LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang
Efektivitas Sistem Pemberian Produk Pembiayaan pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk Cabang Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagi tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembag, dan/
atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan /atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
Hadhara Sakinah
ABSTRAK
PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS SISTEM PEMBERIAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA PT.
BANK MUAMALAT INDONESIA TBK CABANG MEDAN
Bank sebagai salah satu bagian dari perekonomian, menjadi wadah bagi masyarakat dalam melakukan investasi berupa tabungan, transaksi pengiriman uang, hingga peminjaman dana dalam bentuk kredit pada bank umum atau pada bank syariah. Sama halnya dengan kredit pada bank umum, pembiayaan syariah juga memerlukan pengendalian internal, hal ini bertujuan untuk menjaga aset bank, mencegah terjadinya penyelewengan, menilai dan mengevaluasi kinerja bank, hingga menentukan kebijakan untuk masa depan bank.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian pada skripsi ini dengan tujuan untuk mencari tahu tentang seberapa besar peranan pengendalian internal bank syariah tersebut dalam menujang efektifitas pemberian produk pembiayaan. Riset ini berlokasi di Medan, dengan salah satu bank syariah ternama di Indonesia sebagai objek penelitian, dan metode penelitian lapangan yang digunakan adalah berupa penyebaran kuesioner.
Hasil yang diperoleh pada objek penelitian menunjukkan persentase pengendalian internal sebesar 90,99%, kemudian efektivitas pemberian produk pembiayaan sebesar 88,34%, dan peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pemberian produk pembiayaan telah efektif, hal ini dilihat dari persentase sebesar 89,67%.
ABSTRACT
THE ROLE OF INTERNAL CONTROL INSUPPORTING THEFINANCINGPRODUCT ISSUE SYSTEMEFFECTIVENESS
ON PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK MEDAN
Bank as part of the economy, acts as a place for people to invest by using their savings, sending money, requesting for loan from conventional bank or from Islamic bank. Just like the loan on conventional banking, Islamic banking loan also need internal control. The internal control is used to take care of the bank assets, preventing manipulation, evaluate the performance, and planning the policy for the future.
Therefore, the author did this research in order to determine how much the Islamic banking internal control plays its role in supporting financing product approval. This research is located at Medan, with one of well-known, Islamic bank in Indonesia as an object of research, and the field research method that has been used is by handout the questionnaire.
The result is showing that the internal control percentage is 90.99%, the effectiveness of financing product approval is 88.34%, and the effectiveness of internal control in supporting financing product approval can be confirmed by the result percentage of 89.67%.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke
hadhirat Allah SWT yang selalu melimpahi kasih sayang, rahmat, berkah, dan
perlindunganNya dalam setiap helaan nafas penulis dan senantiasa memberikan
kesehatan, kemampuan, kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul
“Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem
Pemberian Produk Pembiayaan pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Medan”. Tujuan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Skripsi ini dipersembahkan untuk orang yang paling kusayangi dan
kubanggakan kedua orangtuaku H. Suryono, BA dan Hj. Buniah Syechlad yang tak
pernah henti menyayangiku dan mendoakan yang terbaik untukku. Maafkan ananda
jika kadang sikap dan sifat ananda menyakiti mama dan papa. Hanya doa akan
ampunan dan balasan surga untuk mama dan papa yang bisa ananda mohon pada
Allah SWT atas semua jiwa dan raga yang mama dan papa berikan untukku.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
penulis akan tetap terus belajar meningkatkan kemampuan dan perbaikan diri agar
menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Selanjutnya penulis ingin
1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum Mec., Acc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi
5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri Trb, MM, CPA, Ak selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan arahan dan perbaikan bagi penulis sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
7. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca
8. Pimpinan dan seluruh karyawan Bank Muamalat Cabang Balai Kota Medan.
9. Orangtuaku H. Suryono, BA dan Hj. Buniah Syechlad, abang-abangku dan
kakakku.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
memberikan semangat yang tidak bisa ditulis satu persatu. Semoga skripsi ini
Medan, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
Hadhara Sakinah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 7
2.1.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 8
2.1.3 Unsur Pengendalian Internal ... 9
2.2 Bank ... 10
2.3 Efektivitas Pemberian Produk Pembiayaan 2.3.1 Pengertian Efektivitas ... 13
2.3.2 Pengertian Pembiayaan ... 14
2.3.4 Prinsip-Prinsip Kredit ... 19
2.4 Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Produk Pembiayaan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 27
3.3.1 Penentuan Responden dan Kuesioner ... 28
3.3.2 Operasionalisasi Variabel ... 29
3.3.3 Variabel dan Skala Pengukuran ... 30
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan ... 38
4.1.2 Visi Misi dan Tujuan ... 41
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 42
4.3 Jenis-Jenis Pembiayaan yang Disalurkan ... 49
4.3.1 Prosedur Penyaluran Pembiayaan ... 59
4.3.2 Penanggulangan Pembiayaan Bermasalah ... 66
4.3.3 Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan ... 69
4.4 Pengujian Hipotesis ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 92
5.2 Saran ... 95
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
3.1 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ... 30
4.1 Hasil Jawaban Kuesioner untuk Variabel Independen .... 70
4.2 Hasil Jawaban Kuesioner untuk Variabel Independen .... 73
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
1. Surat Riset
ABSTRAK
PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS SISTEM PEMBERIAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA PT.
BANK MUAMALAT INDONESIA TBK CABANG MEDAN
Bank sebagai salah satu bagian dari perekonomian, menjadi wadah bagi masyarakat dalam melakukan investasi berupa tabungan, transaksi pengiriman uang, hingga peminjaman dana dalam bentuk kredit pada bank umum atau pada bank syariah. Sama halnya dengan kredit pada bank umum, pembiayaan syariah juga memerlukan pengendalian internal, hal ini bertujuan untuk menjaga aset bank, mencegah terjadinya penyelewengan, menilai dan mengevaluasi kinerja bank, hingga menentukan kebijakan untuk masa depan bank.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian pada skripsi ini dengan tujuan untuk mencari tahu tentang seberapa besar peranan pengendalian internal bank syariah tersebut dalam menujang efektifitas pemberian produk pembiayaan. Riset ini berlokasi di Medan, dengan salah satu bank syariah ternama di Indonesia sebagai objek penelitian, dan metode penelitian lapangan yang digunakan adalah berupa penyebaran kuesioner.
