PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
Eksperimen di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Disusun oleh:
SUBHANALLAH
NIM: 503016029893
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Jakarta)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasyah pada, 22 Januari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, 22 Januari 2009
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketuan Jurusan/Program Studi)
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si ... ... NIP. 150 222 933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ... ... NIP. 150 299 475
Penguji I
Abdul Rozak, M.Si. ... ... NIP. 150
Penguji II
Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd. ... ... NIP. 150
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412
Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Subhanallah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Mei 1971
NIM : 503016029893
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA Program Studi Biologi
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa
Eksperimen di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Mahmud Siregar, M.Si
2. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas a[a yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah
Jakarta, 20 Januari 2009
Mahasiswa yang bersangkutan
Subhanallah
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi, apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran portofolio dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan analisis Uji Tukey yang menganalisa pengaruh yang terjadi antara variabel X dan variabel Y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran portofolio dan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Penelitian ini dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2006-2007. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII B sebagai kelompok eksperimen yang diberi pendekatan model pembelajaran portofolio dan siswa kelas VII D sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Instrumen yang akan digunakan untuk hasil belajar pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan terdiri dari 27 soal materi pengelolaan lingkungan yang telah diuji kesahihannya. Instrumen yang digunakan ini juga untuk mengukur aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penggunaan model pembelajaran portofolio dengan peningkatan hasil belajar biologi siswa.
Kata kunci: portofolio.
Alhamdulillah, segala puji atas kesabaran dan keagungan Allah SWT,
Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas
kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Zalla, Rabb yang telah memberikan
kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat.
Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi
dalam kehidupan.
Allahuma shalli ‘ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk
sebaik-baik makhluk ciptaan yang mewarisi keberanian Ibrahim, tongkat
penuntun Musa, kasih sayang Isya, kesabaran Daud, dan kearifan Sulaiman yang
menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar
al-Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas
bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa
keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPA
sekaligus Dosen Penasehat Akademik dan Dosen Pembimbing I;
3. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang penuh
kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini;
4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT;
5. Ibu Dra. Hj. Farida Hamid, MPd., Direktur Madrasah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan dan motivasi
membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas VII MTs Pembangunan
UIN Jakarta, Ibu Dra. Hj. Rini Machdarini, Ibu Ir. Hj. Eha Soriha sebagai
guru mata pelajaran biologi, serta seluruh karyawan dan guru MTs
Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu melaksanakan penelitian.
7. terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Hanya Allah SWT
yang dapat mengganti semua yang telah diberikan kepada penulis selama ini
dengan balasan terindah dalam hidup untuk kalian.
8. Teristimewa untuk ayah Alm. H. M. Sirodj, Istri dan anak-anakku tercinta
Tuti Alawiyah, Sumayah Afifah, Alm. M. Izzudin al Qassam, M. Farhan
Abul Rahman, Vitra Fadhilah Akbar, dan saudara-saudaraku, Amrullah,
Basyir, dan Lutfi yang tak henti-hentinya mendo’akan, melimpahkan kasih
sayangnya, dan memberikan dukungan moril dan materil. Hanya Allah SWT
yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik
untuk kalian.
9. Teman-teman terbaik di program Scholarship IPA, Ella, Maryati, dan Asep.
10. Teman-teman seperjuangan Program Scholarship Jurusan Pendidikan IPA
Program Studi Pendidikan Biologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih untuk kebersamaanya yang menginspirasi untuk selalu menjadi
lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan selama kuliah, sampai jumpa
dalam kesuksesan.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
ilmu pengetahuan umumnya.
Jakarta, Januari 2009
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Pengertian Model Pembelajara Portofolio ... 6
2. Prinsip Dasar model Pembelajaran Portofolio ... 13
B. Kerangka Berpikir ... 25
C. Pengajuan Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Metode Penelitian ... 30
E. Variabel Penelitian ... 31
F. Instrumen Penelitian ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 35
H. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi ... 40
1. Deskripsi Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 40
2. Deskripsi Data Posttest Hasil Belajar Biologi ... 42
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78
2. Modul Momentum, Impuls, dan Tumbukan ... 87
3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 103
4. Instrumen Uji Coba ... 104
5. Kunci Jawabaan Instrumen Uji Coba ... 114
6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Coba ... 115
7. Persentase Klasifikasi Validitas Instrumen Uji Coba ... 116
8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Uji Coba ... 117
9. Persentase Klasifikasi Tingkat Kesukaran Instrumen Uji Coba ... 118
10. Klasifikasi Kelompok Siswa untuk Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Uji Coba ... 119
11. Proporsi Peserta Kelompok Atas (PA) dan Kelompok Bawah (PB) yang Menjawab Benar ... 120
12. Persentase Klasifikasi Daya Pembeda Instrumen Uji Coba ... 121
13. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 122
14. Instrumen Penelitian ... 123
15. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ... 129
16. Uji Analisis Data ... 130
a. Perhitungan Uji Normalitas ... 130
b. Perhitungan Uji Homogenitas ... 142
c. Perhitungan Uji Hipotesis ... 144
d. Perhitungan Uji Normal Gain ... 147
17. Surat Izin Penelitian ... 149
18. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari MAN 4 Jakarta ... 151
19. Tabel-t ... 152
20. Tabel Chi-Kuadrat ... 153
21. Tabel Kurva Normal dari 0–Z ... 154
22. Daftar Riwayat Hidup ... 155
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian ... 44
4.1 Histogram Distribusi Skor Hasil Pretest Pemahaman Konsep
Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 58
4.2 Histogram Distribusi Skor Hasil Pretest Pemahaman Konsep
Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 59
4.3 Histogram Distribusi Skor Hasil Posttest Pemahaman Konsep
Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... .. 60
4.4 Histogram Distribusi Skor Hasil Posttest Pemahaman Konsep
Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 61
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design ... 41
3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 48
3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 49
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 58
4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 59
4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 60
4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 61
4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 62
4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 63
4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 63
4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 64
4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ... 65
4.10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ... 66
Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi tuntutan
terhadap pendidikan yang berkualitas semakin menguat, sehingga pemerintah
melakukan berbagai upaya termasuk perubahan kurikulum. Kurikulum yang
dirumuskan oleh pemerintah bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang
berkualitas dan mampu bersaing pada era global. Hal ini, sejalan dengan apa yang
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan sistem pendidikan nasional juga berfungsi memberikan arah pada
semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan
pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh
semua satuan pendidikan, selain itu setiap satuan pendidikan juga mempunyai
tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai.
Perkembangan yang terjadi saat ini merupakan suatu tantangan bagi dunia
pendidikan untuk menata dan mengembangkan pendidikan seiring dengan
perubahan yang terus menerus dan semakin cepat, karena pada hakikatnya
manusia akan selalu berubah dan berkembang mengikuti dinamika kehidupannya.
Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik sebagai
mahluk sosial maupun sebagai mahluk relegius.
Biologi sebagai salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Salah satu
langkah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengembangan metode
pengajaran dalam pembelajaran biologi, diantaranya dengan memusatkan
pembelajaran pada kebutuhan dan minat siswa dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Sebagaimana diketahui mata pelajaran biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara
sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi anak untuk mempelajari dirinya sendiri
dan alam sekitarnya.
Dengan demikian guru IPA khususnya biologi dituntut untuk
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan memberikan kegiatan yang
bervariasi agar pelajaran tidak menjenuhkan. Dahulu proses pembelajaran lebih
terarah pada satu fokus yaitu guru, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan dengan begitu proses pembelajaran tidak melibatkan siswa secara
langsung dan tidak memberi kesempatan melakukan aktivitas belajar sendiri untuk
memahami bahkan menyelami bahan ajar yang disajikan. Akibatnya kegiatan
pembelajaran menjadi pasif dan kurang efektif karena lebih menekankan pada
pengajaran bukan pembelajaran.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan
tertentu seperti keterampilan dalam menyelesaikan masalah, keterampilan dalam
mengambil keputusan, keterampilan dalam menganalisis data, berfikir secara logis
dan sistematis, keterampilan menyelesaikan masalah nyata, dan lain-lain.
Sehingga pembelajaran akan lebih dititikberatkan kepada siswa, karenanya siswa
dituntut untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pendidikan biologi, yang merupakan bagian dari sains, menekankan
pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung, atau siswa
ditekankan untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya
pelajaran sains berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan
tentang “cara mengetahui” dan “cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa
gejala-gejala alam yang ada disekitarnya. Atas dasar pemikiran tersebut maka model
pembelajaran yang dikembangkan perlu penekanan pada kegiatan belajar siswa
aktif dan mempraktekannya secara langsung.
Memperhatikan dua karakteristik pembelajaran sains yang harus
menekankan belajar secara aktif dan mempraktekannya secara langsung, maka
dikembangkanlah beberapa pendekatan belajar sains, diantaranya adalah yang
bertumpu pada, (1) Empat Pilar Pendidikan, (2) Inkuiri Ilmiah, (3)
Konstruktivisme, (4) Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat, dan (5)
Pemecahan Masalah.1
Empat pilar pendidikan yang dimaksud yaitu belajar mengetahui (learning
to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri
(learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together),
yang dicanangkan UNESCO.2 Maka dengan empat pilar ini diharapkan pembelajaran sains akan lebih menuntut siswa untuk kreatif memecahkan
berbagai permasalahan sehingga proses pembelajaran menjadi aktif dan efisien
sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan hal di atas, maka perlu dikembangkan model pembelajaran
portofolio dalam proses pembelajaran, agar siswa mampu bekerja secara ilmiah,
yaitu memiliki sikap rasa ingin tahu, mau bekerja sama, keterbukaan pikiran,
tekun, dan tidak mudah menyerah. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa, karena siswa diajak untuk lebih aktif dalam
membahas masalah-masalah yang diberikan pada proses pembelajaran, sedang
guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Penggunaan model pembelajaran portofolio pada bidang studi biologi
dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian secara
teoritis maupun praktis permasalahan ini dengan judul: “Pengaruh Model
Pembelajaran Portofolio terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa.”
1
Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung: Ganesindo, 2003), hal. 4
2
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah
berikut ini:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran portofolio dalam
meningkatkan hasil belajar siswa ?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat menjadi
salah satu alternatif model pembelajaran yang menarik bagi siswa?
C. Pembatasan Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran banyak sekali model atau metode
pembelajaran yang dapat digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat, diharapkan dapat menarik perhatian siswa, menumbuhkan minat serta
motivasi belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengaruh model
pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa. Hasil
belajar yang diukur dalam penelitian ini juga dibatasi pada hasil belajar secara
kognitip yang diukur dengan menggunakan instrumen soal tes tertulis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar
siswa?”
E. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Menjadi bahan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran
proses pembelajaran menjadi efektif dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
2. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di
sekolah.
3. Sebagai sumbangan data ilmiah mengenai model pembelajaran
portofolio dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
4. Penulis dapat memahami lebih jauh tentang model pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran Portofolio
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan
pembelajaran, diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu
mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan
belajar peserta didik.
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.1 Komarudin dalam Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah yang dikutip oleh Sagala mengungkapkan,
Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu
deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasi sesuatu yang tidak dapat langsung diamati; (3) suatu sistem
asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu
desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemah realitas
yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin
atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan
dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya,
walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya.
Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dipahami sebagai
kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), cet. ke-2, h. 175
Model menurut Joyce dan Weil seperti yang dikutip Sagala adalah
suatu deskriptif dari lingkungan belajar yang menggambarkan
perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan
pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku
kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program
komputer.2
Hakikat mengajar adalah membantu para pelajar memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara belajar. Hasil akhir
atau hasil jangka panjang dari mengajar adalah kemampuan siswa yang
tiggi untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa yang akan
datang. Model mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan
kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi kemasa
depan.
Pembelajaran berasal dari kata belajar dan ditambahi imbuhan
pe-an. Pembelajaran merupakan proses belajar. Secara harfiah seperti yang
dikemukakan oleh Degeng yang dikutip Fatimah menyebutkan bahwa
pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk membelajarkan siswa. Dari
pengertian tersebut mengandung makna bahwa terdapat sebuah kegiatan
memilih, menetapkan dan mengembangnkan metode atau strategi yang
optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.3
Pembelajaran pada umumnya dilakukan di lembaga pendidikan
baik formal maupun non formal. Pembelajaran melibatkan siswa dan guru.
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilakukan
berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik.4 Sehingga diharapkan dengan pembelajaran berkualitas hasil belajar pun dapat ideal.
2
Ibid. h. 176
3
Siti Fatimah, Jurnal Pendidikan Alternatif Th. X No. 1, Menciptakan Pembelajaran yang Menarik, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002), h. 137
4
Seperti yang dikemukakan oleh Saparhayuningsih, bahwa
tercapainya hasil belajar yang ideal sangat tergantung dari kegiatan belajar
mengajar yang dikelola oleh guru dan kegiatan belajar siswa selama siswa
mengikuti pelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.5
Terlepas dari kemampuan guru yang mampu atau tidak mengelola
pembelajaran yang berkualitas, kerjasama dan peran serta siswa pun
mempunyai andil yang cukup besar dalam keberhasilan belajar. Karena
tidak dapat dipungkiri bahwa komponen kehidupan tidak pernah dapat
berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh sebab
itu, maka interaksi yang harmonis antara siswa dan guru akan lebih
membantu tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Dalam lapangan pendidikan dan pengajaran, istilah portofolio
sebagai model pembelajaran relatif masih belum banyak dikenal secara
luas. Yang telah dikenal secara luas adalah portofolio sebagai suatu cara
penilaian (portofolio bassed assessment)6
Menurut Popham dalam Trineke, MJ. seperti yang dikutip Lina
Listiana portofolio didefinisikan sebagai suatu koleksi yang sistematis
dari suatu pekerjaan siswa.7 Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi inti, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti
refleksi diri. Portofolio juga mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa
yang bergantung kepada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat,
tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio.8 Contoh, pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan
belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak
yang tertarik.
5
Sri Saparhayuningsih, Triadik Th. VII No. 8, Prasyarat Penguasaan Materi, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, Keadaan Diri Pribadi, Lingkungan Belajar, Sosio Emosional, dan Hasil Belajar Mahasiswa UNIB, (Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu, Oktober 2002), h. 124
6
Dasim Budimansyah., Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung: Ganesindo, 2003) h. 9
7
Lina Listiana, Portofolio Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Didaktis (FKIP Universitas Muhamadiyah Surabaya, 2002), Vol. 1, No. 2, h. 61
8
Seperti yang dikatakan oleh Seldin, portofolio adalah binder
dengan semua dokumen pengajaran atau material yang membawa
tercapainya tujuan pengajaran, seperti informasi terpilih pada proses
mengajar, dan bukti padat dari aktivitas siswa. Hutchings dan Quinlan juga
menguraikan bahwa portofolio menyediakan bukti dokumentasi mengajar
yang dihubungkan pada pokok-pokok dan konteks dari apa yang akan
diajarkan kepada siswa.9 Sedang David Sweet mengungkapkan bahwa portofolio bermanfaat sebagai pendukung pada pendekatan interaktif yang
baru yang menekankan peran siswa didalam membangun pemahaman,
dan peran guru untuk membentuk pemahaman siswa tersebut.10
Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda
fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective.11 Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio itu adalah bundel, yakni
kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan
dalam suatu bundel. Misalnya hasil tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot,
piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes
akhir, dan lain sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis,
portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam
pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (kognitif),
keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Prinsip dasar dari
penilaian portofolio ini sendiri masuk kedalam empat bagian: pertama,
penilaian proses dan hasil. Kedua, penilaian berkala dan berkesinambung.
Ketiga, penilaian yang adil. Dan terakhir penilaian implikasi sosial belajar.
Adapun sebagai suatu adjective portofolio sering kali
disandangkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran
maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based
learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka
9
The Center for Teaching Effectiveness, Preparing A Teaching Portfolio, Main Building 2200, The University of Texas as Austin.
10
David Sweet, Student Portfolios: Classroom Uses, Consumer Guide Office of Resesrch, November 1993, h. 1
11
dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based
assesment).12
Menurut Burhanuddin portofolio based learning adalah suatu
penilaian yang mengukur sejauhmana kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas atau karya
dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan-bahan yang relevan dengan
keinginan dan tujuan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil hasil
konstruksi tersebut dapat dinilai atau dikomentari oleh guru atau penilai
dalam periode waktu tertentu.13
Definisi lain mengungkapkan penilaian portofolio merupakan
penilaian terhadap koleksi hasil kerja siswa yang menunjukkan kemajuan
siswa atau kelompok siswa, bukti pencapaian prestasi, keterampilan, dan
sikap siswa.14
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio
merupakan kumpulan atau koleksi dari bukti-bukti kemajuan akademik,
prestasi, keterampilan dan sikap siswa.
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi
pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami
teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.15 Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong
kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai
dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk
berperanserta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antar anggota
masyarakat.
Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari siswa, tetapi
dapat juga berupa karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang
12
Ibid, h. 9
13
Burhanuddin Tola, Penilaian Portofolio di Sekolah, Bahan TOT Desain dan Evaluasi Pembelajaran Guru MAK Tingkat Nasional, (Jakarta: FITK UIN, 2002), h. 81
14
Tanwey Gerson R., Jurnal Pendidikan dan Humaniora Vol. 2, No. 1, Penilaian Portofolio Dalam Penilaian Berbasis Kelas, (Ambon: FKIP Universitas Patimura, 2003), hal. 171
15
bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk menyelesaikan
masalah. Istilah “karya ilmiah” merupakan kata kunci dari portofolio.
Maknanya adalah bahwa yang harus menjadi akumulasi dari segala
sesuatu yang ditemukan para siswa dari topik mereka harus memuat
bahan-bahan yang menggambarkan usaha yang terbaik siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru, serta mencakup
pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut
prinsip belajar siswa aktif. Sebagai konsep, CBSA adalah suatu proses
kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual
dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif
dalam melakukan kegiatan belajar.16 Pengertian tersebut menunjukkan bahwa CBSA menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa dipandang sebagai subjek dan sebagai objek.
Pada dasarnya model pembelajaran portofoliomerupakan usaha
yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun
kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman
belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang
ditemukan, membuat laporan dan menulis apa yang ada dalam pikirannya,
dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaan atau
tugas-tugasnya.
Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio, siswa dituntut
untuk aktif di dalam kegiatan belajar, baik dari mulai fase perencanaan di
kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan atau penyajian. Dalam fase
perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah
dengan menggunakan teknik bursa ide, setiap siswa boleh menyampaikan
masalah yang menarik baginya yang berkaitan tentang mata pelajaran
16
biologi, setelah itu dilakukan voting untuk memilih satu masalah untuk
dijadikan kajian kelas.
Dalam fase kegiatan lapangan, siswa dituntut aktif untuk
mengumpulkan sumber data yang berkaitan dengan masalah kajian kelas,
dengan mengunakan teknik wawancara, pengamatan, kuisioner, dan
lain-lain. Selain itu siswa dapat juga melakukan kunjungan ke perpustakaan,
kantor penerbit surat kabar, biro kliping, pakar di Perguruan Tinggi, kantor
pemerintahan daerah, dan tempat-tempat lainnya yang dapat menunjang
data yang ingin mereka cari.
Pada fase pelaporan aktivitas, maka para siswa akan terfokus pada
pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi yang telah
mereka terima disusun secara sistematis dan disimpan pada sebuah bundel
(portofolio seksi dokumentasi). Sedangkan informasi yang paling menarik
dan penting ditempel pada portofolio seksi penayangan, yaitu papan panel
yang terbuat dari karton, kardus bekas atau bahan lain yang tersedia. Dan
setelah portofolio dibuat, dilakukanlah public hearing dalam kegiatan
show-case di hadapan dewan juri, atau biasanya show-case ini disajikan
pada moment-moment tertentu seperti pada saat class metting di sekolah.
Dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio ini, guru
sebagai fasilitator mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menghidupkan kelas menjadi lebih aktif dan siswa mempunyai motivasi
belajar yang tinggi, guru harus menjadi guru reaktif, yang menjadikan
siswa sebagai pusat pembelajaran dan memulai pelajaran dengan hal-hal
yang sudah diketahui dan dipahami oleh siswa serta berupaya
membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran
sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.17 Sehingga diharapkan dengan pendekatan model pembelajaran portofolio
yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran biologi dapat meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa,
dan memotivasi siswa untuk dapat berkreasi lebih baik dalam
17
melaksanakan segala kegiatannya, sehingga akan diperoleh pula hasil
belajar yang baik.
2. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran portofolio mengacu pada sejumlah prinsip
dasar pembelajaran. Prinsip –prinsip pembelajaran dimaksud adalah
prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran
parasipatorik, dan mengajar yang reaktif.18 1). Prinsip Belajar Siswa Aktif
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut
prinsip belajar siswa aktif, karena hamper dari seluruh proses
pembelajaran, mulai dari fase perencanaan aktifitas di kelas,kegiatan
lapangan, dan pelaporan dilakukan oleh siswa.
2). Kelompok Belajar Kooperatif
Model pembelajaran portofolio juga menerapkan prinsip belajar
kooperatif, yaitu proses pembelajaran yang dilandasi dengan
kerjasama, baik kerjasama antarsiswa, guru, maupun pihak-pihak yang
ikut terlibat dalam pembuatan portofolio.
3). Pembelajaran Parasipatorik
Model pembelajaran ini juga menganut prinsip daasar
pembelajaran parasipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar
sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonannya
yaitu siswa belajar hidup berdemokrasi, sebab tiap langkah yang
dikerjakan dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya
dengan praktik dan demokrasi.
4). Reactive Teaching
Dalam menerapkan model pembelajaran portofolio guru berperan
sangat penting, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Selain itu guru juga harus
18
dapat menciptakan situasi yang membuat materi pelajaran selalu
menarik bagi siswa, dan tidak membosankan. Guru juga harus
mempunyai sensitifitas yang tinggi, sehinnga apabila pembelajaran
sudah membosankan siswa, guru akan dengan cepat mengetahuinya,
dan guru harus mencari cara lain untuk membuat pembelajaran
kembali menarik dan tidak membosankan.
Ciri-ciri guru reaktif diantaranya sebagai berikut:
a) Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar
b) Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan
dipahami siswa
c) Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan
mebuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan
berguna bagi siswa.
d) Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat
siswa bosan.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Portofolio
a. Langkah I. Mengidentifikasi Masalah
Pada langkah ini guru dan siswa mencari masalah yang ada
dilingkungan sekitar berkenaan dengan “Pengelolaan
Lingkungan”. Kemudian guru memberikan tugas pekerjaan rumah
kepada siswa tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan
masyarakat berkaitan dengan masalah yang akan dikaji yang
dianggap penting.
b. Langkah II. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas
Pada tahapan ini guru dan siswa bersama-sama mengkaji kembali
informasi-informasi yang telah dikumpulkan oleh siswa. Masalah
yang telah didapat oleh siswa ditulis kembali oleh guru di papan
tulis untuk kemudian siswa menentukan satu masalah yang akan
dikaji menjadi portofolio. Kemudian dilakukan pemilihan masalah
satu masalah yang ingin mereka bahas dalam selembar kertas,
masalah yang paling banyak dipilih oleh siswa maka akan dikaji
lebih lanjut.
c. Langkah III. Mengumpulkan Informasi Tentang Masalah Yang
Akan Dikaji di Kelas
Pada tahap ini guru memberikan contoh kepada siswa tentang
panduan atau format tentang konsep wawancara. Juga menjelaskan
kepada siswa panduan untuk mencari informasi dari media cetak,
yang diantaranya berisi tentang: nama siswa pencari informasi,
tanggal pelaksanaan, nama media yang menjadi sumber informasi,
waktu penerbitan, pokok masalah berita, dll.
d. Langkah IV. Membuat Portofolio Kelas
Pada tahap ini siswa sudah selesai melaksanakan penelitian dan
memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber yang
dibutuhkan untuk membuat portofolio kelas, selanjutnya jumlah
siswa di kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar, kemudian dari
kelompok besar tersebut dibagi lagi menjadi empat kelompok kecil
dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu
bagian portofolio.
Keempat kelompok tersebut yaitu:
Kelompok 1 bertugas : menjelaskan masalah yang dikaji
Kelompok 2 bertugas : menjelaskan berbagai kebijakan
alternatif atau masukan untuk mengatasi
masalah.
Kelompok 3 bertugas : mengusulkan kebijakan kelas untuk
mengatasi masalah
Kelompok 4 bertugas : membuat rencana tindakan yang
dilakukan untuk pemecahan masalah
e. Langkah V. Penyajian Portofolio Kelas (Show Case) Setelah
akan mempresentasikan hasil karyanya dihadapan guru dan peserta
lainnya.
4. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Portofolio
Penggunaan portofolio sebagai pembelajaran memiliki kekuatan dan
kelemahan. Kekuatannya antara lain:19
a. Dapat mengembangkan keterampilan atau kecakapan siswa,
diantaranya keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan
pendapat, berdebat, menggunakan berbagai sumber informasi,
mengumpulkan data, membuat laporan, dan sebagainya.
b. Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antar
siswa dan antar siswa dan guru.
c. Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa
d. Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai
masalah-masalah kemasyarakatan atau lingkungannya, dan dapat
memotivasi adanya rasa peduli atau peka terhadap lingkungan
masyarakat disekitarnya.
e. Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman
belajarnya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik.
f. Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih
lama, karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari
mengetahui, memahami, melakukan aktivitas dan bekerjasama
dengan teman-temannya dalam kebersamaan hidup di masyarakat.
Adapun kelemahan dari model pembelajaran portofolio, antara lain:
a. Memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru.
b. Memerlukan biaya.
c. Memerlukan adanya jaringan komukasi yang erat antar siswa,
guru, sekolah, keluarga, dan masyarakat.
19
5. Hasil Belajar Biologi
a. Pengertian Belajar
Setiap manusia di dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu
secara formal maupun non formal. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kebiasaan, sikap dan tingkah
laku, serta perubahan-perubahan aspek lain yang dialami individu dalam
belajar. Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan
suatu fakta dalam bentuk informasi atau meteri pelajaran, demikianlah
sebagian orang menafsirkan arti belajar.20 Ada pula yang menyebutkan bahwa belajar merupakan latihan seperti kegiatan membaca dan menulis.21 Dari pernyataan tersebut makna belajar terlihat kurang lengkap. Untuk
menghindarinya maka beberapa ahli dalam dunia pendidikan mencoba
untuk merumuskan definisi belajar sebagai berikut.
Belajar menurut Hilgrad dan Bower seperti yang dikutip oleh
Purwanto berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau
keadaan sesaat seseorang.22
Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa
belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia.
Perubahan dalam menunjukkan kinerja (prilaku) berarti belajar itu
menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang
diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64
21
Ibid.
22
yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi dan nilai.23
Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah
mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman.24 Pada definisi yang di kemukakan oleh Witting menekankan pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek
psiko-fisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah
laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa
belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.25
Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah suatu terminology
yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses
tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap,
pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui
pengalaman.26
Keempat definisi belajar yang diungkapkan oleh Hilgrad, Gagne,
Witting, dan Witrock menekankan bahwa proses belajar mengahruskan
perubahan pada individu. Gagne menggunakan istilah perubahan dalam
disposisi manusia. Sementara tiga ahli lainnya menekankan pada
perubahan tingkah laku individu melaui pengalaman.
Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri
melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak
setelah terjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan
sebagai hasil proses belajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari
pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi belajar
ditandai oleh dua faktor yaitu adanya pengalaman dan perubahan.
23
Nurdin Ibrahim, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.031, Tahun ke-7, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa Barat, (Jakarta: Depdiknas, September 2001), h. 487
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) h. 90
25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, loc. cit., h. 66
26
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui
proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik
sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan
tingkah laku.
Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), diantaranya
meliputi:
a. Intelegensi
b. Bakat
c. Minat dan perhatian
d. Motivasi
e. Kesehatan jasmani
f. Cara belajar
2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan,
baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan
masyarakat.
b. Pengertian Biologi dan Hasil Belajar Biologi
Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahun Alam, yang
mempelajari tentang alam dan mahluk hidup. Di lihat dari definisi
etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos. Bios artinya hidup dan
logos adalah ilmu. Sehingga dapat dikatakan bahwa biologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang hidup, mahluk hidup, dan kehidupan. Maka,
konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual, sehingga
biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan hakikat
utama.27
27
Berdasarkan hakikat tersebut, terdapat tiga aspek biologi yang dikenal,
yaitu:
a. Biologi untuk mengenal diri
Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang proses-proses yang
berlaku di dalam diri, menyadari potensi dan kemampuan diri serta
peranan manusia sebagai pengurus alam.
b. Biologi untuk mengenal alam sekitar
Karena manusia berada dan hidup dalam suatu komunitas, merupakan
hal yang wajar jika ia memahami tentang benda-benda hidup dan
proses yang berada di sekelilingnya. Hal ini menjadikan manusia
menghargai peranannya dalam kehidupan
c. Biologi untuk memahami interaksi diantara diri dengan alam
sekitarnya.
Ini berarti bahwa manusia dan alam sekitarnya mempunyai hubungan
yang berarti antara satu dengan yang lainnya demi kekekalan
keseimbangan alam
Sebagaimana halnya IPA, biologi dapat dipandang sebagai:
a. Semua pengetahuan tentang mahluk hidup (sebagai bangunan ilmu)
b. Metode ilmuah/logik yang dipergunakan oleh biologi untuk menambah
pengetahuannya.
Mengingat hal tersebut, biologi bukanlah ilmu pengetahuan yang
statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan
pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran
guru ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam
bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun sendiri
pengetahuan-poengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung.
Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan
proses IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA.
Sehingga proses belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual.
Keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan yang
seperti observasi, klasifikasi, interpretasi, merancang percobaan, dan
aplikasi.
Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses
pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar
tertentu. Sebagaimana telah disebutkan bahwa belajar pada dasarnya
adalah proses perubahan tingkah laku tersebut meliputi berbagai bentuk
kemampuan.
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa secara
optimal selama berlangsungnya proses belajar atau perubahan tingkah laku
dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar didefinisikan sebagai hasil yang
telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar terlebih dahulu
mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan, dan hasil belajar
yang dicapai itu berupa nilai atau angka.28
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti
sesuatu yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari
adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh
pada perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat
pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari dapat diketahui melalui tes
yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non
riil. Lihat bagan. 2.1
Pengetahuan
Bagan. 2.1
Bagan Hasil Belajar
28
I Dewa Putu Nyeneh, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Pengaruh Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I Cawu I SMUN 10 Bandar Lampung.
Perilaku
Nilai Hasil Belajar
Dari gambar di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh
adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan
karena adanya kegiatan belajar. Baik bururknya hasil belajar sangat
tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang
bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya.
Hasil belajar menurut Gagne seperti dikutip Slameto, dapat
dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, atau kemampuan
seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap dan hasil
belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kemampuan, yaitu:
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemampuan
motorik, dan sikap.29 Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1) Informasi Verbal (Verbal Information)
Yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa
baik lisan maupun tertulis.
2) Kemampuan Intelektual (Intelectual Skills)
Yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan,
mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan
dapat menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu
persoalan.
3) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
Yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan
aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang
dihadapinya.
4) Sikap (Attitude)
Yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan
untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian atas
objek itu.
5) Keterampilan Motorik
29
Yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan serangkaian gerakan
jasmani dari anggota badan secara terpadu dan terkoordinasi.
Selanjutnya menurut Gronlund seperti yang dikutip Veithzal
Rifa’i, hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari
proses belajarnya.30
Sementara itu menurut Crowl, et.al, dalam kutipan yang sama,
mengemukakan tentang perlunya ciri-ciri perilaku seseorang yang
diperoleh dari hasil belajar, yaitu: perilaku berupa kemampuan aktual
maupun potensial, kamampuan baru tersebur berlaku dalam waktu yang
relatif lama, dan kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha. Sependapat
dengan uraian di atas, Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi
seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.31
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai definisi
hasil belajar dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan
ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah
laku pada diri siswa itu sendiri.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua faktor utama, yaitu
faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri, dan
faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.32 1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Faktor Intern)
30
Veithzal Rifa’i, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, Tahun ke-9, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei Di Diklat Depkes (2000), (Jakarta:Depdiknas, Januari 2003), h. 130
31
Ibid., h. 130
32
Faktor ini terdiri dari dua macam kondisi, yaitu kondisi
fisiologis siswa yang terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik, kondisi panca indera, terutama penglihatan dan
pendengaran. Dan kondisi psikologis siswa yang
mempengaruhi hasil belajar, seperti intelegensi, minat, bakat,
motivasi, sifat dan kebiasaan belajar, ketekunan, kemampuan
kognitif, dan kondisi sosial ekonomi siswa.
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (Faktor Ekstern)
Faktor ini berasal dari luar diri siswa yang dapat menentukan
atau mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor
lingkungan.
Hasil belajar pada dasarnya tersirat pada tujuan pengajaran,
sehingga hasil belajar siswa dipengaruhi baik oleh kemampuan siswa
maupun mutu pengajaran itu sendiri. Hasil belajar akan membentuk
kemampuan seseorang. Pengatahuan yang dimiliki seseorang akan
mempengaruhi caranya bertindak dalam kehidupan sehari-hari, baik
tindakan yang bentuknya intelek maupun yang bentuknya fisik. Oleh
karena itu hasil belajar dapat diamati dan diukur dari tindakan seseorang
yang merupakan wujud dari kemampuannya dalam menyerap sejumlah
informasi dan pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar
juga akan menumbuhkan pengetahuan seseorang sehingga ia dapat
mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan membentuk kebiasaan
sikap, dan cita-cita hidupnya. Seseorang yang telah berhasil dalam belajar
akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut atas, maka dalam penelitian ini yang
dimaksud hasil belajar biologi siswa yaitu pengetahuan yang dicapai siswa
pada mata pelajaran biologi setelah mengalami proses pengajaran di
sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses
belajar pada akhir pokok bahasan. Asumsinya adalah pengetahuan yang
oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan hasil
pengajaran.
6. Hubungan Model Pembelajaran Portofolio dengan Hasil Belajar
Model pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang
berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme, yang pada prinsipnya
siswa akan membentuk atau membangun pengetahuannya melalui
interaksi di lingkungan sekitarnya. Selain itu model pembelajaran ini juga
menganut prinsip belajar siswa aktif (CBSA), karena pada proses
pembelajarannya segala kegiatan akan berpusat langsung pada siswa.
Dalam melaksanaan model pembelajaran portofolio, selain
memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa
juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman
fisik dalam artian mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran.
Pengalaman mental dalam arti siswa diberi kebebasan untuk menyusun
atau merekonstruksi sendiri informasi-informasi yang telah diperoleh.
Dalam penerapannya model pembelajaran portofolio akan menuntuk
siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar dan mengajar,
karena siswa akan melewati banyak fase dalam menyelesaikan tugas
portofolionya, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan,
dan pelaporan atau penyajian. Dengan demikian akan didapatkan hasil
belajar yang lebih baik karena siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku manusia, sebagai hasil dari latihan penguatan. Perubahan terjadi,
manakala penguatan terus-menurus diberikan. Dalam penguatan ini,
hubungan stimulus dan respon sebagai bagian dari proses belajar
mengalami proses intersifikasi. Penguatan stimulus ini atau perangsang
belajar sebagai bentuk respon siswa terhadap stimulus yang diberikan
guru.
Penerapan suatu strategi, model, atau metode dalam pembelajaran
biologi, merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
kemampuan siswa secara konstruktif dan mengarah kepada penguasaan
materi, karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki
strategi dan metode pembelajaran yang tepat, efektif, efisien dan mengena
pada tujuan yang diharapkan. Salah satunya dapat melibatkan siswa secara
aktif, menarik minat dan perhatian siswa, mengembangkan motivasi siswa,
sehingga tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penciptaan situasi belajar yang kondusif dan efektif dapat dicapai
dengan penggunaan metode-metode belajar yang menyenangkan sehingga
siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah
satunya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran portofolio yang
memusatkan pembelajaran pada siswa.
Keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran
portofolio bergantung kepada kemampuan guru dalam
mentransformasikan pesan kepada siswa. Faktor ini sangat penting, karena
bila hal ini terpenuhi, maka minat siswa akan semakin baik dan suasana
belajar menjadi kodusif dan efektif dengan indikasi yaitu kecenderungan,
meningkatkan perhatian, dan perilaku siswa terhadap model pembelajaran
portofolio, sehingga akan tercipta hasil belajar yang diinginkan.
Hasil belajar siswa merupakan seluruh hasil yang dijalankan oleh
siswa dalam proses belajar mengajar, baik dalam pemahaman materi yang
diberikan oleh guru, nilai-nilai tugas, dan juga nilai raport. Minat siswa
terhadap terhadap mata pelajaran dan metode yang diberikan oleh guru
selama proses belajar mengajar berlangsung akan tampak dalam hasil
belajar mereka.
Penggunaan model pembelajaran portofolio berpusat pada siswa,
sehingga diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif
dasar portofolio yaitu prinsip belajar siswa aktif, berajar kooperatif,
pembelajaran poarasiptorik, dan reaktif teaching. Selain itu adanya minat
dan motivasi siswa dalam belajar akan sangat membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar yang baik pula.
Jadi dapat diartikan bahwa penggunaan model pembelajaran
portofolio dapat mempengaruhi minat, aktivitas, dan pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan sehingga siswa diharapkan mendapat
hasil belajar yang diharapkan. Artinya, diduga bahwa siswa yang diberi
pengajaran dengan pendekatan model pembelajaran portofolio, memiliki
minat, aktivitas, dan pemahaman materi yang lebih baik dan dapat
meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan dari materi
pelajaran yang diberikan, atau dapat dikatakan terdapat pengaruh metode
pembelajaran yang digunakan guru, dalam hal ini model pembelajaran
portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir, serta terdapatnya
berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi melatar
beakangi penelitian ini, maka hipotesis statistic penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
Ho, µA = µB
Ha, µA > µB
Keterangan:
Ho : Hipotesis yang akan diuji kebenarannya
Ha : Hipotesis alternatif
Ho :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran portofolio yang
artinya bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran portofolio sama dengan peningkatan hasil belajar biologi
siswa yang diajarkan dengan model konvensional.
Ha :Terdapat pengaruh positip model pembelajaran portofolio yang
digunakan guru terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa,
artinya bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran portofolio lebih tinggi dari pada peningkatan hasil
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh penggunaan model
pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi, apakah
terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang
diajarkan dengan model pembelajaran portofolio dan kelas yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2007 yang
berlokasi di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kegiatan dimulai dengan uji coba instrumen di madrasah yang sama
dengan kelas berbeda, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada
kelas eksperimen yang diawali dengan pretest, dan diakhiri dengan pemberian
post test untuk mendapatkan skor hasil belajar terhadap materi yang diberikan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan populasi
terjangkaunya adalah siswa kelas VII yang memperoleh pelajaran biologi dengan
jumlah seluruhnya sebanyak 7 kelas.
Pengambilan sampel dilaksanakan secara cluster sampling, dan pemilihan
kelas diambil secara random artinya setiap kelas dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Setelah sampel diambil secara random, maka terpilihlah dua kelas dari
tujuh kelas yang ada dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta., kelas tersebut adalah kelas VII-B sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah sebanyak 36 siswa yang diberi pendekatan model pembelajaran
portofolio, dan kelas VII-D sebagai kelas kontrol berjumlah 36 siswa yang diberi
pendekatan konvensional.
Tabel 3.1
Daftar Sampel yang Akan Diteliti
Kelas Eksperimen Jumlah Kelas Kontrol Jumlah
VII – B 36 siswa VII – D 36 siswa
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
dengan analisis Uji Tukey yang menganalisa pengaruh yang terjadi antara variabel
X dan variabel Y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara kelompok yang
menggunakan model pembelajaran portofolio dan kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensional. Eksperimen merupakan kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti
yang ada hubungannya dengan hipotesis yang diajukan yang meneliti adanya
akibat setelah subyek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya.1
Tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk mengetahui hubungan
sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.2 Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Pretest-Posttest Eqiuvalent Group Design,
yaitu kelompok eksperimen dan control sebelum dilakukan perlakuan diobservasi
untuk menjamin bahwa kedua kelompok tersebut sebelum mendapat perlakuan
adalah sama dan jika berbeda itu dapat dikendalikan.3 Pada akhir penelitian subyek diberikan post test. Subyek diambil dari kelompok tertentu yang terbagi
menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan dari metode ini
yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh antara satu variabel dengan variabel
1
M. Subana & Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001) h. 39
2
Sumadi Suryabrata, Metodologi penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) h. 88
3
yang lain yang menjadi objek penelitian melalui pengumpulan data, pengolahan
data, dan analisa serta pengambilan kesimpulan.
Adapun rancangan pre eksperimen dilakukan dengan pola sebagai berikut :
Tabel 3.2
Rancangan Pre Eksperimen
Kelompok Perlakuan
(Metode Belajar) Posttest
O1 X T1
O2 Y T2
Dimana :
O1 = Kelompok eksperimen
O2 = Kelompok kontrol
X = Pengajaran pada kelompok eksperimen dengan model
pembelajaran portofolio
Y = Pengajaran dengan menggunakan metode konvensional
T1 = Hasil belajar pada kelompok eksperimen
T2 = Hasil belajar pada kelompok kontrol
E. Variabel Penelitian
1. Variabel X (Model Pembelajaran Portofolio)
a. Definisi Konseptual
Portofolio diartikan sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses
sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu benda fisik
portofolio adalah bundel, yakni kumpulan data dokumentasi hasil
pekerjaan siswa yang disimpan pada suatu bendel. Sedang sebagai suatu
proses sosial pedagogis. Portofolio adalah collection of learning
experience yang terdapat dalam pikiran siswa baik yang berwujud
pengetahuan, (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran portofolio merupakan suatu bentuk proses belajar
mengajar yang membentuk siswa menjadi mandiri dan kreatif dalam
memecahkan suatu permasalahan sehingga siswa dituntut aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan merupakan suatu inovasi
pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori
secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik
belajar di sini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong
kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi para siswa, belajar menilai
dan mempengaruhi kebijakan umum, dan memberanikan diri untuk
berperan serta dalam kegiatan anatrsiswa, antarsekolah, maupun
antaranggota masyarakat.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku, kepandaian, atau
kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi
tahap. Hasil belajar biologi adalah terjadinya perubahan perilaku
kepandaian atau kemampuan seseorang pada mata pelajaran biologi.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar, ditandai dengan adanya perubahan
kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri. Sehingga hasil
belajar biologi merupakan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran
biologi setelah mengalami proses belajar mengajar, ditandai dengan
adanya perubahan-perubahan.
F. Instrumen Penelitian
1. Sumber Data
Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif