• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Arahan, Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1504073405BAB III Arahan Kebijakan dan Renstra CK OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III Arahan, Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1504073405BAB III Arahan Kebijakan dan Renstra CK OK"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

Arahan, Kebijakan dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang 3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) dengan rumusan arahan prioritas kebijakan, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1

TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025

Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA

INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN

BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG.

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan Nasional yaitu a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

(2)

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

b. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

h. Melakukan revolusi karakter bangsa.

i. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Mengacu pada sasaran utama serta nalisis yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional 2015-2019 serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah:

a. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.

(3)

c. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim. Arah kebijakan peningkatan

d. Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh

e. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan.

f. Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah.

g. Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Kebijakan umum pembangunan nasional yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang kesemuanya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta.

Guna mewujudkan visi pembangunan nasional pada periode 2015-2019 yaitu menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri dan bekepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi, misi, tujuan serta sasaran strategis untuk mendukung perwujudan visi pembangunana nasional. Adapun visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada periode tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal dalam Mendukung Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Pencapaian visi Kementerian PUPR dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi dimana terdapat 2 (dua) misi yang diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya. Adapun kedua misi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mempercepat pembangunan infastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’; dan

(4)

Sedangkan misi yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah:

a. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan.

b. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

c. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019.

d. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman.

e. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

(5)

b. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia; c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

d. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung; f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,

sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

(6)

penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri.PKN, PKW, dan PKL dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, kawasan perkotaan kecil.Selain sistem perkotaan nasional dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. Untuk Provinsi Kalimantan Selatan sebagai PKN adalah Banjarmasin, PKW terdiri dari Amuntai, Martapura, Marabahan dan Kota Baru

(7)

menyebutkan Pengembangan sistem perkotaan terdiri atas sistem perkotaan nasional, sistem perkotaan provinsi. Selain itu direncanakan pengembangan PKNp dan PKWp.

Sistem perkotaan nasional meliputi PKN berada di Kota Banjarmasin dan PKW berada di perkotaan Martapura Kabupaten Banjar, perkotaan Marabahan Kabupaten Barito Kuala, perkotaan Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara dan perkotaan Kotabaru Kabupaten Kotabaru.

Sistem perkotaan provinsi meliputi Kota Banjarbaru, Perkotaan Rantau di Kabupaten Tapin, Perkotaan Kandangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Perkotaan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Perkotaan Paringin di Kabupaten Balangan, Perkotaan Tanjung di Kabupaten Tabalong, Perkotaan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut, Perkotaan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

Untuk Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)meliputi PKNp di perkotaan Martapura Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru serta PKWp di perkotaan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, perkotaan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034 memuat arah pengembangan rencana tata ruang yang diakomodasikan dalam RTRW Kabupaten Tabalong adalah untuk :

a. Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk dan kegiatannya selama 20 (duapuluh) tahun ke depan. Hal ini dapat diwujudkan melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya-dukung dan daya-tampung wilayah dan lingkungan, struktur dan pola kegiatan, distribusi demografi menurut ruang dan kegiatannya, serta kebijakan Nasional dan Provinsi yang perlu diakomodasikan di Kabupaten Tabalong. Dukungan ruang untuk kegiatan yang dimaksud meliputi: ruang untuk kegiatan penunjang perumahan dan permukiman (sarana pendidikan, ibadah, kesehatan, perdagangan/niaga, pemerintahan); ruang untuk kegiatan industri; kegiatan pariwisata serta kegiatan pertanian dan budidaya lain. b. Mempersiapkan dukungan ruang bagi infrastruktur (termasuk utilitas) kawasan kabupaten untuk 20 (duapuluh) tahun ke depan Ini dapat diwujudkan melalui pengembangan/peningkatan dan pemeliharaan dari infrastruktur kawasan yang meliputi : prasarana transportasi, sumberdaya air, telekomunikasi, dan energi. c. Merencanakan struktur ruang dan pola ruang untuk mengurangi disparitas

(8)

dimaksudkan sebagai pencapaian perkembangan dengan tingkat yang sama di antara seluruh bagian wilayah Kabupaten Tabalong, namun ditujukan untuk memperkuat daya saing masing-masing bagian wilayah secara proporsional sesuai potensi sumberdaya alam dan posisi geografis yang dimilikinya. Dalam hal ini, ketersediaan prasarana dan sarana produksi dan distribusi terhadap bagian wilayah dengan tingkat perkembangan rendah menjadi signifikan, dimana upaya penyediaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Tabalong.

d. Merencanakan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan kemampuan atau daya dukung setiap bagian wilayah, ini dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya binaan isecara berkelanjutan. Keragaman potensi lokal perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan, namun tetap memperhatikan daya-dukung lingkungan sekitar.

e. Merencanakan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan, ini dapat diwujudkan melalui pengelolaan dan pelestarian kawasan berfungsi lindung dan pengendalian kegiatan budidaya di Kabupaten Tabalong. Kebijakan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Tabalong menjadi landasan utama bagi pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara taat asas. Oleh karena kawasan berfungsi lindung merupakan determinan dalam pemanfaatan ruang wilayah, maka pengembangan dan pengalokasian ruang budidaya dilakukan secara komplementer terhadap delineasi kawasan berfungsi lindung yang disepakati oleh para pihak.

Dalam RTRWN yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, untuk wilayah Kabupaten Tabalong tidak ada yang masuk dalam sistem perkotaan nasional. Dalam RTRWP Kalimantan Selatan, Kota Tanjung masuk dalam rencana pengembangan sistem perkotaan provinsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

(9)

Tabel 3.1. Heirarki Sistem Pusat–Pusat Perkotaan di Kabupaten Tabalong

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tabalong 2014-2034

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “marketdriven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis, mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS, mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS serta sinkronisasi program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).

Dukungan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan pengembangan WPS antara lain :

a. Konektivitas, Menghubungkan antar cluster untuk meningkatkan pertumbuhan & mengurangi disparitas, memperlancar arus keluar barang dan jasa

b. Mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan dan industri c. Meningkatkan keterkaitan antara fungsi pengolahan, produksi, dan jasa. d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman & penyediaan perumahan.

(10)
(11)
(12)

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Berisikan arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Kabupaten/Kota,dan Renstra SKPD terkait ntuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

RPJMD Provinsi  RPJMD Kabupaten  Renstra PU Tabalong

RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 – 2021 yaitu: “Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing”.

Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman (biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa-jasa lingkungan.

2. Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biaya tinggi.

3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian aspek pertumbuhan ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan pemerataan kesejahteraan (social equity) dan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal dengan the living triangle.