Hasil yang diperoleh pada objek penelitian menunjukkan persentase pengendalian internal sebesar 90,99%, kemudian efektivitas pemberian produk pembiayaan sebesar 88,34%, dan peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pemberian produk pembiayaan telah efektif, hal ini dilihat dari persentase sebesar 89,67%.
ABSTRACT
THE ROLE OF INTERNAL CONTROL INSUPPORTING THEFINANCINGPRODUCT ISSUE SYSTEMEFFECTIVENESS
ON PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK MEDAN
Bank as part of the economy, acts as a place for people to invest by using their savings, sending money, requesting for loan from conventional bank or from Islamic bank. Just like the loan on conventional banking, Islamic banking loan also need internal control. The internal control is used to take care of the bank assets, preventing manipulation, evaluate the performance, and planning the policy for the future.
Therefore, the author did this research in order to determine how much the Islamic banking internal control plays its role in supporting financing product approval. This research is located at Medan, with one of well-known, Islamic bank in Indonesia as an object of research, and the field research method that has been used is by handout the questionnaire.
The result is showing that the internal control percentage is 90.99%, the effectiveness of financing product approval is 88.34%, and the effectiveness of internal control in supporting financing product approval can be confirmed by the result percentage of 89.67%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan dengan jasa dan layanan
penghimpun maupun penyedia dana, menjadi bagian dari perekonomian negara.
Dalam suatu negara, kesejahteraan masyarakat menjadi cerminan tentang
perekonomian di negara tersebut, masyarakat sejahtera menandakan
perekonomian yang aman dan stabil begitu juga sebaliknya. Berkaitan dengan hal
itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu tugas yang diemban
oleh bank. Peningkatan taraf hidup dapat berupa kredit kepemilikan aset seperti
rumah, hingga peningkatan finansial melalui kredit untuk usaha. Sebagai salah
satu negara berkembang, perekonomian Indonesia didukung oleh sektor usaha
kecil dan menengah. Namun pada umumnya, sektor ini mengalami kendala pada
modal atau pembiayaan usaha.
Peran serta bank terhadap usaha kecil dan menengah dalam pemberian
kredit, diharapkan dapat meningkatkan usaha tersebut menjadi lebih baik dan
menjadi penggerak pertumbuhan perekonomian di Indonesia.Tentu pertumbuhan
ekonomi berkembang sesuai dengan pasar, keadaan, dan permintaan akan
sesuai kebutuhan dan keinginan, apakah memilih perbankan dengan sistem
ekonomi konvensional atau prinsip ekonomi berbasis syariah.
Ekonomi syariah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita
lihat dari pertumbuhan bank syariah yang dengan mudah dijumpai di sekitar kita.
Beberapa tahun yang lalu di Indonesia hanya ada satu perbankan yang berbasis
syariah dan kini hampir semua perbankan konvensional membuka layanan
perbankan syariah. Tidak hanya itu, jasa-jasa keuangan seperti koperasi dan
asuransi pun memfasilitasi konsumen dengan pelayanan syariah. Hal ini
menandai bahwa perekonomian syariah memiliki arti tersendiri yang menarik
konsumen untuk beralih menggunakan layanan jasa keuangan syariah.
Tidak hanya sekedar berlabel halal, tapi jenis produk yang ditawarkan
memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan non syariah. Perbankan syariah
masih lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum
memiliki tingkat hubungan yang tinggi dengan perekonomian global, faktor ini
dinilai telah menyelamatkan bank syariah dari dampak langsung krisis sistem
keuangan global.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kegiatan bank akhirnya akan
diarahkan kepada peningkatan taraf hidup masyarakat dengan tidak hanya
melayani jasa penyimpanan uang atau tabungan, tapi juga ikut membantu
yang membutuhkannya. Kredit yang diberikan berupa penyediaan sejumlah dana
berdasarkan ketentuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu, dengan pembagian hasil keuntungan sesuai kesepakatan kedua
belah pihak.
Dalam perbankan syariah, kredit lebih dikenal dengan istilah pembiayaan.
Produk pembiayaan yang ditawarkan bank syariah sangat beragam, seperti
pembiayaan konsumen, modal kerja, dan investasi. Dalam menyalurkan
pembiayaan tersebut, tentu harus sejalan dengan peraturan-peraturan tentang
perbankan, bank wajib melaksanakan prinsip kehati - hatian agar tidak merugikan
pihak bank maupun nasabahnya. Hal ini karena pemberian kredit atau
pembiayaan merupakan kegiatan usaha bank yang mengandung risiko tinggi dan
sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan usaha bank, karena
pemberian kredit atau pembiayaan yang tidak sehat akan menimbulkan kredit
bermasalah. Hal ini akan menyebabkan kerugian pada pihak bank dan akan
mempersulit bank dalam melakukan kegiatan pembiayaan lainnya. Oleh karena
itu, produk pembiayaan dalam perbankan memerlukan kontrol atau pengendalian
yang baik. Pengendalian internal menjadi salah satu faktor penting dalam
manajemen perusahaan perbankan yang sehat dan aman.
Seperti yang telah diwajibkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank
wajib melaksanakan sistem pengendalian intern secara efektif terhadap
pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh jenjang organisasi
Bank. Dalam perbankan, pengendalian secara internal diperlukan untuk
mengawasi baik pemberian, pelaksanaan, maupun yang tekait dengan
pembayaran tagihan oleh konsumen produk pembiayaan tersebut apakah sudah
sesuai prosedur atau belum. Dengan adanya pengendalian intern terhadap
pemberian kredit atau pembiayaan juga menghindari terjadinya penyalahgunaan
wewenang oleh berbagai pihak dan terhindar dari praktek pemberian kredit atau
pembiayaan yang tidak sehat.
Pengendalian internal yang efektif juga membantu Bank dalam menjaga
aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, maupun
penyimpangan atau pelanggaran. Pengawasan sebagai bentuk pengendalian yang
baik tentu saja meningkatkan efektifitas sistem pemberian kredit bagi perusahaan
perbankan. Pengendalian internal yang berfungsi dengan baik dapat mengurangi
risiko kredit macet atau pembiayaan tidak berjalan secara efektif yang dapat
berdampak bagi perusahaan perbankan tersebut.
Bank Muamalat, bank pertama yang mengusung konsep syariah, berupaya
mengenalkan pelayanan Islami dengan produk-produk syariah. Bank Muamalat
tangguh berdiri sebagai bank pertama murni syariah dari awal didirikan hingga
kini bersaing dengan perbankan sejenis. Sebagaimana yang disebutkan di atas
bahwa salah satu faktor penting dalam berlangsungnya sebuah organisasi atau
perusahaan adalah pengendalian internal yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul “Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Produk Pembiayaan pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Medan”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis merumuskannya
dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank Muamalat berjalan
dengan efektif?
2. Apakah sistem pemberian produk pembiayaan Bank Muamalat berjalan
dengan efektif?
3. Bagaimana peranan pengendalian internal dalam menunjang efektifitas sistem
pemberian produk pembiayaan pada Bank Muamalat?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui efektifitas pengendalian internal yang dilaksanakan
b. Untuk mengetahui efektifitas sistem pemberian produk pembiayaan pada
Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan Balai Kota.
c. Untuk mengetahui peranan pengendalian internal dalam menunjang
efektifitas sistem pemberian produk pembiayaan pada Bank Muamalat
Indonesia Cabang Medan Balai Kota.
2. Manfaat Penelitian
a. Menambah wawasan penulis tentang pengendalian internal dan sistem
pemberian produk pembiayaan bank syariah.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi perusahaan kedepannya.
c. Sebagai bahan informasi bagi yang memerlukannya untuk pengembangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal
2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal
Peranan pengendalian internal dalam perusahaan sangat penting, hal ini berguna
untuk menilai aktivitas perusahaan apakah berjalan dengan semestinya, kemungkinan
risiko-risiko yang akan dihadapi, hingga pemantauan dan evaluasi pencapaian tujuan
perusahaan. Menurut pendapat Setyadi (1986 : 29 ), “Peranan adalah suatu aspek
dinamika berupa pola tindakan baik yang abstrak maupun yang kongkrit dan setiap
status yang ada dalam organisasi.” Untuk lebih memberikan pemahaman, berikut ini
penulis jabarkan beberapa pengertian pengendalian internal:
Pengertian pengendalian intern dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319.2) adalah
Sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan prosenel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapain tentang tiga golongan tujuan berikut : (1) keandalan pelaporan keuangan (2) kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku (3) efektivitas dan efisiensi operasi.
Defenisi yang diberikan American Institute of Certified Public Accountants
Pengendalian Internal meliputi koordinasian struktur organisasi dan semua cara serta alat yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk : (1) Mengamankan harta perusahaan (2) Meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi (3) Meningkatkan efesiensi operasi (4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Pengertian pengendalian intern yang dijelaskan dalam Lamp. SE No.5/22/DPNP
tanggal 29 September 2003 adalah:
Suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna (1)menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank (2) menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat (3)meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku (4)mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian (5)meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
2.1.2 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “Audit” ( 2002 : 180 ) adalah:
“Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam
pencapaian tiga golongan tujuan : (1) Keandalan informasi, (2) Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku, (3) Efektifitas dan efisiensi operasi”.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2000: 208) dalam bukunya “Akuntansi
Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” bahwa tujuan pengendalian internal adalah
sebagai berikut : “(1) Memastikan bahwa organisasi beroperasi secara efektif dan
Efisisen (2) Menghasilkan informasi keuangan yang terandalkan (3) Sejalan dengan
Jadi dapat dikatakan bahwa pengendalian internal yang diterapkan pada
perusahaan bertujuan agar para manajemen dan pemilik perusahaan mengetahui
keefektifan operasional sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat memantau
kegiatan keuangan dengan benar.
2.1.3 Unsur Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Auditing” ( 2002 : 183 ), menyebutkan
unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut:
(1) Lingkungan pengendalian
(2) Penetapan risiko
(3) Aktivitas pengendalian
(4) Informasi dan komunikasi akuntansi
(5) Pemantauan.
Pengendalian intern juga dijelaskan dalam buku “Standar Profesional Akuntan
Publik” ( 2001 : 319.2 ) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang
mengemukakan bahwa :
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Lingkungan pengendalian merupakan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan kedisiplinan dalam sebuah struktur.
b) Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
c) Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu serta menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d) Informasi dan komunikasi akuntansi adalah pengidentifikasian,
penangkapan, pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang melaksanakan tanggungjawabnya masing-masing.
e) Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu”.
2.2 Bank
Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat penghimpunan dan
penyimpanan dana masyarakat dalam bentuk tabungan. Bank juga memfasilitasi
penyaluran dana kembali dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Untuk lebih jelasnya,
akan dijabarkan dalam Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998, yang diterbitkan
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yaitu : “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Dalam
Undang-Undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 dapat diketahui jenis-jenis bank dari berbagai
segi, yaitu :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya
BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank
ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah.
b. Bank milik swasta nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta
nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta.
Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan
yang bebadan hukum koperasi.
d. Bank milik asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang berada diluar negeri, baik
milik swasta asing maupun pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki
oleh pihak asing.
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara
Indonesia.
3. Dilihat dari Segi Status a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri, atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
4. Dilihat dari Cara Menentukan Harga a. Bank berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
Adalah bank yang dalam mencari keuntungan berdasarkan prinsip konvensional
yaitu :
- Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk sinpanan dan pinjaman
(kredit)
- Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menerapkan berbagai biaya
dalam nominal dan presentase tertentu.
b. Bank berdasarkan prinsip syariah (Islam)
Adalah bank yang dalam mencari keuntungan berdasarkan pada prinsip syariah
adalah sebagai berikut :
- Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
- Pembiayaan berdasarkan prinsip pernyataan modal
- Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
- Pembiayaan modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau dengan adanya
pilihan dengan pemondalan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain.
Pengertian prisnsip syariah dalam undang-undang republik Indonesia No. 21
tahun 2008 Bab 1 Pasal 1 ayat 13 menyebutkan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
2.3 Efektivitas Pemberian Produk Pembiayaan
2.3.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas pemberian kredit atau pembiayaan dalam perbankan menjadi salah
satu hal yang perlu dicermati. Jika kredit yang diberikan tidak berdasar prinsip
kehati-hatian maka akan mempengaruhi kesehatan bank nantinya. Di bawah ini akan
dijabarkan beberapa pendapat tentang efektivitas.
Pengertian efektivitas menurut Agoes Sukrisno dalam bukunya “Auditing”
(2004:182) adalah : “Perbandingan masukan antara keluaran dalam berbagai kegiatan
sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan baik ditinjau dari kualitas (volume)
hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan” .
Pendapat lain menurut Abdul Halim dalam bukunya Sistem Pengendalian
Manajemen (2004:3) adalah : “Hubungan antara output dengan pusat pertanggung
jawaban, semakin besar kontribusi output terhadap tujuannya, maka semakin efektif
2.3.2 Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu aktivitas bank syariah berupa kredit atau
pendanaan yang diberikan sesuai ketentuan dan kesepakatan yang telah diketahui dan
di setujui bersama.
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 : “Pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.”
Menurut M. Syafii Antonio. (2001 : 160), “Pembiayaan adalah pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan
defisit unit”. Menurut Muhammad (2002 : 91), dalam bukunnya “Manajemen Bank
Syariah”, produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu:
1. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli ( Ba’i )
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (Transfer Of Property) Tingkat keuntungan ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan yakni sebagai berikut:
a. Pembiayaan Murabahah b. Pembiayaan Salam c. Pembiayaan Istisnah
2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksi adalah jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah.
3. Prinsip Bagi Hasil
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut :
1) Pembiayaan Musyarakah 2) Pembiayaan Mudharabah 4. Pembiayaan Dengan Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan akad
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi di
tujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, meskipun tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta
pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Adapun
jenis-jenis akad pelengkap ini adalah sebagai berikut:
1) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang)
2) Rahn (Gadai)
3) Qardh
4) Wakalah (Perwakilan)
5) Kafalah (Garansi Bank)
Sedangkan menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal,
a. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti
luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan,
maupun investasi.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal
berikut:
1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
(a)peningkatan produksi dan (b)untuk keperluan perdagangan atau
peningkatan utilityof place dari suatu barang.
2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
b. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan yang dipergunakan untuk memenuhi konsumsi, yang akan habis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
2.3.3 Unsur-Unsur Pengendalian Internal Kredit
Untuk mencapai tujuan pengendalian, khususnya pengendalian internal
pemberian kredit atau produk pembiayaan pada bank syariah, ada unsur tertentu yang
secara spesifik dirinci berdasarkan proses berjalannya. Unsur-unsur pengendalian
a. Personil yang kompeten dan dapat dipercaya
Pada saat permohonan, personil harus tahu syarat dan data yang harus
dipenuhi oleh nasabah, serta jenis-jenis fasilitas yang disediakan oleh bank.
Pada saat proses, personil punya kemampuan menganalisa kredit dan mampu
bersikap jujur dan obyektif.
Pada saat penarikan, personil mempunyai pengetahuan yuridis mengenai
pengikatan dan penguasaan jaminan kredit.
Pada saat monitoring, personil mampu dan mengerti untuk memahami laporan
usaha nasabah, serta punya inisiatif bila menemukan hal-hal yang
menyimpang dari yang disyaratkan oleh bank.
b. Adanya pemisahan tugas
Pada saat permohonan, petugas penilai jaminan bebeda dengan petugas
analisis kredit.
Pada saat proses, hasil analisis kredit dinilai kembali oleh pejabat bank yang
lebih tinggi.
Pada saat penarikan, pejabat bank yang melakukan persetujuan atas penarikan
kredit berbeda dengan petugas bank yang melaksanakannya.
Pada saat monitoring, petugas bank yang mengelola rekening aktif nasabah
c. Prosedur otorisasi yang tepat
Pada saat permohonan, prosedur permohonan kredit dipenuhi melalui proses
dalam organisasi bank tersebut.
Pada saat proses, petugas memperhatikan adanya wewenang pemutusan kredit
dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh bank.
Pada saat penarikan, hanya pejabat bank yang berwenang yang dapat
memberikan otorisasi dalam penarikan atas kredit nasabah.
Pada saat monitoring, petugas bagian kredit memperhatikan catatan dari
pejabat bank pada laporan nasabah.
d. Dokumen dan catatan yang memadai
Pada saat permohonan, kelengkapan data permohonan kredit dari nasabah
serta informasi lainnya dicatat.
Pada saat proses, analisa berdasarkan informasi dan data selengkap mungkin.
Pada saat penarikan, kelengkapan atau standarisasi atas kelengkapan
dokumen-dokumen warkat-warkat bank serta perangkat kerja administrasi
bank.
Pada saat monitoring, file perkreditan terpelihara yang meliputi data mengenai
nasabah.
e. Kontrol fisik aktiva dan catatan
Pasaat permohonan, pemeriksaan di tempat (on the spot) atas usaha nasabah
maupun jaminan kredit.
Pada saat penarikan, penarikan kredit memperhatikan kebutuhan keuangan
nasabah serta dokumen yang dititipkan oleh nasabah disimpan dengan baik.
Pada saat monitoring, diadakan pemeriksaan on the spot secara teratur atas
usaha nasabah serta diadakan pengecekan ulang atas laporan nasabah dengan
pemeriksaan di tempat.
f. Pemeriksaan pekerjaan secara independen
Untuk memastikan berfungsi sistem pengendalian dalam kegiatan perkreditan,
maka perlu adanya pemeriksaan yang bersifat independen yang dilakukan oleh
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
2.3.4 Prinsip-Prinsip Kredit
Setiap pemberian kredit atau pembiayaan diperlukan pertimbangan dan
kehati-hatian agar kepercayaan sebagai salah satu unsur utama pemberian kredit atau
pembiayaan dapat terwujud, sehingga tepat sasaran dan terjamin pengembaliannya
tersebut tepat waktu sesuai perjanjian. Rachmat Firdaus dalam “Manajemen
Perkreditan Bank Umum” (2004;83) menjelaskan “Tiga macam konsep tentang
prinsip pemberian kredit bank adalah sebagai berikut, prinsip 5C, prinsip 5P dan
prinsip 3R.”
a. Character
Penilaian character nasabah cukup kompleks karena berkaitan dengan watak dan
perilaku seseorang secara individu atau kelompok. Pejabat bank yang bertugas
melakukan penilaian karakter debitur perlu memperhatikan sifat-sifat sebagai
berikut: kejujuran, kecerdasan, kebiasaan-kebiasaan, hingga temperamental yang
berlebihan dan sebagainya. Informasi yang juga perlu diketahui adalah apakah
calon debitur masuk dalam daftar hitam atau Daftar Orang Tercela (DOT).
b. Capacity
Berkaitan dengan kemampuan debitur mengelola usahanya secara sehat dan
memperoleh laba sesuai yang diperkirakan, penilaian kemampuan tersebut perlu
agar diketahui sejauh mana debitur dapat membayar kewajibannya tepat waktu
sesuai perjanjian kredit.
c. Capital
Penilaian modal perlu dilakukan agar diketahui apakah debitur memiliki modal
yang memadai dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan usahanya.
d. Collateral
Barang jaminan yang diserahkan debitur sebagai jaminan kredit bank perlu dinilai
untuk mengetahui sejauh mana jaminan atau agunan tersebut menutupi risiko
e. Condition of economy
Terkait keadaan ekonomi yang suatu saat dapat secara langsung mempengaruhi
kegiatan usaha debitur maka prinsip ini juga perlu diperhatikan.
Kemudian penilaian kredit dengan metode 5P adalah sebagai berikut :
1. Party
klasifikasi nasabah ke dalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, dan
karakter. Sehingga nasabah akan mendapat fasilitas yang berbeda dari bank.
2. Purpose
Bermacam-macam tujuan pengambilan kredit sesuai dengan kebutuhan sehingga
perlu diketahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk jenis kredit
yang diinginkan.
3. Payment
Merupakan ukuran tingkat pengembalian kredit atau pembiayaan yang telah
diambil dan darimana sumber dana dalam mengembalikan kredit, yang jika
semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
4. Profitability
Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam menghasilkan laba yang
diukur dari setiap periode apakah tetap sama atau semakin meningkat, sesuai
5. Protection
Mengetaui bagaimana menjaga usaha dan jaminan serta mendapatkan
perlindungan, apakah berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
Ada pula prinsip 3R yaitu :
1. Return/Returning (hasil yang dicapai)
Return dimaksudkan berupa penilaian atas hasil yang akan dicapai debitur
setelah dibantu oleh bank apakah hasil tersebut dapat untuk menutup
pinjaman serta kemungkinan usahanya berkembang atau tidak. Return dapat
pula diartikan keuntungan yang diperoleh bank apabila memberikan kredit
kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)
Bank harus menilai calon debitur seberapa besar tingkat pembayaran kembali
pinjaman sesuai dan apakah kredit harus diangsur atau dilunasi sekaligus
diakhir periode.
3. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung resiko)
Bank harus menilai sejauh mana debitur mampu menanggung risiko
kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Secara umum tahapan-tahapan/ prosedur pemberian kredit atau pembiayaan
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini calon debitur mengajukan permohonan kredit yang dituangkan
dalam suatu proposal. Kemudian dilampirkan dengan berkas lain yang
dibutuhkan.
a. Pengajuan proposal hendaknya berisi
- Latar belakang perusahaan, seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis
bidang usaha, identitas perusahaan, dan lain-lain.
- Maksud dan tujuan
- Besarnya kredit dan jangka waktu
- Cara pengembalian permohonan kredit
- Jaminan kredit
b. Melampirkan dokumen yang meliputi foto kopi
- Akte notasris digunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT atau
Yayasan.
- T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan), merupakan tanda daftar perusahaan
yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
- N.P.W.P (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- Neraca dan laporan laba rugi tiga tahun terakhir
- Bukti diri dari pimpinan perusahaan
- Foto kopi dan sertifikat jaminan
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap
atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila
sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut,
maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara awal
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam. Tujuanya adalah untuk menyakinkan bank apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang diinginkan bank.
4. On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau bebagai obyek
yang dijadikan usaha atau jaminan.kemudian hasilnya dicocockan dengan hasil
wawancara I.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas-berkas, jika mungkin ada kekurangan pada
saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapakan administrasinya dan jika
7. Penandatanganan perjanjian kredit
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit,
mengikat jaminan dengan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
Penandatangan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau
dengan melalui notaris
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluran kredit
Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu
secara sekaligus atau secara bertahap
2.4 Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Produk Pembiayaan
Untuk menjaga kekayaan perusahaan, serta tersedianya informasi baik keuangan
maupun manajemen yang memadai, dan mencegah terjadinya kecurangan dalam
aktivitas pembiayaan khususnya, maka disinilah pengendalian internal mempunyai
peran penting. Bank yang baik tentu akan berupaya menerapkan pengendalian
pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi, dan
pemantauan. Dengan menggunakan prinsip umum perkreditan yang juga diterapkan
untuk pembiayaan syariah yakni 5C dan 5P seperti yang sudah dijabarkan di atas,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan Jalan
Balai Kota No. 10 D-E, Medan. Penulis memilih Bank Muamalat sebagai tempat
penelitian karena Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia. Dan
untuk wilayah Medan, Bank Muamalat Medan Balai Kota merupakan pusatnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan mulai dari Mei 2013
sampai Juni 2013.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif analitis. Menurut Sujoko Efferin (2004:9) metode deskriptif adalah
“Metode yang digunakan untuk memberi gambaran tentang detail-detail sebuah
situasi lingkungan sosial atau hubungan.”
Sedangkan pengertian dari metode deskriptif analitik menurut Moh. Nasir
(2003:71) adalah “Penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, metode
yang dipergunakan dalam pengumpulan data meliputi penelitian lapangan (field
research) berupa:
a. Wawancara (interview) kepada bagian operasional mengenai pemeriksaan
yang dilakukan terhadap sistem pengendalian pemberian produk pembiayaan
pada Bank Muamalat Medan Balai Kota.
b. Daftar pertanyaan (questionairre) yang diajukan kepada pegawai di kantor
pusat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.
2 . Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah, bersumber baik dari perusahaan
yang diteliti, maupun buku-buku, literature dan sumber kepustakaan yang
mendukung penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh berasal dari:
a. Internal perusahaan, berupa uraian struktur organisasi, uraian tugas
masing-masing bagian pada struktur organisasi, serta uraian penyaluran pembiayaan.
b. Eksternal perusahaan, berupa publikasi pada web, artikel, buku-buku, dan
sumber kepustakaan terkait.
3.3.1 Penentuan Responden dan Kuesioner
Berdasarkan topik yang dipilih, reponden dalam penelitian ini adalah personil
yang berkaitan dengan pengendalian internal dalam sistem pemberian produk
pembiayaan, baik frontliner maupun backoffice.
Adapun kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari dua
1. Pertanyaan umum
Pertanyaan ini menyangkut identitas umum responden, seperti: nama, usia, jabatan,
dan lama kerja. Kemungkinan jawaban tidak ditentukan, karena responden bebas
memberikan jawaban.
2. Pertanyaan khusus
Pertanyaan berhubungan dengan peranan pengendalian internal dalam menunjang
efektivitas sistem pemberian produk pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dalam
pertanyaan tertutup yang jawabannya sudah ditentukan dan responden tidak diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban lain.
3.3.2 Operasionalisasi Variabel
Agar penulisan skripsi lebih terarah, maka terlebih dahulu ditentukan variabel yang
diteliti. Setelah mengemukakan variabel penelitian, selanjutnya penulis merumuskan
hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel. Dalam skripsi ini, ditetapkan dua variabel
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini bebas mempengaruhi variabel lainnya. Berdasarkan pemahaman penulis
atas konsep topik, maka ditetapkan variabel bebas yaitu peranan pengendalian
internal. Adanya komponen pengendalian yang efektif maka pencapaian tujuan
pengendalian internal perusahaan akan mendorong kelancaran kegiatan pembiayaan.
Variabel tersebut mempunyai indikator-indikator antara lain:
b. Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
c. Risk Assessment (Penaksiran Risiko)
d. Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
e. Monitoring on Performance (Pemantauan)
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan pemahaman penulis
atas konsep skripsi, maka ditetapkan variabel terikat yaitu efektivitas sistem
pemberian produk pembiayaan, yaitu tingkat kesesuaian pelaksanaan sistem
pemberian produk pembiayaan dengan indikator pelaksanaan yang efektif. Hal ini
dilakukan agar kekayaan dapat terjaga dan menghasilkan tujuan yang diharapkan.
Variabel tersebut mempunyai indikator:
a. Sistem pemberian produk pembiayaan sesuai dengan prinsip, prosedur-prosedur
serta ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Adanya jaminan/agunan yang sesuai sebagai salah satu keamanan pembiayaan.
c. Adanya perjanjian pengembalian pembiayaan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
d. Kesesuaian kredit dengan peruntukkannya.
Tipe hubungan kedua variabel di atas adalah hubungan timbal balik. Namun dalam
skripsi ini, ditetapkan bahwa variabel bebas akan mempengaruhi variabel terikat.
Penetapan ini dilakukan berdasarkan pemahaman atas konsep teori pada tinjauan pustaka.
Adapun sumber pertanyaan pada setiap variabel kuesioner:
Bank oleh Bank Indonesia
- Variabel dependen diolah dari buku audit bank.
3.3.3 Variabel dan Skala Pengukuran
Sebelum menyusun daftar pertanyaan kuesioner, variabel dan indikator yang
diukur harus ditetapkan terlebih dahulu. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah
untuk mengurutkan responden dalam urutan ranking atas dasar sikap terhadap peranan
pengendalian internal dalam menunjang efektivitas sistem pemberian produk pembiayaan.
Tabel 3.1
Indikator Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
a. Lingkungan Pengendalian
- Pengadaan kebijakan
tanggungjawab.
b. Penaksiran Risiko
- Rencana dan pelaksanaan
produk/aktivitas baru.
- Kerjasama antara kontrol
internal dan staf lain.
- Laju pertumbuhan yang
pesat.
- Teknologi baru.
- Perubahan struktur.
c. Aktivitas Pengendalian
- Sistem kontrol dalam
setiap kegiatan.
- Diskusi kebijakan
pengendalian bersama
karyawan.
- Evaluasi target dengan
realisasi.
- Pengendalian fisik atas
aktiva dan catatan.
d. Informasi dan Komunikasi
- Tersedianya informasi
eksternal dan internal
untuk suatu laporan.
- Tersedianya informasi
yang memadai dan tepat
waktu.
- Pemantauan keamanan
terhadap sistem
informasi.
- Tersedianya back up.
e. Pemantauan
- Pemantauan terstruktur.
- Pelaporan rutin kegiatan
operasional.
Sistem pemberian kredit atau
pembiayaan yang efektif
- Bank memiliki manual of
operation bidang kredit/
pembiayaan.
- Batasan wewenang.
- Mutasi teratur.
- Perencanaan anggaran kredit/
pembiayaan oleh dewan
bank.
- Terdapat indikator bonafide
untuk nasabah.
- Kelengkapan berkas
pendukung pemberian kredit/
pembiayaan.
- Adanya bank to bank
information.
- Standar penilaian jaminan.
- Arsip dan dokumentasi yang
sistematis.
- Penilaian KAP terhadap
debitur perusahaan.
- Adanya perjanjian kredit/
pembiayaan.
- Pantauan dan review ke
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif Kualitatif
Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, selanjutnya dianalisis berdasarkan
metode yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk menguji sejauh mana
peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas sistem pemberian
produk pembiayaan.
b. Analisis Statistik
Pengujian dilakukan dengan melakukan evaluasi hasil jawaban responden dalam
kuesioner. Hasil jawaban responden akan disajikan dalam tabel yang selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis. Adapun langkah dalam analisis pengujian
hipotesis ini adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan kuesioner tertulis kepada seluruh responden yang dalam hal ini
seluruh karyawan pada kantor tersebut yang dianggap mewakili topik yang
berhubungan dengan pelaksanaan pengendalian internal dan sistem pemberian
produk pembiayaan.
Pertanyaan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertanyaan umum mengenai
identitas responden, dan pertanyaan khusus yang berhubungan dengan
peranan pengendalian internal yang efektif dan efektivitas sistem pemberian
produk pembiayaan.
3 . Mengelompokkan jawaban berdasarkan pilihan jawaban. Dimana seluruh
jawaban responden atas pertanyaan khusus berupa peranan pengendalian
internal dihitung jumlah jawaban "Ya", "Ragu-ragu/ Tidak tahu", dan "Tidak".
Demikian juga untuk pertanyaan khusus tentang efektivitas sistem pemberian
produk pembiayaan, dihitung jumlah jawaban "Ya", "Ragu-ragu/ tidak tahu",
dan "Tidak".
Selanjutnya untuk setiap jawaban akan diberikan nilai sebagai berikut, jika
jawaban "Ya" nilainya 3, "Ragu-ragu" nilainya 2, dan. "Tidak” nilainya 1.
4 . Menghitung jumlah jawaban "Ya" dan jumlah pertanyaan untuk setiap
kelompok.
5 . Memasukkan jumlah jawaban "Ya" dan jumlah pertanyaan ke dalam rumus
skor ideal :
6 . Menghitung besarnya presentase jawaban "Ya" pada kuesioner untuk setiap
kelompok pertanyaan. Hasil perhitungan sehubungan dengan hipotesis,
diimplementatasikan menurut Champion (1991: 302) yaitu:
1) 0% - 25% No Association or Low Association (Weak
association)
2) 26% - 50% Moderately Low Association
3) 51% - 75% Moderately High Association
Sesuai dengan topik penelitian, penulis melakukan penjabaran sebagai berikut:
1. Untuk pelaksanaan pengendalian internal yang efektif :
0 % - 25 % berarti pengendalian internal tidak efektif.
26 % - 50 % berarti pengendalian internal kurang efektif
51 % - 75 % berarti pengendalian internal cukup efektif
76 % - 100% berarti pengendalian internal sangat efektif.
2. Untuk efektitivitas sistem pemberian produk pembiayaan:
0% - 25% berarti sistem pemberian produk pembiayaan tidak efektif.
26% - 50% berarti sistem pemberian produk pembiayaan kurang efektif
51% - 75% berarti sistem pemberian produk pembiayaan cukup efektif
76% - 100% berarti sistem pemberian produk pembiayaan sangat efektif
3. Untuk mengetahui peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas
sistem pemberian produk pembiayaan:
0% - 25% berarti pengendalian internal tidak berperan atau sangat sedikit
berperan dalam menunjang efektivitas sistem pemberian
produk pembiayaan.
26% - 50% berarti pengendalian internal sedikit berperan dalam
menunjang efektivitas sistem pemberian produk pembiayaan.
51% - 75% berarti pengendalian internal cukup berperan dalam menunjang
efektivitas sistem pemberian produk pembiayaan.
efektivitas sistem pemberian produk pembiayaan.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penyusunan penelitian skripsi ini,
yaitu "Pengendalian internal berperan dalam menunjang efektivitas sistem pemberian
produk pembiayaan”, maka hipotesis tersebut perlu di uji dengan penyelesaian
sebagai berikut:
a. Jika hasil jawaban variabel independen yaitu peranan pengendalian internal
dengan angka 75 % - 100 %,
b. Jika hasil jawaban variabel dependen, yaitu efektivitas sistem pemberian produk
pembiayaan dengan angka 75 % - 100 %.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1
Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei
1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga
menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan
senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor,
diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka
Pada akhir tahun 1990an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat
pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai
lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai
titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal
yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB)
yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB
secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya,
kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh
tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,
Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya
dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan
syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan.
Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi
diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana
kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal
sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong
hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru
Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv)
peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi
agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan
menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat
pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat
Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah
melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung
pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh
Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan
satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama
dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga
layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank
Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan
perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan
aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi
oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat
Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic
Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai
The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia
(Hong Kong).
4.1.2 Visi Misi dan Tujuan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Visi
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi
di pasar rasional.
Misi
Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan
pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang
inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder.
Tujuan
Tujuan dari Bank Muamalat Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga
kesenjangan sosial ekonomi dapat berkurang dan dengan demikian pembangunan
nasional dapat terus dilestarikan.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, terutama
masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank, karena masih banyak yang
menganggap bahwa bunga bank itu riba.
3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan
efisiensi dan keadilan, maupun meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga
menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat.
4. Ikhtisar ini akan sekaligus mendidik dan membimbing masyarakat untuk
berpikir secara ekonomis, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup
mereka.
Dalam anggaran dasar Bank Muamalat Indonesia, maksud dan tujuan perseroan
adalah menyelenggarakan usaha perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan
syariah Islam.
a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan pada masyarakat berhubungan
dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercaya.
b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi
maupun modal kerja, termasuk pula kegiatan usaha jual beli.
c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim
dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.
Guna menciptakan lingkungan kerja yang terorganisir, perlu adanya sistem
struktur rencana kerja yang terarah agar pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan
bidang kerjanya. Struktur organisasi yang jelas, akan menciptakan suatu ketegasan
terhadap pembatasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi masing-masing
bagian mulai dari pimpinan hingga bawahannya. Dengan adanya pembatasan
tersebut, maka setiap bagian akan dapat melaksanakan tugasnya dengan teratur.
Struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Medan dapat
dilihat pada uraian tugas berikut,
Uraian Tugas
1. Manajer Bisnis
Sebagai manajer bisnis memiliki tugas membawahi seluruh bagian yang ada dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang menyangkut perkembangan dan
kelangsungan hidup banknya serta yang terpenting adalah menetapkan berbagai
kebijakan-kebijakan dan pengambilan keputusan-keputusan demi kemajuan Bank
Muamalat Indonesia Cabang Medan.
2. Manajer Operasional
Tugas :
a. Mengkoordinasikan pekerjaan dan staff di area customer service, kas dan penata
b. Menekan tingkat kesalahan pada titik nol, melalui review, pengarahan dan
pemberian training dengan mengacu pada prosedur.
c. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan sesama karyawan, atasan dan
bagian lainnya.
d. Menciptakan sistem pendukung operasional yang tangguh sehingga mampu
memberikan pelayanan yang cepat, aman dan memuaskan bagi nasabah.
e. Mengatasi permasalahan yang terjadi di area operasional dengan mengacu pada
prosedur.
f. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional cabang.
Bertanggungjawab terhadap berbagai bentuk laporan, seperti transaksi harian,
rekening nasabah dan neraca.
3. Residence auditor
Tugas :
a. Melakukan pengecekan atas kebenaran dan kelengkapan
b. Bertanggungjawab melaporkan hasil temuan zero defect ke kantor pusat sebulan
sekali.
c. Melakukan cash count di teller dan ruang main vault sebulan sekali.
e. Memastikan pelaksanaan tugas-tugas di bagian operasi sesuai prosedur yang
berlaku.
f. Bertanggungjawab melakukan pemeriksaan ulang secara random terhadap data
pada statement rekening Koran sebelum dikirim dan dibuat laporan berita acara
pemeriksaannya.
g. Memeriksa dan mem-filing proof sheet si seluruh bagian.
4. Umum dan Personalia
Tugas :
a. Tugas umumnya adalah melaksanakan aktivitas pemasaran pada umumnya sesuai
dengan kebutuhan calon nasabah dalam memasarkan produk dan jasa non bank
berikut pengawan dan pelayanan nasabah.
b. Tugas hariannya adalah melayani segala pembelian kebutuhan dan keperluan
kantor serta pencatatan transaksi yang dilakukan dengan bagian yang terkait,
melakukan penginputan dan pembebanan biaya yang terjadi dalam aktivitas
sehari-hari dan biaya-biaya transaksi yang terkait dengan Rekening Antar Bagian
Umum, melakukan pemeriksaan terhadap laporan security setiap awal hari kerja,
memeriksa kesiapan dan keberadaan kendaran kantor setiap hari kerja, melakukan
perusahaan sehari-hari, melakukan koordinasi dengan jajaran non banking bila
dianggap perlu, melakukan pengawasn terhadap kondisi kebersihan kantor,
mem-back up semua bagian dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, mengontrol
penggunaan fasilitas kantor yang ada dengan pihak-pihak yang terkait dan upaya
efisiensinya, bertanggungjawab untuk menyimpan dan mengadministrasikan
catatan persediaan kartu ATM dan melakukan tugas yang diinstruksikan langsung
Manajer Operasional dalam kaitannya dengan sarana logistik.
c. Tugas mingguannya adalah melakukan pengecekan terhadap kondisi gedung
kantor baik gedung kantor cabang dan kantor kas, melakukan pengecekan
terhadap security pada pelaksanaan tugas malam hari, memastikan bahwa alarm
kantor berfungsi dengan baik, memastikan sistem CCTV berfungsi dengan baik,
melakukan pengecekan terhadap seluruh jaringan komputer dan komunikasi
dalam keadaan baik dan aman, melakukan perawatan terhadap peralatan kantor
yang tiba masa perawatannya, melakukan kontrol dan perawatan terhadap kantor
secara mendetail, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan yang telah
dipakai, melakukan pembebanan pengadaan persediaan barang dan ATK yang
stoknya telah menipis dan melakukan administrasi stok materai ke Kantor Pos
dalam hal persediaan materai tempel menipis.
d. Tugas bulanannya adalah melakukan respon atas RAK, baik dari pusat maupun
kantor cabang lainnya, melakukan pembayaran listrik, telepon dan air untuk
pembebanan dalam biaya-biaya rutin dalam operasional perusahaan, melakukan
maintenance/arsip uang muka biaya, melakukan pembebanan ATK dan barang
cetakan sekaligus melakukan penghitungan secara menyeluruh dan pencatatan
barang yang kurang, meminta penyelesaian uang muka kepada seluruh bagian
yang terkait, membuat laporan proofsheet untuk beberapa sub-sub ledger tertentu
yang telah direkomendasikan oleh Manajer Operasional dan penanggungjawab
ATM.
5. Support Pembiayaan
Tugas :
a. Tugas hariannya adalah proses droping seluruh segmentasi, menerima,
menyimpan, mengeluarkan file pembiayaan dan dokumentasi dari loan document
dan safe keeping, memperbaharui file pembiayaan dari loan document dan safe
recorder, penanggungjawab dokumen pembiayaan cabang, pembantu tugas harian
Saksi Legal dan sebagai sekretaris.
b. Tugas bulanannya adalah membuat laporan Realisasi Droping, membuat laporan
Loan Document dan Safe Keeping, membuat laporan Reminder Sertifikat Jatuh
Tempo, membuat laporan Nominatif Pembiayaan, membuat dan mengirim LPBU
(SIK) ke Bank Indonesia.
6. Sekretaris
a. Tugas pokoknya adalah membantu keperluan administrasi Business Manager,
mempersiapkan surat-menyurat intern dan ekstern kantor cabang, menerima dan
filing surat-surat dari pihak ekstern, mengatur jadwal kegiatan Business Manager.
Memonitor surat/memo masuk yang belum di follow up.
b. Tugas mingguannya adalah mencatat hasil agenda rapat cabang atau atas
permintaan Business Manager.
c. Tugas bulanannya adalah me-review surat-surat intern maupun ekstern.
7. Customer Service
Tugas :
a. Melayani nasabah dalam aplikasi pembukaan dan penutupan (tabungan, giro,
deposito)
b. b. Melayani dan menyelesaikan keluhan nasabah dengan segera dan benar.
8. Teller
Tugas :
Melayani penyetoran dan pembayaran tunai sehubungan transaksi.
Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan pembayaran
Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan
pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian.
9. Personalia Back Office Tugas :
a. Checker seluruh transaski dan otorisasi transaksi harian back office/devisa
dengan limit maksimum sebesar Rp. 150.000.000.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah
c. Bertanggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar berjalan dengan baik
4.3 Jenis-jenis Pembiayaan yang Disalurkan
Berikut adalah jenis-jenis pembiayan, beberapa penjabaran dibawah ini mewakili
pembiayaan yang disalurkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan
1. Pembiayaan Konsumtif
1) Pembiayaan Hunian Syariah
Pembiayaan Hunian Syariah adalah produk pembiayaan yang akan membantu
Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios
maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain.