xxvi ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN CREDIT UNION
Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat
Damiana
Universitas Santa Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari tiga buah credit union yaitu credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang yang ditinjau dari tujuh aspek yaitu Protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity dan Sign of growth.
Penelitian ini dilakukan di credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang pada bulan April 2015. Data yang digunakan adalah data kinerja keuangan credit union yang berasal dari laporan keuangan. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab analisis ini yaitu menggunakan sistem PEARLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa credit union Lantang Tipo dan credit union Bima kurang sehat, sedangkan credit union Keling Kumang sehat.
xxvii ABSTRACT
ANALISIS OF THE FINANCIAL SOUNDNESS OF CREDIT UNION
A Case Study at Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang, West Kalimantan
Damiana
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
The objective of the research was to identify the performance of the Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang based on: protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity and Sign of growth.
The research was carried out at Credit Union on April 2015. The data analyzed came from financial report, which was applied was the financial performance of the Credit Union which was stemmed from its financial report. The data collection technique were interview, documentation and accompanied by necessary library study, where as the data analysis technique to answer the problem was PEARLS system.
The result of the research indicates that the financial performance of Credit Union Lantang Tipo and Credit Union Bima are not good (unhealthy) while Credit Union Keling Kumang is good (healthy).
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION
Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit
Union
Keling Kumang di Kalimantan Barat
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Damiana
NIM: 112214069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION
Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit Union
Keling Kumang di Kalimantan Barat
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Damiana
NIM: 112214069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Jangan Takut Sebab Aku Ini Menyertai Engkau”
(# Yesaya 43:5a)
“Barangsiapa Ingin Mutiara Harus Berani Terjun Dilautan Yang Dalam”
(#-Ir. Soekarno)
“Ketika Usahamu dinilai Tidak Penting, Maka Saat itulah Kamu Sedang Belajar
Tentang Keikhlasan”
(#-Dahlan Iskan-)
Persembahan:
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURASAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION
Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 27)
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Damiana
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Damiana
NIM : 112214069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit UnionBima dan Credit Union
Keling Kumang di Kalimanatan Barat
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepadsa Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atrau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
kepada saya meupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang
mahakasih atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaian skripsi yang
berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Credit Union: Studi Kasus Pada Credit
Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik tak luput dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapka terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H.Herry Maridjo, M,Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma dan sekaligus Dosem pembimbing II yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
sempurna.
3. Bapak T. Handono Eko Prabowo, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesabaran dan
kesungguhan hati
4. Mas Sugeng dan segenap pengurus credit union Lantang Tipo yang telah
memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data
viii
5. Bapak Anyap dan segenap pengurus credit union Bima yang telah
memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data
yang penulis butuhkan
6. Bapak Anyap dan segenap pengurus credit union Keling Kumang yang telah
memeberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memberikan data
yang penulis butuhkan.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Panyin dan Ibuku Yahmiati yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan, kebahagian, semangat, nasihat, dan penghidupan yang layak bagiku
selama ini. Terimakasih juga telah menjadikan ku pribadi yang baik, yang kuat
dan tegar dalam menghadapi hidup sehingga menjadikan ku dewasa dalam
menghadapi hidup ini.
9. Romo Silfanus Endi, Pr yang selalu membantu dalam proses mencari data
dan selalu memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang kepada ku.
10.Adik ku Natalisno, abangku Romo Markus Marhusen. Pr yang selalu
memberikan dukungan dan semangat serta kasih sayang kepada ku.
11.Sahabat-sahabatku (itin, gesty, novi, eva dan wulan) terimakasih atas
segalanya yang pernah kita lalui bersama, terimakasih atas kegilaan yang telah
kita lalui bersama, kekonyolan yang tidak pernah hilang dan kebahagiaan yang
kita ciptakan sendiri, jadikan persahabatan kita abadi selamanya.
12.Teman-teman Manajemen 2011 khususnya kelas C, terimakasih untuk
kebersamaan kita selama ini, jadikan pertemanan kita sebagai kenangan yang
ix
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Penulis,
Damiana
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ……..i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ………ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
ABSTRAK ... xx
ABSTRAC ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Credit Union ... 8
B. Laporan Keuangan Credit Union ... 13
C. Analisis Laporan Keuangan Credit Union ... 15
D. Kinerja Keuangan Credit Union ... 18
E. Sistem PEARLS ... 22
F. Penelitian Terdahulu ... 47
G. Kerangka Konsep Penelitian ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
xi
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 53
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 53
D. Variabel Penelitian ... 53
E. Definisi Operasional ... 61
F. Populasi dan Sampel ... 62
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 62
H. Sumber Data ... 63
I. Teknik Pengumpulan Data ... 64
J. Teknik Analisis Data ... 64
BAB IV GAMBARAN UMUM CREDIT UNION... 68
A. Credit union Lantang Tipo ... 68
1. Sejarah credit union Lantang Tipo ... 68
2. Struktur organisasi credit union Lantang Tipo ... 72
3. Keanggotaancredit union Lantang Tipo ... 73
4. Produk Simpanan anggota credit union Lantang Tipo ... 76
5. Produk pinjaman credit union Lantang Tipo ... 77
6. Produk solidaritas credit union Lantang Tipo ... 78
B. Credit union Bima ... 78
1. Sejarah credit union Bima ... 78
2. Struktur organisasi credit union Bima ... 80
3. Keanggotaan credit union Bima ... 81
4. Produk simpanan anggota credit union Bima ... 82
5. Produk pinjaman credit union Bima ... 82
6. Produk solidaritas credit union Bima ... 82
C. Credit union Keling Kumang ... 83
1. Sejarah credit union Keling Kumang ... 83
2. Struktur organisasi credit union Keling Kumang ... 87
3. Keanggotaan credit union Keling Kumang ... 88
4. Produk simpanan anggota credit union Keling Kumang ... 89
5. Produk pinjaman credit union Keling Kumang ... 90
6. Produk solidaritas credit union Keling Kumang ... 90
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 91
A. Deskripsi Data ... 91
B. Analisis Data ... 91
C. Pembahasan ... 155
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 181
A. Kesimpulan ... 181
B. Saran ... 185
C. Keterbatasan ... 187
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
III.1 Format Tabel Penilaian Kinerja Keuangan ... 67
V.I.1 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)
Credit union Lantang Tipo ... 93
V.I.2 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)
Credit union Bima ... 94
V.I.3 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)
Credit union Keling Kumang ... 95
V.II.1 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit union
Lantang Tipo ... 97
V.II.2 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Bima ... 98
V.II.3 Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit union
Keling Kumang ... 99
V.III.1 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union
Lantang Tipo ... 101
V.III.2 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union
Bima ... 102
V.III.3 Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit union
Keling Kumang ... 103
V.IV.1 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union
Lantang Tipo ... 105
V.IV.2 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union
Bima ... 106
V.IV.3 Perhitungan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit union
xiv
V.V.1 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union
Lantang Tipo ... 109
V.V.2 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union
Bima ... 110
V.V.3 Perhitungan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit union
Keling Kumang ... 111
V.VI.1 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Lantang
Tipo ... 113
V.VI.2 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Bima ... 114
V.VI.3 Perhitungan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit union Keling
Kumang ... 115
V.VII.1 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit
union Lantang Tipo ... 116
V.VII.2 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit
union Bima ... 118
V.VII.3 Perhitungan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1) Credit
union Keling Kumang ... 119
V.VIII.1 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)
Credit union Lantang Tipo ... 121
V.VIII.2 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)
Credit union Bima ... 122
V.VIII.3 Perhitungan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total Aset (A2)
Credit union Keling Kumang ... 123
V.IX.1 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan
Saham (R7) Credit union Lantang Tipo ... 125
V.IX.2 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan
Saham (R7) Credit union Bima ... 126
V.IX.3 Perhitungan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata Simpanan
Saham (R7) Credit union Keling Kumang ... 127
V.X.1 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit
xv
V.X.2 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit
union Bima ... 130
V.X.3 Perhitungan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9) Credit union Keling Kumang ... 131
V.XI.1 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Lantang Tipo ... 133
V.XI.2 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Bima ... 134
V.XI.3 Perhitungan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan (L1) Credit union Keling Kumang ... 135
V.XII.1 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Lantang Tipo ... 137
V.XII.2 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Bima ... 138
V.XII.3 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10) Credit union Keling Kumang ... 139
V.XIV.1 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Lantang Tipo ... 141
V.XIV.2 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Bima ... 142
V.XIV.3 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S10) Credit union Keling Kumang ... 143
V.XV.1 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2010 ... 145
V.XV.2 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2011 ... 147
V.XV.3 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2012 ... 149
X.XV.4 Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2013 ... 151
xvi DAFTAR GAMBAR
Tabel Judul Halaman
II.1 Kerangka Konseptual Pemikiran... 48
V.I.1 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan
(P1) Credit union Lantang Tipo ... 93
V.I.2 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko
Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)
Credit union Bima ... 95
V.I.3 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risisko
Terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih Dari 12 Bulan (P1)
Credit union Keling Kumang ... 96
V.I.4 Grafik Gabungan Keseluruhan P1 Untuk ketiga Credit union ... 96
V.II.1 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit
union Lantang Tipo ... 98
V.II.2 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit
union Bima ... 99
V.II.3 Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) Credit
union Keling Kumang ... 100
V.II.4 Grafik Gabungan Keseluruhan P2 untuk ketiga Credit union ... 100
V.III.1 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit
union Lantang Tipo ... 102
V.III.2 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit
union Bima ... 103
V.III.3 Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar (E1) Credit
union Keling Kumang ... 104
V.III.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E1 untuk ketiga Credit union ... 104
V.IV.1 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit
xvii
V.IV.2 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit
union Bima ... 107
V.IV.3 Grafik Perkembangan Rasio Simpanan non-saham (E5) Credit
union Keling Kumang ... 108
V.IV.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E5 untuk ketiga Credit union ... 108
V.V.1 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit
union Lantang Tipo ... 110
V.V.2 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit
union Bima ... 111
V.V.3 Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar (E6) Credit
union Keling Kumang ... 112
V.V.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E6 untuk ketiga Credit union ... 112
V.VI.1 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit
union Lantang Tipo ... 114
V.VI.2 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit
union Bima ... 115
V.VI.3 Grafik Perkembangan Rasio Modal Lembaga (E9) Credit
union Keling Kumang ... 116
V.VI.4 Grafik Gabungan Keseluruhan E9 untuk ketiga Credit union ... 116
V.VII.1 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang
(A1) Credit union Lantang Tipo ... 118
V.VII.2 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang
(A1) Credit union Bima ... 119
V.VII.3 Grafik Perkembangan Total Pinjaman Lalai/Total Piutang (A1)
Credit union Keling Kumang ... 120
V.VII.4 Grafik Gabungan Keseluruhan A1 untuk ketiga Credit union ... 120
V.VIII.1 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total
Aset (A2) Credit union Lantang Tipo ... 122
V.VIII.2 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total
Aset (A2) Credit union Bima ... 123
V.VIII.3 Grafik Perkembangan Aset-aset Tidak Menghasilkan/Total
Aset (A2) Credit union Keling Kumang ... 124
xviii
V.IX.1 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata
Simpanan Saham (R7) Credit union Lantang Tipo... 126
V.IX.2 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata
Simpanan Saham (R7) Credit union Bima ... 127
V.IX.3 Grafik Perkembangan Simpanan Saham Anggota /Rata-rata
Simpanan Saham (R7) Credit union Keling Kumang... 128
V.IX.4 Grafik Gabungan Keseluruhan R7 untuk ketiga Credit union ... 128
V.X.1 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)
Credit union Lantang Tipo ... 130
V.X.2 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)
Credit union Bima ... `131
V.X.3 Grafik Perkembangan Biaya Operasional /Rata-rata Aset (R9)
Credit union Keling Kumang ... 132
V.X.4 Grafik Gabungan Keseluruhan R9 untuk ketiga Credit union ... 132
V.XI.1 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap
Simpanan (L1) Credit union Lantang Tipo ... 134
V.XI.2 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap
Simpanan (L1) Credit union Bima ... 135
V.XI.3 Grafik Perkembangan Biaya Rasio Likuiditas Terhadap
Simpanan (L1) Credit union Keling Kumang ... 136
V.XI.4 Grafik Gabungan Keseluruhan L1 untuk ketiga Credit union ... 136
V.XII.1 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)
Credit union Lantang Tipo ... 138
V.XII.2 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)
Credit union Bima ... 139
V.XII.3 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Anggota (S10)
Credit union Keling Kumang ... 140
V.XII.4 Grafik Gabungan Keseluruhan S10 untuk ketiga Credit union ... 140
V.XIV.1 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)
Credit union Lantang Tipo ... 142
V.XIV.2 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)
xix
V.XIV.3 Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan Total Aset (S11)
Credit union Keling Kumang ... 144
V.XIV.4 Grafik Gabungan Keseluruhan S11 untuk ketiga Credit union ... 144
X.XV.1 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2010 ... 146
X.XV.2 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2011 ... 148
X.XV.3 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2012 ... 150
X.XV.4 Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahnu 2013 ... 152
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran Halaman
1 Surat Ijin Penelitian ... 191
2 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 194
3 Data Keuangan Credit Union Lantang Tipo ... 196
4 Data Keuangan Credit Union Bima ... 200
xxi ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN CREDIT UNION
Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat
Damiana
Universitas Santa Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari tiga buah credit union yaitu credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang yang ditinjau dari tujuh aspek yaitu Protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity dan Sign of growth.
Penelitian ini dilakukan di credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang pada bulan April 2015. Data yang digunakan adalah data kinerja keuangan credit union yang berasal dari laporan keuangan. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab analisis ini yaitu menggunakan sistem PEARLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa credit union Lantang Tipo dan credit union Bima kurang sehat, sedangkan credit union Keling Kumang sehat.
xxii ABSTRACT
ANALISIS OF THE FINANCIAL SOUNDNESS OF CREDIT UNION
A Case Study at Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang, West Kalimantan
Damiana
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
The objective of the research was to identify the performance of the Credit Union Lantang Tipo, Credit Union Bima and Credit Union Keling Kumang based on: protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates of return and costs, Liquidity and Sign of growth.
The research was carried out at Credit Union on April 2015. The data analyzed came from financial report, which was applied was the financial performance of the Credit Union which was stemmed from its financial report. The data collection technique were interview, documentation and accompanied by necessary library study, where as the data analysis technique to answer the problem was PEARLS system.
The result of the research indicates that the financial performance of Credit Union Lantang Tipo and Credit Union Bima are not good (unhealthy) while Credit Union Keling Kumang is good (healthy).
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
David C. Richardson, Executive Manager, Word Council of Credit
Union (WOCCU), seorang pengarang PEARLS (2011:20) mengatakan
bahwa belajar dari pengalaman krisis keuangan global yang terjadi pada
waktu yang lalu bahkan masih terasa sampai saat ini, agar terhindar dari
krisis credit union harus fokus pada penguatan dua hal yaitu keberlanjutan
ekonomi dan keberlanjutan sosial.Credit union bertanggung jawab
membangun keberlanjutan ini. Apabila credit union tidak aman dan tidak
sehat, maka citra credit union akan buruk dan ini akan membahayakan
credit union. Tidak ada orang yang percaya kepada credit union yang tidak
sehat dan tidak aman.
Penilaian tingkat kesehatan credit union merupakan salah satu cara
manajemen agar dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan
perkembangan sebuah credit union. Tahap-tahap perkembangan credit
union melalui empat tahap yaitu tahap promotion (promosi), tahap
development (pengembangan), tahap consolidation (consolidation) dan
tahap expansion (ekpansi). Sedangkan tahap perkembangan credit union
ada tiga yaitu nascent (kelahiran), transition (transisi) dan mature
(kedewasaan).
Sama halnya dengan sebuah perusahaan,credit union (CU) juga
keuangan agar manajemen pihak credit union dapat melaksanakan tugas
dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan
(not- for- profit) yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang
berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti wilayah
tempat tinggal, profesi, tempat kerja dan lain-lain. Credit union
dioperasikan secara demokratis oleh para anggotanya dan diurus oleh para
pengurus dan pengawas yang melayani anggota secara sukarela. Para
pengurus yang melayani anggota secara sukarela ini dipilih oleh anggota
pada rapat anggota. Tujuan utama credit union adalah melayani para
anggota agar permasalahan dan kebutuhan keuangan mereka teratasi.
Pengeloalaan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan
oleh para pengurus credit union. Beberapa sistem penilaian yang telah
banyak dikenal dan digunakan diindonesia yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan yaitu CAMEL, balance scorecard, dan analisis
reabilitas, solvabilitas dan rentabilitas, namun sistem-sistem penilaian
tersebut dinilai kurang mampu mengukur kinerja keuangan secara
menyueluruh menurut WOCCU (World Council of Credit Union) sehingga
dikembangkanlah sebuah sistem penilaian kinerja keuangan yang lebih
sesuai untuk credit union yaitu PEARLS.
PEARLS adalah sistem penilaian kinerja keuangan yang
dikembangkan oleh WOCCU dan dianggap sebagai sistem penilaian
union. PEARLS yang merupakan singkatan dari protection, effective
financial structure, asset quality,rates of return and costs, liquidity and
signs of growth yang berisi sekumpulan rasio yang dapat menggambarkan
keadaan atau kondisi kinerja keuangan sebuah credit union.
Penelitian ini dilakukan di tiga buah credit union yang berada di
Kabupaten Sintang, Kalimantan barat. Ketiga credit union ini antara lain
credit union Lantang Tipo yang beralamat di JL. Pancasila No.04 Pusat
Damai, Sanggau, Kalimantan Barat, credit unionBima yang beralamat di
JL. Sparman No.07 Sintang, Kalimantan Barat dan credit union Keling
Kumang yang beralamat di JL. Sekadau-Sintang Km.27 Sekadau,
Kalimantan Barat. Penulis tertarik mengadakan penelitian ditempat ini
karena penulis ingin mengetahui tingkat kesehatan ketiga credit union
tersebut, sehingga ketiga credit union ini dapat menjaga dan
meningkatakan kesehatannya agar dapat bersaing dengan credit union
yang lainnya dan dapat terus bertahan dan semakin berkembang.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kesehatan dari credit union Lantang Tipo, credit
unionBima dan credit union Keling Kumang. Judul penelitian yang
dirumuskan adalah sebagai berikut “ANALISIS TINGKAT
KESEHATAN KEUANGAN CREDIT UNION” Studi Kasus Pada Credit Union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimana tingkat kesehatan
credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit union Keling
Kumang berdasarkan kinerja keuangannya” ?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan hanya pada
tingkat kesehatan credit union menggunakan analisis PEARLS yang
meliputi aspek protection, effective financial structure, asset quality,rates
of return and costs, liquidity and signs of growth, sehingga dari penelitian
ini dapat diketahui kondisi kesehatan dari credit union yang akan diteliti.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan
keuangan dari credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit
union Keling Kumang dan membantu memberikan rekomendasi yang
tepat dan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapai credit
union tersebut.
E. Manfaat Penelitian
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak
1. Bagi credit union Lantang Tipo, credit unionBima dan credit union
Keling Kumang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman dalam
meningkatkan kesehatan credit union di tahun selanjutnya dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi manajer credit union untuk
mengetahui perkembangan dan mengevaluasi kesehatan credit union
sehingga dapat terus bertahan serta bersaing dengan credit union yang
lainnya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Universitas Sanata
Dharma untuk membangun relasi dengan lembaga non Bank seperti
credit union.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana berlatih dan sebagai
sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan serta sebagai sarana dalam mempermudah bagi penulis
untuk diterima bekerja di credit union
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab II: Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian
yang digunakan sebagai dasar pembahasan maslah, penelitian
terdahulu dan kerangka konseptual penelitian.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian , subjek dan objek
penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variable penelitian,
definiso operasional, populasi dan sampel, sumber data, teknik
pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV: Gambaran umum credit union Lantang Tipo, credit union Bima
dan credit union Keling Kumang
Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat , struktur
organisasi, keanggotaan, produk simpanan anggota, produk
pinjaman dan produk sosial.
Bab V: Analisis data dan pembahasan
Bab ini menguraikan hail analisis data dan pembahasan
kinereja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union
Bima dan credit union Keling Kumang ditinjau dari
kompenen Protection, Effective financial structure, Asset
quality, rates of return and costs, Liquidity dan Sign of
growth menurut sistem PEARLS Pada tahun 2010 sampai
Bab VI: Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan kesimpulan hasil analisis yang dianggap
penting dan berguna bagi credit union Lantang Tipo, credit
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Credit Union
1. Pengertian Credit union
Menurut WOCCU (World Council of Credits Union), credit union
sebagai “not-for-profit cooperative institutions” (lembaga koperasi
yang bukan untuk tujuan mencari keuntungan).
Menurut credit union Sentral of Indonesia (2010:14). credit union
adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu
ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka
sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara
sesama mereka dengan Bungan yang layak serta untuk tujuan produktif
dan kesejahteraan.
Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari
keuntungan yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang
berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti wilayah
tempat tinggal, profesi, tempat kerja dan lain-lain. Credit union
dioperasikan secara demokratis oleh para anggotanya dan diurus oleh
para pengurus dengan pengawas yang melayani anggota secara
sukarela (voluntarily). Para pengurus dan pengawas yang melayani
anggota secara sukarela ini dipilih dari dan oleh anggota pada suatu
Credit union adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak
dibidang simpan pinjam yang memilikidan dikelola oleh anggotanya
dan yang bertujuanuntuk mensejahterakan anggotanya sendiri.(Ayub
Brombo, Asrori dan Donatianus, 2014:2)
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Credit union
Credit union mempunyai tiga tujuan yakni:
a. Membimbing dan mengembangkan sikap hemat diantara para
anggotanya, sehingga efisien dan efektifitas usaha tercapai.
b. Memberikan pinjaman layak, tepat, cepat dan terarah.
c. Mendidik anggota dalam mengguanakan uang secara bijaksana.
Fungsi dan Peran credit union : (Carollina Monica dan Sutarta Edi,
2013:4)
a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan
ekonomianggota credit union pada khususnya dan masyarakat pada
khususnya danmasyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupanmanusia masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai
usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial.
3. Prinsip – prinsip Credit union
Menurut WOCCU (World Council of Credit Unions) ada beberapa
a. Keanggotan terbuka dan sukarela, bagi semua anggota tanpa
membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, aliran
politik, atau penganut agama tertentu.
b. Pengawasan secara demokratis, setiap anggota memiliki hak suara
yang sama (satu anggota satu suara) dan berpartisipasi secara aktif
dalam membuat keputusan dan kebijakan. Wakil-wakil anggota
yang terpilih harus melaksanakan tugas dengan integritas yang
tinggi dan bertanggung jawab kepada anggota yang mereka layani.
c. Partisispasi ekonomi anggota, angggota berkontribusi secara adil
terhadap modal koperasi dan pegawai secara demokratis modal
koperasi tersebut. Koperasi tidak mengejar investasi yang
spekulatif demi mendapatkan keuntungan. Laba bersih dari
kegiatan koprasi yang dapat digunakan untuk pengembangan
koprasi, peningkatan pelayanan kepada anggota sesuai dengan
jumlah simpanannya.
d. Otonomi dan independen, koperasi harus otonom, menolong diri
sendiri dan dikelola oleh anggota.
e. Pendidikan, pelatihan dan investasi, koperasi memeberikan
pendidikan, pelatihan kepada para anggota, pengurus, pengawas,
komite, manajer, dan staf sesuai dengan prinsip-prinsip dan
manajemen koperasi. Dengan demikian, bisnis koperasi dipastikan
akan terus berjalan karena orang-orang yang memahami visi sosial
pembangunanya. Untuk alasan tersebut, berbagai informasi juga
diberikan kepada anggota, masyarakat umum, terutama kaum muda
tentang asal muasal manfaat koperasi.
f. Kerjasama antar koperasi, koperasi harus melayani para
anggotanya dengan efektif dan memperkuat gerakan koperasi
dengan melakukan kerjasama pada tingkat lokal, nasional, regional
dan internasional
g. Kepedulian kepada masyarakat, sementara tetap focus pada
kebutuhan anggota, koperasi bekerja demi pembangunan
masyarakat secara berkelanjutan melalui berbagai kebijakan yang
disahkan oleh rapat anggota.
4. Nilai dan pilar credit union
Menurut nilai-nilai credit union meliputi, 1) Menolong diri
sendiri; 2) Memiliki tanggung jawab pribadi; 3) Demokrasi; 4)
Persamaan; 5) Keadilan; 6) Swadaya; dan 7) Kesetiakawanan atau
Solidaritas.
Selain itucredit union mempunyai tiga pilar utama didalam
menjalankan organisasinya, antara lain:
a. Pendidikan, tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta hak
dan kewajiban sebagai anggota credit union, agar lebih bijakasana
dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha,
mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan
pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan dikontrol oleh
pendidikan.
b. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena credit union tidak sekedar
menghimpunan simpanan dan memberikan simpanan kepada
anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap
anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama dari
pada kepentingan diri sendiri dan saling melayani, hal ini secara
nyata diwujudkan anggota credit union yang menyimpan atau
menabung secara teratur, dan mengansur pinjamannya secara tertib
sehingga anggota-anggota lain juga memperolah bantuan
(pinjaman) bila anda membutuhkan. “Anda Sulit Saya Bantu, Saya
Sulit Anda Bantu”.
c. Swadaya, karena credit union sedapat mungkin membiayai diri
sendiri. Agar hal tersebut dapat terwujud para anggota harus
berusaha agar lembaganya semakin besar dan sehat. Caranya
adalah menabung ke credit union secara teratur dan
sebanyak-banyaknya serta menghindari agar tidak menabung ke lembaga
keuangan lain. Mengapa begitu? Karena credit union adalah milik
anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan lain pemiliknya
hanya sebagian orang sedangkan penabung hanya sebagai nasabah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, sumber
permodalan terdiri dari:
a. Permodalan diri sendiri, yang berasal dari: a) simpanan pokok; b)
simpanan wajib; c) dana cadangan; dan d) hibah.
b. Modal pinjaman, yang berasal dari: a) anggota; b) credit union
lainnya; c) bank dan lembaga keuangan lainnya; d) penerbit
obligasi dan surat utang lainnya; e) sumber lain yang sah.
B. Laporan Keuangan Credit Union
1. Pengertian laporan keuangan Credit union
Laporan keuangan mreupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi suatu perusahaan, di mana selanjutnya itu
akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja
suatu perusahaan. (Fahmi, 2010:152)
Laporan Keuangancredit union merupakan informasi bagi anggota
khususnya, pihak lain dan masyarakat umumnya, melalui proses
pembandingan, evaluasi dan analisasehinggadapatdiprediksi tentang
apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Laporan keuangan credit union terdiri dari lima yaitu
(Inkopdit,2010:7) :
a. Neraca, yaitu laporan yang secara sistematis tentang aktiva, hutang
b. Perhitungan sisa hasil usaha (SHU), yaitu laporan yang memuat
ikhtisar dari pendapatan dan biaya credit union dalam priode waktu
tertentu;
c. Laporan perubahan posisi keuangan;
d. Catatan atas hasil keuangan;
e. Laporan perubahan kekayaan bersih merupakan laporan keuangan
tambahan, yaitu ikhtisar perubahan kekayaan bersih credit union
yang terjadi pada priode waktu tertentu.
2. Tujuan laporan keuangan Credit union.
Menurut Sitio dan Tamba (2001:108) tujuan laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai
utama (pemilik credit union) dan pemakai lainnya (pihak eksternal,
seperti Puskopdit dan lain-lain).
Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota credit union:
b. Prestasi keuangan credit union selama satu priode;
c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam satu priode
dengan pemisah antara yang berkaitan dengan anggota dan
bukan anggota;
d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi
3. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan credit
union.
Laporan keuangan credit union hendaknya diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan yaitu (Inkopdit, 2010:5) :
a. Anggota sebagai pemilik atau pelanggan;
b. Pengurus dan pengawas;
c. Pemerintah (Depkop) dan dirjen pajak;
d. Pihak lain (Bank lembaga mitra dll);
e. Calon anggota dan masyarakat;
f. Manajer dan Karyawan;
g. Puskopdit dan Inkopdit.
C. Analisa Laporan Keuangan Credit union
1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan credit union
Analisa Laporan Keuangan credit union adalah suatu proses yang
penuh pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, tujuan
utamanya adalah untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja credit union dimasa yang akan
datang.
Analisa Laporan Keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan
teknik analisis pada laporan dan data keuangan untuk memperoleh
dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan
mengkonversi data-data menjadi informasi.
2. Fungsi Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan berfungsi sebagai :
a. Sebagai alat saringan (screening) awal dalam memilih alternatif
untuk berinvestasi
b. Sebagai alat prediksi (forecasting) mengenai kondisi dan kinerja
keuangan dimasa yang akan dating
c. Sebagai proses diagnosis terhadap masala-masalah manajemen,
operasional atau masalah lainnya (alat evaluasi manajemen)
3. Langkah-langkah Analisis Laporan Keuangan
a. Memahami latar belakang data keuangan kopdit
Pemahaman tentang bidang usaha yang dijalankan dan kebijakan
akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh credit union.
b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh
Trend (kecenderungan) credit union dalam menjalankan usaha,
perubahan teknologi, tingkat kepercayaan dan kebutuhan anggota,
perubahan posisi manajemen dan juga perubahan faktor ekonomi
secara global (faktor eksternal : tingkat bunga, tingkat inflasi)
c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan
Untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah
cukup menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai
d. Menganalisis laporan keuangan
Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat
dilakukan analisis laporan keuangan dan menginterprestasikan
hasil analisis tersebut.
4. Metode dan Teknik Analisis
a. Analisis Horizontal
Membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (priode).
Sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya,
membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda.
Metode ini disebut juga sebagai analisis dinamis, karena metode ini
bergerak dari tahun ketahun.
Teknik analisis dalam klasifikasi analisis horizontal :
(a) Analisis Trend (index)
(b) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
b. Analisis Vertikal
Menganalisis laporan keuangan pada tahun (priode) tertentu,
dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos yang lainnya
pada laporan keuangan yang sama untuk priode yang sama.
Metode ini disebut juga analisis statis, karena metode ini hanya
membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun yang sama.
Teknik analisis dalam laporan vertikal:
(a) Analisis perkomponen
1) Analisis Likuiditas
2) Analisis Solvabilitas
3) Analisis Rentabilitas
4) Analisis Aktivitas
D. Kinerja Keuangan Credit union
1. Pengertian Kinerja Keuangan Credit union.
Kinerja keuangan credit union merupakan prestasi yang dicapai
oleh suatu perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat
mencerminkan tingkat keuangan credit union.
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang
dihasilkan selama satu priode waktu. (Fahmi, 2010:2)
Kinerja CU di Indonesia didukung oleh faktor sosial budaya
terutama adat lokal. Adat lokal dipakai sebagai pertimbangan dalam
perancangan produk-produk simpan-pinjam, pernacangan mekanisme
pelayanan, dan aturan-aturan pengelolaan CU. (Kusumajati Titus
Odong, 21 mei 2012)
2. Penilaian Kinerja keuangan Credit union.
Sebagai sebuah lembaga keuangan mikro, Credit union harus
selalu dapat menjalankan fungsi-fingsinya dengan baik yaitu yang
dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat
lintas pembayaran. Hal ini diharapkan untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan. Menurut peraturan perundangan
tentang koperasi di Indonesia ada ketentuan tentang penilaian
kesehatan sebuah koperasi yang mengacu kepada Peraturan Menteri
Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman penilaian kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP)
Koperasi. Mengacu pada peraturan mentri Negara koperasi, usaha
kecil dan menengah tersebut, maka syarat sebuah credit union yang
sehat harus memenuhi indikator kesehatan yang sudah ditetapkan agar
dapat menghasilkan kinerja yang maksimal.
Lembaga keuangan Mikro Non-Bank dengan legalitas badan
hukum koperasi, maka dalam penilaian kesehatan mengacu pada
peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesi No: 14/Per/MKKM/XII/2009 tentang pedoman
penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan unit Simpan Pinjam
Koperasi.
Menurut Peraturan Menteri tersebut, penilaian kesehatan LKM
(Koprasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koprasi) bertujuan
untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi,
dan masyarakat agar KSP dan USP koperasi dapat melakukan kegiatan
dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan. Untuk dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, terdapat beberapa aspek untuk penilaian secara
umum yaitu ditinjau dari rasio keuangan dari koperasi tersebut.
Setiap aspek tersebut dilakukan pembobotan penilaian sehingga
didapatkan predikat tingkat kesehatan LKM (KSP dan USP Koperasi)
yang dibagi dalam lima golongan (Parahita, Anggraini Naya dan
Ghozali Khakim, 2011:3) yaitu:
a. Sehat dengan skor antara 81 sampai dengan 100,
b. Cukup sehat dengan skor antara 61 sampai dengan 80,
c. Kurang sehat dengan skor antar 41 sampai dengan 60
d. Tidak sehat dengan skor antara 21 sampai dengan 40, atau
e. Sangat tidak sehat dengan skor antara 0 sampai dengan 20
Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakuakan oleh
pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Kopersi yang diangkat oleh
mentri dan bertugas pada instansi yang membidangi koperasi di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Pada credit union, pejabat
penilai tersebut adalah koperasi sekunder yaitu koprasi yang
membawahi koperasi-koperasi primer, koperasi sekunder tersebut
adalah Inkopdit (induk koperasi kredit) ataupun ditingkat provinsi
yaitu Puskopdit (pusat koperasi kredit).
Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan lembaga keuangan,
terdapat beberapa metode yang dapat digunaka yaitu CAMEL,Balance
keuangan mikro khususnya yang berbadan hukum koperasi
berdasarkan rasio keuangan, LKM tersebut memilki laporan keuangan
yang berbeda dengan usaha lainnya. Sehingga dibutuhkan penilaian
yang dapat mengevaluasi struktur keuangan neraca dan juga
mempertimbangkan tingkat pertumbuhan, karena pada dasarnya
koperasi menginginkan pertumbuhan anggota. Pada credit union,
modal bukan faktor penentu utama melainkan justru faktor
perlindungan terhadap asset dan pertumbuhan dari lembaga yang lebih
diutamakan.
Di Indonesia koperasi kredit menggunakan metode PEARLS yang
diterapkan oleh WOCCU (World Council of Credit Union) untuk
menganalisis tingkat kesehatan credit union di seluruh dunia.
Penilaian tingkat kesehatan pada Koperasi sangat bermanfaat untuk
memeberikan gambaran mengenai kondisi aktual Koperasi itu sendiri
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi nasabah dan
pengelola. (Manulu Sahala, Octavianus Rony dan Sulistyani,
2014:4-6)
Oleh karena itu, penilaian tingkat kinerja keuangan credit union
cocok mengguankan metode PEARLS yang diciptakan bukan hanya
sebagai alat pengawas namun juga sebagai alat manajemen. (Parahita,
E. Sistem PEARLS
1. Pengertian sistem PEARLS
Menurut Richardson (2011:166) PEARLSadalah suatu sistem
monitoring kinerja keuangan yang dirancang guna memandu
manajemen credit union dalam mengelola keuangannya dan digunakan
untuk menilai tingkat kesehatan yang dikembangkan oleh
WOCCU(World Council of Credit Union). PEARLS singkatan dari:
protection (perlindungan), effective financial structure (struktur
keuangan yang efektif), asset quality (kualitas aset), rates of return
and cost (tingkat pendapatan dan biaya), liqudity (likuiditas), signs of
growth (tanda-tanda pertumbuhan).
Ada 4 kegunaan PEARLS(Parahita, Anggraini Naya dan Ghozali
Khakim, 2011:3) yaitu :
a. Sebagai alat untuk memantau Credit union
Kekuatan dan kelemahan credit union dapat segera diketahui
dengan menggunakan PEARLS, dengan demikian PEARLS
dapat digunakan sebagai suatu peringatan dini.
b. Menstandarkan Rasio dan Rumus
Dengan rasio dan standar rasio maka dapat mengurangi
perbedaan persepsi di kalangan aktivis credit union. Adanya
kesepahaman dalam mengukur tingkat kesehatan credit union.
Dengan menggunakan PEARLS, maka ketika melakukan
ranking tidak terjadi banyak salah paham. Perankingan dapat
dilakukan secara objektif karena dalam PEARLS tidak ada
indikator kualitatif dan subjektif.
d. Sebagai alat pengawasan.
Sistem PEARLS menyediakan kerangka sistem pengawasan
suatu credit union, dengan melakukan analisi rasio semua area
kunci PEARLS secara bulanan atau kuartalan, maka
pengawasan dapat menyimpulkan tingkat kesehatan suatu
credit union. Jika ditemukan kesalahan maka pengawas dengan
mudah dapat melakukan perbaikan.
2. Komponen dan rumus dalam sistem PEARLS
Dalam sistem PEARLS terdapat enam komponen penting penilaian
kinerja credit union, yaitu: protection (perlindungan),effective
financial structure (struktur keuangan yang efektif), asset quality
(kualitas aset), rates of return and cost (tingkat pendapatan dan biaya),
liqudity (likuiditas), signs of growth (tanda-tanda pertumbuhan) dan
terdapat pula bobot pemberian penilaian pada masing-masing
indikator. Pemberian bobot nilai pada masing-masing indikator akan
membantu dalam menunjukan koperasi kredit yang unggul pada
masing-masing variabel PEARLS. Keunggulan koperasi kredit pada
perbaikan kinerja keuangan koperasi kredit lainnya. (Manulu Suhala,
Octavianus Rony dan Sulistyani Ninik, 2014:4)
Secara keseluruhan terdapat 44 indikator dari sistem PEARLS,
namun yang diterapkan di Asia hanya13 indikator setelah diseleksi
secara seksama oleh tim dari ACCU yang disesuaikan dengan konteks
Asia. Ke 13 indikator PEARLS yang ditepakan oleh credit union di
Asia adalah sebagai berikut: (Munaldus, Yuspita dan Herlina
2011:166):
a. Protection (P)
Mutlak bagi credit union agar melindungi secara
sungguh-sungguh aset-asetnya. Perlindungan diukur dengan: 1)
membandingkan antara total penyisihan dana cadangan untuk
menutup kerugian atas piutang lalai; dan 2) membandingkan antara
total penyisishan terhadap total kerugian terhadap total kerugian
investasi bebas (non-regulated investement). Penyisihan dana ini
biasa disebut dana cadangan risiko yang dialokasikan secara
tahunan dan provisi kredit lalai yang dialokasikan setiap bulan.
Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika
credit union mampu menyisihkan dana cadangan risiko dan provisi
kredit lalai sama besarnya dengan total piutang lalai atas 12 bulan
dan ditambah dengan tersedia dana cadangan risiko dan provisi
bulan. Yang di maksud dengan piutang adalah pinjaman yang
sedang beredar ditangan peminjam.
Pada kenyataan. Sebagaian besar credit uniom tidak mampu
mengenal kerugian karena kredit lalai ini, apalagi melakukan
Charge-offatasnya. Tanpa melakukan Charge-off atas kredit macet
yang sudah tidak memberikan pendapatan merupakan tindakan
penyelewengan terhadap prinsip-prinsip safety dan soundness.
SHU bersih yang dilaporkan sesungguhnya tidak rill (overstated),
nilai aset terinflasi (inflated), provisi kredit lalai tidak memadai,
dan simpanan para anggota tidak terlindungi.
Rumus dari Protection (P) :
Indikator ini mengukur kecukupan dana cadangan risiko dan
provisi kredit lalai.
1) Ketersediaan dana cadangan resiko dan provisi pinjaman lalai/
total pinjaman macet > 12 bulan (P1)
Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan
provisi pinjaman lalai yang digunakan untuk menutup total
pinjaman macet > 12 bulan.
Rumus : P1 x 100%
Goal : 100% (ideal jika a = b)
Sasaran : Dana cadangan risiko dapat menutup 100% total
pinjaman lalai. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai
Keterangan :
a. = Dana cadangan risiko + provisi pinjaman lalai (lihat di
pasiva)
b. = Total pinajamn lalai > 12 bulan
2) Ketersediaan dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai
bersih atau total pinjaman lalai 1-12 bulan (P2)
Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan
provisi pinjaman lalai bersih (di luar dana cadangan risiko
untuk P1) untuk melindungi pinjaman lalai 1-12 bulan.
Rumus :
Goal : 35% (a > b)
Sasaran : Dana cadangan risiko yang tersisa (setelah
dikurangkan untuk menutupi pinjaman lalai diatas 12 bulan)
dapat menutupi 35% dari total pinjaman lalai dari 1 hingga 12
bulan. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai hingga
12 bulan dijamin oleh dana cadangan risiko minimal sebesar
0,35 rupiah.
Keterangan :
a. = Total dana cadangan risiko dan provisi diluar untuki P1
b. = Total pinjaman lalai 1 – 12 bulan
b. Effective financial structure (E)
Merupaka faktor penting dalam menetukan potensi
keuangan menyeluruh. E ini mengukur aset, labilitas (utang) dan
modal. E juga menunjukan apakah struktur keuangannya ideal
(sehat) atau tidak.
1) Aset
(a) 95% aset produktif terdiri atas piutang (pinjaman beredar),
yaitu berkisar pada rentangan 70%-80% dari total aset; dan
investasi likuid (tersedianya dana segar), yang berkisar
pada rentangan 10%-20% dari total aset.
(b) 5% aset-aset yang tidak produktif terutama berupa aset-aset
tetap (seperti tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar
dimuka dll).
Credit union didorong untuk memaksimalkan aset-aset
produktif sebagai cara untuk memperoleh pendapatan yang
memadai. pinjaman beredar atau piutang biasa disebut
portofolio pinjaman (loan portofolio). Karena portofolio
pinjaman adalah aset credit union yang paling
menguntungkan, maka WOCCU merekomendasikan agar
selalu berada pada 70%-80% dari total aset.
Jika portofolio pinjam dibawah 70% dari total aset,
maka investasi likuid akan tinggi. Kondisi ini tidak
diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti
bunga tabungan di bank tidak sebesar pendapatan dari
portofolio pinjaman diatas 80%, maka credit union tidak
likuid, karena kekurangan dana segar untuk keperluan
penarikan simpanan, pencairan kredit, atau keperluan
lainnya. Situasi yang seperti ini juga akan membahayakan
credit union.
Aset tidak produktif atau yang disebut dengan aset-aset
tidak menghasilkan tidak boleh diatas 5% dari total aset
credit union. Sekali credit union berbelanja aset-aset tetap
(misal membeli tanah, membangun kantor, atau membeli
kendaraan), tidak mudah menjual aset tersebut untuk
mendapatkan dana segar.
2) Liabilitas (L)
(a) 70-80% dari total utang
Untuk mengetahui aset credit union, bisa dilihat
dikolom aktiva pada laporan keuangancredit union.
Sedangkan untuk mengetahui liabilitas (utang) pada
kolom pasiva. Rasio simpanan non-saham yang ideal
berkisar pada 70-80% dari total aset credit union. Jika
keadaan ideal ini dapat dicapai maka menunjukan
bahwa credit union sudah mampu mengembangkan
program pemasaran secara efektif. Rasio ini juga
menjukan bahwa semangat anggota menabung di credit
(b) Modal
1. Modal saham (simapanan pokok + simpanan
wajib) yang dianggap ideal apabila berada pada
10-20% dari total aset.
2. Modal lembaga (dana cadangan umum, dana
cadangan risiko, donasi, SHU tak terbagi, dan SHU
tahun berjalan yang dialokasikan untuk dana
cadangan) yang dianggap ideal apabila berada
minimal 10% dari total aset.
Dengan sistem permodalan yang baru, saham-saham
anggota tidak lagi utama dan diganti dengan modal
lembaga. Jadi konsentrasi creditunion adalah membangun
modal lembaga. Modal lembaga menjadi ukuran ketahanan
credit union terhadap goncangan. Ketersediaan modal
lembaga yang memadai (minimal 10% dari modal aset)
bertujuan:
1. Untuk mendanai (berfungsi sebagai pengganti)
aset-aset yang tidak menghasilkan (tanah, gedung,
perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas).
Jika modal lembaga tidak memadai, maka untuk
mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan
terpaksa mengambil dari simpanan anggota. Padahal
bulan harus diberi balas jasa. Contoh, jika rasio
modal lembaga 3%, sedangkan rasio aset-aset yang
tidak menghasilkan 5%, itu atinya ada selisih
sebesar 2%. Kekurangan 2% ini pasti diambil dari
simpanan anggota.
2. Meningkatkan pendapatan
Modal lembaga bermanfaat dalam meningkatkan
pendapatan karena tidak diberikan balas jasa. Modal
lembaga ini sesungguhnya juga diputar, setidaknya
dalam bentuk investasi likuid. Investasi likuid
artinya uang credit union yang disimpan atau
diinvestasikan di lembaga keuangan lain.
Memahami arus kas sangat penting untuk
memahami konsep ini,
3. Menutup berbagai kerugian
Sebagai upaya akhir, modal lembaga digunakan
untuk menutup berbagai kerugian kredit dan /
kerugian operasional. Di banyak negara ada
ketentuan yang mengatur bahwa penggunaan modal
lembaga untuk menutup kerugian kredit harus
mendapat persetujuan rapat anggota. Namun hal
demikian jangan sampai terlalu sering karena
Rumus Effective Financial Structure (E):
Indikator ini mengukur perbandingan komposisi dari
nomor-nomor perkiraan yang paling penting pada neraca keuangan.
Struktur keuangan yang efektif perlu untuk mencapai tingkat aman
(safety), kesehatan (soundness), dan keuntungan (profitability),
sementara pada saat yang sama credit union mempromosikan diri
agar mampu mencapai pertumbuhan nyata yang agresif.
Aset-aset yang menghasilkan :
a. Rasio piutang yang beredar (E1)
Tujuan : mengukur presentase piutang pada total aktiva.
Rumus : E1 %
Keterangan: a = Total pinjaman yang beredar (piutang)
b = Dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai
c = Total aset
Goal :70-80%
Sasaran : antara 70% hingga 80% aktiva diinvestasikan
dalam portofolio pinjaman. Ini berarti setiap satu rupiah total
aktiva terdapat 0,70 hingga 0,80 rupiah total piutang beredar.
Liabilities (Utang):
b. Rasio simpanan non-saham (E5)
Tujuan : mengukur presentase total aktiva yang didanai
dengan simpanan non-saham.
Keterangan: a = Total simpanan non-saham
b = Total aset
Goal :70-80%.
Sasaran : antara 70% hingga 80% total aktiva didanai dari
simpanan non saham. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva
didanai oleh 0,70 hingga 0,80 rupiah simpanan non saham.
c. Rasio pinjaman dari luar (E6)
Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai
dengan pinjaman dari luar (hutang dengan instasi lain diluar
credit union)
Rumus : E6 %
Keterangan: a = Total kewajiban pinjaman jangka pendek
b = Total kewajiban pinjaman jangka panjang
c = Total aset
Goal : maksimum 5%
Sasaran : maksimum 5% total aktiva didanai dari pinjaman
luar. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva didanai dari
maksimal 0,05 rupiah pinjaman luar.
Modal :
d. Rasio modal lembaga (E9)
Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai
dengan modal lembaga (dana cadangan, dana risiko, hibah, SHU
Rumus : E8
Keterangan: a = Modal lembaga
b = Dana cadangan risiko
c = Total pinjaman lalai diatas 12 bulan
d = Total pinjaman lalai 1-12 bulan
e = Aset-aset yang bermasalah
f = Total aset
Goal : sama dengan E8 (≥10%)
Sasaran : maksimum 10% total aktiva didanai oleh modal
lembaga. Ini artinya satu rupiah total aktiva didanai maksimal
0,1 rupiah modal lembaga.
c. Asset Quality (A)
Aset-aset yang tidak produktif adalah aset yang tidak
meningkatkan pendapatan. Apabila rasionya di atas 5% dari
total aset, maka dampak negatifnya akan sangat dirasakan.
PEARLS digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari
aset-aset yang tidak menghasilkan ini, berupa:
1) Rasio kelalaian pinjaman
Rasio kelalaian pinjaman merupakan ukuran penting untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan credit union. Jika rasio
kelalaian pinjaman tinggi (di atas 5% dari total piutang), rasio
ini akan berpengaruh pada indikator-indikator lainnya.
maka untuk menanggulanginya harus memperbaiki kualitas
pelayanan pinjaman.
2) Presentase aset yang tidak menghasilkan
Makin tinggi rasio aset-aset yang tidak menghasilkan, makin
sulit credit union untuk meningkatkan pendapatannya karena
aset-aset yang sudah berubah bentuk menjadi tanah, gedung,
kendaraan, perlengkapan idealnya rasio aset-aset yang tidak
menghasilkan paling tinggi 5% dari total aset credit union.
Rasio aset-aset yang tidak menghasilkan ini akan turun
apabila banyak anggota baru yang menabung.
3) Mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan
WOCCU menuntut agar 100% dari aset-aset yang tidak
menghasilkan atau aset-aset tetap didanai dari modal
lembaga.
Rumus Asset quality (A) :
Indikator A mengukur presentase aset-aset yang tidak
menghasilkan berdampak negatif terhadap perolehan keuntungan
dan solvency (ketahanan). E terdiri atas pinjaman lalai
(delinquency), aset-aset yang tidak menghasilkan dan pendananaan
aset-aset yang tidak menghasilkan.
1) Total pinjaman lalai/ Total piutang (A1)
Tujuan: mengukur presentase total pinjaman lalai di portofolio
bukan menggunakan akumulasi angsuran pokok yang
tertunggak.
Hitungan :
A = total saldo pinjaman lalai yang dicatat di