• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pengelola Kekayaan Dan Asset Daerah Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pengelola Kekayaan Dan Asset Daerah Kota Sibolga"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA

O L E H

Nama : Ovi Aldino Akbar Nasution NIM : 072600086

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan

dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

dengan judul “TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN

PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA ”.

Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik dalam susunan

kalimat maupun pembahasannya, Oleh karena itu penulis mengharapkannya adanya

kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang

lebih baik.

Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak.

Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada:

- Bapak Prof. Dr. M.Arif Nst,M .A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

- Bapak Drs.H.M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program Studi

(3)

- Ibu Dra. Elita Dewi ,Msp, selaku Dosen Wali.

- Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbung, yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan pengarahan dalam proses penulisan

Laporan PKLM.

- Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan,

yang telah memberi ilmu dan wawasan selama mengikuti perkuliahan.

- Seluruh Staf Pengajar jurusan Administrasi Perpajakan yang telah banyak

membantu penulis.

- Bapak Basril Tanjung SE. serta masing-masing kepala seksi yang telah

membantu saya dalam memperoleh data yang diperlukan.

- Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya,

didikan, dorongan dan restunya kepada penulis, dan juga materiil yang

diberikan yang tidak dapat dinilai dengan suatu apapun.

- Buat Kakakku tersayang maya terima kasih atas dorongan, semangat dan

do’anya sehingga penulis tetap bersemangat menghadapi segala rintangan dan

cobaan.

- Seluruh teman-teman terbaikku Tax B’ 2007 yang telah banyak membantu

dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini. dan

keluarga besar IMPROSAJA gak nyangka bisa kenal dengan kalian yang

unik-unik dan gokil gak terasa 3 tahun telah kita lalui bersama khususnya

(4)

makasih buat semuanya, Insyallah persahabatan ini tidak hanya sampai disini

tapi untuk selamanya.

- Seluruh teman-teman seperjuangan Tax ‘ Stambuk 2007

- Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya

mengucapkan ribuan terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga

laporan ini dapat selesai. Dan saya berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat

bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2010

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...3

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri...5

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...5

E. Metode Pengumpulan data ...6

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...7

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...10

B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...12

C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...14

(6)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

A. Pengertian Pajak ...21

B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan ...21

C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan ...23

D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan ...24

E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ...25

F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan ...27

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Analisa Data ...29

B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan ...31

C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan ...32

D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah ...33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...34

B. Saran ...35

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama

penerimaan Negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar

pajak , dan meningkatnya jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan

kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan,

mengakibatkan peningkatan penerimaan daerah.

Pajak yang dikelola secara bersama-sama Direktorat Jenderal Pajak dan

Pemerintah Daerah, dimana dalam pemungutannya memperhatikan keadaan wajib

pajaknya melalui penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Pajak daerah

merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi

daerah. Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu pajak daerah yang berpotensial

dikarenakan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka

sangat diharapkan Pajak Penerangan Jalan sebagai alternatif pendanaan pemerintah

untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan

sumber-sumber pendapatan daerah yang diharapkan akan mengingkatkan

kemampuan membangun daerah tersebut.

Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun

(8)

Undang Pajak Daerah yang baru yaitu Undang – Undang No.28 Tahun 2009. Pajak

Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan

sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Sebagai salah satu sumber pendapatan

daerah yang berperan penting bagi anggaran dan belanja daerah, Pajak Penerangan

Jalan sangat diharapkan dapat memberikan sumbangsihnya bagi kelangsungan

pembangunan daerah.

Dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan tersebut di daerah tentunya

terdapat permasalahan-permasalahan salah satunya adalah dalam hal tata cara

pemungutan. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak

Penerangan Jalan ini harus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi

permasalahan yang timbul. Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi tentunya

penerimaan daerah meningkat sehingga pembangunan di daerah dapat dibiayai.

Melalui pelaksanaan PKLM ini, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana

prosedur yang dilakukan dalam menentukan besarnya pajak atas penerangan jalan

dan bagaimana tata cara yang dilakukan dalam pemungutan atas Pajak Penerangan

Jalan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih judul : “ Tata Cara

(9)

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas

Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

b. Untuk mengetahui data tentang pemungutan pajak penerangan jalan.

c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam

pemungutan pajak penerangan jalan.

d. Untuk mengetahui upaya - upaya yang ditempuh dalam meningkatkan

penerimaan pajak penerangan jalan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan

b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan

c. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam melaksanakan

kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan

mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah

yang timbul.

d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan

yang timbul selama PKLM.

e. Memperluas pandangan mahasiswa dalam melihat kondisi perpajakan yang

(10)

Bagi kantor/instansi

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga

instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu

pengetahuan dilembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi

Perpajakan FISIP USU

b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelaksanaan pemungutan pajak

penerangan jalan.

c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan

pemikiran kepada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota

Sibolga, sebagai masukan dalam evaluasi pelaksanaan pemungutan pajak

penerangan jalan.

d. Untuk menambah Ide dan gagasan untuk perbaikan sistim kerja yang ada di

Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

e. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah didapatkan.

Bagi Universitas

a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

b. Agar memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara Khususnya

(11)

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya Kantor

Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Daerah

2. Data tentang pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan yang diperoleh

dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Asser Daerah Kota Sibolga

3. Kendala dalam pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai

dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut

PKLM ini, mulai dari penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri,

(12)

2. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan buku- buku yang diperlukan, Undang – Undang di

bidang Perpajakan, dan bahan – bahan tertulis lainnya yang berhubungan

dengan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung

pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi

tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku

pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer

dan sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan

dengan penyusunan laporan PKLM.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa

dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Tata Cara Pemungutan

Pajak Penerangan Jalan.

E. Metode Pengumpulan Data

(13)

1. Wawancara (Interview Guide)

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung

kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan

informasi tentang tata cara pemungutan pajak penerangan jalan.

2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan meninjau, mendengar

serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan

yang dibahas, meneliti pemungutan pajak penerangan jalan.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil

penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan

dengan PKLM.

F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan

laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan

laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang

(14)

latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM,

metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi

PKLM, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta

gambaran mengenai pegawai Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan

Asset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan

pemungutan pajak penerangan jalan yang ada di Kantor Dinas

Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada

dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu pemungutan pajak

penerangan jalan Di Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset

Daerah Kota Sibolga.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini

disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang

(15)

Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi

kesimpulan dan saran yang kiranya dapat mengingkat pelayanan

kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pengelola Kekayaan

dan Asset Daerah Kota Sibolga.

(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Keayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di

wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi

Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menganut prinsip otonomi yang seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab,

dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan

urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah

Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif

daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislative daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala

Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang

membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang di wadahi dalam Sekretariat

(17)

yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur

pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga 188.4.54/14/ 2000 tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka terbentuklah

Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan

dan pendapatan di daerah Kota Sibolga, termasuk untuk mengelola penerimaan pajak

dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada di

dalam daerah Kota Sibolga.

Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun

2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan

Bagian Pengelolaan Kekayaan dan Asset Daerah Pemerintah Kota Sibolga. Maka

sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Dinas –

Dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama

menjadi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga. Pembentukan

Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Dinas – dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan

sebagai pelaksanaan Peraturana Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk

melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi dan

(18)

2008 diberlakukan sejak tanggal 03 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat Eselon

II di lingkungan Pemko Sibolga oleh Walikota Sibolga.

B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuai

dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan

kerja dan wilayah kerja setiap karyawan.

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai

penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing –

masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut

juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah :

a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan

c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai

(19)

Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah dipimpin oleh seorang

Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pemerintah

daerah.

Pada Skretariat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

terdapat Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam jenjang jabatan

struktural eselon IV. A yaitu :

a. Sub bagian Umum dan Perlengkapan

b. Sub bagian Keuangan dan Kepegawaian dan

c. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sementra itu, Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga

juga terdapat 4 (empat) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang

jabatan struktural eselon III.b. Tiap – tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) Seksi yang

masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang

jabatan struktural eselon IV.a yaitu :

1. Bidang Pendapatan Terdapat 3 seksi :

a. Seksi Pendapatan, Pandaftaran dan Penetapan

b. Seksi Pajak Retribusi dan Pajak lain – lain

c. Seksi Evaluasi, Pelaporan dan Pengembangan Pendapatan

2. Bidang Penganggaran dan Kuasa BUD

a. Seksi Penganggaran dan Pembinaan

b. Seksi Verifikasi

(20)

3. Bidang Keuangan dan Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Penerimaan Kas

b. Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan Selain Kas

c. Seksi Pelaporan

4. Bidang Asset dan Investasi Daerah

a. Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah

b. Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan

c. Seksi Pengendalian Inventaris Asset dan Investasi Daerah

Selanjutnya masing – masing Kepala Sub Bidang membawahi beberapa orang

staf/pelaksana, dan pada Dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Untuk melaksanakan fungsi dan layanan, Dinas Pengelola Kekayaan dann Asset

Daerah Kota Sibolga telah ditempatkan sebanyak 53 orang aparatur sebagai asset

intelektual. Jumlah ini terdiri dari 47 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang

Tenaga Harian Lepas (THL) petugas administrasi dan 4 orang petugas kebersihan

kantor.

C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah berdasarkan

Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 pasal 83 ayat 1 adalah

(21)

Keuangan dan Asset Daerah. Sebagai unsur pelaksana daerah dibidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai pasal 83 ayat 2 adalah:

1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelola Keuangan dan

Asset Daerah

2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/

kegiatan

3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelola Kekayaan dab Asset

Daerah

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Walikota tentang

pelaksanaan program/kegiaatan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi

kelancaran pelaksanaan tugas

6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan

Disamping kewenangan tersebut diatas, Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah

Kota Sibolga juga diberi kewenangan mengelola Stadion Horas.

Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelola Keuangan

dan Asset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sabagai Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut pasal 5 ayat (3) Permendagri No. 13 Tahun

2006, Kepala SKPKD merupakan pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

(22)

1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat

(3) mempunyai tugas :

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan

daerah

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Perturan Daerah

d. melaksanakan fungsi BUD

e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung

jawaban pelaksanaan APBD

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD

b. mengesahkan DPA – SKPD/DPPA – SKPD

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

pengeluaran kas daerah

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah

f. menetapkan SPD

g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas

nama pemerintah daerah

h. ,elaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah

(23)

j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaa serta

penghapusan barang milik daerah

Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset

Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga

memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas melaksanakan

pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah

penting perjalanan suatu organisasi. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya

dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan

pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan dibidang Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah agar lebih terarah dan terfokus kepada hasil

yang akan dicapai, sesuai dengan tupoksi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset

Daerah bertugas dalam penyelenggaraan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas Pengelola Kekayaan dan

Asset Daerah adalah ” Terkelolanya Keuangan Daerah dengan Tertib, Efisien,

Efektif, Transparan, Akuntabel dan Auditabel.”

Berdasarkan Visi yang telah diuraikan diatas dan sebagaimana pedoman

dalam pelaksanaan tugas sesuai rencana dan tujuan yang akan dicapai, maka yang

menjasi Misi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga adalah :

a. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan

(24)

1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan

segala aktivitasnya

2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dan

lain – lain yang cukup

3.Menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan

dan asset daerah

4. Mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup

5. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset

daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta

pengelolaan barang/asset daerah

c. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan daerah dan

asset daerah

d. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan

tuntutan paket 3 Undang – Undang Keuangan Negara 2003 – 2004 dan

turunannya

e. Menginventariskan semua asset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya

sesuai dengan peraturan perundang – undangan

f. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan

(25)

D. GAMBARAN UMUM PEGAWAI DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA TAHUN 2010

NO JABATAN JUMLAH

1 Kadis 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum dan Perlengkapan 1 orang

4 Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian 1 orang

5 Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kabid Pengenggaran dan Kuasa BUD 1 orang

8 Kabid Keuangan dan Akuntansi 1 orang

9 Kabid Asset dan Investasi Daerah 1 orang

10 Seksi Pendapatan, Pendaftaran, dan Penetapan 1 orang

11 Seksi Pajak Retribusi dan Pajak Lain – lain 1 orang

12 Seksi, Evaluasi, Pelaporan, dan Pengembangan Pendapatan 1 orang

13 Seksi Pengenggaran dan Pembinaan 1 orang

14 Seksi Verifikasi 1 orang

15 Seksi Perbendaharaan 1 orang

16 Seksi Akuntansi Penerimaan Kas 1 orang

17 Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan selain Kas 1 orang

18 Seksi Pelaporan 1 orang

19 Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah 1 orang

20 Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan 1 orang

[image:25.612.118.529.166.688.2]
(26)

Keterangan :

1. Golongan III/a : 2 Orang

2. Golongan III/b : 4 Orang

3. Golongan III/c : 5 Orang

4. Golongan III/d : 8 Orang

5. Golongan IV/a : 1 Orang

(27)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENERANGAN JALAN

A. Pengertian Pajak

Sebelum membahas mengenai gambaran data pajak penerangan jalan,

sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui tentang pengertian pajak.

Definisi atau perngertian pajak menurut Prof.Dr.Rachmat Soemitro,SH: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelengaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan

1. Undang- undang No.34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah

jo.undang-undang No.28 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas

(28)

2. Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

4. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

5. Peraturan Daerah Kota Sibolga No.05 Tahun 1998 tentang Pajak Penerangan

Jalan.

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002 tentang pemungutan

Pajak Penerangan Jalan.

Ketentuan-ketentuan tersebut memuat hal-hal penting yang memberi

penjelasan tentang apa itu Pajak Penerangan Jalan dan PLN sebenarnya. Secara garis

besar akan diuraikan sebagai berikut :

1. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga

listrik dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan

jalan yang rekeningnya oleh Pemerintah Daerah.

2. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan

umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

3. Penggunaan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang

menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun bukan PLN.

4. Penggunaan Tenaga Listrik PLN yang selanjutnya disebut pelanggan PLN

adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari

(29)

dihasilkan dari/oleh pembangkit tenaga listrik bukan PLN yang dimiliki dan

atau dikelola oleh orang pribadi atau badan.

5. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (Persero), yang disingkat PLN,

adalah PLN unit pelayanan termasuk anak perusahaan PLN yang menjual

tenaga listrik kepada masyarakat.

6. Pelanggan adalah setiap orang Pribadi atau Badan Usaha yang menggunakan

tenaga listrik dari PLN. ( Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun

2002).

C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan menurut Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003

adalah setiap penggunaan tenaga listrik, diwilayah daerah yang tersedia penerangan

jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

Dikecualikan dari objek Pajak Penerangan Jalan adalah :

1. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah.

2. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh Kedutaan,

Konsultan, Perwakilan Asing dan Lembaga-lembaga Internasional dengan

azas timbale balik sebagaimana berlaku Pajak Negara.

3. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan oleh Badan Sosial untuk

(30)

Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan tenaga listrik.

Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi

pelangan listrik dan/atau pengguna tenaga listrik. (PP RI No.65 Tahun 2001).

D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan

Yang menjadi dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual

tenaga listrik. Yang dimaksud dengan nilai jual tenaga listrik yaitu, adalah dalam hal

tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan dari PLN dengan pembayaran nilai

jual tenaga listrik adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik/rekening listrik.

Dan tarif yang berlaku dalam pemungutan pajak penerangan jalan adalah :

a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 10% (sepuluh perseratus).

b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut :

1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).

2) Untuk industry yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).

3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 8% (delapan perseratus).

(31)

1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 KVA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).

2) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).

3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).

E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ)

Pemungutan pajak merupakan dari prngabdian dan peran serta wajib pajak

untuk secara langsung dan bersama- sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang

di perlukan untuk pembiyaan pemerintah daerah dan pembangunan saerah.Tanggung

jawab atas kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib

pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya

berkewajiban melakukan pembinaan , pelayanan dan pengawasan terhadap

pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah di tetap kan dan

peratutan perundang-undangan perpajakan.

Di dalam proses ini pemungutan pajak penerangan jalan, pihak dinas

pengelolah kekayaan dan asset daerah kota sibolga dibantu oleh BUMN , yaitu PT.

PLN Persero Dimana PT PLN menjadi mitra kerja Dinas Pengelolah kekayaan asset

Daerah kota Sibolga dalam hal pemungutan pajak penerangan jalan.Dan semua diatur

dalam kesepakatan kerja sama antara MOU yang di tanda tangani oleh kedua pihak

(32)

Berikut ini tata cara pemungutan pajak penerangan jalan dan pelaporan pajak

penerangan jalan sebagai berikut:

1.Pelanggaran membayar pajak penerangan jalan yang terutang setiap bulan

bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik.

2.PLN wajib menyetor hasil penerimaan pajak penerangan jalan kedalam kas

daearah, dalam hal yakni Kantor Dinas Pengelolah asset kekayaan Daerah

kota Sibolga.

3.Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

4.Pihak PLN wajib mendaftar rekapitulasi rekening listrik dengan dilampiri

rekening listrik pelanggan dan disampaikan kepada kepala Dinas Pengelolah

kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga.

5.Kepala Dinas Pengelolah Dan Kekayaan Asset Kota Sibolga dapat

mengurangkan dan mengapuskan tagihan pajak penerangan pajak jalan yang

terutang sebagian atau seluruhnya sesuai dengan peratutan

(33)

F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan

Tabel 2 : Cara menghitung besarnya Pajak Penerangan Jalan

Contoh :

Pemakaian listik suatu rumah :

• Pemakaian listrik dengan batas daya sambung = 900 Va (= 0,9 kVA)

termasuk golongan tarif RI 250 s/d 900 VA = 20.000/kVA

• Termasuk dalam biaya pemakaian Blok I : <60 jam nyala =

Rp.275/Kwh

• Termasuk dalam pemakaian Blok II : <60 jam nyala = Rp.445/Kwh

• Termasuk dalam pemakaian Blok III : <60 jam nyala = Rp. 495/Kwh

Perhitungan :

• Biaya beban = 0,9 kVA x Rp.20.000/kVA = Rp. 18.000

• Biaya pemakaian :

Blok I/20 Kwh x Rp.275 = Rp. 5.500

Blok II/40 Kwh x Rp.445 = Rp. 17.800

Blok III/30 Kwh x Rp.396 = Rp. 14.850

• Sub jumlah = Rp. 55.150

(34)

• Pajak Penerangan Jalan Umum (10 %) = 10% x Rp. 55.150 = Rp.

5.515

• Jumlah Tagihan Rekening Listrik = Rp. 60.665

Keterangan :

Untuk biaya beban kVA, dan biaya pemakaian listrik / Kwh ditetapkan sesuai

dengan standard tariff yang dikenakan PLN. Pajak Penerangan Jalan

sebesar = Rp.5.515 harus dilaporkan dan disetor ke Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Kota Sibolga oleh PLN dengan melampirkan

(35)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

[image:35.612.104.513.278.421.2]

A. Analisa Data

TABEL TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DALAM 4 TAHUN TERAKHIR

TAHUN TARGET REALISASI PERSEN (%)

2006 1.100.000.000 1.527.452.070 120,30 %

2007 1.300.000.000 1.602.005.000 122,20 %

2008 1.500.000.000 1.747.882.065 116,53 %

2009 1.600.000.000 2.024.536.709 126,52 %

SUMBER : DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada Tahun Anggaran 2006 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak

Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.527.452.070,- berada di atas rencana

penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp,

1.100.000.000- dengan persentase 120,30%

2. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak

Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.602.005.000,- berada di atas rencana

penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.

(36)

3. Pada Anggaran Tahun 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak

Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.747.882.065,- berada di atas rencana

penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.

1.500.000.000,- dengan persentase 116,53 %

4. Pada Anggaran Tahun 2009 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak

Penerangan Jalan sebesar Rp, 2.024.536.709,- berada di atas rencana

penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.,

1.600.000.000,- dengan persentase 126,52 %

Jadi , kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah :

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa Pajak Penerangan Jalan untuk

tahun 2006 sampai dengan 2009 target yang diharapkan melebihi target yang

ditetapkan.

Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan,

berarti kinerja Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga sangat baik

mengingat penerimaan yang diperoleh melebihi target yang ditetapkan. Berdasarkan

surplusnya penerimaan tersebut, pembangunan di Kota Sibolga dapat terlaksana dan

keseimbangan keuangan daerah menjadi lebih baik. Dalam hal ini Dinas Pengelola

Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga melakukan intensifikasi pajak untuk lebih

meningkatkan penerimaan dari pemungutan Pajak Penerangan Jalan sehingga

keuangan daerah lebih banyak untuk pembangunan dan kesejahteraan pada daerah

(37)

B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan

Meskipun Pajak Penerangan Jalan dapat memberikan kontribusi yang baik

bagi pendapatan daerah, namum tidak dipungkiri adanya masalah-masalah yang

timbul. Sedikit atau banyak masalah yang dihadapi harus tetap diperhatikan. Untuk

diketahui sejauh mana masalah-masalah tersebut berpengaruh atau berdampak bagi

kelangsungan proses Pajak Penerangan Jalan tersebut.

Berdasarkan observasi dilapangan, pengumpulan data-data yang ada,

termasuk diadakannya metode wawancara, ditemukan masalah-masalah yang muncul

Pajak Penerangan Jalan. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain :

1. Adanya tunggakan pembayaran rekening listrik oleh konsumen.

2. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan yang belum jelas serta pendataan

yang kurang maksimal. Contohnya yaitu ada konsumen yang mempunyai

kantor di satu wilayah tertentu tetapi kantor diwilayah lain tidak diketahui.

3. Adanya keterlambatan pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum.

Terkadang konsumen yang telah memenuhi syarat untuk pemasangan Lampu

Penerangan Jalan Umum memberikan laporan bahawa adanya keterlambatan

pemasangan Pajak Penerangan Jalan Umum, sehingga tidak tepat waktu

sesuai jadwal pemasangan yang ditentukan.

4. Adanya pemasangan listrik-listrik liat terhadap Lampu Penerangan Jalan

Umum. Masih ada masyarakat yang mau melakukan pemasangan listrik-listrik

(38)

menjadi konsumen PLN yang harus melakukan pembayaran terhadap

rekening listrik Lampu Penerangan Jalan Umum tersebut.

C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan

Upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam Pajak Penerangan Jalan

tersebut, tentu ada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya.

Dengan menentukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya dapat mengurangi

atau memperbaiki masalah-masalah yang terjadi agar tidak terulang lagi untuk

kesekian kalinya Karen bisa merugikan bagi sektor Pajak Penerangan Jalan tersebut.

Langkah-langkah yang diambil tersebut dapat diwujudkan dalam melakukan

upaya-upaya peningkatan Pajak Penerangan Jalan tersebut. Adapun upaya-upaya-upaya-upaya

peningkatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan bagi penunggakan pembayaran rekenign listrik. PLN

memberikan TUL (Tata Usaha Langganan) VI. Dimana TUL VI ini sifatnya

ialah berupa surat peringatan. Waktunya maksimal 6 (enam) hari harus sudah

ditanggapi oleh konsumen atau pelanggan. Jika tidak ditanggapi akan

dilakukan pemutusan sambungan arus listrik.

2. Peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Salah satu peningkatan pelayanan

terhadap konsumen ini ialah mengatasi gangguan listrik sehingga dapat

berkurang. Misalnya dari gangguan listrik dengan presentase 20% menjadi

(39)

3. Menggalakan operasi penerbitan listrik-listrik liar. Hal ini dilakukan untuk

mengurangi pemasangan listrik-listrik liar yang dilakukan masyarakat.

Sehingga mengurangi kerugian rekening listrik-listrik liar tersebut yang tidak

dibayarkan oleh masyarakat.

4. Pemerintah menetapkan kenaikan TKL (Tarif Dasar Listrik) sesuai Keputusan

Presiden. Dengan naiknya tarif TDL tersebut maka otomatis naik juga tarif

Pajak Penerangan Jalan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pemasukan

Pajak Penerangan Jalan yang dibayar melalui rekening listrik.

5. Pemasangan kWH meter. Kwh meter sebagai kawat arus pembatas, dengan

tujuan meningkatkan pendapatan tetapi mengurangi besarnya tagihan PLN,

sehingga tidak memberatkan masyarakat. Dengan kata lain sama-sama

menguntungkan kedua belah pihak.

D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah

Pajak daerah termasuk salah satunya Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang paling penting guna membiayai penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penyajian yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang

diperoleh pada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

sebagai akhir dari tulisan ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. . Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah adalah unsur pelaksana

Pemerintah Kota Sibolga dalam bidang pemungutan pajak, retribusi dan

pendapatan daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui

Sekretariat Daerah.

2. Sistem yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan

Jalan yang dipakai adalah Official Assessment.

3. Masih adanya keengganan Wajib Pajak untuk mendaftarkan potensi objek

pajaknya dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai pajak.

4. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah

(41)

5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik. Maka

tarif pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik yang

terpakai.

6. Dengan diadakannya perjanjian kerjasama antara Pemerintahan Kota Sibolga

dengan PT. PLN (PERSERO) maka tujuan perjanjian kerjasama tersebut

memberikan kemudahan, serta dampak positif bagi kedua belah pihak yaitu

menjamin kelancaran penerimaan pada dinas Pendapatan Kekayaan dan Asset

Daerah yang berasal dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ), menjamin kelancaran

pelunasan rekening listrik Pemerintahan Daerah Kota Sibolga kepada PT.

PLN, dan untuk melakukan pengawasan dan penerbitan PJU-Swadaya.

7. Melaksanakan sosialisasi, himbauan, dan konsultasi terhaadap masyarakat

melalui sarana yang ada agar masyarakat lebih mengerti akan pentingnya

pajak.

B. Saran

Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Penerngan Jalan di Kota

Sibolga dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal maka

hal yang diperlukan adalah :

1. Diharapakan bagi Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah dan PT. PLN

(PERSERO) sebagai mitranya memaksimalkan kerja agar dapat

(42)

2. Dalam menetapkan TDL (Tarif Dasar Listrik), yang berpengaruh juga

terhadap penetapan tarif-tarif Pajak Penerangan Jalan, diharapkan pemerintah

memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat yang ada.

3. Adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen selaku pelanggan

pembayar rekening listrik, dengan memberikan sarana dan prasarana yang

baik.

4. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga hendaknya

meningkatkan pengawasan terhadap Objek Pajak untuk lebih

mengoptimalisasikan penerimaannya.

5. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga memberikan

pendidikan dan pelatihan langsung kepada khalayak umum demi peningkatan

pemahaman “ Perpajakan Indonesia “ khususnya dalam hal ini pelaksanaan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2006

Marihot P, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suandy, Erly.2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia N0.18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahan di Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 5 Tahun1998 tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Walikota No. 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

Gambar

GAMBARAN UMUM PEGAWAI DINAS PENGELOLA KEKAYAAN
TABEL TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ekstrak kulit Garcinia Mangostana dengan dosis 21,6 mg selama 16 hari secara per oral tidak memberikan efek pencegahan yang signifikan dalam mengurangi kerusakan

(b) Bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap pembentukan brand image kopi Fratelli adalah harga, dengan nilai koefisien 0,139 sedangkan bauran pemasaran yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Jejaring Sosial Facebook terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Stusi Kasus Jurusan PP-Kn FIS UNIMED Angkatan

Selain itu semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula total CO 2 yang terserap, ini disebabkan semakin meningkatnya konsentrasi NaOH maka jumlah massa NaOH

Penyediaanjasa perbaikan peralatan kerja Jasa Lainnya 1 Tahun Rp.. No Satuan Kerja

Two short-term critical levels which incorporate ozone dose and air saturation vapour pressure deficit (VPD) were derived from the 1995 data. In general, the 1996 data supported

- In connection with the corporate guarantee provided by the Company on BIB Credit Agreement, the Company confirm that BIB cash is sufficient, thus BIB Credit

menjadi pondasi penting dalam pendirian BUM Desa. Dalam UU Desa, BUM Desa didefinisikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa