TUGAS AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA
O L E H
Nama : Ovi Aldino Akbar Nasution NIM : 072600086
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan
dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
dengan judul “TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN
PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA ”.
Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik dalam susunan
kalimat maupun pembahasannya, Oleh karena itu penulis mengharapkannya adanya
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang
lebih baik.
Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada:
- Bapak Prof. Dr. M.Arif Nst,M .A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
- Bapak Drs.H.M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program Studi
- Ibu Dra. Elita Dewi ,Msp, selaku Dosen Wali.
- Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbung, yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan pengarahan dalam proses penulisan
Laporan PKLM.
- Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan,
yang telah memberi ilmu dan wawasan selama mengikuti perkuliahan.
- Seluruh Staf Pengajar jurusan Administrasi Perpajakan yang telah banyak
membantu penulis.
- Bapak Basril Tanjung SE. serta masing-masing kepala seksi yang telah
membantu saya dalam memperoleh data yang diperlukan.
- Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya,
didikan, dorongan dan restunya kepada penulis, dan juga materiil yang
diberikan yang tidak dapat dinilai dengan suatu apapun.
- Buat Kakakku tersayang maya terima kasih atas dorongan, semangat dan
do’anya sehingga penulis tetap bersemangat menghadapi segala rintangan dan
cobaan.
- Seluruh teman-teman terbaikku Tax B’ 2007 yang telah banyak membantu
dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini. dan
keluarga besar IMPROSAJA gak nyangka bisa kenal dengan kalian yang
unik-unik dan gokil gak terasa 3 tahun telah kita lalui bersama khususnya
makasih buat semuanya, Insyallah persahabatan ini tidak hanya sampai disini
tapi untuk selamanya.
- Seluruh teman-teman seperjuangan Tax ‘ Stambuk 2007
- Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya
mengucapkan ribuan terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga
laporan ini dapat selesai. Dan saya berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...3
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri...5
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...5
E. Metode Pengumpulan data ...6
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...7
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...10
B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...12
C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...14
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Pengertian Pajak ...21
B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan ...21
C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan ...23
D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan ...24
E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ...25
F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan ...27
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Analisa Data ...29
B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan ...31
C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan ...32
D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah ...33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...34
B. Saran ...35
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama
penerimaan Negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar
pajak , dan meningkatnya jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan
kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan,
mengakibatkan peningkatan penerimaan daerah.
Pajak yang dikelola secara bersama-sama Direktorat Jenderal Pajak dan
Pemerintah Daerah, dimana dalam pemungutannya memperhatikan keadaan wajib
pajaknya melalui penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Pajak daerah
merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi
daerah. Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu pajak daerah yang berpotensial
dikarenakan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka
sangat diharapkan Pajak Penerangan Jalan sebagai alternatif pendanaan pemerintah
untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan
sumber-sumber pendapatan daerah yang diharapkan akan mengingkatkan
kemampuan membangun daerah tersebut.
Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun
Undang Pajak Daerah yang baru yaitu Undang – Undang No.28 Tahun 2009. Pajak
Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah yang berperan penting bagi anggaran dan belanja daerah, Pajak Penerangan
Jalan sangat diharapkan dapat memberikan sumbangsihnya bagi kelangsungan
pembangunan daerah.
Dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan tersebut di daerah tentunya
terdapat permasalahan-permasalahan salah satunya adalah dalam hal tata cara
pemungutan. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak
Penerangan Jalan ini harus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi
permasalahan yang timbul. Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi tentunya
penerimaan daerah meningkat sehingga pembangunan di daerah dapat dibiayai.
Melalui pelaksanaan PKLM ini, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
prosedur yang dilakukan dalam menentukan besarnya pajak atas penerangan jalan
dan bagaimana tata cara yang dilakukan dalam pemungutan atas Pajak Penerangan
Jalan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih judul : “ Tata Cara
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas
Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
b. Untuk mengetahui data tentang pemungutan pajak penerangan jalan.
c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam
pemungutan pajak penerangan jalan.
d. Untuk mengetahui upaya - upaya yang ditempuh dalam meningkatkan
penerimaan pajak penerangan jalan.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan
b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan
c. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam melaksanakan
kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan
mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah
yang timbul.
d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan
yang timbul selama PKLM.
e. Memperluas pandangan mahasiswa dalam melihat kondisi perpajakan yang
Bagi kantor/instansi
a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga
instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan dilembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU
b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelaksanaan pemungutan pajak
penerangan jalan.
c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan
pemikiran kepada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota
Sibolga, sebagai masukan dalam evaluasi pelaksanaan pemungutan pajak
penerangan jalan.
d. Untuk menambah Ide dan gagasan untuk perbaikan sistim kerja yang ada di
Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
e. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah didapatkan.
Bagi Universitas
a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
b. Agar memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara Khususnya
c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya Kantor
Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Daerah
2. Data tentang pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan yang diperoleh
dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Asser Daerah Kota Sibolga
3. Kendala dalam pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai
dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut
PKLM ini, mulai dari penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri,
2. Studi Literatur
Yaitu mengumpulkan buku- buku yang diperlukan, Undang – Undang di
bidang Perpajakan, dan bahan – bahan tertulis lainnya yang berhubungan
dengan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung
pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi
tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku
pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer
dan sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan
dengan penyusunan laporan PKLM.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Tata Cara Pemungutan
Pajak Penerangan Jalan.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara (Interview Guide)
Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung
kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan
informasi tentang tata cara pemungutan pajak penerangan jalan.
2. Observasi (Observation Guide)
Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan meninjau, mendengar
serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas, meneliti pemungutan pajak penerangan jalan.
3. Dokumentasi (Optional Guide)
Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil
penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan
dengan PKLM.
F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan
laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang
latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi
PKLM, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta
gambaran mengenai pegawai Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan
Asset Daerah Kota Sibolga.
BAB III : GAMBARAN DATA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan
pemungutan pajak penerangan jalan yang ada di Kantor Dinas
Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu pemungutan pajak
penerangan jalan Di Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset
Daerah Kota Sibolga.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini
disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang
Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi
kesimpulan dan saran yang kiranya dapat mengingkat pelayanan
kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pengelola Kekayaan
dan Asset Daerah Kota Sibolga.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Keayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di
wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi
Pemerintahan Kota Sibolga.
Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menganut prinsip otonomi yang seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab,
dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif
daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislative daerah.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala
Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang
membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang di wadahi dalam Sekretariat
yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur
pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga 188.4.54/14/ 2000 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka terbentuklah
Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan
dan pendapatan di daerah Kota Sibolga, termasuk untuk mengelola penerimaan pajak
dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada di
dalam daerah Kota Sibolga.
Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan
Bagian Pengelolaan Kekayaan dan Asset Daerah Pemerintah Kota Sibolga. Maka
sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Dinas –
Dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama
menjadi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga. Pembentukan
Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas – dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan
sebagai pelaksanaan Peraturana Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk
melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi dan
2008 diberlakukan sejak tanggal 03 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat Eselon
II di lingkungan Pemko Sibolga oleh Walikota Sibolga.
B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuai
dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan
kerja dan wilayah kerja setiap karyawan.
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai
penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing –
masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut
juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.
Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah :
a. Memudahkan pelaksanaan kerja
b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan
c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian
d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja
e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai
Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pemerintah
daerah.
Pada Skretariat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
terdapat Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam jenjang jabatan
struktural eselon IV. A yaitu :
a. Sub bagian Umum dan Perlengkapan
b. Sub bagian Keuangan dan Kepegawaian dan
c. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan
Sementra itu, Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga
juga terdapat 4 (empat) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang
jabatan struktural eselon III.b. Tiap – tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) Seksi yang
masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang
jabatan struktural eselon IV.a yaitu :
1. Bidang Pendapatan Terdapat 3 seksi :
a. Seksi Pendapatan, Pandaftaran dan Penetapan
b. Seksi Pajak Retribusi dan Pajak lain – lain
c. Seksi Evaluasi, Pelaporan dan Pengembangan Pendapatan
2. Bidang Penganggaran dan Kuasa BUD
a. Seksi Penganggaran dan Pembinaan
b. Seksi Verifikasi
3. Bidang Keuangan dan Akuntansi
a. Seksi Akuntansi Penerimaan Kas
b. Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan Selain Kas
c. Seksi Pelaporan
4. Bidang Asset dan Investasi Daerah
a. Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah
b. Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan
c. Seksi Pengendalian Inventaris Asset dan Investasi Daerah
Selanjutnya masing – masing Kepala Sub Bidang membawahi beberapa orang
staf/pelaksana, dan pada Dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Untuk melaksanakan fungsi dan layanan, Dinas Pengelola Kekayaan dann Asset
Daerah Kota Sibolga telah ditempatkan sebanyak 53 orang aparatur sebagai asset
intelektual. Jumlah ini terdiri dari 47 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang
Tenaga Harian Lepas (THL) petugas administrasi dan 4 orang petugas kebersihan
kantor.
C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah berdasarkan
Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 pasal 83 ayat 1 adalah
Keuangan dan Asset Daerah. Sebagai unsur pelaksana daerah dibidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai pasal 83 ayat 2 adalah:
1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelola Keuangan dan
Asset Daerah
2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/
kegiatan
3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelola Kekayaan dab Asset
Daerah
4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Walikota tentang
pelaksanaan program/kegiaatan
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi
kelancaran pelaksanaan tugas
6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan
Disamping kewenangan tersebut diatas, Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah
Kota Sibolga juga diberi kewenangan mengelola Stadion Horas.
Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelola Keuangan
dan Asset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sabagai Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut pasal 5 ayat (3) Permendagri No. 13 Tahun
2006, Kepala SKPKD merupakan pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat
(3) mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Perturan Daerah
d. melaksanakan fungsi BUD
e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung
jawaban pelaksanaan APBD
2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
b. mengesahkan DPA – SKPD/DPPA – SKPD
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah
f. menetapkan SPD
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas
nama pemerintah daerah
h. ,elaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaa serta
penghapusan barang milik daerah
Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset
Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga
memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas melaksanakan
pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah
penting perjalanan suatu organisasi. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya
dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan
pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan dibidang Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah agar lebih terarah dan terfokus kepada hasil
yang akan dicapai, sesuai dengan tupoksi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset
Daerah bertugas dalam penyelenggaraan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas Pengelola Kekayaan dan
Asset Daerah adalah ” Terkelolanya Keuangan Daerah dengan Tertib, Efisien,
Efektif, Transparan, Akuntabel dan Auditabel.”
Berdasarkan Visi yang telah diuraikan diatas dan sebagaimana pedoman
dalam pelaksanaan tugas sesuai rencana dan tujuan yang akan dicapai, maka yang
menjasi Misi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga adalah :
a. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan
1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan
segala aktivitasnya
2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dan
lain – lain yang cukup
3.Menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan
dan asset daerah
4. Mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup
5. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset
daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta
pengelolaan barang/asset daerah
c. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan daerah dan
asset daerah
d. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan
tuntutan paket 3 Undang – Undang Keuangan Negara 2003 – 2004 dan
turunannya
e. Menginventariskan semua asset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
f. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan
D. GAMBARAN UMUM PEGAWAI DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA TAHUN 2010
NO JABATAN JUMLAH
1 Kadis 1 orang
2 Sekretaris 1 orang
3 Kasubbag Umum dan Perlengkapan 1 orang
4 Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian 1 orang
5 Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan 1 orang
6 Kabid Pendapatan 1 orang
7 Kabid Pengenggaran dan Kuasa BUD 1 orang
8 Kabid Keuangan dan Akuntansi 1 orang
9 Kabid Asset dan Investasi Daerah 1 orang
10 Seksi Pendapatan, Pendaftaran, dan Penetapan 1 orang
11 Seksi Pajak Retribusi dan Pajak Lain – lain 1 orang
12 Seksi, Evaluasi, Pelaporan, dan Pengembangan Pendapatan 1 orang
13 Seksi Pengenggaran dan Pembinaan 1 orang
14 Seksi Verifikasi 1 orang
15 Seksi Perbendaharaan 1 orang
16 Seksi Akuntansi Penerimaan Kas 1 orang
17 Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan selain Kas 1 orang
18 Seksi Pelaporan 1 orang
19 Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah 1 orang
20 Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan 1 orang
[image:25.612.118.529.166.688.2]Keterangan :
1. Golongan III/a : 2 Orang
2. Golongan III/b : 4 Orang
3. Golongan III/c : 5 Orang
4. Golongan III/d : 8 Orang
5. Golongan IV/a : 1 Orang
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK PENERANGAN JALAN
A. Pengertian Pajak
Sebelum membahas mengenai gambaran data pajak penerangan jalan,
sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui tentang pengertian pajak.
Definisi atau perngertian pajak menurut Prof.Dr.Rachmat Soemitro,SH: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelengaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan
1. Undang- undang No.34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah
jo.undang-undang No.28 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas
2. Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pemerintah Daerah.
3. Undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
5. Peraturan Daerah Kota Sibolga No.05 Tahun 1998 tentang Pajak Penerangan
Jalan.
6. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002 tentang pemungutan
Pajak Penerangan Jalan.
Ketentuan-ketentuan tersebut memuat hal-hal penting yang memberi
penjelasan tentang apa itu Pajak Penerangan Jalan dan PLN sebenarnya. Secara garis
besar akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga
listrik dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan
jalan yang rekeningnya oleh Pemerintah Daerah.
2. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan
umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
3. Penggunaan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun bukan PLN.
4. Penggunaan Tenaga Listrik PLN yang selanjutnya disebut pelanggan PLN
adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari
dihasilkan dari/oleh pembangkit tenaga listrik bukan PLN yang dimiliki dan
atau dikelola oleh orang pribadi atau badan.
5. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (Persero), yang disingkat PLN,
adalah PLN unit pelayanan termasuk anak perusahaan PLN yang menjual
tenaga listrik kepada masyarakat.
6. Pelanggan adalah setiap orang Pribadi atau Badan Usaha yang menggunakan
tenaga listrik dari PLN. ( Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun
2002).
C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan
Objek Pajak Penerangan Jalan menurut Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003
adalah setiap penggunaan tenaga listrik, diwilayah daerah yang tersedia penerangan
jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
Dikecualikan dari objek Pajak Penerangan Jalan adalah :
1. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
2. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh Kedutaan,
Konsultan, Perwakilan Asing dan Lembaga-lembaga Internasional dengan
azas timbale balik sebagaimana berlaku Pajak Negara.
3. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan oleh Badan Sosial untuk
Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik.
Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi
pelangan listrik dan/atau pengguna tenaga listrik. (PP RI No.65 Tahun 2001).
D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan
Yang menjadi dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual
tenaga listrik. Yang dimaksud dengan nilai jual tenaga listrik yaitu, adalah dalam hal
tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan dari PLN dengan pembayaran nilai
jual tenaga listrik adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik/rekening listrik.
Dan tarif yang berlaku dalam pemungutan pajak penerangan jalan adalah :
a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 10% (sepuluh perseratus).
b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut :
1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).
2) Untuk industry yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).
3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).
c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 8% (delapan perseratus).
1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 KVA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).
2) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).
3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).
E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
Pemungutan pajak merupakan dari prngabdian dan peran serta wajib pajak
untuk secara langsung dan bersama- sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang
di perlukan untuk pembiyaan pemerintah daerah dan pembangunan saerah.Tanggung
jawab atas kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib
pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya
berkewajiban melakukan pembinaan , pelayanan dan pengawasan terhadap
pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah di tetap kan dan
peratutan perundang-undangan perpajakan.
Di dalam proses ini pemungutan pajak penerangan jalan, pihak dinas
pengelolah kekayaan dan asset daerah kota sibolga dibantu oleh BUMN , yaitu PT.
PLN Persero Dimana PT PLN menjadi mitra kerja Dinas Pengelolah kekayaan asset
Daerah kota Sibolga dalam hal pemungutan pajak penerangan jalan.Dan semua diatur
dalam kesepakatan kerja sama antara MOU yang di tanda tangani oleh kedua pihak
Berikut ini tata cara pemungutan pajak penerangan jalan dan pelaporan pajak
penerangan jalan sebagai berikut:
1.Pelanggaran membayar pajak penerangan jalan yang terutang setiap bulan
bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik.
2.PLN wajib menyetor hasil penerimaan pajak penerangan jalan kedalam kas
daearah, dalam hal yakni Kantor Dinas Pengelolah asset kekayaan Daerah
kota Sibolga.
3.Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.
4.Pihak PLN wajib mendaftar rekapitulasi rekening listrik dengan dilampiri
rekening listrik pelanggan dan disampaikan kepada kepala Dinas Pengelolah
kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga.
5.Kepala Dinas Pengelolah Dan Kekayaan Asset Kota Sibolga dapat
mengurangkan dan mengapuskan tagihan pajak penerangan pajak jalan yang
terutang sebagian atau seluruhnya sesuai dengan peratutan
F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan
Tabel 2 : Cara menghitung besarnya Pajak Penerangan Jalan
Contoh :
Pemakaian listik suatu rumah :
• Pemakaian listrik dengan batas daya sambung = 900 Va (= 0,9 kVA)
termasuk golongan tarif RI 250 s/d 900 VA = 20.000/kVA
• Termasuk dalam biaya pemakaian Blok I : <60 jam nyala =
Rp.275/Kwh
• Termasuk dalam pemakaian Blok II : <60 jam nyala = Rp.445/Kwh
• Termasuk dalam pemakaian Blok III : <60 jam nyala = Rp. 495/Kwh
Perhitungan :
• Biaya beban = 0,9 kVA x Rp.20.000/kVA = Rp. 18.000
• Biaya pemakaian :
Blok I/20 Kwh x Rp.275 = Rp. 5.500
Blok II/40 Kwh x Rp.445 = Rp. 17.800
Blok III/30 Kwh x Rp.396 = Rp. 14.850
• Sub jumlah = Rp. 55.150
• Pajak Penerangan Jalan Umum (10 %) = 10% x Rp. 55.150 = Rp.
5.515
• Jumlah Tagihan Rekening Listrik = Rp. 60.665
Keterangan :
Untuk biaya beban kVA, dan biaya pemakaian listrik / Kwh ditetapkan sesuai
dengan standard tariff yang dikenakan PLN. Pajak Penerangan Jalan
sebesar = Rp.5.515 harus dilaporkan dan disetor ke Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Kota Sibolga oleh PLN dengan melampirkan
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
[image:35.612.104.513.278.421.2]A. Analisa Data
TABEL TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DALAM 4 TAHUN TERAKHIR
TAHUN TARGET REALISASI PERSEN (%)
2006 1.100.000.000 1.527.452.070 120,30 %
2007 1.300.000.000 1.602.005.000 122,20 %
2008 1.500.000.000 1.747.882.065 116,53 %
2009 1.600.000.000 2.024.536.709 126,52 %
SUMBER : DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :
1. Pada Tahun Anggaran 2006 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.527.452.070,- berada di atas rencana
penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp,
1.100.000.000- dengan persentase 120,30%
2. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.602.005.000,- berada di atas rencana
penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.
3. Pada Anggaran Tahun 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.747.882.065,- berada di atas rencana
penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.
1.500.000.000,- dengan persentase 116,53 %
4. Pada Anggaran Tahun 2009 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Penerangan Jalan sebesar Rp, 2.024.536.709,- berada di atas rencana
penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp.,
1.600.000.000,- dengan persentase 126,52 %
Jadi , kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah :
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa Pajak Penerangan Jalan untuk
tahun 2006 sampai dengan 2009 target yang diharapkan melebihi target yang
ditetapkan.
Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan,
berarti kinerja Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga sangat baik
mengingat penerimaan yang diperoleh melebihi target yang ditetapkan. Berdasarkan
surplusnya penerimaan tersebut, pembangunan di Kota Sibolga dapat terlaksana dan
keseimbangan keuangan daerah menjadi lebih baik. Dalam hal ini Dinas Pengelola
Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga melakukan intensifikasi pajak untuk lebih
meningkatkan penerimaan dari pemungutan Pajak Penerangan Jalan sehingga
keuangan daerah lebih banyak untuk pembangunan dan kesejahteraan pada daerah
B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan
Meskipun Pajak Penerangan Jalan dapat memberikan kontribusi yang baik
bagi pendapatan daerah, namum tidak dipungkiri adanya masalah-masalah yang
timbul. Sedikit atau banyak masalah yang dihadapi harus tetap diperhatikan. Untuk
diketahui sejauh mana masalah-masalah tersebut berpengaruh atau berdampak bagi
kelangsungan proses Pajak Penerangan Jalan tersebut.
Berdasarkan observasi dilapangan, pengumpulan data-data yang ada,
termasuk diadakannya metode wawancara, ditemukan masalah-masalah yang muncul
Pajak Penerangan Jalan. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Adanya tunggakan pembayaran rekening listrik oleh konsumen.
2. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan yang belum jelas serta pendataan
yang kurang maksimal. Contohnya yaitu ada konsumen yang mempunyai
kantor di satu wilayah tertentu tetapi kantor diwilayah lain tidak diketahui.
3. Adanya keterlambatan pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum.
Terkadang konsumen yang telah memenuhi syarat untuk pemasangan Lampu
Penerangan Jalan Umum memberikan laporan bahawa adanya keterlambatan
pemasangan Pajak Penerangan Jalan Umum, sehingga tidak tepat waktu
sesuai jadwal pemasangan yang ditentukan.
4. Adanya pemasangan listrik-listrik liat terhadap Lampu Penerangan Jalan
Umum. Masih ada masyarakat yang mau melakukan pemasangan listrik-listrik
menjadi konsumen PLN yang harus melakukan pembayaran terhadap
rekening listrik Lampu Penerangan Jalan Umum tersebut.
C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan
Upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam Pajak Penerangan Jalan
tersebut, tentu ada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya.
Dengan menentukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya dapat mengurangi
atau memperbaiki masalah-masalah yang terjadi agar tidak terulang lagi untuk
kesekian kalinya Karen bisa merugikan bagi sektor Pajak Penerangan Jalan tersebut.
Langkah-langkah yang diambil tersebut dapat diwujudkan dalam melakukan
upaya-upaya peningkatan Pajak Penerangan Jalan tersebut. Adapun upaya-upaya-upaya-upaya
peningkatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan bagi penunggakan pembayaran rekenign listrik. PLN
memberikan TUL (Tata Usaha Langganan) VI. Dimana TUL VI ini sifatnya
ialah berupa surat peringatan. Waktunya maksimal 6 (enam) hari harus sudah
ditanggapi oleh konsumen atau pelanggan. Jika tidak ditanggapi akan
dilakukan pemutusan sambungan arus listrik.
2. Peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Salah satu peningkatan pelayanan
terhadap konsumen ini ialah mengatasi gangguan listrik sehingga dapat
berkurang. Misalnya dari gangguan listrik dengan presentase 20% menjadi
3. Menggalakan operasi penerbitan listrik-listrik liar. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi pemasangan listrik-listrik liar yang dilakukan masyarakat.
Sehingga mengurangi kerugian rekening listrik-listrik liar tersebut yang tidak
dibayarkan oleh masyarakat.
4. Pemerintah menetapkan kenaikan TKL (Tarif Dasar Listrik) sesuai Keputusan
Presiden. Dengan naiknya tarif TDL tersebut maka otomatis naik juga tarif
Pajak Penerangan Jalan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pemasukan
Pajak Penerangan Jalan yang dibayar melalui rekening listrik.
5. Pemasangan kWH meter. Kwh meter sebagai kawat arus pembatas, dengan
tujuan meningkatkan pendapatan tetapi mengurangi besarnya tagihan PLN,
sehingga tidak memberatkan masyarakat. Dengan kata lain sama-sama
menguntungkan kedua belah pihak.
D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah
Pajak daerah termasuk salah satunya Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang paling penting guna membiayai penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penyajian yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang
diperoleh pada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga
sebagai akhir dari tulisan ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. . Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah adalah unsur pelaksana
Pemerintah Kota Sibolga dalam bidang pemungutan pajak, retribusi dan
pendapatan daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretariat Daerah.
2. Sistem yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan
Jalan yang dipakai adalah Official Assessment.
3. Masih adanya keengganan Wajib Pajak untuk mendaftarkan potensi objek
pajaknya dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai pajak.
4. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah
5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik. Maka
tarif pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik yang
terpakai.
6. Dengan diadakannya perjanjian kerjasama antara Pemerintahan Kota Sibolga
dengan PT. PLN (PERSERO) maka tujuan perjanjian kerjasama tersebut
memberikan kemudahan, serta dampak positif bagi kedua belah pihak yaitu
menjamin kelancaran penerimaan pada dinas Pendapatan Kekayaan dan Asset
Daerah yang berasal dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ), menjamin kelancaran
pelunasan rekening listrik Pemerintahan Daerah Kota Sibolga kepada PT.
PLN, dan untuk melakukan pengawasan dan penerbitan PJU-Swadaya.
7. Melaksanakan sosialisasi, himbauan, dan konsultasi terhaadap masyarakat
melalui sarana yang ada agar masyarakat lebih mengerti akan pentingnya
pajak.
B. Saran
Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Penerngan Jalan di Kota
Sibolga dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal maka
hal yang diperlukan adalah :
1. Diharapakan bagi Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah dan PT. PLN
(PERSERO) sebagai mitranya memaksimalkan kerja agar dapat
2. Dalam menetapkan TDL (Tarif Dasar Listrik), yang berpengaruh juga
terhadap penetapan tarif-tarif Pajak Penerangan Jalan, diharapkan pemerintah
memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat yang ada.
3. Adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen selaku pelanggan
pembayar rekening listrik, dengan memberikan sarana dan prasarana yang
baik.
4. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga hendaknya
meningkatkan pengawasan terhadap Objek Pajak untuk lebih
mengoptimalisasikan penerimaannya.
5. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga memberikan
pendidikan dan pelatihan langsung kepada khalayak umum demi peningkatan
pemahaman “ Perpajakan Indonesia “ khususnya dalam hal ini pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2006
Marihot P, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suandy, Erly.2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat.
Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia N0.18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahan di Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 5 Tahun1998 tentang Pajak Penerangan Jalan.
Peraturan Walikota No. 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.