• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA

SISWA KELAS III MI HIDAYATUL ATHFAL DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ROSIANAH NIM 1811018300061

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

 Dan masing-masing orang ada tingkatannya/derajatnya ( sesuai ) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Q.S Al Anam : 132)

 Niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT disetiap langkah kehidupanmu. (Peneliti)

 Orang tua adalah orang terkasih yang selalu mendoakan untuk kebaikan kita (Peneliti)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Bapak dan Ummi tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat dan doa untuk saya.

 Suami dan Anakku tercinta Rima Lutfiana yang selalu sabar serta tiada kenal lelah memberikan dorongan dan motivasi.

(7)

vi

SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS III MI HIDAYATUL ATHFAL DEPOK. Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Latar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok. Selain itu, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Dari latar belakang tersebut, disusun rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS pada MI Hidayatul Athfal Depok melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing ?” Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok tahun ajaran 2013/2014 sejumlah 24 orang siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III, guru kelas, dan data dokumen. Data yang dihimpun merupakan data kualitatif yakni aktivitas belajar siswa, dan data kuantitatif mencakup hasil belajar siswa, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar klasikal. Teknik pengumpulan data berupa tes dan non tes yang meliputi pengamatan dan dokumentasi. Alat pengumpul data berupa tes dan lembar pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebesar 71% dengan rata-rata kelas 72,08. Sementara itu, aktivitas belajar siswa memperoleh nilai 65,83%. Dengan hasil yang diperoleh, peneliti belum dapat memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan perbaikan di siklus II supaya hasil penelitian dapat meningkat. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 83,33% dengan rata-rata kelas 77,71. Aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 78,31%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah kepada baginda Rasullulloh junjungan yang mulia Nabi Muhammad

Shallalahu‘alaihiwassallam keluarga serta sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat yang dilakukan dengan melakukan tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS III MI HIDAYATUL ATHFAL DEPOK”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan agar dapat memperbaiki segala kekurangan dalam penelitian maupun penulisannya.

Pada saat proses pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian maupun penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(9)

viii

4. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd., Pembimbing skripsi yang telah mengoreksi, memberi masukan dan saran dengan sabar dan tekun dalam upaya menyelesaikan dan memperbaiki naskah skripsi ini.

5. Bapak dan Umi tercinta yang selalu mendukung dan memberi bantuan baik moril maupun materil.

6. Suami dan anakku Rima Lutfiana buah hatiku tercinta, terimakasih atas kesabaran dan do’a yang selalu menyertai setiap langkahku.

7. Kakak, adik, dan keponakanku tercinta, yang selalu memacu semangat agar maju dan selalu siap membantu .

8. Bapak Komarudin SPd.I selaku Kepala Sekolah MI Hidayatul Athfal kota Depok, yang telah memberikan izin untuk penelitian.

9. Ibu Siti Rahmatiyah. selaku observer serta bapak/ibu pendidik dan tenaga kependidikan MI Hidayatul Athfal Curug kota Depok.

10. Teman-teman seperjuangan DMS-PGMI Kelas A-3.1 angkatan 2011.

Akhir kata, semoga kesabaran,bantuan, maupun dukungan yang telah mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada setiap orang yang membacanya.

Jakarta, 10 Mei 2015 Penyusun,

(10)

ix HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ……… i

SURAT PERNYATAAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL TINDAKAN ... 8

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 8

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 22

C. Hipotesis Tindakan... 24

BAB III. METODE PENELITIAN... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian... 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian... 34

E. Tahapan Intervensi Tindakan... 35

(11)

x

I. Teknik Pengumpulan Data... 41

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan... 43

K. Analisis Data dan Interpretasi Data... 44

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

A. Gambaran Umum Sekolah... 47

B. Deskripsi dan Analisa Data... 49

C. Pembahasan... 69

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 71

A. Kesimpulan... 71

B. Implikasi... 72

C. Saran... 73

DAFTAR PUSTAKA... 74

(12)

xi

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I... 39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II... 40

Tabel 3.4 Instrumen Observasi Persepsi Keantusiasan Siswa ... 41

Tabel 3.5 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa... 43

Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda………. 45

Tabel 4.1 Data Inventaris Sekolah MI Hidayatul Athfal... 48

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik dan Staf Sekolah MI Hidayatul Athfal... 49

Tabel 4.3 Observasi Awal Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS... 50

Tabel 4.4 Observasi Akhir Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS.... 51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS pada siswa kelas III di MI Hidayatul Athfal Curug Kota Depok pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014... 53

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 54

Tabel 4.7 Hasil Kegiatan Pre Test di Awal siklus Pada Pertemuan Pertama…... 55

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I... 57

Tabel 4.9 Data Perolehan Skor dan Penghargaan Kelompok di Siklus I……… 59

(13)

xii

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK Model John Elliot... 27

Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS... 51

Gambar 4.2 Grafik Gambaran Akhir Persepsi Siswa... 52

Gambar 4.3 Presentase Ketuntasan Pre-test………... 56

Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar keseluruhan Siklus I……….. 56

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Kegiatan Pre-test... 58

Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa (%)...... 64

Gambar 4.7 Diagram Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus II... 65

(14)

xiii

Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan 1……….. 76

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 2……….. 113

Lampiran 3 RPP Siklus II Pertemuan 1………. 114

Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 2………. 151

Lampiran 5 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Hidayatul Athfal….. 152

Lampiran 6 Daftar Kelompok Belajar Kelas III MI Hidayatul Athfal………... 153 Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa Selama Penelitian………... 161

Lampiran 8a Instrumen Soal Uji Coba……… 161

Lampiran 8b Lembar Jawaban Soal Uji Coba.………... 167

Lampiran 8c Daftar Nama dan Nilai Hasil penyelesaian Soal Uji Coba……….... 168 Lampiran 8d Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba……….. 173

Lampiran 8e Perhitungan Taraf Kesukaran ……….. 176

Lampiran 8f Hasil Analisis Instrumen Soal Uji Coba………. 178

Lampiran 9a Soal Pre-test………... 180

Lampiran 9b Lembar Jawaban Soal Pre-test………... 182

Lampiran 9c Kunci Jawaban Soal Pre-test………. 183

Lampiran 9d Daftar Nilai Hasil Pre-test………. 184

Lampiran 10a Soal Posttest Siklus I……….. 185

Lampiran 10b Kunci Jawaban Posttest Siklus I……… 187

Lampiran 10c Daftar Nilai Posttest Siklus I………. 188

Lampiran 11a Soal Posttest Siklus II……… 189

Lampiran 11b Kunci Jawaban Posttest Siklus II……….. 191

Lampiran 11c Daftar Nilai Posttest Siklus II……… 192

Lampiran 12a Curiculum Vite Peneliti………. 193

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan yang baik dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga dapat tercipta manusia-manusia yang dapat mengembangkan dan mewujudkan berbagai potensi yang ada pada dirinya serta dapat memanfaatkan kemampuannya tersebut untuk kemajuan dirinya sendiri dan terutama untuk kemajuan bangsanya.

Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas tentu saja harus didukung dengan pola dan penyelenggaraan sistem pendidikan yang baik dan berkualitas pula. Oleh karena itu tanggung jawab pendidikan bukan hanya berada pada pihak sekolah akan tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak.

Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkan permasalahan hidup individual maupun sosial. Praktek pendidikan hendaknya diselenggarakan dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan tetapi tetap mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) agar siswa aktif. Hal ini ditujukan supaya hasil belajar siswa meningkat.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di sekolah yang membahas tentang lingkungan dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terlepas dari hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975 sebagai salah satu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran supaya memberikan arti lebih bagi siswa sebagai peserta didik karena telah disederhanakan dan disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan peserta didik.

(16)

Keberadaan IPS sebagai mata pelajaran disekolah sudah tidak terbantahkan peranannya dalam kehidupan masyarakat terutama siswa karena adanya kebutuhan masyarakat dinegara berkembang seperti Indonesia guna menuju masyarakat yang maju dan beradab.

Menurut Trianto konsep IPS, yaitu (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan consensus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.1

Mata pelajaran IPS yang dipelajari selama ini pada umumnya menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional menempatkan siswa sebagai penerima informasi yang pasif bersifat teoritis dengan tujuan akhir nilai atau angka bukan kompetensi siswa. Pada pembelajaran konvensional pengetahuan yang didapat hasil rekonstruksi orang lain (guru) sehingga kebenarannya bersifat absolut dan final. Sedangkan hakekat dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bersifat dinamis dan mengikuti perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang bersifat dinamis sejalan dengan hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif khususnya tipe snowball throwing dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mempelajari mata pelajaran IPS.

Konsep strategi pembelajaran kooperatif menurut Masitoh dan Laksmi Dewi :

Pada strategi pembelajaran kooperatif guru bukan satu-satunya narasumber dalam proses belajar mengajar tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, mediator, stabilisator dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya

1

(17)

dimasyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar siswa akan semakin meningkat. 2

Ibrahim Muslim mengungkapkan tujuan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut: “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial”.3 Pada umumnya hasil belajar di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka. Angka

tersebut biasanya dicantumkan dalam deretan nilai berupa raport atau ijazah. Sedangkan menurut Wina Sanjaya, sistem pembelajaran kooperatif

mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) yang berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative insentive structure) yang merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Melalui struktur insentif kooperatif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok. 4

Ibrahim Muslim juga mengungkapkan, “ bahwa salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka”.5 Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif.

2

Masitoh, dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009), Cet. Pertama, h. 233.

3

Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya, UNESA-UNERVERSITY Kampus UNESA, 2001), Cet. Kedua, h. 7.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 242.

5

(18)

Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Dengan kata lain tujuan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa biasanya diidentifikasikan dalam bentuk nilai tes baik tes secara tertulis maupun tes secara lisan. Sedangkan pembelajaran IPS yang bersifat dinamis lebih menekankan kepada keaktifan siswa baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok belajar dan lain sebagainya.

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III B MI Hidayatul Athfal Curug Kecamatan Bojongsari Depok sebanyak 24 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas III B menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS selama ini cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan menghafal materi pelajaran. Siswa belum dibiasakan untuk melakukan pembelajaran dengan cara lain seperti dengan berkelompok atau grup dan dengan berbagai permainan lain yang menyenangkan.

Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru dan guru masih melakukan pembelajaran dengan model konvensional. Siswa dijadikan objek belajar dengan demikian siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Mereka menjadi siswa yang pasif dikarenakan mereka hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan mencatat, mendengarkan penjelasan guru, atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Kegiatan yang dilakukan tersebut cukup baik dan memang merupakan hal yang semestinya dilakukan siswa. Akan tetapi, guna menambah semangat siswa dalam belajar alangkah lebih baik apabila dilakukan beberapa permainan yang meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan bagi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(19)

pembelajaran IPS pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

karena dengan model tersebut dapat memacu partisipasi dan keaktifan siswa sehingga selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang pasif.

Pada model pembelajaran sebelumnya, komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar hanya berlangsung satu arah, dengan kata lain tidak ada timbal balik. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing diharapkan dapat terjalin hubungan timbal balik antara siswa dan guru baik dalam proses belajar maupun setelahnya yang diwujudkan dalam bentuk hasil belajar yang meningkat. Selain itu diharapkan kerja sama antar siswa dapat terjalin dengan baik. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, secara tidak langsung siswa diarahkan untuk lebih bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan membuktikan adanya apakah terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah, dengan memberi judul :

“Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas III MI Hidayatul Athfal Depok “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti mendefinisikan masalah sebagai berikut :.

1. Guru belum sepenuhnya menguasai metode pembelajaran IPS sehingga timbul kejenuhan dan menyebabkan sering terjadinya keributan didalam kelas.

2. Guru cenderung menggunakan metode yang monoton dalam pembelajaran IPS.

(20)

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan, maka untuk mempermudah penulisan skripsi agar menjadi lebih terarah peneliti membatasi masalah ini pada :

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

Dalam hal ini masalah diatas akan diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS pada MI Hidayatul Athfal Depok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok.

b. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan penyusunan skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

(21)

b. Bagi guru agar bisa lebih memahami dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(22)

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian, Prinsip Belajar & Tujuan Belajar

Menurut Suyono dan Hariyanto, “ belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”.1 Dapat diartikan dengan belajar yang diperoleh bukan hanya pengetahuan atau kompetensi akan diperoleh juga perubahan perilaku, sikap dan pribadi yang teguh. Berikut ini definisi belajar dari beberapa pakar pendidikan:

1)Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

2)Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3)Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of expirence. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). 4)Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arahan tertentu).

1

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. III, h. 9.

(23)

5)Geoch

Learning is change in perfomance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

6)Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a

result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). 2

Berdasarkan kutipan para pakar pendidikan belajar diatas dapat diartikan belajar merupakan perubahan perilaku berdasarkan dari proses dan merupakan hasil pengalaman bukan didapat dari secara alamiah.

Prinsip-prinsip atau asas dalam belajar menurut Suprijono adalah sebagai berikut :

1)Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri :

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b)Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d)Positif atau berakumulasi.

e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f) Permanen atau tetap.

g)Bertujuan dan terarah.

h)Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2)Belajar merupakan proses. Belajar sering terjadi karena terdorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, kontruktif, dan organik. Belajar merupakan kegiatan fungsional dari berbagai komponen belajar.

3)Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Dan menurut Walisman dan Somantri terdapat beberapa prinsip belajar, yaitu :1) Belajar harus berorientasi pada tujuan yang

2

(24)

jelas. Tujuan belajar yang jelas harus ditetapkan agar seseorang dapat menentukan arah dan tahap-tahap belajar yang harus dilalui untuk mencapai tujuannya. 2) Proses belajar yang akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis.Melalui problem/masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan di masyarakat, akan merangsang siswa berpikir untuk mengatasi masalah tersebut. 3) Belajar dengan permasalahan akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan. Hal ini akan lebih memungkinkan seseorang lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan hal-hal yang sudah dipelajari dan dimengerti. Sebaliknya belajar dengan hafalan hasilnya cenderung tampak dalam bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja dan siswa akan kurang bisa menerapkan mengembangkan menjadi suatu pemikiran yang baru yang lebih bermanfaat dan relevan dengan kehidupannya. 4) Belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi. Dengan belajar secara menyeluruh akan dapat melihat dan mengerti dengan jelas bagaimana bagian-bagian itu merupakan keseluruhan yang berhubungan dan membentuk satu keseluruhan secara bulat. 5) Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri. Berkaitan dengan pengertian yang telah diperoleh siswa dalam belajarnya berarti telah mampu menangkap intisari pelajaran yang telah dipelajarinya. 6) Belajar merupakan proses yang kontinu. Karena merupakan suatu proses maka belajar membutuhkan waktu. Pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak sekaligus. Oleh karena itu belajar harus dilakukan secara kontinu, jadwal yang teratur dan jumlah materi yang sesuai kemampuan. 3

Secara umum tujuan belajar yang diusahakan menurut Yudhi Munadi adalah untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan

3

(25)

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 4

b. Hasil Belajar

Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),

analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). 5

Maka berdasarkan pendapat Suprijono dan Bloom dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar didapat dengan proses dari berbagai kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

e. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana lingkup sasaran penilaian pendidikan mencakup tiga sasaran pokok yaitu : 1) Program pendidikan

Penilaian program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program, dan sarana pendidikan. 2) Proses belajar-mengajar. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan keterlaksanaan program belajar mengajar. 3) Hasil-hasil belajar. Penilaian Hasil-hasil belajar menyangkut Hasil-hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang. 6

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujun kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom.

4

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. IV, h. 188.

5

Suprijono, op. cit., h. 5.

6Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar

(26)

Menurut Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu :1) Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk tingkat tinggi. 2) Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik. Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. 7

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). 8

Model pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur intensif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk berkerja sama mencapai tujuan kelompok.

7Nana Sudjana, op. cit., h. 22. 8

(27)

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran, yaitu :

1)Hasil Belajar Akademik 2)Penerimaan Terhadap Keragaman 3)Pengembangan Keterampilan Sosial.9

Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada pembelajaran akademik berupa norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan memberikan tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberikan pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentangan hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.

Maka hasil belajar akademik merupakan hasil belajar yang didapat dengan cara menyelesaikan tugas-tugas akademik baik itu berupa test maupun nontest. Dan melalui pembelajaran kooperatif hasil belajar akademik diperoleh melalui tutor sebaya yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

9

(28)

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini mata penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak pekerjaan orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin, Abrani, dan Chambers berpendapat bahwa, “ belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif”.10

Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok saling membantu.

Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.

10

(29)

Karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut pendapat Masitoh dan Laksmi Dewi dijelaskan dibawah ini : 1) Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.2) Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya dan jenis kelamin.4) Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu. 11

d. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan di bawah ini :

1) Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interpendence) 2)Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability) 3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction) 4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok.

Hakikat dari ketergantungan positif adalah tugas kelompok tidak akan bisa diselesaikan tanpa ada kerja sama yang baik dari semua anggota kelompok. Dan diharapkan anggota yang memiliki kemampuan lebih mau membantu anggota kelompok lainnya dalam menyelesaikan tugasnya.

Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung kepada setiap anggotanya, maka setiap anggota harus memiliki tanggung jawab

11

(30)

sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

Dalam melakukan penilaian individu faktor yang dijadikan sebagai dasar adalah kemampuan masing-masing siswa. Sedangkan dalam penilaian secara kelompok didapat melalui hasil dari kolaborasi kemampuan anggota kelompok tersebut.

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap akan akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

Dengan kelompok belajar kooperatif yang heterogen (dengan latar belakang sosial dan kemampuan akademik yang berbeda), maka memperkaya kemampuan akademik dan pengalaman siswa lewat interaksi tatap muka tersebut.

(31)

pendapat atau ide-ide dan menyatakan ketidaksetujuan secara santun tanpa menyudutkan salah satu pihak.

e. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing

Secara etimologis Snowball Throwing berasal dari bahasa Inggris yaitu “snow artinya salju,’’12 “ball berarti bola13 dan “throwing” berasal dari kata dasar “throw yang berarti lemparan”14. Jadi Snowball Throwing memiliki pengertian lemparan bola salju.

Menurut Agus Suprijono langkah-langkah dalam metode pembelajaran Snowball Throwing (Lemparan Bola Salju) adalah sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. 6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian . 7) Evaluasi. 8) Penutup. 15.

Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan tipe Snowball Throwing diantaranya :

a. Melatih siswa untuk menguasai materi tidak selalu tergantung pada buku.

12

Budiono, Kamus Lengkap 700 Milyar, (Jakarta: Bintang Indonesia), h. 255.

13Ibid

,. h. 30.

14

Ibid,. h. 265.

15

(32)

b. Dapat membantu siswa untuk berani berbicara didepan umum.

c. Siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan akan pentingnya kerja sama.

d. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab karena masing-masing mendapat pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan yang didapat. e. Siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan karena dikemas

seperti sebuah permainan.

Selain mempunyai berbagai kelebihan, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga memiliki

kekurangan antara lain sebagai berikut;

a. Kompetensi yang diperoleh siswa terbatas pada wawasan yang dimiliki siswa.

b. Adanya kemungkinan suasana kelas yang kurang kondusif sehingga mengurangi waktu belajar siswa yang efektif menjadi terbatas.

f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

(33)

sebelumnya. Pengelompokan dalam model pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baikmperbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemamapuan akademis sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. 3) Penilaian Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. tes atau kuis dilakukan dengan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemmapuan setiap siswa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiapa kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok .4) Pengakuan Tim. Pengakuan (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka. 16

3. Hakikat Pembelajaran IPS

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975.Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS

16

(34)

merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

Dalam lingkup filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, dan ilmu pendidikan, istilah pendidikan IPS belum dikenal baik sebagai sub disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu. Dalam kepustakaan asing, istilah yang lazim digunakan antara lain, “ Social Studies, Social Education, Social Studies Education, Social Science Education, Citizenship Education,

Studies of Society, and Environment.” 17 Perbedaan istilah ini bukan hanya digunakan berbeda antar negara melainkan terjadi perbedaan antar negara bagian dalam suatu negara.

Pengertian pendidikan IPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man Somantri.

Somantri mendefinisikan Pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni : a. Pendidikan IPS untuk persekolahan atau untuk pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pendagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. b. Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 18

Menurut Somantri, “ istilah penyederhanaan digunakan pada Pendidikan IPS pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik.” 19 Adanya perbedaan definisi Pendidikan IPS di Indonesia ini berimplikasi bahwa Pendidikan

17

Sapriya, Pendidkan IPS, (Bandung: Laboratorium PKn UPI Press, 2008), h. 6.

18Ibid

., h. 9.

19Ibid

(35)

IPS dapat dibedakan atas dua, yakni Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran dan Pendidkan IPS sebagai kajian ilmu.

IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan(skills), sikap dan nilai(attitudes

and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk

memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

a. Pengertian Mata Pelajaran IPS

Pengertian pelajaran IPS menurut Walisman dan Somantri : “Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan”.

b. Fungsi dan Tujuan

Fungsi mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS di SD dan MI menurut Walisman dan Somantri adalah :

1)Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, eknomi sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pendagogis dan psikologis.

2)Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3)Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4)Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. 20

Tujuan mata pelajaran IPS menurut Sapriya ditetapkan sebagai berikut :

20

(36)

1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2)Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3)Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4)Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyaraat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.21

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial di SD dan MI

Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah: 1)Sistem sosial dan budaya.

2)Manusia, tempat, dan lingkungan. 3)Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 4)Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 5)Sistem berbangsa dan bernegara. 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Hasil Penelitian Bedanya

1. Mutiara Sonicha Yogya Judul

Pada penelitian yang

(37)

Pada Mata Pelajaran

2. Hikmah Hamidah Judul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif

Snowball Throwing

dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Khasyi’un Pada Pokok Bahasan Kehidupan Sosial Manuasia (Tindakan Kelas di SMP Islam Al-Khasyi’un Kelas VII)”.

Pada penelitian tersebut diperoleh bahwa aktifitas

siswa mengalami

perubahan yang

signifikan dan rata-rata N-Gain pada siklus I berkisar 0,536, sedikit meningkat menjadi 0,593 pada siklus II dan sangat meningkat menjadi 0,654 pada siklus III. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan

bahwa penggunaan

pemebalajaran Aktif

model Snowball

Throwing dapat

(38)

Berdasarkan tema penelitian yang diambil maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Hidayatul Athfal Kelurahan CurugKecamatan Bojongsari Kota Depok Jawa Barat pada kelas III B. Alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut karena lokasi yang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkanuntuk mengumpulkan data lapangan, disamping itu berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa kelas III di MI Hidayatul Athfal memiliki hasil belajar IPS yang kurang memadai dengan kata lain dapat dikatakan masih rendah.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan proses penelitian secara bertahap yang dimulai dari perencanaan dan persiapan instrument, ujicoba instrument penelitian yang kenudian dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dengan rentang waktu yang dibutuhkan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2014 dan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan atau dua siklus pembelajaran yang diuraikan dengan jadwal dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Penyusunan Proposal dan perencanaan

√ √ √ √

2 Proses

Pembelajaran √ √ √ √

3 Evaluasi √

4 Pengumpulan

Data √

5 Analisis Data √

6 Penyusunan

Hasil √

(40)

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Penelitian Tindakan Kelas menurut McNiff, “merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat ukur untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran.”1

Dengan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) guru dapat meneliti sendiri praktek pembelajaran terhadap siswa yang dilihat dari aspek interaksinya dan guru juga dapat memperbaiki pembelajaran yang dilakukan agar lebih efektif dan berkualitas.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia.

Model penelitian tindakan kelas ini memiliki empat komponen, yaitu : a). Rencana (Planning). Guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.b). Tindakan (Action). Guru melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah dirancanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan. c). Pengamatan (Observation). Guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak. d). Refleksi (Reflection). Guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai criteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencna awal yang telah dibuatnya jika

1

(41)

masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.2

2. Rancangan Siklus Penelitian

Rancangan siklus penelitian dalm penelitian tindakan kelas ini dpat digambarkan oleh bagan dibawah ini :

Bagan 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK Model John Elliot

Bagan diatas merupakan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan peneliti.3 Sedangkan prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan siklus pembelajaran sebagai berikut ini :

a. Perencanaan

Pererncanaan pada penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS di kelas III kemudian merumuskan masalah yang peneliti temukan. Peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan melakukan pengamatan pada aktivitas siswa serta melakukan analisis daftar nilai siswa. Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan peneliti kemudian menyusun rumusan masalah dan hipotesis untuk memecahkan masalah.

2

Ibid, h. 68.

3

A. Tafsir,dkk., Pengembangan Wawasan Profesi Guru, (Bandung : Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung, 2012), h. 143.

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 1

(42)

Hipotesis pemecahan masalah disusun dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada matapelajaran IPS di kelas III guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Hidayatul Athfal Curug Kota Depok .

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan terlebih dahulu memberikan materi secara klasikal kemudian mengelompokkan siswa menjadi enam kelompok . Masing-masing kelompok diberi soal yang sama untuk didiskusikan guna mendapatkan jawaban soal. berdiskusi. Peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Peneliti memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok pada tahap akhir pembelajaran.

c. Observasi

Tahap observasi atau pengamatan proses tindakan dilakukan guna mengamati pengaruh atas tindakan yang dilakukan atau hasil dari tindakan tersebut . Dalam penelitian ini mengamati aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dan dibantu observer. Fungsi dari observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan dengan rencana tindakan serta dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan dengan hasil yang diinginkan dari penelitian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

(43)

3. Rancangan Siklus Penelitian

Siklus Penelitian I ( Siklus Pertama ) a. Perencanaan

1) Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan . Standar kompetensi yang dipilih oleh peneliti adalah standar kompetensi 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang dengan kompetensi dasar yang dipilih yaitu kompetensi dasar 2.4 Mengenal sejarah uang.

2) Peneliti menyusun RPP yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih sebelumnya dengan skenario pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing pada kelas tiga.

