SERUM
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta berguna untuk menunjang kehidupan. Dengan tidak adanya darah yang cukup dalam tubuh seseorang, maka dapat berakibat pada kesahatan seseorang bahkan dapat berakibat pada kematian
Penentuan konsentrasi protein serum total dan fraksi utamanya (albumin dan globulin) dapat digunakan sebagai alat diagnostik yang penting dalam biokimia klinis. Beberapa faktor dapat mempengaruhi konsentrasi total protein, albumin, globulin dan rasio albumin globulin (A/G).
Penetapan kadar protein dalam serum itu biasanya dapat mengukur protein total, albumin atau globulin. Ada salah satu cara yang mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu dengan berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino serta asam amino berisi nitrogen.
SERUM
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular.
Albumin sangat penting demi memelihara tekanan osmosis untuk distribusi fluida tubuh antara intravascular compartment dan jaringan tubuh. Albumin juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara tidak langsung mengikat beberapa hormon steroid hydrophobic dan protein pengusung bagi hemin dan asam lemak dalam sirkulasinya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum adalah untuk mengetahui pemeriksaan protein total dalam serum darah menggunakan fotometer dengan metode biuret dan albumin dengan metode bromkresol hijau.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum adalah untuk menentukan hasil pemeriksaan protein total dalam serum darah menggunakan fotometer dengan metode biuret dan albumin dengan metode bromkresol hijau.
1.4 Prinsip Praktikum
Adapun prinsip dari praktikum ini adalah protein bersama-sama dengan ion tembaga membentuk kompleks warna ungu-biru dalam larutan basa, absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi dan adanya bromkresol hijau dalam suasana sedikit asam, terjadi perubahan warna akibat indikator dari kuning-hijau ke biru-hijau.
SERUM
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawah oleh matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4.(7,35 – 7,45). Warna darah berfariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawah oleh sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit padda perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane, 2004)
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menenmbus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yaitu albumin, globulin dan fibrinogen (Sloane, 2004).
Protein merupakan biomolekul yang sangat penting. Beberapa fungsi protein adalah sebagai katalisator (enzim),pengangkut dan penyimpanan,penyebab gerakan,pendukung sistem kekebalan ,pembentuk dan transmisi impuls saraf,pengontrol pertumbuhan dan diferensiasi; pendukung kekakuan struktural,dan lain-lain (Toha, 2005).
SERUM
Berdasarkan penggolongan,terdapat 2 kelas utama protein,yaitu: protein fibrosa (serat) dan protein globular (Toha, 2005).
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo, 2007).
Albumin didistribusikan antara intravaskuler (40%) dan (60%) ekstravaskulerkompartemen, dengan paruh sekitar 8 hari. Ada fluks lambat konstan antarakompartemen. Dalam kasus intravaskular albumin kerugian, bergerak albumin dariextravascualr ke kompartemen intravaskuler ke mempertahankan COP. Karenakonsentrasi albumin serum hanya mengukur bagian intravaskular, tidak mungkinperkiraan akurat dari seluruh tubuh albumin pada pasien yang sakit. (Ganiswara, 2000).
SERUM
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organic dan anorganik (Sloane, 2004).
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma,sedangkan 60% lainnya terdapat di ekstrasel. Setiap harinya, hepar menghasilkansekitar 12 gram albumin, yang berarti sekitar 25% dari seluruh sintesis protein olehhepar. Albumin awalnya dibentuk sebagai suatu praproprotein. Peptida sinyalnyadikeluarkan sewaktu protein tersebut memasuki sisterna retikulum endoplasma kasar,dan heksapeptida di terminal amino yang terbentuk kemudian diputuskan ketikaprotein tersebut menempuh jalur sekretorik. Karena massa molekulnya yang realtif rendah (69 kDa) dan konsentrasinya yang tinggi, albumin diperkirakan menentukansekitar 75-80% tekanan osmotik plasma pada manusia (Poedjiadi, 2009).
SERUM
dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi) Bahan organik : Glukosa, lemak, urea, asam urat,kreatinin, kolestrol dan asam amino.
2.3 Interpretasi Klinis
1. Protein total
Nama Lain : TP, Protein Total
Definisi :pemeriksaan untuk mengukur semua protein yang terdiri dari Albumin dan Globulin
Sampel : Serum
Pemeriksaan : Setiap Hari
Nilai Rujukan : Bervariasi tiap laboratorium. Konvensional : 6,6 – 8,7 g/dL
SI Unit : 66 – 87 g/L
Hasil
Abnormal :
Menurun: penyakit hati, ginjal, sindroma nefrositik, pendarahan, luka bakar, malnutrisi, malabsorpsi, dll
Meningkat: Multiple myeloma, inflamasi atau infeksi kronis penyakit HIV, Hepatitis B dan C, dll
2. Albumin
Nama Lain : ALB
Definisi :bagian dari protein plasma dalam tubuh yang diproduksi di dalam hati.
Sampel : Serum, Plasma EDTA Pemeriksaan : Setiap Hari
Nilai Rujukan : Bervariasi tiap laboratorium. Konvensional : 3,5 – 5,2 g/dL
SI Unit : 35 – 52 g/L
Hasil
Abnormal :
Menurun: Penyakit hati, ginjal, sindroma nefrotik, malnutrisi/ kekurangan gizi, peradangan/ inflamasi, dll
SERUM
2.4 Uraian Sampel
Serum darah atau plasma darah terdiri atas (Sofjan, 2016, h. 3). a. Air : 91 %
b. Protein : 8 % ( albumin,globulin,protrombin dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9 % ( natrium klorida,natrium bikarbonat, garam kalsium,fosfor, magnesium dan besi )
d. Bahan organik : 0,1 % (glukosa, asam amino, kolesterol, hormon, enzim, gas oksigen dan karbon dioksida dan sel darah)
2.5 Uraian Bahan
Air suling (Ditjen POM 1979, h. 96)
Nama : Aqua destillata
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Rumus molekul : H2O Rumus struktur :
2.6 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
a. Protein total
1. Penyiapan Serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifug selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. d. Diambil serum darah.
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
SERUM
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
3. Pengukuran absorban standar a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet. c. Ditambahkan 1000 µL regean TPR.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
4. Pengukuran absorban sampel a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL serum darah ke dalam kuvet. c. Ditambahkan 1000 µL regean TPR.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
b. Albumin
1. Penyiapan Serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifug selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. d. Diambil serum darah.
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
SERUM
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
3. Pengukuran absorban standar a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet. c. Ditambahkan 1000 µL regean Albumin. d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
4. Pengukuran absorban sampel a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL serum darah ke dalam kuvet. c. Ditambahkan 1000 µL regean Albumin. d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit.
SERUM
BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
mikropipet, rak tabung, spektrofotometer, Sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge.
3.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest, darah, mata mikropipet, reagen albumin dan reagen TPR.
3.3 Cara kerja a. Protein Total
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm. 4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL aquadest ke dalam kuvet 3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
III.Pengukuran absorban standar 1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 10µL larutan standar ke dalam kuvet 3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
SERUM
IV. Pengukuran absorban sampel1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 10µL serum dalam kuvet 3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
b. Albumin
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm. 4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL aquadest ke dalam kuvet 3) Ditambahkan 2000 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
III. Pengukuran absorban standar 1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL larutan standar ke dalam kuvet 3) Ditambahkan 22000 µL reagen albumin 4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
SERUM
2) Dipipet 20µL serum dalam kuvet 3) Ditambahkan 2000 µL reagen albumin4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
SERUM
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan
(61)Puasa 0,679 0,256 7,730 2,077
2 (72)Tidak Puasa
0,093 0,704 1,058 5,714
(77)Puasa 0,046 0,871 0,523 7,069
3 (86)Tidak Puasa 0,375 0,860 4,269 6,217
(90)Puasa 0,516 0,766 5,874 6,98
4 (98)Tidak Puasa
0,519 0,876 5,908 7,110
(101)Puasa 0,570 0,959 6,849 7,784
4.2 Pembahasan
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa atau biomolekul yang besar, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama dari makhluk hidup. Protein total terdiri dari albumin dan globulin. Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia, sedangkan globulin adalah antibodi digunakan untuk imunitas. Sedangkan albumin merupakan protein yang terdapat dalam plasma yang larut dalam air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang konsentrasinya paling tinggi dalam plasma darah.
SERUM
Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga terjadi odema. Penyakit/kondisi yang sering menyebabkan hipoalbuminemia (penurunan albumin dalam darah) adalah: Berkurangnya sintesis albumin: malnutrisi, sindrom malabsorpsi, radang, penyakit hati menahun, dan kelainan genetik. Peningkatan akskresi (kehilangan): nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, dan penyakit usus. Katabolisme meningkat: luka bakar yang luas, sirosis hati, kehamilan, dan gagal jantung. Albumin meningkat pada keadaan dehidrasi.
SERUM
dengan panjang gelombang 546 nm. Yang terakhir dilakukan pengukuran absorban sampel, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 20 µL sampel ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µL reagen TPR untuk protein total dan reagen Albumin untuk albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o C selama 20 menit untuk protein total dan selama 10 menit untuk albumin kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Alasan digunakan reagen TPR karena reagen TPR adalah reagen yang spesifik untuk pengukuran protein total pada serum memberikan warna ungu-biru, sedangkan reagen albumin yaitu untuk memberikan warna hijau-biru pada sampel karena pada proses penentuan akan menentukan absorbannya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm yang termasuk dalam panjang gelombang sinar tampak, dimana penentuan absorban berdasarkan warna. Selain itu dilakukan inkubasi pada suhu ruangan selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan.
Dari praktikum diatas dapat diambil hasil bahwa, untuk kadar protein total yaitu kode 57 tidak puasa (1,685 g/dL) tidak normal karena tidak masuk dalam range nilai rujukan yaitu 6-8,3 g/dL, kode 61 puasa (7,730 g/dL) normal, kode 72 tidak puasa (1,058 g/dL) tidak normal, kode 77 puasa (0,523 g/dL ) tidak normal, kode 86 tidak puasa (4,269 g/dL) tidak normal, kode 90 puasa ( 5,874 g/dL) tidak normal, kode 98 tidak puasa (5,908 g/dL) tidak normal, kode 101 puasa (6,489 g/dL) normal.
SERUM
SERUM
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil :
a. Protein total yang didapatkan berdasarkan nilai rujukan protein total adalah 6,0 – 8,0 g/dL menyatakan bahwa probandus kode 61 dan 101 normal, sedangkan probandus kode 57,72,77,86,90, dan 98 tidak normal
b. Albumin yang didapatkan berdasarkan nilai rujukan albumin 3,5-5,0 g/dL menyatakan bahwa hanya probandus kode 101 normal, sedangkan probandus kode 57, 61,72,77,86,90, dan 98 tidak normal
5.2 Saran
SERUM
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017, Penuntun Kimia Klinik Dasar, Fakultas Farmasi UMI : Makassar
Ganiswara. 2000, Farmakologi dan Terapi Ed.5. UI-Press : Jakarta
Hartono, A., 2006, Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta
Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books : Yogyakarta.
SERUM
LAMPIRAN 1. Perhitungan Protein Total
a. Kode 57
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,527 Absorbansi Sampel : 0,533 Konsentrasi Standar : 6 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,533
0,527x6g/dL
¿ 1,685 g/dL b. Kode 61
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,527 Absorbansi Sampel : 0,679 Konsentrasi Standar : 6 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,679
0,527x6g/dL ¿ 7,730 g/dL
c. Kode 72
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,527 Absorbansi Sampel : 0,093 Konsentrasi Standar : 6 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,093
0,527x6g/dL ¿ 1,058 g/dL
SERUM
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,527 Absorbansi Sampel : 0,046 Konsentrasi Standar : 6 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,046 Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Proteintotal= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,375 Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Proteintotal= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
SERUM
Ditanyakan : Protein total ...? Penyelesaian:Proteintotal= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,519 Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Proteintotal= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,570
0,527x6g/dL ¿ 6,489 g/dL
2. Perhitungan Albumin
a. Kode 57
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,187 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,187
0,616x5g/dL ¿ 1,517 g/dL
b. Kode 61
SERUM
Penyelesaian:Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,256
0,616x5g/dL ¿ 2,077 g/dL
c. Kode 72
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,704 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,704
0,616 x5g/dL ¿ 5,714 g/dL
d. Kode 77
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,871 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,871
0,616x5g/dL
¿ 7,069 g/dL e. Kode 86
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,860 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,860
SERUM
¿ 6,217g/dL f. Kode 90Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,766 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,766
0,616x5g/dL ¿ 6,98 g/dL
g. Kode 98
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 876 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,876
0,616x5g/dL ¿ 7,110 g/dL
h. Kode 101
Diketahui : Absorbansi Standar : 0,616 Absorbansi Sampel : 0,959 Konsentrasi Standar : 5 g/dL Ditanyakan : Protein total ...?
Penyelesaian:
Protein total= Absorben sampel
Absorban standar x Konsentrasi standar(g/dL)=
0,959
SERUM
SERUM
2. Gambar
Sampel darah yang telah disentrifuge
Serum darah yang telah ditambahkan
Reagen Untuk protein reagen TPR warna ungu biru Untuk albumin
reagen albumin warna hijau-biru
3. Skema Kerja Protein total
a. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm.
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. Pengukuran absorban blanko
SERUM
Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
c. Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 20µL larutan standar ke dalam kuvet
Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
d. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 20µL serum dalam kuvet
Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
SERUM
Albumin
a. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm.
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 20µL aquadest ke dalam kuvet
Ditambahkan 2000 µL reagen albumin
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
c. Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 20µL larutan standar ke dalam kuvet
SERUM
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
d. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10µL serum dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µL reagen albumin
Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit