatyl 1% untuk melebarkan pupil.

4. Pemeriksaan oftalmoskopi direk

5. Penilaian dan interpretasi kelainan retina pada penderita hipertensi dicatat sebagai data penelitian untuk dijadikan sebagai hasil penelitian

6. Data akan disimpan dan dikomputerisasi dengan menggunakan SPSS

3.7 Analisa data

Analisa data dilakukan secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk tabulasi data. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi square menggunakan program SPSS

3.8 Landasan etik penelitian

(56)

3.9 Lama penelitian

Dilakukan penelitian pada bulan juni 2014 - agustus 2014

Bulan/minggu Maret April Mei Juni Agustus Oktober

Usulan/ proposal

Penelitian

Penelitian

Penyusunan

Laporan

Presentasi

3.10 Personal penelitian

Peneliti : dr. M Agung Eka Putra 3.11 Biaya penelitian

(57)

3.12 Alur penelitian

Pasien dengan diagnosa Hipertensi Esensial

Kriteria inklusi

(subjek penelitian)

Hubungan Faktor Resiko

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 karakteristik umum subjek penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode juni 2014 sampai dengan agustus 2014. Subjek penelitian yang diambil sebagai sampel penelitian diseleksi di poliklinik Ilmu Penyakit Dalam dan poliklinik Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subjek penelitian yang ditampilkan dalam penelitian merupakan data dari 35 (70 mata) sampel penelitian. Berdasarkan subjek penelitian diperoleh data yang ditampilkan dalam bentuk tabulasi.

4.1.1 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan (Visus)

(59)

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan tajam penglihatan (Visus) antara 5/5–5/16 sebanyak 27 (77.14%) subjek penelitian.

4.1.2 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia

Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia

Usia (Tahun) N %

40 - 60 22 62.9

61 - 80 13 37.1

Total 35 100.0

(60)

4.1.3 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin N %

Wanita 26 74.3

Pria 9 25.7

Total 35 100.0

(61)

4.1.4 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan riwayat keluarga dengan hipertensi

Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan riwayat keluarga dengan hipertensi

Riwayat keluarga hipertensi

N %

Ya 26 74.3

Tidak 9 25.7

Total 35 100.0

(62)

4.1.5 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok

Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok N %

Ya 8 22.9

Tidak 27 77.1

Total 35 100.0

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan riwayat tidak merokok sebanyak 27 (77.1 %), diikuti oleh subjek penelitian dengan riwayat merokok sebanyak 8 (22.9%).

4.1.6 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan indeks masa tubuh

Tabel 4.6 Distribusi subjek penelitian berdasarkan indeks masa tubuh

Indeks masa tubuh (kg/m2) N %

< 25 7 20.0

≥ 25 28 80.0

(63)

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan indeks masa tubuh ≥ 25 kg/m2 sebanyak 28 (80.0 %), diikuti oleh subjek penelitian dengan indeks masa tubuh < 25 kg/m2 sebanyak 7 (20.0%).

4.1.7 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII)

Tabel 4.7 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII)

Derajat hipertensi {sistolik / diastolik (mmHg)}

N %

Hipertensi derajat I (140-159 / 90 – 99 mmHg)

14 40.0

Hipertensi derajat II (≥ 160 / ≥100 mmHg)

21 60.0

Total 35 100.0

(64)

4.2 Hubungan antara faktor resiko retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

4.2.1 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.8 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Usia

(Tahun)

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

40 -60 9 (47.4) 8 (72.7) 5 (100.0) 22 (62.9) 0.068

61 –80 10 (52.6) 3 (27.3) 0 (0.0) 13 (37.1)

Total 19(100.0) 11(100.0) 5(100.0) 35(100.0)

(65)

4.2.2 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.9 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Usia

(Tahun)

Stadium retinopati hipertensi

mata kiri Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

40 - 60 8 (44.4) 10 (76.9) 4 (100.0) 22 (62.9) 0.048*

61 - 80 10 (55.6) 3 (23.1) 0 (0.0) 13 (37.1)

Total 18 (100.0) 13 (100.0) 4 (100.0) 35(100.0)

(66)

4.2.3 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.10 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Jenis

kelamin

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Wanita 17 (89.5) 6 (54.5) 3 (60.0) 26 (74.3) 0.079

Pria 2 (10.5) 5 (45.5) 2 (40.0) 9 (25.7)

Total 19(100.0) 11(100.0) 5(100.0) 35(100.0)

(67)

4.2.4 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.11 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Jenis

kelamin

Stadium retinopati hipertensi

mata kiri Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Wanita 17(94.4) 8(61.5) 1(25.0) 26(74.3) 0.007*

Pria 1(5.6) 5(38.5) 3(75.0) 9(25.7)

Total 18(100.0) 13(100.0) 4(100.0) 35(100.0)

(68)

4.2.5 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.12 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Riwayat Keluarga

Hipertensi

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

(69)

4.2.6 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.13 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Riwayat keluarga

hipertensi

Stadium retinopati hipertensi

mata kiri Jumlah

n(%)

P value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Ya 11 (61.1) 12 (92.3) 3 (75.0) 26 (74.3) 0.146

Tidak 7 (38.9) 1 (7.7) 1 (25.0) 9 (25.7)

Total 18(100.0) 13(100.0) 4(100.0) 35(100.0)

(70)

4.2.7 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.14 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Kebiasaan

merokok

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Ya 1 (5.3) 5 (45.5) 2 (40.0) 8 (22.9) 0.025*

Tidak 18 (94.7) 6 (54.5) 3 (60.0) 27 (77.1)

Total 19(100.0) 11 (100.0) 5(100.0) 35(100.0)

(71)

4.2.8 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.15 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Kebiasaan

merokok

Stadium retinopati hipertensi

mata kiri Jumlah

(n%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Ya 1 (5.6) 5 (38.5) 2 (50.0) 8 (22.9) 0.038*

Tidak 17 (94.4) 8 (61.5) 2 (50.0) 27 (77.1)

Total 18(100.0) 13(100.0) 4(100.0) 35(100.0)

(72)

4.2.9 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.16 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Indeks masa

tubuh(kg/m2)

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

< 25 4 (21.1) 2 (18.2) 1 (20.0) 7 (20.0) 0.982

≥ 25 15 (78.9) 9 (81.8) 4 (80.0) 28 (80.0)

Total 19(100.0) 11(100.0) 5(100.0) 35(100.0)

(73)

4.2.10 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.17 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Indeks masa

tubuh(kg/m2)

Stadium retinopati hipertensi

mata kiri Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

< 25 4 (22.2) 2(15.4) 1(25.0) 7(20.0) 0.865

≥ 25 14 (77.8) 11(84.6) 3(75.0) 28(80.0)

Total 18(100.0) 13(100.0) 4(100.0) 35(100.0)

(74)

4.2.11 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.18 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial

Derajat

Hipertensi

Stadium retinopati hipertensi

mata kanan Jumlah

n(%)

P Value Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Derajat I 12 (63.2) 2 (18.2) 1 (20.0) 15 (42.9) 0.030*

Derajat II 7 (36.8) 9 (81.8) 4 (80.0) 20 (57.1)

Total 19(100.0) 11(100.0) 5(100.0) 35(100.0)

(75)

4.2.12 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Tabel 4.19 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII) dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

Derajat Stadium I Stadium II Stadium III

n(%) n(%) n(%)

Derajat I 11 (61.1) 3 (23.1) 1 (25.0) 15 (42.9) 0.080

Derajat II 7 (38.9) 10 (76.9) 3 (75.0) 20 (57.1)

Total 18(100.0) 13(100.0) 4(100.0) 35(100)

(76)

BAB V PEMBAHASAN

Retinopati hipertensi merupakan salah satu komplikasi kerusakan organ retina akibat hipertensi. Telah dilakukan penelitian terhadap 35 (70 mata) subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dengan rancangan potong lintang.

Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial. Pada penelitian ini beberapa faktor resiko tersebut adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik (derajat hipertensi berdasarkan JNC VII).

(77)
(78)

Pada penelitian ini didapatkan bahwa retinopati hipertensi banyak didapati pada jenis kelamin wanita. Pada tabel 4.9 dan 4.10 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dengan uji chi-square P = 0,079 antara jenis kelamin dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial. Sedangkan pada mata kiri, dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan* P = 0,007.

Berdasarkan penelitian Wong TY (2004) melaporkan bahwa pasien dengan retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki-laki, sedangkan The Atherosclerosis Risk in Communities Study melaporkan bahwa terjadinya retinopati hipertensi yang dihubungkan dengan penyakit jantung koroner didapati lebih banyak pada wanita. Berdasarkan penelitian Chatterjee S (2002) melaporkan prevalensi retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita daripada laki-laki.

(79)

merupakan faktor resiko terjadinya retinopati, diagnosa dan pengobatan awal dapat mencegah komplikasi dari hipertensi esensial.

Pada penelitian ini retinopati hipertensi pada subjek penelitian yang merokok sebanyak 8 (22.9%) subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki, ini disebabkan total jumlah sampel yang dijumpai saat penelitian lebih banyak wanita dan tidak merokok . berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14, Hasil penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki hubungan yang signifikan* dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan uji chi-square P = 0,025*, sedangkan retinopati hipertensi mata kiri juga memiliki hasil yang signifikan* P = 0,038. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian wong TY (2003) yang menemukan bahwa penderita yang ditemukan retinopati hipertensi lebih banyak terjadi pada yang merokok. Berdasarkan penelitian Chatterjee S (2002), merokok memilki hubungan dengan hipertensi, hipertensi dan kerusakan target organ akibat merokok merupakan faktor gaya hidup dan sosio ekonomi , penderita dengan hipertensi menunjukkan hubungan yang kuat antara merokok dan grade IV retinopati hipertensi.

(80)
(81)

Nilai rata-rata tekanan sistolik dan diastolik masuk kedalam hipertensi derajat I dan derajat II (berdasarkan kriteria JNC VII). Pada penelitian ini di dapati retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada subjek dengan diagnosa hipertensi derajat II (tekanan darah sistolik / diastolik ≥ 160 / ≥100 mmHg) sebanyak 21 (60%) subjek. Derajat hipertensi di dasarkan atas pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik(mmHg). Berdasarkan tabel 4.17 dan 4.18, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan* dengan uji chi-square P = 0,030* dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial. Sedangkan pada mata kiri penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan P = 0,080.

(82)
(83)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1 Penelitian ini mendapatkan retinopati hipertensi pada wanita lebih banyak dari laki-laki. Dan kelainan ini banyak ditemukan pada usia ≤ 60 tahun ke atas sebanyak 22 subjek penelitian (62.9%).

2 Penelitian ini mendapatkan retinopati hipertensi ditemukan pada subjek penelitian dengan riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh ≥ 25 kg/m 2 dan tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 160/100 mmHg (hipertensi derajat II berdasarkan JNC VII).

3 Faktor resiko usia, jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial

(84)

5 Faktor resiko merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan dan kiri pada penderita hipertensi esensial

6 Adanya perbedaan hubungan faktor resiko retinopati hipertensi berdasarkan klasifikasi Scheie pada penderita hipertensi esensial antara mata kanan dan mata kiri

7 Pemeriksaan oftalmoskop dapat menentukan derajat keparahan retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi telah lama dianggap sebagai indikator resiko dari morbiditas dan mortalitas sistemik.

6.2 Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan metode yang lebih baik dan jangka waktu yang lebih panjang pada populasi hipertensi esensial dengan jumlah sampel yang lebih banyak terhadap kejadian retinopati hipertensi.

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7. (Chobanian et al, 2003)
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian darah
Tabel 2.3 Penanganan hipertensi (JNC-7) berdasarkan perubahan gaya
Tabel 2.4 Klasifikasi Keith-Wagener Barker (KW). (Grosso et al, 2005;
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan tekanan darah pada pasien retinopati hipertensi dengan stadium retinopati hipertensi di RSUP.. Adam

Analisa uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p= 0,194 (p &gt; 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan

5 Hasil yang sama juga terlihat pada penelitian Cecilia C, dkk tahun 2015 mengenai hubungan antara poket periodontal dan tekanan darah diastolik pada subjek berusia 12-18 tahun

Dalam American Heart Association (2011), dinyatakan terdapat beberapa faktor resiko dari terjadinya Acute Coronary Syndrome antara lain merokok, tekanan darah tinggi,

5 Hasil yang sama juga terlihat pada penelitian Cecilia C, dkk tahun 2015 mengenai hubungan antara poket periodontal dan tekanan darah diastolik pada subjek berusia 12-18 tahun

Jumlah total (gabungan) resiko kardiovaskular merupakan indikasi utama untuk memulai pengobatan dan bila diambil tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah

Hasil Uji statistik dengan Uji Wilcoxon, nilai p-value 0,000 pada tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh genggam tangan terhadap tekanan

Analisa uji statistik dengan uji chi- square diperoleh nilai p= 0,136 (p &gt; 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan