i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009, di Universitas “X” Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka rancangan penelitian yang digunakan bersifat deskriptif, dengan menggunakan teknik survei. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 119 mahasiswa-mahasiswi angkatan 2009 Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung, yang didapat dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner self-regulated learning yang disusun peneliti berdasarkan teori self regulated learning oleh Pintrich (2005). Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas yang menggunakan Rumus Rank Spearman dengan program SPSS 17 maka diperoleh 85 item yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,307 - 0,727 dan reliabilitas sebesar 0,868
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung yang tergolong kurang mampu (41,2% mahasiswa) dan yang mampu (40,3% mahasiswa) melakukan self regulated learning cenderung berimbang. Mahasiswa yang cenderung kurang mampu dan kurang mampu melakukan melakukan self-regulated learning sebagian besar kurang mampu melakukan fase control, hal ini dapat dilihat pada mahasiswa yang cenderung kurang mampu sebanyak 80% mendapat skor rendah pada fase control, sedangkan pada mahasiswa yang kurang mampu sebanyak 96% mahasiswa mendapatkan skor rendah pada fase control. Mahasiswa yang memiliki goal avoidance performance sebagian besar tergolong kurang mampu melakukan self regulated learning (62,5% mahasiswa). Faktor-faktor lingkungan sosial mahasiswa tidak menunjukkan keterkaitan pada kemampuan self-regulated learning mahasiswa. Mahasiswa yang menghayati faktor lingkungan fisik mereka tidak mendukung proses belajar, sebagian besar kurang mampu melakukan self-regulated learning.
iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR………. i
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR BAGAN……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN……… xii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah………... 7
1.2 Identifikasi Masalah……….. 7
1.3 Maksud dan Tujuan………...7
1.4 Kegunaan……….. 7
1.5 Kerangka Pemikiran………..8
1.6 Asumsi……….. 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 28
2.1 What Turns A Potential Learning Opportunity Into A situation That The Student Identifies As Such ?... 28
2.2 Self Regulation... 30
2.2.1 Definisi Triadic Self-Regulation... 30
2.2.2 Pengaruh Sosial dan Lingkungan terhadap Self-Regulation... 32
2.3 Self Regulated Learning………33
v Universitas Kristen Maranatha
2.3.2 Regulation of Cognition……….42
2.3.2.1 Cognitive Planning and Activation………... 42
2.3.2.2 Cognitive Monitoring………46
2.3.2.3 Cognitive Control and Regulation………48
2.3.2.3 Cognitive Reaction and Reflection………50
2.3.3 Regulation of Motivation and Affect……… 51
2.3.3.1 Motivational Planning and Activation………..53
2.3.3.2 Motivational Monitoring………...55
2.3.3.3 Motivational Control and Regulation………...57
2.3.3.4 Motivational Reaction and Reflection……….. 60
2.3.4 Regulation of Behavior……… 61
2.3.4.1 Behavioral Forethought, Planning, and Activation…………..62
2.3.4.2 Behavioral Monitoring and Awareness……… 64
2.3.4.3 Behavioral Control and Regulation………..66
2.3.4.4 Behavioral Reaction and Reflection………. 67
2.3.5 Regulation of Context……….. 68
2.3.5.1 Contextual Forethought, Planning, and Activation…………..68
2.3.5.2 Contextual Monitoring……….. 70
2.3.5.3 Contextual Control and Regulation……….. 71
2.3.5.4 Contextual Reaction and Reflection………..73
2.6 Goal Orientation and Self Regulated Learning……… 75
vi Universitas Kristen Maranatha
Tinggi………... 79
2.7.2 Masa muda dan Kriteria untuk Menjadi Dewasa………. 81
2.7.3 Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan………... 81
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.………... 83
3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian………. 83
3.2 Bagan Rancangan Penelitian……….83
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………... 84
3.3.1 Variabel Penelitian... 84
3.3.2 Definisi... 84
3.3.2.1 Definisi Konseptual... 84
3.3.2.2 Definisi Operasional... 84
3.4 Alat Ukur ………. 86
3.4.1 Alat Ukur Self Regulated Learning………..88
3.4.2 Prosedur Pengisian Kuesioner... 92
3.4.3 Sistem Penilaian………... 93
3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang……… 94
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……… 94
3.4.5.1 Uji Validitas... 94
3.4.5.2 Uji Reliabilitas... 96
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling... 98
3.5.1 Populasi sasaran………... 98
3.5.2 Karakteristik Populasi……….. 98
vii Universitas Kristen Maranatha
3.6 Teknik Analisis Data……….98
BAB IV PEMBAHASAN………... 100
4.1 Gambaran Responden………... 100
4.1.1 Jenis Kelamin………... 100
4.1.2 IPK………... 101
4.2 Hasil……….. 101
4.2.1 Gambaran Fase Forethought………102
4.2.2 Gambaran Fase Monitoring………. 102
4.2.3 Gambaran Fase Control………... 103
4.2.4 Gambaran Fase Reaction and Reflection………. 103
4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Self-Regulated Learning………… 104
4.3.1 Proses Self-Regulated Learning Berdasarkan Fase-Fasenya…... 104
4.3.1.1Kelompok Mahasiswa yang Mampu Melakukan Proses Self Regulated Learning Dikaitkan dengan Fase-Fasenya………... 105
4.3.1.2 Kelompok Mahasiswa yang Cenderung Mampu Melakukan Proses Self Regulated Learning Dikaitkan dengan Fase-Fasenya………. 106
4.3.1.3 Kelompok Mahasiswa yang Cenderung Kurang Mampu Melakukan Proses Self Regulated Learning Dikaitkan dengan Fase-Fasenya………. 107
viii Universitas Kristen Maranatha
4.4 Pembahasan……….. 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 125
5.1 Kesimpulan... 125
5.2 Saran... 126
5.2.1 Saran Teoritis... 126
5.2.2 Saran Praktis... 126
DAFTAR PUSTAKA……….. 127
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 1 Fase dan Area untuk Self-Regulated Learning
Tabel 2 Two Goal orientation and Their Approach and Avoidance Forms Tabel 3.3.1 Kisi-kisi Alat Ukur
Tabel 3.3.3 Sistem Penilaian
Tabel 4.1.1 Tabel distribusi frekuensi jenis kelamin responden Tabel 4.1.2 Tabel distribusi frekuensi IPK responden
Tabel 4.2.1 Gambaran fase forethought mahasiswa fakultas psikologi Universitas “X”
Tabel 4.2.2 Gambaran fase monitoring mahasiswa fakultas psikologi Universitas “X”
Tabel 4.2.3 Gambaran fase control mahasiswa fakultas psikologi Universitas “X”
Tabel 4.2.4 Gambaran fase Reaction and Reflection mahasiswa fakultas psikologi Universitas “X”
Tabel 4.3.1 Tabel distribusi frekuensi Kemampuan Self Regulated Learning Mahasiswa
x Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.3.2.2 Tabel distribusi frekuensi Self-Regulated Learning berdasarkan fase-fasenya pada kelompok mahasiswa yang cenderung mampu melakukan proses self regulated learning
Tabel 4.3.2.3 Tabel distribusi frekuensi Self-Regulated Learning berdasarkan fase-fasenya pada kelompok mahasiswa yang cenderung kurang mampu melakukan proses self regulated learning
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Lampiran 2 Petunjuk Pengerjaan Lampiran 3 Data Penunjang
Lampiran 4 Kuesioner Self-Regulated Learning Lampiran 5 Nilai Self-Regulated Learning Mahasiswa
Lampiran 6 Kemampuan Self-Regulated Learning Mahasiswa Lampiran 7 Hasil Crosstabs
Lampiran 1 Surat Pernyataan
Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuan-ketentuan yang ada dibawah ini.
Nama :
1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.
2. Data-data yang diambil dari kuesioner ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses kegiatan Self-Regulated Learning.
3. Diharapkan saudara bersedia memberikan informasi yang sebenarnya.
Bandung, 18 Desember 2010
Lampiran 2 Petunjuk Pengerjaan
Kepada Saudara telah dibagikan lembar kuesioner yang berisi
pernyataan-pernyataan dan pada setiap pernyataan-pernyataan tersebut terdapat empat kemungkinan jawaban yaitu: sesuai (S), cukup sesuai (CS), kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS). Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan dengan cara memberikan tanda ceklist (√)
pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi Saudara. Perlu diperhatikan bahwa ini bukan merupakan suatu tes, sehingga tidak ada jawaban benar atau salah. Saudara
hendaknya mengisi kuesioner ini sesuai dengan apa yang Saudara rasakan atau Saudara ketahui.
Pastikanlah Saudara mengisi seluruh pernyataan yang tersedia.
Atas perhatian dan partisipasi Saudara, penyusun mengucapkan terima kasih. Selamat mengerjakan.
Lampiran 3
Data Penunjang
Usia :
Jenis Kelamin :
IPK :
1. Apakah saudara pada awal masuk fakultas psikologi mengikuti Training Self Regulation?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah saudara merasa Training Self Regulation itu membantu kelancaran belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, membantu dalam hal_____________________________________
____________________________________________________________
3. Saat memasuki fakultas psikologi ini, target utama saya adalah
a. Memperoleh dan memahami ilmu psikologi sedalam mungkin sekaligus mahir dalam melakukan praktek-praktek ilmu psikologi.
b. Belajar sebaik mungkin agar jangan sampai tidak mengerti ilmu-ilmu psikologi yang diajarkan dan jangan sampai tidak mampu melakukan praktek-praktek psikologi yang diajarkan.
c. Berusaha lulus secepat mungkin dan mendapatkan nilai paling tinggi diantara mahasiswa yang lain.
d. Berusaha agar tidak lulus terlalu lama dan tidak mendapatkan nilai yang rendah dibandingkan mahasiswa lain.
Apa yang saudara lakukan untuk memenuhi target tersebut______________
_____________________________________________________________
5. Siapakah orang yang paling banyak memberikan pengaruh dalam kegiatan belajar saudara ?
a. Dosen b. Orang tua c. Teman
6. Apakah peran dari orang tua terhadap kegiatan belajar saudara ? a. Penyemangat untuk lebih rutin belajar.
b. Mengingatkan saya untuk belajar. c. Pengatur kegiatan belajar saya.
d. Peran lain,________________________________________
7. Apakah peran orang tua membantu saudara dalam proses belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah orang tua memberikan tekanan pada saudara dalam proses belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, hal apa yang ditekankan :
a. Untuk lulus secepat mungkin. b. Mendapatkan IPK yang tinggi
c. Hal lain,__________________________________________
Apa dampak dari adanya tekanan orang tua,_________________________
____________________________________________________________
9. Apakah orang tua sering memberikan reward pada saudara apabila berhasil dalam suatu tahap proses belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, reward apa yang diberikan :
a. Pujian b. Barang
10.Apakah dosen berpengaruh dalam proses kegiatan belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, pengaruh yang ditimbulkan :
a. Membuat materi kuliah menjadi menarik atau tidak. b. Pendorong untuk mendalami materi kuliah atau tidak. c. Penyemangat untuk mendapatkan nilai yang baik.
d. Pengaruh lain, ________________________________________ Pengaruh dosen terhadap kegiatan belajar selama ini
a. Positif b. Negatif
11.Apakah dosen sering memberikan pujian kepada saudara dalam rangka proses belajar?
a. Ya b. Tidak
Apa pengaruhnya untuk saudara ____________________________________
12.Apakah teman berpengaruh dalam proses kegiatan belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, pengaruh yang ditimbulkan :
a. Meningkatkan semangat belajar, karena___________________________ b. Menurunkan semangat belajar, karena ____________________________ c. Mengingatkan saya untuk belajar.
d. Pengaruh lain,_________________________________________ 13.Apakah teman saudara membantu proses kegiatan belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Membantu dalam hal ____________________________________________
14.Apakah teman-teman sering memberikan pujian pada saudara dalam rangka proses belajar saudara?
a. Ya b. Tidak
15.Bagaimanakah suasana kelas ketika kuliah menurut saudara ?
a. Nyaman b. Tidak nyaman
Hal apa yang membuat nyaman ____________________________________
16.Apakah pendapat saudara tentang perpustakaan kampus ? a. Cukup lengkap
b. Kurang lengkap
17.Apakah keadaan / suasana rumah saudara mendukung proses belajar saudara ?
a. Ya b. Tidak
Mendukung dalam hal ____________________________________________
______________________________________________________________
Hal yang membuat tidak nyaman untuk belajar ________________________
Lampiran 4
Kuesioner Self-Regulated Learning
No Pertanyaan S CS KS TS
1. Saya akan menetapkan target nilai yang harus saya capai untuk setiap
mata kuliah yang saya ambil.
2 Sebelum mengambil suatu mata kuliah saya memutuskan untuk
menanyakan pada mahasiswa angkatan atas tentang materi-materi apa
saja yang akan di dapat, dan materi-materi yang berhubungan dengan
mata kuliah tersebut.
3 Pada semester ini saya merencanakan untuk banyak belajar dengan
bertanya jawab bersama teman.
4 Saya mengamati belajar dengan bertanya jawab bersama teman dapat
meningkatkan nilai saya.
5 Pada semester ini saya memilih belajar dengan menggunakan metode bertanya jawab dengan teman agar dapat meningkatkan nilai saya.
6 Ketika belajar bekelompok saya harus meluangkan waktu yang lebih
karena terkadang lebih banyak mengobrol daripada bekerja.
7 Ketika dosen memberikan pertanyaan mengenai materi yang pernah
diajarkan saya sering menjawabnya.
8 Saya mampu mengingat dengan baik instruksi-instruksi yang diajarkan
pada saat praktikum.
9 Saya mampu mengingat dengan baik langkah-langkah skoring alat tes
yang telah diajarkan pada PD1.
10 Agar pengetahuan yang saya dapat maksimal, saya memutuskan untuk
11 Saat mengontrak satu mata kuliah saya akan menanyakan pada
mahasiswa angkatan atas tentang buku-buku apa saja yang dibutuhkan.
12 Ketika awal masuk semester ini saya merencanakan untuk belajar
dengan menggunakan text book dan handout dari dosen.
13 Saya menyadari saat saya belajar dari handout dosen dan text book
pemahaman saya terhadap materi menjadi lebih luas.
14 Saya memilih cara belajar dengan menggunakan text book dan
handout dari dosen agar pemahaman tentang materi tersebut lebih dalam.
15 Saya harus lebih banyak membaca bermacam-macam text book
psikologi di perpustakaan bila saya ingin meningkatkan pemahaman
saya.
16 Bila saya mendapatkan nilai yang kurang memuaskan menurut saya itu
dikarenakan saya kurang banyak meluangkan waktu untuk membaca
text book.
17 Ketika saya mendapat nilai yang baik dalam praktikum, itu
dikarenakan saya banyak berlatih dalam kegiatan praktek-praktek
psikologi.
18 Ketika saya mendapat nilai yang rendah dalam ujian menurut saya, itu
dikarenakan saya tidak melengkapi catatan saya.
19 Saya belajar di psikologi karena ingin mendapatkan pengetahuan
mengenai psikologi sedalam mungkin.
20 Saya yakin mampu memahami materi-materi kuliah psikologi dengan
baik.
21 Saya mengetahui bahwa ilmu psikologi sangat luas sehingga bila ingin
mendapatkan pengetahuan yang mendalam saya harus banyak
membaca text book psikologi.
22 Saya mengerti mengapa harus mendalami teori-teori psikologi karena
23 Saya merasa ingin mengetahui lebih banyak lagi ilmu psikologi karena
menurut saya ilmu psikologi itu menarik.
24 Ketika saya merasa suatu mata kuliah tidak penting, saya akan coba
memikirkan bila nilai mata kuliah tersebut rendah maka akan
mempengaruhi IPK, sehingga saya harus tetapi serius mempelajari
mata kuliah tersebut.
25 Saya akan merasa bangga jika saya mendapatkan nilai ujian yang baik
dikarenakan saya telah belajar dengan sungguh-sungguh.
26 Saya berhasil mendapatkan nilai yang baik dalam mata kuliah yang
tidak saya sukai karena saya berhasil mengatasi rasa malas saya.
27 Saya akan berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik dikelas.
28 Saya mengetahui mata kuliah kepribadian II, perkembangan,
merupakan mata kuliah dengan materi yang cukup banyak, sehingga
harus meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar.
29 Saya mengerti dengan mendapatkan nilai-nilai yang baik di semester
awal akan dapat meningkatkan semangat belajar saya kedepannya.
30 Saya tertantang untuk mempelajari ilmu psikologi lebih dalam lagi.
31 Saya menyadari terkadang saya terlalu percaya diri sehingga membuat
saya malas belajar.
32 Saya merasa kecewa ketika mendapatkan nilai UTS yang rendah
karena kurang serius dalam belajar
33 Saya mampu belajar dengan baik selama ini dikarenakan saya mampu
mengatasi rasa tidak yakin diri saya.
34 Saya akan berusaha mengerjakan tugas-tugas praktikum sebaik
mungkin sehingga akan mahir dalam kegiatan praktek-praktek
psikologi.
35 Saya yakin mampu melaksanakan kegiatan praktikum psikologi
36 Saya mengetahui bahwa dalam mata kuliah praktikum akan diberikan
lebih banyak tugas dibanding kuliah materi.
37 Saya memahami relevansi dari diajarkannya wawancara dan observasi
adalah agar saya mampu menggali data secara mendalam.
38 Saya menyukai kegiatan praktikum di fakultas psikologi.
39 Saya mengamati terkadang saat merasa ragu-ragu dalam melakukan
observasi dan wawancara membuat saya tidak dapat menggali data
secara mendalam.
40 Saya merasa marah pada diri sendiri ketika saya mendapat nilai yang
tidak memuaskan dikarenakan ketika seharusnya belajar saya pergi
bermain.
41 Saya mampu melakukan observasi dan wawancara dengan baik
dikarenakan mampu mengatasi keraguan dalam diri.
42 Saya akan membuat jadwal belajar yang rutin.
43 Saya berencana untuk membuat agenda untuk mengamati jadwal
belajar yang dibuat agar tidak terlewat.
44 Saya membandingkan nilai yang saya dapat dengan lamanya waktu
belajar yang saya luangkan.
45 Bila nilai UTS saya tidak memuaskan, saya akan menambah waktu
belajar saya.
46 Saya akan mempelajari materi ujian dari beberapa hari sebelum ujian
dilaksanakan.
47 Dalam mengerjakan ujian yang sulit saya akan tetap berusaha
menganalisis dan mengisi walau tidak tahu jawabannya.
48 Ketika tidak mengerti suatu materi kuliah saya akan menanyakannya
pada dosen.
49 Bila tidak masuk kuliah saya akan berusaha menanyakan apa materi
50 Saya tidak akan menunda-nunda mengerjakan tugas karena akan
menghambat untuk mendapatkan nilai yang baik.
51 Saya menentukan suatu waktu khusus untuk mengerjakan tugas-tugas
praktikum.
52 Saya berencana memperhatikan nilai-nilai tugas praktikum, untuk
menentukan apakah waktu mengerjakan tugas perlu ditambah.
53 Saya memperhatikan apakah waktu yang saya tetapkan untuk
menyelesaikan tugas praktikum cukup.
54 Bila tugas praktikum yang diberikan banyak, saya akan berusaha
menambah waktu untuk mengerjakan tugas.
55 Saya mengerjakan tugas praktikum dengan mencicil sampai selesai.
56 Apabila saya menemui suatu tugas praktikum yang sulit dan banyak
saya akan berusaha untuk tidak mengeluh.
57 Saya akan meminjam contoh laporan kakak angkatan bila kesulitan
dalam membuat laporan praktikum.
58 Untuk meningkatkan efektifitas belajar saya merencanakan menjauhi
aktivitas yang mengganggu konsentrasi.
59 Saya berencana untuk mengamati apakah saya sudah mampu menjauhi
aktifitas yang dapat mengganggu konsentrasi
60 Saya mengamati seberapa sering kegiatan belajar terganggu karena HP
/ BB.
61 Bila sedang mempelajari materi yang sulit saya berusaha mematikan
HP / BB.
62 Saya menon-aktifkan HP / BB sebelum belajar.
63 Pada saat ujian saya akan menolak ajakan teman untuk bermain walau
dibujuk-bujuk.
64 Saya akan menonaktifkan HP / BB saat belajar, karena akan
65 Saya akan membuat laporan praktikum sesuai dengan instruksi yang
diberikan.
66 Saya menyadari bila mengerjakan laporan tidak sesuai dengan aturan
maka akan mengurangi nilai yang didapat.
67 Saya akan mencatat semua aturan-aturan penulisan laporan dalam
praktikum.
68 Saya merasa telah memenuhi tugas-tugas praktikum dengan baik.
69 Saya melakukan pengetesan psikologi, saya akan berpakaian formal.
70 Saya menyadari bila tidak mengenakan pakaian formal saat
pengetesan, saya tidak diperbolehkan melakukan tes.
71 Saya akan membiasakan diri untuk mengenakan pakaian formal.
72 Saya merasa tidak mendapatkan kesulitan dengan aturan yang ada
dalam praktikum.
73 Saya akan mencari subjek penelitian untuk praktikum sedini mungkin.
74 Saya mengamati kesulitan yang terjadi apabila mencari subjek
penelitian dalam waktu yang berdekatan dengan pengetesan.
75 Saya akan mencoba memperluas relasi saya, karena akan sangat
membantu dalam mencari subjek penelitian.
76 Saya akan berusaha masuk ke kelas sebelum perkuliahan dimulai.
77 Saya mengamati bahwa beberapa dosen merasa terganggu apabila ada
mahasiswa yang datang terlambat
78 Saya akan pergi ke kampus lebih awal agar bisa datang sebelum
perkuliahan dimulai
79 Saya merasa nyaman datang ke kampus tidak dalam keadaan
80 Saya akan mengerjakan tugas yang diberikan dosen tidak hanya
dengan menggunakan informasi dari handout tetapi juga dari textbook
dan internet
81 Saya menyadari pengetahuan yang saya dapat hanya sedikit bila
mengerjakan tugas hanya dari informasi handout dosen.
82 Saya akan membeli atau memfotokopi textbook yang digunakan suatu
mata kuliah.
83 Saya rasa dosen akan menyukai tugas yang dibuat dengan informasi
yang terbaru.
84 Saya akan mengumpulkan tugas praktikum tepat waktu
85 Saya tidak merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas praktikum
Lampiran 5
Nilai Self-Regulated Learning Mahasiswa
No
Responden Forethought Derajat Monitoring Derajat Control Derajat
Reaction &
Reflection Derajat
1 90 Rendah 46 Rendah 48 Rendah 54 Rendah
2 117 Tinggi 65 Tinggi 61 Tinggi 62 Tinggi
3 100 Rendah 54 Rendah 54 Rendah 56 Rendah
4 102 Rendah 60 Tinggi 53 Rendah 59 Tinggi
5 101 Rendah 48 Rendah 43 Rendah 49 Rendah
6 102 Rendah 58 Rendah 53 Rendah 59 Tinggi
7 115 Tinggi 63 Tinggi 59 Tinggi 65 Tinggi
8 126 Tinggi 69 Tinggi 62 Tinggi 68 Tinggi
9 114 Tinggi 58 Rendah 58 Tinggi 61 Tinggi
10 110 Tinggi 65 Tinggi 53 Rendah 61 Tinggi
11 108 Tinggi 58 Rendah 53 Rendah 59 Tinggi
12 111 Tinggi 57 Rendah 51 Rendah 56 Rendah
13 105 Rendah 61 Tinggi 57 Tinggi 63 Tinggi
14 108 Tinggi 61 Tinggi 62 Tinggi 56 Rendah
15 98 Rendah 57 Rendah 44 Rendah 54 Rendah
16 65 Rendah 34 Rendah 24 Rendah 34 Rendah
17 98 Rendah 55 Rendah 49 Rendah 55 Rendah
18 92 Rendah 59 Tinggi 53 Rendah 56 Rendah
19 103 Rendah 57 Rendah 52 Rendah 57 Rendah
20 71 Rendah 42 Rendah 36 Rendah 46 Rendah
21 107 Rendah 55 Rendah 58 Tinggi 58 Rendah
22 90 Rendah 53 Rendah 48 Rendah 54 Rendah
23 124 Tinggi 62 Tinggi 64 Tinggi 69 Tinggi
24 98 Rendah 54 Rendah 49 Rendah 54 Rendah
26 101 Rendah 54 Rendah 50 Rendah 53 Rendah
27 101 Rendah 59 Tinggi 52 Rendah 59 Tinggi
28 124 Tinggi 62 Tinggi 62 Tinggi 63 Tinggi
29 106 Rendah 58 Rendah 51 Rendah 55 Rendah
30 103 Rendah 59 Tinggi 56 Tinggi 60 Tinggi
31 108 Tinggi 56 Rendah 59 Tinggi 59 Tinggi
32 127 Tinggi 71 Tinggi 68 Tinggi 72 Tinggi
33 120 Tinggi 67 Tinggi 64 Tinggi 62 Tinggi
34 110 Tinggi 56 Rendah 51 Rendah 54 Rendah
35 110 Tinggi 60 Tinggi 57 Tinggi 59 Tinggi
36 113 Tinggi 62 Tinggi 54 Rendah 58 Rendah
37 98 Rendah 51 Rendah 53 Rendah 60 Tinggi
38 120 Tinggi 58 Rendah 59 Tinggi 59 Tinggi
39 121 Tinggi 63 Tinggi 58 Tinggi 66 Tinggi
40 99 Rendah 53 Rendah 46 Rendah 54 Rendah
41 95 Rendah 54 Rendah 42 Rendah 49 Rendah
42 91 Rendah 56 Rendah 45 Rendah 52 Rendah
43 122 Tinggi 68 Tinggi 62 Tinggi 67 Tinggi
44 124 Tinggi 63 Tinggi 64 Tinggi 64 Tinggi
45 104 Rendah 61 Tinggi 54 Rendah 56 Rendah
46 102 Rendah 46 Rendah 45 Rendah 58 Rendah
47 95 Rendah 55 Rendah 41 Rendah 55 Rendah
48 91 Rendah 54 Rendah 44 Rendah 47 Rendah
49 122 Tinggi 66 Tinggi 58 Tinggi 64 Tinggi
50 121 Tinggi 66 Tinggi 63 Tinggi 68 Tinggi
51 103 Rendah 59 Tinggi 55 Tinggi 56 Rendah
52 96 Rendah 54 Rendah 51 Rendah 54 Rendah
53 94 Rendah 55 Rendah 53 Rendah 49 Rendah
55 119 Tinggi 63 Tinggi 66 Tinggi 65 Tinggi
56 122 Tinggi 62 Tinggi 63 Tinggi 59 Tinggi
57 113 Tinggi 61 Tinggi 59 Tinggi 58 Rendah
58 120 Tinggi 64 Tinggi 57 Tinggi 65 Tinggi
59 120 Tinggi 65 Tinggi 61 Tinggi 68 Tinggi
60 114 Tinggi 58 Rendah 57 Tinggi 60 Tinggi
61 127 Tinggi 70 Tinggi 65 Tinggi 69 Tinggi
62 119 Tinggi 64 Tinggi 57 Tinggi 60 Tinggi
63 116 Tinggi 61 Tinggi 60 Tinggi 65 Tinggi
64 109 Tinggi 64 Tinggi 61 Tinggi 64 Tinggi
65 105 Rendah 54 Rendah 51 Rendah 55 Rendah
66 121 Tinggi 64 Tinggi 65 Tinggi 67 Tinggi
67 122 Tinggi 62 Tinggi 61 Tinggi 66 Tinggi
68 102 Rendah 60 Tinggi 59 Tinggi 63 Tinggi
69 115 Tinggi 63 Tinggi 62 Tinggi 61 Tinggi
70 113 Tinggi 63 Tinggi 59 Tinggi 63 Tinggi
71 116 Tinggi 62 Tinggi 65 Tinggi 63 Tinggi
72 112 Tinggi 59 Tinggi 53 Rendah 57 Rendah
73 123 Tinggi 68 Tinggi 67 Tinggi 65 Tinggi
74 116 Tinggi 59 Tinggi 57 Tinggi 56 Rendah
75 91 Rendah 53 Rendah 49 Rendah 49 Rendah
76 115 Tinggi 59 Tinggi 46 Rendah 63 Tinggi
77 105 Rendah 53 Rendah 53 Rendah 59 Tinggi
78 122 Tinggi 64 Tinggi 61 Tinggi 68 Tinggi
79 103 Rendah 55 Rendah 54 Rendah 59 Tinggi
80 123 Tinggi 64 Tinggi 59 Tinggi 66 Tinggi
81 128 Tinggi 72 Tinggi 65 Tinggi 69 Tinggi
82 122 Tinggi 60 Tinggi 61 Tinggi 60 Tinggi
84 110 Tinggi 63 Tinggi 60 Tinggi 62 Tinggi
85 90 Rendah 46 Rendah 48 Rendah 51 Rendah
86 100 Rendah 59 Tinggi 51 Rendah 60 Tinggi
87 116 Tinggi 68 Tinggi 61 Tinggi 65 Tinggi
88 122 Tinggi 63 Tinggi 63 Tinggi 63 Tinggi
89 117 Tinggi 61 Tinggi 58 Tinggi 62 Tinggi
90 96 Rendah 60 Tinggi 56 Tinggi 55 Rendah
91 87 Rendah 46 Rendah 40 Rendah 53 Rendah
92 110 Tinggi 63 Tinggi 60 Tinggi 64 Tinggi
93 111 Tinggi 63 Tinggi 59 Tinggi 61 Tinggi
94 92 Rendah 50 Rendah 42 Rendah 52 Rendah
95 122 Tinggi 62 Tinggi 61 Tinggi 63 Tinggi
96 96 Rendah 48 Rendah 43 Rendah 52 Rendah
97 99 Rendah 55 Rendah 52 Rendah 55 Rendah
98 86 Rendah 50 Rendah 49 Rendah 44 Rendah
99 83 Rendah 44 Rendah 44 Rendah 41 Rendah
100 107 Rendah 59 Tinggi 54 Rendah 61 Tinggi
101 85 Rendah 50 Rendah 46 Rendah 46 Rendah
102 126 Tinggi 69 Tinggi 67 Tinggi 65 Tinggi
103 96 Rendah 54 Rendah 48 Rendah 55 Rendah
104 115 Tinggi 66 Tinggi 57 Tinggi 68 Tinggi
105 123 Tinggi 67 Tinggi 61 Tinggi 64 Tinggi
106 114 Tinggi 65 Tinggi 56 Tinggi 59 Tinggi
107 120 Tinggi 66 Tinggi 60 Tinggi 68 Tinggi
108 101 Rendah 54 Rendah 54 Rendah 56 Rendah
109 109 Tinggi 61 Tinggi 57 Tinggi 62 Tinggi
110 108 Tinggi 58 Rendah 54 Rendah 57 Rendah
111 112 Tinggi 59 Tinggi 59 Tinggi 62 Tinggi
113 114 Tinggi 61 Tinggi 56 Tinggi 68 Tinggi
114 104 Rendah 58 Rendah 56 Tinggi 57 Rendah
115 95 Rendah 50 Rendah 46 Rendah 50 Rendah
116 96 Rendah 49 Rendah 48 Rendah 49 Rendah
117 97 Rendah 53 Rendah 51 Rendah 50 Rendah
118 117 Tinggi 66 Tinggi 58 Tinggi 67 Tinggi
Lampiran 6
Kemampuan Self-Regulated Learning Mahasiswa No Respond en Kemampuan SRL No Responden Kemampuan SRL No Responden Kemampuan SRL No Responden Kemampuan SRL 1 Kurang
Mampu 21
Kurang
Mampu 41
Kurang
Mampu 61 Mampu
2 Mampu 22
Kurang
Mampu 42
Kurang
Mampu 62 Mampu
3
Kurang
Mampu 23 Mampu 43 Mampu 63 Mampu
4
Cenderung Kurang
Mampu 24
Kurang
Mampu 44 Mampu 64 Mampu
5
Kurang
Mampu 25 Mampu 45
Kurang
Mampu 65
Kurang Mampu
6
Kurang
Mampu 26
Kurang
Mampu 46
Kurang
Mampu 66 Mampu
7 Mampu 27
Cenderung Kurang
Mampu 47
Kurang
Mampu 67 Mampu
8 Mampu 28 Mampu 48
Kurang
Mampu 68
Cenderung Mampu
9
Cenderung
Mampu 29
Kurang
Mampu 49 Mampu 69 Mampu
10
Cenderung
Mampu 30
Cenderung
Mampu 50 Mampu 70 Mampu
11
Cenderung Kurang
Mampu 31
Cenderung
Mampu 51
Cenderung Kurang
Mampu 71 Mampu
12
Kurang
Mampu 32 Mampu 52
Kurang
Mampu 72
Cenderung Kurang Mampu
13
Cenderung
Mampu 33 Mampu 53
Kurang
Mampu 73 Mampu
14
Cenderung
Mampu 34
Kurang
Mampu 54
Kurang
Mampu 74
Cenderung Mampu
15
Kurang
Mampu 35 Mampu 55 Mampu 75
Kurang Mampu
16
Kurang
Mampu 36
Cenderung Kurang
Mampu 56 Mampu 76
Cenderung Mampu
17
Kurang
Mampu 37
Kurang
Mampu 57
Cenderung
Mampu 77
Kurang Mampu
18
Kurang
Mampu 38
Cenderung
Mampu 58 Mampu 78 Mampu
19
Kurang
Mampu 39 Mampu 59 Mampu 79
Kurang Mampu
20
Kurang
Mampu 40
Kurang
Mampu 60
Cenderung
No Responden Kemampuan SRL No Responden Kemampuan SRL
81 Mampu 101
Kurang Mampu
82 Mampu 102 Mampu
83
Kurang
Mampu 103
Kurang Mampu
84 Mampu 104 Mampu
85
Kurang
Mampu 105 Mampu
86
Cenderung Kurang
Mampu 106 Mampu
87 Mampu 107 Mampu
88 Mampu 108
Kurang Mampu
89 Mampu 109 Mampu
90
Cenderung Kurang
Mampu 110
Kurang Mampu
91
Kurang
Mampu 111 Mampu
92 Mampu 112
Kurang Mampu
93 Mampu 113 Mampu
94
Kurang
Mampu 114
Kurang Mampu
95 Mampu 115
Kurang Mampu
96
Kurang
Mampu 116
Kurang Mampu
97
Kurang
Mampu 117
Kurang Mampu
98
Kurang
Mampu 118 Mampu
99
Kurang
Mampu 119
100
Lampiran 7 Hasil Kuesioner
Tabel 7.1.1 Crosstabs Fase Forethought dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Forethought Rendah
Count 0 3 7 46 56
% within Forethought .0% 5.4% 12.5% 82.1% 100.0%
Tinggi
Count 48 9 3 3 63
% within Forethought 76.2% 14.3% 4.8% 4.8% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within Forethought 40.3% 10.1% 8.4% 41.2% 100.0%
Tabel 7.1.2 Crosstabs Fase Monitoring dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Monitoring Rendah
Count 0 4 1 47 52
% within Monitoring .0% 7.7% 1.9% 90.4% 100.0%
Tinggi
Count 48 8 9 2 67
% within Monitoring 71.6% 11.9% 13.4% 3.0% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
[image:33.595.90.514.490.726.2]Tabel 7.1.3 Crosstabs Fase Control dan Kemampuan Self-Regulated Learning SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Control Rendah
Count 0 2 8 47 57
% within Control
.0% 3.5% 14.0% 82.5% 100.0%
Tinggi
Count 48 10 2 2 62
% within Control
77.4% 16.1% 3.2% 3.2% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within Control
[image:34.595.94.510.444.682.2]40.3% 10.1% 8.4% 41.2% 100.0%
Tabel 7.1.4 Crosstabs Fase Reaction & Reflection dan Kemampuan Self-Regulated Learning SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Reaction & Reflection Rendah
Count 0 3 4 45 52
% within Reflection .0% 5.8% 7.7% 86.5% 100.0%
Tinggi
Count 48 9 6 4 67
% within Reflection 71.6% 13.4% 9.0% 6.0% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
Tabel 7.2.2 Crosstabs Jenis Kelamin Mahasiswa dan Kemampuan Self-Regulated Learning SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Jenis Kelamin Laki-Laki
Count 6 0 2 11 19
% within JK 31.6% .0% 10.5% 57.9% 100.0%
Perempuan
Count 42 12 8 38 100
% within JK 42.0% 12.0% 8.0% 38.0% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
[image:35.595.89.542.494.729.2]% within JK 40.3% 10.1% 8.4% 41.2% 100.0% Tabel 7.2.1 Crosstabs Kemampuan Self-Regulated Learning dan IPK Mahasiswa
IPK
Total Dengan
Pujian
Sangat
Memuaskan Memuaskan
Kurang Memuaskan
SRL
Mampu
Count 22 11 9 6 48
% within SRL 45.8% 22.9% 18.8% 12.5% 100.0%
Cenderung Mampu
Count 5 4 2 1 12
% within SRL 41.7% 33.3% 16.7% 8.3% 100.0%
Cenderung Kurang Mampu
Count 2 4 3 1 10
% within SRL 20.0% 40.0% 30.0% 10.0% 100.0%
Kurang Mampu
Count 19 20 7 3 49
% within SRL 38.8% 40.8% 14.3% 6.1% 100.0%
Total
Count 48 39 21 11 119
Tabel 7.3.1 Mahasiswa yang mengikuti Training Self Regulation dan Kemampuan Self Regulated Learning Mahasiswa
SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu TRS tidak
Count 5 1 1 5 12
% within TRS 41.7% 8.3% 8.3% 41.7% 100.0%
Ikut
Count 43 11 9 44 107
% within TRS 40.2% 10.3% 8.4% 41.1% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
[image:36.595.98.489.421.657.2]% within TRS 40.3% 10.1% 8.4% 41.2% 100.0%
Tabel 7.3.2 Mahasiswa yang merasa Training Self Regulation membantu kelancaran Belajarnya dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Membantu kelancaran Tidak
Count 7 5 3 22 37
% 18.9% 13.5% 8.1% 59.5% 100.0%
Ya
Count 41 7 7 27 82
% 50.0% 8.5% 8.5% 32.9% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
Tabel 7.3.3 Frekuensi Jawaban Mahasiswa terbantu dalam hal….
No Jawaban Responden Jumlah %
1 Membuat Jadwal dan menetapkan target 19 15.90%
2 Mengatur waktu belajar 14 12%
3 Mendapatkan pengetahuan tentang cara belajar 13 10.90%
4 Motivasi belajar 8 6.80%
5 Mengatur emosi 2 1.90%
6 Evaluasi diri 4 3.40%
7 Kepercayaan diri 1 0.80%
8 Pengetahuan tentang mengambil mata kuliah 4 3.40%
9 Pengetahuan tentang aturan 1 0.80%
10
Mendapatkan pengetahuan tentang cara belajar
dan Meningkatkan motivasi belajar 1 0.80%
11
Mendapatkan pengetahuan tentang mata kuliah
dan cara belajar di universitas 1 0.80%
12
Mendapatkan pengetahuan tentang cara belajar,cara mengatur jadwal dan menetapkan
target 1 0.80%
13 Tentang evaluasi diri dan pengetahuan mata kuliah 1 0.80%
14
Mendapatkan pengetahuan tentang mengatur
emosi, cara belajar, dan mengatur waktu belajar 1 0.80%
15
Meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan
mengatur emosi 1 0.80%
16 Tidak ada 47 39.30%
Tabel 7.4.1 Crosstabs Goal Orientation dan Kemampuan Self-Regulated Learning SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Orientation Approach Mastery
Count 35 8 7 31 81
% within Orientation
43.2% 9.9% 8.6% 38.3% 100.0%
Avoidance Mastery
Count 7 3 2 6 18
% within Orientation
38.9% 16.7% 11.1% 33.3% 100.0%
Approach Performance
Count 4 0 1 7 12
% within Orientation
33.3% .0% 8.3% 58.3% 100.0%
Avoidance Performance
Count 2 1 0 5 8
% within Orientation
25.0% 12.5% .0% 62.5% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within Orientation
Tabel 7.4.2 Frekuensi Jawaban Cara mahasiswa mencapai target belajar
No Jawaban Mahasiswa Frekuensi %
1 Tidak ada 42 35.0%
2 Belajar lebih tekun 68 56.7%
3 Banyak berlatih 5 4.2%
4 Banyak membaca buku psikologi
1 0.8%
5 Mengatur jadwal 1 0.8%
6 Menerapkan cara belajar
1 0.8%
7 Membuat target dan berusaha memenuhi target
1 0.8%
Tabel 7.5 Crosstab Persepsi Siswa Terhadap Orang yang Berpengaruh Terhadap Proses Belajarnya dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL
Total Mampu
Cenderung Mampu
Cenderung Kurang Mampu
Kurang Mampu
Orang
Berpengaruh
Dosen
Count 2 0 2 4 8
% within Org
Berpengaruh
25.0% .0% 25.0% 50.0% 100.0%
Orang tua
Count 28 7 3 22 60
% within Org
Berpengaruh
46.7% 11.7% 5.0% 36.7% 100.0%
Teman
Count 18 5 5 23 51
% within Org
Berpengaruh
35.3% 9.8% 9.8% 45.1% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within OrgBerpengaruh
Tabel 7.6 Crosstab Persepsi Siswa suasana kelas mahasiswa dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL
Total Mampu
Cenderung Mampu
Cenderung Kurang Mampu
Kurang Mampu
Suasana
kelas
Tidak nyaman
Count 7 2 2 16 27
% within Suasanakelas
25.9% 7.4% 7.4% 59.3% 100.0%
Nyaman
Count 41 10 8 33 92
% within Suasanakelas
44.6% 10.9% 8.7% 35.9% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within Suasanakelas
Tabel 7.6.1 Frekuensi jawaban mahasiswa yang merasa suasana kelas mendukung proses belajar
No Jawaban Mahasiswa Frekuensi Persentase
1 Tidak ada 37 31.1%
2 Suasananya tenang 50 42.0%
3 Teman-teman membantu untuk fokus 4 3.4%
4 Fasilitasnya lengkap 23 19.3%
5 Dosen yang menyenangkan 5 4.2%
6 Total 119 100.0%
Tabel 7.6.2 Frekuensi jawaban mahasiswa yang merasa suasana kelas tidak mendukung proses belajar
No Jawaban Mahasiswa Frekuensi Persentase
1 Tidak ada 94 79.0%
2 Kelas ribut 15 12.6%
3 Fasilitas kurang terawat 4 3.4%
4 Suasana yang tidak ada perubahan 4 3.4%
5 Materi dosen kurang menarik 1 .8%
6 Dosen kurang interaktif 1 .8%
[image:42.595.94.432.397.639.2]Tabel 7.7 Crosstab Persepsi Siswa suasana rumah mahasiswa dan Kemampuan Self-Regulated Learning SRL Total Mampu Cenderung Mampu Cenderung Kurang Mampu Kurang Mampu Keadaan rumah tidak mendukung
Count 3 3 0 5 11
% within Keadaanrumah
27.3% 27.3% .0% 45.5% 100.0%
Mendukung
Count 45 9 10 44 108
% within Keadaanrumah
41.7% 8.3% 9.3% 40.7% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within Keadaanrumah
[image:43.595.93.476.456.729.2]40.3% 10.1% 8.4% 41.2% 100.0%
Tabel 7.7.1 Frekuensi jawaban mahasiswa yang merasa suasana rumah mendukung proses belajar
No Jawaban Mahasiswa Frekuensi Persentase
1 tidak ada 23 19.3%
2 Tidak ribut 66 55.5%
3 Fasilitas belajar lengkap 21 17.6%
4 Ada yang mengingatkan untuk belajar 2 1.7%
5 Dukungan orang tua 3 2.5%
6 Suasana dan fasilitas 2 1.7%
7 Ada yang mengingatkan dan menyemangati 2 1.7%
Tabel 7.7.2 Frekuensi jawaban mahasiswa yang merasa suasana rumah tidak mendukung proses belajar
No Jawaban Mahasiswa Frekuensi Persentase
1 Tidak ada 111 93.3%
2 Ribut 7 5.9%
3 Harus bekerja 1 0.8%
Total 119 100.0%
Tabel 7.8 Crosstab Persepsi Siswa tentang kelengkapan perpustakaan kampus mahasiswa dan Kemampuan Self-Regulated Learning
SRL
Total Mampu
Cenderung Mampu
Cenderung Kurang Mampu
Kurang Mampu
Perpus
Kampus
Kurang lengkap
Count 5 1 0 7 13
% within PerpusKampus
38.5% 7.7% .0% 53.8% 100.0%
Cukup lengkap
Count 43 11 10 42 106
% within PerpusKampus
40.6% 10.4% 9.4% 39.6% 100.0%
Total
Count 48 12 10 49 119
% within PerpusKampus
[image:44.595.89.502.330.606.2]Lampiran 8 Validitas dan Reliabilitas
Tabel 8.1 Validitas Item
No Item Rs No Item Rs No Item Rs No Item Rs
1 0.312 26 0.545 51 0.624 76 0.606
2 0.533 27 0.497 52 0.591 77 0.582
3 0.35 28 0.455 53 0.616 78 0.559
4 0.307 29 0.578 54 0.588 79 0.39
5 0.399 30 0.332 55 0.549 80 0.442
6 0.307 31 0.327 56 0.491 81 0.361
7 0.343 32 0.346 57 0.456 82 0.528
8 0.377 33 0.402 58 0.573 83 0.307
9 0.438 34 0.366 59 0.634 84 0.437
10 0.488 35 0.481 60 0.536 85 0.367
11 0.468 36 0.468 61 0.411
12 0.541 37 0.445 62 0.566
13 0.567 38 0.554 63 0.426
14 0.484 39 0.554 64 0.58
15 0.385 40 0.416 65 0.659
16 0.611 41 0.311 66 0.631
17 0.439 42 0.408 67 0.494
18 0.416 43 0.68 68 0.508
19 0.376 44 0.727 69 0.376
20 0.318 45 0.686 70 0.351
21 0.447 46 0.485 71 0.597
22 0.461 47 0.519 72 0.356
23 0.465 48 0.351 73 0.337
24 0.365 49 0.64 74 0.464
25 0.317 50 0.61 75 0.671
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap individu terlahir dengan memiliki kemampuan untuk belajar yang
perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap
individu akan mengenal tiga jenis pendidikan yaitu pendidikan non-formal,
pendidikan formal, dan pendidikan informal. Pendidikan non-formal adalah jenis
pendidikan yang tersusun dan terencana dalam batas-batas tertentu dan dilakukan
di luar sekolah, misalnya kursus. Pendidikan informal merupakan suatu jenis
pendidikan yang tidak terencana, tidak tersusun secara tegas, tidak sistematis dan
dilaksanakan diluar sekolah, terutama dilaksanakan dalam keluarga. Sedangkan
pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan yang terencana dan tersusun
secara sistematis yang dilaksanakan di sekolah, di mulai dari taman kanak-kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
(SMA), sampai Universitas. (www.depdiknas.go.id)
Ketika individu telah melalui tahap pendidikan SMA atau SMK, maka
individu tersebut akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu untuk langsung bekerja
atau melanjutkan pendidikannya ketahap yang lebih tinggi yang dinamakan
perguruan tinggi atau universitas untuk mendapatkan suatu keahlian tertentu. Pada
kenyataannya tuntutan yang dihadapkan pada individu untuk dapat bekerja di
2
Universitas Kristen Maranatha pendidikan seseorang hingga universitas menjadi sarana yang sangat membantu
untuk mendapatkan pekerjaan.
Proses belajar di universitas memiliki sistem yang berbeda dengan
jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya yaitu dengan sistem kredit semester
(SKS). Sistem kredit semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan untuk menentukan dan mengatur beban studi mahasiswa. Beban kerja
tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan yang
dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS) (Isprajin Brotowibowo dkk,
1996). Dengan sistem ini mahasiswa dihadapkan pada tuntutan untuk dapat
mengatur studinya sendiri di setiap semester selama menjalani perkuliahan.
Sistem ini adalah hal yang baru bagi seseorang yang memasuki perkuliahan,
karena ketika di SMA siswa tidak diminta untuk mengatur studinya tiap semester.
Sistem ini sejalan dengan tahapan perkembangan remaja akhir yang berkisar pada
usia antara 18-21 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mulai memasuki periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial
baru (Hurlock, 1994). Pola kehidupan baru yang harus dihadapi mahasiswa adalah
menyelesaikan studinya di Universitas dengan baik. Penelitian yang dilakukan
Bandura (dalam santrock, 2001) terkait dengan prestasi remaja, diketahui kalau
prestasi seorang remaja akan meningkat bila mereka membuat tujuan yang
spesifik, baik tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Penyesuaian diri yang diharapkan oleh universitas adalah agar
mahasiswa dapat mandiri dalam mengatur proses belajarnya sendiri, sedangkan
3
Universitas Kristen Maranatha dan prestasi yang baik. Untuk dapat memenuhi harapan-harapan itu seseorang
harus memiliki berbagai kemampuan, salah satunya adalah kemampuan untuk
regulasi diri. Menurut Boekaerts (2005) self-regulation juga merupakan faktor
yang memiliki pengaruh besar dalam pencapaian prestasi, disamping kecerdasan,
lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah. Meskipun mahasiswa memiliki
tingkat kecerdasan yang tinggi, lingkungan rumah serta lingkungan sekolah yang
mendukung, namun apabila tidak ditunjang dengan kemampuan self-regulation,
maka mahasiswa tetap belum tentu akan mampu mencapai prestasi yang optimal
(Boekaerts, 2000). Oleh karena itu self-regulated learning yang merupakan
kemampuan regulasi diri dalam pendidikan, juga dapat menjadi salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalani pendidikannya di
universitas.
Self-regulated learning itu sendiri merupakan suatu proses yang aktif
dan berkembang dimana mahasiswa menetapkan tujuan untuk pembelajaran
mereka dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi,
motivasi, dan perilaku, yang diarahkan dan terikat oleh tujuan-tujuan mereka dan
ciri-ciri konteks di lingkungan. Aktivitas regulasi ini dapat menjadi mediasi antara
individu dan lingkungan, dan juga keseluruhan prestasi mahasiswa (Pintrich
dalam Boekaerts, 2005). Teori self-regulated learning juga memberikan
penjelasan dan deskripsi tentang mengapa kadang ada siswa yang mengalami
kegagalan dalam studi meskipun mereka memiliki keunggulan dalam mental
ability, latar belakang lingkungan sosial, dan kualitas sekolah yang baik
4
Universitas Kristen Maranatha Pentingnya self-regulated learning ini juga dirasakan oleh Fakultas
Psikologi Universitas ”X” di Bandung. Hal ini terlihat diadakannya training
self-regulation pada mahasiswa baru mulai dari angkatan 2007 sampai angkatan 2009.
Melalui training tersebut diharapkan mahasiswa mampu dan melakukan proses
regulasi diri untuk keberhasilan pendidikannya, namun berdasarkan survei yang
dilakukan terhadap 32 orang mahasiswa Psikologi Angkatan 2009 Universitas
”X” di Bandung, sebanyak 56% (18 orang mahasiswa) menyatakan sudah tidak
mengingat materi yang diberikan saat training self-regulation. Sebanyak 16% (5
orang mahasiswa) menyatakan hanya mengingat sedikit saja materi yang
diberikan saat training self-regulation. Sebanyak 28% (9 orang siswa) menyatakan
masih mengingat sebagian dari materi yang diberikan saat training
self-regulation. Keadaan bahwa hanya sedikit mahasiswa yang mengingat materi yang
diberikan saat training self-regulation akan memunculkan pertanyaan, apakah
mahasiswa melakukan self-regulated learning dalam proses belajarnya di kuliah.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan sejumlah
mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan mahasiswa
dalam melakukan self-regulated learning. Setelah dilakukan wawancara terhadap
lima orang mahasiswa psikologi angkatan 2009 Universitas ”X” di Bandung,
didapat hasil pada Fase forethought, planning, dan activation yaitu menyangkut
perencanaan dan penetapan tujuan sebagai penggerak dari persepsi-persepsi dan
pengetahuan tentang tugas, lingkungan dan diri sendiri dalam kaitannya dengan
tugas mahasiswa di kuliah (Pintrich, 2005). Sebanyak empat mahasiswa masih
5
Universitas Kristen Maranatha belum merencanakan goal-nya dalam belajar, dan tidak merencanakan cara
belajar yang akan digunakan. Sedangkan satu orang mahasiswa hanya
merencanakan goals mereka namun tidak merencanakan hal lain untuk persiapan
mempelajari mata kuliah yang ia ambil.
Pada Fase monitoring yaitu proses pemantauan yang menampilkan
kesadaran metacognitive akan aspek-aspek yang berbeda dalam diri mahasiswa
atau kesadaran akan tugas mahasiswa dan keadaan lingkungan (Pintrich, 2005).
Dari lima orang mahasiswa yang di wawancara, sebanyak tiga orang belajar tanpa
menyadari apakah cara belajar yang mereka sesuai dengan diri mereka. Dan dua
orang mahasiswa lainnya belajar dengan cara yang telah biasa mereka gunakan
saat SMU, tanpa mengetahui apakah cara belajar tersebut sesuai dengan keadaan
saat kuliah. Jadi bisa dikatakan dari kelima mahasiswa yang diwawancara belum
melakukan fase monitoring.
Pada fase control yaitu menyangkut masalah usaha mahasiswa untuk
mengendalikan, memikirkan, mengarahkan, aspek-aspek yang ada dalam diri atau
ada dalam tugas dan lingkungan (Pintrich, 2005). Dari lima orang mahasiswa
yang diwawancara empat orang mahasiswa masih sering tidak dapat
mengendalikan dorongannya untuk bermain, saat akan ujian bila ada teman yang
mengajak bermain keempat mahasiswa tersebut cenderung mengabaikan jam
belajarnya. Sedangkan satu mahasiswa lainnya hanya mengendalikan kegiatan
belajarnya ketika akan ujian, sedangkan bila tidak ada ujian mahasiswa tersebut
tidak belajar. Dari kelima mahasiswa yang diwawancara bisa dikatakan belum
6
Universitas Kristen Maranatha Pada fase reaction and reflection, menampilkan berbagai macam reaksi
dan refleksi dalam diri mahasiswa terhadap tugas-tugas dan keadaan lingkungan
(Pintrich, 2005). Dari lima orang mahasiswa yang diwawancara empat orang
mahasiswa mengatakan selalu mengevaluasi hasil ujiannya dan tugas-tugas yang
diberikan oleh dosen. Sedangkan satu mahasiswa lainnya mengevaluasi bila
merasa tidak mampu mengerjakan ujian atau tugas yang diberikan. Jadi bisa
dikatakan sebagian besar mahasiswa sudah melakukan fase reaction and
reflection.
Dari hasil wawancara beradasarkan fase-fase yang ada dalam self
regulated learning bisa dilihat bahwa hanya satu fase saja yaitu fase reaction and
reflection yang sebagian besar mahasiswa telah melakukannya. Sedangkan ketiga
fase yang lain tidak dilakukan oleh mahasiswa. Padahal untuk dapat dikatakan
mampu melakukan self regulated learning seorang mahasiswa harus melakukan
keempat fase yang ada. Seperti yang dikatakan Pintrich (dalam boekaerts 2005)
bahwa self regulated learning adalah sebuah proses yang aktif dari keempat fase
yang ada, sehingga bisa dikatakan untuk mampu melakukan self-regulated
learning mahasiswa harus melakukan keempat fase yang ada.
Hasil fenomena tersebut menunjukkan mahasiswa masih belum
melakukan proses self-regulated learning. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai bagaimanakah gambaran kemampuan
self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009 di
7
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimanakah gambaran
mengenai kemampuan Self-Regulated Learning pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Angkatan 2009, Universitas ”X” di Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan Self-Regulated
Learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009, Universitas ”X” di
Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan mahasiswa dalam
mengolah fase-fase yang terjadi dalam Self-Regulated Learning dan area-area
dalam diri mahasiswa yang belum diregulasi secara maksimal, pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Angkatan 2009, Universitas ”X” di Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
• Memberikan informasi bagi bidang ilmu Psikologi Pendidikan
mengenai Self-Regulated Learning pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Angkatan 2009, Universitas ”X” di Bandung.
• Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih
8
Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada Pembantu Dekan III Fakultas
Psikologi Universitas ”X” mengenai proses Self-Regulated Learning yang
dijalankan mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009, Universitas ”X”,
sehingga dapat menindaklanjuti permasalahan yang berkaitan dengan
Self-Regulated Learning agar mahasiswa dapat belajar dengan lebih optimal.
1.5 Kerangka Pemikiran
Mahasiswa Psikologi Universitas “X” angkatan 2009 memiliki usia yang
berkisar antara 18-21 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mulai memasuki
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru (Hurlock, 1994). Pola kehidupan baru yang harus dihadapi mahasiswa
adalah menyelesaikan studinya di Universitas dengan baik.
Tuntutan Universitas Fakultas Psikologi di Indonesia terhadap
mahasiswanya adalah agar lebih mandiri dan efektif dalam merencanakan dan
mengatur kegiatan belajar mereka. Jadi untuk menyelesaikan studinya dengan
baik dan tepat waktu di universitas mahasiswa harus mampu merencanakan dan
mengatur kegiatan belajarnya. Namun tidak semua mahasiswa mampu
merencanakan dan mengatur kegiatan belajarnya, mereka hanya menjalankan apa
yang diberikan atau ditugaskan tanpa ada perencanaan dan pengaturan. Kegiatan
perencanaan dan pengaturan ini disebut Self-regulated learning.
Self-regulated learning menurut Pintrich (dalam Boekaerts, 2005) adalah
9
Universitas Kristen Maranatha tujuan untuk pembelajaran mereka dan berusaha untuk memonitor, meregulasi,
dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang diarahkan dan terikat oleh
tujuan-tujuan mereka dan ciri-ciri konteks di lingkungan. Pintrich menyebutkan
definisi ini serupa dengan model-model lain self regulated learning.
Menurut Pintrich (dalam Boekaerts, 2005) dalam proses Self-Regulated
learning terdapat 4 fase yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih terfokus
pada masa pembelajarannya di universitas. Keempat fase tersebut yaitu : Pertama
fase forethought, planning, dan activation yaitu menyangkut penetapan tujuan dan
perencanaan sebagai penggerak dari persepsi-persepsi dan pengetahuan
mahasiswa tentang tugas-tugas dan lingkungan tempat mereka belajar dalam
kaitannya dengan proses belajar mereka. Kedua Fase monitoring yaitu proses
pemantauan yang menampilkan kesadaran metacognitive akan aspek-aspek dalam
diri mahasiswa terhadap tugas-tugas dan keadaan lingkungan tempat mereka
belajar. Ketiga fase control yaitu menyangkut masalah usaha mahasiswa untuk
mengendalikan, mengarahkan, area-area yang ada dalam diri untuk mengerjakan
tugas-tugas dan beradaptasi dengan lingkungan tempat mahasiswa belajar.
Keempat fase reaction and reflection, menampilkan berbagai macam reaksi dan
refleksi dalam diri mahasiswa terhadap tugas-tugas yang telah dilakukan dan
usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan tempat mahasiswa belajar.
Menurut Pintrich (dalam Boekaerts, 2005) keempat fase ini memang
memperlihatkan tahapan suatu proses yang akan dilewati oleh seseorang ketika
mereka mengerjakan tugasnya, tetapi tidak ada asumsi yang kuat bahwa fase-fase
10
Universitas Kristen Maranatha selanjutnya. Jadi proses Self-Regulated Learning mahasiswa bisa dimulai dari fase
manapun, tidak selalu harus dimulai dari fase forethought.
Melalui proses keempat fase tersebut terdapat empat area dari
mahasiswa yang dapat diregulasi. Tiga area pertama yaitu kognisi,
motivasi/perasaan, dan tingkah laku. Ketiga area tersebut menunjukkan
aspek-aspek yang ada dalam diri mahasiswa yang dapat di regulasi. Kemudian area yang
keempat yaitu context, menggambarkan berbagai macam aspek task environment,
general classroom, atau cultural, dimana proses belajar mahasiswa berlangsung.
(Pintrich, 2005)
Gambaran proses keempat fase dan keempat area yang diregulasi dapat
terbagi menjadi beberapa komponen dan proses yang berbeda-beda. Pertama
regulasi dari cognition terdiri dari cognitive planning dan activation, cognitive
monitoring, cognitive control dan regulation, cognitive reaction dan reflection.
(Pintrich, 2005)
Terdapat tiga jenis umum dari cognitive planning atau activation yaitu
target goal setting, activation of relevant prior content knowledge dan activation
of metacognitive knowledge (Pintrich, 2005: 457). Pertama target goal setting
adalah penetapan goal dari mata kuliah yang diambil mahasiswa. Penetapan goal
ini dapat terjadi kapan pun selama mahasiswa melaksanakan proses belajarnya.
Mahasiswa yang melakukan target goal setting, mereka menyiapkan target nilai
yang harus mereka capai terlebih dahulu pada awal mereka mengambil suatu mata
kuliah sedangkan mahasiswa yang tidak melakukan target goal setting, mereka
11
Universitas Kristen Maranatha Kedua activation of relevant prior content knowledge adalah proses
ketika mahasiswa secara sadar dan terencana mencari pengetahuan,
strategi-strategi yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang diambilnya semester
tersebut sebelum mahasiswa mulai mengerjakan tugas-tugas mata kuliah tersebut.
Mahasiswa yang telah menyiapkan target-target mata kuliah tertentu yang akan
diambil, mereka juga dapat mulai memikirkan apa saja yang harus dipelajari
untuk mata kuliah tersebut, yang berhubungan dengan mata kuliah yang telah
mereka pelajari sebelumnya. Sedangkan untuk mahasiswa yang tidak melakukan
activation of relevant prior content knowledge, mereka hanya mengambil mata
kuliah dan mempelajari mata kuliah tersebut tanpa mengingat-ingat mata kuliah
yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut.
Ketiga activation of metacognitive knowledge terbagi atas 3 bagian,
pertama pengaktifan declarative knowledge of cognition meliputi pengaktifan
pengetahuan tentang kognisi dan juga termasuk strategi-strategi kognisi
(contohnya: pengulangan, elaborasi) apa saja yang dibutuhkan mahasiswa untuk
belajar. Kedua procedural knowledge meliputi pengetahuan tentang bagaimana
cara untuk melaksanakan dan menggunakan berbagai macam strategi kognisi
sebelum melaksanakan tugas. Ketiga conditional knowledge meliputi pengetahuan
tentang kapan dan mengapa mahasiswa menggunakan berbagai macam strategi
kognisi. Mahasiswa yang melakukan pengaktifan metacognitive knowledge-nya
contohnya adalah mahasiswa yang mencoba mencari tahu persiapan apa saja yang
dibutuhkan untuk mengambil suatu mata kuliah, mungkin dengan meminjam
knowledge-12
Universitas Kristen Maranatha nya contohnya adalah mahasiswa yang mengambil suatu mata kuliah tanpa
persiapan apapun, hanya menunggu apa yang akan dibutuhkan.
Cognitive monitoring terdiri dari judgement of learning dan feeling of
knowing (Pintrich, 2005: 458). Pertama Judgement of learning merupakan
penilaian yang dilakukan mahasiswa secara sadar terhadap kemampuan dirinya
sendiri. Penilaian ini dapat terlihat dari berbagai aktivitas, contohnya ketika
mahasiswa akan menghadapi ujian, mereka akan dapat menyadari bahwa mereka
belum sepenuhnya menguasai bahan ujian. Mahasiswa yang mampu melakukan
judgement of learning contohnya adalah mahasiswa akan mencoba untuk
menentukan apakah ia telah menguasai bahan ujiannya. Kemudian untuk
mahasiswa yang kurang mampu melakukan judgement of learning contohnya
adalah mahasiswa yang tidak mampu mengetahui apakah ia sudah menguasai
bahan ujian atau belum.
Sedangkan yang kedua feeling of knowing merupakan peristiwa ketika
seorang mahasiswa tidak mampu mengingat suatu materi kuliahnya tetapi
mahasiswa tersebut yakin bahwa bahwa dirinya mengetahui materi tersebut.
Fenomena ini sering disebut fenomena ”tip of the tongue”. Mahasiswa yang
memiliki kemampuan feeling of knowing contohnya adalah mahasiswa yang bila
tidak dapat mengerjakan suatu soal ujian namun yakin bahwa ia pernah membaca.
Mahasiswa yang kurang mampu dalam melakukan feeling of knowing contohnya
adalah mahasiswa yang ketika tidak mampu mengerjakan suatu persoalan ujian
13
Universitas Kristen Maranatha Cognitive control hanya memiliki satu aspek yaitu saat mahasiswa
memilih dan menggunakan berbagai macam strategi kognitif untuk mengingat,
belajar, menalar, memecahkan masalah dan berpikir (Pintrich, 2005: 459).
Contoh-contoh strategi kognitif yaitu parafrasing, meringkas, menggaris bawahi,
membuat catatan. Terkadang mahasiswa menggaris bawahi kalimat atau kata-kata
penting di handout-nya agar mereka dapat lebih mudah untuk menangkap inti dari
pelajaran tersebut. Mahasiswa yang mampu melakukan cognitive control adalah
mahasiswa yang mampu memilih strategi belajar yang tepat untuk suatu bahan
ujian atau suatu jenis persoalan ujian sedangkan mahasiswa yang kurang mampu
melakukan cognitive control tidak dapat memilih strategi yang tepat.
Cognitive reaction dan reflection memiliki 2 aspek yaitu self evaluation
dan attributions (Pintrich, 2005: 460). Aspek pertama Self evaluation mengacu
pada evaluasi yang dilakukan mahasiswa terhadap hasil kerja dan atribusi mereka.
Mahasiswa yang dikatakan melakukan self regulator yang baik adalah mereka
yang menyadari pentingnya evaluasi dan melakukan evaluasi terhadap hasil
kerjanya. Mahasiswa sering kali mengeluh akan hasil tesnya, kemudian
mahasiswa tersebut mulai mencari kesalahan yang ia buat ketika mengerjakan
persoalan, saat keadaan tersebut terjadi mahasiswa melakukan evaluasi.
Mahasiswa yang tidak mencari kesalahannya, atau tidak mencari tahu mengapa ia
mendapatkan nilai yang rendah, tidak melakukan self evaluation.
Kemudian mahasiswa yang mampu melakukan reaksi yang baik adalah
mahasiswa membuat adaptive attributions untuk pekerjaan mereka
14
Universitas Kristen Maranatha mahasiswa membuat penjelasan terhadap diri sendiri mengenai kegagalan atau
keberhasilan mereka berdasarkan tingkat usaha atau kemampuan mahasiswa
untuk menggunakan strategi belajar. Sedangkan attribution yang tidak adaptif
contohnya adalah ketika mahasiswa menjelaskan kegagalan atau keberhasilan
mereka dikarenakan kelebihan atau kekurangan intelegensi mereka.
Area yang kedua motivasi dan perasaan, terdiri dari motivational
planning dan activation, motivational monitoring, motivational control dan
regulation, motivational reaction dan reflection.
Motivational planning dan activation meliputi goal orientation adoption,
efficacy judgeme