BAB V SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN
5.1 Petunjuk Umum
Safeguard dan lingkungan bersifat umum dan fleksibel atau dapat disesuaikan dengan
kondisi riil yang dihadapi. Materi yang diuraikan dapat menjelaskan kondisi saat ini dan
permasalahannya serta rencana pencapaian yang akan dilaksanakan, termasuk berbagai program
dan kebutuhan investasi dalam memenuhi tujuan pembangunan Kabupaten Banyumas dalam
jangka menengah.
Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam
lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah
air limbah permukiman (municipal waste water) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah
tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci dapur dan tinja manusia dari lingkungan
permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3). Air limbah permukiman perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak, seperti:
mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit, antara
lain: diare, thypus, kolera dan lain-lain.
5.1.1 Prinsip Dasar Safeguard
Prinsip dasar Safeguard Sosial dan Lingkungan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten
Banyumas meliputi:
Semua pihak terkait di Kabupaten Banyumas wajib memahami, menyepakati, dan
melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka Safeguard Lingkungan dan Sosial.
Bupati Banyumas secara formal perlu menyepakati isi kerangka Safeguard Lingkungan dan
Sosial yang disusun. Kerangka safeguard perlu disepakati dan dilaksanakan bersama oleh
stakeholder Kabupaten Banyumas yang bersangkutan, tidak hanya dari pemerintah daerah,
namun dari DPRD, LSM, perguruan tinggi dan masyarakat.
Pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan secara lebih efektif, diperlukan penguatan
kapasitas lembaga pelaksana. Fokus penguatan kapasitas mencakup kemampuan fasilitasi,
Perancangan kerangka safeguard secara sederhana agar mudah dimengerti dan keterkaitan
dengan tahapan investasi menjadi jelas dan dapat dilaksanakan sesuai prinsip dalam
kerangka pekerjaan.
Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program investasi infrastruktur tidak
membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang
tidak dapat diperbaiki/ dipulihkan. Apabila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan
adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif, baik pada tahap
perencanaan, persiapan maupun tahap pelaksanaannya.
RPIJM diharapkan tidak membiayai kegiatan investasi karena kondisi lokal tertentu yang
tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan masyarakat yang potensial
dipengaruhi dampak lingkungan atau warga terasing dan rentan atau warga yang terkena
dampak pemindahan secara memadai.
Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan
tahap-tahap sebagai berikut:
Identifikasi, penyaringan dan pengelompokan (kategorisasi) dampak.
Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan dapat dilakukan. Pada saat yang sama, juga perlu didiseminasikan dan didiskusikan dampak dan alternatif rencana tindak
penanganannya.
Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak
Pemantauan dan pengkajian terhadap semua proses safeguard
Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan (complaints) yang cepat dan efektif.
Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka
safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas, terutama kepada warga
yang berpotensi terkena dampak. Sasaran yang perlu diprioritaskan adalah warga yang
terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan
menyampaikan aspirasi dan keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat
5.1.2 Kerangka Safeguard
Karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi infrastruktur,
kerangka safeguard RPIJM Infrastruktur Bidang PU/ Cipta Karya terdiri oleh beberapa komponen
antara lain:
Safeguard Lingkungan
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu Kabupaten Banyumas dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko
lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan
keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP
(Potentially Affected People).
Safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali
Kerangka untuk membantu Kabupaten Banyumas dalam melakukan evaluasi secara
sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak
diinginkan, promosi manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik
dengan masyarakat yang terkena dampak pemindahan atau DP (displaced people).
5.1.3 Pembiayaan
Pembiayaan rencana safeguard sosial dan lingkungan dapat dilaksanakan melalui APBN,
APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten Banyumas.
5.2 Komponen Safeguard
5.2.1 Komponen Sosial Ekonomi
Komponen Sosial Ekonomi yang akan dikaji dalam Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Bidang Keciptakaryaan Kabupaten Banyumas berdasarkan program-program
pembangunan yang diusulkan per bidang. Pembahasan sosial ekonomi berdasarkan kompensasi
pembiayaan (ganti rugi) yang harus diterima oleh masyarakat yang diakibatkan oleh realisasi
program. Program Perluasan dan Revitalisasi TPA Gunung Tugel yang pembebasan lahannya
harus ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan mengganti ganti rugi dari harga
tanah per m2. Pengembangan TPA Gunung Tugel akan lebih efisien apabila menggunakan lahan
Program-program yang diusulkan dalam RPIJM Bidang PU/ Ciptakarya oleh Pemerintah
Kabupaten Banyumas dikategorikan program yang tidak menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat. Namun realisasi program tersebut harus memuat sharing dari masyarakat terutama
pembebasan lahan yang akan ditanggung oleh pemerintah daerah, terutama program yang akan
direalisasikan fisiknya.
5.2.2 Komponen Sosial Budaya
Komponen sosial budaya yang akan dikaji dalam penyusunan Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/ Ciptakarya adalah pelaksanaan dari program yang telah
disusun tersebut yang kemudian berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting bagi
masyarakat atau tidak.
Secara teknis program-program yang akan dilaksanakan tidak akan merubah karakterisik
masyarakat, terutama dari segi mata pencaharian. Namun Realisasi program tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan merubah perilaku masyarakat menjadi
lebih baik, terutama perilaku hidup sehat. Program-program yang akan menyentuh langsung dalam
kehidupan masyarakat adalah penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan
lingkungan.
5.2.3 Komponen Lingkungan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RIPJM) yang terkait dengan komponen
lingkungan adalah pengembangan TPA Gunung Tugel yang secara langsung berdampak terhadap
lingkungan, antara lain: air tanah, lahan dan vegetasi. Sedangkan program lain yang diprediksikan
dapat menimbulkan dampak besar dan penting apabila tidak dikaji penanganannya adalah
rencana pembangunan IPLT dan MCK. Realisasi program tersebut apabila tidak dikaji secara
teknis dapat menimbulkan pencemaran air tanah.
5.3 Metoda Pendugaan Dampak
Metoda pendugaan dampak digunakan untuk menentukan perubahan kuantitatif yang
meliputi dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi pada suatu kegiatan invetasi bidang
keciptakaryaan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Banyumas. Metoda pendugaan dampak
1. Metoda Ad Hoc
a. Sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan bagi anggota
timnya;
b. Anggota tim bebas menggunakan keahliannya dalam melakukan pendugaan;
c. Komponen lingkungan yang digunakan biasanya merupakan bidang yang luas,
contoh: dampak pada hutan, danau dll.
2. Metoda Overlays
a. Menggunakan sejumlah peta di lokasi kegiatan yang akan dibangun dan daerah di
sekitarnya;
b. Tiap peta menggambarkan komponen lingkungan yang meliputi aspek fisika- kimia,
biologi, sosial-ekonomi dan sosial-budaya;
c. Penggabungan dalam bentuk overlays akan menunjukkan kumpulan/ susunan
keadaan lingkungan secara keseluruhan;
d. Kelemahannya dalam penyajian dampak secara kuantitatif dan aliran dampak dari
komponen lingkungan.
3. Metada Checklist
a. Metoda ini berbentuk daftar komponen lingkungan yang kemudian digunakan untuk
menentukan komponen mana yang terkena dampak;
b. Awalnya metoda ini sangat sederhana, tetapi kemudian berkembang terus dan
hingga dapat mencari pemecahan masalah metoda lain;
c. Berdasarkan perkembangannya metoda ini dapat dibagi menjadi:
1) Checklist sederhana (simple checklist);
2) Checklist dengan uraian (decriptive checklist);
3) Checklist berskala (scaling checklist);
4) Checklist berskala dengan pembobotan (scale weighted checklist).
4. Metoda Matrices
a. Merupakan bentuk checklist dua dimensi yang menggunakan satu lajur untuk
komponen dan satu lajur lagi untuk daftar aktivitas proyek/ kegiatan;
b. Metoda ini tidak dapat menunjukan aliran dampak atau hubungan antar komponen.
b. Disusun berdasarkan daftar aktivitas yang saling berhubungan dan komponen
lingkungan yang terkena dampak;
c. Penyusunan aliran dampak ini dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak
langsung serta hubungan antar komponen sehingga dalam evaluasi keseluruhan
dapat dicari aktivitas utama yang perlu dikendalikan.
6. Metode Modifikasi dan Kombinasi
Menyadari kelemahan masing-masing metoda maka dapat dilakukan modifikasi atau
kombinasi dari kelima metoda yang ada.
5.4 Pemilihan Alternatif
5.4.1 Proses Pemilihan Alternatif
Pemilihan alternatif sangat terkait dengan metoda pendugaan dampak RPIJM Bidang
Keciptakaryaan di Kabupaten Banyumas disesuaikan dengan usulan program maupun kebutuhan
per kegiatan. Kajian pendugaan dampak dapat diimplementasikan dengan memperhatikan
rencana kegiatan per bidang Ciptakarya yang wajib didukung dengan dokumen Analisis
Manajemen Dampak Lingkungan maupun kegiatan yang hanya dilengkapi dengan dokumen
UKL-UPL.
Pembangunan fisik yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting namun
memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama pembangunan sarana dan prasarana air
bersih tidak didukung dengan dokumen AMDAL ataupun UKL-UPL.
5.4.2 Penyajian Pemilihan Alternatif
Program pembangunan Rusunawa dan Rusunami harus dikaji analisis dampak
lingkungan dengan didukung dengan adanya Analisis Manajemen Dampak Lingkungan (AMDAL)
karena diidikasikan menimbulkan dampak besar dan penting, sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Program lain yang
membutuhkan adanya dokumen AMDAL adalah pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah
Tinja) karena faktor yang perlu dikaji adalah lokasi dan jarak dengan perumahan masyarakat
ataupun badan sungai.
Program – program dalam RPIJM Kabupaten Banyumas perlu mengkaji dukungan
terbangun. Pembangunan perlu didukung UKL-UPL apabila kegiatan pembangunan tersebut
sudah teralisasikan namun belum didukung dengan AMDAL. Sedangkan kegiatan yang tidak
diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang
tersedia tetap menyusun kajian lingkungan. Kajian lingkungan ini berupa Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
5.5 Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan.
5.5.1 Sistem Pengelolaan
Pelaksanaan pembangunan yang diperkirakan memberi dampak terhadap lingkungan
harus memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Studi AMDAL wajib dilaksanakan dan
dibahas sebelum suatu proyek/ kegiatan dilaksanakan/ didirikan atau dibangun. Hasil studi Analisis
Manajemen Dampak Lingkungan (AMDAL) menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian izin
usaha atau kegiatan oleh Bupati/ Walikota atau Gubernur atau Menteri.
5.5.2 Pelaksanaan Pengelolaan
Pelaksanaan pengelolaan dari pembangunan yang dilakukan menjadi tanggung jawab
pemrakarsa sebelum proyek tersebut selesai direalisasikan. Pengelolaan dapat dilakukan oleh
swasta maupun pemerintah daerah atau dikelola bersama antara swasta dan pemerintah daerah.
5.5.3 Pembiayaan Pengelolaan
Semua pembiayaan pengelolaan lingkungan menjadi beban pemrakarsa mulai dari pra
konstruksi, konstruksi maupun pasca konstruksi.
Pemrakarsa menyampaikan pengumuman tentang kegiatan yang akan dilakukannya studi AMDAL
di wilayah kerja, dan masyarakat diberi kesempatan untuk memberi tanggapan, saran, atau
masukan. Pengumuman disampaikan melalui media cetak, seperti: surat kabar, majalah, papan
pengumuman di lokasi rencana proyek, atau di kantor pemerintah setempat dan penyampaian
pengumuman terdapat batas waktunya.
5.6 Rencana Pemantauan Safeguard Sosial dan Lingkungan
5.6.1 Tipe Pemantauan
Tipe pemantauan yang akan dilakukan terhadap realisasi kegiatan-kegiatan di dalam
5.6.2 Prosedur Pemantauan
Prosedur pemantauan terhadap realisasi kegiatan-kegiatan di dalam Rencana Program
Investasi Jangka Menengah Kabupaten Banyumas adalah monitoring dapat dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten
Banyumas
5.6.3 Pelaksanaan Pemantauan
Pemantauan yang akan dilaksanakan terhadap realisasi rencana program tersebut akan
dilaksanakan secara periodik per minggunya ataupun dapat dilakukan dengan waktu yang lebih