(13)

identifikasi resiko terhadap lingkungan, dampak lingkungan dan mencegah degradasi lingkungan; (5) Hak untuk berkembang untuk semua komponen; (6) Adanya kerjasama internasional; (7) Informasi, partisipasi dan akuntabilitas; (8) Adanya Konsumsi dan produksi berkelanjutan; (9) Strategis, terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan perencanaan pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau dan pengentasan kemiskinan; (10) Mendefinisikan kembali kesejahteraan; (11) Kesetaraan gender; (12). Menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah polusi dari setiap bagian dari lingkungan.

4. Ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi daerah sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan dan energi yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragama, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

a. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

b. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

c. Ketahanan pangan adalah suatu upaya meningkatkan ketersediaan pangan, mengembangkan diversifikasi pangan, mengembangkan kelembagaan pangan, dan mengembangkan usaha pegelolaan pangan.

Misi Pembangunan

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis, Sehat, Cerdas Dan Terampil; 2. Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan Berorientasi Pada

Pelayanan Publik;

3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan Kearifan Lokal;

4. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya;

(14)

PRIORITAS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1. KALSEL CERDAS

2. KALSEL SEHAT 3. KALSEL TERAMPIL 4. KALSEL BERIMAN

5. KALSEL SENTRA PANGAN

6. KALSEL MENUJU SALAH SATU DESTINASI WISATA NASIONAL 7. KALSEL MENUJU DAERAH INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA 8. KALSEL MENUJU LINGKUNGAN BERKUALITAS

9. KALSEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS 10. KALSEL BERBUDAYA

11. KALSEL AMAN

12. KALSEL MENUJU TUAN RUMAH PON

13. KALSEL DENGAN PEMDA BERKINERJA BAIK

TABEL 3.2. MISI PROGRAM DAN INDIKATOR RPJMD KALIMANTAN SELATAN

MISI NO PROGRAM UNGGULAN INDIKATOR KONDISI TARGET

MISI I 1 KALSEL CERDAS ARLS 8,01 (2014) 12 Tahun

2 KALSEL SEHAT UHH 67,47 (2013) 69,64

Tahun

3 KALSEL TERAMPIL Sertifikasi Naker 10% dari

pencarikerja 50% pencari kerja dari

4 KALSEL BERIMAN Jumlah Siswa

yang khatam Al-Quran

N/A 100%

MISI II 5 KALSEL SENTRA PANGAN Surplus Import Kebutuhan

Lokal Terpenuhi

6 KALSEL MENUJU SALAH

(15)

MISI NO PROGRAM UNGGULAN INDIKATOR KONDISI TARGET

MISI IV 10 KALSEL BERBUDAYA Perubahan

Perilaku Menuju Positif

Negatif Positif

11 KALSEL AMAN Konflik Sosial 0 0

12 KALSEL MENUJU TUAN

RUMAH PON Terbangunnya Sport centre 5% 100%

MISI V 13 KALSEL DENGAN PEMDA

BERKINERJA BAIK LKPD dan LAKIP WTP dan BB WTP dan A

TABEL 3.3. INDIKATOR KINERJA MAKRO RPJMD KALIMANTAN SELATAN

Maka, berkaitan dengan infrastruktur pada umumnya dan Ke PU an, khususnya Cipta Karya, berikut adalah uraian Misi RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan :

MISI 1.

MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG AGAMIS, SEHAT, CERDAS DAN TERAMPIL

PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG :

Indikator Kinerja Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Peningkatan IPM 67,63 68,88 69,50 70,13 70,75 71,38 72,00 • Angka Rata2 Lama

Sekolah 7,6(2014) 7,7 7,79 7,88 7,97 8,06 12

• Angka Harapan Lama

Sekolah 11,96(2014) N/A 12,54 12,83 13,12 13,41 13,7

• Usia Harapan Hidup 67,47

(2014) 67,66 68,19 68,55 68,92 69,28 69,64 Angka Pengangguran

(Target RPJMN) 2,64 2,53 3.9 2,46 3.7 2,37 3.6 2,27 3.4 2,18 N/A 2,09 N/A Pertumbuhan Ekonomi 3,84

(2015) 4,20 4,40 4,60 4,80 5,00 5,20

Angka Kemiskinan

(Target RPJMN) 4,99 (2015) 4,68 4.20 4,34 3.80 4,21 3.50 4,08 3.20 3,95 N/A 3,83 N/A

Indeks Gini 0,359 0,328 0,317 0,307 0,296 0,286 ---

Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup 55,86(2014) 58 59 60 61 63 65

(16)

 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah  Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Publik :

- Pembangunan Masjid Agung di Kawasan Liang Anggang

PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN :

 Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan Permukiman

MISI 2.

MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG :

Program Perencanaan Tata Ruang

- Penyusunan RDTR Kawasan Strategis

- Pengendalian lahan pertanian berkelanjutan dalam RTRW Kab/kot  Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Program Pemanfaatan Ruang

 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengelolaan Lainnya

- DI Tapin, DI Batang Alai, DI Kinarum, DI Pitap, DI Amandit  Program Pengendalian Banjir dan Pengaman Pantai

MISI 3.

MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH YANG MENDUKUNG PERCEPATAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

TUJUAN. Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang.SASARAN:

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Perekonomian  Meningkatnya Penyediaan Energi Listrik

Strategi1 : Peningkatan Kualitas Infrastruktur Daerah.

KALSEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS Kebijakan:

(17)

1. Mempertahankan kondisi jalan provinsi agar tetap berada dalam kondisi baik (mantap) 2. Membuat system informasi jaringan jalan dan jembatan provinsi yang dapat di akses

masyarakat, untuk memberikan masukan terhadap kondisi dan usulan perbaikan jalan., sehingga perbaikan dapat segera ditangani.

3. Memantapkan pengawasan pelaksanaan perda larangan angkutan tambang dan hasil perkebunan.

4. Mendorong Pengembangan System Jaringan Jalan yang merata di antara wilayah pembangunan

a. Untuk wilayah timur Kalsel, berupa:

1) Membangun/Mengkoordinasikan/mendorong penyelesaian Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan dengan Pulau Laut.

2) Pembangunan jalan lingkar pulau laut. 3) Pembangunan Jalan lingkar Batulicin. b. Untuk Wilayah Barat Kalsel:

1) Mendorong/Fasilitasi penyelesaian pembangunan jalan Marabahan-Margasari- Buas-buas-Negara dan Buas-buas Tabatan Baru.

2) Mendorong/Fasilitasi Pembangunan Jembatan Tabukan dan jalan aksesnya.

c. Untuk wilayah Selatan Kalsel:

1) Penyelesaian Pembangunan Jalan Matraman Sungai Ulin.

2) Peningkatan Jalan Lingkar Luar Selatan dan Trikora Banjarbaru, serta penyelesaian jalan tembus diantara kedua ruas ajalan tersebut

3) Penyelesaian Jalan Lingkar Dalam Selatan d. Untuk Penghubung antar wilayah:

1) Mendorong /FasilitasiPeningkatan jalan Kandangan –Lumpangi- Batulicin 2) Mendorong/Fasilitasi Peningkatan Kelas Jalan Nasional dari Kelas III

menjadi Kelas II.

3) Pembangunan Ruas jalan Paringin – Halong – Manggalau.

5. Meningkatkan konektivitas antara wilayah produksi dengan kasasan industry dan pelabuhan.

6. Membangun jalan akses pelabuhan dan bandara.

7. Melaksanakan kerjasama dengan pemerintah dan swasta untuk merealisasikan pembangunan jalan toll ini.

(18)

SUMBER DAYA AIR

1. Mempertahankan cactment area Riam Kanan sebagai wilayah tangkapan air yang sangat strategis untuk menyuplai Kawasan Metropolitan Banjarbakula dan sekitarnya, dengan cara pengawasan dan pengendalian untuk tidak adanya kegiatan masyarakat yang dapat mengganggu funsi lindung.

2. Mendorong Pembangunan pipa saluran air baku dari Waduk Riam Kanan ke Banjarbaru dan Banjarmasin.

3. Memberlakukan tarif subsidi silang untuk keadilan dan pemerataan. 4. Membangun embung /waduk untuk penyediaan air bersih.

5. Menyediakan sumur bor untuk wilayah-wilayah tertentu.

6. Membantu PDAM kab/kota untuk pengembangan pelayanan air bersih.

7. Memperkuat kelembagaan masyarakat penglola air bersih untuk masyarakat perdesaan. 8. Memfasilitasi distribusi air bersih perdesaan.

9. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan SPAM Regional Lainnya

ENERGI

1. Mendorong Pembangunan Pembangkit baru dan meningkatkan jaringan transmisi, skala besar, yang dapat dilaksanakan oleh BUMN, Swasta, atau pola KPS.

2. Pembangunan dan pengembangan skala rumah tangga, dan skala desa, khususnya pada daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan PLN, melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti PLTS, Biogas, Biomassa dan sebagainya).

PERHUBUNGAN

Mendorong/Fasilitasi/Pembangunan BRT

1. Pembangunan halte dan Rambu-rambu jalan pada tiap koridor 2. Mendorong Penyediaan Bus Untuk Pembangunan BRT

3. Pembangunan pusat Rehabilitasi/Maintenance Bus. Mendorong/Fasilitasi Pembangunan Kereta Api

1. Menyelesaikan persiapan perencanaan.

2. Menyusun Appraisal prakiraan biaya pembebasahan lahan 3. Membuat Tim Pembebasan lahan

4. Membuat Tim Fasiliitasi Percepatan Pembangunan Jaringan Kereta Api. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan Pelabuhan

1. Mendorong percepatan penyelesaian Pelabuhan Pelaihari, sebagai alternatif, pelabuhan Banjarmasin (trisakti) yang sudah mulai sulit dikembangkan.

(19)

Mendorong/Fasilitasi Pengembangan Bandara Warukin

1. Mendorong Percepatan proses persetujuan hibah dari BUMN (Pertamina) kepada Ditjen Perhubungan Udara untuk menjadi UPT Kemenhub.

2. Mendorng Pembukaan penerbangan terjadwal antar kota dan antar prrovinsi/regional. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam

1. Mendorong peningkatan dan pengembangan Fasilitas pendukung Bandara. 2. Mendorong perpanjangan runway.

Program dan Kegiatan Prioritas di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :  Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

- Membangun/Mendorong/ dan Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Laut dengan Pulau Kalimantan

- Koordinasi Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Laut - Penyelesaian Pembangunan Jalan Matraman Sei Ulin

- Mendorong/ Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jembatan Tabukan dan jalan aksesnya

- Mendorong/ Fasilitasi Penyelesaian pembangunan jalan Marabahan-Margasari-Buasbuas- Negara dan Buas-buas Tabatan Baru

- Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Jalan Toll Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura

- Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Jalan Toll Banjarbaru - Batulicin  Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

- Mendorong/ Fasilitasi Penyediaan SPAM Banjarbakula - Mendorong/ Fasilitasi Penyediaan air baku Regional lainnya

 Program Pengembangan , Pengelolaan, dan Konservasi sungai, Danau dan sumber air lainnya

- Pembangunan Waduk Untuk Penyediaan Air Baku (Waduk Tapin)

2. PERHUBUNGAN

Program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

- Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Pelabuhan Laut Pelaihari - Mendorong/ Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jalan Kereta Api - Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan BRT

(20)

 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 3. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

4. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan

- Pembangunan Pembangkit Listrik Baru - Pembangunan PLTS dan PLTMH

 Pengembangan sumberdaya mineral, geologi dan air tanah - Pembangunan Sumur Bor

MISI 4.

MEMANTAPKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DAERAH YANG BERBASISKAN KEARIFAN LOKAL

PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG :  Program Peningkatan sarana Prasarana Publik

- Pembangunan Sport Centre

- Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Olahraga

MISI 5.

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN YANG PROFESSIONAL DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG :  Program Peningkatan sarana Prasarana Aparatur

- Penyelesaian Pembangunan Kawasan perkantoran - Pembangunan Balai Rakyat di tiap Kecamatan

RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2020 Visi Kabupaten Tabalong 2015-2019 :

Menuju Kabupaten Tabalong yang Agamais, Sejahtera dan Mandiri.

(21)

dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak.Untuk mewujudkan Visi tersebut, disusun 3 (tiga) Misi dengan tujuan dan sasarannya masing-masing, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamais. Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar tercapai masyarakat madani yang beretika dan bermoral melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, memperkuat kelembagaan keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.

Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

a. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan

b. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif

c. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT)

2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan dasar lainnya melalui kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

 Meningkatnya indeks pembangunan manusia

Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas  Menurunnya angka kemiskinan

Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur

 Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak  Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup

 Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya  Meningkatnya kualitas dan produksi sektor industri kecil dan menengah dan

koperasi

3. Mewujudkan Kemandirian Dengan Membangun dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya. Dalam misi ini pembangunan diarahkan pada tercapainya sistem yang handal dan dinamis yang mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak melalui penguatan kelembagaan ekonomi, sosial budaya dan pemerintahan.

Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan

(22)

a. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah b. Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019

c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

d. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif

e. Meningkatnya keberdayaan keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah

Berdasarkan keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran yang diinginkan, maka strategi pembangunan Kabupaten Tabalong tahun 2015 sampai tahun 2019 adalah:

1. Penguatan kerjasama pemerintah dan tokoh agama dalam peningkatan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, budaya kerja dan

penanggulangan penyakit masyarakat

2. Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan 3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat 4. Peningkatan pendapatan riil per kapita

5. Peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian dalam arti luas 6. Penanggulangan kemiskinan

7. Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

8. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi secara terpadu untuk mendukung informasi layanan publik

9. Pengembangan keberdayaan perempuan dan perlindungan anak

10. Peningkatan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan pelestarian lingkungan hidup secara berkelanjutan

11. Pengembangan potensi kepeloporan dan kewirausahaan pemuda, olahraga dan seni budaya daerah

12. Pengembangan potensi pariwisata daerah

13. Peningkatan akses dan pengembangan sektor industri kecil, menengah, UMKM dan koperasi

14. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah 15. Peningkatan pendapatan daerah

16. Peningkatan ketersediaan pangan berkelanjutan

17. Peningkatan kualitas dan kapasitas aparatur pemerintah

18. Peningkatan kualitas kelembagaan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan 19. Peningkatan kerjasama pembangunan antar daerah

(23)

21. Mewujudkan manajemen perencanaan pembangunan secara sistematis dan terpadu 22. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dalam kerangka otonomi desa

Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

Pembangunan perkotaan dan perdesaan dilakukan secara terpadu, saling memperkuat dan merupakan bagian dari pembangunan daerah. Untuk menciptakan keterkaitan antar kota dan desa perlu dikembangkan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan agar memberi manfaat bagi keduanya. Kebutuhan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur di perkotaan dan perdesaan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dalam upaya memenuhi hajat hidup dan kebutuhan terhadap berbagai aktifitas. Disamping itu, pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas perkotaan dan perdesaan. Kebutuhan terhadap sarana infrastruktur merupakan kebutuhan mendasar bagi perkembangan kehidupan masyarakat dan karenanya merupakan kewajiban pemerintah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur ini sebagai bentuk layanan yang dapat membawa masyarakatnya pada tingkatan kesejahteraan yang lebih layak.

Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, memprioritaskan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat di Bumi Saraba Kawa ini. "Saat ini indeks pembangunan manusia di Tabalong masih rendah yakni 72,11 dan menempati posisi ke sembilan tingkat provinsi Kalimantan Selatan karena itu peningkatan IPM jadi priotitas sasaran pembangunan mendatang," Tahun 2015, Pemkab Tabalong menargertkan IPM bisa mencapai 72,65 dan 73,19 pada 2016 dengan melakukan beberapa upaya diantaranya menyediakan pendidikan yang murah dan berkualitas.Selain itu menyediakan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas khususnya bagi warga miskin serta perbaikan tunjangan daerah untuk tenaga medis yang bertugas di daerah terpencil.Sementara itu untuk memperkuat perekonomian dan kemandirian daerah, dalam RPJMD 2015 - 2019 ditargetkan membuka lapangan kerja 5.000 lapangan kerja baru bagi putra daerah melalui pemberian keterampilan dan permodalan.Program Gerakan Pembangunan Menuju Masyarakat Sejahtera (Gerbang Emas) juga menjadi salah satu upaya kemandirian daerah khususnya di wilayah pedesaan.

Tahapan Pembangunan Kabupaten Tabalong 2015-2019

(24)

tahap kelima, tahun inovasi dan kreativitas. Penekanan fokus setiap tahun tersebut bukan berarti mengeyampingkan aspek lain, karena sasaran yang ingin dicapai adalah kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tabalong, sehingga dalam setiap pentahapan dapat dimaknai sebagai upaya perwujudan sasaran tersebut. Perincian setiap tahap tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019. Tahun 2015 : Tahun Kelembagaan dan Penataan

Prioritas Pembangunan Daerah. Prioritas diarahkan untuk memperkokoh kelembagaan pemerintah daerah dan penataan seluruh sektor pembangunan sebagai penopang utama pelaksanaan pembangunan Kabupaten Tabalong selama lima tahun. Penguatan kelembagaan yang didukung dengan penanaman nilai-nilai keagamaan dilakukan tidak hanya pada lembaga pemerintah daerah, namun juga lembaga sosial masyarakat dan kelembagaan politik yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pembangunan daerah, sehingga terwujud Kabupaten Tabalong yang agamais. Sedangkan penataan seluruh sektor pembangunan dilakukan untuk menghadapi periode pembnagunan yang akan berjalan lebih pesat di masa yang akan datang.

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019. Tahun 2016 : Tahun Pelayanan Dasar

Prioritas Pembangunan Daerah. Prioritas diarahkan untuk mencapai pemenuhan pelayanan dasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, pada tahun kedua ini juga diarahkan untuk memperkuat aspek ketentraman dan ketertiban masyarakat sehingga memberikan jaminan kondusif Kabupaten Tabalong di tahun-tahun berikutnya.

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019. Tahun 2017 : Tahun Infrastruktur dan Utilitas

(25)

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019. Tahun 2018 : Tahun Investasi dan Perekonomian

Prioritas Pembangunan Daerah.Prioritas diarahkan untuk memperkokoh kapasitas perekonomian Kabupaten Tabalong sehingga dapat mewujudkan Kabupaten Tabalong yang sejahtera.

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019. Tahun 2019 : Tahun Inovasi dan Kreativitas

Prioritas Pembangunan Daerah.Prioritas diarahkan untuk mencapai tata kehidupan masyarakat Kabupaten Tabalong yang seimbang pada dseluruh aspek dengan menyempurnakan pelaksanaan pembangunan tahun-tahun seelumnya dengan memperkuat peningkatan potensi masyarakat pada inovasi dan kreativitas serta peningkatan kualitas lingkungan hidup untukmewujudkan Kabupaten Tabaling yang mandiri,

Tabel 3.4. Sinkronisasi Program Prioritas Nasional dan Program Prioritas Kabupaten Tabalong

Program Kabupaten Program Prioritas Naisonal (Nawacita)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan IPM :

1. Menyediakan pendidikan yang murah dan berkualitas, memberikan beasiswa kepada anak keluarga miskin dan berprestasi, menyediakan angkutan bus untuk pelajar dan guru serta perbaikan tunjangan untuk guru dan tunjangan khusus untuk guru di daerah terpencil dan bantuan dana pendidikan untuk guru,

2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin dan perbaikan tunjangan daerah untuk tenaga medis dan paramedis serta tunjangan khusus untuk yang bertugas di daerah terpencil.

3. Menganggarkan dana abadi untuk pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi keluarga miskin serta untuk olahraga dan pengembangan seni budaya

- - - - √ - - - -

Perkuatan Perekonomian dan Kemandirian Daerah : 1. Mewujudkan pemerintah yang melayani rakyat (masyarakat)

2. Membuka 5.000 lapangan kerja baru bagi putra/ putri Tabalong dengan memberikan pelatihan ketrampilan kerja dan permodalan usaha.

3. Menganggarkan dana 1 milyar untuk setiap desa melalui Gerakan Pembangunan Menujusyarakat Sejahtera (Gerbang Emas)

4. Beras gratis untuk keluarga miskin

5. Peningkatan pembangunan jalan, jembatan, prasarana pertanian dan air bersih serta listrik pedesaan.

6. Meningkatkan keterampilan dan bantuan permodalan untuk kaum wanita untuk menunjang ekonomi keluarga serta menata industri perkayuan melalui peningkatan ketrampilan dan bantuan permodalan.

7. Perbaikan tunjangan aparat pemerintah daerah serta aparat dan pamong praja.

- √ √ - - √ √ - -

Penguatan Kelembagaan Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan : 1. Asuransi untuk ulama, guru agaman, khatib, bilal dan kaum mesjid serta menyediakan

dana untuk kegiatan majelis ta’lim, pengajian, seni budaya islam dan kegiatan keagamaan lainnya serta pembangunan pesantren pendidikan AL-Qur’an serta pesantren modern.

√ - - √ - - - √ √

Program Prioritas Naisonal (Nawacita) :

(26)

2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan mempekuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan.

4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Perumusan kebijakan umum bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara strategi yang telah disusun dengan arah kebijakan yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah (2015-2019). Kebijakan umum Kabupaten Tabalong dalam menerjemahkan strategi dan arah kebijakan pembangunan lima tahunan ada 22 strategi pembangunan. Program-program pembangunan disusun untuk mencapai visi, misi dan sasaran pembangunan yang berpedoman pada strategi dan kebijakan umum. Program pembangunan merupakan bentuk instrumen kebijakan yang memuat satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat dan dalam draft RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019 disusun 39 Kebijakan yang akan diimplementasikan dalam 173 Program.

Berikuut adalah Kebijakan dan Program yang berkaitan dengan Kemiskinan dan Infrastruktur di Kabupaten Tabalong.

Kebijakan dalam pemenuhan hak dasar dan pemberdayaan masyarakat miskin dilaksanakan dengan program :

a. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial

b. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial c. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma d. Pembinaan anak terlantar

e. Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial

(27)

a. Pembangunan jalan dan jembatan

b. Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan c. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong d. Pembangunan infrastruktur perdesaan

e. Pembangunan turap/talud/bronjong f. Pembangunan infrastruktur perdesaan g. Pengembangan perumahan

h. Pengaturan jasa konstruksi i. Pengawasan jasa konstruksi

j. Pengendalian dan pengamanan lalu lintas

k. Perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

l. Pembangunan/rehabilitasi/pemeliharaan/pengendalian prasarana dan sarana perhubungan

m. Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor n. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan o. Peningkatan pelayanan angkutan

p. Pengelolaan areal pemakaman

Kebijakan untuk meningkatkan pengelolaan dan konservasi pengembangan sumber daya air dilaksanakan dengan program

a. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan b. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Kebijakan untuk meningkatkan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup ditempuh dengan program :

a. Lingkungan sehat perumahan

b. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

c. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup d. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

f. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam

g. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup

Kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau dilaksanakan dengan program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

Kebijakan untuk meningkatkan koordinasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan program :

(28)

b. Pengendalian pemanfaatan ruang c. Penataan daerah otonomi baru

Indikasi Program Prioritas.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, disusun dan dijabarkan kedalam Program Pembangunan Prioritas Bupati Tabalong periode 2015-2019 sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintah yang melayani rakyat.

2. Peningkatan pembangunan agribisnis dengan menyediakan bibit gratis untuk petani, pupuk yang murah serta peningkatan pendapatan petani karet dengan membangun crumb rubber mini yang akan dikelola oleh koperasi petani karet.

3. Menyediakan pendidikan yang murah dan berkualitas, memberikan beasiswa kepada anak keluarga miskin dan berprestasi, menyediakan angkutan bus untuk pelajar dan guru serta perbaikan tunjangan untuk guru dan tunjangan khusus untuk guru di daerah terpencil dan bantuan dana pendidikan untuk guru.

4. Menyediakan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin dan perbaikan tunjangan daerah untuk tenaga medis dan paramedis serta tunjangan khusus untuk yang bertugas di daerah terpencil.

5. Membuka 5000 lapangan kerja baru bagi putra/putri Tabalong dengan memberikan pelatihan keterampilan kerja dan permodalan usaha.

6. Menganggarkan dana 1 (satu) milyar untuk tiap desa melalui gerakan membangun desa terpadu.

7. Beras gratis untuk keluarga miskin.

8. Asuransi untuk ulama, guru agama, khatib, bilal dan kaum mesjid serta menyediakan dana untuk kegiatan majelis ta’lim, pengajian, seni budaya Islam dan kegiatan keagamaan lainnya serta membangun pesantren pendidikan Al-Qur’an serta pesantren modern.

9. Perbaikan tunjangan aparat pemerintah daerah serta aparat dan pamong desa.

10. Menganggarkan dana abadi untuk pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi keluarga miskin serta untuk olahraga dan pengembangan seni budaya.

11. Peningkatan pembangunan jalan, jembatan, prasarana pertanian dan air bersih serta listrik perdesaan.

12. Meningkatkan keterampilan dan bantuan permodalan untuk kaum wanita untuk menunjang ekonomi keluarga serta menata industri perkayuan melalui peningkatan keterampilan dan bantuan permodalan.

(29)

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya 3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

a. Visi dan misi pengembangan kawasan permukiman b. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan c. Penetapan kawasan permukiman prioritas

Kawasan Peruntukan Permukiman berdasar Rencana Pola Ruang RTRW Kab Tabalong, meliputiKawasan peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 2.784 hektar danKawasan peruntukan permukiman perdesaan seluas kurang lebih 17.250 hektar.

A. Visi Dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman

Visi dan Misi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan mengacu pada visi dan misi Kabupaten Tabalong, yaitu dengan visi “Tabalong yang Agamais, Sejahtera dan Mandiri” dijabarkan dalam misi yang berkaitan : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Mewujudkan Kemandirian Dengan Membangun dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya, maka Visi Rencana Kawasan Permukiman adalah “Permukiman dan Perumahan yang layak dan sehat dengan Masyarakat Sejahtera dan Infrastruktur Dasar serta Pengembangan Prasarana Sarana yang berkualitas untuk mendukung permukiman perkotaan dan perdesan”, maka misi nya adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Permukiman Perkotaan-Perdesaan yang Layak Huni 2. Mewujudkan Perumahan Perkotaan-Perdesaan yang Sehat

3. Mewujudkan Infrastruktur Dasar Permukiman Perumahan yang berkualitas

4. Mewujudkan Pengembangan Prasarana Sarana Permukiman Perumahan yang berkualitas

Berdasarkan keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran yang diinginkan, maka strategi pembangunan Kabupaten Tabalong tahun 2015 sampai tahun 2019, yang berkaitan dengan terwujudnya Rencana Kawasan Permukman, adalah:

1. Peningkatan pendapatan riil per kapita 2. Penanggulangan kemiskinan

3. Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

4. Mewujudkan manajemen perencanaan pembangunan secara sistematis dan terpadu Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

(30)

pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas perkotaan dan perdesaan. Kebutuhan terhadap sarana infrastruktur merupakan kebutuhan mendasar bagi perkembangan kehidupan masyarakat dan karenanya merupakan kewajiban pemerintah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur ini sebagai bentuk layanan yang dapat membawa masyarakatnya pada tingkatan kesejahteraan yang lebih layak.

(31)
(32)

B. Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan

1. Wilayah Terlarang untuk Pembangunan Perumahan (Negative List)

Wilayah terlarang untuk pembangu nan perumahan (negative list) adalah wilayah yang tidak dapat dikembangkan menjadi perumahan dan permukiman yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong atau Peraturan di atasnya. Dengan mengacu kepada Peraturan Daerah yang masih berlaku saat ini, maka wilayah terlarang untuk pembangunan perumahan (negative list) di Kota Tanjung yaitu sebagai berikut :

a. Zona Lindung

Untuk mencapai perwujudan dalam pola ruang pada zona lindung terdapat beberapa kebijakan. Perwujudan pola ruang untuk zona lindung terdapat empat kebijakan, diantaranya yaitu :

1) Penetapan zona lindung Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong. 2) Mengoptimalkan dan mengembalikan fungsi Kawasan Konservasi Sungai sebagai

zona lindung RTH.

3) Pengembangan, mengoptimalkan dan Pemeliharaan RTH Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong untuk peningkatan kualitas lingkungan Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong.

4) Penanganan zona rawan bencana.

Untuk mencapai kebijakan tersebut, maka diperlukan adanya pengembangan pada masing-masing kebijakan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan pada uraian berikut ini.

1) Penetapan zona lindung Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong dengan program utama penetapan zona lindung Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong meliputi:

a) Zona Ruang Terbuka Hijau; dan b) Zona Rawan Bencana.

2) Mengoptimalkan dan mengembalikan ke fungsi zona RTH sempadan sungai untuk kepentingan konservasi meliputi:

a) Penyediaan Taman RTH Kawasan Ujung Murung pada Sub BWP A blok A2; b) Reboisasi, penguatan tebing (membuat plengsengan), pengembangan

sungai bersih, pengembangan pariwisata dan penelitian; dan

c) Penetapan batas penghijauan dan pembatasan kawasan terbangun.

3) Mengoptimalkan dan pemeliharaan RTH kota untuk peningkatan kualitas lingkungan meliputi:

(33)

c) Penyediaan RTH Sempadan Jalan dari batas kota bagian Maburai hingga Monumen Tanjung Puri.

d) Penghentian penambangan pasir Sungai Tabalong;

e) Penyediaaan RTH kota sehingga mencapai 30% (tiga puluh persen) dari luas perkotaan, dengan mengembangkan RTH pekarangan, RTH taman dan hutan kota, RTH jalur hijau jalan dan RTH fungsi tertentu; dan

f) Pengawasan, perawatan dan pemeliharaan kondisi RTH agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

4) Perlindungan zona rawan bencana yakni banjir melalui perbaikan sistem drainase pada areal rawan banjir serta penyediaan jalur evakuasi dan system peringatan dini bencana.

b. Zona Budidaya

Untuk mencapai perwujudan dalam pola ruang pada zona budidaya terdapat beberapa kebijakan. Perwujudan pola ruang untuk zona budidaya terdapat Sembilan (9) kebijakan, diantaranya yaitu :

1) Pengembangan Kegiatan Perumahan sebagai dampak perkembangan Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong.

2) Pengembangan kegiatan perdagangan jasa untuk mengoptimalkan fungsi Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong sebagai ibukota kabupaten. 3) Pengembangan kompleks perkantoran dalam satu zona untuk kemudahan akses

pelayanan.

4) Pengembangan zona sarana pelayanan umum untuk mengoptimalkan fungsi dan peran Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong.

5) Pengembangan dan penataan sub zona industri agro. 6) Mempertahankan dan peningkatan hasil sub zona pertanian. 7) Pengendalian sub zona pertambangan

8) Pengembangan potensi sub zona pariwisata. 9) Penataan zona peruntukan khusus.

Untuk mencapai kebijakan tersebut, maka diperlukan adanya pengembangan pada masing-masing kebijakan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan pada uraian berikut ini.

1) Pengembangan perumahan sebagai dampak perkembangan Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong meliputi:

a) Pengembangan perumahan baru yang dikembangkan baik oleh pengembang maupun masyarakat;

(34)

c) Relokasi Permukiman Padat Penduduk di Kawasan Ujung Murung Blok A4; d) Penyediaan perumahan dinas;

e) Perbaikan lingkungan perumahan di semua Sub BWP yang termasuk dalam kategori permukiman kumuh; dan

f) Penyediaan prasarana permukiman secara layak baik untuk individual maupun komunal.

2) Pengembangan perdagangan jasa untuk mengoptimalkan fungsi Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong sebagai ibukota kabupaten meliputi:

a) Penataan Pasar Bauntung di Sub BWP A Blok A1;

b) Penataan dan Pengembangan Los Ikan Pasar Bauntung di Blok A1; c) Penyediaan Sentra Kuliner di Blok A1;

d) Renovasi Mall Thayibah menjadi Tanjung Town Square; e) Revitalisasi Mall Batuah di Blok A1;

f) Penyediaan Sentra Pasar Buah di Sub BWP B; g) Penyediaan Pasar Karet di Sub BWP H Blok H2; h) Pengembangan pusat perbelanjaan modern; i) Kegiatan pasar desa di semua Sub BWP; dan

j) Penyediaan ruang bagi perdagangan informal terutama pada pusat perdagangan dan jasa.

3) Pengembangan zona perkantoran pemerintah dalam satu kawasan, guna mempermudah koordinasi antar instansi, dengan program utama meliputi:

a) Pengembangan Kompleks Perkantoran Kabupaten di Sub BWP D; dan

b) Penyediaan prasarana pendukung subzona perkantoran pemerintahan antara lain meliputi jalur pejalan kaki, RTH, penerangan jalan, parkir, sampah, dan peresapan/pengaliran air.

4) Pengembangan zona sarana pelayanan umum untuk mengoptimalkan fungsi Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong dengan program meliputi:

(35)

b) Pengembangan subzona transportasi (SPU-2) melalui pemindahan lokasi terminal di Sub BWP E blok E5;

c) Pengembangan subzona kesehatan (SPU-3) dengan mengembangkan Rumah Sakit Ratu Zaleha di Sub BWP A blok A1, pemerataan subzona kesehatan dengan menambah jumlah sarana kesehatan berupa rumah bersalin/klinik bersalin, puskesmas, laboratorium, praktek dokter spesialis, praktek dokter bersama meliputi Sub BWP A, Sub BWP B, Sub BWP C, dan Sub BWP E;

d) Pengembangan subzona olahraga (SPU-4) berupa penyediaan fasilitas penunjang untuk Sport Centre di Sub BWP D dilengkapai dengan RTH berupa Taman Jogging, Taman Sepeda, dan lain sebagainya; serta pemerataan lapangan/gedung olah raga di setiap desa/kelurahan di semua Sub BWP; e) Pengembangan subzona sosial budaya (SPU-5) melalui penambahan jumlah

kegiatan gedung pertemuan/balai warga sesuai kebutuhan di semua Sub BWP; dan

f) Pengembangan subzona peribadatan (SPU-6) pengembangan Islamic Centre di Sub BWP E blok E5; serta Pengembangan masjid dan pemerataan kebutuhan tempat ibadah yang tersebar di permukiman masyarakat di semua Sub BWP.

5) Zona industri meliputi pengembangan kegiatan industri agro atau aneka industry (I-4) pada Sub BWP E blok E9, dan E10 yang dilengkapi dengan pergudangan. 6) Zona peruntukan lainnya untuk mengoptimalkan fungsi Kawasan Perkotaan

Ibukota Kabupaten Tabalong dengan program meliputi:

a) Subzona pertanian (PL-1) dengan program utama meliputi perbaikan sistem irigasi teknis dan penggunaan teknologi pertanian tepat guna;

b) Subzona Pertambangan (PL-2) melalui pengembangan kawasan pertambangan berwawasan lingkungan pada Sub BWP F, serta pengendalian radius 70 meter sekitar sumur bor; dan

c) Subzona pariwisata (PL-3) pembangunan wisata taman safari mini pada Sub BWP D yang dilengkapi dengan pasar wisata, serta pengaturan sistem parkir dan sirkulasi pada subzona pariwisata.

7) Pengembangan zona khusus dengan program meliputi:

(36)

Kecamatan, Kompi A Yonif-621/Manuntung, dan Kiban Yonif-621/Manuntung dan

b) Alif fungsi TPA menjadi Bank Sampah dan relokasi TPA ke luar Kawasan Perkotaan.

2. Kesesuaian Lahan Perumahan dan Permukiman

a. Pengembangan Permukiman Perkotaan dalam Rencana Tata Ruang 1) Permukiman Perkotaan – RTRW Kabupaten Tahun 2002-2012

Berdasarkan arahan tata ruang Sub Wilayah Pengembangan (SWP) RTRW Tabalong, pengembangan pusat permukiman perkotaan diarahkan pada fungsi SWP I (Tengah) dengan pusat pelayanan Kota Tanjung, dan fungsi SWP III (Selatan) dengan pusat pelayanan Kota Kelua. Sedangkan pada fungsi SWP II (Utara) tidak diarahkan atau dikembangkan menjadi permukiman perkotaan.Merupakan ruang yang diperuntukan bagi pengelompokan perumahan termasuk didalamnya sarana/prasarana sosial ekonomi, dengan dominasi kegiatan usaha non pertanian (pemerintahan, perdagangan, jasa, industri), untuk menampung penduduk yang ada saat ini maupun perkembangannya, dengan kriteria :

Dominasi penggunaan lahan adalah permukiman perkotaan  Kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru

Daya tampung perkembangan penduduk dan sarana/prasarana yang dibutuhkan

Usaha-usaha/kebijaksanaan yang ada

 Mengalihkan penggunaan pertanian lahan kering yang berada disekitar permukiman perkotaan menjadi permukiman perkotaan.

Pengaturan yang harus dilakukan meliputi :

Perlu pengaturan ruang untuk fasilitas lingkungan

 Perlu memperhatikan kepadatan lingkungan dan Koefisien dasar bangunan (KDB) dalam rangka menunjang fungsi peresapan air

 Kerapatan bangunan perlu juga diperhitungkan

Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk yang meliputi :

 Penataan ruang kota (RTRK, RDTRK, RTRK) yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kota.

(37)

Pengembangan permukiman perkotaan diprioritaskan di empat kecamatan (Kelua, Tanjung, Murung Pudak, Muara Uya) yang ditunjang ibukota kecamatan lainnya, mengingat saat ini keempat kecamatan tersebut telah memiliki desa-urban. Rencana pengembangan Kota Tanjung kearah selatan hingga kawasan Mabuun (Tanjung Baru), dilakukan dengan tahapan pengembangan :

a) Pada tahap awal dilakukan dengan pemberian “insentif” berupa pengembangan sarana dan prasarana umum skala pelayanan kabupaten (kantor pemerintahan, bangunan umum, pendidikan, kesehatan, jalan, listrik, air, telepon) sebagai penarik/pancingan timbulnya kegiatan lain.

b) Dengan lengkapnya sarana/prasarana sosial yang memadai diharapkan akan merangsang berkembangnya permukiman (yang tertata dan terencana), baik yang dilakukan oleh pengembang, perorangan maupun pemerintah/swasta. c) Dengan berkembangnya permukiman akan meningkatkan intensitas kegiatan

dan interaksi masyarakat dalam kawasan dan dengan kawasan lain, sehingga akan tumbuh kegiatan pelayanan jasa/perdagangan yang pada tahap awal masih sebatas pelayanan internal.

d) Dengan sudah berkembangnya kegiatan dalam kawasan, akan menimbulkan multiplier effect dari kegiatan perdagangan dan jasa yang ada dalam skala yang lebih besar (grosir) atau turunannya (skala lingkungan) yang ditunjang dengan bertambah intensifnya interaksi kawasan dalam konstelasi regional yang terkait dengan posisi strategis kawasan dalam lintas Trans Kalimantan. Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 17.656 Ha atau 4,90 % dari luas wilayah Kabupaten Tabalong, yang terdiri dari kawasan permukiman perkotaan seluas 9.7883 Ha (2,75 %) & kawasan permukiman pedesaan seluas 7.773 Ha (2,16 %).

2) Permukiman Perkotaan – RP4D Kabupaten Tabalong

a) Arahan Penetapan Kawasan Prioritas Perumahan dan Permukiman

Ada beberapa kawasan yang perlu didorong pertumbuhannya dan perlu adanya penanganan yang lebih intensif. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu penetapan prioritas penanganan wilayah/kawasan perumahan dan permukiman, antara lain :

 Wilayah permukiman yang mempunyai prospek pengembangan yang tinggi

(38)

 Kawasan strategis permukiman dan memiliki prospek pengembangan yang baik

Tabel 3.5. Rekomendasi Prioritas Lokasi Pengembangan

Lokasi Permukiman Kondisi Kawasan Status Permukiman

Berkembang  Perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian terhadap Kota Tanjung

 Penataan Sistem transpor-tasi dan jaringan utilitas

 Pendistribusian pusat-pusat pelayanan

 Perencanaan, pemanfaatan, pengendalian & pembangunan perumahan (real estate) melalui pola pengem-bangan1 : 3 : 6

b) Wilayah Permukiman yang Mempunyai Prospek Pengembangan Tinggi

Rencana pengembangan wilayah prioritas perumahan dan permukiman di kabupaten Tabalong diarahkan pada wilayah yang memiliki aksesibilitas tinggi sehingga perlu mendapat perhatian tersendiri. Di Kabupaten Tabalong, wilayah yang mempunyai prospek tinggi tersebut adalah wilayah di sekitar jalan arteri primer serta kawasan industri. Wilayah dengan akses tinggi tersebut antara lain :

 Menurut rencana pengembangan jaringan jalan Propinsi, salah satu pengembangan jaringan jalan yang penting di Kalimantan Selatan adalah jalan arteri primer.

Dampak dari keberadaan jaringan jalan arteri primer Kabupaten Tabalong adalah semakin berkembangnya kawasan disekitar kawasan tersebut, meningkatnya nilai lahan serta akses semakin cepat dan mudah.

 Pengembangan kegiatan dan pembangunan kawasan terbangun di sepanjang jalan arteri primer.

 Wilayah yang mempunyai prospek pengembangan yang tinggi adalah Kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Tanta, Haruai, Muara Uya, Jaro, Kelua dan Pugaan.

c) Pertumbuhan Pusat-Pusat Kegiatan Ekonomi yang Cukup Pesat

(39)

wilayah sekitarnya. Diharapkan dengan adanya pengembangan kegiatan perekonomian di masing-masing pusat kecamatan dapat meniadakan kesenjangan antar wilayah.

d) Kawasan Strategis dan Memiliki Prospek Pengembangan Baik

Kawasan yang strategis di Kabupaten Tabalong adalah daerah yang berdekatan langsung dengan Kota Tanjung dan mempunyai akses langsung dengan keberadaan jaringan jalan arteri primer kabupaten Tabalong. Wilayah yang menjadi kawasan strategis untuk kegiatan permukiman dan memiliki prospek pengembangan yang baik adalah Kecamatan Tanjung, kecamatan Murung Pudak dan kawasan yang mempunyai prospek pengembangan yang baik karena keberadaan jaringan jalan arteri primer.

Tabel 3.6. Rekomendasi Rencana Lokasi Pengembangan

Lokasi

(Kecamatan) Kondisi Permukiman Status Kawasan Permukiman Pengembangan Rekomendasi

 Tanjung

Berkembang  Daerah yang Mempunyai akses baik dengan Kota

Tanjung

 Kawasan permukiman yang tumbuh pesat di

sekitar pusat kota me-rupakan kawasan permukiman yang strategis dan memiliki prospek pengembangan yang baik.

 Wilayah yang menjadi kawasan strategis memiliki prospek pengem-bangan permukiman yang baik

 Kawasan permukiman yang berada disepanjang koridor jaringan jalan arteri primer merupakan kawasan yang sangat potensial, hal ini menyebabkan kawasan permukiman ini memiliki

nilai strategis dan memiliki prospek

pengembangan yang baik

b. Pola Pengembangan Permukiman Perkotaan

Adapun pola pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Tabalong antara lain :

1) Pola Pengembangan Kawasan

a) Pengembangan Kawasan Permukiman Berkepadatan Rendah b) Pengembangan Kawasan Permukiman Berkepadatan Sedang c) Pengembangan Kawasan Komersial

Gambar

TABEL 3.2. MISI PROGRAM DAN INDIKATOR RPJMD KALIMANTAN SELATAN
TABEL 3.3. INDIKATOR KINERJA MAKRO RPJMD KALIMANTAN SELATAN
Tabel 3.4. Sinkronisasi Program Prioritas Nasional dan Program Prioritas Kabupaten Tabalong
Gambar 3.2. Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kabupaten Tabalong  Dalam RTRW Kabupaten Tabalong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan standart tersebut, arahan TPS di Kabupaten Rokan Hulu lebih diprioritaskan di wilayah perkotaan atau pusat-pusat pengembangan wilayah pada jenjang I, II dan III

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

Kabupaten Halmahera Tengah – Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 III - 18 Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Halmahera Tengah dilakukan dengan membagi wilayah

khususnya di kawasan perkotaan (dan daerah belakangnya) disetiap pulau, maka untuk pulau- pulau besar utama (P. Timor) masing- masing harus mempunytai kota orde I (satu)/

1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasanperkotaan maupun perdesaan,

Untuk itu, Ditjen Cipta Karya perlu melakukan pengembangan wilayah pada skala. perkotaan (city-wide) maupun penataan kawasan di beberapa kota yang

Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi u ntuk m elayani kegiatan skala internasional, nasional,

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya III - 2 ditetapkan pusat kegiatan wilayah (PKW) di Provinsi Bali, meliputi