3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang berupa gambar yang sesuai dengan materi. pembelajaran.

4) Menyusun alat evaluasi yang berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa .

5) Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati keterampilan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Pelaksanaan Tindakan 1)Pendahuluan ( 10 menit )

a) Guru mengucapkan salam

b)Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dankepercayaan masing-masing

c) Melakukan presensi d)Apersepsi :

(44)

e) Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi yangakan dipelajari.

f) Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar kemudian menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

g)Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi yangakan dipelajari.

h)Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar. i) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

2) Kegiatan Inti (50 menit) .

a) Siswa diperlihatkan media visual berupa gambar yang berisikan materi mengenai alat tukar yang berlaku dimasyarakat, sejarah uang, jenis-jenis uang, kegunaan uang serta berbagai mata uang yang beredar di Negara lain ( eksplorasi )

b)Guru mengajukan pertanyaan mengenai gambar yang telah diperlihatkan (eksplorasi)

c) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual(eksplorasi) d)Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen sebanyak 6

kelompok (eksplorasi).

e) Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan materi mengenai sejarah uang, jenis-jenis uang, kegunaan uang serta berbagai mata uang yang beredar di negara lain.

f) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya (elaborasi).

g)Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi satu lembar kertas kerja. Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok tersebut diminta menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kertas kerja yang berisikan pertanyaan tersebut, dibuat seperti bola dan dilemparkan ke kelompok lain sesuai arahan yang diberikan oleh guru (elaborasi).

(45)

dari pertanyaan yang telah didapat bersama teman kelompoknya dan menuliskan jawaban di kertas kerja yang telah diberikan (elaborasi). i) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan

jawaban dan menanggapi hasil diskusi (elaborasi).

j) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil presentasi siswa (konfirmasi)

k)Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti (konfirmasi).

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telahdipelajari

b)Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumahkepada siswa.

d)Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan observasi langsung yaitu dengan mengamati secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan guru dalam menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS dan lembar observasi kegiatan siswa yang memuat aktivatas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing.

d. Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan pada siklus I maka peneliti mengecek apakah indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai.

Refleksi yang dilakukan pada siklus yang pertama ini meliputi :

(46)

2)Mencatat permasalahan yang dialami selama proses pembelajaran dan efek dari pemberian tindakan yang dilakukan peneliti.

3)Merencanakan tindakan selanjutnya dengan memperbaiki segala kesalahan yang terjadi.

Siklus Penelitian II ( Siklus Kedua ) a. perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II, sesuai dengan pengamatan yang didapat dari siklus I dan memperbaiki tahapan tindakan pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II dengan tujuan agar tercapai hasil yang lebih baik lagi dengan memperhatikan kelemahan yang terjadi. Kemudian peneliti mengumpulkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan pada pelaksanaan siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pendahuluan ( 10 menit )

a) Guru mengucapkan salam

b) Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dankepercayaan masing-masing

c) Melakukan presensi d) Apersepsi :

Guru mengajak siswa bernyanyi secara bersama-sama lagu tentang menabung kemudian guru mengajukan pertanyaan “ anak-anak, apakah yang digunakan ayah untuk membayar pembelian segala macam kebutuhan hidup kalian ? Bagaimana cara mengelola uang yang baik itu? Manfaat apa yang akan kita dapatkan bila uang milik kita dapat kita kelola sesuai dengan kebutuhan ?

e) Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi yangakan dipelajari.

(47)

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Siswa diperlihatkan media visual berupa gambar yang berisikan materimengenai kegunaan uang, cara menggunakan uang sesuai kebutuhan dan manfaat menggunakan uang sesuai kebutuhan. (eksplorasi)

b)Guru mengajukan pertanyaan mengenai gambar yang telah diperlihatkan (eksplorasi)

c) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual(eksplorasi) d)Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen sebanyak

6kelompok (eksplorasi).

e) Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan materi mengenai kegunaan uang, cara menggunakan uang sesuai kebutuhan dan manfaat menggunakan uang sesuai kebutuhan. f) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya

masing-masing,kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya (elaborasi).

g)Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi satu lembar kertas kerja. Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok tersebut diminta menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kertas kerja yang berisikan pertanyaan tersebut, dibuat seperti bola dan dilemparkan ke kelompok lain sesuai arahan yang diberikan oleh guru (elaborasi).

h)Setelah siswa dalam setiap kelompok mendapatkan satu bola/satu pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang telah didapat bersama teman kelompoknya dan menuliskan jawaban di kertas kerja yang telah diberikan (elaborasi). i) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan jawaban

dan menanggapi hasil diskusi (elaborasi).

j) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil presentasi siswa (konfirmasi).

(48)

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telahdipelajari

b)Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumahkepada siswa.

d)Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam. .c. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran baik itu semangat siswa maupun tingkat pemahaman siswa. Kegiatan observasi yang dilakukan melalui observasi langsung yaitu :

1)Dengan mengamati semua kekurangan dan kelebihan apakah mengalami kemajuan, kemunduran atau tetap seperti pada siklus I.

2)Menyimpulkan hasil observasi pada siklus yang kedua dengan hasil dari observasi tindakan yang terjadi di siklus yang pertama.

d.Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan keaktifan siswa, maka peneliti mengecek apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai atau belum dilanjutkan dengan membuat daftar permasalah yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan disiklus II.

C. Subjek Penelitian

Seluruhsiswa kelas III berjumlah 51 orang yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu A dan B, sedangkan yang diambil sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III B yang berjumlah 24 orang, terdiri atas 14 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

(49)

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dan kolaborator (pelaksana) dibantu rekan sejawat yang bertindak selaku observer.Sebagai kolaborator dan guru peneliti merancang kegiatan,melakukan pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, mengumpulkan, kemudian menganalisis dan mengolah data serta membuat laporan data hasil penelitian.Rekan sejawat selaku observer mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti bertindak selaku kolaborator (pelaksana) yaitu dengan sebelumnya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP, melakukan refleksi selain itu juga menentukan berbagai tindakan yang akan dilaksanakan pada tahapan siklus selanjutnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu ; aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini dialaksanakan di MI Hidyatul Athfal Curug kota Depok. Observasi awal menunjukkan siswa kelas III MI Hidayatul Athfal memiliki hasil belajar IPS yang masih rendah belum sesuai dengan hasil belajar yang ditentukan sekolah.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing langsung dikelas selama 2 kali pertemuan yang terdiri atas 2 siklus. Karena dalam Penelitian Tindakan Kelas jangka waktu untuk 1 siklus itu bergantung kepada materi yang dilaksanakan dengan cara tertentu dan penelitian sudah dianggap sah jika sudah melakukan 2 siklus. Setelah itu untuk menguatkan hasil belajar observasi peneliti memberikan Pre Test dan Post Test. Pada setiap siklus instrumennya berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan soal essay sebanyak 5 butir soal.

(50)

1. Pra Penelitian

a. Pengamatan Keadaan Kelas

Pada tahap awal penelitian, peneliti harus menjajaki keadaan termasuk didalamnya keadaan kelas, perilaku siswa sehari-hari, perhatian terhadap pelajaran, prestasi atau hasil belajarnya selama ini. Dan kemampuan serta penguasaan siswa terhadap materi pelajaran melalui observasi awal dengan menggunakan hasil tes belajar sebelumnya.

b. Analisis

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menganalisis permasalahan dan merumuskan permasalahan tersebut untuk melakukan tahapan tindakan selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti.

2. Siklus

Proses penelitian menggunakan model Kurt Lewin yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi4.

Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengumpulkan bahan dan media pembelajaran untuk membentuk proses belajar.

b. Pelaksanaan

Meliputi seluruh proses kegiatan KBM dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Kemudian mengamati kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

c. Observasi

4

Gambar

Gambar  3.1 Siklus Pelaksanaan PTK Model John Elliot.....................
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
gambar yang
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Soal Tes Hasil Belajar IPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menghitung dan meminimumkan biaya material handling , membuat disain usulan layout baru berdasarkan systematic layout

[r]

menarik karena mempunyai rantai fenil en yang panjang. Tetapi poliamida jenis ini tidak dapat larut pada semua jenis pelarut organik dan mempunyai kristalinitas yang

Hal ini berarti hipotesis nol yang mengatakan tidak adanya hubungan antara persepsi terhadap pengembangan karir dengan kemampuan berempati pada perawat ditolak, sehingga

Kajian Kuat Tekan, Kuat Tarik, Kuat Lentur, dan Redaman Bunyi pada Panel Dinding Beton dengan Agregat Limbah Plastik.. PET dan Limbah

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

oleh Sekolah, berbeda dengan peringatan tahun baru Islam. Meskipun diakui oleh salah seorang guru bahwa mereka bukan menolak bidah, hanya kurang memaksimalkan

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung