• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. Pertemuan 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. Pertemuan 7"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan

Pengendalian Persediaan dan

Pertemuan 7

(2)

Outline

Referensi

Pendahuluan

Struktur Sistem Persediaan

Fungsi Persediaan

Ukuran Performansi Sistem Persediaan

Ongkos Sistem Persediaan

Metode Pengendalian Persediaan

Independent Demand System: Deterministic Models

Fixed Order Size Systems: EOQ, Backordering, Quantity Discount, Batch Type Production System

Fixed Order Interval Systems

(3)

Referensi

Referensi Utama:

Tersine, R. J., 1994, Principles of Inventory and Materials

Management, Fourth Edition, Prentice Hall-International

Editions, Englewood Cliff, New Jersey.

 Chapter 1, 3, 5, dan 13

Bahan Bacaan:

Bedworth, D. D. & Bailey, J. E., 1987, Integrated Production

Control Systems, John Wiley & Sons, New York.

 Chapter 6

Fogarty, D. W., Blackstone, J. H., & Hoffman, T. R., 1991,

Production & Inventory Management, 2nd ed., South-Western

Publishing Co., Ohio.

 Chapter 5, 6, 7, dan 8

(4)

Pendahuluan (1)

Persediaan didefinisikan sebagai simpanan produk

Material yang dibeli atau produk yang dibuat disimpan sebagai persediaan sampai

material/produk tersebut diperlukan

Secara umum persediaan dapat ditunjukkan sebagai suatu sumber daya menganggur (idle resource):

yang menunggu proses lebih lanjut

yang memiliki nilai ekonomis

(5)

Pendahuluan (2)

Dalam sistem manufaktur, persediaan dapat ditemui dalam tiga bentuk, yaitu:

Bahan baku, merupakan masukan awal dari proses transformasi menjadi produk jadi

Barang setengah jadi, merupakan bentuk

peralihan dari bahan baku menjadi produk jadi

Barang jadi, merupakan hasil akhir proses

trasformasi yang siap dipasarkan kepada

konsusmen

(6)

Pendahuluan (3):

Manufacturing Inventory Flow Cycle

SUPPLY

DEMAND

(Marketing) (Production Control) (Production Control) (Purchasing)

In Process Goods

Finished Goods Raw Materials &

Supplies

(7)

Pendahuluan (4)

Dalam sistem non manufaktur, persediaan dapat ditemui baik:

dalam bentuk uang yang ada di bank,

obat-obatan seperti yang ada di Apotik,

darah dan para medis seperti yang ada di rumah sakit,

armada pemadam kebakaran yang ada pada

suatu kota dan sebagainya

(8)

Pendahuluan (5)

Timbulnya persediaan dalam suatu sistem merupakan:

akibat dari mekanisme pemenuhan atas permintaan (transaction motive)

akibat dari adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian (precautionary motive)

Jenis persediaan yang diperuntukkan untuk meredam ketidakpastian ini sering disebut sebagai persediaan pengaman (safety stock)

akibat dari keinginan untuk melakukan spekulasi (speculative motive)

tujuan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga barang dimasa mendatang.

Faktor spekulasi ini biasanya terjadi pada barang-

barang yang langka dipasaran atau barang-barang

monopolistik

(9)

Pendahuluan (6)

Alasan Penyimpanan Persediaan

Trade-off antara ongkos simpan dan ongkos pesan

Menghadapi permintaan tak terduga

Permintaan musiman atau siklikal

Menghadapi variasi permintaan

Memanfaatkan adanya potongan harga

Menghadapi kenaikan harga

(10)

Struktur Sistem Persediaan (1)

1. Sistem persediaan tunggal (single inventory system):

sistem persediaan bahan baku di pabrik

sistem persediaan obat-obatan di pabrik, di apotik

sistem persediaan bahan makanan di pasar swalayan, dan sebagainya

2. Sistem persediaan berjenjang (multi echelon inventory system):

terdiri atas beberapa fasilitas pelayanan (gudang)

dengan suatu tatanan dan mekanisme tertentu.

(11)

Struktur Sistem Persediaan (2):

Multi Echelon Inventory System

1. sistem seri: sistem

persediaan barang setengah jadi di suatu line produksi.

2. sistem memusat: sistem

persediaan pada pabrik

perakitan

(12)

Struktur Sistem Persediaan (3):

Multi Echelon Inventory System

3. sistem memencar (arboresent): sistem distribusi barang dari produsen ke

konsumen.

4. sistem persediaan

campuran (mix)

(13)

Fungsi Persediaan (1)

Fungsi utama persediaan:

sebagai penyangga (buffer) ➔ penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi

Fungsi lain persediaan: sebagai stabilisator harga

terhadap fluktuasi permintaan

(14)

Fungsi Persediaan (2)

Secara spesifik, fungsi persediaan adalah:

1. Persediaan dalam Lot Size (Lot Size Stock)

Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan kembali (replenishment)

Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain:

biaya set up, biaya persiapan produksi atau pembelian

dan biaya transportasi

(15)

Fungsi Persediaan (3)

2. Persediaan Cadangan (Safety Stock)

Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian (uncertainty)

Peramalan permintaan konsumen biasanya selalu disertai kesalahan peramalan

Persediaan cadangan mengamankan kegagalan

mencapai permintaan konsumen atau memenuhi

kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya

(16)

Fungsi Persediaan (4)

3. Persediaan Pipeline (Pipeline Stock)

Sistem persediaan dapat dapat diibaratkan sebagai

sekumpulan tempat persediaan (stock point) dengan aliran diantara tempat persediaan tersebut

Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen

persediaan dalam aliran tersebut disebut persediaan setengah jadi (work in process)

Jika suatu produk tidak berubah secara fisik tetapi

dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain

persediaan tersebut disebut persediaan transportasi

Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan pipeline

(17)

Fungsi Persediaan (5)

4. Persediaan antisipasi (Anticipation Stock)

Persediaan dapat timbul untuk mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan

kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga 5. Persediaan lebih

Persediaan yang tidak dapat digunakan karena

kelebihan atau kerusakan fisik

(18)

Permasalahan Umum dalam Pengendalian Persediaan

PERMASALAHAN KUANTITATIF, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan jumah barang yang akan dipesan/dibuat, saat pemesanan/pembuatan serta

jumlah persediaan pengamannya

PERMASALAHAN KUALITATIF, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang meliputi antara lain pengorganisasian,

mekanisme dan prosedur, administrasi dan sistem

informasi persediaan, atau kerusakan fisik

(19)

Ukuran Performansi Sistem Persediaan (1)

Umumnya pengukuran kinerja sistem persediaan menggunakan ukuran yang operasional, yaitu

ongkos minimal

Minimasi ongkos persediaan akan berarti menaikkan keuntungan sistem usaha secara keseluruhan, bila faktor yang lainnya tetap

Ukuran kinerja sistem persediaan tidak cukup diukur berdasarkan ongkosnya saja

bagi konsumen kinerja sistem persediaan akan

diukur dari tingkat pelayanan (service level) yang

dapat diberikan, atau kerusakan fisik

(20)

Ongkos Sistem Persediaan (1)

1. Ongkos Pembelian (Purchase Cost)

Harga beli/unit jika item diperoleh dari sumber eksternal

Ongkos produksi/unit jika item dibuat oleh perusahaan (sumber internal)

2. Ongkos pengadaan (procurement cost)

Ongkos pemesanan (order cost) adalah semua

pengeluaran yang ditimbulkan untuk mendatangkan barang dari luar. Ongkos ini diasumsikan tetap untuk setiap kali pemesanan barang

Ongkos pembuatan (set up cost) adalah semua

pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan

memproduksi barang

(21)

Ongkos Sistem Persediaan (2)

3. Ongkos simpan (carrying/holding cost)

Ongkos simpan adalah biaya yang naik seiring dengan membesarnya jumlah persediaan

Biasanya biaya ini merupakan fungsi dari nilai (value) persediaan

Jika produk yang disimpan merupakan hasil pembelian, akan dinilai seharga pembelian

Jika produk dibuat perusahaan, bagian akuntansi

akan memberi nilai produk, yaitu jumlah biaya

tenaga kerja, bahan baku dan overhead

(22)

Ongkos Sistem Persediaan (3):

Ongkos Simpan

a. Ongkos memiliki persediaan penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal, yang diukur dengan suku bunga uang di bank (bunga investasi)

b. Ongkos gudang: barang yang disimpan memerlukan tempat untuk penyimpanan (gudang).

c. Ongkos kerusakan dan penyusutan: barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan bahkan dapat pula mengalami penyusutan (beratnya berkurang, jumlahnya berkurang karena hilang)

Produk makanan dalam jangka waktu tertentu akan rusak (misal: membusuk)

Komponen mesin menjadi berkarat

Keramik menjadi pecah

Produk melewati batas tanggal layak pakai

Kasus-kasus ini melibatkan memburuknya kondisi produk secara fisik dimana mengurangi nilai persediaan

(23)

Ongkos Sistem Persediaan (4):

Ongkos Simpan

d. Ongkos kadaluwarsa (absolence) ➔ penurunan nilai ekonomis

Hal ini bisa disebabkan perubahan teknologi,

munculnya produk baru dari pesaing, adanya model yang lebih baru, dll.

e. Ongkos asuransi

Premi kebijakan asuransi meliputi kebakaran ,

kerusakan akibat air dan resiko lainnya akan bervariasi terhadap nilai persediaan dan akan berkontribusi

terhadap biaya persediaan.

f. Ongkos administrasi

(24)

Ongkos Sistem Persediaan (5)

4. Ongkos Kekurangan Persediaan

Jika tidak ada persediaan pesanan konsumen untuk tipe produk memproduksi untuk disimpan (make to stock) maka dapat mengakibatkan kehilangan penjualan atau back order

Jika terjadi kehilangan penjualan, maka keuntungan langsung hilang

Jika terjadi back order, timbul biaya untuk mempercepat produksi, seperti biaya setup tambahan, biaya lembur, dll

Ongkos kekurangan persediaan diukur dari:

Kuantitas (jumlah) yang tidak dapat dipenuhi

Waktu pemenuhan

Ongkos pengadaan darurat

(25)

Ongkos Sistem Persediaan (6)

5. Ongkos Sistemik

a.

Ongkos perancangan & perencanaan sistem persediaan

b.

Ongkos pengadaan peralatan (misalnya komputer)

c.

Ongkos melatih tenaga yang digunakan untuk

mengoperasikan sistem.

(26)

Ongkos Sistem Persediaan (7)

Dalam identifikasi ongkos persediaan ada perbedaan pengertian antara ongkos persediaan aktual dan ongkos

persediaan di dalam menentukan kebijaksanaan persediaan

Ongkos persediaan yang diperhitungkan dalam

kebijaksanaan hanyalah ongkos yang mempengaruhi hasil optimal pengendalian persediaan

Jika suatu elemen biaya tidak terpengaruh oleh kebijakan

persediaan maka elemen biaya tersebut tidak diperhitungkan

Misalnya:

untuk melakukan inspeksi hanya dibutuhkan satu orang, baik pada saat jumlah pemesanan banyak maupun sedikit

ongkos gudangKomponen ini akan nol jika perubahan jumlah persediaan tidak mempengaruhi luas tempat

penyimpanan

(27)

Metode Pengendalian Persediaan (1)

1. Metoda Pengendalian secara statistik (Statistical Inventory Control)

Metoda ini mencoba mencari jawaban optimal dalam menentukan:

jumlah ukuran pemesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity, EOQ)

saat pemesanan dilakukan (reorder point)

cadangan pengaman (safety stock)

Metoda ini biasanya digunakan untuk pengendalian

persediaan yang tidak saling bergantungan (independent demand)

Ada dua jenis pengendalian secara statistik:

Pengendalian persediaan Deterministik

Pengendalian persediaan Probabilistik

(28)

Metode Pengendalian Persediaan (2)

2. Material Requirement Planning  Untuk dependent demand 3. Metode Kanban

merupakan salah satu operasionalisasi dari konsep Just in Time (JIT)

Dalam JIT digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan Kanban

Perbedaan utama antara sistem ini dengan kedua sistem sebelumnya terletak pada perbedaan karakteristik

“pertimbangan” yang digunakan untuk mengatur jadwal produksi

Pada dua sistem terdahulu, dilakukan proyeksi permintaan yang akan datang, dan selanjutnya penjadwalan produksi dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut, penjadwalan mendorong produksi

push system

Dalam sistem Kanban, jadwal produksi diatur sesuai dengan permintaan aktual

pull system

(29)

Independent Demand System (1):

Deterministic Models

One of the major reasons for having inventory is to enable an organization to buy or produce items in economic lot size

Inventory models determine the economic lot sizes

(optimum inventories policy) for independent demand items, whether they are purchased from a vendor or

produced internally

To determine an optimum inventory policy , information on each of the following parameters is required:

demands

appropriate inventory costs

lead time

(30)

Independent Demand System (2):

Deterministic Models

In deterministic models, all of the parameters and variables are known or can be calculated with certainty

The rate of demand for units and the appropriate inventory costs are assumed to be known with assurance

The replenishment lead time also is presumed constan and independent of demand

The real world is seldom as well behaved as described by deterministic model and is more reasonable depicted in probabilistic terms (i.e. in stochastic models, where some or all of the variable are probabilistic)

However, deterministic models are frequently excellent

approximations, or at least, good starting points for describing inventory phenomena

(31)

Deterministic Models (1):

Fixed Order Size Systems

(Sistem Ukuran Pemesanan Tetap)

The two fundamental questions posed to any

inventory system are how many and when to order

Demand in a deterministic fixed order size system is assumed to be known and presumed to be

continuous

Therefore, the same number of units (how many)

always is ordered, and the time between orders

(when) is not expected to vary

(32)

Deterministic Models (2):

Fixed Order Size Systems

The stock level is reviewed continuously, and whenever the inventory position reaches a

predetermined point, an order for a fixed number of units is placed

The two defining parameters of the system are:

Reorder point (B)

The size of the order (Q)

The fixed order size system also is termed a Q-system, since the size of the order (Q) is fixed for each

replenishment

(33)

Deterministic Models (3):

Fixed Order Size Systems: How It Works?

Stock Available

Demand Occurs (unit withdrawn)

Determine Stock Position (on hand + on order - backorders)

Issue Replenishment Order

yes no

stock receipt

Is Stock Position  Reorder Point ?

(34)

Fixed Order Size Systems:

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) (1) SINGLE ITEMS

The order size that minimizes the total inventory cost is known as the economic order quantity

(EOQ).

The classical inventory model assumes the

idealized situation

(35)

EOQ (2):

Classical Inventory Model

TIME

INVENTORY Q

B

a b c d e f

Q = Lot size; Q/2 = average inventory; B = reorder point;

ac = ce = interval between orders; ab = cd = ef = lead time

(36)

EOQ (3):

Classical Inventory Model

Upon receipt of an order, inventory level is Q units

Units are withdrawn from inventory at a constant demand rate, which is represented by the negative sloping lines

When the inventory reaches the reorder point (B)

a new order is placed for Q units

After a fixed time period, the order is received all at once and placed into inventory

The new lot is received just as the inventory level reaches zero

 so the average inventory is (Q + 0)/2 or Q/2

(37)

EOQ (4):

Classical Inventory Model

If stockouts are not permitted the total inventory cost per year is graphically depicted

TC(Q)

Q CR

PR

Q*

ORDER QUANTITY (Q)

COST 2

HQ

(38)

EOQ (5):

Classical Inventory Model

The total inventory cost per year

Total annual cost = purchase cost + order cost + holding cost

where,

D = annual demand in units

P = purchase cost of an item

C = ordering cost per order

H = PF = holding cost per unit per year

Q = lot size or order quantity in units

F = annual holding cost as a fraction of unit cost

) 2

( HQ

Q PD CD

Q

TC = + +

(39)

EOQ (6):

Classical Inventory Model

The annual purchase cost is

the purchase cost (P) times the annual demand (R)

The annual order cost is obtained as

the cost to place an order (C) times the number of orders per year (D/Q)

The annual holding cost is

the holding cost per unit per year (H) times the average inventory (Q/2)

The sum of three costs (purchase, order, and holding) is

the total inventory cost per year

(40)

EOQ (7):

Classical Inventory Model

To obtain the minimum cost lot size (EOQ), take the first derivative of total annual cost with respect to the lot size (Q) and set it equal to zero:

Solving the equation for Q  get the EOQ (Q*) formula:

2 0 )

(

2 =

 =

Q CR H

Q Q TC

PF CR H

Q 2 CR 2

* = =

(41)

EOQ (8):

Classical Inventory Model

Once the EOQ (Q*) is known, the number of order placed during the year (m), the time between

orders (T), can be determined:

Number of orders during year (m)

Order interval (T)

HD C D

Q

T m 1 * 2

=

=

=

C HD Q

m D

2

* =

=

(42)

EOQ (9):

Classical Inventory Model

The reorder point is obtained by determining the demand that will occur during the lead time period

When the stock position (on hand + on order – backorders) reaches the reorder point

an order will be placed for Q* units (EOQ).

The following formula gives the reorder point (R) when the lead time (L) is expressed in months:

If lead time (L) expressed in weeks, the reorder point (R) is expressed as:

12 R = DL

52 R = DL

 reorder point in units

(43)

EOQ (10):

Classical Inventory Model

The minimum total cost per year is obtained by substituting Q* for Q in the total annual cost equation:

*

*)

( Q PD HQ

TC = +

(44)

EOQ (11):

Assumptions in the EOQ Model

The demand rate is known, constan, and continuous

The lead time is known and constan

No stockouts are permitted

since demand & lead time are known stockouts can be avoided

The cost structure is fixed;

order/setup costs are the same regardless of lot size, holding cost is a linier function based on average inventory, and unit purchase cost is constant

no quantity discounts

There is sufficient space, capacity, and capital to procure the desired quantity.

The item is a single product

it does not interact with any other inventory items

there are no joint orders

(45)

EOQ (12):

Jawaban Example 1 (a)

PT. Laju Maju melayani permintaan 6.400 unit dalam 1 tahun. Untuk memenuhi permintaan tersebut, dibutuhkan material A dengan jumlah yang sama dan harga per unit Rp 10,-. Biaya pengiriman bahan baku Rp 10,- , Biaya pemeriksaan bahan baku Rp 70,- , Biaya administrasi Rp 20,- Biaya menyelesaikan pesanan Rp 20,- dan biaya simpan digudang 30% dari rata-rata barang yang dibeli.

Tentukan:

a) EOQ dan frekuensi pemesanan dalam 1 tahun

b) R, bila diketahuilead time pengadaaan bahan baku 1 minggu

c) Biaya persediaan dan Biaya total

(46)

Diket:

D = 6.400 P = Rp 10,-

C = (10+70+20+20) = Rp 120,- H = 30% (10) = Rp 3

3 716

) 400 .

6 )(

120 (

2

* = 2 = =

H Q CD

9 94

. 716 8

400 .

6

* = = =

= Q m D

unit kali per tahun

EOQ (12):

Jawab Ex.1

(47)

Diket:

L = 1 Minggu Dicari R ?

EOQ (12):

Jawaban Ex.1 (a)

12 R = DL

52

R = DL

(48)

EOQ (12):

Jawaban Ex.1 (c)

) 2

( HQ

Q PD CD

Q

TC = + +

(49)
(50)

Referensi

Dokumen terkait

harga per unit yang lebih rendah untuk jumlah pembelian

Untuk memenuhi permintaan konsumen akan buah lokal yang baik dan bermutu tinggi, maka salah satu aspek penting yang menjadi perhatian lebih perusahaan ritel yaitu mengenai

Masalah utama yang dihadapi CV “X” adalah tidak tersedianya bahan baku yang cukup untuk dapat memenuhi permintaan benang yang dibutuhkan mesin untuk dapat memproses benang

Safety Stock adalah Persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya unsur ketidakpastian, permintaan dan penyediaan Berdasarkan hasil perhitungan safety stock

Untuk memenuhi permintaan konsumen akan buah lokal yang baik dan bermutu tinggi, maka salah satu aspek penting yang menjadi perhatian lebih perusahaan ritel yaitu mengenai

Ch = Holding Cost = 0,48% / minggu dari harga material D = Demand = rata –rata permintaan dari hasil peramalan Pada kasus ini kebijaksanaan perusahaan diatur oleh

Safety Stock adalah Persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya unsur ketidakpastian, permintaan dan penyediaan Berdasarkan hasil perhitungan safety stock

Material Requirements Planning MRP atau Perencanaan Kebutuhan Material merupakan suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen,