• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data Hasil Penelitian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan ini yaitu berupa “Modul pembelajaran IPA: Cahaya dan Alat Optik dengan Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society)”. Model penelitian diadaptasi dari desain penelitian pengembangan dengan model 4-D dari Thiagarajan, et al. (Sari, et al., 2016: 220), meliputi tahap define, design, develop, dan disseminate. Pada penelitian ini hanya dilakukan hingga tahapan ketiga saja, yaitu tahap develop (pengembangan). Data hasil penelitian pengembangan didapat dari hasil penilaian ahli materi, ahli media, praktisi pendidikan, peer review serta hasil uji coba terbatas. Tahapan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Define

Tahap pendefinisian adalah tahapan awal penelitian yang terdiri dari beberapa langkah, diantaranya: front-end analysis, student analysis, task analysis, concept analysis dan specifying instructional objectives.

a. Front-End Analysis

Tahap analisis awal-akhir dilakukan sebagai tahap studi lapangan terhadap permasalahan yang ada. Tahap ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru akan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sebuah alternatif panduan mengajarkan materi IPA. Analisis kebutuhan guru didasarkan pada hasil wawancara terhadap guru IPA di SMP Negeri 1 Banyudono dan hasil observasi terhadap sumber belajar serta proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan observasi serta wawancara kepada guru IPA diperoleh hasil bahwa model yang sering digunakan adalah discovery learning dengan metode eksperimen, ceramah, tanya-jawab, dan penugasan. Sekolah memiliki fasilitas laboratorium, namun penggunaannya belum optimal akibat pembangunan sekolah.

Laboratorium yang ada beralih fungsi menjadi ruang kelas, sehingga guru commit to user

(2)

kesulitan menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran. Sekolah memiliki perhatian khusus terhadap lingkungan, namun belum diintegrasikan di dalam pembelajaran. Guru IPA belum pernah menggunakan pendekatan SETS dalam pembelajaran, pendekatan yang sering digunakan yaitu pendekatan saintifik.

Guru menggunakan sumber belajar berupa buku elektronik sekolah (BSE) tebitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta satu buku pendamping dari penerbit. Guru merasa bahwa cakupan materi yang terkandung di dalam BSE maupun buku pendamping dari penerbit kurang luas dan kurang dibahas secara mendalam. Guru juga mengungkapkan bahwa kemampuan peserta didik rendah pada materi yang terdapat hitungan, salah satunya yaitu materi cahaya dan alat optik. Sekolah belum memiliki sumber belajar yang dikembangkan sendiri dan belum ada sumber belajar dengan pendekatan SETS di sekolah. Guru menyetujui apabila dikembangkan modul SETS sebagai buku pendamping dalam pembelajaran IPA. Hasil observasi dan wawancara selengkapnya disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

b. Student Analysis

Tahap analisis peserta didik dilakukan dengan kegiatan

observasi kegiatan pembelajaran untuk menganalisis karakteristik dan

kebutuhan peserta didik. Hasil kegiatan tersebut menunjukkan bahwa

peserta didik merasa kesulitan dalam memahami konsep IPA terutama

pada materi yang terdapat konsep hitungan. Salah satu contohnya yaitu

pada materi cahaya dan alat optik. Sumber belajar yang dimiliki oleh

peserta didik yaitu BSE yang diterbitkan Kemendikbud dan satu buku

pendamping IPA. Materi yang ada pada BSE dari Kemendikbud terbatas

dan soal-soal yang ada pun terlalu sedikit. Peserta didik juga lebih tertarik

dengan metode eksperimen, namun belum dilakukan secara optimal di

sekolah karena keterbatasan waktu dan ruang laboratorium. Modul SETS

dirancang dengan eksperimen-eksperimen sederhana yang dapat dicoba

peserta didik tanpa harus menggunakan peralatan laboratorium. commit to user

(3)

Pengembangan modul SETS pada materi cahaya dan alat optik diharapkan dapat mendorong peserta didik agar mempelajari materi IPA baik di sekolah maupun secara mandiri sehingga berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Hasil observasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

c. Task Analysis

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Pada tahapan ini dilakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih yang kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator. Materi tersebut disesuaikan dengan Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Komptensi Dasar untuk pelajaran IPA kelas VIII SMP/MTs seperti pada Tabel 4.1. berikut.

Tabel 4.1. KI 3 dan KD 3.12 untuk Kelas VIII SMP/MTs

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada bidang datar dan lengkung serta penerapannya untuk menjelas- kan proses penglihatan manu- sia, mata serangga, dan prinsip kerja alat optik.

(Sumber: Permendiknas, 2016)

Kompetensi Dasar (KD) yang telah dipilih tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator seperti pada Tabel 4.2. berikut.

commit to user

(4)

Tabel 4.2. Indikator Hasil Pengembangan

Kompetensi Dasar Indikator

3.12 Menganalisis sifat- sifat cahaya, pem- bentukan bayangan pada bidang datar dan lengkung serta penerapannya untuk menjelaskan proses penglihatan manusia, mata serangga, dan prinsip kerja alat optik.

1. Mengidentifikasi arah rambat cahaya.

2. Menyimpulkan terjadinya pemantulan cahaya (refleksi).

3. Menyimpulkan terjadinya pembiasan cahaya (difraksi).

4. Menyimpulkan terjadinya penguraian cahaya (dispersi).

5. Menyimpulkan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.

6. Menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan aplikasinya dalam keempat unsur SETS.

7. Menjelaskan pembentukan bayangan pada cermin datar.

8. Membandingkan sifat bayangan pada cermin lengkung dan cermin datar.

9. Membuat diagram pembentukan bayangan pada cermin lengkung menggunakan sinar istimewa.

10. Menganalisis keterkaitan antara titik fokus, jarak benda, dan jarak bayangan pada cermin cekung.

11. Menghitung perbesaran bayangan pada cermin.

12. Menghubungkan aplikasi cermin dalam keempat unsur SETS.

13. Menyimpulkan sifat lensa cembung.

14. Menganalisis pembentukan bayangan pada lensa menggunakan sinar istimewa.

15. Menganalisis keterkaitan antara titik fokus, jarak benda, dan jarak bayangan pada lensa cembung.

16. Menghitung kekuatan lensa.

17. Menghubungkan aplikasi lensa dalam keempat unsur SETS.

18. Menjelaskan hubungan antara perubahan diameter pupil dengan fungsi pupil.

19. Menganalisis pembentukan bayangan pada mata manusia.

20. Menyebutkan struktur dan fungsi bagian mata.

21. Menjelaskan gangguan pada mata.

22. Menjelaskan mekanisme penglihatan pada hewan.

23. Menghubungkan aplikasi indera penglihatan manusia dan hewan dalam keempat unsur SETS.

24. Menjelaskan pembentukan bayangan pada aplikasi optik dalam kehidupan.

25. Menganalisis pembentukan bayangan pada kamera dasar.

commit to user

(5)

d. Concept Analysis

Setelah dilakukan analisis tugas, selanjutnya dilakukan analisis konsep. Analisis konsep dilakukan melalui analisis terhadap sumber- sumber bahan ajar yang relevan. Garis besar konsep materi yang akan dimuat dalam modul terbagi menjadi beberapa topik materi diantaranya:

1) Sifat-sifat cahaya; 2) Cermin; 3) Lensa; 4) Indra Penglihatan Manusia dan Hewan; dan 5) Aplikasi Optik dalam Kehidupan. Materi tersebut kemudian akan disajikan dalam modul berdasarkan langkah-langkah pada pendekatan SETS.

e. Specifying Instructional Objectives

Tahap penelitian ini dilakukan untuk menentukan tujuan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik. Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari tahap analisis tugas dan konsep.

Setelah materi terpilih, maka akan dilakukan spesifikasi tujuan pembelajaran dan disesuaikan dengan indikator.

2. Tahap Design

Tahap perancangan terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap constructing instrument, media selection, format selection, dan initial design.

a. Constructing Instrument

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan instrumen yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen penelitian berupa angket validasi untuk ahli materi, ahli media, praktisi pendidikan (guru IPA), peer review, serta angket respon untuk peserta didik.

b. Media Selection

Pemilihan media dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan

hasil analisis awal-akhir dan analisis peserta didik yang dilakukan pada

tahap define (pendefinisian). Berdasarkan hasil tersebut dipilih bahan ajar

berupa modul agar peserta didik dapat belajar secara mandiri. Modul yang

dikembangkan yaitu “Modul pembelajaran IPA: Cahaya dan Alat Optik

dengan Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and

Society)”. commit to user

(6)

c. Format Selection

Format penulisan modul diadaptasi dari format modul Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5) yang disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan SETS menurut Pedretti dan Nazir (Gathong

& Chamrat, 2019). Format selengkapnya akan dijelaskan pada tahap perancangan desain awal.

d. Initial Design

Tahap desain merupakan tahapan merancang dan menyusun draf modul. Draf modul memuat lima topik pembahasan utama, dimana setiap topiknya memuat enam tahap pembelajaran yang didasarkan pada langkah pendekatan SETS. Berdasarkan format yang telah dipilih, desain awal modul terbagi menjadi bagian awal, inti, dan akhir. Desain awal modul sebagai berikut:

1) Bagian Awal a) Sampul Modul

Halaman awal modul berisi tentang nama penulis, judul modul, instansi penulis, serta sasaran pengguna modul. Bagian atas sebelah kiri modul tertulis nama penulis, yaitu “Wahyu Kodrat Listianthy” dalam kotak persegi panjang dengan huruf Comic Sans MS bold berwarna putih ukuran 16 berlatar belakang ungu tua untuk modul guru dan biru untuk modul peserta didik.

Bagian selanjutnya yaitu judul modul yang terletak di bawah sebelah kanan nama penulis. Judul modul bertuliskan “Modul Pembelajaran IPA untuk Guru” pada modul guru dan tulisan

“Modul Pembelajaran IPA” untuk modul peserta didik, keduanya menggunakan huruf Cambria berwarna putih ukuran 14.

Selanjutnya, judul materi yaitu “Cahaya & Alat Optik” dituliskan

di dalam kotak persegi panjang berlatar belakang putih dengan

huruf Cambria bold berwarna hitam ukuran 36. Bagian bawah

judul materi dituliskan “dengan Pendekatan SETS (Science,

Environment, Technology, and Society)” dengan huruf Cambria commit to user

(7)

berwarna putih ukuran 14. Bagian tengah sampul terdapat gambar langit malam sebagai gambar utama berbentuk menyerupai setengah lingkaran, lalu dilengkapi empat gambar kecil yaitu gambar teleskop, langit siang hari, mikroskop, serta kamera dengan frame lingkaran yang tersusun mengikuti lengkungannya.

Bagian bawah sebelah kiri terdapat tulisan “Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret” dengan huruf Cambria bold berwarna putih ukuran 12, dilengkapi logo UNS di sebelah kiri tulisan.

Sedangkan bagian bawah sebelah kanan bertuliskan “Kelas VIII SMP/MTs Semester 2” dengan huruf Times New Roman bold berwarna oranye ukuran 18. Cover modul guru berlatar belakang warna ungu dan cover modul peserta didik berlatar belakang biru tua.

b) Kata Pengantar

Bagian ini merupakan bagian pelengkap modul yang berisi prakata dari penulis tentang modul yang telah disusun.

c) Panduan Penggunaan Modul

Panduan penggunaan modul merupakan bagian yang berfungsi untuk memberikan petunjuk penggunaan modul pada modul guru maupun modul peserta didik. Bagian ini menjelaskan fungsi fitur-fitur di dalam modul. Bagian ini diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami tujuan setiap bagian dari modul dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d) Daftar Isi

Bagian ini berisi tentang setiap judul topik dan sub topik serta bagian pelengkap yang ada di dalam modul serta menunjukkan halaman setiap bagian tersebut berada.

commit to user

(8)

e) Peta Konsep

Peta konsep merupakan bagian yang menyajikan skema materi di dalam modul. Bagian ini menjelaskan isi modul secara umum agar pengguna memiliki gambaran mengenai isi modul.

f) Pengantar

Bagian pengantar merupakan bagian khusus yang hanya terdapat pada modul guru. Bagian ini berisi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan juga alokasi waktu untuk mempelajari modul.

2) Bagian Inti

Bagian inti adalah bagian utama dalam modul yang merupakan isi modul. Bagian inti berisi enam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah pendekatan SETS, sebagai berikut:

a) Kegiatan “Ayo Amati dan Diskusi!”

Kegiatan ini berisi permasalahan di lingkungan sekitar yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan pembelajaran berikutnya.

Kegiatan ini merupakan apersepsi untuk menarik minat serta motivasi peserta didik.

b) Kegiatan “Ayo Lakukan!”

Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan praktikum untuk menemukan jawaban dari permasalahan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya.

c) Kegiatan “Ayo Pahami Kembali!”

Kegiatan ini dilakukan untuk mencocokkan konsep yang didapat dari kegiatan praktikum dengan konsep materi yang sudah ada.

d) Kegiatan “Ayo Belajar Teknologi!” dan “Ayo Hubungkan!”

Kedua kegiatan ini merupakan kegiatan mempelajari aplikasi konsep dalam kehidupan serta kegiatan menghubungkan keempat unsur SETS dari materi yang telah dipelajari.

commit to user

(9)

e) Kegiatan “Ayo Ingat Kembali!”

Kegiatan ini berisi kumpulan soal-soal uraian untuk merefleksi kembali tentang konsep-konsep yang baru saja dipelajari. Kegiatan ini berada pada bagian akhir setiap topik.

3) Bagian Penutup a) Rangkuman

Bagian ini merupakan bagian yang memuat ringkasan materi atau garis besar dari keseluruhan materi dalam modul.

b) Evaluasi

Bagian ini merupakan bagian yang berisi soal untuk mengukur tingkat penguasaan materi peserta didik yang berbentuk pilihan ganda dan uraian. Bagian evaluasi terletak di bagian akhir modul.

c) Kunci jawaban

Kunci jawaban merupakan bagian yang ada pada modul guru, berisi tentang jawaban dari tes evaluasi yang ada di akhir pembelajaran.

d) Daftar Pustaka

Bagian yang merupakan bagian yang berisikan daftar sumber rujukan (sumber acuan) penulis dalam menyusun modul. Bagian ini dapat membantu guru maupun peserta didik untuk mencari informasi lebih terkait dengan topik materi yang dibahas.

e) Glosarium

Bagian ini merupakan bagian yang memuat penjelasan dari istilah- istilah asing yang sering muncul di dalam modul.

3. Tahap Develop

Tahap pengembangan adalah penjabaran dari tahap design

(perancangan). Bagian-bagian yang telah dirancang pada tahap design

kemudian disusun dan dijabarkan sehingga menghasilkan produk berupa draf

modul. Tahap ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu validasi ahli, uji coba

terbatas, dan revisi produk. Sebelum divalidasi oleh para ahli, draf modul

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing terlebih dahulu. Setelah commit to user

(10)

mendapatkan masukan dari dosen pembimbing I dan II serta melakukan perbaikan, draf modul kemudian dinilai oleh dua peer review untuk mengetahui keterbacaan modul sebelum divalidasikan kepada para ahli.

Validasi oleh peer review dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan materi serta format penulisan modul yang dikembangkan.

Penilaian ini dilakukan oleh teman sejawat dari program studi S1 Pendidikan IPA. Penialian dilakukan melalui pengisian angket validasi modul untuk peer review yang terdiri atas 25 butir soal dengan empat aspek penilaian, yaitu kebahasaan, penyajian materi, tampilan secara menyeluruh, dan manfaat.

Rangkuman hasil validasi disajikan dalam Tabel 4.3. berikut.

Tabel 4.3. Hasil Validasi Peer Review

No. Aspek Penilaian

Validator Peer Review

Presentase Rata-rata

(%) Kriteria

I (%) II (%)

1. Kebahasaan 95,83 95,83 95,83 Sangat Layak 2. Penyajian Materi 95,45 93,18 94,32 Sangat Layak 3. Tampilan secara

Menyeluruh 93,75 87,50 90,63 Sangat Layak

4. Manfaat 87,50 87,50 87,50 Sangat Layak

Jumlah rata-rata

keseluruhan aspek 93,13 91,00 92,07 Sangat Layak Hasil validasi oleh peer review dari masing-masing aspek, yaitu aspek kebahasaan, penyajian materi, tampilan secara menyeluruh, dan manfaat mendapatkan kriteria “Sangat Layak” (Tabel 4.3.). Keseluruhan hasil penilaian memperoleh rata-rata presentase sebesar 92,07% dan kriterianya

“Sangat Layak”. Hasil penilaian oleh peer review disajikan secara lengkap pada Lampiran 21 dan pada Lampiran 22.

Komentar dari peer review secara umum adalah modul yang dikembangkan sudah bagus dan menarik karena banyak banyak menyajikan kasus-kasus kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Adapun saran perbaikan yang diberikan oleh kedua peer review disajikan pada Tabel 4.4.

berikut. commit to user

(11)

Tabel 4.4. Rekap Saran Perbaikan Peer Review

Saran Perbaikan Revisi

Peer Review I

1. Menambahkan tanda pada bagian- bagian sub materi yang menunjuk- kan bagian SETS sehingga nampak lebih jelas

Tanda untuk sub materi telah ditambahkan

Peer Review II

2. Tambahkan ukuran huruf yang terlalu kecil

Beberapa ukuran huruf yang terlalu kecil sudah diubah

3. Beberapa warna latar belakang gambar kontras dengan warna huruf

Warna latar belakang dan warna huruf telah diperbaiki

Setelah memperbaiki modul berdasarkan masukan dari dosen pembimbing dan masukan dari peer review, kemudian modul divalidasikan kepada para ahli.

a. Validasi Ahli

Tahapan ini dilakukan setelah draf modul selesai disusun kemudian divalidasikan kepada beberapa ahli. Setelah itu, modul divalidasi oleh dua ahli materi, dua ahli media. Kemudian draf modul akan mendapatkan penilaian serta saran perbaikan yang kemudian dijadikan acuan perbaikan modul.

Berikut ini hasil validasi terhadap modul oleh beberapa ahli:

1) Data Hasil Validasi Ahli Materi

Penilaian oleh ahli materi dimaksudkan agar mengetahui kelayakan materi yang terkandung di dalam modul. Validasi ini dilakukan melalui pengisian angket validasi modul untuk ahli materi dimana terdapat 40 butir penilaian yang memuat empat aspek penilaian adalah aspek isi, kebahasaan, penyajian, serta pendekatan SETS.

Rangkuman hasil validasi disajikan dalam Tabel 4.5. berikut.

commit to user

(12)

Tabel 4.5. Hasil Validasi Ahli Materi

No. Aspek Penilaian

Validator Ahli Materi

Presentase Rata-rata

(%)

Kriteria I (%) II (%)

1. Isi 86,54 90,38 88,46 Sangat Layak

2. Kebahasaan 87,50 95,83 91,67 Sangat Layak 3. Penyajian 83,33 93,75 88,54 Sangat Layak 4. Pendekatan SETS 80,56 86,11 83,33 Layak

Jumlah rata-rata

keseluruhan aspek 84,48 91,52 88,00 Sangat Layak

Berdasarkan Tabel 4.5. ditinjau dari sapek penilaian materi, yaitu aspek isi, kebahasaan, dan penyajian mendapatkan hasil dengan kriteria “Sangat Layak”. Aspek pendekatan SETS memperoleh hasil penilaian dengan kriteria “Layak”. Rata-rata keseluruhan penilaian ahli materi memperoleh presentase rata-rata 88% dengan kriteria “Sangat Layak”. Hasil validasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.

Hasil tersebut diberikan bersamaan dengan saran perbaikan dari kedua validator ahli materi. Rekap saran perbaikan dari ahli materi tersaji dalam Tabel 4.6. berikut.

Tabel 4.6. Rekap Saran Perbaikan Ahli Materi

Saran Perbaikan Revisi

Ahli Materi I

1. Perbaiki beberapa istilah Beberapa istilah yang dimaksud telah diperbaiki 2. Lengkapi beberapa gambar yang

keterangannya masih kurang

Gambar yang keterangannya masih kurang sudah diperbaiki 3. Lengkapi beberapa info pada

bagian teks

Info pada beberapa bagian teks telah dilengkapi.

Saran Perbaikan Revisi

Ahli Materi II

4. Perbaiki beberapa tata kepenulisan Tata kepenulisan yang masih salah sudah diperbaiki

5. Tambahkan deskripsi tentang unsur-unsur SETS dalam tabel di setiap awal topik

Tabel deskripsi tentang unsur-

unsur SETS sudah

ditambahkan pada setiap awal

commit to user

(13)

topik 6. Aspek lingkungan belum tampak

pada beberapa bagian, sebaiknya ditambahkan sub judul yang membahas integrasi dari keempat unsur SETS.

Sub judul integrasi antar keempat unsur SETS sudah ditambahkan.

Hasil rekap saran perbaikan dari kedua validator secara umum berkaitan dengan tata kepenulisan yang masih salah serta keterangan pada beberapa bagian yang masih kurang lengkap. Kemudian aspek lingkungan belum nampak pada beberapa bagian dalam modul, sehingga ditambahkan sub judul yang berkaitan dengan integrasi antar keempat unsur SETS.

2) Data Hasil Validasi Ahli Media

Evaluasi oleh ahli media dilakukan agar dapat mengetahui layak atau tidaknya modul dari segi kegrafikaan. Evaluasi ini dilakukan dengan mengisi angket validasi modul untuk ahli media yang tersusun atas 30 butir soal hasil penjabaran tiga indikator penilaian, yaitu ukuran modul, desain sampul modul, serta desain isi modul. Rangkuman hasil validasinya tersaji dalam Tabel 4.7. berikut.

Tabel 4.7. Hasil Validasi Ahli Media

No. Aspek Penilaian

Validator Ahli Media

Presentase Rata-rata

(%)

Kriteria I (%) II (%)

1. Ukuran Modul 100 100 100 Sangat Layak

2. Desain Sampul

Modul 86,11 91,67 88,89 Sangat Layak

3. Desain Isi Modul 90,79 94,74 92,76 Sangat Layak Jumlah rata-rata

keseluruhan aspek 92,30 95,47 93,88 Sangat Layak

Tabel 4.7. menyajikan hasil penilaian dari ahli media.

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh data penilaian dari ketiga indikator

penilaian, yaitu ukuran modul, desain sampul modul, dan desain isi

modul. Hasilnya menunjukkan bahwa modul berkriteria “Sangat

Layak”. Rata-rata keseluruhan penilaian oleh ahli media diperoleh commit to user

(14)

kriteria “Sangat Layak” dan rata-rata presentase penilaiannya sebesar 93,88%. Hasil validasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 17 dan Lampiran 18.

Beberapa saran perbaikan dari kedua validator ahli media diberikan untuk dijadikan bahan perbaikan saat revisi produk. Secara umum saran perbaikan ditekankan pada desain sampul modul dan juga desain isi modul. Berikut rekap saran perbaikan yang diberikan oleh kedua ahli media disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Rekap Saran Perbaikan Ahli Media

Saran Perbaikan Revisi

Ahli Media I

1. Pemilihan gambar pada sampul kurang proporsional dan pemilihan warna latar belakang yang terlalu kontras

Sampul modul telah diperbaiki sesuai saran validator

2. Perbaiki tata letak halaman yang terlalu crowded atau penuh agar tidak mengganggu konsentrasi pembaca

Beberapa halaman yang terlalu crowded atau penuh sudah diperbaiki

3. Perbaiki beberapa gambar yang salah

Gambar yang salah sudah diperbaiki

4. Perbaiki bagan SETS pada bagian

“Ayo Hubungkan!” di modul peserta didik agar sesuai dengan perintah

Bagan SETS pada bagian “Ayo Hubungkan!” di modul peserta didik sudah diperbaiki

5. Mestinya fitur “Kuis Mini” harus ada pada setiap topik

Fitur “Kuis Mini” sudah ditambahkan pada setiap topik 6. Ubah keterangan gambar yang

masih menggunakan bahasa Inggris, diganti dengan bahasa Indonesia

Keterangan gambar yang masih menggunakan bahasa Inggris sudah diubah ke bahasa Indonesia

7. Perbaiki sampul belakang Sampul bagian belakang sudah direvisi

Saran Perbaikan Revisi

Ahli Media II

8. Pemilihan gambar pada sampul lebih bagus jika dipilih gambar yang menggambarkan konektivitas antara sains, lingkungan, teknologi, dan kehidupan sosial

Sampul modul telah diperbaiki berdasarkan masukan-masukan dari validator

commit to user

(15)

9. Teks pada paragraf sebaiknya dihubungkan dengan gambar yang tersedia

Teks sudah dihubungkan dengan gambar yang tersedia 10. Perbaiki bagian footer Bagian footer telah diperbaiki 11. Sebaiknya margin kertas ditambah Margin kertas telah ditambah

b. Uji Coba Pengembangan

Pada tahap uji coba pengembangan dilakukan dengan menyebarkan angket respon pada dua guru IPA dan 10 peserta didik SMP Negeri 1 Banyudono. Berikut ini hasil dari uji coba respon terhadap pengembangan modul yang telah dilakukan:

1) Data Hasil Validasi oleh Praktisi Pendidikan

Penilaian oleh Guru IPA bertujuan untuk mengetahui keterbacaan materi dan format penulisan modul, dalam hal ini dilakukan oleh dua guru IPA SMP Negeri 1 Banyudono. Penilaian ini dilakukan melalui pengisian angket validasi modul untuk guru IPA yang tersusun atas 25 butir soal dari empat aspek penilaian, yaitu kebahasaan, penyajian materi, tampilan secara menyeluruh, dan manfaat. Rangkuman hasil validasi disajikan dalam Tabel 4.9. berikut.

Tabel 4.9. Hasil Validasi Praktisi Pendidikan

No. Aspek Penilaian

Validator Guru IPA

Presentase Rata-rata

(%)

Kriteria I (%) II (%)

1. Kebahasaan 91,67 95,83 93,75 Sangat Layak

2. Penyajian Materi 95,45 95,45 95,45 Sangat Layak 3. Tampilan secara

Menyeluruh 93,75 87,50 90,63 Sangat Layak

4. Manfaat 93,75 87,50 90,63 Sangat Layak

Jumlah rata-rata

keseluruhan aspek 93,66 91,57 92,61 Sangat Layak

Hasil penilaian pada Tabel 4.9. menunjukkan hasil penilaian

praktisi pendidikan menunjukkan kriteria “Sangat Layak” dari keempat

aspek penilaian, yaitu aspek kebahasaan, penyajian materi, tampilan

secara menyeluruh, serta manfaat. Rata-rata perolehan presentase

penilaian secara keseluruhan yaitu 92,61% dengan kriteria “Sangat commit to user

(16)

Layak”. Komentar dan saran perbaikan diberikan oleh kedua praktisi pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk merevisi produk. Hasil validasi praktisi pendidikan disajikan secara lengkap pada Lampiran 19 dan Lampiran 20.

Secara umum, komentar dari praktisi pendidikan adalah modul pembelajaran sudah bagus, bahasa yang digunakan mudah dipahami serta penyajiannya runtut dan ilustrasinya menarik. Adapun saran perbaikan yang diberikan oleh praktisi pendidikan sebagai bahan revisi produk. Rekap saran perbaikan tersaji pada Tabel 4.10. berikut.

Tabel 4.10. Rekap Saran Perbaikan Praktisi Pendidikan

Saran Perbaikan Revisi

Praktisi Pendidikan I

1. Rapikan tata tulis pada tabel (justify)

Tata tulis dalam tabel telah dirapikan sesuai saran (justify) 2. Tambahkan bagian penilaian agar

bisa dijadikan acuan penilaian guru

Bagian penilaian telah ditambahkan

3. Tambahkan latihan soal Latihan soal telah ditambah Praktisi Pendidikan II

4. Alamat web sebaiknya dilengkapi dengan barcode

Barcode tidak ditambahkan karena beberapa masukan dari peserta didik

5. Latihan soal ditambah untuk membantu pemahaman

Latihan soal telah ditambah agar membantu pemahaman 6. Cover ditambahkan dengan

gambar indera penglihatan agar menggam-barkan unsur sains

Bagian cover atau sampul telah diperbaiki sesuai dengan beberapa masukan dari validator

2) Data Hasil Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas ini dimaksudkan untuk mengetahui respon pengguna serta keterbacaan modul yang dikembangkan dari aspek tampilan, penyajian materi, bahasa, dan manfaat. Peserta didik diminta untuk membaca serta mempelajari modul, kemudian mengisi angket respon peserta didik terdiri dari 20 butir soal. Respon serta masukan dari peserta didik terhadap modul SETS pada materi cahaya dan alat

commit to user

(17)

optik yang didapatkan kemudian dijadikan bahan perbaikan modul.

Rangkuman hasil uji coba tersaji pada Tabel 4.11. berikut.

Tabel 4.11. Hasil Uji Coba Terbatas

No. Aspek Penilaian Presentase

Rata-Rata (%) Kriteria

1. Tampilan 92 Sangat Layak

2. Penyajian Materi 86,07 Sangat Layak

3. Bahasa 93,13 Sangat Layak

4. Manfaat 83,13 Layak

Hasil uji coba terbatas untuk setiap aspek diperoleh data sebagai berikut, aspek tampilan memperoleh rata-rata penilaian sebesar 92% dan kriterianya “Sangat Layak”. Aspek penyajian materi diperoleh penilaian sebesar 86,07% dan kriterianya “Sangat Layak”. Selanjutnya aspek bahasa memperoleh presentase 93,13% dan dikategorikan

“Sangat Layak”. Aspek manfaat memperoleh hasil 83,13% dengan kategori “Layak”.

Hasil penilaian dari masing-masing peserta didik disajikan dalam Tabel 4.12. berikut.

Tabel 4.12. Hasil Uji Coba Terbatas dari Setiap Peserta Didik No. Nama Presentase Rata-

Rata (%) Kriteria

1. Peserta Didik 1 78,75 Layak

2. Peserta Didik 2 94,20 Sangat Layak

3. Peserta Didik 3 90,09 Sangat Layak

4. Peserta Didik 4 94,20 Sangat Layak

5. Peserta Didik 5 84,55 Sangat Layak

6. Peserta Didik 6 90,49 Sangat Layak

7. Peserta Didik 7 89,82 Sangat Layak

8. Peserta Didik 8 83,30 Layak

9. Peserta Didik 9 85,89 Sangat Layak

10. Peserta Didik 10 94,51 Sangat Layak

Rata-rata 88,58 Sangat Layak

commit to user

(18)

Hasil penilaian setiap peserta didik diperoleh respon 8 orang peserta didik atau 80% peserta didik memberikan penilaian modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs dengan kriteria

“Sangat Layak” dan 2 orang peserta didik atau 20% peserta didik memberikan penilaian “Layak” terhadap modul. Sehingga, rata-rata hasil dari keseluruhan penilaian peserta didik diperoleh preentase rata-rata sebesar 88,58% dengan kriteria “Sangat Layak”. Rincian hasil angket respon peserta didik disajikan secara lengkap pada Lampiran 23.

Secara umum, peserta didik berkomentar baik, modul yang dikembangkan menarik, bahasa yang digunakan mudah dipahami, ilustrasi yang digunakan menarik, tidak menggunakan barcode seperti pada buku cetak dari sekolah, serta modul membantu dalam memahami materi cahaya dan alat optik. Beberapa komentar dan saran dari peserta didik diantaranya yaitu menambah soal pilihan ganda pada bagian “Ayo Mengingat Kembali!”, menambah gambar untuk memperjelas materi, dan mengurangi kata istilah.

3) Revisi Produk

Tahap ini dilakukan seusai validasi ahli dan uji coba terbatas.

Revisi didasarkan pada saran perbaikan yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, praktisi pendidikan, peer review saat validasi modul dan juga saran dari peserta didik saat uji coba terbatas. Rekap komentar dan masukan telah pada Tabel 4.4., Tabel 4.6., Tabel 4.8., dan Tabel 4.10.

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap define (pendefinisian) adalah tahap pendahuluan dalam

penelitian ini berdasarkan tahapan penelitian pengembangan model 4-D yang

dikemukakan oleh Thiagarajan, et al. (Sari, et al., 2016: 220). Tahapan awal

yaitu analisis awal-akhir dan analisis peserta didik yang bertujuan untuk

melakukan analisis kebutuhan guru dan karakteristik peserta didik. Hasil

studi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran masih menggunakan commit to user

(19)

pendekatan, model, serta metode yang masih masih belum bervariasi. Sekolah memiliki perhatian khusus terhadap lingkungan, namun belum diintegrasikan dalam pembelajaran. Hal ini bertolak belakang dengan teori Piaget yang menjelaskan dimana seorang anak akan melakukan adaptasi dan interpretasi objek serta fenomena lingkungan sekitar (Juwantara, 2019: 29). Maka dipilihlah pendekatan SETS yang mengintegrasikan empat unsur penting dalam pembelajaran IPA, yaitu unsur sains, lingkungan,, teknologi, dan masyarakat (Zahra, et al., 2019: 321).

Peserta didik lebih tertarik pada metode eksperimen, tetapi guru masih jarang menggunakan metode eksperimen karena keterbatasan waktu dan kondisi. Bruner berpendapat bahwa belajar merupakan sebuah proses aktif dimana memungkinkan seseorang untuk melakukan penemuan baru di luar hal yang telah didapat (Hawa, 2014: 5). Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Ausubel yang mengungkapkan bahwa sebuah pembelajaran harus “bermakna” (meaningfull). Arti dari bermakna ialah menghubungkan hal yang baru didapat dengan konsep relevan yang ada pada struktur kognitif masing-masing (Sodikin, 2015: 257). Kedua teori belajar ini mendukung penerapan metode eksperimen dalam sebuah pembelajaran dimana peserta didik mencoba menemukan konsep pembelajaran lewat pengalaman yang didapatkan secara langsung agar pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, bahan ajar yang digunakan sekolah yaitu BSE dari Kemendikbud dan buku pendamping dari penerbit.

Kedua bahan ajar ini masih belum memenuhi kebutuhan peserta didik karena

materi belum dibahas secara mendalam yang kemudian menjadi sebab peserta

didik masih kesulitan melakukan pembelajaran mandiri. Sekolah juga tidak

memiliki bahan ajar yang dikembangkan sendiri, sehingga perlu

pengembangan bahan ajar sebagai pendukung pembelajaran mandiri peserta

didik. Asfiah et al. (Pratidina, et al., 2013) menjelaskan bahwa penggunaan

modul dalam sebuah pembelajaran bertujuan agar peserta didik dapat

mempelajari materi pembelajaran secara mandiri. Pengertian dari modul commit to user

(20)

sendiri merupakan bahan ajar cetak dimana peserta didik atau pembelajar dapat menggunakannya secara mandiri (Depdiknas, 2008: 3). Pengembangan modul sesuai dengan kebutuhan sekolah, guru, dan juga peserta didik akan bahan ajar yang dapat digunakan pembelajaran secara mandiri. Analisis tugas, konsep, dan spesifikasi pembelajaran didasarkan pada Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Komptensi Dasar untuk pelajaran IPA kelas VIII SMP/MTs.

2. Pembahasan Tahap Design (Perancangan)

Tahap design (perancangan) menurut Sari, et al. (2016: 220) terbagi menjadi empat tahapan, yaitu constructing instrument (penyusunan instrumen), media selection (pemilihan media), format selection (pemilihan format penulisan), dan initial design (perancangan desain awal). Tahap penyusunan instrumen didasarkan pada aspek penilaian kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan bahan ajar yang dikemukakan oleh BSNP atau Badan Standar Nasional Pendidikan (2007: 19). Berdasarkan hasil studi pendahuluan, penelitian pengembangan yang dilakukan akan menghasilkan produk berupa “Modul pembelajaran IPA: Cahaya dan Alat Optik dengan Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society)”.

Format kepenulisan modul diadaptasi dari format modul pembelajaran menurut Depdiknas (2008: 21) yang dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian inti modul disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan SETS yang dikemukakan oleh Pedretti dan Nazir (Gathong & Chamrat, 2019), antara lain: a) Awakening Interest; b) Planning for Searching Answers; c) Finding Answers Using Empirical Evidence; d) Reflecting Feedback; e) Applying Authentic Action and Publishing Results; f) Evaluation.

Tahapan perancangan desain awal menghasilkan draf modul awal

yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal yang terdiri dari sampul, kata

pengantar, panduan penggunaan modul, daftar isi, peta konsep, dan

pengantar. Bagian inti merupakan bagian modul yang terdiri dari enam commit to user

(21)

kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah pendekatan SETS, yaitu: a) Kegiatan “Ayo Amati dan Diskusi!” yang mewakili langkah awakening interest (membangun ketertarikan) dan langkah planning for searching answers (persiapan untuk mencari jawaban); b) Kegiatan “Ayo Lakukan!” yang mewakili tahap finding answers using empirical evidence (pencarian jawaban dengan penemuan empiris); c) Kegiatan “Ayo Pahami Kembali!” yang mewakili tahap reflecting feedback (refleksi); d) Kegiatan

“Ayo Belajar Teknologi!” dan “Ayo Hubungkan!” yang mewakili langkah tahap applying authentic action and publishing results (aplikasi dalam aksi nyata dan publikasi hasil); e) Kegiatan “Ayo Ingat Kembali!” yang mewakili tahap evaluation (evaluasi). Bagian akhir berisi rangkuman, evaluasi, kunci jawaban, daftar pustaka, dan glosarium.

Modul hasil pengembangan telah memenuhi lima karakteristik modul yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008: 3-5), yaitu: a) self instructional: tujuan modul tersusun secara jelas, materi dirumuskan secara spesifik, terdapat contoh nyata dalam kehidupan dan menggunakan ilustrasi yang tepat, terdapat latihan soal, bersifat konstektual, gaya bahasanya sederhana dan komunikatif, terdapat rangkuman, terdapat umpan balik penialian, serta terdapat referensi; b) self contained: materi yang dikemas dalam modul merupakan satu kesatuan secara utuh dari satu kompetensi; c) stand alone: modul dapat digunakan tanpa memerlukan media lainnya; d) adaptive: materi serta contoh kasus dalam modul mengikuti perkembangan ilmu terkini dan up to date.; dan e) user friendly: modul dapat membantu pengguna dalam belajar mandiri dan memahami materi cahaya dan alat optik.

3. Pembahasan Tahap Develop (Pengembangan)

Tahap design (perancangan) menghasilkan draf awal modul. Tahap

selanjutnya yaitu tahap develop yang meliputi: validasi ahli, uji coba

terbatas, dan revisi produk. Setelah draf modul sudah selesai disusun dan

sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing lalu kemudian dinilai

keterbacaannya oleh peer review. Validasi dari peer review merupakan commit to user

(22)

penilaian kelayakan modul yang dikembangkan untuk mengetahui keterbacaan modul. Penilaian ini didasarkan pada aspek penilaian yaitu aspek isi, kebahasaan, penyajian, serta kegrafikaan. Berdasarkan hasil validasi oleh peer review yang disajikan pada Tabel 4.3. diperoleh hasil penilaian dari peer review I dengan rata-rata presentase 93,13%. Peer review II memberikan penilaian dengan rata-rata 91,00%. Rata-rata keseluruhan hasil penilaian dari kedua peer review diperoleh presentase sebesar 92,07%. Hasil tersebut masuk ke dalam kriteria “Sangat Layak” berdasarkan kriteria validitas ahli yang dikemukakan oleh Akbar (2013: 41). Hal tersebut menunjukkan bahwa modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs yang dikembangkan telah layak berdasarkan penilaian dari peer review. Setelah dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan dari peer review, kemudian dilakukan tahapan selanjutnya yaitu validasi oleh ahli materi dan ahli media.

a. Pembahasan Hasil Validasi Ahli 1) Ahli Materi

Penilaian ahli materi ditujukan untuk melihat layak atau tidaknya modul yang dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan materi oleh BSNP (2008) yaitu aspek isi, kebahasaan, penyajian, serta berdasarkan aspek pendekatan SETS yang dikemukakan oleh Pedretti dan Nazir (2011). Berdasarkan hasil penilaian ahli materi yang disajikan pada Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa penilaian ahli materi I diperoleh rata-rata penilaian dari keempat aspek sebesar 84,48%. Ahli materi II memberikan penilaian dengan rata-rata 91,52%. Secara keseluruhan, penilaian kedua validator diperoleh presentase sebesar 88,00%. Presentase penilaian tersebut termasuk ke dalam kriteria

“Sangat Layak” mengacu pada kriteria validitas ahli yang

dikemukakan Akbar (2013: 41). Hal ini mengandung makna bahwa

modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs

hasil pengembangan telah layak dari segi materi. Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian Sari, et al. (2016), Rochmawati, et al. (2017),

dan Tamimiya, et al. (2017) yang menyatakan bahwa modul SETS commit to user

(23)

yang mereka kembangkan mendapatkan penilaian layak dari aspek materi. Modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs yang dikembangkan layak digunakan setelah dilakukan perbaikan berdasarkan saran dari validator materi.

2) Ahli Media

Validasi ahli media merupakan penilaian yang ditujukan untuk mengetahui kelayakan dari modul hasil pengembangan berdasarkan aspek kegrafikaan oleh BSNP (2008) dilihat dari aspek ukuran modul, desain sampul modul, dan desain isi modul. Berdasarkan Tabel 4.7.

diperoleh hasil penilaian dari ahli media I dengan rata-rata penilaian 92,30% untuk ketiga aspek penilaian yang menjadi acuan. Ahli media II memberikan penilaian dengan rata-rata 95,47%. Rata-rata keseluruhan penilaian kedua validator ahli media diperoleh presentase penilaian sebesar 93,88%. Hasil tersebut dapat dikategorikan “Sangat Layak” sesuai kriteria validitas ahli yang dikemukakan Akbar (2013:

41). Hal ini mengandung makna bahwa modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs hasil pengembangan telah layak dari segi kegrafikaan dengan merevisi beberapa saran dari kedua validator. Setelah merevisi beberapa saran perbaikan dari ahli media, modul layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil validasi oleh ahli media tersebut sejalan dengan hasil validasi yang dilakukan Sari, et al.

(2016), Rochmawati, et al. (2017), dan Tamimiya, et al. (2017) yang mendapatkan hasil bahwa modul SETS yang mereka kembangkan memiliki kriteria layak untuk aspek kegrafikaan.

b. Uji Coba Pengembangan 1) Validasi Guru IPA

Validasi dari praktisi pendidikan atau guru IPA merupakan

penilaian kelayakan modul yang dikembangkan berdasarkan aspek

penilaian kelayakan bahan ajar oleh BSNP (2008) yaitu aspek isi,

kebahasaan, penyajian, serta kegrafikaan. Berdasarkan hasil validasi

oleh praktisi pendidikan yang disajikan pada Tabel 4.7. diperoleh hasil commit to user

(24)

penilaian dari praktisi pendidikan I dengan rata-rata presentase sebesar 93,66%. Praktisi pendidikan II memberikan penilaian dengan rata-rata 91,57%. Keseluruhan hasil penilaian dari kedua praktisi pendidikan kemudian dihitung rata-ratanya dan diperoleh rata-rata presentase sebesar 92,61%. Hasil penilaian dari praktisi pendidikan masuk ke dalam kriteria “Sangat Layak” berdasarkan kriteria validitas ahli yang dikemukakan oleh Akbar (2013: 41). Hal tersebut menunjukkan bahwa modul SETS pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs yang dikembangkan telah layak dari segi materi maupun desain berdasarkan penilaian dari praktisi pendidikan. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rochmawati, et al. (2017) dan Tamimiya, et al.

(2017) yang menyatakan bahwa modul SETS yang mereka kembangkan mendapatkan penilaian sangat layak dari aspek penilaian guru IPA (praktisi pendidikan).

2) Uji Coba Terbatas

Tahap uji coba pengembangan dilakukan secara terbatas terhadap 10 peserta didik kelas IX D SMP Negeri 1 Banyudono yang telah mendapatkan pembelajaran pada materi cahaya dan alat optik.

Tahap uji coba ini dilaksanakan di luar jam pembelajaran efektif.

Peserta didik diminta membaca dan mempelajari modul lalu kemudian mengisi angket respon peserta didik untuk memperoleh data respon terhadap modul SETS yang dikembangkan.

Hasil dari angket respon peserta didik diperoleh bahwa rata- rata peserta didik memberikan respon yang cukup baik dengan kriteria

“Layak” dan “Sangat Layak”. Ada 20% dari jumlah sampel

memberikan respon dengan kriteria “Layak” yang artinya sebanyak 2

peserta didik memberikan respon tersebut. Respon dengan hasil

kriteria “Sangat Layak” diberikan oleh 80% dari jumlah sampel yang

artinya sebanyak 8 peserta didik memberikan respon tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa modul SETS pada materi cahaya dan alat optik

memperoleh respon positif dari peserta didik sebagai pengguna commit to user

(25)

modul. Hasil respon yang diperoleh dari peserta didik tak lepas dari beberapa faktor yang mendukungnya, antara lain yaitu fungsi dan tujuan penyusunan modul. Depdiknas (2008: 5) mengatakan beberapa fungsi serta tujuan disusunnya modul diantaranya yaitu untuk memperjelas serta memudahkan penyajian informasi, untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, mendorong peningkatan motivasi serta gairah belajar, serta untuk membantu peserta didik dalam belajar mandiri. Respon baik yang diperoleh dari peserta didik ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochmawati, et al. (2017) dimana modul pembelajaran IPA Terpadu berbasis SETS pada pokok bahasan usaha dan energi SMP yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan (valid) berdasarkan hasil analisis data validasi dan analisis respon peserta didik. Hasil tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamimiya, et al. (2017), dimana modul SETS yang dikembangkan mendapatkan respon yang cukup tinggi dari peserta didik.

c. Revisi Produk

Revisi produk yang dilakukan mengacu pada saran perbaikan dari para validator ahli maupun masukan yang diberikan oleh peserta didik.

Saran perbaikan dari seluruh validator tidak seluruhnya digunakan, karena disesuaikan dengan tujuan pengembangan modul. Rangkuman hasil saran dari seluruh validator terhadap modul yang dikembangkan yaitu: 1) Perbaiki beberapa istilah; 2) Lengkapi beberapa gambar dan info pada beberapa bagian teks; 3) Perbaiki beberapa tata kepenulisan; 4) Tambahkan deskripsi tentang unsur-unsur SETS dalam tabel di setiap awal topik; 5) Aspek lingkungan belum tampak, akan lebih baik apabila ditambahkan sub judul terkait integrasi sains dengan teknologi, integrasi sains dengan lingkungan dan integrasi sains dalam kehidupan sehari-hari;

6) Pilih gambar disesuaikan antara satu dengan yang lain sehingga

proporsional dan menggambarkan konektivitas antara sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat; 7) Pilih warna latar belakang pada tulisan agar commit to user

(26)

tidak terlalu kontras; 8) Perbaiki beberapa format kepenulisan seperti margin, footer, dan justify; 9) Tambahkan latihan-latihan soal; 10) Tambahkan barcode pada laman web yang tersedia.

Saran dari semua validator dijadikan acuan untuk melakukan revisi produk. Istilah serta info pada beberapa teks dan gambar sudah diperbaiki sebagaimana saran yang telah diberikan oleh validator. Tata kepenulisan yang masih belum benar sudah diperbaiki. Pada awal topik sudah ditambahkan deskripsi tentang unsur-unsur SETS dan sudah ditambahkan pula sub-sub bagian yang membahas integrasi empat unsur SETS. Sampul modul telah diperbaiki dengan pemilihan gambar dan warna latar belakang yang disesuaikan. Format-format kepenulisan telah direvisi sesuai saran dari validator. Latihan-latihan soal dalam modul telah ditambahkan untuk membantu peserta didik dalam mengevaluasi kemampuannya pada materi cahaya dan alat optik. Barcode pada laman web yang tersedia tidak ditambahkan karena beberapa komentar dari pengguna yang kontra dengan adanya barcode pada modul.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan modul SETS (Science, Environment, Technology, and Society) pada materi cahaya dan alat optik kelas VIII SMP/MTs diharapkan dapat menambah ketersediaan bahan ajar berupa modul di sekolah.

Namun, penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap uji coba terbatas saja, tahap uji coba lapangan utama (skala besar) dan tahap disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian serta sumber daya.

2. Keterbatasan waktu dan kondisi pada tahap uji coba terbatas sehingga pelaksanaannya kurang maksimal karena masih dalam masa pandemi dan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Pengambilan data dari peserta didik pun dilakukan secara online.

3. Penelitian hanya terbatas pada uji kelayakan modul pembelajaran saja, belum

sampai meneliti efektifitas modul pembelajaran. commit to user

(27)

4. Belum dilakukan uji validitas serta uji reliabilitas terhadap soal-soal evaluasi yang ada pada modul.

Kelebihan dari modul yang dikembangkan yaitu:

1. Modul menggunakan pendekatan yang belum pernah digunakan oleh guru di sekolah, yaitu pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society).

2. Modul menggunakan metode eksperimen yang terintegrasi dalam salah satu langkah pendekatan SETS, yaitu “Finding Answers Using Empirical Evidence”

(menemukan jawaban permasalahan berdasarkan bukti empiris).

3. Materi yang ada pada modul dibahas lebih mendalam dan detail.

Adapun beberapa kelemahan dari modul yang dikembangkan yaitu:

1. Pembahasan integrasi keempat unsur SETS masih kurang luas dan terbatas pada beberapa contoh yang relevan dengan materi yang tengah dibahas.

2. Modul menggunakan pendekatan yang belum pernah digunakan oleh guru, sehingga diperlukan adanya sosialisasi agar sesuai dengan tujuan pengembangan modul.

3. Penilaian yang digunakan acuan oleh guru belum disajikan secara lengkap.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh bahwa potensi budidaya pada pembesaran ikan lele di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang cukup baik dengan menggunakan metode semi

Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL1. Untuk Praktek Mengajar) Di SMA

deteksi objek (misalnya, deteksi sarang: van Schaik et al. Keterampilan para pelaku survei tergantung pada beberapa faktor: a) kemampuan individu untuk mendeteksi objek: perbedaan

• Tentukan nilai rumus bunga (F/P, 5%,5) atau yang berarti sejumlah uang pada saat sekarang (P) yang akan dicari nilainya pada saat yang akan datang (F) dengan suku bunga 5%

Pasal 153 ayat (6) Undang-undang Ketenagakerjaan yang memuat hak pekerja atau larangan yang tidak dapat dijadikan alasan PHK oleh pengusaha, yaitu pada pekerja

dari 4 tahap yaitu (Define) tahap pendefinisian, (Design) tahap perancangan, (Develop) tahap pengembangan, (Dissemination) tahap penyebaran dengan hasil yang

Salah satu contoh adalah nada bass, yaitu nada terendah yang dimainkan dalam satu waktu, karena selain melodi, rangkaian nada bass (bass line) juga memiliki efek yang kuat

Apakah variabel Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Working Capital Turnover (WCT), dan Total Asset