• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat."

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

xxvi ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN CREDIT UNION

Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat

Damiana

Universitas Santa Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari tiga buah credit union yaitu credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang yang ditinjau dari tujuh aspek yaitu Protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity dan Sign of growth.

Penelitian ini dilakukan di credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang pada bulan April 2015. Data yang digunakan adalah data kinerja keuangan credit union yang berasal dari laporan keuangan. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab analisis ini yaitu menggunakan sistem PEARLS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa credit union Lantang Tipo dan credit union Bima kurang sehat, sedangkan credit union Keling Kumang sehat.

(2)

xxvii ABSTRACT

ANALISIS OF THE FINANCIAL SOUNDNESS OF CREDIT UNION

A Case Study at Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang, West Kalimantan

Damiana

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

The objective of the research was to identify the performance of the Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang based on: protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity and Sign of growth.

The research was carried out at Credit Union on April 2015. The data analyzed came from financial report, which was applied was the financial performance of the Credit Union which was stemmed from its financial report. The data collection technique were interview, documentation and accompanied by necessary library study, where as the data analysis technique to answer the problem was PEARLS system.

The result of the research indicates that the financial performance of Credit Union Lantang Tipo and Credit Union Bima are not good (unhealthy) while Credit Union Keling Kumang is good (healthy).

(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION

Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit

Union

Keling Kumang di Kalimantan Barat

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Damiana

NIM: 112214069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION

Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit Union

Keling Kumang di Kalimantan Barat

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Damiana

NIM: 112214069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Jangan Takut Sebab Aku Ini Menyertai Engkau”

(# Yesaya 43:5a)

“Barangsiapa Ingin Mutiara Harus Berani Terjun Dilautan Yang Dalam”

(#-Ir. Soekarno)

“Ketika Usahamu dinilai Tidak Penting, Maka Saat itulah Kamu Sedang Belajar

Tentang Keikhlasan”

(#-Dahlan Iskan-)

Persembahan:

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURASAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION

Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 27)

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Damiana

(9)

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Damiana

NIM : 112214069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit Union

Keling Kumang di Kalimanatan Barat

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepadsa Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atrau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

kepada saya meupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang

mahakasih atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaian skripsi yang

berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Credit Union: Studi Kasus Pada Credit

Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik tak luput dari bantuan

berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapka terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H.Herry Maridjo, M,Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma dan sekaligus Dosem pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

3. Bapak T. Handono Eko Prabowo, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesabaran dan

kesungguhan hati

4. Mas Sugeng dan segenap pengurus credit union Lantang Tipo yang telah

memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data

(11)

viii

5. Bapak Anyap dan segenap pengurus credit union Bima yang telah

memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data

yang penulis butuhkan

6. Bapak Anyap dan segenap pengurus credit union Keling Kumang yang telah

memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data

yang penulis butuhkan.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak Panyin dan Ibuku Yahmiati yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

dukungan, kebahagian, semangat, nasihat, dan penghidupan yang layak bagiku

selama ini. Terimakasih juga telah menjadikan ku pribadi yang baik, yang kuat

dan tegar dalam menghadapi hidup sehingga menjadikan ku dewasa dalam

menghadapi hidup ini.

9. Romo Silfanus Endi, Pr yang selalu membantu dalam proses mencari data

dan selalu memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang kepada ku.

10.Adik ku Natalisno, abangku Romo Markus Marhusen. Pr yang selalu

memberikan dukungan dan semangat serta kasih sayang kepada ku.

11.Sahabat-sahabatku (itin, gesty, novi, eva dan wulan) terimakasih atas

segalanya yang pernah kita lalui bersama, terimakasih atas kegilaan yang telah

kita lalui bersama, kekonyolan yang tidak pernah hilang dan kebahagiaan yang

kita ciptakan sendiri, jadikan persahabatan kita abadi selamanya.

12.Teman-teman Manajemen 2011 khususnya kelas C, terimakasih untuk

kebersamaan kita selama ini, jadikan pertemanan kita sebagai kenangan yang

(12)

ix

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Penulis,

Damiana

(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ……..i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ………ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xx

ABSTRAC ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Credit Union ... 8

B. Laporan Keuangan Credit Union ... 13

C. Analisis Laporan Keuangan Credit Union ... 15

D. Kinerja Keuangan Credit Union ... 18

E. Sistem PEARLS ... 22

F. Penelitian Terdahulu ... 47

G. Kerangka Konsep Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

(14)

xi

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 53

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 53

D. Variabel Penelitian ... 53

E. Definisi Operasional ... 61

F. Populasi dan Sampel ... 62

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 62

H. Sumber Data ... 63

I. Teknik Pengumpulan Data ... 64

J. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV GAMBARAN UMUM CREDIT UNION... 68

A. Credit union Lantang Tipo ... 68

1. Sejarah credit union Lantang Tipo ... 68

2. Struktur organisasi credit union Lantang Tipo ... 72

3. Keanggotaancredit union Lantang Tipo ... 73

4. Produk Simpanan anggota credit union Lantang Tipo ... 76

5. Produk pinjaman credit union Lantang Tipo ... 77

6. Produk solidaritas credit union Lantang Tipo ... 78

B. Credit union Bima ... 78

1. Sejarah credit union Bima ... 78

2. Struktur organisasi credit union Bima ... 80

3. Keanggotaan credit union Bima ... 81

4. Produk simpanan anggota credit union Bima ... 82

5. Produk pinjaman credit union Bima ... 82

6. Produk solidaritas credit union Bima ... 82

C. Credit union Keling Kumang ... 83

1. Sejarah credit union Keling Kumang ... 83

2. Struktur organisasi credit union Keling Kumang ... 87

3. Keanggotaan credit union Keling Kumang ... 88

4. Produk simpanan anggota credit union Keling Kumang ... 89

5. Produk pinjaman credit union Keling Kumang ... 90

6. Produk solidaritas credit union Keling Kumang ... 90

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 91

A. Deskripsi Data ... 91

B. Analisis Data ... 91

C. Pembahasan ... 155

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 181

A. Kesimpulan ... 181

B. Saran ... 185

C. Keterbatasan ... 187

(15)

xii

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Format Tabel Penilaian Kinerja Keuangan ... 67

V.I.1 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)

Credit union Lantang Tipo ... 93

V.I.2 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)

Credit union Bima ... 94

V.I.3 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)

Credit union Keling Kumang ... 95

V.II.1 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit union

Lantang Tipo ... 97

V.II.2 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Bima ... 98

V.II.3 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit union

Keling Kumang ... 99

V.III.1 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union

Lantang Tipo ... 101

V.III.2 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union

Bima ... 102

V.III.3 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union

Keling Kumang ... 103

V.IV.1 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union

Lantang Tipo ... 105

V.IV.2 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union

Bima ... 106

V.IV.3 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union

(17)

xiv

V.V.1 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union

Lantang Tipo ... 109

V.V.2 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union

Bima ... 110

V.V.3 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union

Keling Kumang ... 111

V.VI.1 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Lantang

Tipo ... 113

V.VI.2 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Bima ... 114

V.VI.3 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Keling

Kumang ... 115

V.VII.1 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit

union Lantang Tipo ... 116

V.VII.2 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit

union Bima ... 118

V.VII.3 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit

union Keling Kumang ... 119

V.VIII.1 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)

Credit union Lantang Tipo ... 121

V.VIII.2 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)

Credit union Bima ... 122

V.VIII.3 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)

Credit union Keling Kumang ... 123

V.IX.1 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan

Saham (R7) Credit union Lantang Tipo ... 125

V.IX.2 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan

Saham (R7) Credit union Bima ... 126

V.IX.3 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan

Saham (R7) Credit union Keling Kumang ... 127

V.X.1 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit

(18)

xv

V.X.2 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit

union Bima ... 130

V.X.3 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit union Keling Kumang ... 131

V.XI.1 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Lantang Tipo ... 133

V.XI.2 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Bima ... 134

V.XI.3 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Keling Kumang ... 135

V.XII.1 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Lantang Tipo ... 137

V.XII.2 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Bima ... 138

V.XII.3 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Keling Kumang ... 139

V.XIV.1 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Lantang Tipo ... 141

V.XIV.2 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Bima ... 142

V.XIV.3 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Keling Kumang ... 143

V.XV.1 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2010 ... 145

V.XV.2 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2011 ... 147

V.XV.3 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2012 ... 149

X.XV.4 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2013 ... 151

(19)

xvi DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual Pemikiran... 48

V.I.1 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan

(P1) Credit union Lantang Tipo ... 93

V.I.2 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko

Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)

Credit union Bima ... 95

V.I.3 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko

Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)

Credit union Keling Kumang ... 96

V.I.4 Grafik Gabungan Keseluruhan P1 Untuk ketiga Credit union ... 96

V.II.1 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit

union Lantang Tipo ... 98

V.II.2 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit

union Bima ... 99

V.II.3 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit

union Keling Kumang ... 100

V.II.4 Grafik Gabungan Keseluruhan P2 untuk ketiga Credit union ... 100

V.III.1 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit

union Lantang Tipo ... 102

V.III.2 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit

union Bima ... 103

V.III.3 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit

union Keling Kumang ... 104

V.III.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E1 untuk ketiga Credit union ... 104

V.IV.1 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit

(20)

xvii

V.IV.2 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit

union Bima ... 107

V.IV.3 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit

union Keling Kumang ... 108

V.IV.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E5 untuk ketiga Credit union ... 108

V.V.1 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit

union Lantang Tipo ... 110

V.V.2 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit

union Bima ... 111

V.V.3 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit

union Keling Kumang ... 112

V.V.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E6 untuk ketiga Credit union ... 112

V.VI.1 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit

union Lantang Tipo ... 114

V.VI.2 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit

union Bima ... 115

V.VI.3 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit

union Keling Kumang ... 116

V.VI.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E9 untuk ketiga Credit union ... 116

V.VII.1 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang

(A1) Credit union Lantang Tipo ... 118

V.VII.2 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang

(A1) Credit union Bima ... 119

V.VII.3 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1)

Credit union Keling Kumang ... 120

V.VII.4 Grafik Gabungan Keseluruhan A1 untuk ketiga Credit union ... 120

V.VIII.1 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total

Aset (A2) Credit union Lantang Tipo ... 122

V.VIII.2 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total

Aset (A2) Credit union Bima ... 123

V.VIII.3 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total

Aset (A2) Credit union Keling Kumang ... 124

(21)

xviii

V.IX.1 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata

Simpanan Saham (R7) Credit union Lantang Tipo... 126

V.IX.2 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata

Simpanan Saham (R7) Credit union Bima ... 127

V.IX.3 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata

Simpanan Saham (R7) Credit union Keling Kumang... 128

V.IX.4 Grafik Gabungan Keseluruhan R7 untuk ketiga Credit union ... 128

V.X.1 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)

Credit union Lantang Tipo ... 130

V.X.2 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)

Credit union Bima ... `131

V.X.3 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)

Credit union Keling Kumang ... 132

V.X.4 Grafik Gabungan Keseluruhan R9 untuk ketiga Credit union ... 132

V.XI.1 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap

Simpanan (L1) Credit union Lantang Tipo ... 134

V.XI.2 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap

Simpanan (L1) Credit union Bima ... 135

V.XI.3 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap

Simpanan (L1) Credit union Keling Kumang ... 136

V.XI.4 Grafik Gabungan Keseluruhan L1 untuk ketiga Credit union ... 136

V.XII.1 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)

Credit union Lantang Tipo ... 138

V.XII.2 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)

Credit union Bima ... 139

V.XII.3 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)

Credit union Keling Kumang ... 140

V.XII.4 Grafik Gabungan Keseluruhan S10 untuk ketiga Credit union ... 140

V.XIV.1 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)

Credit union Lantang Tipo ... 142

V.XIV.2 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)

(22)

xix

V.XIV.3 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)

Credit union Keling Kumang ... 144

V.XIV.4 Grafik Gabungan Keseluruhan S11 untuk ketiga Credit union ... 144

X.XV.1 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2010 ... 146

X.XV.2 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2011 ... 148

X.XV.3 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2012 ... 150

X.XV.4 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2013 ... 152

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

1 Surat Ijin Penelitian ... 191

2 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 194

3 Data Keuangan Credit Union Lantang Tipo ... 196

4 Data Keuangan Credit Union Bima ... 200

(24)

xxi ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN CREDIT UNION

Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat

Damiana

Universitas Santa Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari tiga buah credit union yaitu credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang yang ditinjau dari tujuh aspek yaitu Protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity dan Sign of growth.

Penelitian ini dilakukan di credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang pada bulan April 2015. Data yang digunakan adalah data kinerja keuangan credit union yang berasal dari laporan keuangan. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab analisis ini yaitu menggunakan sistem PEARLS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa credit union Lantang Tipo dan credit union Bima kurang sehat, sedangkan credit union Keling Kumang sehat.

(25)

xxii ABSTRACT

ANALISIS OF THE FINANCIAL SOUNDNESS OF CREDIT UNION

A Case Study at Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang, West Kalimantan

Damiana

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

The objective of the research was to identify the performance of the Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang based on: protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity and Sign of growth.

The research was carried out at Credit Union on April 2015. The data analyzed came from financial report, which was applied was the financial performance of the Credit Union which was stemmed from its financial report. The data collection technique were interview, documentation and accompanied by necessary library study, where as the data analysis technique to answer the problem was PEARLS system.

The result of the research indicates that the financial performance of Credit Union Lantang Tipo and Credit Union Bima are not good (unhealthy) while Credit Union Keling Kumang is good (healthy).

(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

David C. Richardson, Executive Manager, Word Council of Credit

Union (WOCCU), seorang pengarang PEARLS (2011:20) mengatakan

bahwa belajar dari pengalaman krisis keuangan global yang terjadi pada

waktu yang lalu bahkan masih terasa sampai saat ini, agar terhindar dari

krisis credit union harus fokus pada penguatan dua hal yaitu keberlanjutan

ekonomi dan keberlanjutan sosial.Credit union bertanggung jawab

membangun keberlanjutan ini. Apabila credit union tidak aman dan tidak

sehat, maka citra credit union akan buruk dan ini akan membahayakan

credit union. Tidak ada orang yang percaya kepada credit union yang tidak

sehat dan tidak aman.

Penilaian tingkat kesehatan credit union merupakan salah satu cara

manajemen agar dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan

perkembangan sebuah credit union. Tahap-tahap perkembangan credit

union melalui empat tahap yaitu tahap promotion (promosi), tahap

development (pengembangan), tahap consolidation (consolidation) dan

tahap expansion (ekpansi). Sedangkan tahap perkembangan credit union

ada tiga yaitu nascent (kelahiran), transition (transisi) dan mature

(kedewasaan).

Sama halnya dengan sebuah perusahaan,credit union (CU) juga

(27)

keuangan agar manajemen pihak credit union dapat melaksanakan tugas

dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan

(not- for- profit) yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang

berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti wilayah

tempat tinggal, profesi, tempat kerja dan lain-lain. Credit union

dioperasikan secara demokratis oleh para anggotanya dan diurus oleh para

pengurus dan pengawas yang melayani anggota secara sukarela. Para

pengurus yang melayani anggota secara sukarela ini dipilih oleh anggota

pada rapat anggota. Tujuan utama credit union adalah melayani para

anggota agar permasalahan dan kebutuhan keuangan mereka teratasi.

Pengeloalaan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan

oleh para pengurus credit union. Beberapa sistem penilaian yang telah

banyak dikenal dan digunakan diindonesia yang digunakan untuk

mengukur kinerja keuangan yaitu CAMEL, balance scorecard, dan analisis

reabilitas, solvabilitas dan rentabilitas, namun sistem-sistem penilaian

tersebut dinilai kurang mampu mengukur kinerja keuangan secara

menyueluruh menurut WOCCU (World Council of Credit Union) sehingga

dikembangkanlah sebuah sistem penilaian kinerja keuangan yang lebih

sesuai untuk credit union yaitu PEARLS.

PEARLS adalah sistem penilaian kinerja keuangan yang

dikembangkan oleh WOCCU dan dianggap sebagai sistem penilaian

(28)

union. PEARLS yang merupakan singkatan dari protection, effective

financial structure, asset quality,rates of return and costs, liquidity and

signs of growth yang berisi sekumpulan rasio yang dapat menggambarkan

keadaan atau kondisi kinerja keuangan sebuah credit union.

Penelitian ini dilakukan di tiga buah credit union yang berada di

Kabupaten Sintang, Kalimantan barat. Ketiga credit union ini antara lain

credit union Lantang Tipo yang beralamat di JL. Pancasila No.04 Pusat

Damai, Sanggau, Kalimantan Barat, credit unionBima yang beralamat di

JL. Sparman No.07 Sintang, Kalimantan Barat dan credit union Keling

Kumang yang beralamat di JL. Sekadau-Sintang Km.27 Sekadau,

Kalimantan Barat. Penulis tertarik mengadakan penelitian ditempat ini

karena penulis ingin mengetahui tingkat kesehatan ketiga credit union

tersebut, sehingga ketiga credit union ini dapat menjaga dan

meningkatakan kesehatannya agar dapat bersaing dengan credit union

yang lainnya dan dapat terus bertahan dan semakin berkembang.

Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat kesehatan dari credit union Lantang Tipo, credit

unionBima dan credit union Keling Kumang. Judul penelitian yang

dirumuskan adalah sebagai berikut “ANALISIS TINGKAT

KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION” Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling

(29)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimana tingkat kesehatan

credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit union Keling

Kumang berdasarkan kinerja keuangannya” ?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan hanya pada

tingkat kesehatan credit union menggunakan analisis PEARLS yang

meliputi aspek protection, effective financial structure, asset quality,rates

of return and costs, liquidity and signs of growth, sehingga dari penelitian

ini dapat diketahui kondisi kesehatan dari credit union yang akan diteliti.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan

keuangan dari credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit

union Keling Kumang dan membantu memberikan rekomendasi yang

tepat dan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapai credit

union tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak

(30)

1. Bagi credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit union

Keling Kumang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman dalam

meningkatkan kesehatan credit union di tahun selanjutnya dan dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi manajer credit union untuk

mengetahui perkembangan dan mengevaluasi kesehatan credit union

sehingga dapat terus bertahan serta bersaing dengan credit union yang

lainnya.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Universitas Sanata

Dharma untuk membangun relasi dengan lembaga non Bank seperti

credit union.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana berlatih dan sebagai

sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama

perkuliahan serta sebagai sarana dalam mempermudah bagi penulis

untuk diterima bekerja di credit union

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

(31)

Bab II: Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian

yang digunakan sebagai dasar pembahasan maslah, penelitian

terdahulu dan kerangka konseptual penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian , subjek dan objek

penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variable penelitian,

definiso operasional, populasi dan sampel, sumber data, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV: Gambaran umum credit union Lantang Tipo, credit union Bima

dan credit union Keling Kumang

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat , struktur

organisasi, keanggotaan, produk simpanan anggota, produk

pinjaman dan produk sosial.

Bab V: Analisis data dan pembahasan

Bab ini menguraikan hail analisis data dan pembahasan

kinereja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union

Bima dan credit union Keling Kumang ditinjau dari

kompenen Protection, Effective financial structure, Asset

quality, rates of return and costs, Liquidity dan Sign of

growth menurut sistem PEARLS Pada tahun 2010 sampai

(32)

Bab VI: Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Bab ini menguraikan kesimpulan hasil analisis yang dianggap

penting dan berguna bagi credit union Lantang Tipo, credit

(33)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Credit Union

1. Pengertian Credit union

Menurut WOCCU (World Council of Credits Union), credit union

sebagai “not-for-profit cooperative institutions” (lembaga koperasi

yang bukan untuk tujuan mencari keuntungan).

Menurut credit union Sentral of Indonesia (2010:14). credit union

adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu

ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka

sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara

sesama mereka dengan Bungan yang layak serta untuk tujuan produktif

dan kesejahteraan.

Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari

keuntungan yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang

berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti wilayah

tempat tinggal, profesi, tempat kerja dan lain-lain. Credit union

dioperasikan secara demokratis oleh para anggotanya dan diurus oleh

para pengurus dengan pengawas yang melayani anggota secara

sukarela (voluntarily). Para pengurus dan pengawas yang melayani

anggota secara sukarela ini dipilih dari dan oleh anggota pada suatu

(34)

Credit union adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak

dibidang simpan pinjam yang memilikidan dikelola oleh anggotanya

dan yang bertujuanuntuk mensejahterakan anggotanya sendiri.(Ayub

Brombo, Asrori dan Donatianus, 2014:2)

2. Tujuan, Fungsi dan Peran Credit union

Credit union mempunyai tiga tujuan yakni:

a. Membimbing dan mengembangkan sikap hemat diantara para

anggotanya, sehingga efisien dan efektifitas usaha tercapai.

b. Memberikan pinjaman layak, tepat, cepat dan terarah.

c. Mendidik anggota dalam mengguanakan uang secara bijaksana.

Fungsi dan Peran credit union : (Carollina Monica dan Sutarta Edi,

2013:4)

a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan

ekonomianggota credit union pada khususnya dan masyarakat pada

khususnya danmasyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosial.

b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupanmanusia masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai

usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial.

3. Prinsip – prinsip Credit union

Menurut WOCCU (World Council of Credit Unions) ada beberapa

(35)

a. Keanggotan terbuka dan sukarela, bagi semua anggota tanpa

membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, aliran

politik, atau penganut agama tertentu.

b. Pengawasan secara demokratis, setiap anggota memiliki hak suara

yang sama (satu anggota satu suara) dan berpartisipasi secara aktif

dalam membuat keputusan dan kebijakan. Wakil-wakil anggota

yang terpilih harus melaksanakan tugas dengan integritas yang

tinggi dan bertanggung jawab kepada anggota yang mereka layani.

c. Partisispasi ekonomi anggota, angggota berkontribusi secara adil

terhadap modal koperasi dan pegawai secara demokratis modal

koperasi tersebut. Koperasi tidak mengejar investasi yang

spekulatif demi mendapatkan keuntungan. Laba bersih dari

kegiatan koprasi yang dapat digunakan untuk pengembangan

koprasi, peningkatan pelayanan kepada anggota sesuai dengan

jumlah simpanannya.

d. Otonomi dan independen, koperasi harus otonom, menolong diri

sendiri dan dikelola oleh anggota.

e. Pendidikan, pelatihan dan investasi, koperasi memeberikan

pendidikan, pelatihan kepada para anggota, pengurus, pengawas,

komite, manajer, dan staf sesuai dengan prinsip-prinsip dan

manajemen koperasi. Dengan demikian, bisnis koperasi dipastikan

akan terus berjalan karena orang-orang yang memahami visi sosial

(36)

pembangunanya. Untuk alasan tersebut, berbagai informasi juga

diberikan kepada anggota, masyarakat umum, terutama kaum muda

tentang asal muasal manfaat koperasi.

f. Kerjasama antar koperasi, koperasi harus melayani para

anggotanya dengan efektif dan memperkuat gerakan koperasi

dengan melakukan kerjasama pada tingkat lokal, nasional, regional

dan internasional

g. Kepedulian kepada masyarakat, sementara tetap focus pada

kebutuhan anggota, koperasi bekerja demi pembangunan

masyarakat secara berkelanjutan melalui berbagai kebijakan yang

disahkan oleh rapat anggota.

4. Nilai dan pilar credit union

Menurut nilai-nilai credit union meliputi, 1) Menolong diri

sendiri; 2) Memiliki tanggung jawab pribadi; 3) Demokrasi; 4)

Persamaan; 5) Keadilan; 6) Swadaya; dan 7) Kesetiakawanan atau

Solidaritas.

Selain itucredit union mempunyai tiga pilar utama didalam

menjalankan organisasinya, antara lain:

a. Pendidikan, tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta hak

dan kewajiban sebagai anggota credit union, agar lebih bijakasana

dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha,

mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan

(37)

pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan dikontrol oleh

pendidikan.

b. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena credit union tidak sekedar

menghimpunan simpanan dan memberikan simpanan kepada

anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap

anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama dari

pada kepentingan diri sendiri dan saling melayani, hal ini secara

nyata diwujudkan anggota credit union yang menyimpan atau

menabung secara teratur, dan mengansur pinjamannya secara tertib

sehingga anggota-anggota lain juga memperolah bantuan

(pinjaman) bila anda membutuhkan. “Anda Sulit Saya Bantu, Saya

Sulit Anda Bantu”.

c. Swadaya, karena credit union sedapat mungkin membiayai diri

sendiri. Agar hal tersebut dapat terwujud para anggota harus

berusaha agar lembaganya semakin besar dan sehat. Caranya

adalah menabung ke credit union secara teratur dan

sebanyak-banyaknya serta menghindari agar tidak menabung ke lembaga

keuangan lain. Mengapa begitu? Karena credit union adalah milik

anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan lain pemiliknya

hanya sebagian orang sedangkan penabung hanya sebagai nasabah.

(38)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, sumber

permodalan terdiri dari:

a. Permodalan diri sendiri, yang berasal dari: a) simpanan pokok; b)

simpanan wajib; c) dana cadangan; dan d) hibah.

b. Modal pinjaman, yang berasal dari: a) anggota; b) credit union

lainnya; c) bank dan lembaga keuangan lainnya; d) penerbit

obligasi dan surat utang lainnya; e) sumber lain yang sah.

B. Laporan Keuangan Credit Union

1. Pengertian laporan keuangan Credit union

Laporan keuangan mreupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi suatu perusahaan, di mana selanjutnya itu

akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja

suatu perusahaan. (Fahmi, 2010:152)

Laporan Keuangancredit union merupakan informasi bagi anggota

khususnya, pihak lain dan masyarakat umumnya, melalui proses

pembandingan, evaluasi dan analisasehinggadapatdiprediksi tentang

apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Laporan keuangan credit union terdiri dari lima yaitu

(Inkopdit,2010:7) :

a. Neraca, yaitu laporan yang secara sistematis tentang aktiva, hutang

(39)

b. Perhitungan sisa hasil usaha (SHU), yaitu laporan yang memuat

ikhtisar dari pendapatan dan biaya credit union dalam priode waktu

tertentu;

c. Laporan perubahan posisi keuangan;

d. Catatan atas hasil keuangan;

e. Laporan perubahan kekayaan bersih merupakan laporan keuangan

tambahan, yaitu ikhtisar perubahan kekayaan bersih credit union

yang terjadi pada priode waktu tertentu.

2. Tujuan laporan keuangan Credit union.

Menurut Sitio dan Tamba (2001:108) tujuan laporan keuangan

adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai

utama (pemilik credit union) dan pemakai lainnya (pihak eksternal,

seperti Puskopdit dan lain-lain).

Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota credit union:

b. Prestasi keuangan credit union selama satu priode;

c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya

ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam satu priode

dengan pemisah antara yang berkaitan dengan anggota dan

bukan anggota;

d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi

(40)

3. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan credit

union.

Laporan keuangan credit union hendaknya diketahui oleh

pihak-pihak yang berkepentingan yaitu (Inkopdit, 2010:5) :

a. Anggota sebagai pemilik atau pelanggan;

b. Pengurus dan pengawas;

c. Pemerintah (Depkop) dan dirjen pajak;

d. Pihak lain (Bank lembaga mitra dll);

e. Calon anggota dan masyarakat;

f. Manajer dan Karyawan;

g. Puskopdit dan Inkopdit.

C. Analisa Laporan Keuangan Credit union

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan credit union

Analisa Laporan Keuangan credit union adalah suatu proses yang

penuh pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, tujuan

utamanya adalah untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling

mungkin mengenai kondisi dan kinerja credit union dimasa yang akan

datang.

Analisa Laporan Keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan

teknik analisis pada laporan dan data keuangan untuk memperoleh

(41)

dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan

mengkonversi data-data menjadi informasi.

2. Fungsi Analisa Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan berfungsi sebagai :

a. Sebagai alat saringan (screening) awal dalam memilih alternatif

untuk berinvestasi

b. Sebagai alat prediksi (forecasting) mengenai kondisi dan kinerja

keuangan dimasa yang akan dating

c. Sebagai proses diagnosis terhadap masala-masalah manajemen,

operasional atau masalah lainnya (alat evaluasi manajemen)

3. Langkah-langkah Analisis Laporan Keuangan

a. Memahami latar belakang data keuangan kopdit

Pemahaman tentang bidang usaha yang dijalankan dan kebijakan

akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh credit union.

b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh

Trend (kecenderungan) credit union dalam menjalankan usaha,

perubahan teknologi, tingkat kepercayaan dan kebutuhan anggota,

perubahan posisi manajemen dan juga perubahan faktor ekonomi

secara global (faktor eksternal : tingkat bunga, tingkat inflasi)

c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan

Untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah

cukup menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai

(42)

d. Menganalisis laporan keuangan

Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat

dilakukan analisis laporan keuangan dan menginterprestasikan

hasil analisis tersebut.

4. Metode dan Teknik Analisis

a. Analisis Horizontal

Membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (priode).

Sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya,

membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda.

Metode ini disebut juga sebagai analisis dinamis, karena metode ini

bergerak dari tahun ketahun.

Teknik analisis dalam klasifikasi analisis horizontal :

(a) Analisis Trend (index)

(b) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

b. Analisis Vertikal

Menganalisis laporan keuangan pada tahun (priode) tertentu,

dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos yang lainnya

pada laporan keuangan yang sama untuk priode yang sama.

Metode ini disebut juga analisis statis, karena metode ini hanya

membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun yang sama.

Teknik analisis dalam laporan vertikal:

(a) Analisis perkomponen

(43)

1) Analisis Likuiditas

2) Analisis Solvabilitas

3) Analisis Rentabilitas

4) Analisis Aktivitas

D. Kinerja Keuangan Credit union

1. Pengertian Kinerja Keuangan Credit union.

Kinerja keuangan credit union merupakan prestasi yang dicapai

oleh suatu perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat

mencerminkan tingkat keuangan credit union.

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik

organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang

dihasilkan selama satu priode waktu. (Fahmi, 2010:2)

Kinerja CU di Indonesia didukung oleh faktor sosial budaya

terutama adat lokal. Adat lokal dipakai sebagai pertimbangan dalam

perancangan produk-produk simpan-pinjam, pernacangan mekanisme

pelayanan, dan aturan-aturan pengelolaan CU. (Kusumajati Titus

Odong, 21 mei 2012)

2. Penilaian Kinerja keuangan Credit union.

Sebagai sebuah lembaga keuangan mikro, Credit union harus

selalu dapat menjalankan fungsi-fingsinya dengan baik yaitu yang

dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat

(44)

lintas pembayaran. Hal ini diharapkan untuk dapat memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi

perekonomian secara keseluruhan. Menurut peraturan perundangan

tentang koperasi di Indonesia ada ketentuan tentang penilaian

kesehatan sebuah koperasi yang mengacu kepada Peraturan Menteri

Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI No.

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman penilaian kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi. Mengacu pada peraturan mentri Negara koperasi, usaha

kecil dan menengah tersebut, maka syarat sebuah credit union yang

sehat harus memenuhi indikator kesehatan yang sudah ditetapkan agar

dapat menghasilkan kinerja yang maksimal.

Lembaga keuangan Mikro Non-Bank dengan legalitas badan

hukum koperasi, maka dalam penilaian kesehatan mengacu pada

peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesi No: 14/Per/MKKM/XII/2009 tentang pedoman

penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan unit Simpan Pinjam

Koperasi.

Menurut Peraturan Menteri tersebut, penilaian kesehatan LKM

(Koprasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koprasi) bertujuan

untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi,

dan masyarakat agar KSP dan USP koperasi dapat melakukan kegiatan

(45)

dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan. Untuk dapat menjalankan

fungsinya dengan baik, terdapat beberapa aspek untuk penilaian secara

umum yaitu ditinjau dari rasio keuangan dari koperasi tersebut.

Setiap aspek tersebut dilakukan pembobotan penilaian sehingga

didapatkan predikat tingkat kesehatan LKM (KSP dan USP Koperasi)

yang dibagi dalam lima golongan (Parahita, Anggraini Naya dan

Ghozali Khakim, 2011:3) yaitu:

a. Sehat dengan skor antara 81 sampai dengan 100,

b. Cukup sehat dengan skor antara 61 sampai dengan 80,

c. Kurang sehat dengan skor antar 41 sampai dengan 60

d. Tidak sehat dengan skor antara 21 sampai dengan 40, atau

e. Sangat tidak sehat dengan skor antara 0 sampai dengan 20

Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakuakan oleh

pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Kopersi yang diangkat oleh

mentri dan bertugas pada instansi yang membidangi koperasi di

tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Pada credit union, pejabat

penilai tersebut adalah koperasi sekunder yaitu koprasi yang

membawahi koperasi-koperasi primer, koperasi sekunder tersebut

adalah Inkopdit (induk koperasi kredit) ataupun ditingkat provinsi

yaitu Puskopdit (pusat koperasi kredit).

Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan lembaga keuangan,

terdapat beberapa metode yang dapat digunaka yaitu CAMEL,Balance

(46)

keuangan mikro khususnya yang berbadan hukum koperasi

berdasarkan rasio keuangan, LKM tersebut memilki laporan keuangan

yang berbeda dengan usaha lainnya. Sehingga dibutuhkan penilaian

yang dapat mengevaluasi struktur keuangan neraca dan juga

mempertimbangkan tingkat pertumbuhan, karena pada dasarnya

koperasi menginginkan pertumbuhan anggota. Pada credit union,

modal bukan faktor penentu utama melainkan justru faktor

perlindungan terhadap asset dan pertumbuhan dari lembaga yang lebih

diutamakan.

Di Indonesia koperasi kredit menggunakan metode PEARLS yang

diterapkan oleh WOCCU (World Council of Credit Union) untuk

menganalisis tingkat kesehatan credit union di seluruh dunia.

Penilaian tingkat kesehatan pada Koperasi sangat bermanfaat untuk

memeberikan gambaran mengenai kondisi aktual Koperasi itu sendiri

kepada pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi nasabah dan

pengelola. (Manulu Sahala, Octavianus Rony dan Sulistyani,

2014:4-6)

Oleh karena itu, penilaian tingkat kinerja keuangan credit union

cocok mengguankan metode PEARLS yang diciptakan bukan hanya

sebagai alat pengawas namun juga sebagai alat manajemen. (Parahita,

(47)

E. Sistem PEARLS

1. Pengertian sistem PEARLS

Menurut Richardson (2011:166) PEARLSadalah suatu sistem

monitoring kinerja keuangan yang dirancang guna memandu

manajemen credit union dalam mengelola keuangannya dan digunakan

untuk menilai tingkat kesehatan yang dikembangkan oleh

WOCCU(World Council of Credit Union). PEARLS singkatan dari:

protection (perlindungan), effective financial structure (struktur

keuangan yang efektif), asset quality (kualitas aset), rates of return

and cost (tingkat pendapatan dan biaya), liqudity (likuiditas), signs of

growth (tanda-tanda pertumbuhan).

Ada 4 kegunaan PEARLS(Parahita, Anggraini Naya dan Ghozali

Khakim, 2011:3) yaitu :

a. Sebagai alat untuk memantau Credit union

Kekuatan dan kelemahan credit union dapat segera diketahui

dengan menggunakan PEARLS, dengan demikian PEARLS

dapat digunakan sebagai suatu peringatan dini.

b. Menstandarkan Rasio dan Rumus

Dengan rasio dan standar rasio maka dapat mengurangi

perbedaan persepsi di kalangan aktivis credit union. Adanya

kesepahaman dalam mengukur tingkat kesehatan credit union.

(48)

Dengan menggunakan PEARLS, maka ketika melakukan

ranking tidak terjadi banyak salah paham. Perankingan dapat

dilakukan secara objektif karena dalam PEARLS tidak ada

indikator kualitatif dan subjektif.

d. Sebagai alat pengawasan.

Sistem PEARLS menyediakan kerangka sistem pengawasan

suatu credit union, dengan melakukan analisi rasio semua area

kunci PEARLS secara bulanan atau kuartalan, maka

pengawasan dapat menyimpulkan tingkat kesehatan suatu

credit union. Jika ditemukan kesalahan maka pengawas dengan

mudah dapat melakukan perbaikan.

2. Komponen dan rumus dalam sistem PEARLS

Dalam sistem PEARLS terdapat enam komponen penting penilaian

kinerja credit union, yaitu: protection (perlindungan),effective

financial structure (struktur keuangan yang efektif), asset quality

(kualitas aset), rates of return and cost (tingkat pendapatan dan biaya),

liqudity (likuiditas), signs of growth (tanda-tanda pertumbuhan) dan

terdapat pula bobot pemberian penilaian pada masing-masing

indikator. Pemberian bobot nilai pada masing-masing indikator akan

membantu dalam menunjukan koperasi kredit yang unggul pada

masing-masing variabel PEARLS. Keunggulan koperasi kredit pada

(49)

perbaikan kinerja keuangan koperasi kredit lainnya. (Manulu Suhala,

Octavianus Rony dan Sulistyani Ninik, 2014:4)

Secara keseluruhan terdapat 44 indikator dari sistem PEARLS,

namun yang diterapkan di Asia hanya13 indikator setelah diseleksi

secara seksama oleh tim dari ACCU yang disesuaikan dengan konteks

Asia. Ke 13 indikator PEARLS yang ditepakan oleh credit union di

Asia adalah sebagai berikut: (Munaldus, Yuspita dan Herlina

2011:166):

a. Protection (P)

Mutlak bagi credit union agar melindungi secara

sungguh-sungguh aset-asetnya. Perlindungan diukur dengan: 1)

membandingkan antara total penyisihan dana cadangan untuk

menutup kerugian atas piutang lalai; dan 2) membandingkan antara

total penyisishan terhadap total kerugian terhadap total kerugian

investasi bebas (non-regulated investement). Penyisihan dana ini

biasa disebut dana cadangan risiko yang dialokasikan secara

tahunan dan provisi kredit lalai yang dialokasikan setiap bulan.

Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika

credit union mampu menyisihkan dana cadangan risiko dan provisi

kredit lalai sama besarnya dengan total piutang lalai atas 12 bulan

dan ditambah dengan tersedia dana cadangan risiko dan provisi

(50)

bulan. Yang di maksud dengan piutang adalah pinjaman yang

sedang beredar ditangan peminjam.

Pada kenyataan. Sebagaian besar credit uniom tidak mampu

mengenal kerugian karena kredit lalai ini, apalagi melakukan

Charge-offatasnya. Tanpa melakukan Charge-off atas kredit macet

yang sudah tidak memberikan pendapatan merupakan tindakan

penyelewengan terhadap prinsip-prinsip safety dan soundness.

SHU bersih yang dilaporkan sesungguhnya tidak rill (overstated),

nilai aset terinflasi (inflated), provisi kredit lalai tidak memadai,

dan simpanan para anggota tidak terlindungi.

Rumus dari Protection (P) :

Indikator ini mengukur kecukupan dana cadangan risiko dan

provisi kredit lalai.

1) Ketersediaan dana cadangan resiko dan provisi pinjaman lalai/

total pinjaman macet > 12 bulan (P1)

Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan

provisi pinjaman lalai yang digunakan untuk menutup total

pinjaman macet > 12 bulan.

Rumus : P1 x 100%

Goal : 100% (ideal jika a = b)

Sasaran : Dana cadangan risiko dapat menutup 100% total

pinjaman lalai. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai

(51)

Keterangan :

a. = Dana cadangan risiko + provisi pinjaman lalai (lihat di

pasiva)

b. = Total pinajamn lalai > 12 bulan

2) Ketersediaan dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai

bersih atau total pinjaman lalai 1-12 bulan (P2)

Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan

provisi pinjaman lalai bersih (di luar dana cadangan risiko

untuk P1) untuk melindungi pinjaman lalai 1-12 bulan.

Rumus :

Goal : 35% (a > b)

Sasaran : Dana cadangan risiko yang tersisa (setelah

dikurangkan untuk menutupi pinjaman lalai diatas 12 bulan)

dapat menutupi 35% dari total pinjaman lalai dari 1 hingga 12

bulan. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai hingga

12 bulan dijamin oleh dana cadangan risiko minimal sebesar

0,35 rupiah.

Keterangan :

a. = Total dana cadangan risiko dan provisi diluar untuki P1

b. = Total pinjaman lalai 1 – 12 bulan

b. Effective financial structure (E)

Merupaka faktor penting dalam menetukan potensi

(52)

keuangan menyeluruh. E ini mengukur aset, labilitas (utang) dan

modal. E juga menunjukan apakah struktur keuangannya ideal

(sehat) atau tidak.

1) Aset

(a) 95% aset produktif terdiri atas piutang (pinjaman beredar),

yaitu berkisar pada rentangan 70%-80% dari total aset; dan

investasi likuid (tersedianya dana segar), yang berkisar

pada rentangan 10%-20% dari total aset.

(b) 5% aset-aset yang tidak produktif terutama berupa aset-aset

tetap (seperti tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar

dimuka dll).

Credit union didorong untuk memaksimalkan aset-aset

produktif sebagai cara untuk memperoleh pendapatan yang

memadai. pinjaman beredar atau piutang biasa disebut

portofolio pinjaman (loan portofolio). Karena portofolio

pinjaman adalah aset credit union yang paling

menguntungkan, maka WOCCU merekomendasikan agar

selalu berada pada 70%-80% dari total aset.

Jika portofolio pinjam dibawah 70% dari total aset,

maka investasi likuid akan tinggi. Kondisi ini tidak

diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti

bunga tabungan di bank tidak sebesar pendapatan dari

(53)

portofolio pinjaman diatas 80%, maka credit union tidak

likuid, karena kekurangan dana segar untuk keperluan

penarikan simpanan, pencairan kredit, atau keperluan

lainnya. Situasi yang seperti ini juga akan membahayakan

credit union.

Aset tidak produktif atau yang disebut dengan aset-aset

tidak menghasilkan tidak boleh diatas 5% dari total aset

credit union. Sekali credit union berbelanja aset-aset tetap

(misal membeli tanah, membangun kantor, atau membeli

kendaraan), tidak mudah menjual aset tersebut untuk

mendapatkan dana segar.

2) Liabilitas (L)

(a) 70-80% dari total utang

Untuk mengetahui aset credit union, bisa dilihat

dikolom aktiva pada laporan keuangancredit union.

Sedangkan untuk mengetahui liabilitas (utang) pada

kolom pasiva. Rasio simpanan non-saham yang ideal

berkisar pada 70-80% dari total aset credit union. Jika

keadaan ideal ini dapat dicapai maka menunjukan

bahwa credit union sudah mampu mengembangkan

program pemasaran secara efektif. Rasio ini juga

menjukan bahwa semangat anggota menabung di credit

(54)

(b) Modal

1. Modal saham (simapanan pokok + simpanan

wajib) yang dianggap ideal apabila berada pada

10-20% dari total aset.

2. Modal lembaga (dana cadangan umum, dana

cadangan risiko, donasi, SHU tak terbagi, dan SHU

tahun berjalan yang dialokasikan untuk dana

cadangan) yang dianggap ideal apabila berada

minimal 10% dari total aset.

Dengan sistem permodalan yang baru, saham-saham

anggota tidak lagi utama dan diganti dengan modal

lembaga. Jadi konsentrasi creditunion adalah membangun

modal lembaga. Modal lembaga menjadi ukuran ketahanan

credit union terhadap goncangan. Ketersediaan modal

lembaga yang memadai (minimal 10% dari modal aset)

bertujuan:

1. Untuk mendanai (berfungsi sebagai pengganti)

aset-aset yang tidak menghasilkan (tanah, gedung,

perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas).

Jika modal lembaga tidak memadai, maka untuk

mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan

terpaksa mengambil dari simpanan anggota. Padahal

(55)

bulan harus diberi balas jasa. Contoh, jika rasio

modal lembaga 3%, sedangkan rasio aset-aset yang

tidak menghasilkan 5%, itu atinya ada selisih

sebesar 2%. Kekurangan 2% ini pasti diambil dari

simpanan anggota.

2. Meningkatkan pendapatan

Modal lembaga bermanfaat dalam meningkatkan

pendapatan karena tidak diberikan balas jasa. Modal

lembaga ini sesungguhnya juga diputar, setidaknya

dalam bentuk investasi likuid. Investasi likuid

artinya uang credit union yang disimpan atau

diinvestasikan di lembaga keuangan lain.

Memahami arus kas sangat penting untuk

memahami konsep ini,

3. Menutup berbagai kerugian

Sebagai upaya akhir, modal lembaga digunakan

untuk menutup berbagai kerugian kredit dan /

kerugian operasional. Di banyak negara ada

ketentuan yang mengatur bahwa penggunaan modal

lembaga untuk menutup kerugian kredit harus

mendapat persetujuan rapat anggota. Namun hal

demikian jangan sampai terlalu sering karena

(56)

Rumus Effective Financial Structure (E):

Indikator ini mengukur perbandingan komposisi dari

nomor-nomor perkiraan yang paling penting pada neraca keuangan.

Struktur keuangan yang efektif perlu untuk mencapai tingkat aman

(safety), kesehatan (soundness), dan keuntungan (profitability),

sementara pada saat yang sama credit union mempromosikan diri

agar mampu mencapai pertumbuhan nyata yang agresif.

Aset-aset yang menghasilkan :

a. Rasio piutang yang beredar (E1)

Tujuan : mengukur presentase piutang pada total aktiva.

Rumus : E1 %

Keterangan: a = Total pinjaman yang beredar (piutang)

b = Dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai

c = Total aset

Goal :70-80%

Sasaran : antara 70% hingga 80% aktiva diinvestasikan

dalam portofolio pinjaman. Ini berarti setiap satu rupiah total

aktiva terdapat 0,70 hingga 0,80 rupiah total piutang beredar.

Liabilities (Utang):

b. Rasio simpanan non-saham (E5)

Tujuan : mengukur presentase total aktiva yang didanai

dengan simpanan non-saham.

(57)

Keterangan: a = Total simpanan non-saham

b = Total aset

Goal :70-80%.

Sasaran : antara 70% hingga 80% total aktiva didanai dari

simpanan non saham. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva

didanai oleh 0,70 hingga 0,80 rupiah simpanan non saham.

c. Rasio pinjaman dari luar (E6)

Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai

dengan pinjaman dari luar (hutang dengan instasi lain diluar

credit union)

Rumus : E6 %

Keterangan: a = Total kewajiban pinjaman jangka pendek

b = Total kewajiban pinjaman jangka panjang

c = Total aset

Goal : maksimum 5%

Sasaran : maksimum 5% total aktiva didanai dari pinjaman

luar. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva didanai dari

maksimal 0,05 rupiah pinjaman luar.

Modal :

d. Rasio modal lembaga (E9)

Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai

dengan modal lembaga (dana cadangan, dana risiko, hibah, SHU

(58)

Rumus : E8

Keterangan: a = Modal lembaga

b = Dana cadangan risiko

c = Total pinjaman lalai diatas 12 bulan

d = Total pinjaman lalai 1-12 bulan

e = Aset-aset yang bermasalah

f = Total aset

Goal : sama dengan E8 (≥10%)

Sasaran : maksimum 10% total aktiva didanai oleh modal

lembaga. Ini artinya satu rupiah total aktiva didanai maksimal

0,1 rupiah modal lembaga.

c. Asset Quality (A)

Aset-aset yang tidak produktif adalah aset yang tidak

meningkatkan pendapatan. Apabila rasionya di atas 5% dari

total aset, maka dampak negatifnya akan sangat dirasakan.

PEARLS digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari

aset-aset yang tidak menghasilkan ini, berupa:

1) Rasio kelalaian pinjaman

Rasio kelalaian pinjaman merupakan ukuran penting untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan credit union. Jika rasio

kelalaian pinjaman tinggi (di atas 5% dari total piutang), rasio

ini akan berpengaruh pada indikator-indikator lainnya.

(59)

maka untuk menanggulanginya harus memperbaiki kualitas

pelayanan pinjaman.

2) Presentase aset yang tidak menghasilkan

Makin tinggi rasio aset-aset yang tidak menghasilkan, makin

sulit credit union untuk meningkatkan pendapatannya karena

aset-aset yang sudah berubah bentuk menjadi tanah, gedung,

kendaraan, perlengkapan idealnya rasio aset-aset yang tidak

menghasilkan paling tinggi 5% dari total aset credit union.

Rasio aset-aset yang tidak menghasilkan ini akan turun

apabila banyak anggota baru yang menabung.

3) Mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan

WOCCU menuntut agar 100% dari aset-aset yang tidak

menghasilkan atau aset-aset tetap didanai dari modal

lembaga.

Rumus Asset quality (A) :

Indikator A mengukur presentase aset-aset yang tidak

menghasilkan berdampak negatif terhadap perolehan keuntungan

dan solvency (ketahanan). E terdiri atas pinjaman lalai

(delinquency), aset-aset yang tidak menghasilkan dan pendananaan

aset-aset yang tidak menghasilkan.

1) Total pinjaman lalai/ Total piutang (A1)

Tujuan: mengukur presentase total pinjaman lalai di portofolio

(60)

bukan menggunakan akumulasi angsuran pokok yang

tertunggak.

Hitungan :

A = total saldo pinjaman lalai yang dicatat di

Gambar

Gambar II.1: Kerangka Konseptual Pemikiran
Tabel III.1 : Format Tabel Penilaian Kinerja Keuangan.
Tabel V.I.1 :Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan
Gambar V.I.1 :Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih
+7

Referensi

Dokumen terkait

didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan

a) Memberikan kontibusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui usaha-usaha pribadinya. b) Mengambil bagian dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan keuangan Credit Union Dharma Bakti diukur dari metode PEARLS sebagai berikut: (1) Protection menunjukkan hasil

Kesempatan berusaha anggota mengalami peningkatan sesudah menggunakan kredit; (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pendapatan anggota sebelum dan sesudah

Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Credit Union LANTANG TIPO selama 3 (tiga) tahun, ditinjau dari aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen (profesi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan akhir) produk tabungan CU Lantang Tipo TP Masdapala Ngabang,

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai persentase pencapaian kinerja keuangan pada PT Pos Indonesia (Persero) periode 2014-2018 menunjukan nilai fluktuatif, artinya

Berdasarkan perhitungan TABEL : 10 current ratio dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukan bahwa selalu terjadi penurunan persentase di tahun 2010 -2013, hal ini disebabkan