• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Infrasruktur Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Pembangunan Infrasruktur Cipta Karya"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-1

BAB

7

Rencana Pembangunan

Infrasruktur Cipta Karya

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1 Kondisi Eksisting

Dalam konteks pengembangan kawasan permukiman, terdapat kawasan permukiman menurut karakteristiknya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu; kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Sebaran lokasi perumahan dan permukiman menurut klasifikasi yang dimaksud tersebut di wilayah Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Gambar VII.1. Dari gambar VII.1 tersebut terlihat bahwa ada 4 (empat) kota ibu kota kecamatan yang telah memperlihatkan karakter perkotaan. Dari keempat kota ibukota kecamatan tersebut, ada 2 (dua) kota yang relatif lebih menonjol, yaitu; Sukaraja dan Tais. Menonjolnya Kota Sukaraja ini karena pertumbuhannya lebih dipengaruhi oleh Kota Bengkulu. Sedangkan Kota Tais disebabkan karena kota tersebut merupakan Ibukota Kabupaten Seluma. Dengan sendirinya perkembangan perumahan dan permukiman pada kawasan tersebut akan cukup signifikan. Kondisi ini perlu diantisipasi, disamping dalam hal pengendaliannya, juga penyediaan infrastrukturnya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, kawasan perumahan dan permukiman di Kecamatan Seluma umumnya, khususnya di Kota Tais memang relatif belum berkembang. Hal ini terjadi karena memang terdapat arus komuter (ulang-alik) PNS di pemda Kabupaten Seluma yang umumnya berasal dari Kota Bengkulu.

Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk, Kecamatan yang paling menonjol pertumbuhannya adalah Keamatan Seluma, yaitu sebesar 2,31% per tahun. Kecamatan ini merupakan Kecamatan Kota ibukota Kabupaten. Wilayah lain yang juga cukup menonjol laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Sukaraja, yaitu mempunyai rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,95% per tahun.

(2)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-2

Gambar VII.1 Sistem Hirark Pusat-Pusat

(3)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-3

A. Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh

Sejauh ini di Kabupaten Seluma belum dilakukan pengkajian tentang kawasan kumuh. Karenanya belum ada Surat Keputusan (SK) yang terkait dengan kawasan kumuh. Belum dilakukannya pengkajian terhadap kawasan kumuh karena berdasarkan kriteria kekumuhan, secara faktual belum memperlihatkan kondisi kumuh. Namun demikian, gejala kearah kekumuhan telah mulai terlihat dari adanya bangunan-bangunan yang makin tidak teratur. Selengkapnya tentang kawasan permukiman yang telah memperlihatkan karakter perkotaan dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.1. dan Gambar VII.2. Kondisi ini membutuhkan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang, agar tidak makin destruktif. Karena itu perlu pengkajian terhadap kawasan-kawasan perkotaan yang telah memperlihatkan kecenderungan destruktif yang di maksud.

Tabel 7.1

Kawasan Perkotaan di Kabupaten Seluma

No. Kecamatan Kelurahan/Desa Keterangan

1 Kecamatan Sukaraja Babatan

Hinterland Kota

2 Kecamatan Air Periukan Sukamaju Hinterland Kota

Ibukota Kecamatan

Dermayu Ibukota Kecamatan

Air Periukan Kecamatan Lubuk

Sandi

3 Kecamatan Lubuk Sandi Renah Panjang Ibukota Kecamatan

4 Kecamatan Seluma Barat Pagar Agung Ibukota Kecamatan

Talang Tinggi Hinterland Kota

Ibukota Kecamatan

5 Kecamatan Seluma Tais Kota Ibukota

Kabupaten

Lubuk Kebur Hinterland Kota

Ibukota Kabupaten

Padang Lintang Hinterland Kota

Ibukota Kabupaten

6 Kecamatan Seluma Timur Bunga Mas Hinterland Kota

Ibukota Kecamatan

Sembayat Ibukota Kecamatan

Selebar Hinterland Kota

Ibukota Kecamatan

7 Kecamatan Masmambang Masmambang Ibukota Kecamatan

(4)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-4

(5)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-5

B. Kondisi eksisting permukiman perdesaan, nelayan dan rawan bencana.

Permukiman Perdesaan berdasarkan terminologinya diartikan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dalam pengembangannya, kawasan perdesaan dapat diklasifikasikan menjadi:

 Kawasan Agropolitan;

Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah kegiatan pertanian.

 Minapolitan;

kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah kegiatan perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

 Kawasan Wisata

Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah kegiatan Pariwisata.

 Kawasan andalan Terpadu

Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah relatif beragam.

 Desa Nelayan

Adalah Desa yang penduduknya secara dominan mempunyai kegiatan usaha perikanan tangkap. Berdasarkan pengamatan visual, teridentifikasi 10 Desa di wilayah Kabupaten Seluma yang termasuk kategori Kampung Nelayan, yaitu:

 Kecamatan Semidang Alas, terdiri dari: Desa Muara Maras dan Padang Bakung.

 Kecamatan Ilir Talo, terdiri dari: Desa Pasar Talo dan Penago I, penago Baru dan Rawah Indah.

 Kecamatan Seluma Selatan, yaitu: Desa Pasar Seluma.

 Kecamatan Air Periukan, yaitu : Pasar Ngalam dan Kungkai Baru.

 Kawasan Rawan Bencana

(6)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-6

Gambar VII.3

(7)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-7

Dalam pengembangannya, kawasan-kawasan yang dimaksud tersebut dirumuskan secara menyeluruh dan terpadu. Secara konsepsional, pengembangan kawasan tersebut diintegrasikan dengan pusat pelayanan terdekat, yang biasanya dimaknai dengan kawasan perdesaan potensial. Perdesaan potensial yang dimaksud, akan berperan sebagai simpul pelayanan bagi daerah belakang (hinterland). Namun karena keterbatasan infrastruktur, peran tersebut belum efektif memberikan kontribusi yang signifikan. Pengembangan kawasan perdesaan potensial ini, disamping dapat mendorong perkembangan di wilayah perdesaan, juga dapat mengurangi arus urbanisasi, yang pada akhirnya juga dapat mengurangi beban kota-kota utama yang menjadi tujuan kaum urban.

C. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman

Sesuai dengan kondisi eksisting perumahan dan permukiman pada yang ada di Kabupaten Seluma umumnya, permasalahan dan tantangan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan

Permasalahan utama yang terkait dengan kawasan perumahan dan permukiman antara lain adalah:

1) Secara struktural, kawasan permukiman didalam RTRW Kabupaten Seluma masih perlu mendeliniasi kawasan menurut configurasi kawasan perkotaan dan perdesaan, sehingga dapat menjadi rujukan dalam menyusun perencanaan yang lebih detail, terutama dalam hal indikasi fungsi kawasan dan pengisian kegiatan menurut sektor-sektor strategis.

2) Kawasan perkotaan yang menjadi simpul-simpul pelayan yang telah ditetapkan hirarkinya masih perlu dilengkapi keterkaitannya (linkage).

3) Dokumen-dokumen perencanaan lain yang telah pernah disusun, tidak terarsipkan dengan baik sehingga, data dan informasi yang terkait dengan kebutuhan penyediaan infrastruktur sangat minim.

4) Ketersediaan Peta Tematik, baik yang menyangkut kondisi eksisting maupun kebutuhan perencanaan belum teridentifikasi dan terdokumentasikan dengan baik.

5) Kebutuhan penyediaan fasilitas dan infrastruktur perumahan dan permukiman baru dapat dilakukan sebatas pertimbangan normatif, bukan didasarkan kondisi faktual.

(8)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-8

7) Pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum memberikan rasa keadilan kepada penduduk berpenghasilan rendah sehingga selalu tersingkir ke luar kota dan jauh dari tempat kerja.

8) Pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman belum serasi dengan pengembangan kawasan fungsional lainnya atau dengan program sektor/fasilitas pendukung lainnya.

9) Ketidak seimbangan pembangunan desa – kota serta meningkatnya urbanisasi yang mengakibatkan permukiman kumuh beserta impikasinya.

10) Konflik penggunaan lahan, khususnya antara penggunaan permukiman dengan penggunaan kawasan lindung.

11) Kebutuhan lahan untuk permukiman semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk.

12) Tingginya laju pertumbuhan penduduk berimplikasi juga terhadap kebutuhan lahan perumahan dan permukiman.

2. Tantangan

Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Seluma antara lain :

1) Dalam konteks otonomi daerah ini, pemerintah daerah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance), sehingga pelaksanaan pembangunan dapat lebih efektif dan efisien serta dapat berkelanjutan (sustainable development).

2) Selain dari itu, Pemerintah daerah juga dituntut untuk mampu mendorong inovasi teknologi yang dapat diadaptasikan kepada lingkungan perumahan dan permukiman serta melakukan penyebarannya.

3) Dengan danya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki daerah, pemerintah daerah juga dituntut untuk mampu mendorong partisipasi semua pihak untuk membangun kawasan perumahan dan permukiman sederhana yang sehat beserta fasilitas pendukung. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman.

4) Dalam hal peranserta masyarakat, pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman adalah bagaimana memberdayakan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan perumahan secara mandiri yang sehat, aman,serasi, dan produktif tanpa merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat luas.

(9)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-9

Sejauh ini, kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Seluma masih bersifat parsial, yang pendanaannya masih menekankan pada APBD Kabupaten Seluma. Hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan manajemen pengelolaan pembangunan, terutama bidang perencanaan. Kondisi ini diperburuk oleh lemahnya komitmen daerah dalam menyiapkan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) untuk usulan kerjasama program, terutama antar level pemerintahan.

7.1.2 Sasaran Program

Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Rapermen PUPR, kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman antara lain:

1. PENCEGAHAN (pasal 95)

Pola penanganan pencegahan untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru, terdiri atas:

a. Pengawasan dan Pengendalian : Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

b. Pemberdayaan Masyarakat : Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

2. PENINGKATAN KUALITAS (pasal 97)

Pola penanganan peningkatan kualitas kawasan kumuh didahului dengan penetapan lokasi kumuh, yang dapat diklasifikasikan menurut kategori sebagai berikut:

a. Pemugaran : Dilakukan untuk memperbaiki dan atau pembangunan kembali agar menjadi permukiman yang layak huni; memperbaiki dan atau memulihkan kembali rumah serta prasarana, sarana, dan utilitas umum, dengan status lahan legal.

b. Peremajaan : Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, permukiman dan lingkungan hunian yang lebih baik guna melindungi keselamatan, keamanan penghuni dan masyarakat sekitar; melakukan perombakan dan penataan mendasar secara menyeluruh meliputi rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas

umum, dengan status lahan legal ataupun ilegal.

c. Pemukiman kembali : Dilakukan dengan memindahkan masyarakat terdampak dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang atau rawan bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi barang dan orang: melakukan pemindahan dan permukiman kembali dengan status lahan legal ataupun ilegal.

3. PENGELOLAAN

(10)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-10

difasilitasi oleh Pemerintah daerah. Pemeliharaan dan atau perbaikan : untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana, sarana dan utilitas umum

dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang

Berdasarkan lingkup kegiatan tersebut, yang menjadi komponen kegiatan pengembangan perumahan dan permukiman adalah:

Peningkatan kualitas permukiman kumuh, perlu pengkajian secara khusus untuk mendeliniasi kawasan berdasarkan kriteria kawasan khumuh;

Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan, yang masih perlu pengkajian secara khusus dalam rangka deniliasi kawasan berdasarkan potensi andalah.

Pengembangan kawasan permukiman khusus, yaitu kawasan rawan bencana Pengembangan infrastruktur perdesaan.

Pengembangan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (RSH)

Selengkapnya tentang sasaran program pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Seluma tahun 2017 – 2021 dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.2.

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Berdasarkan kondisi eksiting dan sasaran program pengembangan perumahan dan pemukiman tersebut di atas, kebutuhan program di Kabupaten Seluma dalam lima tahun mendatang antara lain adalah :

 Penataan kawasan permukiman kumuh

 Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan

 Pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman

 Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman

 Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan sederhana.

 Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program perumahan dan pemukiman di Kabupaten Seluma

Untuk mendukung program tersebut, rencana kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman yang akan diusulkan adalah:

1. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

 Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

(RKP-KP/RP2KPKP)

 SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh

 Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (air bersih, sanitasi, drainase, sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas.

2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan.

(11)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-11

TABEL 7.2

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO URAIAN SASARAN PROGRAM TOTAL

LUAS KAWASAN

SASARAN PROGRAM

TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Kawasan Kumuh Perkotaan 49,50 Ha 6,50 Ha 12,00 Ha 14,00 Ha 18,00 Ha 19,00 Ha

2 Kawasan Permukiman Perdesaan 240.216 Ha 64.028 Ha 57.198 Ha 39.938 Ha 35.132 Ha 43.920 Ha

a. Kawasan Agropolitan 239.270 Ha 63.868 Ha 56.984 Ha 39.685 Ha 35.000 Ha 43.733 Ha

b. Kawasan Minapolitan 774 Ha 140 Ha 180 Ha 214 Ha 100 Ha 140 Ha

c. Desa Nelayan 172,00 Ha 20,00 Ha 34,00 Ha 39,00 Ha 32,00 Ha 47,00 Ha

3 Kawasan Permukiman Khusus 237,00 Ha 24,00 Ha 40,00 Ha 48,00 Ha 64,00 Ha 61,00 Ha

a. Permukiman Nelayan 72,00 Ha 6,00 Ha 16,00 Ha 12,00 Ha 16,00 Ha 22,00 Ha

(12)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-12

 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Desa Nelayan 3. Pengembangan Kawasan Khusus.

 Rencana Tindak Penanganan Kawasan Rawan Bencana

7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015, yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Penataan Bangunan adalah :

1. Penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

3. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

5. Fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

(13)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-13

berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan budaya local”.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi perhatian utama kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah: Bidang Bangunan Gedung; Penataan Lingkungan; Ruang Terbuka Hijau; Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah dan Wisata serta

Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS). Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan tentang: kondisi eksisting, sasaran program dan usulan kebutuhan program pada bidang-bidang tersebut.

7.2.1 Kondisi Eksisting

Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Seluma secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata ruang, bangunan-bangunan memiliki fungsi, yang didalam RTRW dan RDTR telah ditetapkan fungsinya sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3

Fungsi Bangunan di Kabupaten Seluma

Fungsi Bangunan Lokasi

Perdagangan dan Jasa Seluma Kota, Seluma Timur

Pemukiman Seluma kota, Seluma Timur, Seluma Utara

Pendidikan dan Kantor Seluma Kota, Seluma Timur

Kawasan Wisata Seluma Utara, Seluma Selatan, Semidang Alas Maras

Bangunan Tradisional Bersejarah

Desa Pagar Dewa, Kec. Kelam Tengah Situs Megalitik Pagar Dewa

Desa Sukarami Kec. Kelam Tengah Situs Megalitik Sukarami

Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung Situs Rumah AK. Gani

Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung Situs Jil / Penjara Desa

Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung Situs Pesanggrahan

Desa Benua Ratu, Kec. Luas Rumah Pangeran Chalifa Balien

Desa Muara Tetap, Kec. Muara Tetap Karang Penyabungan

Desa Suka Banjar Kec. Muara Tetap Situs Makam Said Al-Jufri

Desa Bandar Tais Kec. Seluma Selatan Masjid Tua Bandar Tais

Desa Pengubaian, Kec. Seluma Selatan Situs Makam Keramat Pinang Tawar

Desa Way Hawang Kec. Maje Batu Jung

(14)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-14

bangunan berumur tua juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional. Namun dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Seluma beberapa waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak hancur dan tergantikan dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap.

Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten Seluma bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan–bangunan dan kawasan di Kabupaten Seluma yang memiliki nilai historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan.

Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya, baik bangunan perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdaganan, biasanya memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.

Selaras dengan sasaran yang ingin dicapai dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan di Wilayah Kabupaten Seluma, berbagai permasalahan secara umum yang terkait dengan bangunan gedung dan lingkungan dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan.

b. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

c. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/bersejarah. d. Tidak ada penataan dan rencana tindak penanganan terhadap kawasan yang termasuk

kategori kumuh dan rawan bencana.

e. Belum tertibnya sarana reklame dan belum tertanya perijinan Bis Transmistion System

(BTS).

(15)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-15

g. Belum adanya penataan dan pembangunan sarana prasarana penunjang kawasan pariwisata.

Dari berbagai permasalahan tersebut, yang menjadi tantangan dalam penataan bangunan dan lingkungan adalah:

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian

Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

2. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua wilayah.

3. Permasalahan dan Tantangan dibidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi.

Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada tahun 2020, Kabupaten/Kota bebas kumuh.

4. Permasalahan dan Tantangan dibidang Ruang Terbuka Hijau (RTH)

RTH mempunyai pengaruh terhadap kondisi sosial – psicologi penghuni suatu kota, karenanya harus disediakan.

RTH yang ada di Kabupaten Seluma masih belum terkonsepsikan dengan baik, sehingga pelaksanaan pembangunannya masih bersifat parsial.

5. Permasalahan dan Tantangan dibidang Bangunan Tradisional dan Bersejarah

Setiap daerah mempunyai nilai-nilai budaya lokal yang mencerminkan gerak dan tata prilaku masyarakatnya. Sebagai masyarakat yang berbudaya, nilai-nilai yang menjadi kearifan lokal tersebut perlu dilestarikan.

(16)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-16

Fokus perhatian dibidang penataan bangunan dan lingkungan secara umum sebagaimana yang dijelaskan di atas, dalam konteks lokal Kabupaten Seluma terdapat isu strategis yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.

Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten Seluma disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan, baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan bangunan-banguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.

2. Kondisi Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran

Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran biasanya berupa Hidran, yaitu cadangan air pada media tertentu untuk penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang, bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain.

Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan

(17)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-17

7.2.2 Sasaran Program

Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah penegakan aturan tata bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan menyusun peraturan dan legislasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan. Sasaran selanjutnya adalah tercapaian indeks kenyamanan lingkungan (IKL).

Terkait dengan sasaran penataan bangunan gedung dan lingkungan tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan adalah:

1. Peran dan fungsi Kabupaten,

2. Rencana pembangunan Kabupaten,

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi kabupaten, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

5. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia, 6. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan

lingkungan pada kota bersangkutan,

7. Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat, tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan, 8. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

Atas dasar permasalahan tersebut di atas, secara spesifik, yang menjadi akar persoalan tersebut dapat di klasifikasi menurut kelompok permasalahan sebagai berikut:

1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung

Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib karena belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) terutama pada kawasan-kawasan perkotaan. Pertumbuhan Kabupaten Seluma dalam Aglomerasi Perkotaan yang relatif cepat, memperburuk keadaan sebagai penyebab ikutan karena ketiadaan RTBL adalah ketidak jelasan fungsi bangunan (mixuse), sehingga menuntut penataan kawasan yang serasi melalui perencanaan tata bangunan dan lingkungan. Dengan adanya instrumen RTBL dalam penataan bangunan dan lingkungan yang baik, pelaksanaan pembangunan dapat dikendalikan dan dapat mengurangi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota.

(18)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-18

Proteksi Kebakaran (RISPK). RISPK diperlukan dalam rangka mengatur tentang penyediaan kebutuhan sarana penaggulangan bahaya kebakaran.

2. Permasalahan di bidang penataan lingkungan

Permasalahan penataan bangunan dan lingkungan antara lain: a. Tidak tertatanya bangunan dan lingkungan pasar yang ada;

b. Tidak tertatanya bangunan-bangunan pada kawasan wisata; c. Utilitas jalan yang masih kurang;

d. Kurangnya fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH);

e. Prasarana jalan lingkungan di komplek perumahan ada yang rusak danbelum beraspal; f. Kondisi permukiman lingkungan yang belum merata dan kurang tertata.

3. Ruang Terbuka Hijau

Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau kota yang diakibatkan perubahan fungsi lahan, sehingga membutuhkan penanganan yang cepat terhadap pengadaan dan penataan ruang terbuka kota demi meningkatnya citra kawasan kota. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya sistem pengendalian pemanfaatan ruang terbuka hijau kota . Untuk itu perlu disusun Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota. Keberadaan ruang terbuka hijau kota sangat dibutuhkan karena mempunyai fungsi:

 media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpul individu-individu masyarakat untuk kegiatan-kegiatan informal

 estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.

 Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi serta daerah resapan kota.

Selain dari itu, terdapat pula kondisi yang terkait dengan jalan dan lingkungan, yang umumnya belum tertata secara baik karena belum terdapat instrumen pelaksanaan dan pengendalian dalam pembangunan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan jalan seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan secara baik. Dengan adanya pengadaan taman jalan yang terdiri pohon-pohon pelindung dan sarana taman lainnya dapat membantu memberikan fungsi :

 lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas bumi

 estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruangdan dapat meningkatkan citra kawasan

 kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan

(19)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-19

operasionalnya menyebabkan sarana lingkungan jalan yang telah ada mudah rusak dan tidak terawat.

4. Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah dan Wisata

Kabupaten Seluma selain terkenal sebagai kota transit perdagangan juga terkenal dengan situs-situs peninggalan sejarah. Selain itu, Kabupaten Seluma pada jaman perjuangan merupakan salah satu wilayah basis militer penjajah. Berbagai bangunan tradisonal bersejarah menjadi objek wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah baik kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga tidak lepas dari nuansa budaya yang hidup dengan subur di daerah ini.

Permasalahan yang dihadapi daerah adalah menurunnya kualitas dan citra daerah wisata karena pembangunan bangunan-bangunan baru permanen maupun tidak permanen akibat penataan ruang tidak terkendali. Munculnya bangunan-bangunan perdagangan dan jasa membuat kawasan tersebut menjadi tidak teratur dan cenderung kumuh sehingga menghilankan nuansa budayanya. Di sisi lain penataan ruang parkir menjadi problem penting mengingat kawasan tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan.

5. Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS)

Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spandulk dll, merupakan salah satu sarana yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan memperoleh informasi. Sampai saat ini sarana tersebut belum tertata secara baik. Dalam melakukan pengadaan maupun penataan sarana reklame pada ruang publik diperlukan masterplan sarana reklame. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan lokasi penempatan sarana reklame. Sering penempatan sarana reklame tidak tertata atau tertib dengan asal menempatkan sesuai dengan keinginan sponsor, akibatnya sarana reklame ini sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas ruang kota.

(20)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-20

Persoalan parkir juga perlu menjadi perhatian karena, biasanya menjadi keluhan bagi pengguna jalan dan parkir itu sendiri. Sampai saat ini penempatan parkir yang berada di kawasan perdagangan di Kota Tasi masih menggunakan ruang publik yaitu trotoar dan badan jalan. Ini tentu saja berdampak kepada fungsi jalan sebagai sarana sirkulasi yang tidak berjalan baik. Kecelakaan lalu lintas dan ketidak-nyamanan pejalan kaki dalam menggunakan trotoar merupakan dampak negatif dari ketidaktertiban parkir selama ini. Sehingga ini menuntut penyediaan kantong parkir yang kondusif yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan kawasan yang ada. Kawasan perdagangan merupakan kawasan yang sangat ramai dikunjugi oleh masyarakat sehingga tentu saja membutuhkan kantong parkir yang memadai

Saat ini di kota Kabupaten Seluma telah berkembang banyak provider/operator telepon seluler. Persaingan untuk memberikan pelayanan yang terbaik di antara masing-masing operator telepon seluler salah satunya diwujudkan dengan perluasan jangkauan area sinyal. Untuk mendukung hal ini pendirian BTS terus dikembangkan. Akibatnya penentuan lokasi bangunan tidak terencana dengan baik karena berada pada kawasan permukiman kota. Tentu saja hal ini memiliki dampak yang negatif pada sektor sosial, kesehatan maupun kualitas lingkungan atau kawasan.

Terkait dengan berbagai permasalahan tersebut, diperlukan beberapa program dibidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, antara lain:

a. Diperlukan instrumen penataan dan pengendalian bangunan dan lingkungan di sekitar Pasar Barabai;

b. Diperlukan infrastruktur pendukung seperti; lampu jalan, pedestrian, bak sampah, saluran drainase, dll;

c. Diperlukan Ruang Terbuka Hijau Kota dan ruang publik semacam taman kota; d. Diperlukan pembangunan dan revitalisasi kawasan wisata.

e. Perbaikan prasarana jalan yang mengalami kerusakan; f. Pembuatan jalan permukiman;

g. Rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan yang sudah ada.

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program

Program yang diusulkan dalam RPI2JM ini didasarkan pada permasalahan dan rekomendasi yang telah disebutkan di atas yaitu :

1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Tais 2. Penyusunan RTBL, terutama pada kawasan-kawasan:

a. Kawasan sekitar pasar

(21)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-21

3. Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH), terutama pada kota Tais 4. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Dengan adanya program dan kegiatan tersebut, pengendalian pelaksanaan pengembangan tata bangunan dan lingkungan dapat dilakukan, antara lain:

1. Pengendalian dan penertiban Sarana Reklame

2. Pengadaan dan penertiban bangunan dan lingkungan pada ruang publik

3. Penataan, pembinaan dan pengendalian Pedagang Kaki Lima (PKL)

4. Penataan dan Pengendalian Bangunan Telepon Seluler (BTS)

5. Revitalisasi kawasan, baik pada sekitar kawasan Pasar, koridor jalan utama dan kawasan-kawasan wisata yang potensial dikembangkan.

6. Penyediaan RTH dan Taman Kota.

7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

7.3.1 Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum

Tingkat pelayanan air minum di Kabupaten Seluma berdasarkan perpipaan pada Tahun 2015 baru mencapai 2,7%. Sedangkan pelayanan non perpipaan (Bukan Jaringan Perpipaan Tak Terlidungi dan Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi mencapai 49 %. Berdasarkan capaian tersebut menunjukkan tingkat pelayanan air minum terutama perpipaan masih rendah, sehingga perlu upaya yang lebih optimal terutama dalam mendukung gerakan capaian pelayanan air minum 100 % pada Tahun 2019.

Di kabupaten Seluma masih banyak terdapar wilayah rawan air yang tersebar diseluruh kecamatan di kabupaten Seluma.jumlah desa rawan air ada 132 desa. Desa rawan air ini harus mendapakan perhatian dari pemerintah agar masyarakat dapat mengaskes pelayanan air minum. Kawasan rawan air di Kabupaten seluma dapat dilihat pada Tabel 7.4.

Pengelolaan SPAM di wilayah Kabupaten Seluma, secara keseluruhan berada dibawa pengelolaan PDAM "Tirta Seluma Berkah" - Kabupaten Seluma dengan dukungan 3 (unit) SPAM yakni unit Pusat PDAM Tais Seluma, Cabang Tumbuan dan Talo dengan total kapasitas produksi yang tersedia adalah 35 Liter/detik. Kondisi pelayanan SPAM Kabupaten Seluma saat ini dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.5.

(22)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-22

Tabel 7.4

DESA-DESA RAWAN AIR DI KABUPATEN SELUMA

No. Kecamatan Desa Kategori SERAMBI GUNUNG Rawan Air NAPAL MELINTANG Rawan Air

KAMPAI Rawan Air

(23)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-23

SUKA BULAN Rawan Air PERING BARU Rawan Air

8 ILIR TALO

NANTI AGUNG Rawan Air PADANG CEKUR Rawan Air TALANG PANJANG Rawan Air PENAGO BARU Rawan Air PEMATANG RIDING Rawan Air GUNUNG BANTAN Rawan Air MUARA MARAS Rawan Air GUNUNG KEMBANG Rawan Air UJUNG PADANG Rawan Air

TALANG BERINGIN Rawan Air

PUGUK Rawan Air

SIMPANG Rawan Air

SELINGSINGAN Rawan Air

12 AIR PERIUKAN

(24)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-24

14 SEMIDANG ALAS RANTAU PANJANG Rawan Air TALANG DURIAN Rawan Air PADANG SERUNAIAN Rawan Air GUNUNG MESIR Rawan Air BANDUNG AGUNG Rawan Air PETAI KAYU Rawan Air PINJU LAYANG Rawan Air

Tabel 7.5

Kondisi Pelayanan SPAM Di Kabupaten Seluma 2005-2011

NO KECAMATAN DESA SUMBER

19 Seluma Kota Ds. Lubuk Kebur Sungai/Danau /Kolam/Rawa 5 1000 2008 20 Seluma Barat Ds. Pagar Agung 2009

(25)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-25

Tabel 7.6

Kapasitas SPAM PDAM Kabupaten Seluma Tahun 2013

No. Cabang/Unit Sumber

Kapasitas Terpasang

(ltr/det)

Sistem Pengaliran

Tahun Pembuatan

1. KotaTais MataAir 25 Gravitasi 2008

2. Tumbukaan MataAir 10 Gravitasi

3. Talang Kebun MataAir - Gravitasi 2007

4. Masmambang MataAir - Gravitasi

5. Kembang Mumpo MataAir - Gravitasi

Jumlah 35

Jumlah Produksi, Distribusi dan Kehilangan Air jumlah produksi,penjualan dan jam operasi PDAM Kabupaten Seluma selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.7.

Tabel 7.7

Jumlah Produksi, dan Penjualan Air PDAM Kabupaten Seluma

Jumlah pelanggan PDAM Tirta Seluma, untuk masing-masing unit operasi dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.8.

Tabel 7.8

Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Seluma Tahun 2014

NO. PUSAT/CABANG/UNIT TERPASANG

SR HU

1. KotaTais 233 - 2. Tumbukaan 267 - 3. Talang Kebun - - 4. Masmamba - - 5. KembangMumpo 500 .-

(26)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-26

Tarif yang berlaku diwilayah pelayanan PDAM "Tirta Seluma Berkah" KabupatenSeluma mengacu pada Keputusan Bupati Seluma Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Tirta Seluma Berkah Kabupaten Seluma diperlihatkan pada Tabel 7.9.

Tabel 7.9

(27)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-27

PDAM Kabupaten Seluma belum melakukan audit penilaian kinerja. Dalam pengelolaan SPAM Kabupaten Seluma, terdapat beberapa produk pengaturan daerah yang telah dikeluarkan untuk mendukung pengelolaan SPAM yaitu sebagai berikut:

1. Keputusan Bupati Seluma Nomor 298 Tahun 2011 tanggal 4 Mei 2011, tentang Struktur Organisasi PDAM Tirta Seluma Berkah.

2. Keputusan Bupati Seluma Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Tirta Seluma Berkah Kabupaten Seluma.

3. Raperda Kabupaten Seluma tentang Rencana Induk SPAM PDAM Kabupaten Seluma 2011-2031.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Seluma No. 10 Tahun 2007 tanggal 14 Juni 2007 tentangPendiriandan PengelolaanPerusahaanDaerah Air Minum Kabupaten Seluma.

Potensi pengembangan SPAM di Kabupaten Seluma antara lain: 1. Kabupaten Seluma memiliki Potensi air baku diantaranya:

 Sumber air baku Simpur

 Sumber air baku sekalah

 Sumber air baku Kembang seri

 Sumber air baku Talang kebun

 Sumber air baku sumur bor dan mata air. 2. Potensi pengembangan SPAM Regional

Adapun yang menjadi tantangan dalam pengembangan SPAM di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

1. Pembebasan lahan pada sumber air baku, sehingga sumber air baku tersebut belum dapat dimanfaatkan.

2. Tidak ada perawatan terhadap infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah daerah karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara infarstruktur tersebut 3. Kelanjutan dari jaringan transmisi ke distribusi/sambungan rumah sangat kurang

terutama di pedesaan, pagu dana yang tersedia tidak cukup untuk diterapkan dalam kegiatan tersebut kegiatan ditiadakan

7.3.2 Sasaran Program Bidang Air Minum

Akses pelayanan air minum perpipaan di Kabupaten Seluma baru mencapai 2,7%, sehingga diperlukan strategi dalam pencapaian target pelayanan air minum dalam 5 tahun ke depan. Arah kebijakan dalam pengembangan air minum di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

(28)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-28

2. Pemanfaatan idel capacity dari IPA yang sudah terbangun

3. Peningkatan pembangunan prasarana air minum terutama di wilayah rawan air. 4. Peningkatan kinerja PDAM

Sasaran program bidang air minum di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Tabel 7.10.

TABEL 7.10

SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN SELUMA

NO SARAN PROGRAM KONDISI

EKSISTING SATUAN

SASARAN PROGRAM

2017 2018 2019 2020 2021

1 sistem Perpipaan

Kebocoran (%) 45,07 % 36,06 27,04 18,03 9,01 0

Cakupan Pelayan

Penduduk (%) 2,7 % 14,16 25,62 37,08 48,54 60,00

Kapasitas Terpasang 35 liter/detik 83,20 131,40 179,60 227,80 276,00

Idel Capacity 11 liter/detik 8,80 6,60 4,40 2,20 0

2 Sistem Bukan

Perpipaan

Cakupan Pelayanan

Penduduk (%) 49 % 47,20 45,40 43,60 41,80 40,00

Kapasitas Terpasang 225 liter/detik 216,83 208,66 200,49 192,32 184,15

Sumber: Hasil Analisis

7.3.3 Usulan Kebutuhan Program dan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM

Kebutuhan program sektor pengembangan SPAM di kabupaten Seluma dalam pencapaian target 100% pelayanan air minum dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.11.

(29)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-29

TABEL 7.11

MATRIKS USULAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM

NO KEGIATAN PENGEMBANGAN SPAM SATUAN RENCANA PROGRAM KET

(30)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-30

TABEL 7.12.

MATRIKS USULAN BIAYA SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM

Sektor Kegiatan Detail Lokasi Vol

. Sat. Tahun

SUMBER PENDANAAN (RP. JUTA) READINESS CRITERIA DUKUNGAN TERHADAP

2415 Pembinaan dan Pengembangan Air Minum

003 Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi

001 Bantuan program

Bantuan Program Penyehatan Kab. Seluma SELUMA 1 PDAM 2018 3.500.000 Bantuan Program Penyehatan Kabupaten Seluma SELUMA 1 PDAM 2019 4.000.000 Bantuan Program Penyehatan Kabupaten Seluma SELUMA 1 PDAM 2020 4.000.000 Bantuan Program Penyehatan Kabupaten Seluma SELUMA 1 PDAM 2021 4.000.000

002 Pengembangan Jaringan Perpipaan

Optimalisasi Sistem IKK Seluma Utara

SELUMA UTARA - talang empat

1 kws 2018 5.750.000 Optimalisasi Sistem IKK Seluma Timur

SELUMA TIMUR - bunga mas

1 kws 2018 6.000.000

Optimalisasi Sistem IKK Seluma Selatan

SELUMA SELATAN - padang merbau

1 kws 2018 7.500.000

Optimalisasi Sistem IKK Seluma Barat

SELUMA 004 Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi

002 Pengembangan Jaringan Perpipaan 005 Pembangunan SPAM Perkotaan

001 Pembangunan SPAM IKK

Pengadaan dan Pemasangan IPA Kap. 150 L/dt; Pembangunan Reservoir Kap. 1.000 m3 Lok. IKK Seluma Utara; Seluma Timur; Seluma Selatan; Seluma Barat; Kota Tais, Talo dan Talo Kecil

Kota Tais 150 ltr/dt 2018 85.000.000

Pengadaan dan Pemasangan IPA 20 L/dt, IKK

(31)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-31

Pengadaan dan Pemasangan IPA 40 Ldt IKK Ulu Talo dan Ilir Talo dengan sumber air kembang seri

Ulu Talo dan

Ilir Talo 40 ltr/dt 2020 20.000.000 003 Pembangunan SPAM Perluasan Perkotaan

Pemanfaatan Idle 10 L/dt IPA Tanjung Kuwao

LUBUK SANDI - tanjung kuaw

20 ltr/dt 2018 6.500.000

Pemanfaatan Idle 5 L/dt IPA IKK Semidang Alas Maras (Kembang Mumpo)

SEMIDANG ALAS MARAS - muara maras

5 ltr/dt 2018 5.500.000 Pembangunan/Peningkatan SPAM SELUMA 1 ltr/dt 2018 10.000.000 Pembangunan/Peningkatan SPAM SELUMA 1 ltr/dt 2017 15.000.000 Pembangunan/Peningkatan SPAM AIR PERIUKAN 1 ltr/dt 2018 10.000.000 Pembangunan/Peningkatan SPAM AIR

PERIUKAN 1 ltr/dt 2018 5.000.000 Pembangunan SPAM IKK Kabupaten Seluma SELUMA 70 ltr/dt 2019 45.000.000

007 Pembangunan SPAM Kawasan Khusus 003 Pembangunan SPAM di Kawasan Perbatasan Pembangunan/Peningkatan SPAM di Desa Rawan

Air/Pesisir/Terpencil

SUKARAJA -

riak siabun 1 ltr/dt 2019 4.000.000 Pembangunan/Peningkatan SPAM di Desa Rawan

Air/Pesisir/Terpencil

SUKARAJA -

riak siabun i 1 ltr/dt 2020 4.000.000 008 Pembangunan SPAM Regional

001 Pembangunan SPAM Regional

Pemangunan SPAM Regional Bengkulu SELUMA 220 ltr/dt 2018 100.000.000 Pembangunan SPAM Regional Bengkulu SELUMA 220 ltr/dt 2017 150.000.000 Pembangunan SPAM Regional SELUMA 200 ltr/dt 2019 75.000.000

Pembangunan SPAM Regional Kec.Semindang Alas dan Kec. Semindang Alas Maras Sumber air Muncur

(32)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-32

7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

7.4.1 Kondisi Eksisting Penyehatam Lingkungan Permukiman

Air Limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi,cuci,dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan.

Pengolahan air limbah ditangani melalui dua sistem yaitu sistem setempat (onsite) dan sistem terpusat (offsite). Sanitasi sistem setempat (onsite )adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Dalam hal cakupan Pelayanan Air Limbah di Kabupaten Seluma sebagian besar masih masih dilayani dengan sistem setempat (on-site) menggunakan septik tank menggunakan bidang rembesan dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dimanfaatkan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

Dalam menghitung akses pelayanan air limbah ada 2 kritria yaitu:

1. Sanitasi Layak yaitu sarana sanitasi yang dibangun memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI) dimana bangunannya kedap air.

2. Sanitasi Dasar yaitu sarana sanitasi yang dibangun tidak memperhatikan SNI yang penting bangunan sanitasi dapat berfungsi.

(33)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-33

Dalam mendudukung gerakan 100 % capaian pelayanan sanitasi Kabupaten Seluma sampai tahun 2019 menargetkan capaian pelayanan sanitasi baru mencapai 30,9 %. Jika Iintalasi pengolahan Limbah Terpadu skala kota telah terbangun, maka sampai tahun 2021 diperkirakan pelayanan sanitasi dapat mencapai 60 %.

Dalam sub bidang persampahan di kabupaten Seluma yang masuk dalam katagori perkotaan hanya di Kecamatan Seluma dengan jumah penduduk sekitar 9.635 jiwa pada tahun 2015. Dengan asumsi timbulan sampah per orang adalah 2 liter/orang/hari, maka diprediksi timbulan sampah di Kota tais sekitar 19.270 liter/orang/hari. Sementara fasilitas tempat pembuangan sampah 3 R di kabupaten Seluma hanya ada 2 unit maka kemampuan reduksi sampah baru 10,3 %. Standar pelayanan minimal yang harus dicapai oleh pemerintah Kabupaten seluma sampai 2019 adalah sampah tereduksi 20 % maka akan dibutuhkan beberapa unit TPS 3 R untuk mencapai taget SPM sampah tereduksi.

Sedangkan untuk capaian pelayanan persampahan TPA masih 0 % karena TPA Kabupaten Seluma akan dibangun pada tahun 2017. Diprediksi sampai tahun 2021 pelayanan persampahan akan mencapai 80 %.

Pengembangan sanitasi sub sektor Drainase di Kabupaten Seluma akan didasarkan pada kalobarasi system Daerah Aliran Sungai dan Wilayah Administratif. Berdasarkan hal tersebut peanganan drainase dibagi dalam 3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Seluma; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan aliran sungai berada pada titik terendah di Desa Taba Air Pauh dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi (PKWp).

2. Zona II meliputi Kecamatan Ilir Talo, Ulu talo, Talo kecil, Talo, SAM dan kecamatan Semiang Alas dengan karateristik kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang-tinggi, Topografi bergelombang.

3. Zona III meliputi Kecamatan Sukaraja, lubuk sandi dan air periukan dengan karateristik: Kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang, terletak dibagian hilir DAS sindur dan sebagai pusat pelayanan lokal.

(34)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-34

(35)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-35

Tahapan Pengembangan sanitasi subsektor drainase di Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.13.

Berdasarkan uraian kondisi eksisting sanitasi Air Limbah, Persampahan dan Drainase di Kabupaten Seluma masih banyak permasalahan dan tantangan yang harus diatasi terutama dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal. Permasalahan Sanitasi di wilayah kabupaten Seluma antara lain:

1. Terbatasnya jumlah sarana IPAL yang sudah terbangun hal ini disebabkan karena terbatasnya dalam hal pendanaan,

2. Terkendala dalam pembebasan lahan dalam pembangunan IPAL maupuan TPS 3 R dan IPLT.

3. Belum terdata wilayah genangan di Kabupaten seluma, sehingga belum terlihat penanganan prioritas.

7.4.2 Sasaran Program Pengembangan Penyehatan lingkungan permukiman

(36)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-36

a. Sasaran Program Pembangunan Air Limbah

Dalam perhitungan kebutuhan sarana air limbah berdasarkan capaian eksisting dan penambahan didasarkan rata-rata pertumbuhan Provinsi Bengkulu yaitu sekitar 2 % per tahun untuk sanitasi layak. Rendahnya tingkat pertambahan sarana IPAL karena keterbatasan dana dan keterbatasan lahan, sehingga pemerintah Kabupaten Seluma menargetkan sampai Tahun 2019 sekitar 40 % dan 55 % pada Tahun 2019.

b. Sasaran Program Penanganan Persampahan

Sasaran program penanganan persampahan di Kabupaten Seluma dengan dua pendekatan yaitu:

1. Penanganan persampahan dengan menggunakan TPS3 R dengan target sampah tereduksi 20 % (standar SPM)

2. Penanganan persampahan dengan pengangkutan sampah ke TPA. Dengan asumsi sampah yang akan terangkut mencaoai 80 % (standar SPM)

Sasaran program penanganan persampahan di Kabupaten Seluma tahun 2017 – 2021 dapat dilihat pada Tabel 7.14.

Tabel 7.14

SASARAN PROGRAM PENANGANAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN SELUMA TAHUN 2017 - 2021

(37)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-37

7.4.3 Usulan Kebutuhan Program dan Pembiayaan Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Berdasarkan sasaran program yang ingin dicapai dalam bidang sanitasi di Kabupaten Seluma untuk kebutuhan sarana air limbah di prioritas untuk komunal di wilayah perkotaan, sehingga prioritas utama dalam pemenuhan sarana air limbah adalah di kawasan ibukota kecamatan.

Sedangkan untuk persampahan prioritas di wilayah perkotaann., maka usulan kegiatan untuk bidang persampahan di prioritaskan di Kota Tais. Usulan kebutuhan program dan pembiayaan

dapat dilihat pada Tabel 7.15 dan Tabel 7.16.

TABEL 7.15

USULAN KEBUTUHAN PROGRAM SANITASI KABUPATEN SELUMA

NO. Kegiatan Pengembangan

SPAL Terpusat Skala Kawasan Air Perukan

KK/Kws

3.778 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

ilir Talo KK/Kws 2.658 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Lubuk Sandi KK/Kws 2.044 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Seluma KK/Kws 1.816 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Seluma Barat KK/Kws 1.603 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Seluma selatan KK/Kws 2.195 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Seluma Timur KK/Kws 1.801 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Air utara KK/Kws 1.605 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Semindang Alas KK/Kws 2.988 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Semindang Alas Maras KK/Kws 4.409

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Talo KK/Kws 2.188 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Talo Kecil KK/Kws 1.975 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Ulu Talo KK/Kws 998 250

SPAL Terpusat Skala Kawasan

Sukaraja KK/Kws 6.361 250

2. Pengelolaan Persampahan Infrastruktur Persampahan TPA TPA 1

Infrastruktur Persampahan

TPST/3R Kawasan 1 2 2

Fasilitas Pengolah Sampah

Sementara Unit

Fasillitas Pewadahan, Pengumpul,

dan Pengangkutan Unit

3. Drainase Permukiman Penangangan Drainase

(38)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-38

TABEL 7.16

KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SANITASI KABUPATEN SELUMA

Sektor Kegiatan Detail

Lokasi Vol. Sat. Tahun

SUMBER PENDANAAN (RP. JUTA) READINESS CRITERIA DUKUNGAN TERHADAP 2414 Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

001 Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Penyusunan materplan drainase seluma 1 NSPK 2018 800.000 004 Pembangunan Sistem Pengelolaan Drainase Kawasan/Lingkungan

001 Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan

Pembangunan Drainase Sekunder Kecamatan Sukaraja SUKARAJA - sukaraja 200 Ha 2020 - -

600.000

Pembangunan Drainase Primer SUKARAJA -

(39)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-39

Kawasan Pasar Sembayat sukaraja - 400.000

Pembangunan Drainase Primer Kawasan Pasar Sembayat Sukaraja SUKARAJA - sukaraja 200 Ha 2017 3.000.000 -

-

006 Pembangunan Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota 001 Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota

Dump Truk SELUMA -

Alat Berat (Buldoze/Exavator

SELUMA

Pembangunan TPA Kota Seluma

SELUMA

007 Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota

(40)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-40

Pintu Gerbang IPLT SELUMA - 008 Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan/Lingkungan

002 Sistem Pengolahan Air Limbah berbasis masyarakat

Pembangunan Sanimas SUKARAJ

A - sukaraja 100 KK 2018 500.000

Pembangunan IPAL Komunal

AIR

Pembangunan IPAL Seluma

Utara

SELUMA

UTARA - 50 KK 2019 500.000

Pembangunan IPAL Seluma

barat

SELUMA

BARAT 50 KK 2020 500.000

Pembangunan IPAL Seluma

Timur

Seluma

timur 50 KK 2020 500.000

Pembangunan IPAL Seluma

Selatan

SELUMA

SELATAN 50 KK 2021 500.000

(41)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma VII-41

010 Pembangunan Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan 002 Sistem Pengurangan Sampah Berbasis Masyarakat

Pembangunan TPS 3R SELUMA -

pasar tais 200 KK 2017 550.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

SUKARAJ

A - sukaraja 200 KK 2017 500.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

TALO 200 KK 2017 500.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

Seluma 200 KK 2018 500.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

Seluma 200 KK 2019 500.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

Seluma 200 KK 2020 500.000

Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R

Gambar

Gambar VII.1
Tabel 7.1 Kawasan Perkotaan di Kabupaten Seluma
Gambar VII.2
Gambar VII.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

daerah  bencana ini  hanya  untuk kawasan  permukiman  saja  tidak termasuk  kawasan  pertanian dan . peruntukkan

Wilayah Kabupaten Morowaliterbesar adalah kawasan perdesaan yang mana daerah tersebut merupakan sentra pertanian dan perikanan olehnya itu pemerintah Kabupaten

Sosialisasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman 2014 | Ilustrasi Rumusan Tujuan dan Kebijakan. Pembangunan Permukiman dan

Konsep terencana dan tidak terencana dalam pengembangan permukiman dan perumahan di perkotaan selalu dihadapkan dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang tidak seimbang

“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui

Sesuai dengan kebijakan strategis Ditjen Cipta Karya, kebutuhan penanganan pembangunan kawasan permukiman dan infra-struktur permukiman di Kabupaten Padang Lawas

Kota Sorong sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman, baik. kawasan permukiman perdesaan maupun

Kec. Permukiman Perkotaan Kelurahan Berangas Kec. Permukiman Perkotaan Desa Jelapat I Kec. Permukiman Perkotaan Kelurahan Ulu Benteng Kec. 1.000,-) BUMD APBN DAK Kawasan Strategis