• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) ini disusun sebagai bagian dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) ini disusun sebagai bagian dari"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bank Indonesia

Jl. MH Thamrin No.2, Jakarta Indonesia

Kajian Stabilitas Keuangan (KSK)

ini disusun sebagai bagian dari pelaksanaan kewenangan Bank Indonesia di bidang pengaturan dan pengawasan Makroprudensial sebagaimana tercantum pada Undang-undang No.21 Tahun 2011.

KSK diterbitkan secara semesteran dengan tujuan untuk:

Informasi dan Order:

KSK ini terbit pada bulan September 2015 dan didasarkan pada data dan informasi per Juni 2015, kecuali

Dokumen KSK lengkap dalam format pdf tersedia pada web site Bank Indonesia:

Permintaan, komentar dan saran harap ditujukan kepada:

Bank Indonesia

Departemen Kebijakan Makroprudensial Jl.MH Thamrin No.2, Jakarta, Indonesia Email:BI-DKMP@bi.go.id

(3)

DEPARTEMEN KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL

“Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi”

(4)

ii

(5)

iii

Kata Pengantar ... ... ix

ZŝŶŐŬĂƐĂŶŬƐĞŬƵƟĨ ... xiii

Bab 1. Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan ... 3

1.1. Perkembangan Risiko di Pasar Keuangan Global dan Regional .... ... 3

 ϭ͘Ϯ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶZŝƐŝŬŽĚŝWĂƐĂƌ<ĞƵĂŶŐĂŶŽŵĞƐƟŬ ... 7

1.3. Kondisi Umum Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia ... 8

 ϭ͘ϰ͘^ƵŵďĞƌͲƐƵŵďĞƌ<ĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶ<ĞƵĂŶŐĂŶ;Financial Imbalances) ... 9

Boks 1.1. Pelonggaran Kebijakan LTV/FTV KP/KP Syariah dan Uang Muka KKB/KKB Syariah: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi ... 13

Boks 1.2. Dampak Rambatan Krisis Yunani ... 15

Bab 2. Pasar Keuangan ... 19

2.1. Risiko-risiko di Pasar Keuangan ... 19

2.2. Pasar Keuangan Sebagai Sumber Pembiayaan Non Bank ... 36

 Ϯ͘ϯ͘WĞŶƟŶŐŶLJĂWĂƐĂƌ<ĞƵĂŶŐĂŶĂŐŝWĞƌďĂŶŬĂŶ ... 37

Boks 2.1. Transaksi Repo Syariah untuk Mendalamkan Pasar Uang Syariah ... 40

Boks 2.2. Cross Currency SWAP... 42

Boks 2.3. Dampak Perlambatan Ekonomi Tiongkok terhadap Pasar Saham Indonesia ... 46

Bab 3. Rumah Tangga dan Korporasi ... 53

3.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga ... 53

3.2. Asesmen Sektor Korporasi ... 60

Boks 3.1. Konsep Analisis EĂƟŽŶĂůĂůĂŶĐĞ^ŚĞĞƚ ... 71

Ăďϰ͘WĞƌďĂŶŬĂŶĚĂŶ/ŶƐƟƚƵƐŝ<ĞƵĂŶŐĂŶEŽŶĂŶŬ ... 75

4.1. Asesmen Perbankan ... 75

 ϰ͘Ϯ͘ƐĞƐŵĞŶ/ŶƐƟƚƵƐŝ<ĞƵĂŶŐĂŶEŽŶĂŶŬ ... 98

4.3. Asesmen Risiko Keuangan Syariah ... 105

 ŽŬƐϰ͘ϭ͘WĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ<ƌĞĚŝƚĂůĂŵWĞƌŚĂƟĂŶ<ŚƵƐƵƐ;<ŽůĞŬƟďŝůŝƚĂƐϮͿƐĞďĂŐĂŝĚĂŵƉĂŬWĞƌůĂŵďĂƚĂŶŬŽŶŽŵŝ ... 114

 ŽŬƐϰ͘Ϯ͘WĞŵĞƌŝŶŐŬĂƚĂŶ<ƌĞĚŝƚhƐĂŚĂ<ĞĐŝůĚĂŶDĞŶĞŶŐĂŚ;hD<DͿ ... 117

Boks 4.3. Islamic Social Finance ... 120

Ăďϱ͘WĞŶŐƵĂƚĂŶ/ŶĨƌĂƐƚƌƵŬƚƵƌ^ŝƐƚĞŵ<ĞƵĂŶŐĂŶ ... 125

5.1. Kinerja Sistem Pembayaran ... 125

5.2. Perkembangan Transaksi Sistem Pembayaran ... 127

5.3 Indikator Sistem Pembayaran ... 129

 ϱ͘ϰZŝƐŝŬŽ^ŝƐƚĞŵWĞŵďĂLJĂƌĂŶĚĂŶhƉĂLJĂDŝƟŐĂƐŝZŝƐŝŬŽ ... 131

 ϱ͘ϱWĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶĂƚĂ<ĞƵĂŶŐĂŶ/ŶŬůƵƐŝĨĚĂŶ>< ... 132

Boks 5.1. /ŵƉůĞŵĞŶƚĂƐŝWĞŶŐŐƵŶĂĂŶĞŶƚƌĂůĂŶŬDŽŶĞLJ;ĞDͿƵŶƚƵŬ^ĞƚĞůŵĞŶĂŶĂdƌĂŶƐĂŬƐŝWĂƐĂƌDŽĚĂů ... 136

 ŽŬƐϱ͘Ϯ͘/ŵƉůĞŵĞŶƚĂƐŝ^ŝƐƚĞŵ<ůŝƌŝŶŐEĂƐŝŽŶĂůĂŶŬ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ;^<E/Ϳ'ĞŶĞƌĂƐŝ// ... 138

Boks 5.3. Layanan Keuangan Digital dan Potensi Risiko Terhadap SSK ... 140

Boks 5.4. Kewajiban Penggunaan Rupiah Di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 145

Bab 6. Respons Kebijakan Bank Indonesia dalam Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan ... 151

Boks 6.1. PBI No. 17/10/PBI/2015 Tanggal 18 Juni 2015: Perlindungan Konsumen, Pemenuhan Kebutuhan    ZƵŵĂŚ>ĂLJĂŬ,ƵŶŝĂŶ<ĞŚĂƟͲ,ĂƟĂŶĂůĂŵWĞŶLJĂůƵƌĂŶ<ƌĞĚŝƚ ... 154

Boks 6.2. PBI No. 17/11/PBI/2015 Tanggal 25 Juni 2015: Giro Wajib Minimum – >ŽĂŶdŽ&ƵŶĚŝŶŐZĂƟŽ;>&ZͿhŶƚƵŬ    DĞŶĚŽƌŽŶŐ&ƵŶŐƐŝ/ŶƚĞƌŵĞĚŝĂƐŝ͕WĞŶĚĂůĂŵĂŶWĂƐĂƌ<ĞƵĂŶŐĂŶĂŶWĞŶLJĂůƵƌĂŶ<ƌĞĚŝƚ<Ğ^ĞŬƚŽƌWƌŽĚƵŬƟĨ 158 Boks 6.3. PBI No. 17/5/PBI/2015 Tanggal 29 Mei 2015: Penyempurnaan Ketentuan Posisi Devisa Neto Melalui Penghapusan PDN 30 Menit ... 161

Boks 6.4. Pelaksanaan Kewenangan Pemeriksaan Makroprudensial ... 163

Boks 6.5. Memperkuat Koordinasi dan Komunikasi Antar Lembag ... 165

ƌƟŬĞů͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘͘ ... 167

ƌƟŬĞůϭ͘Dampak Peningkatan Aturan Kecukupan Modal terhadap Spread Suku Bunga Bank Menggunakan ĐĐŽƵŶƟŶŐͲĂƐĞĚŶĂůLJƐŝƐ ... 169

 ƌƟŬĞůϮ͘Indikator Pelengkap ŽƵŶƚĞƌĐLJĐůŝĐĂůĂƉŝƚĂůƵīĞƌ di Indonesia ... 181

ĂŌĂƌ/Ɛŝ

(6)

iv

ĂŌĂƌdĂďĞů͕'ƌĂĮŬĚĂŶ'ĂŵďĂƌ

Tabel

1.1. WĞƌďĂŶĚŝŶŐĂŶZĞĂůŝƐĂƐŝWE;ZƉdƌŝůŝƵŶͿ ... 12

ϭ͘Ϯ WĞƌŬŝƌĂĂŶZĞĂůŝƐĂƐŝWEWϮϬϭϱ;ZƉdƌŝůŝƵŶͿ . 12 dĂďĞůŽŬƐϭ͘ϭ͘ϭ͘DƵůƟƉůŝĞƌ^ĞŬƚŽƌWƌŽƉĞƌƟďĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶ tabel Input Output ... 14

2.1. Perbandingan rata-rata Spread NDF Negara Kawasan ... 25

2.2. Komposisi Kepemilikan SBN ... 26

2.3. Yield SBN ϭϬdĂŚƵŶ<ĂǁĂƐĂŶ;йͿ ... 27

Ϯ͘ϰ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐYield SBN 10 Tahun Kawasan ... 27

2.5. Kepemilikan Obligasi Korporasi ... 29

2.6. Kepemilikan Saham oleh Asing Per Kelompok Jenis Usaha ... 31

2.7. Kepemilikan Saham oleh Asing Berdasarkan Sektor ... 31

Ϯ͘ϴ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐ/ŶĚĞŬƐ^ĞŬƚŽƌĂů ... 32

2.9. WĞŵďŝĂLJĂĂŶWĞƌďĂŶŬĂŶĚĂŶEŽŶͲĂŶŬ;ZƉƚƌŝůŝƵŶͿ 36 Ϯ͘ϭϬ͘ :ƵŵůĂŚĂŶŬĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶůƚĞƌŶĂƟĨ Penghimpunan dan Penyaluran Dana ... 37

Ϯ͘ϭϭ͘ sŽůƵŵĞůƚĞƌŶĂƟĨWĞŶŐŚŝŵƉƵŶĂŶĚĂŶWĞŶLJĂůƵƌĂŶ Dana Bank ... 38

Tabel Boks 2.3.1. Pertumbuhan Ekonomi Beberapa  EĞŐĂƌĂ;LJŽLJͿ ... 46

Tabel Boks 2.3.2. Indeks Pasar Saham Regional ... 48

dĂďĞůŽŬƐϮ͘ϯ͘ϯ͘WŽƌƚŽĨŽůŝŽ^EĂŶŬĚĂŶ/<E ... 49

3.1. Komposisi Tingkat Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ... 56

3.2. Komposisi DSR Berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ... 57

3.3. Komposisi Tabungan Berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ... 57

3.4. Perubahan Komposisi DSR dan Tabungan Berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ... 57

3.5. Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaannya ... 59

3.6. Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral 63 3.7. Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Komoditas Utama ... 64

3.8. Penyaluran Kredit Korporasi menurut Sektor Ekonomi ... 66

3.9. Kredit Komoditas Utama Ekspor ... 66

3.10. Posisi Utang Luar Negeri Swasta Menurut Sektor Ekonomi ... 69

3.11. Posisi Utang Luar Negeri Swasta Berdasarkan Investasi Langsung Menurut Sektor Ekonomi .. 70

'ĂŵďĂƌŽŬƐϯ͘ϭ͘ϭ͘<ĞƌĂŶŐŬĂŶĂůŝƐŝƐ<ĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶ Keuangan ... 72

4.1. AL/NCD per BUKU ... 76

4.2. Perkembangan Pangsa GWM ... 77

4.3. Perkembangan LDR per Kelompok BUKU ... 77

ϰ͘ϰ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶW<ĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶh<h;й͕LJŽLJͿ ϳϴ 4.5. Pertumbuhan Deposito per BUKU ... 79

ϰ͘ϲ͘ WĂŶŐƐĂW<ďĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶWƵůĂƵ;йͿ ... 80

ϰ͘ϳ͘ WĂŶŐƐĂWĂƐĂƌ<ƌĞĚŝƚĚŝ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ;йͿ ... 83

ϰ͘ϴ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ<ƌĞĚŝƚƉĞƌh<h;йLJŽLJͿ ... 83

4.9. Pertumbuhan dan Pangsa Kredit UMKM per BUKU 84 4.10. NPL Gross Berdasarkan Spasial ... 86

4.11. Rasio NPL Gross per BUKU ... 86

4.12. NPL Gross Kredit UMKM Berdasarkan BUKU dan  <ůĂƐŝĮŬĂƐŝhƐĂŚĂ ... 87

4.13. Perkembangan Laba/Rugi Industri Perbankan  ;ĚĂůĂŵdƌŝůŝƵŶZƉͿ ... 87

ϰ͘ϭϰ͘ ZŝŶĐŝĂŶWŽƐWĞŶĚĂƉĂƚĂŶ;ĚĂůĂŵdƌŝůůŝƵŶZƉͿ .... 88

ϰ͘ϭϱ͘ ZŝŶĐŝĂŶWŽƐŝĂLJĂ;ĚĂůĂŵdƌŝůůŝƵŶZƉͿ ... 88

ϰ͘ϭϲ͘ ZĂƐŝŽE/DWĞƌďĂŶŬĂŶƉĞƌh<h;ĚĂůĂŵйͿ ... 88

ϰ͘ϭϳ͘ ZĂƐŝŽ/ZWĞƌďĂŶŬĂŶƉĞƌh<h;ĚĂůĂŵйͿ ... 89

4.18. Perkembangan CAR berdasarkan BUKU ... 90

4.19. Suku Bunga DPK per BUKU ... 91

4.20. Suku Bunga Kredit per BUKU ... 91

4.21. Nilai Kepemilikan SBN oleh Perbankan per BUKU 93 4.22. Pangsa Kepemilikan SBN oleh Perbankan per BUKU 93 4.23. Keterkaitan Industri Perbankan dan Industri Perusahaan Pembiayaan ... 101

4.24. Keterkaitan Industri Perbankan dan Industri Perusahaan Pembiayaan ... 104

4.25. Perkembangan Aset dan Kinerja Keuangan Asuransi Go Public ... 104

4.26. Kecukupan Modal Minimum Asuransi Go Public 105 Tabel Boks 4.1.1. Subsektor Penyumbang Peningkatan Kredit Kolektabilitas 2 ... 115

5.1. Perkembangan Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, SKNBI, Transaksi menggunakan APMK dan Uang Elektronik ... 128

5.2. Sepuluh Besar Bank dengan ŽƵŶƚĞƌƉĂƌƚLJ Terbanyak ... 132

dĂďĞůŽŬƐϱ͘ϯ͘ϭ͘ĂŬƵƉĂŶ<ĞŐŝĂƚĂŶůĞŬƚƌŽŶŝĮŬĂƐŝ .... 140

6.1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia ... 141

Tabel Boks 6.1.1. Pangsa KPR/KPA Berdasarkan  dŝƉĞ;йͿ ... 147

(7)

v

'ƌĂĮŬ

1.1. Perkembangan Obligasi Pemerintah ... 4

1.2. Perkembangan ƌĞĚŝƚĞĨĂƵůƚ^ǁĂƉ;^Ϳ ... 4

1.3. Perkembangan Indeks Saham ... 4

1.4. CDS Negara Maju dan Kawasan ... 5

1.5. Perkembangan Kurs Mata Uang Utama USD, Euro, Yen ... 5

1.6. Perkembangan Kurs Mata Uang Negara ASEAN 5 ϭ͘ϳ͘ ŬƵŵƵůĂƐŝ/ŶǀĞƐƚĂƐŝWŽƌƚŽĨŽůŝŽ<ĞŵĞƌŐŝŶŐ Market ... 6

1.8. Akumulasi Kepemilikan Asing Pada Saham Dan SBN ... 6

1.9. Fed Fund Survey: FOMC Juni 2015 ... 6

1.10. Survey Bloomberg: Kenaikan FFR ... 6

1.11. Perkembangan Batubara, Tembaga, Nikel Dan Timah ... 6

1.12. Perkembangan Harga Minyak ... 7

1.13. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah ... 8

1.14. Apresiasi/Depresiasi Terhadap USD ... 8

1.15. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan ... 8

1.16. Total Aset Lembaga Keuangan ... 9

1.17. Prosiklikalitas Pertumbuhan Kredit ... 10

1.18. <ĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶWĞŶLJĂůƵƌĂŶ<ƌĞĚŝƚ ... 10

1.19. Siklus keuangan Indonesia ... 10

1.20. Alat Likuid Kelompok Bank ... 11

1.21. AL kelompok BPD dan DPK Milik Pemerintah dan Swasta ... 11

'ƌĂĮŬŽŬƐϭ͘ϭ͘ϭ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶWĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ<ƌĞĚŝƚ dan PDB ... 13

'ƌĂĮŬŽŬƐϭ͘ϭ͘Ϯ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶWĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ<ƌĞĚŝƚ Kendaraan Bermotor ... 13

'ƌĂĮŬŽŬƐϭ͘Ϯ͘ϭ͘hƚĂŶŐzƵŶĂŶŝ ... 15

'ƌĂĮŬŽŬƐϭ͘Ϯ͘Ϯ͘^EĞŐĂƌĂŽƌĞĚĂŶWĞƌŝƉŚĞƌĂůƌŽƉĂ 16 'ƌĂĮŬŽŬƐϭ͘Ϯ͘ϯ͘<ŽŵƉŽƐŝƐŝ<ƌĞĚŝƚŽƌhƚĂŶŐzƵŶĂŶŝ .. 16

Ϯ͘ϭ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐWĂƐĂƌ<ĞƵĂŶŐĂŶ ... 20

2.2. &ůŽǁƐEŽŶZĞƐŝĚĞŶ: Saham, SBN, SBI ... 20

2.3. Suku Bunga PUAB Rupiah O/N ... 21

Ϯ͘ϰ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐ^ƵŬƵƵŶŐĂWhZƵƉŝĂŚ ... 21

2.5. Perkembangan PUAB Rupiah ... 22

2.6. Perilaku Transaksi PUAB Rupiah ... 22

2.7. Perkembangan PUAB Valas ... 22

2.8. Suku Bunga PUAB O/NValas ... 23

Ϯ͘ϵ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐ^ƵŬƵƵŶŐĂWhsĂůĂƐ ... 23

2.10. Perilaku Transaksi PUAB Valas ... 23

2.11. Transaksi Repo Antar Bank ... 24

2.12. Transaksi >ĞŶĚŝŶŐ&ĂĐŝůŝƚLJ ... 24

Ϯ͘ϭϯ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐZƵƉŝĂŚ ... 24

2.14. Premi Risiko Pasar Valas ... 24

Ϯ͘ϭϱ͘ sŽůƵŵĞWĂƐĂƌsĂůĂƐŽŵĞƐƟŬ ... 25

2.16. Kepemilikan SBN ... 26

2.17. EĞƚ&ůŽǁAsing di SBN dan IDMA ... 26

2.18. Turnover transaksi SBN dan obligasi Korporasi 26

2.19. Posisi SBN ŽƵƚƐƚĂŶĚŝŶŐ per GDP... 27

2.20. Rebased yield ... 27

Ϯ͘Ϯϭ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐzŝĞůĚ^EWĞƌdĞŶŽƌ ... 28

2.22. Yield SBN Untuk Seluruh Tenor ... 28

2.23. Rebased Yield SBN Per Tenor ... 28

2.24. EĞƚ&ůŽǁAsing di Obligasi Korporasi dan Kepemilikannya ... 29

Ϯ͘Ϯϱ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐ Yield Korporasi Per Tenor ... 29

2.26. Yield Curve Obligasi Korporasi ... 29

2.27. Perkembangan Indeks Harga Saham ... 30

Ϯ͘Ϯϴ͘ WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶsŽůĂƟůŝƚĂƐ,ĂƌŐĂ^ĂŚĂŵ ... 30

2.29. Arus Masuk Dana Asing di Pasar Saham Kawasan 30 2.30. Net beli/jual Asing di Pasar Saham & Level IHSG 31

2.31. Nilai Turnover Pasar Saham ... 32

2.32. Share Frekuensi Perdagangan IHSG ... 33

2.33. Kapitalisasi IHSG dan LQ45 ... 33

2.34. Perkembangan Reksadana ... 33

2.35. NAB Reksadana Berdasarkan Jenis ... 34

Ϯ͘ϯϲ͘ sŽůĂƟůŝƚĂƐEZĞŬƐĂĚĂŶĂ ... 34

2.37. 'ƌŽǁƚŚZĞŬƐĂĚĂŶĂ;LJŽLJͿ ... 34

Ϯ͘ϯϴ͘ WƌŽĮůZŝƐŝŬŽWƌŽĚƵŬZĞŬƐĂĚĂŶĂ ... 35

2.39. Index Reksadana Close End dan Open End ... 35

2.40. Perbandingan Yield Curve Obligasi Korporasi dan Rata-rata Suku Bunga KI & KMK ... 36

2.41. Nominal Emisi Obligasi ... 36

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘Ϯ͘ϭ͘WĞƌƚƵŬĂƌĂŶƉƌŝŶĐŝƉĂůŵĂƚĂƵĂŶŐ .... 43

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘Ϯ͘Ϯ͘WĞƌƚƵŬĂƌĂŶƉĞŵďĂLJĂƌĂŶďƵŶŐĂ dengan mata uang yang berbeda ... 43

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘Ϯ͘ϯ͘WĞƌƚƵŬĂƌĂŶƉƌŝŶĐŝƉĂůĚŝĂŬŚŝƌƚƌĂŶƐĂŬƐŝ dengan mata uang yang berbeda ... 43

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘Ϯ͘ϰ͘Contoh Transaksi CCS ... 44

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϭ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ,ĂƌŐĂWƌŽƉĞƌƟĚŝ Tiongkok ... 47

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘Ϯ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ/ŶĚĞŬƐ,ĂƌŐĂ^ĂŚĂŵ Tiongkok ... 47

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϯ͘ŶĂůŝƐŝƐ&ƵŶĚĂŵĞŶƚĂůWĂƐĂƌ^ĂŚĂŵ Tiongkok ... 47

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϰ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ/ŶĚĞŬƐ,ĂƌŐĂ^ĂŚĂŵ Beberapa Negara ... 48

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϱ͘<ŽƌĞůĂƐŝWĂƐĂƌ^ĂŚĂŵdŝŽŶŐŬŽŬ dengan Indonesia ... 48

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϲ͘<ŽƌĞůĂƐŝWĂƐĂƌ^ĂŚĂŵdŝŽŶŐŬŽŬ͕ Singapura dan Indonesia ... 49

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϳ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ&ůŽǁƐŝŶŐ ... 49

'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϴ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ^ƵŬƵƵŶŐĂWhKͬE 50 'ƌĂĮŬŽŬƐϮ͘ϯ͘ϵ͘WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶZĂƚĂͲZĂƚĂsŽůƵŵĞ PUAB ... 50

3.1. Pertumbuhan PDB dan Kredit ... 54

3.2. Kontribusi Sektor Konsumsi terhadap PDB ... 54

3.3. Pertumbuhan Penjualan Riil ... 54

(8)

vi

'ƌĂĮŬ

3.4. Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini, Indeks Ekspektasi Harga ... 55

3.5. Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan Mendatang 55 3.6. Indeks Ekspektasi Harga pada 6 Bulan Mendatang 56 3.7. <ŽŵƉŽƐŝƐŝWĞŶŐĞůƵĂƌĂŶZƵŵĂŚdĂŶŐŐĂ;WĞƌ:ƵŶŝͿ 56 ϯ͘ϴ͘ <ŽŵƉŽƐŝƐŝĚĂŶWĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĂŶĂWŝŚĂŬ<ĞƟŐĂ ϱϴ ϯ͘ϵ͘ <ŽŵƉŽƐŝƐŝĚĂŶWĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĂŶĂWŝŚĂŬ<ĞƟŐĂ Perseorangan ... 58

3.10. Komposisi Kredit Perbankan ... 59

3.11. Perkembangan Kredit Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 59

3.12. Pertumbuhan Kredit dan NPL ke Sektor Rumah Tangga ... 60

3.13. Perkembangan NPL Kredit Sektor Rumah Tangga Menurut Jenisnya ... 60

3.14. Komposisi Kredit Rumah Tangga Menurut Jenisnya  ;ƉĞƌ:ƵŶŝͿ ... 60

3.15. Perkembangan Harga Komoditas Global ... 61

3.16. Perkembangan Realisasi dan Perkiraan Dunia Usaha ... 62

3.17. Kapasitas Produksi Terpakai ... 62

3.18. Indikator Kunci Kinerja Keuangan Korporasi .... 63

3.19. Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Korporasi Publik Non Keuangan ... 63

3.20. Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Komoditas Utama ... 64

3.21. Pergerakan Kinerja Korporasi Berdasarkan Altman Z-Score ... 65

3.22. WĞƌŐĞƌĂŬĂŶ<ŽƌƉŽƌĂƐŝ<ƌŝƟƐĚĞŶŐĂŶWĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ Ekonomi ... 65

3.23. Kredit Korporasi pada Tiap Buku Bank ... 65

3.24. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia ... 68

3.25. Rasio ULN terhadap PDB dan Pertumbuhan ULN & PDB ... 68

4.1. Pertumbuhan Likuiditas Perekonomian dan Rasio Likuiditas Perbankan ... 76

4.2. Alat Likuid Perbankan ... 76

4.3. Perkembangan DPK dan Kredit ... 77

ϰ͘ϰ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶW<;LJŽLJͿ ... 78

4.5. Perubahan DPK Berdasarkan Jenis Simpanan ... 79

4.6. Pangsa Komposisi DPK Perbankan ... 79

4.7. Perubahan DPK Berdasarkan Golongan Pemilik ... 80

ϰ͘ϴ͘ ^ƵŬƵƵŶŐĂƉĞƌh<h;йͿ ... 80

ϰ͘ϵ͘ <ĞŶĂŝŬĂŶ^ƵŬƵƵŶŐĂ;ѐŵƚŵͿ ... 80

4.10. Pertumbuhan Kredit ... 81

4.11. Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan ... 81

4.12. Pangsa Kredit Per Jenis Pengunaan ... 81

4.13. Pertumbuhan PDB Sektoral ... 82

4.14. Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi ... 82

4.15. Pertumbuhan Kredit Sektoral ... 82

4.16. Penyaluran Kredit UMKM ... 84

4.17. Pertumbuhan Kredit UMKM berdasarkan 4 Sektor Utama ... 84

4.18. Rasio EŽŶͲWĞƌĨŽƌŵŝŶŐ>ŽĂŶƐ ... 85

4.19. Rasio NPL gross per Sektor Ekonomi ... 85

4.20. Rasio NPL gross per Jenis Penggunaan ... 85

4.21. Rasio NPL Kredit UMKM dan Suku Bunga ... 86

4.22. NPL Gross Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 86

4.23. Rasio ZĞƚƵƌŶKŶƐƐĞƚ;ZKͿƉĞƌh<h;йͿ ... 87

ϰ͘Ϯϰ͘ ZĂƐŝŽKWKƉĞƌh<h;йͿ ... 89

ϰ͘Ϯϱ͘ ZĂƐŝŽŝĂLJĂƚĞƌŚĂĚĂƉWĞŶĚĂƉĂƚĂŶʹ/Z;йͿ .... 89

ϰ͘Ϯϲ͘ WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶZWĞƌďĂŶŬĂŶ;йͿ ... 90

4.27. Rasio Tier I Perbankan ... 90

4.28. Total dan Rasio PDN per BUKU ... 92

4.29. Kepemilikan SBN Berdasarkan Kategori per Juni 2015 ... 92

4.30. Kelompok Debitur Pinjaman Luar Negeri Bank  ;:ƵƚĂh^Ϳ ... 94

ϰ͘ϯϭ͘ W>E^ǁĂƐƚĂ;:ƵƚĂh^Ϳ ... 94

ϰ͘ϯϮ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶW>EĂŶŬ;:ƵƚĂh^Ϳ ... 94

ϰ͘ϯϯ͘ :ĂŶŐŬĂtĂŬƚƵWŝŶũĂŵĂŶ>ƵĂƌEĞŐĞƌŝĂŶŬ;йͿ 94 ϰ͘ϯϰ͘ WƌŽĮů:ĂƚƵŚdĞŵƉŽW>E:ĂŶŐŬĂWĂŶũĂŶŐĂŶŬ  ;dĂŚƵŶͿ ... 95

4.35. Komposisi Jatuh Tempo PLN Jangka Panjang ... 95

4.36. ^ƚƌĞƐƐdĞƐƚ Kenaikan NPL ... 96

ϰ͘ϯϳ͘ ĞůƚĂWĞƌƵďĂŚĂŶZ;ďƉƐͿ ... 96

4.38. ^ƚƌĞƐƐdĞƐƚ Kenaikan Suku Bunga ... 96

ϰ͘ϯϵ͘ ĞůƚĂWĞƌƵďĂŚĂŶZ;ďƉƐͿ ... 96

4.40. ^ƚƌĞƐƐdĞƐƚ Pelemahan Rupiah ... 97

ϰ͘ϰϭ͘ ĞůƚĂWĞƌƵďĂŚĂŶZ;ďƉƐͿ ... 97

4.42. ^ƚƌĞƐƐdĞƐƚ Penurunan Harga SBN ... 97

4.43. ĞůƚĂWĞƌƵďĂŚĂŶZ;ďƉƐͿ ... 97

4.44. Perkembangan PP ... 98

4.45. Pembiayaan PP per Jenis Usaha ... 98

ϰ͘ϰϲ͘ ZĂƐŝŽEW&WW;йͿ ... 99

4.47. Pembiayaan berdasarkan Jenis Valuta ... 99

4.48. Perkembangan Utang Luar Negeri PP ... 100

4.49. 'ƌŽǁƚŚ Pembiayaan & Pendanaan ... 100

4.50. Sumber Dana ... 100

4.51. Suku Bunga Pinjaman Bank Kepada PP ... 100

4.52. Perkembangan ROA, ROE dan BOPO PP ... 101

4.53. Pangsa Aset Industri Berdasarkan Jenis ... 102

4.54. Aset dan Investasi Industri Asuransi ... 102

4.55. Perkembangan Rasio ƵƌƌĞŶƚƐƐĞƚ terhadap ƵƌƌĞŶƚ>ŝĂďŝůŝƟĞƐ ... 102

4.56. Premi dan Klaim Bruto Industri Asuransi ... 102

4.57. Perkembangan Indikator Asuransi Indonesia ... 103

4.58. Perkembangan ULN Industri Asuransi ... 103

4.59. ŬƟǀŝƚĂƐEĞƌĂĐĂWĞŵďĂLJĂƌĂŶ/ŶĚƵƐƚƌŝƐƵƌĂŶƐŝ 103

4.60. WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶZĂƚĂͲZĂƚĂdĞƌƟŵďĂŶŐ^ƵŬƵƵŶŐĂ DPK Rupiah BUKU 1 ... 104

4.61. Komposisi Aset Investasi Perusahaan Asuransi Go Public ... 105

4.62. Perkembangan RBC Asuransi Go Public Semester I 2014 dan Semester I 2015 ... 105

4.63. Total Aset Industri Keuangan Syariah Juni 2015 106

4.64. DĂƌŬĞƚ^ŚĂƌĞ SubSektor Sistem Keuangan Syariah 106 4.65. Pertumbuhan Pasar Modal ... 106

ϰ͘ϲϲ͘ ĂƚĂdĂŬĂĨƵů ... 106

(9)

vii

'ƌĂĮŬ

4.67. DĂƌŬĞƚ^ŚĂƌĞterhadap Total Perbankan ... 106

4.68. Perkembangan DPK ... 107

4.69. DĂƌŬĞƚƐŚĂƌĞ ... 107

4.70. Komposisi DPK Perbankan Syariah ... 107

4.71. Perkembangan Pembiayaan ... 108

4.72. Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan.... 108

4.73. DĂƌŬĞƚ^ŚĂƌĞ ... 108

4.74. FDR Perbankan Syariah ... 108

4.75. Tingkat ZĞƚƵƌŶ Giro dan Tabungan ... 108

4.76. Tingkat ZĞƚƵƌŶ Deposito 1,3,6, dan 12 bulan ... 109

4.77. Struktur Imbal Hasil DPK Syariah posisi April 2015 ... 109

4.78. Gap Return DPK Perbankan Syariah dan Konvensional ... 109

4.79. EŽŶWĞƌĨŽƌŵŝŶŐ&ŝŶĂŶĐŝŶŐ;EW&Ϳ ... 109

4.80. NPF berdasarkan Jenis Pembiayaan ... 109

4.81. NPF Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 110

ϰ͘ϴϮ͘ WŽƐŝƐŝ>ŝŬƵŝĚŝƚĂƐWĞƌďĂŶŬĂŶ^LJĂƌŝĂŚ;>ͬE dan AL/NCD) ... 110

4.83. ĂƉŝƚĂůĚĞƋƵĂĐLJZĂƟŽ ... 110

4.84. BOPO... 111

4.85. ROA dan ROE ... 111

4.86. Perkembangan Index Saham Syariah ... 111

4.87. Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Modal Syariah ... 111

4.88. Nilai Emisi, Jumlah Sukuk yang diterbitkan dan Pertumbuhan Sukuk Korporasi berdasarkan Nilai Emisi ... 112

4.89. Pertumbuhan Nilai KƵƚƐƚĂŶĚŝŶŐ SBSN ... 112

4.90. Jumlah KƵƚƐƚĂŶĚŝŶŐ SBSN ... 112

ϰ͘ϵϭ͘ WƌŽƉŽƌƐŝ<ĞƉĞŵŝůŝŬĂŶ^^EdƌĂĚŝŶŐ;йͿ ... 112

4.92. Komposisi Reksadana Syariah berdasarkan :ƵŵůĂŚZĞŬƐĂĚĂŶĂĚĂŶEŝůĂŝŬƟǀĂĞƌƐŝŚ;EͿ 113 4.93. Pertumbuhan NAB reksadana syariah ... 113

4.94. ƐƐĞƚ/ŶĚƵƐƚƌŝdĂŬĂĨƵů ... 113

4.95. /ŶǀĞƐƚĂƐŝ/ŶĚƵƐƚƌŝdĂŬĂĨƵů ... 113

ϰ͘ϵϲ͘ WŽƌƚŽĨŽůŝŽ/ŶǀĞƐƚĂƐŝ/ŶĚƵƐƚƌŝdĂŬĂĨƵů ... 113

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϭ͘ϭ͘WƌŽĮů<ƵĂůŝƚĂƐ<ƌĞĚŝƚWĞƌďĂŶŬĂŶ ... 114

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϭ͘Ϯ͘ZĂƐŝŽ<ƌĞĚŝƚ<ŽůĞŬƚĂďŝůŝƚĂƐϮƉĞƌ Sektor Ekonomi ... 114

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϭ͘ϯ͘WĂŶŐƐĂ<ƌĞĚŝƚ<ŽůĞŬƚĂďŝůŝƚĂƐϮ ... 114

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϭ͘ϰ͘^ĞďĂƌĂŶ<ĞŶĂŝŬĂŶZĂƐŝŽ<ƌĞĚŝƚ Kolektabilitas 2 ... 116

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϭ͘ϱ͘^ĞďĂƌĂŶ<ƌĞĚŝƚ<ŽůĞŬƚĂďŝůŝƚĂƐϮ per Provinsi ... 116

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϯ͘ϭ͘:ƵŵůĂŚƐƟŵĂƐŝWĞŶŐŚŝŵƉƵŶĂŶ Zakat Nasional ... 121

'ƌĂĮŬŽŬƐϰ͘ϯ͘Ϯ͘ tĂƋĂĨ ... 121

5.1. Perkembangan dƵƌŶKǀĞƌZĂƟŽ dan Saldo Giro Awal Hari secara Industri ... 129

5.2. Perkembangan dƵƌŶKǀĞƌZĂƟŽ per Kelompok BUKU ... 130

5.3. YƵĞƵĞdƌĂŶƐĂĐƟŽŶ;EŝůĂŝͿ ... 130

5.4. YƵĞƵĞdƌĂŶƐĂĐƟŽŶ;&ƌĞŬƵĞŶƐŝͿ ... 130

5.5. Kepemilikan Rekening Penduduk Dewasa di Indonesia ... 132

5.6. /ŶĚĞŬƐ<ŽŵƉŽƐŝƚ<ĞƵĂŶŐĂŶ/ŶŬůƵƐŝĨ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ .. 133

5.7. Perkembangan Agen LKD  ;WĞƌŝŽĚĞ:ĂŶƵĂƌŝͲ:ƵŶŝϮϬϭϱͿ ... 134

ϱ͘ϴ͘ WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶŐĞŶ><;WŽƐŝƐŝ:ƵŶŝϮϬϭϱͿ ... 134

5.9. Persentase Frekuensi Transaksi Uang Elektronik yang dilakukan pada Agen LKD ... 135

5.9. Perkembangan Jumlah Uang Elektronik yang Dibuka di Agen LKD ... 135

'ƌĂĮŬŽŬƐϱ͘Ϯ͘ϭ͘ >ĂLJĂŶĂŶdƌĂŶƐĨĞƌĂŶĂĚĂŶ>ĂLJĂŶĂŶ Kliring Warkat Debit ... 139

'ƌĂĮŬŽŬƐϱ͘Ϯ͘ϭ͘ >ĂLJĂŶĂŶdƌĂŶƐĨĞƌĂŶĂĚĂŶ>ĂLJĂŶĂŶ Kliring Warkat Debit ... 139

'ƌĂĮŬŽŬƐϱ͘ϰ͘ϭ͘ Transaksi Antar Penduduk dalam  sĂůĂƐŵĞůĂůƵŝĂŶŬŽŵĞƐƟŬ ... 145

'ƌĂĮŬŽŬƐϱ͘ϰ͘Ϯ͘<ŽŵƉŽƐŝƐŝWĞŶŐŐƵŶĂĂŶsĂůĂƐ  ŵĞůĂůƵŝĂŶŬŽŵĞƐƟŬϮϬϭϰͲDĞŝϮϬϭϱ ... 145

'ƌĂĮŬŽŬƐϱ͘ϰ͘ϯ͘ƵƌƌĞŶĐLJ^ƵďƐƟƚƵƟŽŶZĂƟŽ dan Nilai Impor ... 146

6.1. Pertumbuhan Kredit ... 144

6.2. Pertumbuhan DPK ... 144

6.3. Pertumbuhan NPL ... 144

'ƌĂĮŬŽŬƐϲ͘ϭ͘ϭ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ<ƌĞĚŝƚĚĂŶW;LJŽLJͿ 147 'ƌĂĮŬŽŬƐϲ͘ϭ͘Ϯ͘ Perkembangan NPL KPR dan Total Kredit ... 147

(10)

viii

(11)

ix WƵũŝ ƐLJƵŬƵƌ ŬĞƉĂĚĂ dƵŚĂŶ zĂŶŐ DĂŚĂ ƐĂ ĂƚĂƐ ƐĞůĞƐĂŝŶLJĂ ƉĞŶLJƵƐƵŶĂŶ <ĂũŝĂŶ ^ƚĂďŝůŝƚĂƐ <ĞƵĂŶŐĂŶ ;<^<Ϳ EŽ͘Ϯϱ͕

September 2015. Penyusunan KSK merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas Bank /ŶĚŽŶĞƐŝĂĚŝďŝĚĂŶŐƐƚĂďŝůŝƚĂƐƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶ͘^ĞďĂŐĂŝƐĂůĂŚƐĂƚƵƉƵďůŝŬĂƐŝƌƵƟŶ͕<^<ŵĞŵƵĂƚŚĂƐŝůĂƐĞŵĞŶĚĂŶƉĞŶĞůŝƟĂŶ

ĂŶŬ/ŶĚŽŶĞƐŝĂƚĞƌŚĂĚĂƉŬŽŶĚŝƐŝƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶƚĞƌŵĂƐƵŬƐƵŵďĞƌͲƐƵŵďĞƌŬĞƌĞŶƚĂŶĂŶĚĂŶŬĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶLJĂŶŐ

ďĞƌƉŽƚĞŶƐŝŵĞŵŝĐƵƚĞƌũĂĚŝŶLJĂŬĞƟĚĂŬƐƚĂďŝůĂŶƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶ͘

Secara umum, kondisi sistem keuangan Indonesia pada semester I 2015 masih dipengaruhi oleh tantangan yang ďĞƌƐƵŵďĞƌĚĂƌŝŐůŽďĂůĚĂŶĚŽŵĞƐƟŬ͘^ĞůĂŵĂƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱ͕ƚĂŶƚĂŶŐĂŶLJĂŶŐďĞƌƐƵŵďĞƌĚĂƌŝĞŬƐƚĞƌŶĂůƚĞƌĂƐĂůĞďŝŚ

memberikan dampak terhadap kondisi sistem keuangan Indonesia. Tantangan yang bersumber dari eksternal tersebut, ĂŶƚĂƌĂůĂŝŶďĞƌĂƐĂůĚĂƌŝŵĂƐŝŚďĞƌůĂŶũƵƚŶLJĂƉĞůĞŵĂŚĂŶĚĂŶŬĞƟĚĂŬƉĂƐƟĂŶƉĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶĞŬŽŶŽŵŝŐůŽďĂů͕ƉĞŶŐƵĂƚĂŶ

mata uang USD terhadap hampir seluruh mata uang dunia, dan penurunan harga komoditas internasional. Sementara ŝƚƵ͕ƚĂŶƚĂŶŐĂŶĞŬƐƚĞƌŶĂůLJĂŶŐĐĞŶĚĞƌƵŶŐŵĞŶŝŶŐŬĂƚƚƵƌƵƚƉƵůĂŵĞŵƉĞŶŐĂƌƵŚŝƉĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶĚŽŵĞƐƟŬ͘

ĞďĞƌĂƉĂƚĂŶƚĂŶŐĂŶĚŽŵĞƐƟŬLJĂŶŐƚĞƌŝĚĞŶƟĮŬĂƐŝĂŶƚĂƌĂůĂŝŶƉĞƌůĂŵďĂƚĂŶƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝĚŽŵĞƐƟŬ͕ƉƌŽƐŝŬůŝŬĂůŝƚĂƐ

ƉĞƌďĂŶŬĂŶLJĂŶŐƚĞƌĐĞƌŵŝŶƉĂĚĂƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶŬƌĞĚŝƚLJĂŶŐŵĞůĂŵďĂƚ͕ƉĞůĞŵĂŚĂŶŶŝůĂŝƚƵŬĂƌZƵƉŝĂŚ͕ƐĞƌƚĂƌĞĂůŝƐĂƐŝĮƐŬĂů

yang belum sesuai dengan rencana.

ŝƚĞŶŐĂŚƚĂŶƚĂŶŐĂŶĞŬƐƚĞƌŶĂůĚĂŶĚŽŵĞƐƟŬƚĞƌƐĞďƵƚ͕ƐƚĂďŝůŝƚĂƐƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶ/ŶĚŽŶĞƐŝĂƉĂĚĂƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱ

ƌĞůĂƟĨƚĞƌũĂŐĂ͘^ŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶĚŽŵĞƐƟŬŵĞŵŝůŝŬŝ ŬĞƚĂŚĂŶĂŶ LJĂŶŐĐƵŬƵƉ ďĂŝŬŵĞƐŬŝŵĞŶŐĂůĂŵŝ ƉĞŶƵƌƵŶĂŶ ŬŝŶĞƌũĂ͘

<ŽŶĚŝƐŝƚĞƌƐĞďƵƚƚĞƌƵƚĂŵĂĚŝĚƵŬƵŶŐŽůĞŚƉĞƌŵŽĚĂůĂŶƐŝƐƚĞŵƉĞƌďĂŶŬĂŶLJĂŶŐƚĞƚĂƉƚĞƌũĂŐĂƉĂĚĂůĞǀĞůLJĂŶŐƟŶŐŐŝĚĂŶ

rasio kredit bermasalah pada level yang cukup rendah. Industri perbankan, yang memiliki porsi aset keuangan terbesar Ěŝ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ͕ŵĂƐŝŚŵĞŵŝůŝŬŝŬĞƚĂŚĂŶĂŶLJĂŶŐĐƵŬƵƉƵŶƚƵŬŵĞŶLJĞƌĂƉƉŽƚĞŶƐŝƌŝƐŝŬŽLJĂŶŐƟŵďƵů͕ƚĞƌƵƚĂŵĂƌŝƐŝŬŽŬƌĞĚŝƚ͕

ƌŝƐŝŬŽƉĂƐĂƌ͕ĚĂŶƌŝƐŝŬŽůŝŬƵŝĚŝƚĂƐ͘^ĞŵĞŶƚĂƌĂŝƚƵ͕ƉĞŶƵƌƵŶĂŶŬŝŶĞƌũĂĚĂŶĨƵŶŐƐŝŝŶƚĞƌŵĞĚŝĂƐŝƉĞƌďĂŶŬĂŶƚĞƌũĂĚŝƐĞŝƌŝŶŐ

ĚĞŶŐĂŶƉĞƌůĂŵďĂƚĂŶƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝĚŽŵĞƐƟŬ͘^ĞũĂůĂŶĚĞŶŐĂŶŝŶĚƵƐƚƌŝƉĞƌďĂŶŬĂŶ͕ŝŶĚƵƐƚƌŝŬĞƵĂŶŐĂŶŶŽŶͲďĂŶŬ

juga mampu menjaga ketahanan pada level yang aman.

Melengkapi asesmen SSK secara keseluruhan, edisi KSK kali ini juga menyajikan perkembangan industri keuangan ƐLJĂƌŝĂŚLJĂŶŐũƵŐĂƚĞƌŝŵďĂƐŽůĞŚĨĂŬƚŽƌŐůŽďĂůĚĂŶƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶĚŽŵĞƐƟŬ͘^ĞůĂŝŶŝƚƵ͕<^<ƉĂĚĂĞĚŝƐŝŝŶŝũƵŐĂŵĞŵďĂŚĂƐ

beberapa respons kebijakan Bank Indonesia khususnya dalam upaya mendukung tercapainya stabilitas makroekonomi serta pertumbuhan ekonomi. Upaya tersebut dilakukan melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial, pelaksanaan kegiatan surveillanceƚĞƌŚĂĚĂƉƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶ͕ĚĂŶƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶŇĞŬƐŝďŝůŝƚĂƐůĂLJĂŶĂŶƉĞƌďĂŶŬĂŶŬĞƉĂĚĂƉĞůĂŬƵĞŬŽŶŽŵŝ͘

Respons kebijakan di bidang SSK tersebut dilaksanakan bersinergi dengan kebijakan Bank Indonesia lainnya yaitu kebijakan di bidang moneter dan kebijakan di bidang sistem pembayaran. Disamping itu, pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia tersebut juga diperkuat dengan langkah koordinasi lintas otoritas antara Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya baik dalam bentuk koordinasi bilateral maupun dalam kerangka Forum Koordinasi Stabilitas Sistem

<ĞƵĂŶŐĂŶ;&<^^<Ϳ͘

Kata Pengantar

(12)

x

Jakarta, September 2015 GUBERNUR BANK INDONESIA

Agus D. W. Martowardojo

pembaca dalam memahami kondisi, risiko serta respons kebijakan Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, sehingga dapat membantu dalam menciptakan iklim pasar yang baik serta mengurangi potensi risiko ƐŝƐƚĞŵŝŬ͘ĚĂƉƵŶƐĂƌĂŶ͕ŬŽŵĞŶƚĂƌĚĂŶŬƌŝƟŬĚĂƌŝƐĞŵƵĂƉŝŚĂŬĚĞŵŝƉĞŶLJĞŵƉƵƌŶĂĂŶŬĂũŝĂŶŝŶŝĚŝŵĂƐĂŵĞŶĚĂƚĂŶŐĂŬĂŶ

sangat kami harapkan.

(13)

xi

Ringkasan

ŬƐĞŬƵƟĨ

(14)

xii

halaman ini sengaja dikosongkan

(15)

xiii

ZŝŶŐŬĂƐĂŶŬƐĞŬƵƟĨ

Pada semester I 2015, pasar keuangan global ŵĞŶŐĂůĂŵŝ ƉĞůĞŵĂŚĂŶ LJĂŶŐ ĚŝƉŝĐƵ ŽůĞŚ ŬĞƟĚĂŬƉĂƐƟĂŶ

arah kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Realisasi pertumbuhan ekonomi AS yang belum mencapai titik optimal sebagaimana ekspektasi banyak pihak ŵĞŶLJĞďĂďŬĂŶdŚĞ&ĞĚŵĞŵƉĞƌƟŵďĂŶŐŬĂŶŬĞŵďĂůŝǁĂŬƚƵ

diterapkannya kebijakan normalisasi. Meskipun demikian, mulai membaiknya fundamental ekonomi AS memicu ekspektasi positif dari investor sehingga mendorong penguatan mata uang dollar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Hal ini terutama dipicu oleh perilaku dasar investor yang cenderung mencari risk adjusted return LJĂŶŐůĞďŝŚƟŶŐŐŝ͘

Sementara itu, European Central Bank (ECB) masih melanjutkan kebijakan YƵĂŶƟƚĂƟǀĞ ĂƐŝŶŐ (QE) dalam rangka mendukung tercapainya target inflasi dan pemulihan ekonominya. Kebijakan yang sama juga ditempuh oleh Bank of Japan melalui YƵĂŶƟƚĂƟǀĞ ĂŶĚ

YƵĂůŝƚĂƟǀĞĂƐŝŶŐ;YYͿLJĂŶŐĚŝĚĂƐĂƌŝƉĂĚĂƉĞƌƟŵďĂŶŐĂŶ

ďĂŚǁĂ ŶĞŐĂƌĂ ƚĞƌƐĞďƵƚ ŵĂƐŝŚ ĚŝďĂLJĂŶŐŝ ŽůĞŚ ĚĞĨůĂƐŝ͘

Kebijakan di Eropa dan Jepang menyebabkan semakin berlimpahnya likuiditas global.

WĂĚĂƐĂĂƚLJĂŶŐƐĂŵĂ͕ŬĂǁĂƐĂŶĞŵĞƌŐŝŶŐmarket Asia mengalami perlambatan ekonomi sebagai dampak dari melemahnya ekonomi Tiongkok. Kondisi ekonomi yang ƟĚĂŬďĞƌŝŵďĂŶŐƚĞƌƐĞďƵƚŵĞŶŐĂŬŝďĂƚŬĂŶůŝŬƵŝĚŝƚĂƐŐůŽďĂů

mencari ƐĂĨĞ ŚĂǀĞŶ ĂƐƐĞƚ yang lebih menguntungkan.

Perilaku perpindahan likuiditas dari ĞŵĞƌŐŝŶŐ ŵĂƌŬĞƚ, termasuk Indonesia, ke negara yang lebih menguntungkan tersebut akan menambah potensi kerentanan di negara ĞŵĞƌŐŝŶŐ. Seiring dengan meningkatnya potensi kerentanan

dan melemahnya fundamental ekonomi, negara-negara ĞŵĞƌŐŝŶŐ juga dihadapkan pada meningkatnya risiko yang tercermin dari naiknya premi Credit Default Swap (CDS).

Kecenderungan penguatan USD juga berdampak terhadap melemahnya harga komoditas internasional, selain karena faktor permintaan global yang masih lemah. Penguatan USD menjadikan harga komoditas ŵĞŶũĂĚŝƌĞůĂƟĨůĞďŝŚŵĂŚĂůďĂŐŝƉĞŵďĞůŝĚŝŶĞŐĂƌĂLJĂŶŐ

menggunakan mata uang bukan USD, sehingga mendorong pelemahan permintaan komoditas lebih lanjut. Pelemahan ĂŶƚĂƌĂůĂŝŶĚŝĂůĂŵŝŽůĞŚďĂƚƵďĂƌĂ͕ŬĞůĂƉĂƐĂǁŝƚ͕ĚĂŶŵŝŶLJĂŬ

mentah.

^ĞŶƟŵĞŶ Ěŝ ƉĂƐĂƌ ŬĞƵĂŶŐĂŶ ŐůŽďĂů LJĂŶŐ ĚŝƐĞƌƚĂŝ

oleh pelemahan kinerja perekonomian Indonesia, berdampak terhadap meningkatnya tekanan di pasar keuangan Indonesia. Peningkatan tekanan tercermin dari menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia dan meningkatnya yield Surat Berharga Negara (SBN). IHSG melemah dari 5288,00 pada akhir semester II 2014 menjadi 4910,66 pada akhir ƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱ͘WĞŶƵƌƵŶĂŶŝŶĚĞŬƐƚĞƌƐĞďƵƚĚŝŝŬƵƟƉƵůĂ

ŽůĞŚ ŵĞŶŝŶŐŬĂƚŶLJĂ ǀŽůĂƟůŝƚĂƐ /,^'͕ ƚĞƌŵĂƐƵŬ ǀŽůĂƟůŝƚĂƐ

seluruh indeks sektoral, sejak pertengahan semester I 2015.

Yield SBN meningkat di semua tenor, dengan peningkatan terbesar dialami oleh SBN bertenor jangka menengah yang mengindikasikan masih tingginya ŬĞƟĚĂŬƉĂƐƟĂŶƚĞƌŚĂĚĂƉƉƌŽƐƉĞŬƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ

ke depan. Yield SBN 10 (sepuluh) tahun meningkat sebesar 51,4bps dari 7,74% pada semester II 2014 menjadi 8,26%

pada semester I 2015. Peningkatan yield SBN tenor ini juga

(16)

xiv

ĚŝŝŬƵƟ ĚĞŶŐĂŶ ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ ƌĂƚĂͲƌĂƚĂ ǀŽůĂƟůŝƚĂƐ ƐĞďĞƐĂƌ

7,9bps. Jika dibandingkan dengan negara-negara di ŬĂǁĂƐĂŶ͕ŬĞŶĂŝŬĂŶyield SBN di tenor tersebut merupakan salah satu yang mengalami peningkatan terbesar.

Di tengah tantangan eksternal dan domestik, perbankan masih memiliki ketahanan yang cukup baik, meski kinerjanya mengalami sedikit penurunan. Ketahanan ƉĞƌďĂŶŬĂŶƚĞƌĐĞƌŵŝŶĚĂƌŝƟŶŐŬĂƚƉĞƌŵŽĚĂůĂŶLJĂŶŐƌĞůĂƟĨ

tetap terjaga. ĂƉŝƚĂů ĚĞƋƵĂĐLJ ZĂƟŽ (CAR) meningkat dari 19,57% pada semester II 2014 menjadi 20,35% pada semester I 2015. Peningkatan CAR merupakan cerminan upaya bank untuk memperkuat struktur permodalannya ƐĞƐƵĂŝ ĚĞŶŐĂŶ ĂƚƵƌĂŶ ^> /// ĚĂŶ ƐŝŬĂƉ ŬĞŚĂƟͲŚĂƟĂŶ

perbankan dalam penyaluran kredit yang pada akhirnya berdampak pada melambatnya pertumbuhan ATMR.

ZĂƐŝŽZLJĂŶŐƟŶŐŐŝƚĞƌƐĞďƵƚŵĞŶũĂĚŝďĞŬĂůƉĞŶŐĂŵĂŶ

ƉĞƌďĂŶŬĂŶ ĚĂůĂŵ ŵĞŶLJĞƌĂƉ ƉŽƚĞŶƐŝ ƌŝƐŝŬŽ LJĂŶŐ ƟŵďƵů͕

terutama risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas.

Pada semester I 2015 kinerja perbankan mengalami sedikit penurunan. Fungsi intermediasi perbankan sedikit melemah seiring dengan perlambatan pertumbuhan ĞŬŽŶŽŵŝĚŽŵĞƐƟŬ͘ZĂƐŝŽLoan to Deposit (LDR) perbankan menurun dari 89,30% pada semester II 2014 menjadi 88,62%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di satu sisi menyebabkan melambatnya pertumbuhan kredit, sedangkan di sisi lain menyebabkan meningkatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan.

Kombinasi diantara keduanya mendorong penurunan LDR.

Melemahnya kinerja perekonomian dan meningkatnya pesimisme pelaku ekonomi terhadap prospek ekonomi menyebabkan pelaku ekonomi berhati-hati dalam ŵĞŵďƵĂƚ ŬĞƉƵƚƵƐĂŶ ĞŬŽŶŽŵŝ͘ <ĞŚĂƟͲŚĂƟĂŶ ƚĞƌƐĞďƵƚ

diantaranya mendorong mereka untuk lebih memilih menyimpan dananya di perbankan daripada membiayai kegiatan usaha. Sebagai konsekuensinya, pertumbuhan DPK cenderung meningkat pada semester laporan. Sementara itu, pertumbuhan kredit yang melambat disebabkan

permintaan masyarakat dan penghasilan yang menurun, sehingga baik pebisnis maupun konsumen mengurangi permintaan kreditnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada umumnya disertai oleh persepsi kenaikan risiko dunia usaha, yaitu berupa kemungkinan default debitur yang semakin tinggi, sehingga mendorong ƉĞƌďĂŶŬĂŶ ƵŶƚƵŬ ůĞďŝŚ ďĞƌŚĂƟͲŚĂƟ ĚĂůĂŵ ŵĞŶLJĂůƵƌŬĂŶ

kreditnya.

Penurunan kinerja perbankan juga tercermin dari efisiensi dan Return On Asset (ROA) yang menurun.

WĞŶƵƌƵŶĂŶ ĞĮƐŝĞŶƐŝ ŝŶĚƵƐƚƌŝ ƉĞƌďĂŶŬĂŶ ƚĞƌĐĞƌŵŝŶ ĚĂƌŝ

peningkatan rasio beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) dan ĐŽƐƚƚŽŝŶĐŽŵĞƌĂƟŽ

;/ZͿ͘ WĞŶƵƌƵŶĂŶ ĞĮƐŝĞŶƐŝ ƚĞƌƐĞďƵƚ ŵĞŶũĂĚŝ ƉĞŶLJĞďĂď

penurunan keuntungan industri perbankan. ROA industri perbankan turun dari 2,85% di semester II 2014 menjadi 2,29%.

Penurunan kinerja perbankan diikuti dengan meningkatnya risiko. Risiko perbankan dipicu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi, kenaikan yield SBN, serta kenaikan harga komoditas internasional. Sumber-sumber risiko ini terutama berdampak terhadap meningkatnya risiko kredit dan risiko pasar, sementara kenaikan risiko likuiditas lebih disebabkan oleh faktor musiman hari raya keagamaan.

Risiko kredit perbankan cenderung meningkat ǁĂůĂƵƉƵŶŵĂƐŝŚďĞƌĂĚĂĚŝůĞǀĞůLJĂŶŐĂŵĂŶ͘ZĂƐŝŽNon- WĞƌĨŽƌŵŝŶŐ>ŽĂŶ (NPL) perbankan meningkat dari 2,16%

pada akhir semester II 2014 menjadi 2,56% pada akhir ƐĞŵĞƐƚĞƌůĂƉŽƌĂŶ͘dŝŶŐŬĂƚEW>ŝŶŝŵĂƐŝŚďĞƌĂĚĂĚŝďĂǁĂŚ

threshold yang ditetapkan yaitu sebesar 5%. Kenaikan NPL terjadi di seluruh sektor ekonomi seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik yang telah berlangsung sejak akhir 2011 dan penurunan harga komoditas internasional. Kelompok debitur korporasi ŵĞŵďĞƌŝŬĂŶ ƐƵŵďĂŶŐĂŶ ŬĞŶĂŝŬĂŶ EW> ƚĞƌƟŶŐŐŝ LJĂŝƚƵ

dari 1,93% menjadi 2,55%. Sementara itu, NPL kelompok

(17)

xv rumah tangga juga naik dari 1,48% menjadi 1,75% pada

periode yang sama.

WĞƌůĂŵďĂƚĂŶ ĞŬŽŶŽŵŝ ŐůŽďĂů ĚĂŶ ĚŽŵĞƐƟŬ ƐĞƌƚĂ

penurunan harga komoditas nonmigas internasional memicu peningkatan risiko kredit sektor korporasi.

ĞƌĚĂƐĂƌŬĂŶ >ĂƉŽƌĂŶ <ĞƵĂŶŐĂŶ ŵŝƚĞŶ ƚƌŝǁƵůĂŶ /

2015, kinerja korporasi yang tercatat di BEI melemah, tercermin dari penurunan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity;ZKͿ͘WĞŶƵƌƵŶĂŶƉƌŽĮƚĂďŝůŝƚĂƐƚĞƌũĂĚŝ

di hampir seluruh sektor, kecuali sektor perdagangan, jasa dan investasi. Emiten sektor pertanian dan sektor pertambangan mengalami penurunan kinerja keuangan terbesar sejalan dengan penurunan harga komoditas ŶŽŶŵŝŐĂƐ͘,ĂůLJĂŶŐƉĞƌůƵĚŝǁĂƐƉĂĚĂŝĂĚĂůĂŚƉĞŶƵƌƵŶĂŶ

kinerja korporasi yang berkelanjutan akan berdampak pada repayment capacity korporasi yang selanjutnya akan memengaruhi risiko kredit perbankan dan perusahaan pembiayaan.

Risiko kredit pada sektor Rumah Tangga (RT) ĐĞŶĚĞƌƵŶŐ ƚĞƌũĂŐĂ ŶĂŵƵŶ ƚĞƚĂƉ ƉĞƌůƵ ĚŝǁĂƐƉĂĚĂŝ͘

,ĂƐŝů^ƵƌǀĞLJ<ŽŶƐƵŵĞŶŵĞŶƵŶũƵŬŬĂŶďĂŚǁĂũƵŵůĂŚZd

dengan Ğďƚ^ĞƌǀŝĐĞZĂƟŽ (DSR) di atas 30% mengalami kenaikan pada semua kelompok pendapatan. Kondisi ini cukup berisiko di tengah ekspektasi terhadap pendapatan ŬŽŶƐƵŵĞŶ LJĂŶŐ ƌĞůĂƟĨ ƐƚĂďŝů ŬĂƌĞŶĂ ĂŬĂŶ ŵĞŶŝŵďƵůŬĂŶ

ketidakseimbangan keuangan antara pendapatan dan ƉĞŶŐĞůƵĂƌĂŶ͘<ĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶŝŶŝƉĂĚĂĂŬŚŝƌŶLJĂĂŬĂŶ

memengaruhi repayment capacity sektor RT di masa yang akan datang.

Eksposur perbankan terhadap risiko pasar pada ƐĞŵĞƐƚĞƌ ůĂƉŽƌĂŶ ƌĞůĂƟĨ ŵĂƐŝŚ ƚĞƌũĂŐĂ ƐĞũĂůĂŶ ĚĞŶŐĂŶ

ƉĞƌŝůĂŬƵƉĞƌďĂŶŬĂŶLJĂŶŐďĞƌŚĂƟͲŚĂƟ͘ZŝƐŝŬŽƉĂƐĂƌƟŵďƵů

karena bank memiliki portofolio SBN dalam kategori ƚƌĂĚŝŶŐ

dan ǀĂŝůĂďůĞ&Žƌ^ĂůĞ;&^Ϳ͕ƚĂŐŝŚĂŶĚĂŶŬĞǁĂũŝďĂŶĚĂůĂŵ

ǀĂůƵƚĂ ĂƐŝŶŐ͕ ƐĞƌƚĂ ƚĂŐŝŚĂŶ ĚĂŶ ŬĞǁĂũŝďĂŶ LJĂŶŐ ƐĞŶƐŝƟĨ

terhadap suku bunga. Sebagai konsekuensi dari eksposur tersebut, bank akan terpengaruh terhadap perubahan

harga SBN, tingkat suku bunga, dan pelemahan nilai tukar Rupiah. Pada semester laporan, risiko pasar industri perbankan relatif rendah sejalan dengan penurunan ŽƵƚƐƚĂŶĚŝŶŐ portofolio SBN ƚƌĂĚŝŶŐ dan AFS. Sementara ŝƚƵ͕ƌŝƐŝŬŽƐƵŬƵďƵŶŐĂũƵŐĂƌĞůĂƟĨŵĂƐŝŚƚĞƌũĂŐĂŬĂƌĞŶĂƐƵŬƵ

bunga DPK cenderung menurun sehingga menurunkan ŬĞǁĂũŝďĂŶ ďĂŶŬ ƵŶƚƵŬ ƉĞŵďĂLJĂƌĂŶ ďƵŶŐĂ͘ ^ĞĚĂŶŐŬĂŶ

risiko pasar akibat nilai tukar cenderung moderat. Pada akhir semester I 2015, perbankan mencatat kenaikan posisi ůŽŶŐ valas dibandingkan semester lalu. Meskipun posisi ůŽŶŐ valas meningkat, rasio Posisi Devisa Neto (PDN) ƉĞƌďĂŶŬĂŶƚĞƌĐĂƚĂƚƐĞďĞƐĂƌϮ͕ϱϵй͕ũĂƵŚĚŝďĂǁĂŚĂŵďĂŶŐ

batas ketentuan yang ditetapkan sebesar 20%.

Likuditas industri perbankan pada akhir semester I 2015 menurun dibandingkan semester sebelumnya disebabkan oleh aliran keluar uang kartal menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kondisi likuiditas yang dicerminkan dari rasio AL terhadap NCD (AL/NCD) menurun dari 99,83% pada semester II 2014 menjadi 92,50% pada semester I 2015 dan AL/DPK yang menurun dari 20,53% menjadi 19,00%

di periode yang sama.

Sementara itu, seiring dengan intermediasi perbankan secara industri, penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tumbuh melambat disertai dengan peningkatan risiko kredit. Perlambatan ini dikarenakan pelemahan kegiatan ekonomi dan juga karena pengetatan penyaluran kredit oleh perbankan seiring dengan meningkatnya NPL kredit UMKM menjadi ϰ͕ϴϯйƉĂĚĂƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱ͘ZĂƐŝŽEW>ƚĞƌƟŶŐŐŝƚĞƌĐĂƚĂƚĚŝ

sektor Konstruksi (9,29%), sektor Listrik, Gas & Air (7,93%) dan sektor Pertambangan & Penggalian (7,72%).

Secara umum, ketahanan industri perbankan dalam menghadapi risiko kredit, risiko pasar dan risiko ůŝŬƵŝĚŝƚĂƐŵĂƐŝŚƌĞůĂƟĨŬƵĂƚ͘,ĂƐŝůstress test risiko kredit1 menunjukkan permodalan mengalami sedikit penurunan

1) Stress test menggunakan asumsi penurunan PDB sebesar 3% dari PDB baseline.

(18)

xvi

namun masih jauh di atas ketentuan modal minimum sebesar 8%. Sementara itu, berdasarkan hasil stress test risiko pasar2͕ ƟŶŐŬĂƚ ƉĞƌŵŽĚĂůĂŶ ƉĞƌďĂŶŬĂŶ ŵĂƐŝŚ

ŵĞŶĐƵŬƵƉŝƵŶƚƵŬŵĞŶLJĞƌĂƉŬĞƌƵŐŝĂŶLJĂŶŐƟŵďƵů͘,ĂƐŝů

stress test likuiditas3 perbankan dalam menghadapi shock ĐĂƉŝƚĂůŽƵƞůŽǁ akibat kenaikan FFR masih menunjukkan posisi likuiditas yang relatif cukup kuat karena rasio likuiditas perbankan masih jauh berada di atas threshold sebesar 8,5%. Transmisi kepada likuiditas perbankan dilakukan melalui penurunan harga surat berharga yang dimiliki bank.

WĂĚĂƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱ͕ŬŝŶĞƌũĂ/ŶƐƟƚƵƐŝ<ĞƵĂŶŐĂŶEŽŶ

Bank (IKNB) terus mengalami peningkatan sebagaimana tercermin dari peningkatan aset Perusahaan Pembiayaan (PP) sebesar 4,14% dan Perusahaan Asuransi sebesar Ϯ͕ϴϵй͘WĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶŬŝŶĞƌũĂƚĞƌƐĞďƵƚũƵŐĂĚŝŝŬƵƟĚĞŶŐĂŶ

peningkatan risiko sebagaimana tercermin dari peningkatan rasio NPF PP dan rasio klaim bruto terhadap premi bruto.

Salah satu potensi risiko bagi PP adalah eksposur terhadap risiko nilai tukar karena meningkatnya tren Pinjaman Luar Negeri (PLN). Walaupun demikian, sebagian ďĞƐĂƌ WW ƚĞůĂŚ ŵĞůĂŬƵŬĂŶ ŵŝƟŐĂƐŝ ƌŝƐŝŬŽ ƚĞƌŚĂĚĂƉ W>E

melalui ŚĞĚŐŝŶŐ. Hasil stress test ketahanan permodalan PP menunjukkan dampak pelemahan nilai tukar masih terbatas. Sementara itu, asesmen risiko interconnectedness PP dengan perbankan menunjukkan keterkaitan antara PP dan perbankan mengalami penurunan.

Meski risiko usaha perusahaan asuransi mengalami ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ ŶĂŵƵŶ ƌŝƐŝŬŽ ůŝŬƵŝĚŝƚĂƐ ƌĞůĂƟĨ ƚĞƌũĂŐĂ LJĂŶŐ

tercermin dari rasio current asset terhadap current ůŝĂďŝůŝƟĞƐLJĂŶŐďĞƌĂĚĂĚŝĂƚĂƐthreshold. Demikian halnya potensi risiko depresiasi nilai tukar dan perubahan suku ďƵŶŐĂůƵĂƌŶĞŐĞƌŝƌĞůĂƟĨƌĞŶĚĂŚŬĂƌĞŶĂŬĞƚĞƌŐĂŶƚƵŶŐĂŶ

terhadap ULN rendah. Risiko interconnectedness dengan

bank mengalami peningkatan bersumber dari peningkatan penempatan dana asuransi dalam bentuk DPK perbankan dan kepemilikan surat utang bank oleh perusahaan asuransi.

Sebagaimana halnya yang dialami oleh sektor keuangan konvensional, kinerja sektor keuangan syariah juga mengalami perlambatan, khususnya di 2 (dua) sektor utama, yaitu perbankan dan pasar modal. Di sektor perbankan, beberapa indikator kinerja utama mengalami penurunan yang ditandai oleh melambatnya pertumbuhan aset, penghimpunan DPK, pembiayaan syariah, dan permodalan. Rasio permodalan syariah, meski menurun ŶĂŵƵŶ ŵĂƐŝŚ ďĞƌĂĚĂ Ěŝ ůĞǀĞů LJĂŶŐ ƌĞůĂƟĨ ĂŵĂŶ͕ LJĂŝƚƵ

sekitar 14% di akhir semester I 2015. Berbeda dengan perbankan konvensional, risiko kredit perbankan syariah yang tercermin dari EŽŶWĞƌĨŽƌŵŝŶŐ&ŝŶĂŶĐŝŶŐ (NPF) justru menurun, antara lain karena adanya konsolidasi internal di perbankan syariah. Sementara itu, risiko likuiditas mengalami peningkatan tercermin dari menurunnya rasio alat likuid yang disebabkan oleh turunnya penempatan dana perbankan syariah di Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS)4. Kondisi yang sama juga dialami oleh sektor pasar modal syariah yang menguasai 93% total aset sektor keuangan syariah. Indeks harga saham syariah mengalami penurunan sebesar 4,93% dan pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar mengalami penyusutan dari 15,21%

pada semester II 2014 menjadi -5,08%.

D a r i s i s i i n f ra st r u k t u r s i ste m ke u a n ga n , penyelenggaraan sistem pembayaran selama semester I ϮϬϭϱďĞƌũĂůĂŶĂŵĂŶ͕ĞĮƐŝĞŶ͕ĚĂŶĂŶĚĂů͕ƐĞŚŝŶŐŐĂĂŶƚĂƌĂ

lain mampu mendukung terjaganya stabilitas sistem keuangan. Kinerja sistem pembayaran yang baik tersebut tercermin dari terpenuhinya target beberapa indikator ĂŶƚĂƌĂůĂŝŶƟŶŐŬĂƚŬĞƚĞƌƐĞĚŝĂĂŶ^ŝƐƚĞŵĂŶŬ/ŶĚŽŶĞƐŝĂReal dŝŵĞ'ƌŽƐƐ^ĞƩůĞŵĞŶƚ (BI-RTGS), Bank Indonesia Scripless

2 Stress test menggunakan kenaikan suku bunga sebesar 5%, penurunan harga SBN sebesar 25%, depresiasi nilai tukar sebesar 50%.

3 Menggunakan asumsi penurunan posisi surat berharga (ƚƌĂĚŝŶŐ, AFS dan HTM) berdasarkan pola historis QE 1, 2, dan 3.

4 FASBIS adalah fasilitas simpanan dalam rupiah yang disediakan oleh BI kepada bank untuk menempatkan dananya di BI dalam rangka ƐƚĂŶĚŝŶŐĨĂĐŝůŝƟĞƐ Syariah.

(19)

xvii

^ĞĐƵƌŝƟĞƐ^ĞƩůĞŵĞŶƚ^LJƐƚĞŵ (BI-SSSS) dan Sistem Kliring EĂƐŝŽŶĂů ĂŶŬ /ŶĚŽŶĞƐŝĂ ƐĞƐƵĂŝ ĚĞŶŐĂŶ ƟŶŐŬĂƚ ůĂLJĂŶĂŶ

(ƐĞƌǀŝĐĞůĞǀĞů) yang telah ditetapkan. Sementara itu, kinerja yang baik pada sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh industri, ditunjukkan melalui terlaksananya transaksi pembayaran oleh masyarakat dalam volume yang relatif tinggi dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya. Selain itu, pada semester I 2015 Bank Indonesia menempuh kebijakan guna memperkuat infrastruktur pembayaran ritel melalui implementasi SKNBI Generasi II dan meningkatkan keamanan dan kelancaran pelaksanaan transaksi dan setelmen di Pasar Modal melalui implementasi penggunaan Central Bank Money (CeBM).

ZŝƐŝŬŽƉĂĚĂƐŝƐƚĞŵƉĞŵďĂLJĂƌĂŶƌĞůĂƟĨƚĞƌũĂŐĂƐĞůĂŵĂ

semester I 2015. Risiko likuditas dan operasional dalam batas yang terkendali, terlihat dari kondisi saldo giro yang terjaga, serta ƚƵƌŶŽǀĞƌƌĂƟŽ dan YƵĞƵĞdƌĂŶƐĂĐƟŽŶ yang berada pada level yang stabil. Selain itu, risiko setelmen ƚĞƌĐĂƚĂƚƌĞůĂƟĨƌĞŶĚĂŚ͕ƚĞƌĐĞƌŵŝŶĚĂƌŝƌĞŶĚĂŚŶLJĂŶŝůĂŝĚĂŶ

volume transaksi pembayaran melalui Sistem BI-RTGS yang ƟĚĂŬ ĚĂƉĂƚ ĚŝƐĞůĞƐĂŝŬĂŶ ;ƵŶƐĞƩůĞĚ ƚƌĂŶƐĂĐƟŽŶ) sampai ďĞƌĂŬŚŝƌŶLJĂǁĂŬƚƵŽƉĞƌĂƐŝŽŶĂů^ŝƐƚĞŵ/ͲZd'^;window ƟŵĞ). Sementara itu, Bank Indonesia terus melakukan pemantauan terhadap risiko sistemik yang muncul dari keterhubungan (interconnectedness) antar peserta Sistem BI-RTGS.

Pada semester I 2015, respon kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia (BI) di bidang Stabilitas Sistem Keuangan diarahkan untuk mendukung tercapainya stabilitas makroekonomi serta pertumbuhan ekonomi.

Dukungan tersebut dicapai melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial, pelaksanaan ƐƵƌǀĞŝůůĂŶĐĞ terhadap ƐŝƐƚĞŵ ŬĞƵĂŶŐĂŶ ĚĂŶ ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ ŇĞŬƐŝďŝůŝƚĂƐ ůĂLJĂŶĂŶ

perbankan kepada pelaku ekonomi.

Pe l o n g ga ra n ke b i j a ka n m a k ro p r u d e n s i a l dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi intermediasi

perbankan. Relaksasi kebijakan ini diberlakukan baik terhadap sektor-sektor produktif maupun terhadap ƐƚƌƵŬƚƵƌƉĞŶĚĂŶĂĂŶďĂŶŬ͕ŵĞůŝƉƵƟƉĞůŽŶŐŐĂƌĂŶŬĞƚĞŶƚƵĂŶ

Rasio Loan to Value (LTV) atau Rasio FŝŶĂŶĐŝŶŐƚŽsĂůƵĞ

(FTV) dan kebijakan GWM->ŽĂŶƚŽ&ƵŶĚŝŶŐZĂƟŽ (GWM- LFR). Kebijakan LTV dan FTV ditujukan untuk kredit atau ƉĞŵďŝĂLJĂĂŶ ƉƌŽƉĞƌƟ ĚĂŶ ƵĂŶŐ ŵƵŬĂ ƵŶƚƵŬ ŬƌĞĚŝƚ ĂƚĂƵ

pembiayaan kendaraan bermotor, baik berbasis perbankan konvensional maupun syariah. Sedangkan kebijakan GWM LFR merupakan ketentuan GWM->ŽĂŶ ƚŽ ĞƉŽƐŝƚ ZĂƟŽ (LDR) yang disesuaikan lebih lanjut dengan memasukkan komponen surat-surat berharga nonsubordinasi ke dalam perhitungan pendanaan bank. Disamping untuk ŵĞŶĚŽƌŽŶŐ ƉĞŶĚĂůĂŵĂŶ ĚĂŶ ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ ĂŬƟǀŝƚĂƐ Ěŝ

pasar keuangan, perluasan pendanaan ini memberikan tambahan ruang intermediasi bagi perbankan. Ketentuan GWM-LFR juga dimaksudkan untuk meningkatkan akses UMKM terhadap layanan perbankan, karena GWM LFR mengaitkan penyaluran kredit atau pembiayaan UMKM ĚĞŶŐĂŶƉĞŵĞŶƵŚĂŶ'tDŵĞůĂůƵŝƉĞŵďĞƌŝĂŶŝŶƐĞŶƟĨĚĂŶ

ĚŝƐŝŶƐĞŶƟĨďĂŐŝƉĞƌďĂŶŬĂŶ͘

Sementara itu, kegiatan ƐƵƌǀĞŝůůĂŶĐĞ terhadap sistem ŬĞƵĂŶŐĂŶĚŝƚƵũƵŬĂŶŐƵŶĂŵĞŶŐŝĚĞŶƟĮŬĂƐŝƐƵŵďĞƌͲƐƵŵďĞƌ

ŬĞƌĞŶƚĂŶĂŶĚĂŶŬĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶLJĂŶŐĚĂƉĂƚŵĞŵŝĐƵ

terjadinya risiko sistemik. ^ƵƌǀĞŝůůĂŶĐĞ terutama dilakukan terhadap Systemically Important Banks (SIB)5. Kegiatan ini ĚŝůĞŶŐŬĂƉŝƉƵůĂŽůĞŚƉĞŵĞƌŝŬƐĂĂŶƚĞŵĂƟŬĚĂŶŬĞƉĂƚƵŚĂŶ͘

WĞŵĞƌŝŬƐĂĂŶ ƚĞŵĂƟŬ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ƵŶƚƵŬ ŵĞŶŐƵŵƉƵůŬĂŶ

informasi yang diperlukan dalam melakukan asesmen

ϱ ^/ĚŝĚĞĮŶŝƐŝŬĂŶƐĞďĂŐĂŝƐƵĂƚƵďĂŶŬLJĂŶŐŬĂƌĞŶĂƵŬƵƌĂŶĂƐĞƚ͕ŵŽĚĂů͕ŬĞǁĂũŝďĂŶ͕

luas jaringan, atau kompleksitas transaksi atas jasa perbankan, serta keterkaitan dengan sektor keuangan lain dapat mengakibatkan gagalnya sebagian atau keseluruhan bank lain atau sektor jasa keuangan. Bentuk kegagalan tersebut ĚĂƉĂƚďĞƌƵƉĂŽƉĞƌĂƐŝŽŶĂůŵĂƵƉƵŶĮŶĂŶƐŝĂů͘

Risiko sistemik adalah potensi instabilitas sebagai akibat terjadinya gangguan yang menular (ĐŽŶƚĂŐŝŽŶ) pada sebagian atau seluruh sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran (size), kompleksitas usaha (complexity), dan keter- ŬĂŝƚĂŶ ĂŶƚĂƌ ŝŶƐƟƚƵƐŝ ĚĂŶͬĂƚĂƵ ƉĂƐĂƌ ŬĞƵĂŶŐĂŶ ;interconnectedness), serta ŬĞĐĞŶĚĞƌƵŶŐĂŶƉĞƌŝůĂŬƵLJĂŶŐďĞƌůĞďŝŚĂŶĚĂƌŝƉĞůĂŬƵĂƚĂƵŝŶƐƟƚƵƐŝŬĞƵĂŶŐĂŶ

ƵŶƚƵŬŵĞŶŐŝŬƵƟƐŝŬůƵƐƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ;procyclicalityͿ͘ĞĮŶŝƐŝƌŝƐŝŬŽƐŝƐƚĞŵŝŬĚĂŶ

SIB berdasarkan PBI No.16/11/PBI/2014 tanggal 1 Juli 2014 tentang Pengaturan ĚĂŶWĞŶŐĂǁĂƐĂŶDĂŬƌŽƉƌƵĚĞŶƐŝĂů͘

(20)

xviii

dan penilaian terhadap potensi risiko sistemik di industri perbankan maupun sistem keuangan secara keseluruhan.

Sedangkan pemeriksaan kepatuhan dilakukan untuk memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan makroprudensial maupun ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, BI berkoordinasi dengan OJK sebagai otoritas pengaturan dan ƉĞŶŐĂǁĂƐĂŶĚŝďŝĚĂŶŐŵŝŬƌŽƉƌƵĚĞŶƐŝĂů͘

Sementara itu, kebijakan untuk meningkatkan ŇĞŬƐŝďŝůŝƚĂƐůĂLJĂŶĂŶƉĞƌďĂŶŬĂŶĚĂůĂŵƌĂŶŐŬĂŵĞŵĨĂƐŝůŝƚĂƐŝ

upaya pendalaman pasar keuangan dilakukan melalui amandemen terhadap ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN).

Ketentuan ini memberikan keleluasaan bagi perbankan untuk mengelola eksposur valuta asing dengan tetap ďĞƌƉĞĚŽŵĂŶƉĂĚĂƉƌŝŶƐŝƉŬĞŚĂƟͲŚĂƟĂŶĚĂŶŵĂŶĂũĞŵĞŶ

risiko yang sehat.

BI juga meningkatkan koordinasi dengan otoritas lain. Selain di bidang pemeriksaan, BI juga berkoordinasi dengan OJK yang diformalkan dalam Forum Koordinasi Makro dan Mikro (FKMM). Area koordinasi antara lain ŵĞůŝƉƵƟ ŝŵƉůĞŵĞŶƚĂƐŝ DĞŵŽƌĂŶĚƵŵ ŽĨ hŶĚĞƌƐƚĂŶĚŝŶŐ

ƉĞŶŐĂǁĂƐĂŶ ďĂŶŬ ĂŶƚĂƌĂ / ĚĞŶŐĂŶ K:<͕ information ƐŚĂƌŝŶŐ, koordinasi dan penyelarasan kebijakan, termasuk pelaksanaan ƐƵƉĞƌǀŝƐŽƌLJĂĐƟŽŶ terhadap bank-bank yang berpotensi menimbulkan risiko sistemik. Selain dengan OJK, peningkatan koordinasi juga dilakukan melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) khususnya dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis.

(21)

1

Bab 1. Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan

Kondisi Stabilitas

Sistem Keuangan 1

(22)

2

Halaman ini sengaja dikosongkan

(23)

3 1.1. PERKEMBANGAN RISIKO DI PASAR KEUANGAN

GLOBAL DAN REGIONAL

Pada paruh pertama tahun 2015, pasar keuangan ŐůŽďĂů ĚĂŶ ƌĞŐŝŽŶĂů ŵĂƐŝŚ ĚŝůŝƉƵƟ ŬĞƟĚĂŬƉĂƐƟĂŶ LJĂŶŐ

ƟŶŐŐŝ͘ <ĞƟĚĂŬƉĂƐƟĂŶ LJĂŶŐ ƟŶŐŐŝ ƚĞƌƐĞďƵƚ ĚŝƐĞďĂďŬĂŶ

Pada semester I 2015, pertumbuhan ekonomi global cenderung bias ke bawah terutama disebabkan ƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝ^LJĂŶŐƟĚĂŬƐĞŬƵĂƚƉƌŽLJĞŬƐŝƐĞďĞůƵŵŶLJĂ͘WĂĚĂƐĂĂƚLJĂŶŐƐĂŵĂ͕ƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ

ekonomi di beberapa negara masih mengalami perbedaan pertumbuhan sebagaimana terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa yang mulai mengalami perbaikan, sementara pertumbuhan ĞŬŽŶŽŵŝ:ĞƉĂŶŐĚĂŶdŝŽŶŐŬŽŬŵĂƐŝŚŵĞůĂŵďĂƚ͘WĞƌďĞĚĂĂŶƚĞƌƐĞďƵƚĚŝƌĞƐƉŽŶďĞƌĂŐĂŵŽůĞŚŽƚŽƌŝƚĂƐ

ŵŽŶĞƚĞƌŵĂƐŝŶŐͲŵĂƐŝŶŐŶĞŐĂƌĂ͘dŚĞ&ĞĚŵĂƐŝŚŵĞŵƉĞƌƚĂŚĂŶŬĂŶŬĞďŝũĂŬĂŶĞŬƐƉĂŶƐŝĨƐĞďĂŐĂŝŵĂŶĂ

ƐĞŵĞƐƚĞƌ ƐĞďĞůƵŵŶLJĂ͕ ƐĞŵĞŶƚĂƌĂ :ĞƉĂŶŐ͕ ƌŽƉĂ ĚĂŶ dŝŽŶŐŬŽŬ ŵƵůĂŝ ŵĞŶĞŵƉƵŚ ŬĞďŝũĂŬĂŶ LJĂŶŐ

ĐĞŶĚĞƌƵŶŐ ĞŬƐƉĂŶƐŝĨ͘ DĞƐŬŝ ĚĞŵŝŬŝĂŶ͕ dŚĞ &ĞĚ ũƵŐĂ ŵĞŵďĞƌŝŬĂŶ ƐŝŶLJĂů ŵĞŶŐĞŶĂŝ ŬĞŵƵŶŐŬŝŶĂŶ

ƉĞƌƵďĂŚĂŶ ƐƚĂŶĐĞ ŬĞďŝũĂŬĂŶ ŵŽŶĞƚĞƌ ĂƉĂďŝůĂ ƚĞƌĚĂƉĂƚ ŝŶĚŝŬĂƐŝ ƉĞƌďĂŝŬĂŶ ƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ ^͘ ,Ăů

ƚĞƌƐĞďƵƚ ŵĞŶŐĂŬŝďĂƚŬĂŶ ĞŬƐƉĞŬƚĂƐŝ ƚĞƌŚĂĚĂƉ ŬĞŶĂŝŬĂŶ &ĞĚ &ƵŶĚ ZĂƚĞ ;&&ZͿ ŵĞŶŐƵĂƚ ƐĞŚŝŶŐŐĂ

ŵĞŶĚŽƌŽŶŐƉĞŶŐƵĂƚĂŶh^ƚĞƌŚĂĚĂƉŚĂŵƉŝƌƐĞůƵƌƵŚŵĂƚĂƵĂŶŐĚƵŶŝĂ͘^ĞŵĞŶƚĂƌĂŝƚƵƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ

ĞŬŽŶŽŵŝĚƵŶŝĂLJĂŶŐŵĂƐŝŚŵĞůĂŵďĂƚũƵŐĂďĞƌĚĂŵƉĂŬƚĞƌŚĂĚĂƉŚĂƌŐĂŬŽŵŽĚŝƚĂƐŝŶƚĞƌŶĂƐŝŽŶĂůLJĂŶŐ

ƚĞƌƵƐŵĞŶŐĂůĂŵŝƉĞŶƵƌƵŶĂŶ͘

WĂƐĂƌŬĞƵĂŶŐĂŶĚŽŵĞƐƟŬŵĞŶŐŚĂĚĂƉŝƚĂŶƚĂŶŐĂŶLJĂŶŐďĞƌĂƐĂůĚĂƌŝƚĞŬĂŶĂŶĞŬƐƚĞƌŶĂů͕ŵĞůĂŵďĂƚŶLJĂ

ƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶĚŽŵĞƐƟŬ͕ĚĂŶŵĞůĞŵĂŚŶLJĂŶŝůĂŝƚƵŬĂƌZƵƉŝĂŚ͘WĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶĚŽŵĞƐƟŬŵĂƐŝŚďĞƌĂĚĂ

ƉĂĚĂĨĂƐĞƉĞƌůĂŵďĂƚĂŶLJĂŶŐĚŝƉŝĐƵŽůĞŚŵĞůĞŵĂŚŶLJĂŝŶǀĞƐƚĂƐŝĚĂŶŬŽŶƐƵŵƐŝ͘WĞůĞŵĂŚĂŶŶŝůĂŝƚƵŬĂƌ

ZƵƉŝĂŚƚĞƌũĂĚŝƐĞďĂŐĂŝĚĂŵƉĂŬĚĂƌŝƉĞƌŝůĂŬƵŝŶǀĞƐƚŽƌŵĞŶŐĂŶƟƐŝƉĂƐŝƌĞŶĐĂŶĂŬĞŶĂŝŬĂŶƐƵŬƵďƵŶŐĂ

&ĞĚ&ƵŶĚZĂƚĞ͘dĂŶƚĂŶŐĂŶůĂŝŶLJĂŶŐĚŝŚĂĚĂƉŝƉĂƐĂƌŬĞƵĂŶŐĂŶĚŽŵĞƐƟŬĂĚĂůĂŚďĞƌůĂŶũƵƚŶLJĂƉĞƌŝůĂŬƵ

ƉƌŽƐŝŬůŝŬĂůŝƚĂƐ ƉĞƌďĂŶŬĂŶ LJĂŶŐ ŵĞŶŐĂŬŝďĂƚŬĂŶ ƚĞƌũĂĚŝŶLJĂ ŬĞƟĚĂŬƐĞŝŵďĂŶŐĂŶ ĂŶƚĂƌĂ ƉĞŶLJĂůƵƌĂŶ

ŬƌĞĚŝƚĚĞŶŐĂŶŬĞďƵƚƵŚĂŶƉĞŵďŝĂLJĂĂŶƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ͘DĞƐŬŝĚĞŵŝŬŝĂŶ͕ĚŝƚĞŶŐĂŚƚĞŬĂŶĂŶLJĂŶŐďĞƌĂƐĂů

ĚĂƌŝƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶŐůŽďĂůĚĂŶĚŽŵĞƐƟŬ͕ƐƚĂďŝůŝƚĂƐƐŝƐƚĞŵŬĞƵĂŶŐĂŶŵĂƐŝŚƚĞƌũĂŐĂ͘/ŶĚĞŬƐ^ƚĂďŝůŝƚĂƐ

^ŝƐƚĞŵ<ĞƵĂŶŐĂŶ;/^^<ͿƉĂĚĂƐĞŵĞƐƚĞƌ/ϮϬϭϱƚĞƌĐĂƚĂƚƐĞďĞƐĂƌϬ͕ϴϱ͕ƐĞĚŝŬŝƚŵĞŶŝŶŐŬĂƚĚĂƌŝϬ͕ϳϵƉĂĚĂ

ƐĞŵĞƐƚĞƌƐĞďĞůƵŵŶLJĂŶĂŵƵŶŵĂƐŝŚďĞƌĂĚĂƉĂĚĂnjŽŶĂŶŽƌŵĂů͘

ŽůĞŚŵĂƐŝŚŵĞůĂŵďĂƚŶLJĂƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝŐůŽďĂů͕

ďĞƌůĂŶũƵƚŶLJĂ ƉĞůĞŵĂŚĂŶ ŚĂƌŐĂ ŬŽŵŽĚŝƚĂƐ ĚƵŶŝĂ͕ ƐĞƌƚĂ

ketidakpastian rencana Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga Fed Fund Rate;&&ZͿ͘

Bab 1 Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan

(24)

4

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 LJͲϭϱ Jun-15

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 LJͲϭϰ

Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14

Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 LJͲϭϯ

Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13

USA DĂůĂLJƐŝĂ

'ĞƌŵĂŶLJ Philippines

Japan Brasil

Indonesia dƵƌŬĞLJ

Thailand 190

170 150 130 110 90 70 50

Rebased 1/1/2013 300

300

200

150

100

50

0

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 LJͲϭϱ

Jun-15 Jul-15

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 LJͲϭϰ

Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14

Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 LJͲϭϯ

Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13

USA 'ĞƌŵĂŶLJ

Philippines Japan Indonesia

China Brasil Thailand

DĂůĂLJƐŝĂ dƵƌŬĞLJ 200

150

100

50

0

Rebased 1/1/2014

Yield 10Yr (EM)

USA EĂůĂLJƐŝĂ

'ĞƌŵĂŶLJ Philippines

Japan Brasil

Indonesia dƵƌŬĞLJ

Thailand

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 LJͲϭϰ Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 LJͲϭϱ Jun-15

Pada semester I 2015, kondisi pasar keuangan internasional dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi ŐůŽďĂů LJĂŶŐ ĐĞŶĚĞƌƵŶŐ ďŝĂƐ ŬĞ ďĂǁĂŚ ĚĂƌŝ ƉĞƌŬŝƌĂĂŶ

ƐĞŵƵůĂ͘ WŽƚĞŶƐŝ ďŝĂƐ ŬĞ ďĂǁĂŚ ƚĞƌƐĞďƵƚ ƚĞƌƵƚĂŵĂ

ĚŝĚŽƌŽŶŐŽůĞŚƉĞƌŬŝƌĂĂŶƉĞƌƚƵŵďƵŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝ^LJĂŶŐ

ƚŝĚĂŬ ƐĞŬƵĂƚ ƉƌŽLJĞŬƐŝ ƐĞďĞůƵŵŶLJĂ͘ dĞŬĂŶĂŶ ƚĞƌŚĂĚĂƉ

perekonomian AS dipengaruhi oleh penguatan dolar

^ LJĂŶŐ ďĞƌĚĂŵƉĂŬ ƉĂĚĂ ŵĞŶƵƌƵŶŶLJĂ ŬŝŶĞƌũĂ ƐĞŬƚŽƌ

ĞŬƐƚĞƌŶĂůƐĞƌƚĂŵĞůĞŵĂŚŶLJĂŝŶǀĞƐƚĂƐŝ͘

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di beberapa ŶĞŐĂƌĂ ŵĞŶŐĂůĂŵŝ ĚŝǀĞƌŐĞŶƐŝ͘ WĞƌƚƵŵďƵŚĂŶ ĞŬŽŶŽŵŝ

Ěŝ ŬĂǁĂƐĂŶ ƌŽƉĂ ŵĞŵďĂŝŬ ŬĂƌĞŶĂ ĚŝƚŽƉĂŶŐ ŽůĞŚ

ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ ƉĞƌŵŝŶƚĂĂŶ ĚŽŵĞƐƟŬ ĚĂŶ ƉƌŽĚƵŬƐŝ LJĂŶŐ

masing-masing tercermin dari pertumbuhan penjualan ƌŝƚĞůĚĂŶŶĂŝŬŶLJĂPurchasing Managers Index (PMI) sektor ŵĂŶƵĨĂŬƚƵƌ͘WĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ:ĞƉĂŶŐĚĂŶdŝŽŶŐŬŽŬƚƵŵďƵŚ

ŵĞůĂŵďĂƚ͘ WĞůĞŵĂŚĂŶ ĞŬŽŶŽŵŝ :ĞƉĂŶŐ ĚŝƐĞďĂďŬĂŶ

ŵĞůĞŵĂŚŶLJĂĞŬƐƉŽƌĚĂŶƌĞŶĚĂŚŶLJĂƉĞŶũƵĂůĂŶƌŝƚĞůLJĂŶŐ

ƚĞƌĐĞƌŵŝŶ ĚĂƌŝ ŬŽŶƚƌĂŬƐŝ WD/ :ĞƉĂŶŐ͘ DĞůĂŵďĂƚŶLJĂ

ƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶdŝŽŶŐŬŽŬĚŝĚŽƌŽŶŐŽůĞŚĞŬƐƉŽƌLJĂŶŐŵĂƐŝŚ

terkontraksi dan pertumbuhan ĮdžĞĚĂƐƐĞƚŝŶǀĞƐƚŵĞŶƚLJĂŶŐ

ƐĞĐĂƌĂŬĞƐĞůƵƌƵŚĂŶŵĂƐŝŚƌĞŶĚĂŚ͘

WĞŵƵůŝŚĂŶ ĞŬŽŶŽŵŝ ŐůŽďĂů LJĂŶŐ ŵĂƐŝŚ ďĞƌũĂůĂŶ

ƐĞĐĂƌĂ ƟĚĂŬ ƐĞŝŵďĂŶŐ ƚĞƌƐĞďƵƚ ĚŝŝŬƵƟ ĚĞŶŐĂŶ ƌĞƐƉŽŶƐ

ŬĞďŝũĂŬĂŶLJĂŶŐďĞƌĂŐĂŵĂŶƚĂƌŶĞŐĂƌĂ͘ZĞƐƉŽŶŬĞďŝũĂŬĂŶ

LJĂŶŐ ĚŝƚĞŵƉƵŚ dŚĞ &ĞĚ ƉĂĚĂ ƐĞŵĞƐƚĞƌ / ϮϬϭϱ ŵĂƐŝŚ

belum mengalami perubahan dibandingkan semester ƐĞďĞůƵŵŶLJĂ͘,ĂůŝŶŝĚŝƐĞďĂďŬĂŶŽůĞŚŬŽŶĚŝƐŝƉĞƌĞŬŽŶŽŵŝĂŶ

^ LJĂŶŐ ĐĞŶĚĞƌƵŶŐ ďŝĂƐ ŬĞ ďĂǁĂŚ ĚŝďĂŶĚŝŶŐŬĂŶ

ƉĞƌŬŝƌĂĂŶ ƐĞďĞůƵŵŶLJĂ͘ ƵƌŽƉĞĂŶ ĞŶƚƌĂů ĂŶŬ ;Ϳ

melakukan program YƵĂŶƟƚĂƟǀĞĂƐŝŶŐ untuk mendukung ƚĞƌĐĂƉĂŝŶLJĂƚĂƌŐĞƚŝŶŇĂƐŝĚĂŶƉĞŵƵůŝŚĂŶĞŬŽŶŽŵŝƌŽƉĂ͘

Sementara Bank of Japan (BoJ) masih mempertahankan stanceŬĞďŝũĂŬĂŶŵŽŶĞƚĞƌLJĂŶŐĂŬŽŵŽĚĂƟĨŵĞůĞŶŐŬĂƉŽ

ŬĞďŝũĂŬĂŶWĞŵĞƌŝŶƚĂŚ:ĞƉĂŶŐ͕ĂŶƚĂƌĂůĂŝŶƐƟŵƵůƵƐĮƐĐĂů͕

ŝŶƐĞŶƟĨƉĞŶƵƌƵŶĂŶƉĂũĂŬďĂŐŝƉĞƌƵƐĂŚĂĂŶLJĂŶŐŵĞŶĂŝŬŬĂŶ

ŐĂũŝŬĂƌLJĂǁĂŶƐĞƌƚĂƌĞĨŽƌŵĂƐŝƐƚƌƵŬƚƵƌĂů;Abe’s 3rd arrowͿ͘

ĂůĂŵƵƉĂLJĂŵĞŶĂŚĂŶƉĞƌůĂŵďĂƚĂŶĞŬŽŶŽŵŝŶLJĂ͕ĂŶŬ

Sentral Tiongkok (the People’s Bank of China/PBoC) menurunkan GWM untuk bank besar serta menurunkan deposit rate dan lending rate͘

'ƌĂĮŬϭ͘ϭ͘

Perkembangan Obligasi Pemerintah

'ƌĂĮŬϭ͘Ϯ͘

Perkembangan Credit Default Swap (CDS)

'ƌĂĮŬϭ͘ϯ͘

Perkembangan Indeks Saham

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Gambar

Tabel 4.1 AL/NCD per BUKU
Gambar Boks 5.3.2.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menggunakan uji-t kemampuan pemecahan masalah kelas yang menggunakan LKPD dengan pendekatan guided discovery lebih efektif terhadap kemampuan

Berbagai kerentanan baik yang bersumber dari eksternal maupun internal tersebut di atas berpotensi meningkatkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kombinasi herbisida aminopiralid + glifosat efektif menekan pertumbuhan gulma total dan golongan rumput sampai 12 MSA, serta

Pursuant to Article 15 paragraph 7 and Article 18 paragraph 7 the Company’s AOA, whereas members of the Board of Directors and/or members of the Board of Commissioners are given

Proses penggorengan mi jagung instan menghasilkan kadar pati resisten yang lebih tinggi dibandingkan mi jagung substitusi kering yang mendapat perlakuan

Posisi bulan yang tepat pada saat terjadi pasang yang sebesar-besarnya adalahb. Cepat lambat pertumbuhan seorang anak

Berdasarkan hasil pemodelan inversi pada ketiga lintasan, diketahui bahwa di bawah lintasan A-A’ ditemukan keberadaan sesar dengan posisi yang membentang dari Barat Laut ke

Melakukan kalibrasi alat dengan mengukur densitas air, caranya dengan mengisi air ke dalam cup sampai penuh kemudian ditutup (apabila ada air yang tumpah dilap dengan kanebo