DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Cascio, W.F. 1998. Managing Human Resources – Productivity Quality of Work Life, Profits. Edisi ke- 5. McGraw-Hill., United States.
Darmanto, R. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Flippo, E. B. 1984. Manajemen Personalia. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ilham. 2002. Analisis Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good Year Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Buku Satu. Salemba Empat, Jakarta.
___________. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Prenhallindo, Jakarta.
Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nugroho, A.B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Alex Media Komputindo, Jakarta.
Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J. 2005. Perilaku Konsumen dalam Konsep dan Implikasi untuk Srategi Penelitian dan Pemasaran. Penerbit Prenada. Jakarta.
______________. 2010. Perilaku Konsumen, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit
PPM, Jakarta.
Sugeng, A.M., dkk. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan Sistem Informasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. ANDI. Yogyakarta.
Umar, H. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
_______. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
SKRIPSI:
Wardayanti, 2006. Analisis Pengaruh Status Pioneer Sebuah Merek terhadap Sikap Konsumen dalam Kategori Produk Vitamin C 500 mg Pada Mahasiswa Universitas Kristen Petra.
Gultom, 2006. Analisis Brand Equity Sabun Lifebuoy yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian pada Keluarga Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan.
INTERNET:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan). Sugiyono (2008:55), menyatakan bahwa penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat program yaitu status Pionir Merek Promag (X) terhadap keputusan pembelian masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara (Y).
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan melibatkan masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara sebagai responden dan sumber informasi penelitian. Waktu penelitian ini dan proses skripsi dilaksanakan sejak pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) yaitu status pionir Promag.
3.4 Definisi Operasional
Guna membantu untuk lebih mengarahkan penelitian ini sesuai objek sasaran yang diharapkan maka dirasakan perlu untuk memberikan pengertian-pengertian tentang konsep variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu status pionir merek Promag (X).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu keputusan membeli (Y). Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Pengukuran
Status Pionir Merek Promag
(X)
Status pionir merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses.
1. Pengetahuan akan status pionir. 2. Keberhasilan
menembus pasar. 3. Kekuatan status
pionir di benak konsumen. 4. Memperkenalkan
suatu produk ke pasar Likert Keputusan Pembelian Masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara (Y)
Keputusan beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan konsumen untuk membeli Produk Promag, serta berapa banyak yang dibutuhkan pada periode tertentu.
1. Nilai kualitas produk 2. Keputusan
konsumen 3. Nilai sosial 4. Status ekonomi
Likert
Sumber: (Mangkunegara, 2001), Rivai (2006), Mathis dan Jackson (2006), diolah penulis.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2008: 132).
Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008)
3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara yang berjumlah berjumlah 58.168 orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi obat Promag.
2. Sampel
n = (Zα)² (p) (q)
d²
Dimana:
n = Jumlah Sampel
(Zα)² = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z = I,67
Bila α = 0,01 maka Z = 1,96 P = Estimasi proporsi populasi q = 1 – P
d = Penyimpangan yang ditolerir
Hasil prasurvei yang dilakukan oleh penulis, dimana dari 30 orang dengan kriteria bahwa yang menjadi sampel adalah konsumen baik pria atau wanita yang berumur diatas 17 tahun yang dalam satu bulan terakhir pada bulan januari 2014 pernah mengkonsumsi Promag sebanyak 21 orang. Penetapan jumlah sampel yang dipilih secara acak dengan nilai α 0,01 dan penyimpangan yang ditolerir (d) sebesar 10%. Dengan demikian jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
n = (1,96)² (0,70) (0,30) (0,1)²
n = 80,67 (dibulatkan menjadi 81 orang)
bulan terakhir pernah mengkonsumsi produk Promag. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010:122).
3.7 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer
Data diperoleh langsung dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan melakukan wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah: 1. Kuesioner
2. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validita adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang merupakan alat untuk untuk mengukur panjang (Sugiyono 2008: 172). Uji validitas dilakukan untuk untuk mendapatkan data yang valid. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17.0 for Windows.
Tabel 3.3
Validitas Butir Pernyataan Item-Total Statistics Corrected
Item-Total Correlation
R-Tabel Keterangan
Pernyataan1 .511 0.361 Valid
Pernyataan2 .651 0.361 Valid
Pernyataan4 .737 0.361 Valid
Pernyataan5 .471 0.361 Valid
Pernyataan6 .618 0.361 Valid
Pernyataan7 .429 0.361 Valid
Pernyataan8 .638 0.361 Valid
Pernyataan9 .616 0.361 Valid
Pernyataan10 .397 0.361 Valid
Pernyataan11 .581 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (April 2014)
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukkan korelasi antara skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Ketentuan nilai rtabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0,361. Diketahui bahwa rhitung untuk seluruh butir pernyataan adalah positif dan nilainya diatas 0,361 (rtabel). Karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan hasilnya adalah valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang, dkk. 2010: 72). Menurut Ghazali, 2010: 80), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau nilai Cronbach Alpha > 0,80. Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0 for Windows.
Sumatera Utara. Konsumen baik pria atau wanita yang berumur diatas 17 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi produk Promag.
Tabel 3.4 Reliabilitas Kuesioner
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
.866 11 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014)
Hasil pengolahan data pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai dari Cronbach's Alpha (ralpha) sebesar 0,931 lebih besar dari (rtabel). Dengan demikian data tersebut telah reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan pada kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.
3.10 Teknik Analisis 1. Analisis Deskriptif
Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Y = a + bX + e Dimana:
Y = Keputusan Pembelian a = konstanta
b = koefisien linear sederhana X = Status Pionir Merek Promag E = standar error
Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa program variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan program variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat dikatakan bahwa program variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan program variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)
H0 ; b1 = 0: Artinya secara parsial tidak terdapat program yang positif dan signifikan dari variabel Status Pionir Merek Promag (X), terhadap Keputusan Pembelian Masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara (Y). Ha : b1 ≠ 0 Artinya secara pasrial terdapat program yang positif dan signifikan dari variabel Status Pionir Merek Promag (X), terhadap Keputusan Pembelian Masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara (Y).
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Kalbe Farma Tbk 4.1.1 Sejarah PT. Kalbe Farma Tbk
PT. Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau “Kalbe”) didirikan pada 10 September 1966, oleh 6 bersaudara, yaitu Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, dan F. Bing Aryanto. Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Nama besar Kalbe tak bisa dipisahkan dari nama besar lain dibelakangnya yaitu Boenyamin Setiawan Ph.D kelahiran Tegal, 23 September 1933. Dokter lulusan FKUI tahun 1958 meraih gelar doktor (S3) tiga tahun kemudian (1961) bidang farmasi dari California University, Sanfaransisco, AS.
Mimpinya untuk membuat produk farmasi sempat dua kali gagal. Setelah bahu-membahu dengan kakak dan adiknya ia berhasil menmbangun Kalbe. Dokter Boen-demikian panggilan akrabnya - kini menjabat sebagai Presiden Komisaris, sementara Presiden Dokter dijabat oleh Johannes Setijono.
Sebagai dokter dan farmasis, beliau tahu betul obat-obat apa yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Masalah perizinan tidak ada hambatan karena pada waktu itu untuk mendirikan perusahaan farmasi sayarat-sayaratnya mudah sekali. Dengan sejumlah kompor dan panci-panci, beliau dan saudara-saudaranya membuat sirup obat. Pabrik terletak di Tanjong Priok, Jakarta utara di sebuah bangunan bekas bengkel. Di Kalbe Farma, disadari SDM menduduki posis yang sangat penting. SDM Kalbe harus DJITU.
D - Disiplin dan Dedikasi J - Jujur dan Jel
I - Inovatif dan Inisiatif
T - Tulus dan Tanggung Jawab U - Ulet dan Unggul
PT. Kalbe Farma selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang memenuhi persyaratan peraturan untuk industri farmasi dari Departemen Kesehatan RI sehingga PT. Kalbe Farma dinyatakan telah memenuhi persyaratan pemerintah sejak tahun 1974. Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain:
1. Peraturan produksi obat tentang perlengkapan dan kelengkapan alat-alat produksi.
2. Peraturan/ surat keputusan Menteri Kesehatan RI tentang persyaratan perlengkapan dan kelengkapan suatu industri farmasi.
4. Peraturan-peraturan lain mengenai bidang industri farmasi.
Pada tanggal 15 Agustus 1974, PT. Kalbe Farma memperoleh status Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) atau perusahaan yang menanamkan modal untuk kemajuan industri, sesuai dengan keputusan The Investment Coordination Board No. 352/4/BKPM/74/PMDN. Pada Tahun 1974 PT. Kalbe Farma mendirikan gedung perkantoran, kemudian pada tahun 1978 didirikan gedung SPNS (Solid Product Non Steril). Gedung ini bertingkat tiga, baru pada tahun 1985 dilakukan rekontruksi menjadi bertingkat enam.
menerapkan integrated system untuk memenuhi persyaratan ISO 14001, OHSAS 18001, dan ISO 9001.
Selama lebih dari 40 tahun sejarah perusahaan, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang unggul dan menjangkau pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan produk kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran, pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Perseroan telah berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan keluarga. Kalbe memproduksi obat ethical (resep dokter), obat OTC (over the counter), dan makanan kesehatan. Beberapa produk Kalbe yang terkenal misalnya Procold (obat flu), Kalpanax (obat panu), Promag (obat maag), Neo-entrostop (obat diare), Woods (obat batuk), Milna (bubur bayi), dan puyer 16 Bintang Toedjoe (obat sakit kepala). Masyarakat bisa membeli obat-obat OTC dengan mudah dengan harga yang terjangkau.
distribusi.
Tahun 2005, Kalbe meluncurkan beberapa produk baru OTC seperti X-Cel, Cerebrofit Active, Star Muni, Kalysmon Prima, New Komix, New Extra Joss, Cerebrofort dan Caxon Enace dan Mextril Syrup. Diperkenalkan juga sari buah merah Wonder Red (PWR) dan Saka Herbamed 2 in 1 (PWR plus madu). Jumlah produk OTC Kalbe yang beredar saat ini sekitar 30 item.
Kalbe juga masuk ke pasar makanan kesehatan dengan Health Food Division. Dipercaya nutrisi yang baik penting bagi pemeliharaan kesehatan yang prima. Anak - anak adalah masa depan bangsa dan negara, nutrisi yang baik perlu diberikan sejak dini agar anak-anak sehat dan cerdas. Oleh karena itu, Kalbe membuat paket produk untuk bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui. Juga membuat produk nutrisi untuk penderita diabetes, hepatitis dan pasien di RS.
Lebih jauh pembinaan dan pengembangan aliansi dengan mitra kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional. Ada 8 antor perwakilan di Asia dan Afrika yaitu Malaysia, Filipina, Kamboja, Srilanka, Afrika Selatan, Nigeria, dan Zimbabwe. Di Nigeria ada peraturan baru dari pemerintah setempat yang mengharuskan obat-obatan di negara itu diproduksi oleh perusahaan dalam negeri. Oleh karena itu, Kalbe telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Orange Drugs Co.Ltd untuk mendirikan perusahaan patungan.
konsolidasi Grup pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan produksi, pemasaran dan keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kapabilitas dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun internasional. Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. PT Kalbe Farma menjadi perusahaaan farmasi terbesar di Asia Tenggara lewat penggabungan Dankos dan Enseval. Total penjualan Kalbe Farma Rp 5,87 Trilliun pada tahun 2005 (total pasar tanah air 23,608 T). Posisi kas yang sangat baik saat ini juga memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe di masa mendatang.
Untuk melanjutkan upaya memperluas produksi obat-obatan, Kalbe manandatangani lebih banyak perjanjian kerja sama strategis dengan perusahaan farmasi dan makanan kesehatan multinasional. Terutama perusahaan yang memegang paten atas suatu bahan aktif yang diperlukan dalam memproduksi obat resep vital.
PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan. Kalbe Farma memiliki motto The Scientific Pursuit of Health for a Better Life.
negeri seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Srilanka, Nigeria, Myanmar dan lain lain.
Pada tahun 1992, melalui Yayasan Pendidikan Kalbe, Kalbe Farma mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kalbe, yang akhirnya pada tahun 2009 berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe.
4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan
Kalbe Farma mempunyai visi dan misi untuk tetap memproduksi produk-produk kesehatan yang menjadi dan menjangkau permintaan pasar secara menyeluruh demi memenuhi kebutuhan beragam konsumen tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga internasional (untuk ekspor). Kesuksesan yang berlanjut akan membantu pemegang saham dan masyarakat untuk mencapai hidup yang lebih baik.
Misi dari Kalbe Farna yaitu “To Improve Health For A Better Life”. Sedangkan Visi Kalbe Farma yaitu “To Be The Best Indonesian Health Care Company, Driven By Innovation, Strong Brands And Excellent Management”.
Selain itu juga terdapat dasar-dasar dari Kalbe Farma yang disebut sebagai Kalbe Panca Srhada, yaitu:
a. Trust is the glue of life
Kepercayaan adalah perekat di antara kami a. Mindfullness is the foundation of our action
Kesadaran penuh adalah dasar dari setiap tindakan kami b. Innovation is the key to our success
c. Strive to be the best
Bertekad menjadi yang terbaik.
d. Interconnectedness is universal a way of our life Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami 4.1.3 Grup Kalbe
Grup Kalbe menangani beberapa portofolio merek untuk produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha kemasan dan distribusi. Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi, yaitu:
1. SBU Pharmaceutical (divisi obat resep (kontribusi 25%)) a. PT. Kalbe Farma Tbk
b. PT. Hexpharm Jaya c. PT Dankos Farma d. PT Finusolprima e. Kalbe Vision Pte. Ltd. f. Innogene Kalbiotech Pte. Ltd
2. SBU Consumer Health (divisi produk kesehatan (kontribusi 17%)) a. Kalbe OTC
b. PT Bintang Toedjoe c. PT Saka Farma Lab. d. PT Hale International e. Kalbe International Pte. Ltd
a. PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) b. PT. Kalbe Morinaga Indonesia
4. SBU Distribution & Logistik (divisi distribusi & kemasan (kontribusi 36%)) a. PT Enseval Putra Megatrading. Tbk
b. PT Enseval Medika Prima c. PT Milenia Dharma Insani 4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.2.1.1 Deskriptif Responden
Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 11 butir pernyataan, terdiri dari enam pernyataan untuk variabel status pioner (X), dan lima pernyataan untuk variabel keputusan pembelian (Y).
Kuesioner disebarkan kepada 81 masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
15 – 20 tahun 15 18,51%
21 – 30 tahun 22 27,16%
31 – 40 tahun 26 32,1%
41 – 50 tahun 16 19,75%
51 keatas 2 2,47%
Jumlah 81 100% Sumber: Data Primer diolah Peneliti (April 2014)
persentase sebesar 18,51%, responden yang berumur 21 – 30 tahun sebanyak 22 orang dengan persentase sebesar 27,16%, responden yang berumur 31 – 40 tahun sebanyak 26 orang dengan persentase sebesar 32,1%, responden yang berumur 41 – 50 tahun sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 19,75%, dan responden yang berumur 51 keatas sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 2,47%. Hal ini menunjukkan bahwa responden paling dominan adalah berumur 31 – 40 tahun.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki - laki 62 76,54%
Perempuan 19 23.46% Jumlah 81 100% Sumber: Data Primer diolah Peneliti (April 2014)
Berdasarkan Tabel 4.2 mayoritas responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 orang dengan persentase sebesar 76,54% dan responden perempuan sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 23.46%.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tamat SMU 9 11,1%
Tamat Diploma (D3) 11 13,59%
Tamat Sarjana (S1) 54 66,67%
Tamat Sarjana (S2) 7 8,64%
Jumlah 81 100% Sumber: Data Primer diolah Peneliti (April 2014)
4.2.1.2 Deskriptif Variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai pengaruh status pioner (X) terhadap keputusan pembelian (Y).
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Status Pioner (X)
Item No Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Kurang Setuju (KS)
Setuju (S) Sangat Setuju (SS) F % F % F % F % F %
1 3 3.7 4 4.9 15 18.5 45 55.6 14 17.3
2 1 1.2 1 1.2 6 7.4 48 59.3 25 30.9
3 - - - - 15 18.5 46 56.8 20 24.7
4 - - 4 4.9 18 22.2 35 43.2 24 29.6
5 - - - - 15 18.5 51 63.0 15 18.5
6 1 1.2 4 4.9 19 23.5 42 51.9 15 18.5
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014) Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa: 1. Pernyataan 1 kuesioner
2. Pernyataan 2 kuesioner
1 responden (1,2%) menjawab sangat tidak setuju, 1 responden (1,2%) menjawab tidak setuju, 6 reponden (7.4%) menjawab kurang setuju, 48 responden (59.3%) menjawab setuju, dan 25 responden (30.9%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 59.3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa Promag menunjukkan kualitas yang lebih baik dibanding merek pengikut.
3. Pernyataan 3 kuesioner
15 responden (18.5%) menjawab kurang setuju, 46 responden (56.8%) menjawab setuju, dan 20 responden (24.7%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 56.8%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa saya yakin bahwa produk obat Promag adalah pilihan yang tepat.
4. Pernyataan 4 kuesioner
hasil persentase sebesar 43.2%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa produk obat Promag menjadi pilihan utama ketika ingin mengkonsumsi produk obat sakit maag.
5. Pernyataan 5 kuesioner
15 responden (18.5%) menjawab kurang setuju, 51 responden (63.0%) menjawab setuju, dan 15 responden (18.5%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 63.0%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa produk obat Promag berhasil menjadi produk obat yang dicari konsumen.
6. Pernyataan 6 kuesioner
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Item No Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Kurang
Setuju (KS) Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
F % F % F % F % F %
1 - - - - 4 4.9 55 67.9 22 27.2
2 2 2.5 3 3.7 19 23.5 37 45.7 20 24.7
3 2 2.5 5 6.2 14 17.3 42 51.9 18 22.2
4 - - - - 7 8.6 53 65.4 21 25.9
5 2 2.5 - - 8 9.9 49 60.5 22 27.2
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014) Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa: 1. Pernyataan 1 kuesioner
4 responden (4.9%) menjawab kurang setuju, 55 responden (67.9%) menjawab setuju, dan 22 responden (27.2%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 67.9%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa saya menyadari bahwa kualitas obat Promag baik dan berkhasiat menyembuhkan.
2. Pernyataan 2 kuesioner
jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 45.7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa saya selalu mencari obat Promag dibandingkan dengan obat lainnya.
3. Pernyataan 3 kuesioner
2 responden (2.5%) menjawab sangat tidak setuju, 5 responden (6.2%) menjawab tidak setuju, 14 responden (17.3%) menjawab kurang setuju, 42 responden (51.9%) menjawab setuju, dan 18 responden (22.2%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 51.9%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa banyak yang mereferensikan obat Promag padanya.
4. Pernyataan 4 kuesioner
5. Pernyataan 5 kuesioner
2 responden (2.5%) menjawab sangat tidak setuju, 8 responden (9.9%) menjawab kurang setuju, 49 responden (60.5%) menjawab setuju, dan 22 responden (27.2%) menjawab sangat setuju. Dari semua hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi terdapat pada kriteria jawaban setuju dengan hasil persentase sebesar 60.5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara menjawab bahwa saya membeli Promag karena memberikan kepuasan bagi saya.
4.2.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Metode Analisis Regresi Sederhana adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu status pioner terhadap variabel terikat yaitu kepuasan pembelian. Dengan menggunakan program enter pada SPSS 17.00 dihasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.6
Analisis Regresi Sederhana Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 StatusPionera . Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
2. Variables Removed adalah variabel yang dikeluarkan dalam persamaan dan tidak ada variabel independen yang dikeluarkan.
3. Metode (method) yang digunakan adalah metode enter. 4.2.2.1Uji Determinasi (R2)
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan R Square Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .452a .205 .194 2.41126
a. Predictors: (Constant), StatusPioner Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014)
1. R = 0,452 berarti hubungan (relation) antara status pioner merek Promag terhadap keputusan pembelian sebesar 45,2%. Artinya hubungannya cukup erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.
2. R Square sebesar 0,205 menunjukkan bahwa status pioner merek Promag memiliki kemampuan untuk menjelaskan keputusan pembelian masyarakat sebesar 20,5%. Sedangkan sisanya 79,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
4.2.2.2Uji Signifikansi Parsial (Uji T) Tabel 4.8 Hasil Uji - thitung
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.648 1.918 6.072 .000
StatusPioner .360 .080 .452 4.507 .000
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2014)
Berdasarkan Tabel 4.8 pada hasil uji signifikansi parsial (uji-t) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar 11.648. Ini memiliki arti walaupun variabel bebas bernilai nol maka keputusan pembelian tetap sebesar 11.648.
2. Variabel status pioner merek Promag berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar (0,000) di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (4.507) > ttabel(1.664) artinya jika variabel status pioner merek Promag (X) ditingkatkan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat.
3. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah Y = a + bX + e
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pengaruh Variabel Status Pioner (X1) Terhadap Keputusan Pembelian
(Y)
Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel status pioner merek Promag berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung > ttabel artinya jika variabel status pioner merek Promag (X) ditingkatkan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat.
Berdasarkan Uji Determinasi (R2) hubungan (relation) antara status pioner merek Promag terhadap keputusan pembelian sebesar 45,2%. Artinya hubungannya cukup erat.
Keunggulan Promag adalah merupakan obat maag yang terbukti kualitasnya. Namun, yang membuat Promag menjadi status pionir adalah inovasi yang melekat di Promag ini, yaitu komposisi Promag yang terdiri dari kombinasi Hydrotalcite, Magnesium Hidroksida, dan Simethicone merupakan suatu komposisi unik yang tidak terdapat pada obat maag lain. Dengan komposisinya yang unik dan formulanya yang baik, Promag bekerja dengan cepat menetralisir
kelebihan asam pada lambung. Promag juga mudah didapatkan di mana saja, baik
di Supermarket, Apotik, dan Toko Obat. Selain itu konsumsi obat Promag yang
praktis, dapat langsung dikunyah (chewable) atau ditelan dengan air.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap pengaruh variabel status pioner merek Promag terhadap keputusan pembelian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), variabel status pioner merek Promag berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Nilai R adalah sebesar 0,452 berarti hubungan (relation) antara status pioner merek Promag terhadap keputusan pembelian sebesar 45,2%. Artinya hubungannya cukup erat. R = 0,452 berarti hubungan (relation) antara status pioner merek Promag terhadap keputusan pembelian sebesar 45,2%. Artinya hubungannya cukup erat. Nilai R Square sebesar 20,5% menunjukkan bahwa status pioner merek Promag memiliki kemampuan untuk menjelaskan keputusan pembelian masyarakat. Sedangkan sisanya 79,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berukut:
Kalbe Farma Tbk tetap menjaga keunggulan status pionir tersebut dengan meningkatkan kualitas dan mutunya, sehingga konsumen yakin akan obat Promag adalah status pionir dan menjadi pilihan utama penderita sakit maag 2. Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, diharapkan untuk peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Merek
Menurut The American Marketing Association dalam Kotler (2000:227),
merek adalah sebuah nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi antar
mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah
satu atau sekelompok penjual, dan untuk mendiferensiasikan dari barang ke jasa
pesaing.
UU Merek No. 15 Tahun 2001 mendefinisikan merek sebagai tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada
konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang
tercipta antara konsumen dan perusahaan menghasilkan produk melalui merek.
Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin
menawarkan janji emosional yang sama.
Beberapa faktor yang menyebabkan merek menjadi sangat penting antara
1. Emosi konsumen terkadang naik turun. Merek mampu membuat janji emosi
menjadi konsisten dan stabil.
2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat dalam
suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh budaya dan dunia.
3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen
dan semakin banyak Brand Association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut.
4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek
yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan oleh konsumen. Dengan
adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang
akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan,
kebanggaan ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan
sesuatu yang dapat berupa tanda, gambar, simbol, nama, kata huruf-huruf,
angka-angka,susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya untuk membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan
serta segala sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan
tujuan untuk menjalin sebuah hubungan yang erat antara konsumen dan
perusahaan melalui sebuah makna psikologis.
1. Atribut
Merek pertama-tama membawa atribut-atribut tertentu ke dalam benak
seseorang. Mercedes akan memberi kesan mahal, berancang bangun dan berteknologi tinggi, kuat dan tahan lama, sangat bergengsi, nilai jual kembali
tinggi, gesit dan sebagainya. Perusahaan akan menggunakan satu atau
beberapa dari atribut-atribut tersebut untuk mengiklankan mobilnya. Selama
bertahun-tahun Mercedes mengiklankan, “Direkayasa tidak seperti mobil-mobil lain di dunia.”
2. Manfaat
Sebuah merek lebih dari sekadar sekumpulan atribut. Pelanggan tidak
membeli atribut, mereka membeli manfaat.
3. Nilai-nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya, sehingga
Mercedes berarti berkinerja tinggi, kemanan, gengsi, dan sebagainya. Pemasar merek harus menemukan kelompok pembeli mobil tertentu yang
mencari nilai-nilai tersebut.
4. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, kualitas tinggi.
5. Pemakai
Merek memberi kesan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut. Kita akan terkejut menyaksikan seorang sekretaris berusia
berharap melihat seorang eksekutif puncak berusia sekitar 55 tahun berada di
belakang kemudi. Para penggunanya adalah orang-orang yang menghargai
nilai, budaya, dan kepribadian dari produk tertentu.
Tjiptono (2005:39) menyatakan bahwa penggunaan merek memiliki
berbagai macam tujuan, yaitu:
1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing,
sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang.
2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan
bentuk desain dan warna-warni yang menarik).
3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas,
serta citra prestise tertentu kepada konsumen.
4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun
merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan
hak cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan memperthankan loyalitas
konsumen.
Menurut Tjiptono (2005:42) agar suatu merek dapat mencermin kan
makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan:
1. Merek harus khas atau unik.
2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaianya.
3. Merek harus menggaambarkan kualitas produk.
5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa
lain.
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk baru yang mungkin
ditambahkan ke lini produk.
2.1.2 Pengertian Merek Pionir
Menurut Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) pionir adalah merek yang
muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Kalyanaram, Robinson, dan
Urban dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan pionir sebagai merek yang
pertama kali masuk ke sebuah pasar baru. Sementara itu, definisi lebih spesifik
oleh Schnaars dalam Tjiptono (2005:61) yang merumuskan pionir sebagai merek
yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan
sukses.
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa merek
pionir adalah suatu merek baru dalam kategori produk baru dan sukses
menjualnya di pasar serta tetap mempertahankannya sehingga membekas di benak
konsumen.
2.1.3 Keunggulan dan Risiko Merek Pionir
Keunggulan dan risiko merek pionir menurut Tjiptono (2005:63):
1. Response lags antara pionir yang pertama memasuki pasar dan perusahaan kedua yang memasuki pasar memberikan kesempatan kepada pionir untuk
menjadi monopolis temporer dan meraup pendapatan substansial.
2. Pionir berkesempatan untuk mencapai skala ekonomis sebelum later entrants
luas dibandingkan para pesaingnya.
3. Pionir berpeluang membangun loyalitas merek dan switching cost (baik ekonomis maupun psikologis) terlebih dahulu, sehingga setiap pendatang
baruharus bekerja keras guna meyakinkan pelanggan agar bersedia beralih ke
produknya. Dengan demikian pionir bisa mendapatkan loyalitas dari
konsumen-konsumen yang tergolong risk averse.
4. Pionir berpeluang mendapatkan citra dan reputasi positif atas daya inovasi
dankeprogresifannya dalam membuka pasar.
5. Terciptanya hambatan masuk bagi para later entrants bila pionir mendapatkanperlindungan hak paten.
6. Pionir berkesempatan mendominasi jaringan distribusi dan periklanan,
sehingga hanya akan tersedia tempat terbatas bagi para pendatang berikutnya.
7. Pionir bisa menciptakan standar produk, standar industri, dan basis pelanggan
yang berguna untuk mendukung penyempurnaan produk selanjutnya.
8. Pionir berpeluang untuk mempercepat proses belajarnya dalam hal produksi
dan teknologi dibandingkan para pesaingnya.
9. Pionir dapat mendominasi berbagai aset langka, seperti sumber daya alam,
lokasi, dan rak pajangan di gerai ritel.
Implikasinya, pionir cenderung berhasil meraih pangsa pasar terbesar
dalam industrinya. Namun Carpenter & Nakamoto dalam Tjiptono (2005:63)
mengingatkan bahwa keunggulan pionir baru bisa tereliasasi apabila merek pionir
tersebut berhasil membentuk preferensi konsumen dengan jalan secara
atau disebut later entrants.
Menurut Brown, Jain, dan Schnaars dalam Tjiptono (2005:70),
tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh merek pionir diantaranya:
1. Pionir harus unggul dalam teknologi (untuk ini dibutuhkan investasi yang
besar).
2. Resiko kegagalan dalam introduksi produk baru relatif besar.
3. Biaya riset dan pengembangan produk sangat mahal.
4. Proses inovasi acapkali harus melewati tahapan-tahapan panjang yang tidak
berguna dikarenakan kemajuan yang berlangsung lambat sehubungan dengan
faktor trial and error.
5. Pionir harus “membuka jalan” dengan menciptakan dan mengembangkan
permintaan primer serta mengedukasi pelanggan.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian adalah
membeli merek yang palimjg disukai, tetapi dua factor bias berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan
yang kedua faktor situasional yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, preferensi
dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual. Dengan kata
lain, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alas an
rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa,
(Tjiptono, 2005:179).
Menurut Davis (dalam Syamsi, 2000:3), keputusan adalah hasil
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Setiadi (2010:332) menyatakan bahwa “inti dari pengambilan keputusan
konsumen (cunsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya”. Pemasar juga perlu mengetahui
apa saja yang menjadi bahan pertimbangan orang dalam keputusan pembelian dan
peran apa yang dimainkan masing-masing orang. Peran-peran pembelian
konsumen tersebut, yaitu:
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama-tama memberikan pendapat atau pikiran untuk membeli produk atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, misalnya apakah membeli,
apa yang akan dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana
membeli, atau di mana akan membeli.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.
2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan
Setiadi (2005:16) menyebutkan tahapan-tahapan proses pengambilan
keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1
sebagai berikut:
[image:42.595.96.558.218.299.2]Sumber: Setiadi (2005:16)
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
1. Pengenalan kebutuhan (pengenalan masalah)
Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan
keinginannya harus dipenuhi.kebutuhan ini disebabkan oleh ransangan internal
seseorang yaitu misalnya rasa lapar meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan
berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua tingkatan, situasi
pencarianyang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tahap ini
konsumen akan mencari informasi tentang produkyang akan dibeli. Selanjutnya
konsumen akan mencari informasi secara aktif tentang produk yang akan
dibelinya yang dapat dilakukannya dengan mencari bacaan, menelepon dan
mempelajari tentang produk yang bersangkutan.
3. Evaluasi Alternatif
Pada evaluasi alternatif konsumen membentuk penilaian atas produk
terutama kesadaran dan rasio. Beberapa konsep yang membantu memahami Pengenalan
Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk senagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dan member manfaat yang dicari untuk
memuaskan kebutuhan.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah langkah konsumen setelah melakukan
berbagai pertimbangan, pada akhirnya menentukan pembelian atau tidak
berdasarkan yang telah diterima konsumen berdasarkan urutan yang telah
disebutkan diatas.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut
juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan
produk yang akan menarik minat pemasar.
2.3 Penelitian Terdahulu
Wardayanti (2006) melakukan penelitian jurnal berjudul Analisis
Pengaruh Status Pioneer Sebuah Merek terhadap Sikap Konsumen dalam Kategori
Produk Vitamin C 500 mg. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas
Kristen Petra dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Tujuan dari
penelitian ini untuk menguji pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap
konsumen dalam kategori produk tablet hisap vitamin C 500 mg dengan
Xon-ce sebagai merek pengikut. Hasil dari penelitian tersebut adalah status pionir
sebuah merek berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen. Konsumen
yang mengetahui bahwa Vitacimin merupakan merek pionir mempunyai sikap
yang lebih baik secara signifikan terhadap merek Vitacimin daripada merek
Xon-ce.
Gultom (2006) melakukan penelitian berjudul “Analisis Brand Equity
Sabun Lifebuoy yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian pada Keluarga
Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan”. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh elemen-elemen brand equity
tehadap keputusan pembelian pada keluarga Kelurahan Kenangan Baru, dan
faktor mana yang paling dominan pengaruhnya. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear
berganda dengan menggunakan uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian
menggunakan 300 keluarga sebagai sampel dengan metode Quota Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan elemen-elemen brand equity, yang terdiri dari brand awareness (kesadaran merek). Brand association
(asosiasi merek), perceived quality, dab brand loyalty (loyalitas merek) mempengaruhi secara signifikan keputusan pembelian sabun Lifebuoy pada
keluarga Kenangan Baru. Dan secara parsial, elemen loyalitas merek merupakan
faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian sabun Lifebuoy pada
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian diajukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel
yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang
telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature
(Kuncoro, 2003:44).
Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan status pionir
sebuah merek adalah merek yang muncul pertama kali di dalam kategori produk
baru dengan sukses. Konsumen yang sukses menggunakan merek pertama dalam
suatu kategori produk baru cenderung akan lebih menyukai merek tersebut
dibandingkan merek-merek lainnya yang masuk pasar belakangan.
Pionir bisa mempengaruhi cara konsumen mengevaluasi atribut-atribut
penting dalam kategori produk yang pada gilirannya menyebabkan pionir berhasil
menjadi standar dalam kategori produk. Selain itu, pionir bisa ‘mengikat’
pelanggan sehingga menimbulan kesan kuat yang tertanam di benak konsumen
untuk melakukan pembelian secara berkelanjutan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disusun skema sistematis kerangka
konseptual penelitian, yaitu:
Sumber: Tjiptono (2005:61) (diolah penulis)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah
apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara status pionir merek promag
terhadap keputusan pembelian masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, ransangan, atau kombinasi
hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek juga mengandung
janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa
tertentu kepada pembelian. Karena berfungsi untuk membedakan sebuah produk
dari produk pesaing, sebuah merek mempunyai peranan yang sangat penting
dalam strategi pemasaran. Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, peran
merek akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup
menawarkan produk berkualitas tinggi untuk merebut konsumen, melainkan juga
perlu meningkatkan kekuatan mereknya di pasar. Merek bervariasi dalam hal
kekuatan dan nilai yang dimilikinya di pasar. Untuk memenangkan persaingan
yang semakin ketat, sebuah merek harus mengeluarkan semua keunggulan yang
dimilikinya.
Status merek pionir (pioneer-status) merupakan salah satu keunggulan
yang jika diolah dengan baik bisa menjadi senjata pemasaran yang ampuh untuk
memenangkan persaingan. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh merek
pionir sungguh mengagumkan dalam berbagai hal. Keunggulan-keunggulan ini
merek baru, inovasi produk pesaing, kompetisi harga, dan perubahan selera
konsumen.
Dalam berbagai macam pasar, baik pasar consumer goods maupun
industrial goods, merek pionir mampu bertahan di tempat tertinggi selama bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun. Dalam beberapa penelitian telah
dibuktikan bahwa perbedaan pangsa pasar antara merek-merek pionir dengan
merek-merek pengikut relatif besar. Memori, sikap, dan preferensi konsumen
terhadap merek pionir dan merek pengikut secara umum menunjukkan bahwa
konsumen mempunyai sikap yang lebih baik terhadap merek pionir daripada
merek pengikut. Namun konsep merek pionir ini masih perlu dibuktikan lebih
lanjut karena merek pengikut dalam kategori produk tertentu, konsumen belum
tentu tahu dengan pasti merek apa yang menjadi pionir dan merek apa yang
merupakan merek pengikut.
Kemajuan dalam bidang industri memicu berkembangnya aktifitas
manusia, dampak tidak langsungnya adalah pola hidup yang tidak sehat, stamina
yang kurang dijaga, pola makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit
maag. Dari begitu banyaknya pilihan obat untuk mengurangi sakit maag, sangat
mudah bagi konsumen untuk memilih atau menemukan merek obat yang menjadi
selera dari masing-masing individu konsumen tersebut.
Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit
yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung
jenis penyakit maag, yaitu, pertama, Gastritis Akut yakni penyakit maag akut
adalah inflamasi (reaksi tubuh terhadap mikroorganisme dan benda asing yg
ditandai oleh panas, bengkak, nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh) akut dari
lambung, dan biasanya terbatas hanya pada muklosa. Penyakit maag akut dapat
terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Yang kedua adalah Gastritits Kronis yakni
lambung penderita penyakit maag kronis mungkin mengalami inflamasi (reaksi
tubuh terhadap mikroorganisme dan benda asing yg ditandai oleh panas, bengkak,
nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh) kronis dari tipe gangguan tertentu, yang
menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik yaitu gastritis kronisa.
Jenis penyakit maag yang dilihat berdasarkan tingkat keparahan,
dibedakan menjadi maag ringan dimana biasanya setiap orang sudah berada di
tahap ini, jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di
bagian dinding, maag sedang yang sudah menyebabkan nyeri, sakit dan mual yang
menyakitkan, maag kronis yaitu maag yang sudah parah intensitasnya di
bandingkan maag biasa, dan kanker lambung terjadi akibat mikroorganisme yang
merugikan, yaitu Helycobacter pylori (http://id.wikipedia.org/wiki/Maag).
Sakit maag yang banyak ditemukan di masyarakat adalah sakit maag
fungsional. Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai faktor. Keluhan yang
timbul bisa terjadi karena akibat peningkatan asam lambung yang berlebihan
didalam lambung. Boleh disebutkan terjadinya banjir asam lambung. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh makanan dan minuman tertentu, misal makan makanan
yang terlalu asam, pedas , minum kopi atau alkohol. Sering terlambat makan atau
fungsional. Selain itu stress fisik dan psikis juga dapat merangsang produksi asam
lambung berlebih sehingga mengakibatkan gangguan maag.
Selain asam lambung yang berlebih lambung juga bisa terganggu akibat
naiknya cairan empedu dari usus dua belas jari menuju lambung bahkan dapat
naik sampai kerongkongan. Adanya cairan empedu yang naik dapat menyebabkan
gangguan pada lambung sampai menyebabkan kerusakan dinding dalam lambung.
Motilitas atau pergerakan lambung juga salah satu factor penyebabkan gangguan
sakit maag fungsional. Adanya pengosongan lambung yang lambat berakibat
kontak makanan dan cairan lambung lebih lama dari biasanya dan hal ini tentunya
akan menyebakan gangguan pada lambung.
Menurut laporan, pengosongan ruang lambung terjadi pada 30% pasien
maag, dan 70% dari pasien tersebut disebabkan oleh gerakan abnormal dari sistem
pencernaan. (http://www.ahlinyalambung.com/).
Obat-obatan untuk sakit maag umumnya dimakan dua jam sebelum makan
dan dua jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat dikonsumsi dua jam
sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut
penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan didalam lambung
penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa
perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk
melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam
setelah makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan
sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.
Di dalam persaingan produk obat, dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu obat etikal dan OTC (over the counter), atau obat yang di jual bebas tanpa
resep dokter. Pada awalnya produsen obat memasarkan produknya secara etikal
atau melalui resep dokter, akan tetapi akibat perubahan pola perilaku konsumen
menyebabkan konsumen lebih memilih produk yang di jual bebas di pasaran.
Agar produknya berhasil di pasar, obat OTC (over the counter) harus memperoleh
kepercayaan dari konsumen akhir, karena menyangkut daya beli konsumen dan
jumlah konsumen yang banyak, konsumen akhir jelas lebih sulit dibujuk jika
dibandingkan dengan obat etikal yang pemasaranya hanya melalui dokter. Salah
satu dari kategori produk obat adalah obat maag, selama tiga tahun terakhir
industri obat maag diwarnai dengan persaingan yang sangat ketat sehingga
konsumen dihadapkan pada beberapa jenis obat maag dengan berbagai merek di
[image:51.595.160.463.476.600.2]pasar yang mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Tabel 1.1
Merek Dan Produsen Obat Maag Di Indonesia
No Merek Perusahaan
1. Promag Kalbe Farma Tbk
2. Mylanta PT Pfizer
3. Waisan Bintang Tujuh
4. Gelusil Kimia Farma
5. Antalsid Konimes
Sumber: SWA No. 14/XXIII
Berdasarkan Tabel 1.1 terdapat lima produsen pasar obat maag
diantaranya adalah Promag yang diproduksi Kalbe Farma Tbk, Mylanta yang
diproduksi PT Pfizer, Waisan yang diproduksi oleh Bintang Tujuh, Gelusil yang
Promag merupakan pelopor obat maag kategori antasida (penetralisir
kelebihan asam lambung) yang pertama di Indonesia. Promag pertama kali
diluncurkan pada tahun 1971 oleh PT Kalbe Farma Persero Tbk yang merupakan
salah satu perusahaan farmasi besar di Indonesia. PT. Kalbe Farma Persero Tbk
(IDX: KLBF) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi ,
suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Kini, setelah 38 tahun, Promag telah semakin dipercaya masyarakat Indonesia di
mana sampai dengan Januari 2009 Promag telah menguasi pangsa pasar sebesar
[image:52.595.160.468.367.461.2]80 % berdasarkan data survey AC Nielsen.
Tabel 1.2
Merek Obat Maag Yang Paling Sering Dibeli
No Merek Persentase
1. Promag 82,2%
2. Mylanta 10,1%
3. Waisan 9,2%
Sumber: http://indonesiadocuments.blogspot.com
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih
cenderung memilih Promag sebagai alternatif pembelian pertama, Mylanta
menduduki posisi kedua sedangkan Waisan menduduki posisis ketiga. Dengan
status pionir yang dimiliki Promag, obat maag ini dipercaya penuh oleh
konsumen. Konsumen yang sudah bersikap positif terhadap suatu produk akan
cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk
yang disukainya.
Dalam memutuskan pembelian, konsumen tidak selalu menggunakan
pemikiran yang logis, konsumen membeli dan mengkonsumsi produk bukan
emosionalnya. Keputusan pembelian adalah perilaku yang dilakukan oleh
individu-individu yang berbeda. Dalam memutuskan pembelian, konsumen
dipengaruhi oleh berbagai variabel yang ada pada dirinya sendiri ataupun
lingkungannya. Segala kelebihan yang dimiliki Promag mampu memuaskan
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Promag berorientasi pada gaya hidup yang praktis khususnya dengan
target pasar para pekerja, yang memiliki karakteristik selalu instan, energik,
konsumtif, dan berbeda. Hal ini berhubungan dengan sisi psikologis pekerja yang
memiliki perilaku yang dinamis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Status Pionir Merek Promag
Terhadap Keputusan Pembelian Masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara status pionir merek promag terhadap keputusan pembelian
masyarakat Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh status pionir merek promag terhadap keputusan pembelian
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi
bagi PT. Kalbe Farma Persero Tbk untuk terus meningkatkan kekuatan status
merek pionir agar mampu terus bertahan menguasai pasar.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana
berpikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi
dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa
ABSTRAK
PENGARUH STATUS PIONIR MEREK PROMAG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MASYARAKAT KECAMATAN
MEDAN BARU KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel yaitu status pioner merek Prmag terhadap keputusan pembelian masyarakat kecamatan Medan Baru kota Medan Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah eksplanasi, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling yang teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui sesuai sebagai sumber data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu variabel status pioner merek Promag secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Berdasarkan uji determinan (R2) diperoleh kesimpulan bahwa status pioner merek Promag berpengaruh cukup
erat terhadap keputusan pembelian, yaitu 45,2%, nilai R square dapat diketahui 20,5% berarti faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh status pioner merek Promag sedangkan sisanya 79,5% dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PIONEER STATUS OF PROMAG BRAND ON PURCHASING DECISION AT THE MEDAN BARU DISTRICT
COMMUNITY MEDAN CITY OF NORTH SUMATERA
This research is purpose to know the influence of independent variables pioneer status of Promag brand on puchasing decision at the Medan Baru district community Medan City of North Sumatera. The observation is an explanation one, types of data used are primary data and secondary data. Data collection methods used were questionnaires and study documentation. The sampling technique used is accidental sampling method based on accidental sampling technique that anyone who by chance met with researchers can be used as a sample, if the person who happened to be found suitable as a source of data. Based on the results of research and discussion, found that variable of pioneer status has a partially to the variable of puchasing decision. Based on the determinant testing (R2) concluded that products and brand image very related to the puchasing
decision with R value 45,2%, R squre value is 20,5% shows that puchasing decision can be explained by pioneer status whereas another 79,5% can be explained by other variables which do not include in the model.
SKRIPSI
PENGARUH STATUS PIONIR MEREK PROMAG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MASYARAKAT KECAMATAN
MEDAN BARU KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
OLEH:
AGUNG NUGROHO 110521046
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH STATUS PIONIR MEREK PROMAG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MASYARAKAT KECAMATAN
MEDAN BARU KOTA MEDAN SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel yaitu status pioner merek Prmag terhadap keputusan pembelian masyarakat kecamatan Medan Baru kota Medan Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah eksplanasi, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling yang teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui sesuai sebagai sumber data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu variabel status pioner merek Promag secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Berdasarkan uji determinan (R2) diperoleh kesimpulan bahwa status pioner merek Promag berpengaruh cukup
erat terhadap keputusan pembelian, yaitu 45,2%, nilai R square dapat diketahui 20,5% berarti faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh status pioner merek Promag sedangkan sisanya 79,5% dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PIONEER STATUS OF PROMAG BRAND ON PURCHASING DECISION AT THE MEDAN BARU DISTRICT
COMMUNITY MEDAN CITY OF NORTH SUMATERA
This research is purpose to know the influence of independent variables pioneer status of Promag brand on puchasing decision at the Medan Baru district community Medan City of North Sumatera. The observation is an explanation one, types of data used are primary data and secondary data. Data collection methods used were questionnaires and study documentation. The sampling technique used is accidental sampling method based on accidental sampling technique that anyone who by chance met with researchers can be used as a sample, if the person who happened to be found suitable as a source of data. Based on the results of research and discussion, found that variable of pioneer status has a partially to the variable of puchasing decision. Based on the determinant testing (R2) concluded that products and brand image very related to the puchasing
decision with R value 45,2%, R squre value is 20,5% shows that puchasing decision can be explained by pioneer status whereas another 79,5% can be explained by other variables which do not include in the model.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, atas segala berkat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan
menyelesaikan penelitian ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Penulis